ABSTRAK
ABSTRACT
This study aims to explain the results of the evaluation of the implementation of Pasar
Semarangan Tinjomoyo as a tourism market in the city of Semarang. To analyze it,
this study uses the CIPP program evaluation theory initiated by Stuflebeam. There are
four indicators used including the components of context, input, process, product.
This study also uses the theory of This study also uses the principle of developing
tourism potential consisting of attractions, accessibility, facilities, and supporting
facilities as well as an analysis of strengths, weaknesses, opportunities, and threats.
This study uses a qualitative descriptive method with data collection techniques
carried out through interviews, observation, and documentation. The results showed
that the market was poorly managed. There are various obstacles that are not
immediately resolved, the obstacles come from internal factors, one of which is
human resources and external factors, namely the weather. Looking at the aspect of
developing tourism potential, not everything has been fulfilled, such as access to
public transportation and supporting facilities. Regarding the continuation of the Pasar
Semarangan, it will be continued again and in the discussion stage with additional
activities for visitors and training of traders who will be involved.
1Wirawan. 2011. Evaluasi Teori Model Standar bergantung kepada kemudahan akses
Aplikasi dan Profesi, Contoh Aplikasi Evaluasi dan fasilitas publik. Akses jalan yang
Program : Pengembangan Sumber Daya
Manusia Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan, 2Cooper, C., Fletcher, J., Gilbert, D., & Wanhill,
Kurikulum, Perpustakaan, dan Buku Tes. S. (1997). Tourism Principle & Practice.
Jakarta: Raja Grafindo Persada London: Longman Group Limited.
baik harus diiriingi dengan ketersediaan yang ada. dengan mengetahui kekuatan
sarana transportasi dan kemudahan dapat dikembangkan kembali sehingga
sarana informasi. Transportasi umum mampu bertahan dan bersaing serta
sebagai layanan angkutan penumpang berkelanjutan.
yang digunakan oleh masyarakat umum Kedua (Weakness), merupakan
sementara kemudahan komunikasi kondisi kelemahan yang terdapat dalam
dikhususkan pada media sosial proyek atau program yang ada. Oleh
.Amenity (Fasilitas)menjelaskan bahwa karena itu, perlu mengetahui kelemahan
fasilitas adalah segala macam sarana dan apa saja yang dimiliki dan bisa menjadi
prasarana pendukung selama wisatawan bahan perbaikan.
berada di daerah tujuan wisata, meliputi Ketiga (Opportunities),
kebutuhan akomodasi, penyediaan merupakan peluang yang ada bisa
makanan dan minuman, panggung menjadi kelebihan di masa yang akan
pertunjukan, tempat hiburan datang. Peluang yang dimiliki bisa
(entertainment), toilet, ATM, klinik, dan dijadikan suatu kelebihan untuk
sebagainya. menggaet wisatawan. Sehingga bisa
Ancillary Service menjelaskan ancillary berkembang.
service adalah organisasi pengelola Keempat (Threats), merupakan
destinasi wisata, organisasi pemerintah, kondisi dari luar yang bisa mengancam
asosiasi kepariwisataan dan lain-lain. dan dapat menganggu penyelenggaraan
Keberadaan sebuah destinasi wisata dapat berakibat negatif bagi
harus ditunjang lembaga yang pengembangan potensi.
mengelola Dalam menganalisis tersebut,
3. Analisis SWOT memfokuskan pada kombinasi poin dari
Analisis SWOT merupakan SWOT. Kombinasi tersebut untuk
instrumen perencanaan strategi yang menentukan langkah strategi yang bisa
menggunakan kerangka kekuatan, dilakukan. Kombinasi SWOT antara lain
kelemahan, peluang dan :
acaman.Pertama (Strengths), Pertama, Fokus kekuatan-peluang (SO)
merupakan kondisi kekuatan yang demi mendapatkan alternatif dengan
terdapat dalam proyek atau program menggunakan kekuatan internal untuk
memanfaatkan peluang eksternal. beberapa pedagang tetap menjumpai
Kedua, fokus pada kelemahan-ancaman kesulitan dalam transaksi. Adapun niat
(WT) untuk mendapatkan alternatif pedagang untuk berjualan tidak
pengelolaan pasar. Pasar Semarangan digital yang lain dan tetap menerima
pembayaran secara tunai agar
juga akan didukung aktivitas atau
masyarakat yang belum pernah
wahana kegiatan outbond seperti tubing
berkunjung tidak mengalami
melewati sungai dengan rute dari
kesulitan ketika melakukan
Jembatan Merah - Jembatan Hutan
transaksi.
Tinjomoyo kemudian menambah
3. Dibentuk sebuah badan pengelola
wahana permainan anak-anak,
yang tersistematis akan lebih tepat
penambahan peralatan airsoftgun, bisa mendorong ke
pembuatan jalur sepeda dan menambah dinas/dewan/walikota, badan
koleksi keanekaragaman hayati. tersebut diberi gaji atau intensif
otomatis harus bekerja demi
Saran kelanjutan Pasar Semarangan dan
Berdasarkan permasalahan bisa dikelola secara profesional.
tersebut peneliti memberikan alternatif 4. Menyeleksi pedagang yang akan
kebijakan yang bisa dilakukan oleh berpartisipasi dan membuat
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota peraturan tentang operasional bagi
Semarang untuk mengembangkan dan pedagang agar pasar dapat berjalan
mengaktifkan kembali Pasar tertib.
Semarangan : 5. Menambah jumlah tenaga
1. Memperbaiki fasilitas dan kebersihan untuk membantu
akomodasi dan infrastruktur. Seperti pedagang.
menyediakan tempat alternatif jika Menambah jenis atraksi, hiburan, dan
terjadi kendala cuaca saat hujan, kegiatan yang bisa dilakukan
menyediakan transportasi umum pengunjung ketika Pasar Semarangan
yang bisa mengantarkan berlangsung.
pengunjung langsung ke kawasan Daftar Pustaka
Cooper C., Fletcher,(1997). Longman Group Limited
Tourism Principle & Practice. London: