Anda di halaman 1dari 9

EVALUASI PENGELOLAAN OBJEK WISATA PASAR SEMARANGAN

TINJOMOYO SEBAGAI PASAR WISATA di KOTA SEMARANG


R. Aryo Pradipto S
ditosurya8@gmail.com
Hendra Try Ardianto S.IP, M.A
hendratrya@lecturer.undip.ac.id
Departemen Politik dan Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hasil Evaluasi Pelaksanaan Pasar


Semarangan Tinjomoyo Sebagai Pasar Wisata di Kota Semarang. Untuk
menganalisisnya, penelitian ini menggunakan teori evaluasi program CIPP yang
digagas Stuflebeam, terdapat empat indikator yang dipakai meliputi komponen
context, input, process, product. Penelitian ini juga menggunakan prinsip
pengembangan potensi wisata terdiri dari aktraksi, aksesibilitas, fasilitas, dan fasilitas
penunjang serta analisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan
data dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian
memperlihatkan jika pasar dikelola dengan kurang baik. Terdapat beragam hambatan
yang tidak segera diatasi, hambatan berasal dari faktor internal salah satunya sumber
daya manusia dan faktor eksternal yaitu cuaca. Melihat aspek pengembangan potensi
wisata, belum semuanya terpenuhi seperti akses transportasi umum dan fasilitas
pendukung. Mengenai kelanjutan Pasar Semarangan, akan dilanjutkan kembali dan
sedang dalam tahap pembahasan dengan penambahan aktivitas bagi pengunjung dan
pelatihan para pedagang yang akan terlibat.

Kata Kunci : Evaluasi, Implementasi Program, dan Pariwisata


EVALUATION OF MANAGEMENT TOURISM OBJECT PASAR
SEMARANGAN TINJOMOYO AS A TOURIST MARKET IN SEMARANG
R.Aryo Pradipto S
ditosurya8@gmail.com
Hendra Try Ardianto S.IP, M.A
hendratrya@lecturer.undip.ac.id
Department Of Politics and Government,
Faculty of Social and Political Science, Diponegoro University

ABSTRACT

This study aims to explain the results of the evaluation of the implementation of Pasar
Semarangan Tinjomoyo as a tourism market in the city of Semarang. To analyze it,
this study uses the CIPP program evaluation theory initiated by Stuflebeam. There are
four indicators used including the components of context, input, process, product.
This study also uses the theory of This study also uses the principle of developing
tourism potential consisting of attractions, accessibility, facilities, and supporting
facilities as well as an analysis of strengths, weaknesses, opportunities, and threats.
This study uses a qualitative descriptive method with data collection techniques
carried out through interviews, observation, and documentation. The results showed
that the market was poorly managed. There are various obstacles that are not
immediately resolved, the obstacles come from internal factors, one of which is
human resources and external factors, namely the weather. Looking at the aspect of
developing tourism potential, not everything has been fulfilled, such as access to
public transportation and supporting facilities. Regarding the continuation of the Pasar
Semarangan, it will be continued again and in the discussion stage with additional
activities for visitors and training of traders who will be involved.

Keywords: Evaluation, Program Implementation, and Tourism


Pendahuluan pasar wisata yang dinamakan Pasar
Dalam Peraturan Menteri Punakawan. Pasar Punakawan
Pariwisata Republik Indonesia Nomor merupakan destinasi yang memadukan
13 Tahun 2018 tentang Rencana kuliner, kesenian dan permainan
Strategis Kementerian Pariwisata Tahun tradisional yang berlatar Gunung Merapi
2018-2019, dijelaskan bahwa dan Merbabu. Pasar Punakawan sudah
kepariwisataan global kini dipengaruhi masuk ke dalam daftar destinasi digital
industri 4.0 yang serba digital yang Kementerian Pariwisata dan dibuka
mempengaruhi sektor pariwisata setiap hari Minggu. Manfaat dari
sehingga memunculkan adanya Tourism kegiatan ini adalah masyarakat semakin
and The Digital Transformation. berdaya karena dapat memasarkan hasil
Transformasi ini menciptakan tren panen, berdagang makanan tradisional
pariwisata yang berlaku secara global dan menyajikan kesenian tradisional.
yang disebut Tourism Megatrends. Salah Adanya pasar digital ini
satu contoh penelitian terkait pasar menghasilkan multiplier effect bagi
wisata yaitu penelitian di Pasar Kaulinan pengembangan industri kreatif (Syafril,
di Banten. Penelitian ini membahas 2018).
bagaimana kegiatan promosi dan Metode Penelitian
pemasaran untuk menarik minat Metode penelitian yang digunakan dalah
pengunjung. Pasar ini merupakan salah deskriptif-kualitatif dengan melakukan
satu objek wisata yang mempunyai wawancara dan dokumentasi. Peneliian
potensi untuk dikembangkan dalam dilakukan di Wilayah Pasar Semarangan
menarik minat wisatawan mengingat Tinjomoyo dan Dinas Kebudayaan dan
objek wisata terbilang baru (Maulana, Pariwisata Kota Semarang dengan
2019). subjek penelitian Kepala Seksi Destinasi
Pengembangan suatu potensi Pariwisata dan Ketua Pokdarwis Wolu
wisata tidak hanya bertujuan untuk Makmur serta pegiat Genpi jawa
mencari profit tetapi juga untuk Tengah.
pemberdayaan masyarakat. Salah satu Kerangka Teori
penelitian dilakukan di Kecamatan Selo, 1. Evaluasi Pelaksanaan Program
Kabupaten Boyolali terdapat sebuah
Dalam penelitian ini, penulis kesesuaian pasar yang telah
menggunakan model evaluasi program dilaksanakan dengan tujuan yang ingin
CIPP yang digagas Stuflebeam dicapai. Komponen Product untuk
(Wirawan,2011) dalam melakukan memutuskan apakah Program perlu
analisis Ada empat indikator yang dilanjutkan, berakhir, atau ada
dipakai meliputi komponen context, keputusan lainnya berdasarkan hasil
input, process, product 1: Context, yaitu yang telah dicapai
komponen yang digunakan untuk 2. Pengembangan Potensi Wisata
menentukan kebutuhan, aset, dan Cooper dkk (1997)
kesempatan untuk mengambil keputusan mengemukakan bahwa terdapat 4
dalam menetapkan tujuan dan priotitas. (empat) komponen yang harus dimiliki
Dengan melihat context, penelitian ini oleh sebuah destinasi wisata untuk
akan mengidentifikasi latar belakang pengembangan potensi kepariwisataan
Input, yaitu komponen yang bertujuan yaitu2:
menyediakan informasi bagaimana Attraction (Atraksi) Atraksi merupakan
menggunakan sumber daya yang produk utama sebuah
tersedia, mengidentifikasi sumber daya destinasi.Keberadaan atraksi menjadi
bahan, alat, biaya, dan manusia yang alasan serta motivasi wisatawan untuk
ada. Komponen process digunakan berkunjung sehingga pengembangannya
untuk mengetahui apakah pelaksanaan harus mempunyai nilai diferensiasi yang
program sudah sesuai dengan rencana tinggi, unik dan berbeda dari daerah atau
yang telah ditetapkan dengan wilayah lain.
mengidentifikasi hambatan-hambatan Aksesibilitas merupakan sarana dan
dalam implementasi.Product, yaitu infrastruktur yang memberikan
komponen yang dipakai untuk kemudahan kepada wisatawan untuk
mengevaluasi apakah tujuan telah bergerak dari satu daerah ke daerah lain.
tercapai dengan baik yaitu melihat Tingkat kunjungan wisatawan sangat

1Wirawan. 2011. Evaluasi Teori Model Standar bergantung kepada kemudahan akses
Aplikasi dan Profesi, Contoh Aplikasi Evaluasi dan fasilitas publik. Akses jalan yang
Program : Pengembangan Sumber Daya
Manusia Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan, 2Cooper, C., Fletcher, J., Gilbert, D., & Wanhill,
Kurikulum, Perpustakaan, dan Buku Tes. S. (1997). Tourism Principle & Practice.
Jakarta: Raja Grafindo Persada London: Longman Group Limited.
baik harus diiriingi dengan ketersediaan yang ada. dengan mengetahui kekuatan
sarana transportasi dan kemudahan dapat dikembangkan kembali sehingga
sarana informasi. Transportasi umum mampu bertahan dan bersaing serta
sebagai layanan angkutan penumpang berkelanjutan.
yang digunakan oleh masyarakat umum Kedua (Weakness), merupakan
sementara kemudahan komunikasi kondisi kelemahan yang terdapat dalam
dikhususkan pada media sosial proyek atau program yang ada. Oleh
.Amenity (Fasilitas)menjelaskan bahwa karena itu, perlu mengetahui kelemahan
fasilitas adalah segala macam sarana dan apa saja yang dimiliki dan bisa menjadi
prasarana pendukung selama wisatawan bahan perbaikan.
berada di daerah tujuan wisata, meliputi Ketiga (Opportunities),
kebutuhan akomodasi, penyediaan merupakan peluang yang ada bisa
makanan dan minuman, panggung menjadi kelebihan di masa yang akan
pertunjukan, tempat hiburan datang. Peluang yang dimiliki bisa
(entertainment), toilet, ATM, klinik, dan dijadikan suatu kelebihan untuk
sebagainya. menggaet wisatawan. Sehingga bisa
Ancillary Service menjelaskan ancillary berkembang.
service adalah organisasi pengelola Keempat (Threats), merupakan
destinasi wisata, organisasi pemerintah, kondisi dari luar yang bisa mengancam
asosiasi kepariwisataan dan lain-lain. dan dapat menganggu penyelenggaraan
Keberadaan sebuah destinasi wisata dapat berakibat negatif bagi
harus ditunjang lembaga yang pengembangan potensi.
mengelola Dalam menganalisis tersebut,
3. Analisis SWOT memfokuskan pada kombinasi poin dari
Analisis SWOT merupakan SWOT. Kombinasi tersebut untuk
instrumen perencanaan strategi yang menentukan langkah strategi yang bisa
menggunakan kerangka kekuatan, dilakukan. Kombinasi SWOT antara lain
kelemahan, peluang dan :
acaman.Pertama (Strengths), Pertama, Fokus kekuatan-peluang (SO)
merupakan kondisi kekuatan yang demi mendapatkan alternatif dengan
terdapat dalam proyek atau program menggunakan kekuatan internal untuk
memanfaatkan peluang eksternal. beberapa pedagang tetap menjumpai
Kedua, fokus pada kelemahan-ancaman kesulitan dalam transaksi. Adapun niat
(WT) untuk mendapatkan alternatif pedagang untuk berjualan tidak

dengan memanfaatkan kelemahan maksimal hanya mengikuti keinginan

internal untuk mengurangi ancaman hati, yang berakibat Pasar Semarangan


tidak konsisten beroperasi. Untuk
eksternal. Ketiga, fokus kekuatan-
evaluasi komponen process, terdapat
ancaman (ST) menggunakan kekuatan
hambatan dalam operasional yaitu moda
internal untuk mengurangi ancaman
transporatsi umum menuju pasar dan
eksternal. Keempat, fokus kelemahan-
saat memasuki musim hujan pasar
peluang (WO) dengan menopang
memilih tutup karena tidak mempunyai
kelemahan internal unuk mendapatkan
tempt alterntif dan jika terjadi hujan
keuntungan dari peluang eskternal. dengan angin akan membahayakan
Pembahasan pengunjung. Masalah lain yaitu biaya
1.Evaluasi Pengelolaan Pasar operasional tinggi diantaranya untuk
Semarangan listrik, sewa sound system, dan genset.
Menurut empat komponen evaluasi Fasilitas yang tersedia bagi pengunjung
yang peneliti gunakan dalam penelitian juga masih belum lengkap, selain itu.
mengkonfirmasi ketiga komponen Melihat komponen product, sudah
buruk, hanya satu komponen yang bagus terlihat bahwa ingin membuat jenis
yaitu komponen context, karena latar wisata baru yang bisa mendatangkan
belakang pembentukan pasar jelas untuk wisatawan berkunjung ke Hutan
meramaikan dan menghidupkan Hutan Tinjomoyo, hanya saja dalam
Tinjomoyo yang terkesan sepi sekaligus implementasi dan berjalannya pasar
memanfaatkan lahan yang tidak banyak terdapat kendala yang tidak
terpakai. Melihat komponen input segera diatasi dan menjadikan pasar
terdapat kendala birokrasi untuk berhenti beroperasi.
mengembangkan Pasar Semarangan dan 2.Upaya Pengembangan Pasar
jumlah sumber daya manusia yang Semarangan dan Analisis SWOT
masih minim serta ketidaksiapan Pasar Semarangan masih bisa
kualitas sumber daya manusia. dilanjutkan kembali karena lahan masih
Kenyataannya meskipun para pedagang tidak terpakai dan sarana pasar yang
POKDARWIS sudah mengikuti
masih dipertahankan seperti panggung,
pelatihan, dalam berjalannya pasar
gubug, dekorasi dan tidak dilakukan menyebabkan tidak bertahan lama. Dari
pembongkaran. Untuk kelemahan yang awal dibentuk sudah terlihat bahwa
dimiliki yaitu fasilitas penunjang masih ingin membuat jenis wisata baru yang
kurang seperti jumlah toilet, menambah bisa mendatangkan wisatawan
tempat makan,dan ATM lalu sumber berkunjung ke Hutan Tinjomoyo, hanya
daya manusia dari pedagang harus saja dalam implementasi dan
diseleksi agar pasar bisa tertib terlaksana berjalannya pasar banyak terdapat
dan menunjuk pengelola secara tetap kendala yang tidak segera diatasi dan
serta meyesuaiakan harga produk dan menjadikan pasar berhenti beroperasi.
sistem transaksi dengan target Mengenai upaya pengembangan potensi
pengujung. Pasar Semarangan juga yang dilakukan dan melihat faktor
memiliki peluang menjadi tempat wisata kekuatan, kelemahan, potensi, ancaman
baru dan meningkatkan kunjungan internal dan eksternal yang dimiliki
wisatawan dibantu dengan kemudahan Pasar Semarangan belum terlihat
teknologi dan informasi untuk maksimal, namun sudah ada niat
melakukan promosi dan sosialiasi secara menghidupkan pasar yang berasal dari
aktif. Tidak hanya peluang, faktor Kelompok Sadar Wisata yang akan
ancaman juga perlu diperhatikan yaitu terlibat serta Dinas Kebudayaan dan
persaingan antar tempat wisata Pariwisata Kota Semarang. Hal yang
mengharuskan Pasar Semarangan direncanakan yaitu akan menata ulang
melakukan inovasi dan pembaruan Pasar Semarangan dengan mengadopsi
supaya pengunjung tidak bosan dan pasar dengan metode tradisional tidak
mengantisipasi faktor cuaca karena memberatkan pedagang dan
penyelenggaraan pasar dilakukan di menyulitkan pembeli, pembayaran tidak
ruangan terbuka. ribet. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Penutup Kota Semarang juga memfasilitasi
Kesimpulan workshop bagi para peserta yang akan
Berdasarkan penelitian yang telah terlibat dalam reaktivasi Pasar
dijalani peneliti, menyimpulkan bahwa Semarangan, kemudian mengutamakan
Pasar Semarangan dikelola dengan cara untuk merekrut atau melibatkan
yang kurang baik sehingga masyarakat yang ada di sekitar
Tinjomoyo terlebih dahulu. Pihak Hutan Tinjomoyo, penambahan
POKDARWIS Wolu Makmur fasilitas toilet, tempat belanja
menginginkan tidak ada campur tangan souvenir, klinik, ATM.

swasta atau pihak lain dalam 2. Menyediakan alternatif pembayaran

pengelolaan pasar. Pasar Semarangan digital yang lain dan tetap menerima
pembayaran secara tunai agar
juga akan didukung aktivitas atau
masyarakat yang belum pernah
wahana kegiatan outbond seperti tubing
berkunjung tidak mengalami
melewati sungai dengan rute dari
kesulitan ketika melakukan
Jembatan Merah - Jembatan Hutan
transaksi.
Tinjomoyo kemudian menambah
3. Dibentuk sebuah badan pengelola
wahana permainan anak-anak,
yang tersistematis akan lebih tepat
penambahan peralatan airsoftgun, bisa mendorong ke
pembuatan jalur sepeda dan menambah dinas/dewan/walikota, badan
koleksi keanekaragaman hayati. tersebut diberi gaji atau intensif
otomatis harus bekerja demi
Saran kelanjutan Pasar Semarangan dan
Berdasarkan permasalahan bisa dikelola secara profesional.
tersebut peneliti memberikan alternatif 4. Menyeleksi pedagang yang akan
kebijakan yang bisa dilakukan oleh berpartisipasi dan membuat
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota peraturan tentang operasional bagi
Semarang untuk mengembangkan dan pedagang agar pasar dapat berjalan
mengaktifkan kembali Pasar tertib.
Semarangan : 5. Menambah jumlah tenaga
1. Memperbaiki fasilitas dan kebersihan untuk membantu
akomodasi dan infrastruktur. Seperti pedagang.
menyediakan tempat alternatif jika Menambah jenis atraksi, hiburan, dan
terjadi kendala cuaca saat hujan, kegiatan yang bisa dilakukan
menyediakan transportasi umum pengunjung ketika Pasar Semarangan
yang bisa mengantarkan berlangsung.
pengunjung langsung ke kawasan Daftar Pustaka
Cooper C., Fletcher,(1997). Longman Group Limited
Tourism Principle & Practice. London:

Syafril, S., Hakim, A., Bagaswara, A.,


Pradita, E., Ilmi, P. N., Yusuf, M.
R., ... & Rustamaji, M. (2018).
Pasar Punakawan, Pengembangan
Pariwisata Kreatif Berwujud
Maulana, Y. (2018). Peran Generasi Destinasi Digital Sebagai Usaha
Pesona Indonesia Dalam Pemberdayaan Masyarakat di Desa
Pengembangan Pariwisata di Jawa Selo, Kecamatan Selo,
Tengah Dengan Perspektif Boyolali. SNKPPM, 1(1), 366-370.
Community Development. Skripsi.
Universitas Diponegoro.
Wirawan. (2011). Evaluasi Teori Model
Sugiama, A Gima. (2011). Ecotourism : Standar Aplikasi dan Profesi,
Pengembangan Pariwisata berbasis Contoh Aplikasi Evaluasi Program
konservasi alam. Bandung : : Pengembangan Sumber Daya
Guardaya Intimarta. Manusia Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat
Sunaryo, Bambang. (2013). Kebijakan (PNPM) Mandiri Pedesaan,
Pembangunan Destinasi Pariwisata Kurikulum, Perpustakaan, dan
Konsep dan Aplikasinya di Buku Tes. Jakarta: Raja Grafindo
Indonesia. Yogyakarta : Gava Persada
Media.

Anda mungkin juga menyukai