Disusun Oleh :
KOTA BANDUNG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan topik penelitian secara
umum, meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai, ruang lingkup laporan penelitian berupa ruang lingkup materi, ruang lingkup wilayah
dan ruang lingkup waktu, serta sistematika penulisan laporan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan Tinjauan Pustaka yang
dipakai penulis.
Haris (2000) dalam (Fauzi, 2004) melihat bahwa konsep keberlanjutan dapat diperinci
menjadi tiga aspek pemahaman, yaitu:
1. Keberlanjutan ekonomi, yang diartikan sebagai pembangunan yangmampu
menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk memeliharakeberlanjutan
pemerintahan dan menghindari terjadinyaketidakseimbangan sektoral yang dapat
merusak produksi pertanian dan industri.
2. Keberlanjutan lingkungan adalah sistem yang berkelanjutan secara lingkunganharus
mampu memelihara sumberdaya yang stabil, menghindarieksploitasi sumberdaya alam
dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsepini juga menyangkut pemeliharaan
keanekaragaman hayati, stabilitasruang udara, dan fungis ekosistem lainnya yang tidak
termasuk kategori sumber-sumber ekonomi.
3. Keberlanjutan sosial adalah keberlanjutan secara sosial diartikan sebagaisistem yang
mampu mencapai kesetaraan, menyediakan layanan sosial termasuk kesehatan,
pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik.
Pariwisata berkelanjutan menurut konsep Muller dalam Pitana (2005) adalah pariwisata
yang dikelola mengacu pada pertumbuhan kualitatif, maksudnya adalah meningkatkan
kesejahteraan, perekonomian dan kesehatan masyarakat. Peningkatan kulitas hidup hanya
dapat dicapai dengan meminimalkan dampak negatif sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui. Lima hal yang harus diperhatikan dalam pariwisata berkelanjutan menurut konsep
Muller, yakni: (1) Pertumbuhan ekonomi yang sehat; (2) Kesejahteraan masyarakat lokal; (3)
Tidak merubah struktur alam, dan melindungi sumber daya alam; (4) Kebudayaan
masyarakat yang tumbuh secara sehat; (5) Memaksimalkan kepuasan wisatawan dengan
memberikan pelayanan yang baik karena wisatawan pada umumnya mempunyai kepedulian
yang tinggi terhadap lingkungan. Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa, pembangunan
pariwisata berkelanjutan hanya dapat terlaksana dengan sistem penyelenggaraan
kepemerintahan yang baik (good governance) dimana mampu melibatkan partisipasi yang
aktif dan seimbang antara pemerintah, swasta, dan masyarakat lokal. Pariwisata
berkerlanjutan juga diharapkan dapat menjaga keseimbangan antara kebutuhan industri
pariwisata, dukungan terhadap lingkungan dan masyarakat lokal. Jadi, prinsip quality,
continuity, dan balance harus diterapkan dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. Di
dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan, hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah
bagaimana agar obyek daerah tujuan wisata yang dikembangkan agar tidak mengganggu
ekosistem lingkungan yang ada, serta masyarakat setempat tidak hanya sebagai objek demi
untuk pemenuhan kebutuhan hidup yang lebih baik.
2.4.Potensi wisata
Pembangunan sumberdaya yang berkualitas menjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor
pembangunan agar tercipta keseimbangan dan kelestarian fungsi sumberdaya, sehingga
keberlanjutan pembangunan tetap terjamin. Pola pemanfaatan sumberdaya yang baik
seharusnya dapat memberikan akses kepada segenap masyarakat, bukan terpusat pada
beberapa kelompok masyarakat dan golongan tertentu. Dengan demikian pola pemanfaatan
sumberdaya alam harus memberi kesempatan dan peran serta aktif masyarakat, serta
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengelola sumberdaya alam secara
berkelanjutan. Peranan pemerintah dalam perumusan kebijakan pengelolaan sumberdaya
alam harus dapat dioptimalkan, karena kualitas sumberdaya sangat penting peranannya
terutama dalam rangka meningkatkan pendapatan negara melalui mekanisme pajak, retribusi
dan bagi hasil yang jelas dan adil, serta perlindungan dari bencana ekologis. Sejalan dengan
otonomi daerah, pendelegasian secara bertahap wewenang pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah dalam pengelolaan sumberdaya alam dimaksudkan untuk meningkatkan
peranan masyarakat lokal dan tetap terjaganya fungsi lingkungan.
Menurut Yoeti (2002), pengembangan daya tarik wisata sebagai sumberdaya yang
berkualitas dalam peraturan utamanya pada pembangunan yang berkelanjutan didasarkan
pada tiga indikator, antara lain;
1. Natural attraction, termasuk dalam kelompok ini adalah wisata alam, wisata konservasi
flora dan fauna dan sebagainya;
2. Cultural attraction, dalam kelompok itu termasuk diantaranya, kesenian tradisional,
upacara keagamaan, festivak kesenian, dan lainnya;
3. Social attraction, yang termasuk kelompok ini adalah tata cara gidup suatu masyarakat,
ragam bahasa, dan upacara keagamaan seperti pernikahan, syukuran dan lainnya.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai bagaimana observasi dilakukan termasuk waktu, lama
dan tempat dilakukan observasi, bahan dan alat yang digunakan, cara pembuatan, rincian biaya
pembuatan, dan metode memperoleh data/informasi, serta cara pengolahan data dan analisis
yang dilakukan. Menyajikan teknik pengumpulan data atau informasi, pengolahan data, analisis
data dan kerangka berpikir.
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil analisis terhadap kondisi pengembangan
pariwisata serta perumusan strategi dalam peningkatan perkembangan sektor pariwisata di
Kabupaten Karanganyar. Berikut merupakan pembahasan hasil analisis yang dilakukan terhadap
kondisi pariwisata Kabupaten Karanganyar.
Gambar. Peta Persebaran Lokasi Objek Wisata Dan Proporsi Penduduk Berstatus
Sejahtera Desil 1-4 Di Kabupaten Karanganyar Tahun 2017
1. Travelling Indah: Pada fitur ini pengguna aplikasi dapat memilih berbagai jasa terkait
kepariwisataan di Karangananyar. Jasa di sini terbagi menjadi 3, yaitu
a. Paket Travel : pada fitur ini terdapat paket-paket travel yang unik sesuai
keinginan calon traveller, bisa berupa paket ke berbagai destinasi di Karanganyar,
maupun paket unik sesuai pengalaman yang ditawarkan oleh umkm pembuat
paket pariwisata.
b. Kuliner : pada fitur ini, pengguna bisa memillih ataupun memesan kuliner-kuliner
yang ada di karanganyar, baik itu jajanan khas, maupun kuliner unik yang jarang
ditemui dengan harga terjangkau
c. Penginapan : pada fitur ini, pengguna bisa memilih penginapan yang cocok
dengan harga yang bervariatif, mulai dari hotel resmi hingga perumahan warga.
2. Mitra Indah : Fitur ini khusus untuk masyarakat Karangananyar yang ingin ikut
menawarkan jasa pariwisata, baik berupa paket travel, kuliner, maupun penginapan.
Setelah mendaftar lewat aplikasi, calon mitra akan terdaftar di database.
3. Forum Indah :Pada Fitur ini terdapat berbagai macam info terbaru , forum, serta blog
post terkait potensi dan perkembangan Pariwisata Karanganyar yang bersifat open
source serta pembuatan konten yg dapat dibuat baik oleh pihak pemerintah maupun
masyarakat umum
4. Investasi Indah: Fitur ini memberikan kesempatan bagi para investor , mulai dari
investor kelas menengah hingga atas untuk ikut menanam modalnya ke umkm-umkm
terkait pariwisata di Karanganayar.
Untuk contoh aplikasi nya sendiri dapat dilihat pada laman XXXXXXX
Konsep LED ini di tuangkan kedalam suatu konsep pengembangan yang berjenjang
selama 5 tahunan dengan total rencana pengembangan selama 20 tahun. Adapun tahapannya
adalah sebagai berikut
GAMBAR X.X TAHAPAN PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS LOCAL
ECONOMIC DEVELOPMENT (LED)
Tahap 1 Penguatan Lokal : Pada tahap ini, potensi pariwisata setiap destinasi disetiap daerah
sudah tereksplorasi dan terpetakan dalam satu database oleh pemerintah, pada tahap ini juga
masyarakat diharapkan sudah memiliki pengetahuan dan wawasan terkait pariwisata di
daerahnya masing-masing. Masyarakat pada tahap ini juga diharapkan telah siap berkontribusi
dalam sektor kepariwisataan di Kabupaten Karanganyar.Selain itu Dana investasi juga turut
dialirkan. Dalam membantu mewujudkan itu, Platform Aplikasi “KARINDAH” menawarkan
fitur database terpusat yang didalamnya terdapat list potensi pariwisata dan pengembangannya
di Kabupaten Karanganyar. Selain itu pada Platform ini, “KARINDAH” juga menyediakan
ruang bagi umkm asli karanganyar yang ingin turut berkontribusi dalam usaha kepariwisataan di
karanganyar, baik dalam bentuk jasa akomodasi, kuliner, penginapan , maupun paket wisata
gabungan sesuai dengan kreatifitas masyarakat Karanganyar. Di aplikasi “KARINDAH juga
tersedia ruang bagi investor untuk melihat potensi investasi dan ingin menanam modalnya pada
umkm-umkm jasa pariwisata di Karanganyar.
Tahap 2 Sinergisasi: Pada tahap ini, terbentuk koneksi antar objek wisata, sektor akomodasi
dan kegiatan ekonomi lainnya. Pada tahap ini juag terjalin kerjasama antar pelaku usaha untuk
menciptakan kegiatan ekonomi internal yang lebih optimal. Pada tahap ini platform aplikasi
“KARINDAH” turut berkontribusi besar dterutama dalam menghubungkan antar umkm
pariwisata dalam mewujudkan sinergisasi dan kerjasama guna menciptakan nilai tambah dalam
ekonomi kerpariwisataan karanganayar.
Tahap 3 Orientasi Ekspor: Pada tahap ini, tercapainya kondisi kegiatan pariwisata yang
mampu menarik wisatawan bersakal regional. Para pelaku usaha juga telah memiliki jiwa
kompetitif untuk mengembangkan ushaa dalam skala regional.
Tahap 4 Keberlanjutan: Pada tahap ini, kondisi kegiatan pariwisata yang stabil tercapai dan
pelaku usaha telah mampu mengelola usaha dengan skala nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Yoeti, Oka A. 2002. Perencanaan Strategis pemasaran daerah tujuan wisata. Jakarta: Pradnya
Paramita
Nasikun, 2000, Globalisasi dan Paradigma Baru Pembangunan Pariwisata Berbasis Komunitas
dalam Fandeli, C dan mukhlison (eds), Pengusahaan Ekowisata, Fakultas Kehutanan UGM dan
Pustaka Pelajar
Laporan Fakta dan Analisis Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Karanganyar Institut
Teknologi Bandung