Anda di halaman 1dari 6

Draft-1: 05 Januari 2023

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


KAJIAN RANCANGAN TATA RUANG PENGEMBANGAN
SEKTOR KABUPATEN LINGGA

A. PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan sektor yang menjanjikan dapat memberikan


manfaat pembangunan yang luas dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Secara global, pariwisata dikenal karena keterkaitan yang kuat dengan
sektor ekonomi lainnya. Pariwisata mampu menyediakan lapangan kerja
yang cukup besar bagi kaum muda dan perempuan, yaitu sekitar 49%
karyawan di industri perhotelan dan restoran adalah perempuan. Jika
direncanakan dan dikelola dengan baik, pariwisata dapat menciptakan
lapangan kerja, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat,
serta berkontribusi dalam mengentaskan kemiskinan. Menurut World
Travel and Tourism Council (WTTC), setiap pengeluaran wisatawan USD
1 juta di Indonesia akan berkontribusi terhadap peningkatan Produk
Domestik Bruto (PDB) sebesar USD 1,7 juta dan penyediaan 200 lapangan
kerja (30% nya berbentuk pekerjaan langsung).
Indonesia memiliki potensi industri pariwisata kelas dunia dengan
memanfaatkan kekayaan pariwisata secara berkelanjutan. Indonesia adalah
salah satu habitat dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia.
Indonesia juga memiliki ragam pariwisata yang menjadi daya tarik bagi
wisatawan. Laporan Daya Saing Perjalanan dan Wisata 2017 dari World
Economic Forum (WEF) memberikan peringkat ke-14 (dari 136 negara)
bagi Indonesia untuk kekayaan sumber daya alam dan ke-23 untuk sumber
daya budaya dan perjalanan bisnis.
Kabupaten Lingga merupakan salah satu kabupaten yang memiliki
catatan sejarah, kejayaan dan peradaban Kerajaan Melayu sehingga
dikenal dengan sebutan Bunda Tanah Melayu. Lingga pernah menjadi
pusat pemerintahan kesultanan Lingga-Johor-Pahang-Riau yang berpusat

1
di Kota Daik pada tahun 1878 – 1900. Hingga saat ini, ada berbagai situs
cagar budaya yang tersebar di pulau Daik, Pulau Dabo Singkep dan Pulau
Senayang. Lingga sebagai salah satu Pusat Budaya Melayu juga tercermin
dalam bahasa, adat-istiadat dan sikap-sikap kemelayuan dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Kabupaten Lingga. Badan Pelestarian Peninggalan
Purbakala (BPPP) mencatat setidaknya terdapat 10 situs yang telah tercatat
dan memiliki pengaruh dalam peradaban manusia.
Pada tahun 2022, Kabupaten Lingga telah menyusun Kajian
Pengembangan Destinasi Pariwisata menuju Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional (KSPN). Berdasarkan hasil kajian tersebut, salah satu langkah
yang harus dilakukan sebagai bagian dari tahapan menuju KSPN, yakni
menyusun Rencana Induk Pengembangan Pariwisata. Penyusunan
Rencana Induk Pariwisata Terpadu merupakan sebuah upaya yang
dilakukan untuk mendukung pengembangan dan pembangunan destinasi
pariwisata di Kabupaten Lingga melalui pendekatan terpadu dan
komprehensif pada semua aspek dan sektor, dengan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan baik di tingkat pusat (K/L), tingkat daerah maupun
lintas pemangku di tingkat masyarakat, swasta dan badan usaha/pengelola
terkait.
Secara garis besar, terdapat 4 (empat) tujuan utama dalam
penyusunan Rencana Induk Pariwisata Terpadu, yakni 1). Rencana
Pengembangan Keseluruhan Wilayah Destinasi Pariwisata yang meliputi
Pariwisata Sejarah dan Budaya; 2). Rencana Detail Pengembangan untuk
Kawasan Utama Pariwisata termasuk Rencana Zonasi; 3). Rencana
Investasi dan Pembiayaan untuk Infrastruktur dan Layanan termasuk
penyelenggaraan forum ekonomi dan bisnis; dan 4). Penguatan Kapasitas
Kelembagaan dan SDM termasuk tata kelola regulasi.

Rancangan Tata Ruang Pengembangan Sektor Pariwisata merupakan


rencana detail yang diuraikan menjadi Rencana Induk Terpadu yang
ditujukan untuk mewujudkan pengembangan daya tarik pariwisata
terintegrasi, berkelanjutan, inklusif, memperhatikan daya dukung
lingkungan, ekonomi dan investasi. Penyusunan rencana induk pariwisata

2
terpadu akan dilakukan melalui penguatan sinkronisasi perencanaan dan
penganggaran dengan pendekatan holistik, integratif, tematik dan spasial.
Dalam rangka mendukung percepatan pelaksanaan pembangunan
pariwisata, kolaborasi perencanaan dan pendanaan pembangunan daerah
dengan seluruh stakeholder terkait untuk melaksanakan program
pembangunan pariwisata secara terintegrasi dan berkelanjutan menjadi
mutlak diperlukan guna meningkatkan kekuatan ekonomi masyarakat dan
pertumbuhan ekonomi baru di Kabupaten Lingga.

B. TUJUAN
Adapun tujuan penyusunan kajian ini, yakni:
1. Tersusunnya rencana pengembangan keseluruhan wilayah destinasi
pariwisata yang meliputi pariwisata sejarah dan budaya;
2. Tersusunnya rencana detail pengembangan untuk kawasan utama
pariwisata termasuk rencana zonasi;
3. Tersusunnya rencana investasi dan pembiayaan untuk infrastruktur
dan layanan termasuk penyelenggaraan forum ekonomi dan bisnis;
dan
4. Tersusunnya rencana penguatan kapasitas kelembagaan dan SDM
termasuk tata kelola regulasi.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kajian ini meliputi:
1. Kerangka kelembagaan dan hukum, kerangka regulasi, serta kerangka
kebijakan dalam pengembangan pariwisata;
2. Potensi dan peluang pengembangan kawasan destinasi pariwisata;
3. Gambaran umum kondisi dasar, rencana tata ruang, kesenjangan
infrastruktur, atraksi dan fasilitas;
4. Tantangan dan kendala pengembangan lingkungan, sosial budaya,
sosial ekonomi, dan sejarah kebudayaan;
5. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dan skenario pengembangan
pariwisata;

3
6. Rincian skenario pengembangan pariwisata terpilih;
7. Formulasi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Terpadu; dan
8. Bentuk keterlibatan dan dukungan pemangku kepentingan dalam
pengembangan pariwisata.

D. PENDEKATAN DAN METODE


Pendekatan kajian didasarkan pada pedoman dan praktik
pengelolaan pengembangan pariwisata berkelanjutan yang berlaku untuk
semua bentuk pariwisata di semua jenis destinasi, termasuk pariwisata
masal dan berbagai segmen pariwisata khusus. Prinsip-prinsip
keberlanjutan mengacu pada aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial
budaya dari pengembangan pariwisata, dan keseimbangan yang sesuai
harus dibangun antara ketiga dimensi tersebut untuk menjamin
keberlanjutan dalam jangka panjang.
Metode yang digunakan dalam penyusunan Rencana Induk
Pariwisata Terpadu di Kabupaten Lingga akan menggunakan metode
deskriptif yang menggabungkan analisis kualitatif dan kuantitatif. Data
primer didapatkan dari observasi baik langsung maupun tidak langsung,
wawancara, dan kuisioner. Sedangkan data sekunder didapatkan dari
dokumen laporan kegiatan serupa serta laporan institusi terkait.

E. OUTPUT
Kajian ini akan menghasilkan beberapa output, yaitu:
1. Laporan Pendahuluan yang memuat Pemahaman terhadap KAK,
Temuan Awal dan Rencana Kerja.
2. Laporan Akhir, yang terdiri dari:
a. Laporan Rencana Induk Pariwisata Terpadu Kabupaten Lingga;
b. Laporan Ringkas (Executive Summary) Rencana Induk Pariwisata
Terpadu Kabupaten Lingga;
c. Album Peta Pengembangan Daya Tarik Wisata Kabupaten Lingga;

F. TENAGA AHLI

4
Untuk dapat melaksanakan kajian ini, penyedia jasa perencanaan harus
menyediakan tenaga-tenaga ahli sebagai berikut:
1. Tenaga Ahli Perencaan Wilayah dan Kota
2. Tenaga Ahli Pengembangan Pariwisata
3. Tenaga Ahli Infrastruktur
4. Tenaga Ahli Kelembagaan dan Regulasi
5. Tenaga Ahli Lintas Bidang
6. Tenaga Ahli Lingkungan Hidup
7. Tenaga Ahli Cagar Budaya
8. Tenaga Ahli Desain Tata Kota dan Tata Ruang

G. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Kajian ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
sejak ditandatanganinya kontrak pekerjaan oleh pemberi tugas dan
penyedia;

H. BIAYA PEKERJAAN
Pekerjaan dilakukan dengan biaya sebesar Rp. ……………..
(…………………………………..) termasuk pajak-pajak yang berlaku,
namun tidak termasuk biaya-biaya yang diperlukan untuk kegiatan survey,
pengumpulan data, dan focus group discussion. detail Rencana Anggaran
Biaya Terlampir.

Daik, …….Desember 2022

Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga,


Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Novrizal
NIP.xxxxx

5
6

Anda mungkin juga menyukai