Anda di halaman 1dari 262

MANAJEMEN PENGELOLAAN OBJEK

WISATA SITUS TASIKARDI OLEH DINAS


PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA
KABUPATEN SERANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial
pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:
ARI SUCIATI
NIM. 6661132114

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG 2017

64
64
65
66
67

DO GOOD,
AND GOOD WILL COME TO YOU

“Skripsi ini ku persembahkan untuk


kedua Orangtuaku, Keluargaku
serta teman-teman seperjuangan yang tidak henti
memberikan doa dan dukungannya”
68

ABSTRAK

Ari Suciati. NIM. 6661132114. 2017. Skripsi.Manajemen Pengelolaan Objek


Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang . Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen
Pembimbing I, Dr. Agus Sjafari. M.Si; Dosen Pembimbing II, Riny
Handayani. M.Si

Sektor pariwisata merupakan salah satu potensi yang sampai saat ini terus
dikembangkan sebagai sumber pendapatan. Provinsi Banten memiliki magnet
pembangunan ekonomi yang sangat besar untuk meningkatkan aset pendapatan
daerah, dengan adanya kawasan pariwisata tersebut memberikan peluang besar
dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi angka kemiskinan yang ada di
daerah Banten, yang mempunyai tanggungjawab dalam mengelola objek wisata
yaitu Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, salah satu objek
yang dikelola oleh Dinas tersebut adalah objek wisata Situs Tasikardi. Ini dalam
upaya mengelola ojek wisata Situs Tasikardi dihadapkan oleh beberapa masalah
diantaranya yaitu belum adanya kesadaran dari masyarakat dalam melestarikan
dan menjaga objek wisata Situs Tasikardi, promosi yang dilakukan belum
optimal, sarana dan prasarana yang sudah rusak dan tidak diperbaki, tata kelola
yang belum tertib dan rapi. Oleh karenanya, fokus penelitian ini adalah
Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.Tujuannya yaitu untuk
mempromosikan dan mengetahui pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi oleh
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.Metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif yang dianalisis dengan
menggunakan teori prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata oleh Cox dalam I
Gde Pitana dan I Ktut Surya Diarta.Hasil penelitian menunjukan Manajemen
Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang di nilai buruk, karena masih banyak permasalahan-
permasalahan.Saran peneliti agar dalam pengelolaannya segera di mitrakan
dengan pihak swasta agar dikelola dengan serius, dan pendapatan retribusi
diharapkan lebih besar dari sebelumnya, serta wahana permainan yang rusak
segera diperbaiki agar berjalan dengan optimal.

Kata Kunci: Manajemen Pengelolaan,Pariwisata


69

ABSTRACT
Ari Suciati. NIM. 6661132114. 2017. Thesis.Management of Tourism Object
Situs Tasikardi by Youth and Sports Department Tourism Serang District.
Study Program of State Administration Science. Faculty of Social Science
and Political Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa. Supervisor I, Dr.
Agus Sjafari.M.Si; Supervisor II, Riny Handayani. M.Si

The tourism sector is one of the potentials that until now continue to be developed
as a source of income. Banten province has a huge economic development magnet
to increase the regional income assets, with the tourism area provides great
opportunities in creating employment and reduce poverty in Banten region, which
has responsibility in managing the tourist attraction of the Office of Youth Sports
and Tourism Serang regency, one of the objects administered by the Service is the
tourist object of Tasikardi Site. This in an effort to manage motorcycle taxi wisata
Tasikardi site faced by several problems such as the lack of awareness of the
community in preserving and maintaining attractions Tasikardi Site, the
promotion is not optimal, facilities and infrastructure that has been damaged and
not diperakib, neat. Therefore, the focus of this research is Management of
Tourism Object Tasikardi Site by Youth and Sports Agency Tourism Serang
District. The purpose is to promote and know the management of Tasikardi Site
attractions by the Youth and Sports Department of Tourism Serang District. The
method used in this research is qualitative descriptive which is analyzed by using
the theory of basic principles of tourism management by Cox in I Gde Pitana and
I Ktut Surya Diarta. The result of the research shows that the management of
Tasikardi Site Tourism Object has not yet been optimized by the Youth Office of
Sport and Tourism of Serang Regency because there are still many problems.
Suggestion of researcher to Management of Tourism Object of Tasikardi Site by
Dinas Pemuda of Sport and Tourism of Serang Regency is more optimal is to
maximize the role of each manager both from Dinas and from society.

Keywords: Management, Tourism


KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat,

rahmat dan hidayah-Nya yang selalu diberikan kepada kita semua, termasuk pada

nikmat Iman, Islam dan sehat wal‟afiat.Atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya pula,

maka peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat serta salam semoga

selalu tercurah kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, beserta

keluarganya, sahabatnya serta tak lupa juga kita yang senantiasa selalu istiqomah

dan ikhlas sebagai umatnya hingga akhir zaman.

Penyusunan Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang mana judul

penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu “Manjemen Pengelolaan Objek Wisata

Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.”

Penyusunan Skripsi ini tidak akan selesai dengan baik, tentunya tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak yang selalu membimbing serta mendukung peneliti secara

moril dan materil. Maka pada kesempatan yang luar biasa ini, peneliti ingin

menyampaikan ungkapan terima kasih yang tak terhingga kepada beberapa pihak,

sebagai berikut:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd sebagai Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai dosen pembimbing I

i
yang sudah banyak sekali memberikan bimbingan, arahan, ilmu serta

sarannya yang sangat membantu peneliti sejak awal hingga penelitian

menyelesaikan proposal skripsi ini.

3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan III Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

6. Ibu Listyaningsih, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Bapak Riswanda, Ph.D Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Ibu Riny Handayani M.si selaku dosen pembimbing II yang telah senantiasa

memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan proposal penelitian ini.

9. Kepada yang terhormat seluruh Dosen Program Studi Ilmu Admnistrasi

Negara yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah dan

pernah memberikan bekal ilmiah kepada peneliti selama proses belajar

mengajar.

10. Terutama sekali untuk Ayahanda Bakhrudin dan Ibunda Siti Maemunah

yang selalu memberikan dukungan secara moril dan materil serta doa

mereka yang tidak pernah henti untuk kesuksesan anak-anaknya di masa

ii
depan. Kemudian kakak kandung peneliti, Nandang Talangsara yang selalu

memberikan dukungan dan doa untuk kelancaran penyusunan skripsi ini.

Serta saudara-saudara peneliti yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu

yang juga banyak memberikan dukungan dan doa mereka.

11. Sahabat terdekat peneliti Diah Utami, Desi Ariyani,Veni Oktaviani, Selin

Solihatun Jannah, , Aghnia Destiani, Astri Nurwahyuni, Annisa Junita, Gina

Trilestari, Linda Rahmawati, Galuh Melati, Maria Lusyana, Rezki

Handoyowati, Evi Setyowati yang selalu memberikan dukungan, semangat

dan doa serta mendengarkan keluh kesah peneliti selama penelitian.

12. Teman-teman khusunya kelas D Program Studi Ilmu Administrasi Negara

2013, serta kelas A, B dan C, lainnya yang tidak bisa peneliti sebutkan satu

persatu dan saat ini sedang bersama-sama berjuang untuk meraih gelar

sarjana. Dan secara umum, peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada

seluruh teman-teman terdekat peneliti di angkatan 2013 Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

13. Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Staf Perpustakaan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah banyak membantu peneliti

dalam mengurus segala perijinan, surat-menyurat dan urusan akademik

lainnya.

14. Serta tidak lupa peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh

informan penelitian yang telah berkontribusi banyak dalam penyusunan

iii
Skripsi ini serta pihak-pihak lainnya yang juga terlibat dalam penyusunan

Skripsi ini.

Akhirnya peneliti mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga dengan

selesainya penyusunan Skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan

Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan maka, kritik dan saran yang

membangun sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi peneliti

sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.

Serang, Juni 2017

Ari Suciati

NIM. 6661132114

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR .................................................................................... .i

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................. 20

1.3 Batasan Masalah ........................................................................ 21

1.4 Rumusan Masalah...................................................................... 22

1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................... 22

1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................... 22

1.7 Sistematika Penulisan ............................................................... 23

BAB II DESKRIPSI TEORI

2.1 Deskripsi Teori .......................................................................... 26

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................. 41

v
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................... 43

2.4 Asumsi Dasar ............................................................................ 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ..................................................................... 48

3.2 Fokus Penelitian ....................................................................... 48

3.3 Lokasi Penelitian ...................................................................... 49

3.4 Variabel Penelitian ................................................................... 49

3.5 Instrumen Penelitian ................................................................. 51

3.6 Informan Penelitian .................................................................. 51

3.7 Teknik Analisis dan Uji Keabsahan Data ................................. 58

3.8 Jadwal Penelitian ...................................................................... 62

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ....................................................... 64

4.2 Deskripsi Data .......................................................................... 76

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................ 81

4.4 Pembahasan .............................................................................. 126

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................... 139

5.2 Saran ......................................................................................... 142

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir 43

Gambar 3.1 Analisis Data Miles dan Huberman 54

Gambar 4.1 Situs Tasikardi Tahun 1930 dan tahun 2017.............................86

Gambar 4.2 Pembangunan pagar di objek wisata Situs Tasikardi………...105

Gambar 4.3 Wahana permainan di Situs Tasikardi yang sudah rusak……116

vii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Daftar Objek Wisata di Kabupaten Serang 5

Tabel 1.2 Data Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Serang 12

Tabel 1.3 Data Pengunjung Objek Wisata Situs Tasikardi 13

Tabel 3.1 Informan Penelitian 50

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara 53

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian 58

Tabel 4.1 Daftar Informan Penelitian ………………………………………80

Tabel 4.2 Data Pengunjung Objek Wisata Situs Tasikardi 96

Tabel 4.3 Data Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Serang 98

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 2 : Catatan Lapangan

Lampiran 3 : Surat Keterangan Informan

Lampiran 4 :Membercheck

Lampiran 5 : Pedoman Wawancara

Lampiran 6 : Transkrip Data

Lampiran 7 : Matriks Kategorisasi Data

Lampiran 8 : SK Kepala Dinas

Lampiran 9 : Dokumentasi Penelitian

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Republik Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis

khatulistiwa dan berada di antara Benua Asia dan Australia serta antara

Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia terdiri dari lima pulau besar

yaitu Sumatra, jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya, Selain itu juga

memiliki banyak pulau kecil yang terbentang dari sabang sampai marauke yang

memiliki sumber daya alam yang melimpah dan memiliki potensi untuk

dikembangkan serta memiliki keanekaragaman bahasa, budaya, agama, suku,

dan adat istiadat.

Selain memiliki sumber daya alam yang melimpah Indonesia juga negara

yang populasi penduduknya padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki

wilayah alam yang mendukung.Hal tersebut berpotensi menjadi tempat

pariwisata atau sebagai rekreasi keluarga saat hari libur. Pantai-pantai di Bali,

tempat menyelam di Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok, dan berbagai taman

nasional di Sumatera, Candi-candi di Jawa Tengah merupakan beberapa contoh

tujuan wisata alam di Indonesia.

Salah satu prinsip dalam penyelenggaraan kepariwisataan di Indonesia

yaitu UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan adalah memberi manfaat

untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan dan proporsionalitas dengan

1
2

tujuan meningkatkan kebutuhan ekonomi, menghapus kemiskinan, mengatasi

pengangguran memajukan kebudayaan serta melestarikan alam.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009

tentang Kepariwisataan.Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk

tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik

wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Sektor pariwisata merupakan salah satu potensi yang sampai saat ini terus

dikembangkan sebagai sumber pendapatan. Karakteristik sumber daya alam

dan masyarakatnya sangat memunginkan untuk dikembangkan sebagai potensi

wisata. Dengan demikian akan mendatangkan wisatawan, baik wisatawan lokal

maupun wisatawan mancanegara. Oleh karena itu sektor pariwisata ini harus

dikelola oleh orang-orang yang ahli dalam kepariwisataan, sehingga para ahli

tersebut dapat menggali potensi objek wisata dan dengan begitu dapat

meningkatkan keuntungan pendapatan yang besar bagi Negara.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2015, sebelas provinsi

yang paling sering dikunjungi oleh para turis adalah Bali, DKI Jakarta, Daerah

Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Lampung,

Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat.

Merupakan salah satu Provinsi yang berpotensi untuk menjadi daerah

utama tujuan wisata karena memiliki beragam obyek dan daya tarik wisata
3

terutama wisata pantai, Provinsi Banten terkenal dengan banyak tempat wisata.

Ada destinasi wisata di 7 (tujuh) kawasan pariwisata di Provinsi Banten atau

disebut juga Banten 7 wonderful, di antaranya meliputi : Mercusuar Anyer,

Tanjung Lesung, Ujung Kulon, Pantai Sawarna, Baduy, Festival Cisadane, dan

Banten Lama. Selain itu, juga ada wisata lain di Pantai Anyer, tempat wisata

dan kesenian yang ada di Provinsi Banten.

Provinsi Banten memiliki magnet pembangunan ekonomi yang sangat

besar untuk meningkatkan aset pendapatan daerah, dengan adanya kawasan

pariwisata tersebut memberikan peluang besar dalam menciptakan lapangan

kerja dan mengurangi angka kemiskinan yang ada di daerah Banten, sehingga

diharapkan aset pariwasata dapat memberikan kelayakan dan kesejahteraan

bagi masyarakat Banten dan itu semua tergantung pada pemerintah kabupaten

atau kota dalam upaya pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat Banten.

Potensi Pariwisata dapat dipakai untuk mendukung macam-macam

kegiatan ekonomis, menciptakan lapangan pekerjaan baru, memperoleh devisa

yang dibutuhkan bagi pembangunan daerah dan masih banyak lagi. Kawasan

Pariwisata yang ada di Provinsi Banten merupakan potensi yang sangat besar

jika pemerintah daerah mau mengerjakan dan mengembangkan dengan cara

yang benar dan konsisten, melainkan juga serius dalam menggarapnya segala

potensi melalui kebijakan-kebijakan yang memang benar sebagai upaya

pembangunan ekonomi bagi Provinsi Banten.

Provinsi Banten terdiri dari 4 Kabupaten dan 4 Kota yaitu: Kabupaten

Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang,


4

Kota Cilegon, Kota Serang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.

Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi Kabupaten Serang untuk diteliti.

Kabupaten Serang merupakan salah satu dari delapan daerah

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.Terletak di ujung barat bagian Utara Pulau

Jawa dan merupakan pintu gerbang utama penghubung pulau Sumatra dan

Pulau jawa yang berjarak 70 km dari Kota Jakarta. Letak geografis Kabupaten

Serang, sebelah Utara di batasi Laut Jawa, sebelah Timur berbatasan dengan

Kabupaten Tangerang, sebelah Barat dengan Kota Cilegon dan Selat Sunda,

sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Lebak dan Pandeglang.

Akses ke Kabupaten Serang sangat mudah, bisa dicapai dari Bandara

Soekarno Hatta dengan menggunakan transportasi berupa taxi ataupun travel,

pelabuhan merak bisa dimanfaatkan bagi pengunjung dari arah Sumatra, dari

arah Kota Jakarta bisa memanfaatkan jasa bus umum dan kereta api.

Kabupaten Serang memiliki luas 1.467,35km2 terdiri dari 29 kecamatan.

Mayoritas penduduknya beragama Islam, Potensi secktor ekonomi adalah

bidang pertanian, perdagangan, pelayanan masyarakat, industri potensi

pariwisata seperti jasa wisata, penginapan, dan perhotelan, wisata pegunungan,

wisata bahari, wisata kerajinan, wisata kuliner, wisata seni budaya, wisata

ziarah/religi, olahraga pendidikan, olahraga prestasi dan rekreasi, di Kabupaten

Serang ini ada banyak objek wisata yang tersebar di beberapa kecamatannya,

Berikut adalah daftar tempat-tempat objek wisata beserta lokasi yang ada di

kabupaten Serang:
5

Tabel 1.1

Daftar Objek Wisata di Kabupaten Serang

Nama Objek Jenis


No Lokasi
Wisata Pesona

1 Pantai Anyer Jl. Raya Anyer- Anyer- Pantai


serang

2 Pantai mercusuar Jl. Raya Anyer- Anyer- Pantai


Anyer serang

3 Pantai Pulau Ds. Cikoneng Kec. Anyer Pantai


Sanghiyang

4 Pantai Pasauran Ds.Pasauran Kec. Pasauran Pantai


Indah

5 Pantai Tanjung Tum Ds. Cikoneng Kec. Anyer Pantai

6 Pantai Wisata lestari Ds. Cikoneng Kec. Anyer Pantai


Anyer

7 Pantai Patra Ds. Bandulu Kec. Anyer Pantai


Sambolo

8 Pantai Bandulu Ds. Bandulu Kec. Anyer Pantai

9 Pantai Karang Ds. Karang Suraga Kec. Pantai


Suraga Cinangka

10 Pantai Karang Ds. Karang Bolong Kec. Pantai


Bolong Cinangka

11 Pantai Florida Ds.Cindanglaya Kec. Pantai


Cinangka

12 Losari Karang Ds. Karang Suraga Kec. Pantai


Suraga II Anyer

13 Pantai Tawing Ds. Karang Suraga Kec. Pantai


Anyer

14 Pantai Kelapa Ds. Sindang Laya Kec. Pantai


gading Cinangka

15 Pantai Karang kitri Ds. Sindang Laya Kec. Pantai


Cinangka
6

16 Pantai Cibereum I Ds.kemasan Kec. Cinangka Pantai

17 Pantai Legon Prima Ds. Bandulu Kec. Anyer Pantai


Anyer

18 Pantai saung Ds. Kemasan Kec. Cinangka Pantai


Cibereum

19 Pantai wisata Ds. Kemasan Kec. Cinangka Pantai


Cibeureum II

20 Pantai Palem Ds. Kemasan Kec. Cinangka Pantai


Cibeureum

21 Pantai Pasir Putih Ds. Kemasan Kec. Cinangka Pantai

22 Pantai Pasir Ciparay Ds. Sindang Laya Kec. Pantai


Cinangka

23 Pantai Pasir Sirih Ds. Sindang Laya Kec. Pantai


Cinangka

24 Pantai Pal Anyer I Ds. Cikoneng Kec. Anyer Pantai

25 Pantai Pal Anyer II Ds. Cikoneng Kec. Anyer Pantai

26 Pantai Batu Hideng Ds. Karang Bolong Kec. Pantai


Cinangka

27 Pantai Muara Asri Ds. Cikoneng Kec.Anyer Pantai

28 Pantai Mutiara Ds. Karang Suraga Kec. Pantai


Cipacung Cinangka

29 Pantai Baraya Ds. Bulakan Kec. Cinangka Pantai

30 Pantai Bulakan Ds. Bulakan Kec. Cinangka Pantai

31 Pantai Canda Ria Ds. Karang Suraga Kec. Pantai


Anyer

32 Pantai Karang Jago Ds. Bulakan Kec. Cinangka Pantai

33 Pantai Nelayan Ds. Bulakan Kec. Cinangka Pantai

34 Pantai Lontar Ds. Lontar Kec. Tirtayasa Pantai

35 Makam Gunung Kec. Bojonegara Ziarah


Santri
7

36 Makam Sultan Ds. Tirtayasa Kec. Tirtayasa Ziarah


Ageng

37 Makam Surya Ds. Kopo Kec. Kopo Ziarah


Manggala

38 Masjid Kuno Ds.Tanara kec. Tanara Sejarah


SyechNawawi

39 Makam Syech Ny. Ds. Tanara Kec. Tanara Ziarah


Raras

40 Petilasan Syech Ds. Tanara Kec. Tanara Ziarah


Nawawi Albantani

41 Makam Nyi Mas Ds. Tanjung Sari Kec. Ziarah


Gamparan Pabuaran

42 Sumur Tujuhbelas Ds. Lebakwana Kec. Ziarah


Kramatwatu

43 Desa Wisata Desa Mander Kec. Bandung Desa Wisata


Mander

44 Desa Sukamanah Ds. Sukamanah Kecamatan Desa Wisata


Padarincang

45 Desa Bandulu Ds. Bandulu Kec. Anyer Desa Wisata

46 Taman Rekreasi Jl Raya Serang Cilegon Kec. Agrowisata


pemancingan Kramatwatu
Wulandira

47 Perkebunan Rakyat Kec. Padarincang Agrowisata


Padarincang

48 Wisata Bahari Kec. Anyar dan Kec. Pantai


Pantai selat Sunda Cinangka

49 Curug Cigumawang Jl. Raya Cinangka Kec. Curug


Cinangka

50 Curug Kotak Ds. Kadu Beureum Curug


Kec.Padarincang

51 Panenjoan Kec. Gunung Sari Wisata Alam

52 Curug Sawon Kec. Ciomas Curug


8

53 Curug Sawer Ds. Ujung Tebu kec. Curug


Ciomas

54 Curug Lawang Ds. Cikolelet kec.Cinangka Curug

55 Curug Cihujan Ds. Kemasan Kec Cinangka Curug

56 Curug Betung Jl Raya CingangkaKec. Curug


Cinangka

57 Curug Goong Jl Raya CingangkaKec. Curug


Cinangka

58 Goa Cilayang Kec. Cikeusal Wisata Alam

59 Bukit Hijau Kec. Mancak Wisata Alam

60 Lembah Hijau Kec. Anyer Wisata Alam

61 Situs butan Kec. Pontang Situs/Situ


Pemancingan
Domas

62 Taman Rekreasi Ds. Ciangsana Kec. Situs/Situ


Situs Tasikardi Kramatwatu

63 Situ Blungun Kec. Kragilan Situs/Situ

64 Situ Tarate Kec. Cikande Situs/Situ

65 Situ Ciherang Kec. Bandung Situs/Situ

66 Kerajinan Tas Ds. Kadu Genep Kec Petir Kerajinan

67 Sentra Gerabah Pasar Dukuh Kerajinan


KecamatanCiruas

68 Sentra Golok Desa Citaman Kec. Ciruas Kerajinan


Ciomas

69 Kayu Fosil Kec. Cikande Kerajinan

70 Kawah Naga Ds. Sindang Kerta Kec. Mata Air


Anyer Panas

71 Kerajinan Boboko Kec. Anyer Kerajinan

72 Kerajinan Kulit Kec. Carenang, Cikande, Kerajinan


Cinangka
9

73 Gunung Pinang Jl. Raya Serang-Cilegon Gunung

74 Pulau Dua / Pulau Kec. Bojonegara Cagar Alam


Burung

75 Rawa Dano Kecamatan Padarincang Cagar Alam

76 Batu Patapan Desa Nagara Kec. Kibin Purbakala

77 Bendungan Sungai Ds.Bendungan Kec. Irigasi


Pamaraian Pamarayan

78 Mata Air Cirahab Ds. Cisaat Kec. Padarincang Mata Air


Gunung

79 Air Panas Batu Ds. Batu Kuwung Kec. Mata Air


Kuwung Padarincang Panas

(Sumber: Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang, 2016)

Dari data objek wisata tersebut terbukti bahwa Kabupaten Serang ini

merupakan tempat yang kaya akan objek-objek wisata yang harus dikelola

dengan optimal agar potensinya mampu meningkatkan pendapatan daerah.

dalam pengelolaan pariwisata di Kabupaten Serang ini Pemerintah daerah

memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada Dinas yang berkaitan

yaitu Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang mempunyai

kewajiban melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Kabupaten Serang dan

bertanggungjawab kepada Bupati, untuk mempertanggungjawabkan

penyelnggaraan pemerintah di lingkungan Dinas Pariwisata Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Serang serta wajib menyusun Rencana Strategis sebagai

dasar pelaksanaan pembangunan di daerah dalam kerangka waktu jangka


10

menengah (Lima Tahun) yang berpedoman pada RPJMD Kabupaten Serang.

Rencana Strategis Disparpora dalam kurun Tahun 2011 – 2015 dalam

melaksanakan pembangunan di Bidang Kepariwisataan, Kepemudaan dan

Olahraga sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kegiatan pembangunan kepariwisataan, sebagaimana halnya

pembangunan di sektor lainnya, pada hakekatnya melibatkan peran dari seluruh

pemangku kepentingan yang ada dan terkait. Pemangku kepentingan yang

dimaksud meliputi 3 (tiga) pihak yaitu: Pemerintah, Swasta dan Masyarakat,

dengan segenap peran dan fungsinya masing-masing, yakni : Pemerintah sesuai

dengan tugas dan kewenangannya menjalankan peran dan fungsinya sebagai

fasilitator dan pembuat peraturan (Regulator) serta mengawasi dalam kegiatan

pembangunan kepariwisataan. Kalangan Swasta (Pelaku usaha/ industri

pariwisata) dengan sumber daya, modal dan jejaring yang dimilikinya

menjalankan peran dan fungsinya sebagai pengembang dan atau pelaksana

pembangunan kegiatan kepariwisataan. Masyarakat dengan sumber daya yang

dimiliki, baik berupa adat, tradisi dan budaya serta kapasitasnya, berperan

sebagai tuan rumah dan juga sekaligus memiliki kesempatan sebagai pelaku

pengembangan kepariwisataan sesuai kemampuan yang dimilikinya.

Dalam penelitian ini peneliti memilih objek wisata Situs Tasikardi sebagai

lokasi penelitian karena dari sejarahnya yang menarik yaitu Situs Tasikardi ini

dibuat pada masa kesultana Maulana Yusuf yang pada saat itu keadaan air

bersih di Banten Lama sangat sulit untuk di dapat karena pada saat itu keadaan
11

air di kawasan keraton dan sekitarnya keruh dan rasanya payau, maka dari itu

dibuatlah Situs Tasikardi untuk menyimpan pasokan air bersih untuk

kelangsungan hidup warga keraton dan sekitarnya, dibuatnya Situs Tasikardi

ini merupakan pencapaian yang gemilang, Selain itu Situs Tasikardi ini

digunakan sebagai tempat peristirahatan raja-raja keraton, pada saat ini Situs

Tasikardi digunakan sebagai tempat wisata bersejarah yang dikelola oleh Dinas

Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang yang mampu

menghasilkan pendapatan daerah bagi Kabupaten Serang apabila dikelola

dengan maksimal dan serius, namun kenyatannya Situs Tasikardi ini tidak

mengalami perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun.

Tasikardi adalah danau buatan dengan satu pulau kecil di tengahnya yang

dibangun oleh Sultan Malana Yusuf (1570-1580) awalnya diperuntukan bagi

ibundanya untuk bertafakur mendekatkan diri kepada Allah. Dalam Babad

Banten diceritakan, salah seorang sultan Banten yang sering mengunjungi

Tasikardi adalah Sultan Abdul Mufakhir Muhammad Abdulkadir (1596-1651)

dan ibundanya Nyai Gede. Ketika ibundanya meninggal, sultan memerintahkan

membuat taman untuk menjangan-menjangan, sapi-sapi betina dan jantan di

Tasikardi, biasanya setelah ziarah di makam ibundanya di Kenari, ia selalu

menyempatkan diri pergi ke danau ini. Pada tahun 1706 sultan Banten

menerima seorang tamu Belanda Cornelis de Bruin di tempat ini.

Danau Tasikardi tidak hanya berfungsi sebagai tempat peristirahatan dan

rekreasi raja dan keluarganya, tetapi danau ang memlik luas awal sekita 6,5 ha
12

dikembangkan menjadi waduk untuk memasok air bersih ke Keraton

Surosowan air danau ini dialirkan melalui pipa-pipa terakota dan dijernihkan

didalam 3 bangunan khusus yang disebut pengindelan abang, pengindelan

putih, dan pengindelan emas. Disamping untuk keperluan air bersih didalam

Keraton Surosowan air Danau Tasikardi yang sumbernya dari sungai Cibanten

juga dipakai untuk mengairi sawah-sawah disekitarnya.

Pada masa Kesultanan Banten kawasan Banten Lama memilki air tanah

yang kurang layak konsumsi untuk memperoleh air bersih beberapa teknologi

diterapkan. Keperluan air bersih didalam keraton surosowan disuplai dari

danau Tasikardi. Air yang sebelumnya keruh dan kotor terlebih dahulu

dijernihkan dengan menggunakan teknik penyaringan yang khas dan komplek

yang disebut pengindelan, yaitu bangunan berbentuk bungker yang berfungsi

sebagai penyaring air. Teknik yang dipakai adalah penjernihan air dibangunan

pengindelan dengan mengedepankan air dan menyaringnya menggunakan

saringan pasir dan ijuk.Agar air yang disaing hasilnya bai, maka digunakan tiga

penyaringan yaitu pengindelan abang, pengindelan putih dan pengndelan

emas.Secara sederhana teknologi ini memanfaatkan sifat air yang mengalir dari

tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Situs Tasikardi terletak di Desa Margasana Kecamatan Kramatwatu

merupakan salah satu objek wisata yang terdapat di Kabupaten Serang,

Pemerintah Daerah selaku pihak yang membuat kebijakan dengan

diberlakukannya retribusi bagi setiap wisatawan yang ada berkunjung ke objek


13

wisata, maka pemerintah daerah juga harus memperhatikan keinginan dan

kebutuhan para wisatawan seperti fasilitas yang baik, infrastruktur yang

memadai serta sarana dan prasarana. Objek Wisata Situs Tasikardi mempunyai

daya tarik tersendiri, Situs Tasikardi ini memiliki nilai-nilai bersejarah pada

masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf selain itu Situs ini memiliki potensi

yang besar untuk dijadikan sumber pendapatan daerah Kota Serang apabila

dapat dikelola dengan baik, selain berekreasi masyarakat dapat mempelajari

nilai-nilai budaya dan sejarah peninggalan jaman dahulu selain itu juga

memiliki suasana yang sejuk, wisata ini juga bisa dikaitkan dengan agama,

sejarah, adat istiadat, dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat.

Situs Tasikardi ini termasuk kedalm cagar budaya.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010

tentang Cagar Budaya, bahwa cagar budaya merupakan kekayaan budaya

bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting

artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan

kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,

sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya

perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan

kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pengelolaan

adalah upaya terpadu untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan

Cagar Budaya melalui kebijakan pengaturan perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.


14

Situs Tasikardi merupakan Objek Wisata yang berpotensi besar untuk

pendapatan daerah apabila dikelola dengan optimal. Berdasarkan laporan

realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Serang periode 1 Januari-31

Desember 2015-2016 retribusi yang diperoleh dari tempat rekreasi Situs

Tasikardi sebagai berikut:

Tabel 1.2

Data realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Serang Tahun 2013-2016

retribusi yang diperoleh dari tempat rekreasi Situs Tasikardi

No Bulan 2013 2014 2015 2016

1 Januari - Rp. 3.660.000 Rp. 5.688.000 Rp. 4.000.000

2 Februari - Rp. 4.050.000 Rp. 3.919.000 Rp. 3.590.000

3 Maret - Rp. 3.420.000 Rp. 4.331.500 Rp. 3.750.000

4 April Rp. 5.740.000 Rp. 4.740.000 Rp.4.159.000 Rp. 3.190.000

5 Mei Rp. 4.790.000 Rp. 3.970.000 Rp.4.834.000 Rp. 5.090.000

6 Juni Rp. 3.260.000 Rp. 4.340.000 Rp.4.210.000 Rp.1.270.000

7 Juli Rp. 2.150.000 Rp. 280.000 Rp.9.060.000 Rp.14.510.000

8 Agustus Rp. 4.020.000 Rp.14.140.000 Rp.5.810.000 Rp. 5.470.000

9 September Rp. 2.410.000 Rp. 3.600.000 Rp.4.630.000 Rp.5.440.000

10 Oktober Rp. 1.850.000 Rp. 4.340.000 Rp.4.060.000 Rp. 4.830.000

11 November Rp. 2.990.000 Rp. 3.820.000 Rp.4.310.000 Rp. 5.830.000

12 Desember Rp. 2.570.000 Rp. 4.840.000 Rp. 3.830.000 Rp. 7.590.000

Jumlah Rp. 29.780.000 Rp.55.200.000 Rp.58.841.500 Rp.64.110.000


15

(Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serang: Laporan realisasi

pendapatan asli daerah Kabupaten Serang 2015-2016)

Dari tabel tersebut menunjukan bahwa pendapatan dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan, dengan tarif tiket dari tahun 2013 sampai 2016 yang

tidak ada kenaikan yaitu menurut keputusan Bupati Serang nomor 556/995/Pe

berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2011 tentang jasa usaha tarif retribusi tempat

rekreasi dan olahraga tiket masuk tarif retribusi yaitu tarif perorangan untuk

dewasa Rp. 2.500 (Dua ribu lima ratus rupiah) dan untuk anak-anak yaitu Rp.

1.500 (Seribu lima ratus rupiah) sedangkan untuk kendaraan roda empat Rp.

20.000 (Dua puluh ribu rupiah) dan untuk kendaraan roda dua Rp 10.000

(Sepuluh ribu rupiah). Dari hasil observasi awal dan hasil wawancara, tempat

wisata objek wisata Situs Tasikardi ini lebih ramai dikunjungi di hari sabtu dan

minggu, pendapatan di hari tersebut biasanya bisa mencapai sampai Rp.

1.500.000, sedangkan di hari biasa biasanya hanya mencapai Rp. 200.000-

250.000. Pendapatan dalam tabel diatas tidak termasuk dalam pendapatan dari

wahana yang ada di Situs Tasikardi.

Berikut ini adalah data pengunjung Situs Tasikardi pada tahun 2013

sampai 2016 :
16

Tabel 1.3

Data Pengunjung Situs Tasikardi Tahun 2013-2016

No Bulan 2013 2014 2015 2016

1 Januari - 214 1.182 1.364

2 Februari - 696 624 1.248

3 Maret - 1.494 567 977

4 April 1.111 1.083 820 1051

5 Mei 1.030 1.257 1.000 1911

6 Juni 870 998 951 561

7 Juli 720 350 6.480 7.713

8 Agustus 460 1.438 1.320 1.814

9 September 430 539 1.423 2.172

10 Oktober 208 890 1.109 1.502

11 November 419 814 703 927

12 Desember 394 1.021 2.177 1.751

13 Jumlah 5.462 10.794 17.656 22.991


Pengunjung
(Sumber : Pihak Pengelola Situs Tasikardi 2016)

Dilihat dari tabel di atas bisa disimpulkan bahwa dalam jumlah

pengunjung setiap tahunnya selalu bertambah . Di Objek Wisata Situs

Tasikardi awalnya dikelola oleh pihak swasta, namun dalam pengelolaannya

tidak menghasilkan perkembangan yang diharapkan, dalam beberapa tahun

mengalami penurunan dalam jumlah pengunjungnya, dan pada tahun 2012

Situs Tasikardi sempat ditutup dikarenakan ada pemindahan tanggungjawab


17

pengelolaan dari pihak swasta ke Pemerintahan Daerah. dengan pemindahan

tanggungjawab pengelolaan ini diharapkan bisa lebih baik dari sebelumnya,

dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang memberikan

wewenang kepada masyarakat setempat untuk ikut mengelola Situs Tasikardi

Dari masyarakat sendiri, yang diberikan tugas untuk mengelola Situs Tasikardi

terdapat 8 Orang yaitu diketuai oleh bapak Z. Abdul Muis, dan anggotanya

yaitu Bapak Arsyad, Kholil, Saepudin, Safuri, Syafei, Taufik, dan Mahdum

Bahar. (hasil wawancara dengan bapak Z. Abdul Muis tanggal 16 November

2016 di Mushola Situs Tasikardi)

Sedangkan dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang

Sebagai pelaksana Urusan Pemerintah Daerah yang harus memberikan

pelayanan dibidang pariwisata yang meliputi bina destinasi dan sarana

pariwisata, pemasaran dan kemitraan jasa pariwisata, dengan mengedepankan

berbagai kegiatan serta bertindak sebagai fasilitator, mediator dan negosiator,

Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga melaksanakan kegiatan sesuai dengan

tugas dan fungsi pokok yang sudah ditentukan.

Selain terdapat Situs dan peninggalan sejarah, yang bisa dinikmati di

Objek Wisata Situs Tasikardi ini yaitu wahana permainan pendukung yang

disediakan oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga kabupaten Serang

yaitu becak mini sebanyak 14 buah dengan biaya operasional Rp 10.000 per 15

menit, perahu karet 1 buah dengan biaya operasional Rp 5000 per orang, dan

bebek-bebekan sebanyak 11 buah dengan biaya operasional Rp. 10.000 per 15

menit dimana wahana bebek-bebekan ini yang masih beroprasi sebanyak 4


18

buah, sisanya tidak bisa beroprasi karena rusak. Berikut ini adalah gambar

wahana yang masih beroprasi dan tidak beroprasi:

Dalam pengelolaannya masih ditemukan kendala-kendala yang

menghambat proses berjalannya Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs

Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.

Berdasarkan observasi awal peneliti dan wawancara pendahuluan ditemukan

beberapa masalah dan kendala-kendala yang terkait dengan manajemen

pengelolaan Situs Tasikardi Oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga:

Pertama, mengenai pengawasan objek wisata Situs Tasikardi yang belum

maksimal.Pengawasan yang belum maksimal ini berdasarkan dari hasil

wawancara dengan ibu Marisca Theresia, SE, MM selaku Kasi Promosi

Pariwisata di Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang pada

tanggal 26 Oktober 2016. Beliau mengatakan bahwa masih rendahnya sadar

wisata bagi masyarakat setempat dalam menjaga, mengkontribusikan dan

melestarikan lingkungannya, masih adanya masyarakat dan pengunjung yang

membuang sampah di lingkungan sekitar, membiarkan sampah-sampah

berserakan, tidak menjaga kebersihan dan kelestarian dari objek wisata Situs
19

tasikardi tersebut. Selain itu dari hasil wawancara dengan bapak M. Luthfi

Yonas sebagai pelaksana bagian pariwisata di Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Serang mengatakan bahwa masyarakat setempat masih

sering ditemukan masuk objek wisata Situs Tasikardi bukan dari pintu masuk,

melainkan masuk dengan merusak pagar-pagar yang ada di bagian belakang

tempat objek wisata Situs Tasikardi.

Kedua, Promosi atau pemasaran yang dilakukan belum optimal, hal ini

dikarenakan dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang

belum memaksimalkan penggunaan sistem informasi beserta jejaring sosial,

sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahui objek wisata Situs

Tasikardi, selain itu kendala yang dialami dalam promosi ini yaitu kurangnya

daya tarik dari Situs Tasikardi baik dari wahana tambahan dan dari kurangnya

kebersihan dan ketertiban di objek wisata Situs Tasikardi.

Ketiga, pengelolaan terhadap perawatan sarana dan prasarana penunjang

yang belum maksimal. Perawatan sarana dan prasarana penunjang yang belum

maksimal ini berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bapak Syafei yaitu

salah satu pihak pengelola dari masyarakat setempat sekaligus penjaga pintu

masuk Tasikardi, beliau mengatakan bahwa wahana permainan bebek-bebekan

dari 11 bebek-bebekan yang sudah difasilitasi oleh Dinas Pariwisata Pemuda

dan Olahraga Kabupaten Serang, yang beroprasi dan bisa digunakan hanya 4

bebek-bebekan, dan sisanya tidak bisa digunakan lagi karena rusak. selain itu

dari hasil observasi peneliti melihat bahwa saung-saung yang ada di Objek

Wisata Situs Tasikardi sudah tidak layak digunakan karena hampir roboh,
20

mushola yang tersedia pun sudah mulai kusam dan terlihat kurang terawat, dan

di Situs Tasikardi ini belum tersedianya lapangan parkir.

Keempat, Tata kelola Situs Tasikardi yang belum Tertib.Dari hasil

observasi peneliti, di Objek Wisata Situs Tasikardi masih banyak penjual yang

tidak beraturan yaitu di area jalan wisata Tasikardi dimana jalan tersebut

seharusnya digunakan pengunjung untuk menikmati keindahan wisata

Tasikardi tetapi disini dipakai untuk berjualan. Selain itu karena tidak

tersedianya lahan parkir, sehingga masih banyak pengunjung yang parkir tidak

beraturan, hal tersebut dapat mengganggu wisatawan lainnya dan mengurangi

keindahan tempat wisata.

Mengingat betapa pentingnya peran Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Serang dalam berlangsungnya aktivitas pengelolaan

daerah wisata di Kabupaten serang dan berdasarkan masalah-masalah yang

sudah dijelaskan maka penulis menentukan judul dalam penelitian ini yaitu

mengenai “Manajemen Pengelolaan Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang”

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasikan

masalah-masalah yang hendak diteliti yakni :

1. Pengawasan objek wisata Situs Tasikardi yang belum maksimal, karena

sebagian masyarakat setempat masih ada yang masuk objek wisata


21

Situs Tasikardi bukan dari pintu utama, melainkan masuk dari bagian

lain dan merusak pagar-pagar yang ada di sekitarnya.

2. Promosi atau pemasaran yang dilakukan belum optimal, Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang belum memaksimalkan

penggunaan sistem informasi beserta jejaring sosial, sehingga masih

banyak masyarakat yang belum mengetahui objek wisata Situs

Tasikardi

3. Perawatan sarana dan prasarana penunjang yang belum maksimal.

Karena masih banyak sarana dan prasarana yang rusak dan tidak

diperbaiki serta tidak tersedianya lapangan parkir.

4. Tata kelola objek wisata Situs Tasikardi yang belum tertib. Dilihat dari

pedagang yang masih berjualan ditempat yang tidak sesuai, dan masih

terjadi parkir yang tidak rapi.

1.3 Batasan Masalah

Dari latar belakang dan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya.

Diperlukan pembatasan masalah dalam penelitian ini guna untuk

mempersempit masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti

membatasi masalah pada manajemen pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi

oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui masalah yang

ditemukan pada observasi awal yang terkait dengan manajemen pengelolaan


22

yaitu yang sudah dituliskan dalam identifikasi masalah maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah Manajemen Pengelolaan

Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Serang?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang sudah dipaparkan,

maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Manajemen Pengelolaan Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga

dan Pariwisata Kabupaten Serang.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian yang berjudul Manajemen

Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Serang.

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dan

pengetahuan karena akan memperkaya pengetahuan dalam dunia akademis

khususnya ilmu Adminstrasi Negara, terutama yang berkaitan dengan

Manajemen .

2. Secara Praktis

Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan

dan penguasaan ilmu-ilmu yang pernah diperoleh peneliti selama mengikuti

pendidikan di Program Studi Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng


23

Tirtayasa hingga saat ini.Selain itu, karya peneliti dapat dijadikan bahan

informasi dan refrensi bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan garis besar penyusunan penelitian ini

yang berujuan untuk memudahkan dalam memahami secara keseluruhan isi

dari penyusunan penelitian ini. Adapun sistematika penulisan penelitian

mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas

Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang yang menerangkan secara jelas

mengenai ruang lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam

bentuk deduktif (dari umum ke khusus). Kemudian bab ini membahas

tentang identifikasi masalah untuk mendeteksi aspek permasalahan yang

muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah penelitian.

Pembatasan dan perumusan masalah ditetapkan sebagai fokus dari

penelitian yang akan dilakukan demi mencapai hasil penelitian yang

diharapkan dalam tujuan penelitian. Dan selanjutnya, bab ini juga

membahas mengenai manfaat penelitian, baik manfaat teoritis dan praktis

yang berguna bagi peneliti, pembaca, dan instansi terkait. Serta sistematika

penulisan yang digunakan untuk mempermudah pembaca mengetahui isi

dari penelitian secara keseluruhan.

BAB II DESKRIPSI TEORI


24

Bab ini akan membahas mengenai teori-teori relevan yang

digunakan untuk mengkaji permasalahan-permasalahan yang muncul

dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu dipaparkan sebagai bahan

perbandingan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian

sebelumnya, sehingga dapat diketahuikesamaan atau perbedaan dari

masing-masing penelitian yang dilakukan.Selanjutnya, kerangka teori

menggambarkan alur penelitian yang dikaji dengan teori yang relevan

dalam penelitian, sehingga peneliti dapat merumuskan kesimpulan

penelitian sementara.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari pendekatan dan metode penelitian yang

digunakan.Ruang lingkup penelitian dan lokasi dilakukannya

penelitian.Definisi variabel penelitian yang menjelaskan mengenai

variabel penelitian itu sendiri. Instrumen penelitian menjelaskan tentang

proses penyusunan dan jenis alat pengumpulan data. Informan penelitian

menjelaskan orang-orang yang terkait dengan informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian.Teknik pengolahan dan uji keabsahan data yang

menjelaskan tentang teknik dan rasionalisasinya.Serta tentang jadwal yang

memaparkan waktu penelitian ini dilakukan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini terdiri dari deskripsi obyek penelitian yang meliputi lokasi

penelitian secara jelas.Kemudian terdapat deskripsi data dari hasil penelitian

yang diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data yang
25

relevan sebagaimana dengan penggunaan teori dalam penelitian

ini.Selanjutnya data yang sudah dianalisis, peneliti uji validitas dengan

menggunakan teknik triangulasi untuk mendapatkan hasil penelitian yang

diharapkan.Kemudian melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap

persoalan dan pada akhir pembahasan peneliti dapat mengemukakan

berbagai keterbatasan pelaksanaan penelitian, terutama untuk penelitian

eksperimen dan ketebatasan ini dapat dijadikan rekomendasi terhadap

penelitian lebih lanjut dalam bidang yang menjadi obyek penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini menjelaskan secara jelas mengenai jawaban dari tujuan

penelitian.Kesimpulan dibuat dari hasil penelitian yang dilakukan secara

singkat, jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.Selanjutnya, peneliti

memberikan saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian

terhadap bidang yang diteliti secara praktis agar dapat direalisasikan dalam

kehidupan nyata.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR

PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

Dalam melakukan penelitian, peran teori sangat penting sebagai dasar atau

landasan dalam suatu penelitian/riset. Karena tanpa landasan teori maka penelitian

akan berujung pada kesalahan atau sering disebut dengan istilah trial error.

Dengan adanya landasan teori ini maka memberikan ciri bahwa penelitian itu

merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data. seperti sugiyono (2002;200)

mengatakan bahwa “landasan teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat

digunakan untuk menjelaskan variable yang akan diteliti serta sebagai dasar untuk

memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang digunakan.

Pada bab ini peneliti akan menggunakan beberapa teori yang mendukung

masalah dalam penelitian, yang berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi

panduan dalam penelitian. Teori yang akan digunakan adalah beberapa teori yang

mendukung masalah penelitian ini yang mengenai Manajemen Pengelolaan Objek

Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Serang.

2.1.1 Pengertian Manajemen (Pengelolaan)

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan

bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan

organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu

26
27

kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing”, sedangkan pelaksanaannya disebut

manager atau pengelola.Manajemen mempunyai tujuan tertentu dan tidak dapat

diraba.Ia berusaha untuk mencapai hasil-hasil tertentu, yang biasanya

diungkapkan dengan istilah-istilah “objective” atau hal-hal yang nyata usaha-

usaha kelompok itu memberi sumbangannnya kepada pencapaian-pencapaian

khusus itu. Mungkin manajemen dapat digambarkan sebagai tidak nyata, karena ia

tidak dapat dilihat, tetapi hanya terbukti oleh hasil-hasil yang ditimbulkannya

“output” atau hasil kerja yang memadai, kepuasan manusiawi dan hasil-hasil

produksi serta jasa yang lebih baik (Terry dan Rue 2009:1)

Dalam Terry dan Rue (2009:5) ada beberapa pendekatan utama dalam

manajemen, antara lain:

a. Proses Pendekatan Operasional

Manajemen dianalisa dari sudut pandang apa yang diperbuat seorang manajer

untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang manajer. Kegiatan-kegiatan itu atau

fungsi-fungsi dasar kedalam mana para manajer terlibat, membentuk suatu proses

yang dinamakan proses manajemen. Pendekatan proses itu memusatkan

perhatiannya pada fungsi-fungsi dasar manajemen. Proses pendekatan itu banyak

digunakan, karena ia sangat menolong dalam mengembangkan pemikiran

manajemen dan membantu menentukan bentuk manajemen dalam ketentuan-

ketentuan yang mudah dipahami.

b. Pendekatan Sistem Sosial

Para pendukung pendekatan ini manajemen sebagai suatu sistem sosial, atau

dengan perkataan lain, sebagai suatu sistem interelasi budaya.Ia berorientasi


28

secara sosiologis, berurusan dengan berbagai kelompok sosial dan hubungan-

hubungan budayanya serta berusaha menyatukan kelompok-kelompok ini ke

dalam suatu sistem sosial. Suatu organisasi dianggap sebagai sebuah organisme

sosial, takluk kepada segala pertentangan dan interaksi para

anggotanya.Pendekatan ini memperhitungkan kelahiran, manfaat dan fungsi suatu

“organisasi informal”, yang dianggap tumbuh menjadi sesuatu, terutama sekali

sebagai akibat kekuatan-kekuatan sosial.Ia juga memperhitungkan pertimbangan-

pertimbangan etika, pengaruh masyarakat, serikat-serikat kerja dan pemerintah.

Hasil bersih dari pendekatan sistem sosial adalah terbatasnya kekuatan paham

sosiologis ke dalam penelitian dan teori manajemen.

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.

Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-

fungsi manajemen itu tadi. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk

mewujudkan tujuan yang diinginkan. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur

proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara

efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan 2009:1).

Dalam Hasibuan (2009:2) Pengertian manajemen menurut para ahli antara

lain:

Menurut Sikula Andrew F. Sikula:

“Management in general refers to planning, organizing, controlling, staffing,


leading, motivating, communicating, and decision making activities performed by
any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so
as to bring an efficient creation of some product or service”.

(manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan,

pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian,


29

komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi

dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien).

Menurut G.R Terry: “Management is a distinct process consisting of

planning, organizing, actuating and controlling performed to determine and

accomplish stated objectives by the use of human being and other resources”.

(manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan

untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya).

Menurut Leiper dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:80)

Pengelolaan (manajemen) merujuk kepada seperangkat peranan yang dilakukan

oleh seseorang atau sekelompok orang, atau bisa juga merujuk kepada fungsi-

fungsi yang melekat pada peran tersebut. Fungsi-fungsi manajemen tersebut

adalah sebagai berikut: Planning, Directing, Organizing, Controlling.

Sedangkan Drucker mengartikan manajemen sebagai berikut: “….. the

specific tool, the specific function, the specific instrument to make institutions

capable of producing results… the critical functions in tourism management are

planning, coordination and control”

Follet dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:80) menekankan

bahwa koordinasi merupakan fungsi utama dan terpenting yang harus dipisahkan

dan memerlukan pembahasan tersendiri. Fungsi koordinasi merujuk kepada fungsi

seorang manajer untuk menerjemahkan sebuah informasi, seperti perencanaan dan


30

pengawasan, dan mengaplikasikan informasi tersebut secara sistematis ke dalam

semua fungsi manajerial yang diterjemahkan secara nyata dalam kegiatan

pengarahan (directing), perencanaan (planning), dan pengawasan (controlling)

Manajemen yang baik dan efektif memerlukan penguasaan atas orang-

orang yang akan dikelola. ditingkat individual, orang akan mulai mengatur

hidupnya begitu ia bisa mandiri. Di tingkat sosial, subjek manajemen adalah

organisasi yang merupakan: “…grouping of people working in a prescribed or

structured fashion towards predetermined ends… management involves the

conscious integration of organizational activity to achieve chosen ends”

(Thompson dan Thompson dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:80)

Berdasarkan beberapa definisi para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa

manajemen adalah serangkaian proses, mulai dari tahap perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sehingga sampai pada tahap

pengendalian yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan untuk

mengelola sumber daya yang dimiliki sehingga organisasi atau perusahaan

tersebut mendapatkan target, sasaran ataupun tujuan yang telah ditetapkan

didalam organisasi atau perusahaan tersebut. Didalam penelitian ini manajemen

yang dimaksud yaitu manajemen Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Serang dalam mengelola Objek Wisata Situs Tasikardi.

2.1.2 Pentingnya Manajemen

Dalam Hasibuan (2009:3), pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas

(fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas.

Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan


31

pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab.

Dengan adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab ini maka

terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam

organisasi ini, maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan

dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai.

Dalam Hasibuan (2009:3) pada dasarnya manajemen itu penting, sebab:

1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan

pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.

2. Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan baik.

3. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua

potensi yang dimiliki.

4. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.

5. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan

memanfaatkan men, money, methods, machine, materials, market (6M) dalam

proses manajemen tersebut.

6. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.

7. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.

8. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.

9. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama sekelompok orang.

Dari uraian diatas penulis menyimpukan bahwa manajemen selalu terdapat

dan sangat penting untuk mengatur dan mengelola semua organisasi kegiatan

dalam rumah tangga, sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintahan dan lain

sebagainya. Dengan manajemen yang baik maka pembinaan kerja sama akan
32

serasi, dan perencanaan, pengorganisasian, pengaturan akan lebih terarah

mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Begitu pentingnya peranan manajemen

dalam kehidupan manusia mengharuskan kita mempelajari, menghayati dan

menerapkannya agar tercapainya suatu tujuan yang lebih baik.

2.1.3 Fungsi dan Tujuan Manajemen

Pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan selalu mempunyai tujuan yang

ingin dicapai.Tujuan individu adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-

kebutuhannya berupa materi dan nonmateri dari hasil kerjanya. Tujuan organisasi

adalah mendapatkan laba (business organization) atau pelayanan/pengabdian

(public organization) melalui proses manajemen itu. (Hasibuan, 2009:17).

Fungsi - Fungsi manajemen menurut Henry Fayol dalam Hasibuan (2009:

40) adalah sebagai berikut:

1) Fungsi perencanaan

Pada hakekatnya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan

yang merupakan dasar bagi kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan

ekonomis dan efektif pada waktu yang akan datang. Proses ini

memerlukan pemikiran tentang apa yang perlu dikerjakan, bagaimana dan

dimana suatu kegiatan perlu dilakukan serta siapa yang bertanggungjawab

terhadap pelaksanaannya.

2) Fungsi pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan

hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, personalia dan faktor fisik agar


33

kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan disatukan dan diarahkan pada

pencapaian tujuan bersama.

3) Fungsi pengarahan

Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang mengatur tindakan-

tindakan agar betul-betul dilaksanakan.Oleh karena tindakan-tindakan itu

dilakukan oleh orang, maka pengarahan meliputi pemberian perintah-

perintah dan motivasi pada personalia yang melaksanakan perintah-

perintah tersebut.

4) Fungsi pengkoordinasian

Suatu usaha yang terkoordinir ialah dimana kegiatan karyawan itu

harmonis, terarah dan diintegrasikan menuju tujuan-tujuan

bersama.Koordinasi dengan demikian sangat diperlukan dalam organisasi

agar diperoleh kesatuan bertindak dalam rangka pencapaian tujuan

organisasi.

5) Fungsi pengawasan

Fungsi pengawasan pada hakekatnya mengatur apakah kegiatan sesuai

dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam rencana.Sehingga

pengawasan membawa kita pada fungsi perencanaan.Semakin jelas,

lengkap serta terkoordinir rencana-rencana tersebut maka manajemen yang

dilakukan dikatakan baik.

Menurut Luther Gulick dalam Handoko (2003:11) mendefinisikan

bahwa manajemen sebagai berikut: “suatu bidang ilmu pengetahuan


34

(Science) yang berusaha secara sistematis untuk mencapai tujuan dan

membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi manusia”

Secara sederhana fungsi-fungsi manajemen menurut Luther Gulick

yang terkenal dengan akronim POSDCORB, adalah:

1) Pererncanaan (Planning), adalah perincian dalam garis besar untuk

memudahkan pelaksanaannya dan metode yang digunakan dalam

menyelesaikan maksud/tujuan badan usaha itu.

2) Pengorganisasian (Organizing), menetapkan struktur formal dari pada

kewenangan dimana pekerjaan dibagi-bagi sedemikian rupa, ditentukan

dan dikoordinasikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3) Penyusunan Pegawai (Staffing), keseluruhan fungsi dari pada kepegawaian

sebagai usaha pelaksanaannya, melatih para staf dan memelihara situasi

pekerjaan yang menyenangkan.

4) Pembinaan Kerja (Directing), tugas yang terus menerus di dalam

pengambilan keputusan, yang berwujud suatu perintah khusus/umum dan

instruksi-instruksi dan bertindak sebagai pemimpin dalam suatu badan

usaha/organisasi.

5) Pengkoordinasian (Coordinating), kewajiban yang penting untuk

menghubungkan berbagai kegiatan dari pada pekerjaan.

6) Pelaporan (reporting), pimpinan yang bertanggung jawab harus selalu

mengetahui apa yang sedang dilakukan, baik bagi keperluan pimpinan

maupun bawahannya melalui catatan, penelitian maupun inspeksi.


35

7) Penganggaran (Budgeting), semua kegiatan akan berjalan dengan baik bila

disertai dengan usaha dalam bentuk rencana anggaran, perhitungan

anggaran dan pengawasan anggaran.

Fungsi manajemen menurut Terry dalam Handayaningrat (1990:25)

yang dikenal dengan POAC yaitu:

1) Perencanaan (Planning), adalah suatu pemilihan yang berhubungan

dengan kenyataan-kenyataan, membuat dan menggunakan asumsi-asumsi

yang berhubungan dengan waktu yang akan datang (future) dalam

menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan

dengan penuh keyakinan untuk tercapainya hasil yang dikehendaki.

2) Pengorganisasian (organizing), adalah menentukan, mengelompokkan dan

pengatur berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk pencapaian tujuan,

penugasan orang-orang dalam kegiatan ini, dengan menetapkan faktor-

faktor lingkungan fisik yang sesuai dan menunjukan hubungan

kewenangan yang dilimpahkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

3) Penggerakan Pelaksanaan (Actuating), merupkan usaha agar semua

anggota kelompok suka melaksanakan tercapainya tujuan dengan

kesadaranmya dan berpedoman pada perencanaan (Planing) dan usaha

pengorganisasian.

4) Pengawasan (Controlling), merupakan proses penentuan apa yang harus

diselesaikan yaitu, pelaksanaan, penilaian pelaksanaan, bila perlu

melakukan tindakan korektif agar supaya pelaksanaannya tetap sesuai

dengan rencana yaitu sesuai dengan standar.


36

Dari definisi fungsi manajemen menurut para ahli yang sudah dipaparkan

tersebut, bahwa dalam pelaksanaan manajemen terdapat proses perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, penyusunan pegawai, pembinan kerja,

penganggaran, dan pengawasan. Dimana fungsi-fungsi tersebut bertujuan untuk

tercapaiya tujuan yang sudah dientukan.

2.1.4 Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Pariwisata

Pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada prinsip-prinsip

pengelolaan yang menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas,

dan nilai sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya

serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas lokal. Menurut Cox dalam I Gde

Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81) pengelolaan pariwisata harus

memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

1. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada

kearifan lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan

peninggalan budaya dan keunikan lingkungan.

2. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumberdaya yang menjadi

basis pengembangan kawasan pariwisata.

3. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah

budaya lokal.

4. Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan

lingkungan lokal.

5. Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan

pengembangan pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi


37

sebaliknya mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas pariwisata

tersebut jika melampaui ambang batas (carrying capacity) lingkungan

alam atau akseptabilitas sosial walaupun di sisi lain mampu meningkatkan

pendapatan masyarakat.

Prinsip-prinsip pengelolaan pariwisata menurut Cox dalam I Gde

Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81) ini yang nantinya akan dijadikan

teori yang digunakan dalam penelitian ini, karena danggap lebih tepat

dalam menjawab atas masalah-masalah yang ada dalam penelitian yang

berjudul Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas

Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.

2.1.5 Konsep Dasar Kepariwisataan

2.1.5.1 Pengertian Kepariwisataan

Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata (Undang – undang nomor 10 Tahun 2009),

artinya semua kegiatan dan urusan yang kaitannya dengan perencanaan,

pengaturan, pengawasan pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah,

pihak swasta maupun masyarakat.

Yoeti (1996 : 104) menyatakan kepariwisataan adalah suatu sistem

yang mengikutsertakan berbagai pihak dalam keterpaduan kaitan fungsional

yang serasi, yang mendorong berlangsungnya dinamika fenomena mobilitas

manusia tua – muda, pria wanita, ekonomi kuat – lemah, sebagai pendukung

suatu tempat untuk melakukan perjalanan sementara waktu secara sendiri


38

atau berkelompok, menuju tempat lain di dalam negeri atau di luar negeri

dengan menggunakan transportasi darat, laut dan udara.

Hunziker dan Kraff (Pendit, 1995:40) menyatakan kepariwisataan

adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau

beberapa orang dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukan

bagi kepariwisataan itu oleh lembaga – lembaga yang digunakan untuk

maksud tersebut. Menurut Undang – undang No. 10 Tahun 2009,

menyebutkan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan

dengan wisata, termasuk pengusahaan objek wisata dan daya Tarik wisata

serta usaha – usaha yang terkait di bidang tersebut (Pasa 1 Ayat (3) UU

No. 10/2009). Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan

dengan penyelenggaraan pariwisata (Pasal 1 Ayat (4) UU No. 10/2009).

Menurut Cupta dalam Partono (2002:13) mendefinisikan

“Pariwisata adalah gabungan hubungan yang timbul interaksi wisatawan,

bisnis, pemerinah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan

melayani wisatawan ini serta pengujung lainnya”.

2.1.5.2 Pengertian Wisata

Dalam Undang – undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang

kepariwisataan menyebutkan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau

sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat

sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Jadi pengertian

wisata mengandung unsur sementara dan perjalanan itu seluruhnya atau

sebagian bertujuan untuk menikmati obyek atau daya tarik wisata.Unsur


39

yang terpenting dalam kegiatan wisata adalah tidak bertujuan mencari

nafkah, tetapi apabila di sela – sela kegiatan mencari nafkah itu juga secara

khusus dilakukan kegiatan wisata, bagian dari kegiatan tersebut dapat

dianggap sebagai kegiatan wisata.

Menurut Heriawan 2004 wisata adalah suatu kegiatan yang bersifat

bersenang-senang (leisure) yang ditandai dengan mengeluarkan uang atau

melakukan kegiatan yang sifatnya konsumtif.

Menurut Gamal 2004 wisata adalah suatu proses bepergian yang

bersifat sementara yang dilakuka seseoang untuk menuju tempat lain di luar

tempat tingalnya. Motif kepergiannya tersebut bisa karena kepentingan

ekonomi, kesehatan, agama, budaya, sosial, politik, dan kepentingan

lainnya.

2.1.5.3 Pengertian Pariwisata

Undang – undang Nomor 10 Tahun 2009 menyebutkan pariwisata

adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk

pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang

berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata, dengan demikian

pariwisata meliputi :

1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.

2. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata seperti : kawasan wisata,

taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah, museum, waduk,

pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat atau bersifat

alamiah ; keindahan alam, gunung berapi, Situs, pantai.


40

3. Pengusaha jasa dan sarana pariwisata yaitu : usaha jasa pariwisata

(biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata,

konvensi, perjalanan insentif dan pameran, impresariat, konsultan

pariwisata, informasi pariwisata), sarana usaha pariwisata yang

teridiri dari akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata.

Selanjutnya Mathieson dan Wall dalam I Gde Pitana dan I ketut

Surya Diarta (2009:81) mengatakan bahwa pariwisata mencakup tiga

elemen utama,yaitu:

1. A dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata

2. A static element, yaitu singgah di daerah tujuan, dan

3. A consequential element, atau akibat dari dua hal diatas (khusunya

terhadap masyarakat lokal) yang meliputi dampak ekonomi, sosial

dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan.

Dari uraian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa kepariwisataan

merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan

lingkungan hidup yang khas, seperti yang terdapat di Situs Tasikardi

ini ialah peninggalansejarah, pemandangan alam yang indah, iklim

yang sejuk karena banyak ditumbuhi pepohonan, dan merupakan

tempat rekreasi yang bisa dikunjungi bersama keluarga pada saat

liburan. Kemudian wisata merupakan kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi

tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau


41

mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka

waktu sementara.Dan pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang

dilakukan dengan tujuan liburan atau rekreasi.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik Skripsi,

Tesis, Disertasi atau Jurnal Penelitian. Dalam melakukan penelitian yang berjudul

“Manajemen Pengelolaan Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Serang” peneliti mengambil dua penelitian sebelumnya

sebagai pembanding dengan penelitian yang akan dilakukan.

Penelitian pertama diambil dari skripsi berjudul “Manajemen Pengelolaan

Situs Batu Goong dan Komplek Makam Syekh Mansyur Oleh Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten” yang dilakukan oleh Dwi

Mayang Sari tahun 2014 di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik Jurusan Administrasi Negara. Fokus penelitian ini mengenai

pengelolaan situs batu goong dan komplek Syekh Mansyur oleh dinas

Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Pandeglang dengan menggunakan teori

Luther Gullick, metode penelitiannya yaitu deskriptif dengan pendekatan

kualitatif.

Hasil dari penelitian penulis diatas yaitu dalam skripsi ini membahas

bagaimana Manajemen Pengelolaan Situs Batu Goong dan Komplek Makam

Syekh Mansyur yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
42

Pandeglang.Hal ini dilatarbelakangi karena dalam pengelolaannya belum

dilakukan dengan baik dan masih perlu pembenahan dalam berbagai

aspek.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Manajemen

Pengelolaan Situs Batu Goong dan Komplek Makam Syekh Mansyur yang

dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang.

Persamaan penelitian ini yaitu membahas mengenai objek wisata yang

merupakan benda cagar budaya yang menjadi tugas dan fungsi Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata untuk melestarikan budaya lokal dan juga sebagai pelaksanaan

pengelolaan meliputi dasar-dasar manajemen.

Perbedaan dengan penelitian ini yaitu dalam penelitian ini menggunakan

teori dari Luther Gulick dalam Handoko yang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan pegawai, pembinaan kerja, pengkoordinasian,

pelaporan dan pengangaran, sedangkan teori yang dipakai oleh peneliti adalah

teori Henry Fayol dalam Hasibuan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, pengawasan dan pengarahan.

Kedua, skripsi yang berjudul “Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbond

Objek Wisata Linggo Asri Sebagai Wahana Pendidikan Rekreasi di Kabupaten

Pekalongan ” yang dilakukan oleh Iva Alfina tahun 2013 di Universitas Negri

Semarang Fakultas ilmu Sosial dan Politik. Fokus penelitian ini mengenai

pengelolaan Fasilitas Outbond Objek Wisata Linggo Asri Sebagai Wahana

Pendidikan Rekreasi dengan menggunakan metode penelitiannya yaitu deskriptif

dengan pendekatan kualitatif.


43

Hasil penelitian menunjukan bahwa Objek Wisata Outbond Linggo Asri di

Kabupaten Pekalongan mempunyai manajemen pengelolaan fasilitas yang baik.

Hasil penelitian 1) Proses perencanaan yang dilakukan oleh pihak Manajemen

Objek Wisata Outbond Linggo Asri sudah berjalan sesuai dengan fungsi

manajemen 2) Manajemen pengorganisasiannya kurang baik karena masih belum

tertata dengan rapi 3) Pengawasan yang dilakukan oleh pihak Manajemen

Outbond Linggo Asri sudah berjalan sesuai dengan fungsinya.

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peniliti dalam penelitian dan

sebagai kelanjutan dari teori memberikan penjelasan dari Manajemen

Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Serang, maka dalam penelitian ini dibuatkan kerangka

berfikir. Sehingga dengan adanya kerangka berfikir ini, baik peneliti maupun

pembaca mudah memahami dan mengetahui tujuan yang ingin dicapi dari

penelitian.

Menurut Sugiyono (2010:65) menyatakan bahwa kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.Oleh

karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk meneliti masalah

untuk membuat kerangka berfikir. Adapun masalah-masalah yang ada terkait

Manajemen Pengelolaan Objek WIsata Situs Tasikardi oleh Dinas Pariwisata

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang diantaranya:


44

1. Pengawasan objek wisata Situs Tasikardi yang belum maksimal, karena

masyarakat setempat masih ditemukan masuk objek wisata Situs tasikardi

bukan dari pintu masuk, melainkan masuk dengan merusak pagar-pagar

yang ada disekitarnya.

2. Promosi atau pemasaran yang dilakukan belum optimal, Dinas Pariwisata

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang belum memaksimalkan

penggunaan sistem informasi beserta jejaring sosial, sehingga masih

banyak masyarakat yang belum mengetahui objek wisata Situs Tasikardi

3. Perawatan sarana dan prasarana penunjang yang belum maksimal. Karena

masih banyak sarana dan prasarana yang rusak dan tidak diperbaiki.

4. Tata kelola objek wisata Situs Tasikardi yang belum tertib. Dilihat dari

pedagang yang masih berjualan ditempat yang tidak sesuai, dan masih

terjadi parkir yang tidak rapi.

Penelitian ini berjudul “Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs

Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten

Serang”.Berdasarkan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka Cox dalam I

Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81) memberikan teori tentang Prinsip-

prinsip dasar pengelolaan pariwisata yang didalamnya berisi mengenai 1)

Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata. 2) Preservasi, proteksi, dan

peningkatan kualitas sumber daya. 3) Pengembangan atraksi wisata tambahan. 4)

Pelayanan kepada wisatawan. 5) Dukungan dan Legitimasi pada pembangunan

dan pengembangan. Dari teori inilah maka akan diketahui bagaimana Manajemen

Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan
45

Pariwisata Kabupaten Serang, Output yang diharapkan dari penelitian ini adalah

promosi dan mengetahui gambaran pelaksanaan manajemen pengelolaan objek

wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten

Serang.
46

Kerangka Berpikir Penelitian

MANAJEMEN PENGELOLAAN OBJEK WISATA SITUS TASIKARDI DINAS


PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN SERANG

Permasalahan

1. Pengawasan objek wisata Situs Tasikardi yang belum maksimal, karena


masyarakat setempat masih ditemukan masuk objek wisata Situs tasikardi
bukan dari pintu masuk, melainkan masuk dengan merusak pagar-pagar yang
ada disekitarnya.
2. Promosi atau pemasaran yang dilakukan belum optimal, Dinas Pariwisata
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang belum memaksimalkan penggunaan
sistem informasi beserta jejaring sosial, sehingga masih banyak masyarakat
yang belum mengetahui objek wisata Situs Tasikardi
3. Perawatan sarana dan prasarana penunjang yang belum maksimal. Karena
masih banyak sarana dan prasarana yang rusak dan tidak diperbaiki serta tidak
tersedianya lapangan parkir.
4. Tata kelola objek wisata Situs Tasikardi yang belum tertib. Dilihat dari
pedagang yang masih berjualan ditempat yang tidak sesuai, dan masih terjadi
parkir yang tidak rapi.

Teori yang digunakan yaitu mengenai prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata


oleh Cox dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81)
1. Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata.
2. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya.
3. Pengembangan atraksi wisata tambahan
4.Pelayanan kepada wisatawan.
5.Dukungan dan Legitimasi pada pembangunan dan pengembangan

PROMOSI DAN GAMBARAN PENGELOLAAN OBJEK WISATA SITUS


TASIKARDI OLEH DINAS PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA
KABUPATEN SERANG
47

2.4 Asumsi Dasar

Asumsi dasar merupakan suatu anggapan atau suatu dugaan yang diterima

sebagai dasar yang dijadikan sebagai landasan berfikir karena dianggap

benar.Asumsi yang disimpulkan berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan

yang menunjukan adanya berbagai permasalahan yang ada di lapangan. Selain

itu juga peneliti menarik asumsi berdasarkan informasi yang diperoleh dari

berbagai sumber dengan cara wawancara yang dilakukan dengan informan, dan

menemukan berbagai permasalahan yang ada.

Berdasarkan masalah-masalah dan kerangka pemikiran di atas, peneliti

berasumsi bahwa Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, belum berjalan

dengan optimal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Menurut Sugiono (2010:1), secara umum metode penelitian diartkan

sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Manajemen

Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Serang adalah metode penelitian kualitatif deskriptif.

Menurut Moleong (2013:6) metode penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subyek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain

secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai

metode ilmiah. Sedangkan Bog dan Taylor dalam Moleong (2013:4)

mendefinisikan, metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati.

3.2. Fokus Penelitian

Penelitian ini berjudul Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs

Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.Agar

penelitian lebih terstruktur dan sistematis, maka ruang lingkup penelitian

48
49

difokuskan pada Manajemen Pengelolaan yang dilakukan oleh Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang terhadap Objek Wisata Situs

Tasikardi.

3.3. Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi sangat penting dalam rangka mempertanggungjawabkan

data yang diambil.Dalam penelitian ini lokasi yang diambil adalah di Kabupaten

Serang, khususnya di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten

Serang, serta di Situs Tasikardi itu Sendiri yang terletak di Kecamatan

Kramatwatu di Kabupaten Serang.Alasan mengapa peneliti memilih lokasi

tersebut ialah peneliti ingin mempromosikan dan mengetahui gambaran

Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Serang.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual digunakan untuk menegaskan konsep-konsep yang

jelas, yang digunakan supaya tidak menjadi perbedaan penafsiran antara penulis

dan pembaca. Berikut adalah konsep-konsep yang digunakan :

a. Manajemen

Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-

tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian

yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang


50

telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-

sumber lainnya.

b. Pariwisata

Pariwisata adalahsegala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, wisata

adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang

dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

obyek dan daya tarik wisata.

c. Prinsip Dasar Pengelolaan Pariwisata

Prinsip dasar pengelolaan pariwisata meliputi pembangunan dan

pengembangan pariwisata, preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas

sumber daya, pengembangan atraksi wisata tambahan, pelayanan kepada

wisatawan, dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan

pengembangan

3.4.2 Definisi Operasional

Berdasarkan definisi konsep serta teori yang digunakan oleh peneliti,

maka dalam penelitian ini yaitu menggunakan prinsip dasar pengelolaan

pariwisata menurutCox dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta

(2009:81).Berikut rincian dari dimensi dan indikator yang digunakan :

a) Pembangunan dan pengembangan pariwisata.

b) Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya.

c) Pengembangan atraksi wisata tambahan.

d) Pelayanan kepada wisatawan.


51

e) Dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono, (2013:59) yang menjadi

instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.Oleh karena itu peneliti

sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap

melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.

Selanjutnya Nasution (1988) dalam Sugiyono (2013:60) menyatakan :

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan


manusia sebagai penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala
sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.Masalah, fokus
penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil
hasil itu semua tidak dapat secara pasti dan jelas sebelumnya.Segala
sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam
keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain
dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu - satunya yang dapat
mencapainya”.
Berdasarkan pernyataan dari para ahli di atas, peneliti menarik garis besar

bahwa instrument dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam penelitian

ini, peneliti sebagai instrument utama yang memiliki kewajiban mencari data

dan informasi dalam penelitian guna mendapatkan data yang akurat dan relevan

dari berbagai sumber yang sedang diteliti.

3.6 Informan Penelitian

Pemeilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah

berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data,

dan bersedia memberikan informasi lengkap dan akurat.Infroman yang


52

bertindak sebagai sumber data dan informasi harus memenuhi syarat yang telah

ditentukan.

Penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah informan, tetapi bisa

tergantung dari pemilihan informan kunci, dan komplesitas dari keragaman

fenomena social yang diteliti.Dengan demikian, informan ditentukan dengan

teknik purposive (bertujuan).Penelieti memilih informan sesuai dengan kriteria

tertentu yang telah ditetapkan.Kriteria ini harus sesuai dengan topik

peneliti.Mereka yang dipilih pun harus dianggap kredibel untuk menjawab

masalah penelitian. Walaupun demikian dalam penelitian nanti, tidak menutup

kemungkinan peneliti juga akan menggunakan teknik Snowballdisesuaikan

dengan kondisi atau situasi yang ada di lapangan.

Dalam penelitian yang dilakukan yang akan menjadi informan peneliti

adalah Kepala Dinas,Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, Kasi Sarana Usaha

Pariwsata,Kasi Kemitraan Usaha Jasa Pariwisata,Kasi Promosi Pariwisata, Kasi

Analisa Pasar dan Produk(Key Informan) yang dapat memberi informasi tentang

bagaimana pelaksanaan Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi

oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, kemudian

informan pendukung (Second Informan) akan ditentukan untuk memberi petunjuk

dan dapat dijadikan sebagai sumber data dan informasi lain yang dibutuhkan

dalam penelitian.

Untuk mengetahui informan dalam penelitian ini, berikut adalah uraian

informan yang berkaitan dalam penelitian.


53

Tabel 3.1
Sumber Informan Penelitian

Kode Informan Informan Keterangan

I1 Instansi Pemerintah
I1.1 1. Kepala Bidang Destinasi dan
Sarana Pariwisata Kabupaten
I1.2
Serang
2. Kepala Dinas Pemuda Olahraga
dan Pariwisata Kabupaten
Serang
I1.3
3. Kasi Obyek Wisata dan
I1.4 Hiburan UmumKabupaten
I1.5
Serang

I1.6 4. Kasi Sarana Usaha Pariwisata


Kabupaten Serang Key Informan
5. Kasi Promosi
I1.7
PariwisataKabupaten Serang
I1.8
6. Ketua Unit Dokumentasi dan
Publikasi BPCB Banten
7. Pengkaji Pelestari Cagar
BudayaBPCB Banten
I1.9
8. Staff Pelaksana Perencanaan
Evaluasi dan Pelaporan di
Dinas Pariwisata Provinsi
Banten
9. Staff di Bagian Industri
Pengembangan Pariwisata
Provinsi Banten
54

I2 Masyarakat
I2.1 1. Pengelola objek wisata Situs
Tasikardi.
I2.2 2. Pengunjung. Secondary Informan
I2.3 3. Pedagang di Situs Tasikardi.
I2.4 4. Masyarakat sekitar Situs
Tasikardi

(Sumber: Peneliti, 2017)

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara pengumpulan data serta jenis dan

sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian yang dilakukan.

Dalam penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan,

yaitu:

1. Observasi

Menurut moleong (2013:175) observasi (pengamatan) adalah kegiatan untuk

mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian,

perilaku tidak sadar, kebiasaan dan sebagainya.Metode observasi yang digunakan

dalam penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi

oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, yaitu

menggunakan metode observasi non-participant.Dalam hal ini peneliti datang ke

lokasi penelitian, namun tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukan dari

subyek penelitian.Artinya peneliti hanya melakukan pengamatan terkait

bagaimana Manajemen Pengelolaan yang dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga

dan Pariwisata Kabupaten Serang dalam Mengelola Objek Wisata Situs Tasikardi.
55

Tujuan penggunaan metode observasi dalam penelitian ini yakni peneliti

dapat mencatat hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, mendokumentasikan,

dan merefleksikannya secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi dari

subyek penelitian.Dengan demikian, maka data-data yang dikumpulkan

berdasarkan hasil teknik pengumpulan data lainnya, dapat ditriangulasikan dengan

menggunakan metode ini.Hal ini ditujukan untuk mendapatkan data yang valid.

Validitas data sangat diperlukan dalam penelitian ini karena keabsahan data yang

didapat apakah sesuai dengan fakta yang ada di lapangan atau tidak..

2. Wawancara

Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

secara mendalam, dimana peneliti melakukannya dengan sengaja untuk

melakukan wawancara dengan informan dan peneliti tidak sedang observasi

partisipasi.Peneliti bisa datang berkali-kali untuk melakukan wawancara, sifat

wawancara mendalam dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan dalam pedoman

wawancara.Tujuannya adalah memperoleh data secara jelas, konkret dan lebih

mendalam. Pada dasarnya metode ini merupakan usaha untuk menggali

keterangan yang lebih dalam dari sebuah kajian dari sumber yang relevan berupa

pendapat, kesan, pengalaman, pikiran dan lain sebagainya yang berkaitan dengan

Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.

3. Studi Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan

catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga


56

akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode

ini hanya mengambil data yang sudah ada terkait Manajemen pengelolaan ataupun

sumber data lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti.Metode ini juga digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia

dalam catatan dokumen.Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari

dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi

data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara

mendalam.Penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian mengenai

Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, digunakan sebagai data pendukung

terkait masalah penelitian.Dengan adanya data pendukung tersebut ditujukan

sebagai penguat argumentasi dari data-data primer yang didapatkan dari hasil

observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti sebelumnya.


57

Tabel 3.2
Pedoman Wawancara

No. Dimensi Asas-asas Kode Informan


1 Pembangunan dan .
1. Proses pembangunan dan I1.1, I1.3, I1.6,
Pengembangan
pengembangan
pariwisata 2. Pembinaan pariwisata bagi I1.1, I1.3, I2.1
masyarakat lokal
3. Target yang ingin dicapai I1.1, I1.2
4. Pihak-pihak yang terlibat
dalam pembangunan dan
I1.1, I1.2, I1.4
pengembangan
5. Dampak pembangunan dan
I2.1, I2.3, I2.6
pengembangan pariwisata bagi
masyarakat sekitar

2 Preservasi, 1. Upaya Pelestarian I1.6, I1.7


proteksi, dan 2. Bentuk pengawasan dan sanksi I1.1, I1.2, I1.6
peningkatan 3. Upaya peningkatan kualitas
I1.2, I1.3
kualitas sumber sumber daya
daya
3 Pengembangan 1. Atraksi wisata yang tersedia I1.4, I1.5, I2.1
atraksi wisata 2. Strategi pengembangan I1.4, I1.8, I2.1, I2.5
tambahan 3. Promosi Pariwisata
I1.4, I1.8
4 Pelayanan kepada 1. Kepuasan wisatawan terhadap I2.5, I2.6
wisatawan kualitas pelayanan
I2.5, I2.2, I1.2
2. Kenyamanan wisatawan
3. Sarana dan prasarana yang I2.5, I2.1, I1.4, I1.3
tersedia

5 Dukungan dan 1. Dukungan dari pemerintah dan I1.1, I2.1, I1.8


Legitimasi pada masyarakat
pembangunan dan 2. Kebijakan pemerintah I1.9, I1.8
pengembangan 3. Keterlibatan Dinas Pariwisata I1.9, I1.3, I1.8
dan Kebudayaan Provinsi.
58

3.7 Teknik Analisis dan Uji Keabsahan Data

3.7.1 Teknik Pengolahan Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen (dalam Moleong

2010:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting

dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada

orang lain. Dalam menganalisis data penelitian yang diperoleh dari hasil

penelitian di lapangan, maka peneliti menggunakan analisis data model Miles &

Huberman. Model interaktif Miles & Huberman dapat dipahami dengan gambar

dibawah ini:

Data Collection
Data Display

Data Reduction

Conclusion:
Drawing/ Verifying

Gambar 3.1 Analisis Data Miles & Huberman

Gambar di atas merupakan tahapan dalam analisis data model interaktif

menurut Miles & Huberman dengan empat tahapan analisis data penelitian, yaitu

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.


59

Berikut adalah penjelasan mengenai gambar analisis data menurut Miles &

Huberman (dalam Fuad & Nugroho 2014:16-18), yang diantaranya:

a. Reduksi Data (Data Reduction), dimaknai sebagai proses memilah dan

memilih, menyederhanakan data yang terkait dengan kepentingan penelitian

saja, abstraksi dan transformasi data-data kasar dari catatan lapangan. Reduksi

data perlu dilakukan karena ketika peneliti semakin lama di kancah penelitian

akan semakin banyak data atau catatan lapangan yang peneliti kumpulkan.

Tahap dari reduksi adalah memilah dan memilih data yang pokok, fokus pada

hal-hal yang penting, mengelompokkan data sesuai dengan tema, membuat

ringkasan, member kode, membagi data dalam partisi-partisi dan akhirnya

dianalisis sehingga terlihat pola-pola tertentu.

b. Penyajian Data (Data Display) berupa uraian singkat, bagan, hubungan kausal

dengan kategori, flowchart dan sejenisnya. Penyajian data dapat membantu

peneliti dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan analisis selanjutnya

berdasarkan apa yang sudah dipahami sebelumnya.

c. Menarik kesimpulan/ verifikasi (Conclusion: Drawing/ Verifying), merupakan

langkah terakhir dalam analisis data menurut Miles dan Huberman.

Berdasarkan pola-pola yang sudah tergambarkan dalam penyajian data,

terdapat hubungan kausal atau interaktif antara data dan didukung dengan

teori-teori yang sesuai, peneliti kemudian mendapatkan gambaran utuh tentang

fenomena yang diteliti dan kemudian dapat menyimpulkan fenomena tersebut

sebagai temuan baru.


60

Berdasarkan penjelasan di atas terkait penggunaan teknik analisis data

penelitian, dalam penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata

Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang,

peneliti menggunakan teknik analisis data menurut Miles & Huberman. Teknik

analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan empat langkah analisis data,

yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan.Hal ini digunakan sebagai alat untuk mempermudah peneliti untuk

menganalisis data yang didapat dari hasil penelitian lapangan dan mendapatkan

kesimpulan mengenai penelitian yang dilakukan peneliti.

3.7.2 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dapat dilakukan dengan triangulasi pendekatan dengan

kemungkinan melakukan terobosan metodologis terhadap masalah-masalah

tertentu yang kemungkinan dapat dilakukan seperti yang dikatakan Denzin dengan

“Triangulasi”. Istilah penggabungan metode ini dikenal lebih akrab di kalangan

pemula dengan istilah „meta-metode‟ atau „mix-method‟, yaitu metode campuran,

dimana metode kuantitatif dan kualitatif digunakan bersama-sama dalam sebuah

penelitian (dalam Bungin 2010:257).Metode ini digunakan sebagai alat untuk

menguji apakah data hasil penelitian yang telah dikumpulkan terdapat perbedaan

atau tidak, sehingga dapat diketahui data tersebut dianggap absah atau

tidak.Penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi

Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, menggunakan

dua teknik triangulasi pendekatan untuk menguji keabsahan data dari hasil
61

penelitian lapangan. Berikut adalah teknik triangulasi pendekatan yang digunakan

peneliti, yang di antaranya:

a. Triangulasi sumber, dapat dilakukan dengan mengecek data yang sudah

diperoleh dari berbagai sumber. Data dari berbagai sumber tersebut

kemudian dipilah dan dipilih dan disajikan dalam bentuk tabel matriks.

Data dari sumber yang berbeda dideskripsikan, dikategorisasikan, mana

pandangan yang sama, berbeda dan mana yang lebih spesifik.

b. Triangulasi teknik, dapat dilakukan dengan melakukan cek data dari

berbagai macam teknik pengumpulan data. Misalnya dengan

menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan

dokumentasi. Data dari ketiga teknik tersebut dibandingkan, adakah

konsistensi. Jika berbeda, maka dapat dijadikan catatan dan dilakukan

pengecekkan selanjutnya mengapa data bisa berbeda (Fuad & Nugroho,

2014:19-20).

Berdasarkan pemaparan di atas, dalam menguji keabsahan data, peneliti

menggunakan dua teknik triangulasi pendekatan.Dengan menggunakan teknik

triangulasi sumber, peneliti memperoleh dari sudut pandang pemerintah, sektor

swasta dan masyarakat.Sedangkan, teknik triangulasi teknik, peneliti melakukan

cek data dari berbagai sumber, yaitu wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi.Hal ini dijadikan dasar oleh peneliti, untuk mengetahui apakah data

yang didapatkan terdapat perbedaan atau tidak.Dan jika terdapat perbedaan, maka

selanjutnya peneliti dapat melakukan pengecekkan ulang di lapangan, mengapa

data yang diterima berbeda, dan digunakan sebagai catatan penelitian.Selain itu,
62

peneliti juga menggunakan member check dalam menguji keabsahan data.Member

check dilakukan dengan melakukan pengecekkan data yang diperoleh kepada

informan penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang

diperoleh telah sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh informan penelitian,

sehingga data yang didapat merupakan data yang valid dan kredibel (dapat

dipercaya) sesuai dengan yang telah disesuaikan dan disepakati oleh informan

penelitian yang kemudian ditandatangani sebagai bukti autentik bahwa peneliti

telah melakukan member check.

1.7 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti bagaimana Manajemen

Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Serang.Adapaun waktu penelitian ini dimulai dari bulan

Oktober 2016.
63

Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
Waktu Penelitian
Kegiatan 2016 2017
No Okt Nov Des Jan Feb Mar April Mei Juni

1 Pengajuan Judul

Observasi Awal
2

Penyusunan
3 Proposal

4 Seminar Proposal

Revisi dan
5
Bimbingan
Pengumpulan Data,
6 Pengolahan dan
Analisa Data
Sidang Skripsi
7

Revisi Sidang
9

(Sumber : Peneliti, 2017)


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang

meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum tentang

Kabupaten Serang, Deskripsi dan sejarah Situs Tasikardi, Serta memberikan

gambaran umum tentang Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten

Serang. Hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

4.1.1 Deskripsi Kabupaten Serang

Kabupaten Serang merupakan salah satu dari delapan kabupaten/kota di

Provinsi Banten , terletak diujung Barat bagian Utara Pulau Jawa dan merupakan

pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa

dengan jarak ± 70 km dari Kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia.Luas wilayah

secara administratif tercatat 1.467,35 Km 2 yang terbagi atas 28 (dua puluh

delapan) wilayah kecamatan dan 320 desa.Secara Geografis wilayah Kabupaten

Serang terletak pada koordinat 5°50‟ sampai dengan 6°21‟ Lintang Selatan dan

105°0‟ sampai dengan 106°22‟ Bujur Timur. Jarak terpanjang menurut garis lurus

dari utara keselatan adalah sekitar 60 km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur

adalah sekitar 90 km, sedangkan kedudukan secara administratif berbatasan

dengan :

64
65

 Sebelah Utara dibatasi dengan Kota Serang dan Laut Jawa

 Sebelah Timur dibatasi oleh Kabupaten Tangerang

 Sebelah barat dibatasi oleh Kota Cilegon dan Selat Sunda

 Sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Lebak dan Pandeglang.

Kondisi lahan di Kabupaten Serang terbagi menjadi dua bagian yaitu

kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan budidaya, sebagian besar

penggunaan lahannya terdiri atas persawahan yaitu seluas 54.145,40 Ha yang

terdiri dari sawah tadah hujan seluas 31.079 ha, sawah irigasi seluas 23.066.40

Ha, yang sebagian besar berada di Serang Bagian Utara yang membentang mulai

dari Kecamatan Kramatwatu Bagian utara, Kasemen, Pontang, Tirtayasa dan

Tanara. Tegalan seluas 39.912,35 Ha tersebar diseluruh Kabupaten Serang, kebun

campuran seluas 39.159,10 Ha yang sebagian besar berada di Wilayah Serang

bagian Selatan diantaranya Kecamatan Petir, Tunjung Teja, Baros, Curug,

Pabuaran, Padarincang, Ciomas, Gunungsari, Mancak dan Kecamatan Cinangka ,

perkampungan seluas 20.121,97 Ha yang tersebar di seluruh Kabupaten Serang,

perumahan seluas 8.680 Ha, dan jasa seluas 3.305,26 Ha sebagian besar

terkonsentrasi di Wilayah Kota Serang dan Kramatwatu, sehingga luas lahan

budidaya secara keseluruhan sejumlah 106.043,01 Ha.

Kawasan lindung di Kabupaten Serang tersebar di seluruh wilayah, yang

meliputi sempadan sungai dan sempadan pantai, sedangkan kawasan lindung

selain sempadan sungai dan pantai, terdapat diwilayah Serang Selatan dan Utara

yaitu diwilayah Ciomas, Padarincang, Mancak dan Kramatwatu, sedangkan


66

diwilayah utara terdapat di Kecamatan Bojonegara dan Puloampel. Perkembangan

yang terjadi terhadap keberadaan hutan lindung ini mengalami penurunan,

sehingga diperkirakan telah terjadi penyusutan luas hutan lindung 4361,79 ha dari

17906,61 ha menjadi tinggal 13544,82 ha.

Penduduk Kabupaten Serang data tahun 2015 berjumlah 1.419.358 jiwa,

(Berdasarkan pendataan dari biro pemerintahan Provinsi Banten Pada semester

II Tahun 2015)Kabupaten Serang memiliki lahan pertanian sangat luas yang

dikelola oleh masyarakat. Memberikan hasil pertanian yang beragam seperti buah-

buahan pisang, mangga, rambutan dan durian untuk konsumsi lokal dan memasok

kebutuhan buah kota Jakarta. Serang juga memiliki perkebunan rakyat yang

menghasilkan kelapa, kacang tanah, melinjo kopi, cengkeh, lada, karet, vanili,

kakao dan bumbu-bumbu.Juga untuk memenuhi kebutuhan lokal serta lebih

banyak untuk memasok kebutuhan Jakarta.

Di sektor industri, terdapat dua Zona Industri yaitu Zona Industri Serang

Barat dan Zona Industri Serang Timur . Zona Industri Serang Barat terletak di

Kecamatan Bojonegara, Pulo Ampel dan Kramatwatu dengan luas total 4.000 Ha

berada disepanjang pantai Teluk Banten untuk pengembangan industri mesin,

logam dasar, kimia, maritim dan pelabuhan.

Sedangkan Zona industri Serang Timur terletak di Kecamatan Cikande,

Kibin, Kragilan dan Jawilan dengan luas kawasan industri 1.115 Ha.Terdapat

beberapa kawasan industri seperti Nikomas Gemilang, Indah Kiat dan Cikande

Modern. Total perusahaan industri besar dan sedang di Kabupaten Serang

sebanyak 145 perusahaan.


67

Debus merupakan kesenian khas Kabupaten Serang. Asal-Usul kata

“Debus” itu sendiri belum jelas, tapi ada yang berpendapat kata Debus berarti

“Tembus”. Pada permainan Debus memang ada atraksi berusaha menembus tubuh

manusia dengan logam runcing ukuran besar, bahkan dipalu dengan palu

besar.Kesenian Debus bersifat turun temurun dan hanya diwariskan secara

terbatas. Tidak ada lembaga formal yang khusus mendalami dan mendidik pemain

Debus. Semua berlangsung informal dan tradisional.Muncul Secara alami dan

tumbuh di daerah pedesaan tanpa rekayasa, trik atau tipuan.

Selain sektor industri, Kabupaten Serang juga memiliki potensi dibidang

pariwisata dengan potensi yang cukup besar. Hal ini meningat terdapat lokasi

wisata berupa Pantai Anyer dan Kawasan Banten Lama, Rawa Dano, Situs

Tasikardi, Cagar Alam Pulau Dua, Pemandian Air Panas Batukuwung serta Air

Terjun . Jumlah Hotel di KabupatenSerang : 86 Hotel, Objek Wisata :74 Lokasi

(Sumber: http://biropemerintahan.bantenprov.go.id [20/03/2017])

4.1.2 Deskripsi Situs Tasikardi

Penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs

Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, Peneliti

memusatkan pusat penelitiannya pada Situs Tasikardi yang terletak di Situs

Tasikardi. Tasikardi adalah danau buatan dengan luas kira-kira 6,5 Ha yang

seluruh alasnya dilapisi ubin bata. Secara administratif terletak di Desa

Margasana, Kecamaan Kramatwatu, Kabupaten Serang, kia-kira 2 km disebelah

Tenggara Kraton Surosowan.Lokasi objek dijalan utama, kira-kira 1 km kearah

Utara dari jalan Serang-Cilegon.Danau ini dibangun oleh Sultan Maulana Yusuf
68

(1570-1580).Ditengah danau dibangun sebuah pulauyang disebut pulau Kaputren

yang semula diperuntukan khusus bagi ibu Sultan Maulana Yusuf untuk

bertafakur mendekatkan diri kepada Allah.Selanjtna pulau ini digunakan sebagai

tempat rekreasi bagi keluarga kesultanan.Pada tahun 1706 Sultan Banten menrima

seorang tamu Belanda yaitu Cornelis de Bruin di tempat ini.Ketika Daendles

membuat jalan dari Merak ke Karangantu, danau ini tidak dirusak.

Danau Tasikardi berfungsi untuk menampung air dari Sungai Cibanten

yang kemudian disalurkan ke sawah-sawah dan ke Keraton Surosowan untuk

keperluan air minum dan kebutuhan sehari-hari bagi keluarga Sultan di Keraton

Surosowan. Di Pulau yang terletak ditengah Danau Tasikardi , terapat 3 bangunan

yang, yaitu bangunan turap, bangunan kolam dan sisa-sisa fondasi. Bangunan

turap yang mengelilngi situs berukuran 40 x 40 m; tinggi terendah 2 m; dan

tertinggi 3 m. bangunan kolam berukuran 6 x 4,7 m; tinggi sayap atas 80 cm,

kedalaman 3 m; bangunan tambahan disamping kolam sebelah utara berukuran

13,35 x 6 m. Sisa-sisa fondasi terdiri dari bangunan induk termasuk bagan

serambi berukuran 1,45 x 18,10 m; bangunan lorong sebelah barat berukuran 8,25

x 18,10 m dengan lebar fondasi 50 cm; banguna lorong sebelah timur berukuran

4,90 x 18,10 m dengan lebar fondasi 50 cm.

4.1.3 Deskripsi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang

Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat

Daerah membawa perubahan dalam system pemerintahanda daerah terutama pada

struktur organisasi dan tata kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Serang. Disparpora Kabupaten Serang, merupakan bagian yang tidak terpisahkan


69

dari system penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten Serang yang

melaksanakan fungsi utama di Bidang Pariwisata, Pemuda dan Olahraga di

Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 19

Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang.

Dalam rangka pelaksanaan amanat Undang – undang No. 25 Tahun 2004

tentang sistem perencanaan Pembangunan Nasional dan seiring dengan

ditetapkannya Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang – undang

Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua atas Undang – undang Nomor

32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, telah merubah paradigma

sentralisasi pemerintahan daerah disentralisasi dengan pemberian otonomi daerah

yang nyata, luas dan bertanggung jawab kepada daerah.

Disparpora Kabupaten Serang mempunyai kewajiban melaksanakan

sebagian tugas Pemerintah Kabupaten Serang dan bertanggungjawab kepada

Bupati, untuk mempertanggungjawabkan penyelnggaraan pemerintah

dilingkungan Disparpora serta wajib menyusun Rencana Strategis sebagai dasar

pelaksanaan pembangunan di daerah dalam kerangka waktu jangka menengah

(Lima Tahun) yang berpedoman pada RPJMD Kabupaten Serang.

4.1.3.1 Susunan Organisasi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

Susunan struktur organisasi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Serang berdasarkan peraturan daerah nomor 821 tahun 2011 tentang pembentukan

organisasi Dinas daerah Kabupaten Serang adalah terdiri dari:


70

a). Kepala Dinas

b). Sekretariat, membawakan:

1. Sub bagian umum dan kepegawaian

2. Sub bagian keuangan

3. Dub bagian Program dan Evaluasi

c). Bidang bina destinasi dan sarana pariwisata, membawakan:

1. Seksi Objek wisat dan hiburan umum

2. Seksi sarana dan usaha pariwisata

3. Seksi sumber daya pelayanan pariwisata

d). Bidang pemasaran dan kemitraan usaha jasa pariwisata, membawakan:

1. Seksi analisa pasar dan produk pariwisata

2. Seksi promosi pariwisata

3. Seksi kemitraan usaha jasa pariwisata

e). Bidang Pemuda dan Olahraga, membawakan:

1. Seksi kepemudaan

2. Seksi keolahragaan

3. Seksi sarana dan prasarana

f) Unit pelaksana teknis dinas

g) Kelompok jabatan fungsional


71

STRUKTUR ORGANISASI DINAS PARIWISATA PEMUDA DAN


OLAHRAGA KABUPATEN SERANG

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN


UMUM & KEUANGAN PROGRAM DAN
KEPEGAWAIAN EVALUASI

KELOMPOK BIDANG DESTINASI DAN BIDANG PEMASARAN & BIDANG PEMUDA DAN
JABATAN SARANA PARIWISATA KEMITRAAN USAHA OLAHRAGA
FUNGSIONAL JASA PARIWISATA

SEKSI SARANA SEKSI ANALISA


USAHA PARIWISATA PASAR DAN PRODUK SEKSI OLAHRAGA

SEKSI OBYEK SEKSI KEMITRAAN SEKSI SARANA


WISATA DAN USAHA JASA PRASARANA
HIBURAN UMUM PARIWISATA OLAHRAGA

SEKSI SUMBER SEKSI PROMOSI


DAYA PELAYANAN PARIWISATA SEKSI PEMUDA
PARIWISATA

UPTD
72

4.1.3.2 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pemuda Olahraga dan

PariwisataKabupaten Serang

Sebagai pelaksana Urusan Pemerintah Daerah yang harus memberikan

pelayanan dibidang pariwiasta, pemuda dan olahraga yang meliputi bina destinasi

dan sarana pariwisata, pemasaran dan kemitraan jasa pariwisata, pemuda dan

olahraga, dengan mengedepankan berbagai kegiatan serta bertindak sebagai

fasilitator, mediator dan negosiator, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

mengemban tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang

pariwisata, pemuda dan olahraga berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas

pembantuan.

Tugas-tugas tersebut sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Daerah No.

19 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang

dan Peraturan Bupati Serang No. 11 tahun 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan

Uraian Tugas pada Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupten Serang:

1. Kepala Dinas : Memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan dan

mengawasi penyelenggaraan sebagian tugas Pemerintahan Daerah di

bidang Pariwisata, Pemuda dan Olahraga.

2. Sekretaris :Memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan dan

mengawasi penyelenggaraan tugas Kesekretariatan Dinas.\

3. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian :Memimpin, merencanakan,

mengatur, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan urusan

Administrasi Umum dan Kepegawaian Dinas.


73

4. Kepala Sub Bagian Keuangan :Memimpin, merencanakan, mengatur,

melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan urusan Administrasi

Keuangan Dinas.

5. Kepala Bidang Bina Destinasi dan Sarana Pariwisata : Memimpin,

merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengawasi Penyelenggaraan

tugas Pemerintahan Daerah di bidang Bina Destinasi dan Sarana

Pariwisata.

6. Kepala Seksi Obyek Wisata dan Hiburan Umum :Memimpin,

merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan

urusanObyek Wisata dan Hiburan Umum.

7. Kepala Seksi Sarana Usaha Pariwisata : Memimpin, merencanakan,

mengatur, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan urusan Sarana

Usaha Pariwisata.

8. Kepala Seksi Promosi Pariwisata : Memimpin, merencanakan, mengatur,

melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan urusan Promosi

Pariwisata.
74

4.1.3.3 Visi dan Misi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Serang.

Visi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang

“Terselanggaranya layanan penataan kepariwisataan, kepemudaan dan olahraga

menuju masyarakat yang berkualitas dan sinergis dalam mengelola potensi

daerah”

Misi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang

1. Mewujudkan penyelanggaraan tugas pokok dan fungsi disparpora secara

dinamis, kreatif dan akuntabel.

2. Meningkatkan pelayananan penataan kepariwisataan dengan mengoptimalkan

potensi daerah tujuan wisata.

3. Meningkatkan pelayanan penataan kepemudaan dan olahraga yang kreatif,

produktif dan berprestasi.

4. Mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan alam dalam

rangka menciptakan daerah tujuan wisata yang aman, nyaman, sehat dan

diminati.

5. Meningkatkan upaya– upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka

menumbuh kembangkan perekenomian rakyat di daerah tujuan wisata.


75

4.1.4 Deskripsi Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten

Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 30 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Pelestarian, Balai Pelestarian Cagar Budaya yang kemudian disebut BPCB adalah

unit pelaksana teknis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di Bidang

pelestarian cagar budaya yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

direktur jendral Kebudayaan. BPCB mempunyai tugas melaksanakan

pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya dan yang diduga

cagar budaya di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas BPCB

menyelenggarakan:

a. Pelaksanaan penyelamatan dan pengamanan cagar budaya dan yang

diduga cagar budaya.

b. Pelaksanaan zonasi cagar budaya dan yang diduga cagar budaya

c. Pelaksanaan pemeliharaan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya

d. Pelaksanaan pengembangan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya

e. Pelaksanaan pemanfaatan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya

f. Pelaksanaan dokumentasi dan publikasi

g. Pelaksanaan kemitraan di bidang pelestarian cagar budaya dan yang

diduga cagar budaya

h. Pelaksanaan urusan ketatausahaan BPCB


76

Tata Kerja

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi BPCB berkoordinasi dengan

a. Direktorat di lingkungan Direktorat Jendral kebudayaan

b. Pemerintah Provinsi dan pemerintah kabupaten/kota

c. Unit organisasi terkait lainnya di dalam dan di luar Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang didapat dari hasil

penelitian lapangan. Dalam pemaparannya yaitu, dalam penulisan penelitian ini

menggunakan teori mengenai prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata oleh

Cox dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta (2009;81) manajemen

pengelolaan yang dilakukan, mulai dari tahap pembangunan dan pengembangan

pariwisata, presevasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya,

pengembangan atraksi wisata tambahan, pelayanan kepada wisatawan, sampai

pada dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan yang

dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dalam manajemen pengelolaan objek

wisata Situs Tasikardi. Dalam hal ini pihak-pihak yang terkait adalah Dinas

Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi Banten, Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten, Pihak

pengelola dari Karang Taruna di Desa Margasana, dan masyarakat yang ada di

sekitar objek wisata Situs Tasikardi.


77

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif, sehingga data yang peneliti dapatkan lebih banyak berupa

kata-kata dan tindakan yang peneliti peroleh melalui proses wawancara dan

observasi dilapangan. Adapun dokumentasi yang peneliti ambil saat melakukan

pengamatan adalah catatan berupa catatan lapangan peneliti, seperti dokumen-

dokumen yang peneliti dapatkan baik dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Serang, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Banten, Balai

Pelestarian Cagar Budaya Banten, Pihak pengelola dari Karang Taruna, dan

masyarakat yang ada di sekitar objek wisata Situs Tasikardi. yang merupakan data

mentah yang harus diolah dan dianalisis kembali untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan. Selain itu bentuk data lainnya berupa foto-foto dilapangan dimana

foto-foto tersebut merupakan foto kegiatan-kegiatan yang menggambarkan

suasana di Objek Wisata Situs Tasikardi.

Selanjutnya karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka dalam

proses menganalisis datanya pun peneliti melakukan analisa secara bersamaan.

Seperti yang telah dipaparkan dalam bab 3 sebelumnya, bahwa dalam prosesnya

analisa dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik analisis data

menurut Miles and Huberman (2009:16), yaitu selama penelitian dilakukan

dengan menggunakan 4 tahap penting, diantaranya : pengumpulan data (data

collection) yaitu proses memasuki lingkungan penelitian dan melakukan

pengumpulan data penelitian. Ini merupakan tahap awal yang harus dilakukan

oleh peneliti agar peneliti dapat memperoleh informasi mengenai masalah-

masalah yang terjadi di lapangan. Reduksi data merupakan suatu proses


78

pemilihan, merangkum, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan reduksi data, peneliti

memberikan kode pada aspek tertentu, yaitu :

1. Kode Q untuk menunjukan kode pertanyaan

2. Kode Q1, Q2, Q3 dan seterusnya untuk menunjukan urutan pertanyaan

3. Kode I untuk menunjukan informan

4. Kode I1, I2, I3 dan seterusnya untuk menunjukan urutan informan

5. Kode I1.1, I1.2,menunjukkan daftar informan dari kategori Pegawai Dinas

6. Kode I2.1, I2.2, I2.3menunjukkan daftar informan masyarakat

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data,

penyajian data di sini merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Beberapa

jenis bentuk penyajian data adalah matriks, grafik, jaringan, bagan dan lain

sebagainya yang semuanya dirancang untuk menggabungkan informasi tersusun

dalam suatu bentuk yang padu. Kemudian penyajian data dapat dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan selanjutnya, yang

paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami.

Analisis data kualitatif yang terakhir menurut Miles dan Huberman (2009

:16) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Setelah data bersifat jenuh
79

artinya telah ada pengulangan informasi, maka kesimpulan tersebut dapat

dijadikan jawaban atas masalah penelitian.

4.2.2 Daftar Informan Penelitian

Pada penelitian ini, mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs

Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang,

pemilihan informan dilakukan oleh peneliti dengan carapurposive.Purposive

adalah teknik pemilihan informan yang mempunyai pemahaman yang berkaitan

langsung dengan masalah penelitian guna memperoleh data dan informasi yang

lebih akurat. Hal ini juga telah dijelaskan pada bab sebelumnya mengenai

metodologi penelitian.

Informan yang telah ditentukan diawal adalah semua pihak baik aparatur

pelaksana pengelolaan, pihak-pihak yang terlibat maupun masyarakat. Dalam hal

ini yaitu Kepala Dinas di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten

Serang,Kepala Bidang Destinasi dan Sarana Pariwisata, Kasi Objek Wisata dan

Hiburan Umum, Kasi Promosi Pariwisata, Kasi Sarana Usaha Pariwisata, Ketua

Unit Dokumentasi dan Publikasi di BPCB Banten, Pengkaji Pelestari Cagar

Budaya Banten, Staff di Bagian Pengembangan Industri Pariwisata di Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Banten, Pengelola Tasikardi, Pedagang di

Tasikardi, Pengunjung, Masyarakatdan pihak lain yang terlibat dalam Manajemen

Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Serang.

Adapun informan-informan yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:
80

Tabel 4.1

Informan Penelitian

No Kode Nama Informan Keterangan

Kepala Bidang Destinasi dan Sarana


1 I1.1 Uu Faturacham
Pariwisata Kabupaten Serang
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan
2 I1.2 Tahyudin
Pariwisata Kabupaten Serang
Kasi Obyek Wisata dan Hiburan
3 I1.3 Mastufah Kabupaten Serang

Kasi Sarana Usaha Pariwisata


4 I1.4 Ade Fauziah
Kabupaten Serang
Kasi Promosi Pariwisata Kabupaten
5 I1.5 Marisca Teressia
Serang
Soni Prasetia Ketua Unit Dokumentasi dan Publikasi
6 I1.6
Wibawa BPCB Banten

7 I1.7 Juliadi Pengkaji Pelestari Cagar Budaya


Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi
8 I1.8 Chairul Anwar dan Pelaporan di Dinas Pariwisata
Provinsi Banten
Staff di Bagian Industri Pengembangan
9 I1.9 Rifal Firmansyah
Pariwisata Provinsi Banten
Ketua Karang Taruna (Pengelola
10 I2.1 Abdul Muis
Tasikardi)
Anggota Karang Taruna (Pengelola
11 I2.2 Mahdum Bahar
Tasikardi)
12 I2.3 Jubed Pedagang di Tasikardi
13 I2.4 Badi‟ah Pedagang di Tasikardi
14 I2.5 Yohan Pengunjung Tasikardi
15 I2.6 Dian Pengunjung Tasikardi
16 I2.7 Rouf Masyarakat

(Sumber: Peneliti, 2017)


81

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Mengingat jenis dan analisis data yang digunakan adalah dengan

menggunakan pendekatan kualitatif, maka data yang diperoleh bersifat

deskriptif berbentuk kata dan kalimat dari hasil wawancara dengan para

informan penelitian, hasil observasi lapangan, catatan lapangan dan data-data

atau hasil dokumentasi lainnya yang relevan dengan fokus penelitian yang

peneliti lakukan. Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, analisis

data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif yang telah

dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam

analisis datanya, yaitu pengumpulan data (Data Collection), reduksi data (Data

Reduction), penyajian data (Data Display), dan penarikan kesimpulan/verifikasi

(Conclusion Drawing/Verivication).

Berdasarkan teknik analisa data kualitatif data-data tersebut dianalisis

selama penelitian berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil penelitian

lapangan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dilakukan

triangulasi data yaitu proses check and recheck antara sumber data dengan

sumber data lainnya, serta diberi kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan

jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan dengan pembahasan permasalahan

penelitian.
82

Pembahasan dan analisis dalam penelitian ini merupakan data dan fakta

yang peneliti dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang

peneliti gunakan yaitu menggunakan teori prinsip-prinsip dasar pengelolaan

pariwisata menurut Cox dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta (2009;81)

Dimana dalam teori ini memberikan tolak ukur atas komponen-komponen penting

yang harus dipertimbangkan dalam melakukan manajemen pengelolaan untuk

mengetahui bagaimana proses manajemen pengelolaan objek wisata Situs

Tasikardi dilakukan.

Dalam Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi ini dikelola

oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, yang dibantu oleh

Karang Taruna Desa Margasana dan juga berkoordinasi dengan Balai Pelestarian

Cagar Budaya Banten dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Banten.

Penelitian mengenaiManajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi ini

menggunakan teori prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata menurut Cox

dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta (2009;81)yang dilakukan, mulai dari

tahap pembangunan dan pengembangan pariwisata, presevasi, proteksi, dan

peningkatan kualitas sumber daya, pengembangan atraksi wisata tambahan,

pelayanan kepada wisatawan, sampai pada dukungan dan legitimasi pada

pembangunan dan pengembangan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait

dalam manajemen pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi. Dalam deskripsi

hasil penelitian ini akan dibahas sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang

akan disesuaikan dengan masing-masing prinsip-prinsip dasar pengelolaan

pariwisata menurut Cox dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta.
83

4.3.1 . Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata di Objek Wisata Situs


Tasikardi
Analisis data dalam point pembangunan dan pengembangan objek wisata

Situs Tasikardi ini terdapat hal-hal yang akan dibahas yaitu mengenai proses

pembangunan dan pengembangan yang dilakukakn di objek wisata Situs

Tasikardi, Pembinaan terhadap masyarakat lokal, pihak-pihak yang terlibat dalam

pembangunan dan pengembangan Situs Tasikardi, target yang ingin dicapai dalam

pengelolan Tasikardi, serta Dampak pembangunan dan pengembangan pariwisata

bagi masyarakat sekitar.

Pada hakekatnya pengertian pembangunan secara umum adalah proses

perubahan yang terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan

norma-norma tertentu, sedangkan pengembangan adalah suatu usaha untuk

meningkatkan kemampuan agar lebih bisa mendapatkan hasil yang

meningkat.Pembangunan dan pengembangan pariwisata perlu dilakukan hal ini

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dalam aspekpendapatan,

kesempatan kerja, lapangan berusaha, berdaya saing, maupun peningkatan indeks

pembangunan manusia.

. Dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi ini proses pembangunan

dan pengembangan pariwisata yang dilakukan yaitu berdasarkan Ripparda (

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisatan Daerah) Kabupaten Serang. Hal ini

seperti yang dikemukakan oleh Bapak Uu Faturachman (I1.1) sebagai Kabid

Destinasi dan Sarana Pariwisata di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Serang, beliau mengatakan bahwa :


84

“Ya pembangunan yang dilakukan harus sesuai dengan Ripparda,


sesuai dengan Rencana Induk” (Sumber: wawancara dengan
bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana
Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.02 WIB
diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang)

Ripparda yang dimaksud oleh I1.1disini yaitu Peraturan Daerah

KabupatenSerang nomer 8 tahun 2014 tentang Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Kabupaten Serang tahun 2014-2025 . Pembangunan Daerah

adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat yang nyata, baik dalam aspekpendapatan, kesempatan kerja, lapangan

berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun

peningkatan indeks pembangunan manusia. Pembangunan yang dilakukan harus

mewujudkan sapta pesona, yaitu : Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan,

Keindahan, Keramahan dan Kenangan.

Situs Tasikardi ini merupakan benda Cagar Budaya yang harus

dilestarikan sehingga dalam pembangunannya harus melibatkan Balai Pelestarian

Cagar Budaya (BPCB) Banten, yang kemudian Bapak Uu Faturachman

menambahkan bahwa:

“Kalo itu kan kita bekerja sama dengan BPCB, makannya dalam
pembangunan pun kita akan melibatkan mereka sebagai team
teknis, artinya pembangunan itu tidak merusak arkeologi dan
yang lainnya. Supaya mereka tetap terjaga, tetap lestari,
makannya dalam pembanguna Tasikardi tidak semudah seperti
membangun situ terate, kalau Tasikardi kan benda cagar budaya,
makannya kita betul-betul agak mempunyai pekerjaan khusus lah
disitu”(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman
selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10
April 2017 pada pukul 14.08 WIB diruangan Pak Kabid Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)
85

Dari pernyataan yang diungkapkan oleh I1.1bahwa dalam pembangunan

objek wisata Situs Tasikardi melibatkan BPCB Banten, karena objek wisata Situs

Tasikardi merupakan benda Cagar Budaya yang pembangunannya harus

dilakukan secara khusus agar tidak merusak salah satu peninggalan sejarah

tersebut. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Ibu

Mastufah selaku Kasi Objek Wisata dan Hiburan Umum, Beliau mengatakan :

“Ya itu jangan sampai merusak yang sudah ada, kita juga
koordinasikan dengan BPCB apabila akan dilakukan
pembangunan . kita adakan rapat”(Smber: Wawancara dengan Ibu
Mastufah selaku Kasi Objek Wisata dan Hiburan Umum, hari
rabu 03 Mei 2017 pukul 11.15 WIB di Ruangan Staff Destinasi
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)
Dari pernyataan yang diungkapakan oleh I1.3 di atas serupa dengan apa

yang di kemukakan oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Serang, beliau mengatakan:

”Ya kita libatkan peran Balai Cagar Budaya Banten apabila akan
ada pembangunan yang dilakukan.” (Sumber: Wawancara dengan
Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang hari Rabu 19 April pukul 10.45 WIB
di Ruangan Kepala Dinas)
Peran BPCB dalam pembangunan Situs Tasikardi ini yaitu Penelitian,

Pemugaran dan Pelestarian, Pada awal Situs Tasikardi ini akan dijadikan tempat

Objek Wisata dilakukan proses penelitian untuk awal pembangunan guna untuk

mengetahui material apa saja yang akan digunakan dalam proses pembangunan

agar tidak merusak keaslian dari sejarah Tasikardi. Berikut adalah Foto Situs

Tasikardi pada saat belum dilakukan pembangunan dan sesudah diadakan

pembangunan yaitu dijadikannya tempat objek wisata:


86

(Foto Situs Tasikardi tahun 1930. (Foto Situs Tasikardi tahun 2017. Sumber:
Sumber: BPCB Banten) Peneliti)

Gambar 4.1

Berikut ini adalah foto Situs Tasikardi pada tahun 1930 pada saat belum di

kelola dan belum dijadikan tempat pariwisata dan foto Situs Tasikardi tahun 2017

setelah dikelola dan dijadikan objek wisata. Setelah Situs Tasikardi sudah

dijadikan Tempat Objek Wisata, pada saat ini peran BPCB dalam pembangunan

masih sama, yaitu melakukan penelitan, pemugaran dan membantu pemilihan

material pembangunan yang akan dipakai, pembangunan yang saat ini sedang

dilaksanakan di Situs Tasikardi yaitu pembangunan terhadap keamanan benda

Cagar Budaya dalam bentukpemagaran sekeliling Tasikardi. Dalam hal ini Dinas

Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang berkoordinasi dengan BPCB

Banten tentang tata letak pagar apakah pembangunan pagar ini menutupi benda

purbakala yang tertimbun atau tidak, setelah dilakukan penelitian dan dinyatakan

aman, maka barulah mulai pemagaran dilakukan. Hal ini di kemukakan oleh

bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua Unit Dokumentasi dan Publikasi di

BPCB Banten:
87

“Jadi namanya Cagar Budaya itu ada aturan yang melindunginya,


artinya ketika situs itu sudah ada Undang-undangnya berarti
sudah ada peraturan-peraturan yang berkaitan dengannya, nah
terutama untuk beberapa Cagar Budaya yang dikembangkan
sebagai objek wisata, kebetulan Situs Tasikardi adalah satu
diantaranya, ketika Situs itu menjadi Objek Daya Tarik Wisata
(ODTW) tentu saja banyak pengunjung, ada pengunjung datang
maka harus difasilitasi, fasilitasnya kan banyak, mulai dari
keperluannya mereka, bisa dari yang sederhana jalan setapak
kemudian ada kamar mandi/wc, mushola dan sebaginya, ataupun
fasilitas lain, fasilitas pelayanan dan perlindungan, contohnya
adalah pagar. Nah kebetulan kemarin tahun 2016 kami juga
diundang oleh Kabupaten dalam rangka perbaikan pagar, jadi
memang koordinasi itu ada dengan BPCB, jadi artinya ada
diskusi, ada konsultasi berkaitan dengan letak pagar dan lain-
lain”(Sumber: wawancara dengan bapak Soni Prasetia Wibawa
selaku Ketua unit dokumentasi dan publikasi di BPCB Banten,
hari Rabu 12 April 2017 pada pukul 14.30 WIB di BPCB Banten)

Kemudian Bapak Juliadi Selaku Pengkaji Pelestari Cagar Budaya di BPCB

Banten. Beliau menambahkanbahwa :

“BPCB melakukan pemugaran dan penelitian, dan melakukan


pelestarian.Pemugaran pernah dilakuan perbaikan ditengahnya
itukan ada pulau kecil yah, dikenal dengan balekambang, arena
ditengahnya itu pernah dilakukan pemugaran, diperbaiki. Oleh
dalam hal ini kantor kami belum ada saat itu, jadi ditangani oleh
pusat dulu namanya direktorat perlindungan dan pembinaan
sejarah dan purbakala. Diawal itu sudah melakukan pelestarian,
pemugaran, penelitian, bekerja sama dengan pemerintah daerah,
yang sangat berperan dinas kabupaten. Yang namanya cagar
budaya harus diperhatikan, bukan cuma oleh BPCB tapi oleh
dinas-dinas yang terkait juga.Dalam penyediaan sarana dan
prasarana dilakukan oleh pemerintahan daerah, namun masih
dalam pengawasan BPCB.Yang namanya cagar budaya perlu
dilestarikan sesuai dengan prinsip-prinsip pelestarian. Harus
menjaga keaslian, kalo misalnya ada pemugaran, dan ada yang
harus diganti bahannya misalnya terbuat dengan bata maka harus
diganti dengan bata juga, bentuk bahan dan tata letaknya harus
sama dengan aslinya.”(Sumber: wawancara dengan bapak Juliadi
selaku pengkaji cagar budaya di BPCB Banten, hari Rabu 12
April 2017 pada pukul 13.00 WIB di BPCB Banten)
88

Dalam undang-undang nomer 10 tahun 2011 tentang Cagar Budaya bahwa

cagar budaya merupakan kekayaan budayabangsa sebagai wujud pemikiran dan

perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman dan

pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola

secara tepat melalui upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam

rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat, bahwa untuk melestarikan cagar budaya, Negara bertanggung jawab dalam

pengaturan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya.

Dalam hal ini sesuai dengan apa yang sudah dipaparkan diatas sesuai

dengan apa yang dikemukakan oleh Bapak Uu, Bapak Soni Prasetia Wibawa dan

Bapak Juliadi Bahwa dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi ini dikelola

oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang yang

berkoordinasi dengan BPCB Banten dalam Pembangunan dan Pengembangan

yang dilakukan agar benda Cagar Budaya Situs Tasikardi dapat dilindungi,

dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kesejahteran rakyat.

Selain dikelola oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten

Serang yang berkoordinasi dengan BPCB Banten, Situs Tasikardi ini juga dikelola

oleh masyarakat sekitar yang ditunjuk oleh Dinas Pemuda Olahraga dan

Kabupaten Serang, hal ini dikemukakan oleh Bapak Uu Faturacham Selaku Kabid

Destinasi dan Sarana Pariwisata, Beliau mengatakan :

“kita melibatkan masyarakat atau PKBM ( Program


Kepariwisataan Berbasis Masyarakat), makannya kita libatkan
Karang Taruna itu. Pada dasarnya pariwisata adalah salah satu
program yang dapat mengentaskan jarak antara kemiskinan dan
89

kesenjangan ekonomi, untuk percepatan pertumbuhan ekonomi,


penyerapan tenaga kerja, itu pariwsata. Hanya bagaimana
seharusnya dibuat program untuk benar-benar menyentuh
masyarakat”(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman
selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10
April 2017 pada pukul 14.27 WIB diruangan Pak Kabid Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)

Hal ini juga senada dengan yang diucapkan oleh Bapak Tahyudin selaku Kepala

Dinas Pemuda Olahraga dan Priwisata Kabupaten Serang, beliau mengatakan:

“…kalo masyarakat disitu kan kebetulan sekarang kerjasama


dengan kita dalam pengelolaan di Situs Tasikardi tersebut, yang
mengelola parkir, kebersihan dll juga orang situ. Kita kerjasama
dengan warga Desa Margasana disitu, dengan Karang Taruna.
Maksudnya selain memberdayakan warga sana, kita juga ingin
memberikan bimbingan kepada Karang Taruna agar menerapkan
sadar wisata. Agar harus bersih, harus rapi, harus tertata. Kalau
ngomong pariwisata itu kan harus cantik, agar yang datang pun
ingin datang lagi kesitu, harus sesuai dengan sapta pesona. Agar
yang datang pun benar-benar menikmati” (Sumber: Wawancara
dengan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga
dan Pariwisata Kabupaten Serang hari Rabu 19 April pukul 10.49
WIB di Ruangan Kepala Dinas)

Seperti hasil wawancara dengan Bapak Uu Faturachman dan Bapak

Tahyudin tujuan dari bekerjasama dengan masyarakat sekitar tepatnya Karang

Taruna agar objek wisata Situs Tasikardi lebih aman terjaga dari kerusakan-

kerusakan,karena mereka diharapkan bisa menjaga objek wisata yang ada di

daerahnya, dan ingin memberikan bimbingan kepada masyarakat agar sadar

pariwisata.

Pengelola objek wisata Situs Tasikardi ini ada 10 orang dari masyarakat

Desa Margasana sendiri yang dipilih berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas

No 900 tentang Penunjukan Petugas Keamanan Kebersihan dan Petugas Tiket


90

Masuk Objek WisataSitus Tasikardi Desa Margasana Kecamatan Kramatwatu

Kabupaten Serang.

Dalam pengelolaan yang melibatkan masyarakat ini tentu saja tidak bisa

berdasarkan berjalan sendiri tanpa ada pemberdayaan terhadap masyarakat lokal,

yang bertugas memberikan pemberdayaan kepada masyarkat sekitar adalah

Pemerintah Daerah, yaitu Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten

Serang, jenis pemberdayaan tersebut yaitu dengan diadakannya pelatihan-

pelatihan, diklat, study banding. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Bapak

Uu Faturachman (I1.1 ) selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, beliau

mengatakan :

“Kita adakan Bimtek (Bimbingan Teknis), tapi tidak khusus,


artinya tetep diadakan sosialisasi sadar pariwisata kita coba
rekrut, dilatih tentang sadar wisata, cuman kan belum maksimal.
Ada juga kita coba untuk mengajak mereka melihat study banding
itu pernah juga”.(Sumber: wawancara dengan bapak Uu
Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari
senin 10 April 2017 pada pukul 14.15WIB diruangan Pak Kabid
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)

Hal ini sama seperti yang dikatakan oleh Ibu Mastufah selaku Kasi Objek

Wisata dan hiburan umum, beliau mengatakan bahwa :

“Kalo pembinaan banget secara khusus gak ada, Cuma kita kalo
untuk umum ya untuk seluruhnya pelaku wisata kita sering
adakan sosialisasi sering diadakan bimtek tentang Darwis (Sadar
Wisata) diundang gentian dijadikan peserta.Kalau secara langsung
ngebina dateng langsung sih jarang, ada juga kesini kalau ngasih
setoran.Kalo pembinaan secara umum nggak ada, kegiatan yang
arahnya ke pembinaan selalu ada.”(Sumber: wawancara dengan
bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana
Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.12 WIB
diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang)
91

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Uu Faturachman

selaku Kabid Destinasi dan sarana Pariwisata dan Ibu Mastufah selaku Kasi Objek

Wisata dan Hibran umum di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten

Serang bahwa dalam pemberdayaan masyarakat lokal diadakan pelatihan-

pelatihan seperti sosialisasi dan diklat-diklat serta Study Banding, dari Dinas

Pemuda Olahraga dan Pariwisata sendiri mengadakan pelatihan tersebut setiap

tahun dianggarkan untuk pelatihan terhadap pelaku wisata, dan untuk fasilitas pun

ada 1 unit Bus Pariwisata yang disediakan oleh Dinas Pemuda Olahaga dan

Pariwisata Kabupaten Serang untuk keperluan Pelatihan Para pelaku pariwisata,

namun dalam pelaksanaan pelatihan-pelatihan ini diadakan secara umum, dinilai

tidak terlalu terlihat pengaruhnya terhadap pengelola dalam mengelola Situs

Tasikardi, karena dari sejarah Situs Tasikardi saja mereka tidak tahu jelasnya

seperti apa dan pengelola merasa masih awam walaupun sudah diberikan

pelatihan, hal itu sesuai dengan yang dikatakan Bapak Muis sebagai pengelola

Situs Tasikardi, beliau mengatakan:

“Belum ada apa-apa neng disini mah, belum ada pembimbing yang
sungguh-sungguh, kita disini masih pada awam-awam
banget”(Sumber: Wawancara dengan Bapak Muis Pada hari sabtu
29 April 2017 pukul 10.30 WIB di Pinggir danau Situs Tasikardi)

Dari hasil wawancara dengan Bapak Muis selaku pengelola objek wisata

situs Tasikardi bahwa bimbingan yang diberikan tidak sungguh-sungguh

dilakukan, pengelola objek wisata Situs Tasikardi mash merasa awam dalm

mengelola objek wisata Situs Tasikardi.

. Berikut adalah foto fasilitas Bus yang disediakan oleh Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang:


92

Foto Bus Pariwisata yang disediakn oleh Dnas Pemuda


Olahrag dan Pariwisata Kabupaten Serang untuk keperluan
pelatihan pariwisata

Dalam pelatihan ini peneliti pun mewawancarai Bapak Muis selaku Ketua

Karang Taruna dimana Bapak Muis ini yang mengetuai pengelola oleh

masyarakat sekitar, beliau mengatakan :

“Iya ada, sering diadakan sosialisasi-sosialisasi oleh Dinas, kita


diundang, pernah juga diadakan diklat dan Study Banding ke
Jogja.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Muis Pada hari sabtu
29 April 2017 pukul 10.2 WIB di Pinggir danau Situs Tasikardi)

10 orang pengelola dari masyarakat lokal ini yang ditunjuk oleh Dinas

Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang untuk mengelola Situs

Tasikardi ini dibagi dalam bebrapa tugas yaitu diantaranya ada yang menjaga

tiket, menjaga parkir , mengelola wahana hiburan, dan petugas kebersihan.

Selain yang dijelaskan diatas, dalam pengelolaan pariwisata ada pihak-

pihak lain yang juga mempengaruhi pembangunan dan pengembangan pariwisata

yaitu dari infrastruktur dan aksesbilitas dalam menuju tempat pariwisata tentu saja

akses jalan menuju kesana harus mudah ditempuh, baik dengan adanya jalan yang
93

tidak rusak, petunjuk arah jalan yang jelas sehingga mudah untuk menuju kesana.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Pak Uu Faturachman, beliau

mengatakan:

“Harus semuanya terlibat, tidak hanya pariwisata, kalau


Dinas Pariwisata kan hanya Leading Sector. Bagaimana itu kalau
malam gelap atau tidak itu kan berarti urusannya PJU
(Penerangan jalan umum), jalannya harus bagus dong mulus,
apalagi destinasi wisata, bagaimana orang bisa mau datang kalau
jalan sendiri susah untuk ditempuh itu Pekerjaan Umum (PU),
sementara bagaimana danaunya harus bersih itu pekerjaan LH,
Desperindagkop juga untuk pemberdayaan masyarakat dan
pedagang disana. Dan juga BPCB untuk mempelajari dan
menjelaskan sejarah-sejarah tentang Tasikardi.Nah sekarang dari
Bupatinya juga, serius atau tidak membangun pariwisata di
Kabupaten Serang ini.”(Sumber: wawancara dengan bapak Uu
Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari
senin 10 April 2017 pada pukul 14.25 WIB diruangan Pak Kabid
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)

Dari pernyataan yang diungkapkan pak Uu Faturachman bahwa dalam

pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi itu banyak pihak yaitu diantaranya

infrastruktur, dimana tugas tersebut menjadi tanggung jawab beberapa instansi

yang terkait diantaranya kaitan tentang jalan yang rusak yaitu tugas PU, dan

bagaimana danaunya agar bersih itu tugas LH, serta untuk pedagang dan

permodalan itu tugas Disperindagkop. Hal ini sama dengan yang diungkapkan

Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Serang, beliau mengatakan bahwa:

“Ada masyarakat, ada Balai Pelestarian Cagar Budaya


Banten.banyak, terkait jalan ada PU, untuk penunjuk jalan ada
Dishub, kami hanya mengelola objeknya saja.” (Sumber:
Wawancara dengan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang hari rabu 19 april 2017
pukul 11.25 WIB di Ruangan Kepala Dinas)
94

Dari temuan hasil peneliti turun ke lapangan di objek wisata Situs

Tasikardi itu jalannya masih banyak yang berlubang, petunjuk arah yang belum

tersedia dan juga pengelolaan pedagang di Situs Tasikardi bukan dikelola oleh

Disperindagkop, tetapi dikelola oleh masyarakat Desa Margasana yang ditunjuk

oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang untuk mengelola

Situs Tasikardi.

Untuk mewujudkan objek wisata Situs Tasikardi menjadi objek wisata

yang banyak dikunjungi wisatawan dan menjadi tempat objek wisata yang mudah

dan menarik untuk dikunjungi harus melibatkan beberapa instansi yang sesuai

dengan tugasnya.Tujuannya yaitu agar terwujudnya target-target yang ingin

dicapai.

Target atas dikelolanya objek wisata Situs Tasikardi adalah untuk

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Serang, untuk

kesejahteraan rakyat, untuk menciptakan lapangan pekerjaan, untuk meningkatkan

ekonomi masyarakat sekitar. Dan target lainnya yang ingin dicapai oleh Dinas

Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang yaitu karena Situs Tasikardi

merupakan objek wisata yang dilalui oleh pengunjung dari Banten Lama, dan juga

Situs Tasikardi ini merupakan salah satu dari 26 Titik peninggalan sejarah yang

termasuk Banten Lama, dan Banten Lama merupakan 7 tempat wisata unggulan di

Provinsi Banten, maka target yang ingin dicapai yaitu minimal 10% sampai 15%

dari pengunjung Banten Lama itu mampir ke Situs Tasikardi. Hal ini sesuai

dengan hasil wawancara dengan Bapak Uu Faturachman, beliau mengatakan :


95

“Targetnya kita pengennya setiap orang yang ziarah ke


Banten Lama itu minimal 10% sampai 15% itu mampir ke
Tasikardi, cuma belum bisa, sekarang kalo katakan data 2012,
data orang yang berkunjung ke Banten Lama itu kurang lebih 12
juta pengunjung, berarti kalau 12 juta pengunjung sepuluh
persennya 1,2 juta kali Rp. 10.000/20.000 sudah berapa tuh kan
lumayan. Jadi targetnya 10% sampai 15% orang yang ziarah ke
Banten Lama mampir ke Tasikardi”(Sumber: wawancara dengan
bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana
Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.08 WIB
diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang)

Dari hasil wawancara dengan Bapak Uu faturachman, beliau

menginginkan pengunjung yang datang ke Banten Lama, minimal 10% sampai

15% pengunjung mampir ke Situs Tasikardi, dan apabila data pengunjung Banten

Lama pada tahun 2012 mencapai 12 juta pengunjung, maka 10% nya saja sudah

mencapai 1.200 orang pengunjung, itu minimal, dan maksimalnya sebanyak-

banyaknya pengunjung Banten Lama mampir ke Situs Tasikardi. Berikut ini

adalah data pengunjung Situs Tasikardi tahun 2013 dimulai dari bulan April

sampai dengan tahun 2016 :


96

Tabel 4.2

Data Pengunjung Situs Tasikardi Tahun 2013-2016

No Bulan 2013 2014 2015 2016

1 Januari - 214 1.182 1.364

2 Februari - 696 624 1.248

3 Maret - 1.494 567 977

4 April 1.111 1.083 820 1051

5 Mei 1.030 1.257 1.000 1911

6 Juni 870 998 951 561

7 Juli 720 350 6.480 7.713

8 Agustus 460 1.438 1.320 1.814

9 September 430 539 1.423 2.172

10 Oktober 208 890 1.109 1.502

11 November 419 814 703 927

12 Desember 394 1.021 2.177 1.751

13 Jumlah 5.462 10.794 17.656 22.991


Pengunjung
(Sumber : Pihak Pengelola Situs Tasikardi 2016)

Berdasarkan tabel diatas, dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2013

sampai tahun 2016 pengunjung Situs Tasikardi mengalami peningkatan, dari tabel

tersebut ditahun 2015 sampai 2016 yang menunjukan paling banyak

pengunjungnya yaitu bulan Juli, menurut hasil wawancara dengan Pengelola Situs

Tasikardi, hal tersebut terjadi karena pada bulan Juli adalah libur sekolah, jadi

banyak pengunjung yang datang disaat hari libur.


97

Target selanjutnya dari hasil wawancara masih dengan Bapak Uu

Faturachman adalah target pendapatan yang dihasilkan dari Retribusi Situs

Tasikardi, beliau mengatakan bahwa:

“…. maka dalam hal itu yang namanya Dinas Pariwisata


menjadi Leading Sector maka dari itu dikelola oleh Dinas
Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang, sejak 2013
kami ditargetkan oleh Dewan itu dalam satu tahun tersebut harus
mencapai Rp. 25.000.000, kebetulan kami mecapai Rp.
30.000.000 an lebih, kemudian di 2014 kita ditargetkan lagi masih
seperti hal yang sama, kemudian kita melebihi target lagi, di 2015
kita ditargetkan di Rp. 52.000.000 kita mencapai Rp 55.000.000,
2016 kita pun mencapai 58.000.000”(Sumber: wawancara dengan
bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana
Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.18 WIB
diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang)

Target pendapatan dari retribusi Situs Tasikardi ditetapkan oleh Dewan,

dari hasil wawancara dengan bapak Uu Faturachman, pendapatan semenjak Situs

Tasikardi pengelolaanya dikelola oleh Pemerintah Daerah yaitu Dinas Pemuda

Olahraga dan Kabupaten Serang, selalu melebihi target yang sudah ditetapkan

oleh Dewan, dan berikut ini adalah data realisasi pendapatan asli daerah

Kabupaten Serang Tahun 2013-2016 retribusi yang diperoleh dari tempat rekreasi

Situs Tasikardi sebagai berikut:


98

Tabel 4.3

Data realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Serang Tahun 2013-


2016 retribusi yang diperoleh dari tempat rekreasi Situs Tasikardi

No Bulan 2013 2014 2015 2016

1 Januari - Rp. 3.660.000 Rp. 5.688.000 Rp. 4.000.000

2 Februari - Rp. 4.050.000 Rp. 3.919.000 Rp. 3.590.000

3 Maret - Rp. 3.420.000 Rp. 4.331.500 Rp. 3.750.000

4 April Rp. 5.740.000 Rp. 4.740.000 Rp.4.159.000 Rp. 3.190.000

5 Mei Rp. 4.790.000 Rp. 3.970.000 Rp.4.834.000 Rp. 5.090.000

6 Juni Rp. 3.260.000 Rp. 4.340.000 Rp.4.210.000 Rp.1.270.000

7 Juli Rp. 2.150.000 Rp. 280.000 Rp.9.060.000 Rp.14.510.000

8 Agustus Rp. 4.020.000 Rp.14.140.000 Rp.5.810.000 Rp. 5.470.000

9 September Rp. 2.410.000 Rp. 3.600.000 Rp.4.630.000 Rp.5.440.000

10 Oktober Rp. 1.850.000 Rp. 4.340.000 Rp.4.060.000 Rp. 4.830.000

11 November Rp. 2.990.000 Rp. 3.820.000 Rp.4.310.000 Rp. 5.830.000

12 Desember Rp. 2.570.000 Rp. 4.840.000 Rp. 3.830.000 Rp. 7.590.000

Jumlah Rp. 29.780.000 Rp. 55.200.000 Rp. 58.841.500 Rp. 64.110.000

(Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serang: Laporan realisasi

pendapatan asli daerah Kabupaten Serang 2015-2016)

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pendapatan dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan, dengan tarif tiket dari tahun 2013 sampai 2016 yang

tidak ada kenaikan yaitu menurut keputusan Bupati Serang nomor 556/995/Pe

berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2011 tentang jasa usaha tarif retribusi tempat

rekreasi dan olahraga tiket masuk tarif retribusi yaitu tarif perorangan untuk
99

dewasa Rp. 2.500 (Dua ribu lima ratus rupiah) dan untuk anak-anak yaitu Rp.

1.500 (Seribu lima ratus rupiah) sedangkan untuk kendaraan roda empat Rp.

20.000 (Dua puluh ribu rupiah) dan untuk kendaraan roda dua Rp 10.000

(Sepuluh ribu rupiah). Data retribusi tersebut hanya dari parkir Situs Tasikardi

saja, tidak termasuk dari pendapatan wahana permainan di Tasikardi.

Dari pendapatan retribusi yang masuk serta meningkat setiap tahunnya,

apabila di kaitkan dengan gaji dari para karyawan yang terdiri dari 10 orang dari

desa Margasana ini maka pengeluaran yang dikeluarkan untuk menggaji karyawan

lebih besar daripada pendapatan retribusi yang dihasilkan oleh Situs Tasikardi.

Maka dalam hal ini berarti setiap bulannya pendapatan dari Situs Tasikardi

megalami kerugian.

Pengelolaan Situs Tasikadi ini dikelola dibawah naungan Kepala Bidang

Destinasi dan Sarana Pariwisata Kabupaten Serang atas perintah dari Kepala

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata kabupaten Serang, dengan alasan Kepala

Bidang Destinasi dan Sarana Pariwisata Kabupaten Serang sudah mengemban

jabatan ini sejak lama dan diharpkan mampu memberikan perubahan lebih baik

dalam pengelolaannya.

Selain itu dari proses dikelolanya objek wisata Situs Tasikardi ada

dampak-dampak bagi masyarakat sekitar, dari hasil penelitian yang peneliti

lakukan sejauh ini dampak-dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar yaitu

dampak-dampak positif, diantaranya terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat

sekitar terutama bagi 10 orang pengelola Situs Tasikardi dan juga untuk
100

pedagangadanya lahan untuk mencari rezeki, adanya hiburan terdekat bagi

masyarakat sekitar, hal ini seperti hasil wawancara dengan bapak Muis selaku

Ketua Karang Taruna yang mengelola Situs Tasikardi, beliau mengatakan bahwa :

”Awal-awal memang masyarakat kurang begitu meresponse ya,


tapi dari tahun ke tahun berasa sih mulai dari ekonomi kan
masyarakat pada bisa jualan disini, terus ya karyawan-karyawan
juga direkrut untuk bekerja disini, di Tasikardi”(Sumber:
Wawancara dengan Bapak Muis Pada hari sabtu 29 April 2017
pukul 10.30 WIB di Pinggir danau Situs Tasikardi)

Dari hasil wawancara dengan Bapak Muis bahwa awalnya masyarkat

kurang meresponse dengan adanya objek wisata Situs Tasikardi, karena waktu itu

Situs Tasikardi masih dkelola pihak ke 3 dan dalam pengelolaannya pun tidak

melibatkan masyarakat sekitar, tapi semenjak Situs Tasikardi diserahkan ke

Pemerintah Daerah dan dikelola oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

kabupaten Serang serta bekerjasama dengan masyarakat sekitar, masyarakat

sekitar jadi antusias, bahkan ada sebagian masyarakat yang mengadakan wahana

permainan tambahan berupa kereta-keretaan dan juga mandi bola untuk anak-

anak, wahana permainan tersebut disediakan oleh masyarakat sendiri. Hal ini

sesuai dengan yang dikatakan Bapak Rouf selaku masyarakat desa Margasana.

Beliau mengatakan

”Ya Alhamdulillah neng bisa jadi tambahan pendapatan untuk


masyarakat sekitar, karena rata-rata yang jualan disini juga
masyarakat Desa sini, ada juga masyarakat sini yang berinisiaif
untuk mengadakan permainan-permainan kayak balon yang besar
ini dan kereta-keretaan itu kan dari masyarakat sini juga. Mungkin
buat yang tidak berjualan dampaknya bisa refreshing kesini deket,
bisa mincing juga ngilagin stress.” (Sumber wawancara dengan
Bapak Rouf selaku masyarakat Desa Margasana hari minggu 23
April 2017 pukul 13.15 WIB)
101

Dan juga dampak bagi pedagang di Situs Tasikardi adanya lahan untk

mencari rezeki dan bisa untuk tambahan uang jajan sekolah anak, hal tersebut

sesuai dengan yang dikatakan ibu Jenab selaku pedagang minuman dingin di Situs

Tasikardi, beliau mengatakan:

”Ya kalo bagi saya sih Alhamdulillah bisa buat cari makan sedikit-
sedikit , bisa buat anak sekolah, kalo yang lain yang nggak
berjualan disini mah gak tau yah, iya Alhamdulillah sih saya mah
pengennya terus dimajuin biar tambah rame, biar banyak yang tau.”
(Sumber: Wawancara denga Ibu Jenab salah satu pedagang
minuman dingin di Situs tasikardi hari minggu 23 April 2017 pukul
13.25)

Dari pernyataan yang dipaparkan oleh Ibu Jenab selaku penjual minuman

dingin di objek wisata Situs Taskardi, beliau bersyukur dengan adanya Objek

Wisata Situs Tasikardi karena bisa menjadi ladang mencari rezeki dan bisa untuk

tambahan jajan anak-anaknya.

4.3.2 Preservasi, Proteksi dan Peningkatan kualitas sumber daya di Objek

Wisata Situs tasikardi

Analisis data dalam point Preservasi, Proteksi, dan Peningkatan Kualitas

Sumber daya di objek wisata Situs Tasikardi, yaitu akan di jelaskan berdasarkan

hasil wawancara terhadap informan yang peneliti pilih mengenai upaya pelestarian

yang dilakukan oleh instansi yang berkaitan dalam melestarikan Situs Tasikardi,

Bentuk pengawasan dan sanksi apa yang diberikan terhadap orang yang hendak

melakukan kerusakan terhadap Situs Tasikardi dan membahas bagaimana

peningkatan kualitas sumber daya dalam melakukan pengelolaan Situs Tasikardi.

a. Preservasi Objek Wisata Situs Tasikardi


102

Preservasi adalah kegiatan untuk melestarikan sesuatu untuk tujuan

tertentu, kegiatan preservasi bisa diartikan merawat dan membangun ulang,

sehinga preservasi bisa diartikan adalah melestarikan suatu objek, baik dengan

merawat maupun membangun ulang objek tersebut. Tujuan dari mempreservasi

adalah agar suatu benda bersejarah bisa tetap bernilai dan bisa dimanfaatkan.

Dalam hal ini Situs Tasikardi adalah benda Cagar Budaya dimana Situs Tasikardi

ini memiliki nilai sejarah yang harus dipreservasi atau dilestarikan.

Benda Cagar Budaya Situs Tasikardi ini dalam pengelolaannya yaitu

diserahkan ke Pemerintah daerah Kabupaten Serang yaitu oleh Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, dalam hal ini pemerintah daerah

melibatkan BPCB Banten sebagai Badan yang bertugas dalam melestarikan Cagar

Budaya Situs Tasikardi yang merupakan salah satu benda Cagar Budayadi daerah

Banten,

Dalam Proses pelestarian yang dilakukan oleh BPCB Banten dilakukan

proses penelitian, pemugaran dan pelestarian. Hal ini sesuai dengan hasil

wawancara dengan Bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua Unit Publikasi dan

Dokumentasi di BPCB Banten, Beliau mengatakan :

”Situs Tasikardi sekarang dikelola oleh Dinas Pariwisata Pemuda


dan Olahraga Kabupaten Serang, pengelolaannya berkaitan
dengan retribusi pengunjung, sebelum itu memang dilakukan
kegiatan penelitian, pemugaran dan pelestarian oleh BPCB
Banten sebelumnya, berkaitan dengan pemulihan situs, karena
dulu kan Situs Tasikardi tidak seperti sekarang, kebetulan senior-
senior kami yang cerita, jadi dulu itu airnya tidak setinggi ini, jadi
dulu tuh dikeruk, airnya dibersihkan kemudian kan ada struktur
ditengahnya nah disitu ada proses pemugaran, cuman
pemugarannya saya lupa tahunnya. Kemudian disana ada bekas
pondasi ditengah pulau itu, dipulau itu ada beberapa struktur
bangunan pondasinya, kemudian disana ada kolam, yang waktu
103

itu dipergunakan untuk tempat pemandian putri, bentuknya juga


menarik terutama kolamnya itu, ada bagian tangga, nah kondisi
sekarang tentu saja tidak bisa menggambarkan seprti kondisi pada
masa lalu, artinya apa, kondisi sekarang kan cuma pondasi,
terutama untuk bangunan. Tapi kalau kolamnya saya rasa masih
seperti itu. Pulau itu diperkuat oleh sisi-sisinya untuk
menghindari erosi dari air tersebut, jadi itu salah satu kegiatan
yang cukup penting oleh kantor kami terutama untuk pelestarian,
sampai ketika dulu pernah dikelola oleh pihak ke 3, kebetulan
juga waktu itu ada proses mediasi dan lain-lain. Jadi Tasikardi itu
salah satu titik penting dari 26 titik peninggalan di kawasan
Banten Lama, mulai dari Masjid, Keraton, Benteng, Kelenteng,
sampai dengan Danau itu tadi, nah setelah ada proses mediasi
akhirnya kita kerjasama dengan Provinsi dan Kabupaten, dan
akhirnya sekarang Kabupaten yang mengelola Situs Tasikardi
itu.”(Sumber: wawancara dengan bapak Soni Prasetia Wibawa
selaku Ketua unit dokumentasi dan publikasi di BPCB Banten,
hari Rabu 12 April 2017 pada pukul 14.32 WIB di BPCB Banten)

Hal ini senada dengan yang dikatakan Bapak Juliadi selaku pengkaji Cagar

Budaya di BPCB Banten, beliau mengatakan bahwa :

“BPCB melakukan pemugaran dan penelitian, dan


melakukan pelestarian.Pemugaran pernah dilakuan perbaikan
ditengahnya itukan ada pulau kecil yah, dikenal dengan
balekambang, arena ditengahnya itu pernah dilakukan pemugaran,
diperbaiki. Oleh dalam hal ini kantor kami belum ada saat itu, jadi
ditangani oleh pusat dulu namanya direktorat perlindungan dan
pembinaan sejarah dan purbakala. Diawal itu sudah melakukan
pelestarian, pemugaran, penelitian, bekerja sama dengan
pemerintah daerah, yang sangat berperan dinas kabupaten. Yang
namanya cagar budaya harus diperhatikan, bukan cuma oleh
BPCB tapi oleh dinas-dinas yang terkait juga.Dalam penyediaan
sarana dan prasarana dilakukan oleh pemerintahan daerah, namun
masih dalam pengawasan BPCB.Yang namanya cagar budaya
perlu dilestarikan sesuai dengan prinsip-prinsip pelestarian. Harus
menjaga keaslian, kalo misalnya ada pemugaran, dan ada yang
harus diganti bahannya misalnya terbuat dengan bata maka harus
diganti dengan bata juga, bentuk bahan dan tata letaknya harus
sama dengan aslinya.”(Sumber: wawancara dengan bapak Juliadi
selaku pengkaji cagar budaya di BPCB Banten, hari Rabu 12
April 2017 pada pukul 13.05 WIB di BPCB Banten)
104

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Soni Prasetia Wibawa

dan Bapak Juliadi bahwa Preservasi yang pernah dilakukan di Situs Tasikardi

adalah Proses Pemugaran yang dilakukan di bagian tengah Situs Tasikardi,

pemugara adalah upaya pengembalian kondisi fisik seperti sebelumnya.

Pemugaran ini dilakukan harus menjaga keaslian dari Situs Tasikardi tersebut,

caranya yaitu apabila ada yang harus diganti maka proses pengantiannya harus

dengan material dan bentuk seperti aslinya.

b. Proteksi/ Pelindungan terhadp Objek Wisata Situs Tasikardi

Faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan benda Cagar Budaya

termasuk Objek Wisata Situs Tasikardi yaitu faktor alam dan faktor manusia,

faktor alam yaitu berupa pelapukan, dan faktor manusia berupa goresan benda

tajam, corat coret, buang sampah sembarangan, oleh karena itu perlu dilakukan

perlindungan terhadap objek wisata Situs Tasikardi. Pelindungan adalah upaya

yang dilakukan untuk melindungi agar tidak terjadi kerusakan.

Dalam pelindungan yang dilakukan di objek wisata Situs Tasikardi oleh

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, dalam pelindungan

fisik yaitu dilakukannya pembanguan pagar yang mengelilingi Situs Tasikardi.

Hal ini jua diungkapkan oleh Bapak Soni Prasetia Wibawa, beliau mengatakan

bahwa :

“Oke, yang pertama ada fasilitas perlindungan dan keamanan


bentuknya adalah pagar, yang kebetulan karena sudah di ampu
oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang
maka dari sanalah yang berwenang untuk membuat atau
memperbaikinya, kalaupun sebelum itu tadi saya sudah ceritakan
bahwa dalam pelestarian itu ada penelitian, ada proses
pemugaran, ada proses pengembangan dan pemanfaatan, nah
kebetulan disana sudah sampai pada proses pengembangan dan
105

pemanfaatan, tadi yang penelitian dan pemugaran sudah saya


jelaskan yaitu melalui proses ada ekskavasi (excavasi) , ada
normalisasi danau, kemudian ada pemugaran struktur yang
dibagian tengah itu, itu yang kita lakukan”(Sumber: wawancara
dengan bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua unit
dokumentasi dan publikasi di BPCB Banten, hari Rabu 12 April
2017 pada pukul 14.35 WIB di BPCB Banten)

Bapak Soni Prasetia Wibawa menjelaskan bahwa saat ini Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang sedang melakukan pembangunan

pemagaran di Situs Tasikardi, itupun termasuk upaya perlindungan terhadap

benda Cagar Budaya Situs Tasikardi dari kerusakan-kerusakan yang mungkin

terjadi.Berikut ini adalah gambar pembangunan pagar yang dilakukan di objek

wisata Situs Tasikardi:

Foto pembangunan pagar di objek wisata Situs Tasikardi

Gambar 4.2
106

Bentuk pelestarian lainnya yaitu dengan mengelola dan memanfaatkan

Situs Tasikardi agar bermanfaat bagi masyarakat. Dan apabila ada yang hendak

melakukan kerusakan-kerusakan terhadap Situs Tasikardi, sesuai dengan Undang-

undang nomer 11 tahun 2010 Cagar Budaya ada pasal yang mengatur tentang

sanksi yang diberikan apabila ada yang sengaja merusak benda Cagar Budaya, hal

ini sesuai dengan yang dikatakan bapak Soni Prasetia Wibawa, beliau mengatakan

bahwa:

“….ketika ada Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang


Cagar Budaya. Sanksi itu sudah berat dari pasal 105 sampai pasal
110 disitu ada sanksi-sanksi nya yang paling besar ada sanksi 5
milyar dan lain sebaginya dan kurungan sampai 15 tahun penjara.
Tapi untuk khusus Tasikardi kita belum ada penanganan tentang
pelanggaran.Sejauh ini kami belum melakukan tindakan persuasif
maupun refresif terhadap pelanggar.”(Sumber: wawancara dengan
bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua unit dokumentasi dan
publikasi di BPCB Banten, hari Rabu 12 April 2017 pada pukul
14.37 WIB di BPCB Banten)

Dari hasil wawancara dengan informan I1.6 bahwa pasal yang mengatur

sanksi tentang pelanggaran terhadap benda Cagar Budaya yaitu Undang-undang

nomer 11 tahun 2010 pasal 105 sampai pasal 110.bunyi pasal 105 yaitu :

Pasal 105: Setiap orang yang dengan sengaja merusak Cagar Budaya sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat

1 (satu) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling sedikit

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00

(lima miliar rupiah). Namun sejauh ini kerusakan-kerusakan di Situs tasikardi

belum mencapai kerugian-kerugian yang besar, sehingga sanksi yang diberikan

masih teguran-teguran terhadap pelaku, pelanggaran yang terjadi di Situs


107

Tasikardi berupa perusakan pagar-pagar kawat, perusakan area penyandang cacat,

dan buang sampah sembarangan. Hal ini sama dengan yang dikatakan oleh bapak

Uu Faturachman, beliau mengatakan:

“Undang-undangnya jelas, undang-undangnya ada, peraturannya


ada tinggal bagaimana orang bisa mengerjakan Perda itu.
Kaitanya dengan corat-coret, merusak pagar, buang sampah
sembarangan, ya paling kalau ketahuan kita tegur. Iya seperti
itu..kemudian kita berdayakan masyarakat disitu supaya
masyarakat disitu merasa diperhatikan. “(Sumber: wawancara
dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan
Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.30
WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang)

Hal ini juga senada dengan yang dikatakan Bapak Tahyudin selaku Kepala

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata kabupaten Serang. Beliau mengatakan

bahwa :

“Ada sanksinya di dalam undang-undang cagar budaya, tapi


apabila pelanggaran yang masih bisa dimaafkan itu paling kita
hanya melakukan teguran-teguran saja. Biasanya orang yang
seperti itu gagal paham” (Sumber: Wawancara dengan Bapak
Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang hari rabu 19 april 2017 pukul 11.27 WIB di
Ruangan Kepala Dinas)
Dari hasil wawancara dengan Bapak Uu Faturachman dan Bapk Tahyudin

bahwa sejau ini upaya yang dilakukan dalambentuk pelindungan terhadap sanksi-

sanksi yang diberikan kepada yang merusak benda Cagar Budaya Tasikardi

sebatas teguran-teguran yang dilakukan karena masih diangap ringan dan masih

bisa dimafkan

c. Peningkatan kualitas sumber daya di Objek Wisata Situs tasikardi


108

Agar tidak terjadi perusakan-perusakan terhadap benda Cagar Budaya

Tasikardi maka harus ada pemberdayaan terhadap pengelola, agar pengelola

mampu membuat masyarakat merasa diperhatikan sehingga tidak ada yang berani

untuk melakukan kerusakan. yang sudah dibahas sebelumnya bahwa dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu dengan diadakannya diklat,

sosialisasi, dan pelatihan-pelatihan sadar wisata, hal ini sesuai dengan yang

dikatakan ibu Mastufah, bahwa:

“SDM nya ya itu kalo misalkan ada pelatihan yang menyangkut


pariwisata mereka diundang dijadikan peserta, ada pelatihan-
pelatihan” (Sumber: wawancara dengan Ibu Mastufah selaku Kasi
Objek Wisat dan Hiburan Umum Rabu, 03 Mei 2017)

Hal ini juga senada dengan apa yang dikatakan Bapak tahyudin, beliau

mengatakan bahwa :

“Kalau SDA paling penghijauan, ditanami kembali, dibersihkan


danau dan pulau kecilnya itu dijaga kelestariannya dan
memanfaatkan untuk kehidupan masyarkat.Kalau SDM nya seperti
tadi saya bilang, ada pelatihan ada sosialisasi agar SDM nya lebih
banyak pengetahuan.”(Sumber: Wawancara dengan Bapak
Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang hari rabu 19 april 2017 pukul 11.35 WIB di
Ruangan Kepala Dinas)

Bapak Tahyudin juga memaparkan dalam peningkatan kualitas SDM

dengan diadakannya pelatihan dan sosialisasi agar Sumber Daya Manusianya

lebih banyak pengetahuan, sedangkan dalam peningkatan Sumber Daya Alam

dengan di adakannya penghijauan, menjaga kebersihan Situs tasikardi dan juga

proses pelestarian.
109

Namun kenyataannya yang terjadi di objek wsisata Situs Tasikardi, pihak

pengelola belum bisa memperhatikan lingkungan sekitar, sehingga hal-hal seperti

buang sampah sembarangan, merusak pagar-pagar kawat, dan masyarakat yang

belum tertib dalam memasuki objek wisata Situs Tasikardi masih terjadi,

Kenyataannya pemberdayaan yang dilakukan belum dilakukan dengan maksimal,

hasilnya pun belum dirasakan maksimal.

4.3.3. Pengembangan Atraksi Wisata Tambahan di Objek Wisata Situs

Tasikardi

Dalam objek wisata, peran atraksi pariwisata harusnya menjadi salah satu

hal penting yang harus ditampilkan, karena peran atraksi mampu mengundang

para pengunjung untuk datang, dan lebih banyak pendapatan yang masuk, selain

itu apabila diadakan kegiatan atraksi mampu melatih daya kreative masyarakat,

atraksi tersebut bisa berupa pentas seni, dengan begitu akan mengenalkan budaya

seni daerah dan juga ciri khas daerah akan terlestarikan, namun kenyataan

terbalik, di Situs Tasikardi ini belum ada atraksi apapun yang tersedia, sehingga

daya tarik di Tasikardi ini pun rendah. Atraksi wisata di Situs Tasikardi ini masih

dalam proses rencana. Hal ini di jelaskan oleh Ibu Marisca Teressia Selaku Kasi

Promosi Pariwisata, beliau mengatakan bahwa:

”Nah ini baru rencana kita akan mengadakan namanya fun


weekend at Tasikardi, nah itu setiap minggu itu kita mau bikin
kayak gantian anak-anak sekolah dan bikin pentas disitu, tapi kita
baru rencana yah mudah-mudahan disetujui, kita akan adain. Kalo
tahun ini belum ada.” Sumber: (Wawncara dengan Ibu Marisca
Teressia selaku Kasi Promosi Pariwisata hari senin 10 April 2017
pukul 14.12 WIB)
110

Dari penjelasan Ibu Marisca Teressia diatas bahwa sedang direncanakan

acara Fun Weekend at Tasikardi yang dilaksanakan satu minggu sekali yang di

peruntukan kepada anak-anak sekolah, itu pun masih semoga, apabila disetujui

maka kegiatan itu akan dilaksanakan. Hal ini juga senada dengan apa yang

dikatakan oleh Ibu Ade Fauziah selaku Kasi Sarana Pariwisata, beliau mengatakan

bahwa :

“Belum ada, rencananya tuh kita setiap minggu mau ngadain


panggung hiburan gitu , baru rencana ya belum terlaksana”
(Sumber: wawancara dengan Ibu Ade Fauziah selaku Kasi Sarana
Usaha Pariwisata Rabu tanggal 03 Mei 2017 pukul 14.00)

Menurut penjelasan Ibu Ade Fauziah diatas beliau merencanakan akan

diadakannya panggung hiburan di Situs Tasikardi, pangggung tersebut kemudian

digunakan untuk acara pentas seni, acara-acara pertunjukan untuk menghibur para

pengunjung dan agar menarik pengunjung untuk datang ke Situs Tasikardi.

Kemudian hasil wawancara dengan bapak Muis selaku ketua Karang Taruna dan

pengelola Situs Tasikardi, beliau mengatakan:

”Belum ada apa-apa neng disini mah, belum ada pembimbing yang
sungguh-sungguh, kita disini masih pada awam-awam
banget.”(Sumber: Wawancara dengan Bapak Muis Pada hari sabtu
29 April 2017 pukul 10.40 WIB di Pinggir danau Situs Tasikardi)

Dari hasil wawancara dengan Bapak Muis, beliau menjelaskan di Situs

Tasikardi ini belum ada atraksi apa-apa, menurut beliau tidak ada yang

membimbing pengelolaan Situs Tasikardi ini dengan sungguh-sungguh, karena

menurutnya pengelola di Situs Tasikardi masih awam-awam, maka dari itu

dibutuhkan bimbingan yang sungguh-sungguh.


111

Dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi ini, selain adanya atraksi

agar dapat menarik pengunjung, hal lainnya yang harus dilakukan adalah

pengembangan dan promosi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkaitan,

dalam hal ini di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang yang

mempunyai tugas fungsi dan pokok dalam promosi pariwisata adalah Kasi

Promosi Pariwisata, Kasi Promosi Pariwisata ini diharapkan mampu melakukan

promosi dengan berbagai cara baik di Media Sosial, Cetak, Media Elektronik dan

aktif dalam kegiatan-kegiatan yang berbentuk promosi lainnya agar mampu

menarik pengunjung lebih banyak, namun dari hasil wawancara peneliti dengan

salah satu pengunjung asal kebangsaan Prancis yang bernama Mr. Yohan beliau

mengaku berkunjung ke Situs Tasikardi karena kebetulan lewat, beliau

mengatakan bahwa :

”Saya lewat dan melihat tempat ini kemudian mampir dengan anak
istri saya” (Sumber: Wawancara dengan Mr. Yohan selaku
pengunjung Situs Tasikardi hari minggu 23 April 2017 pukul 10.39
WIB)

Dari hasil wawancara dengan Yohan bahwa beliau mengetahui Situs

Tasikardi karena lewat dan kemudian mampir, bukan hasil dari Promosi dari

Media. Hal ini juga senada dengan apa yang dikatakan Bapak Muis selaku

Pengelola Situs Tasikardi, beliau mengatakan:

”Ya pada setaunya sendiri aja sih neng, pernah ada Bimtek biar
promosiin melalui medsos, Simparta itu, Cuma ya selesai itu udah
aja gak ada kelanjutan lagi” (Sumber: Wawancara dengan Bapak
Muis Pada hari sabtu 29 April 2017 pukul 10.35 WIB di Pinggir
danau Situs Tasikardi)
112

Menurut penjelasan dari Bapak Muis diatas Bahwa kebanyakan

pengunjung mengetahui Situs tasikardi dari Sepengetahuan pengunjung sendiri,

dan dalam pemberdayaan masyarakat yang mengelola bahwa pernah diadakan

Bimtek tentang proses Promosi namun tidak ada kelanjutan yang jelas. Dan hal ini

peneliti mencari tahu lebih jelas nya seperti apa proses promosi yang dilakukan

oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, peneliti mewawancarai Ibu Marisca

Teressia selaku Kasi Promosi Pariwisata, beliau mengatakan:

“Biasanya sih kita suruh anak-anak seperti Kang Nong untuk ikut
promosiin, dengan cara repost dan ngepost-ngepost di medsos, itu
lumayan jadi banyak yang datang. Itu bentuk promosi yang paling
murah dan mudah. Selain itu kita juga promosi melalui koran, radio
dan lain-lain. Dan setiap tahun biasanya ada pameran ke luar kota
kita ikut promosikan, dan setiap bulan mengirimkan pentas seni ke
Taman Mini, ke acara-acara diluar kota dan kita promosikan
disana. Selain itu ada pawai-pawai sebagai bentuk
promosi”(Wawncara dengan Ibu Marisca Teressia selaku Kasi
Promosi Pariwisata hari senin 10 April 2017 pukul 14.14 WIB)

Dari hasil wawancara dengan ibu Marisca Teressia diatas bisa dilihat

bahwa dari beliau proses promosi yang dilakukan yaitu melalui Kang Nong untuk

ngepost di media sosial, selain itu melakukan promosi melalui media lainnya yaitu

Koran, radio dan juga dengan dilakukannya pameran ke luar kota dan setiap bulan

mengirimkan pentas seni ke Taman mini. Namun kenyataan dilapangan yang

ditemukan bahwa proses promosi yang dilakukan kurang berpengaruh dalam

menarik pengunjung, kebanyakan pengunjung yang datang di Situs Tasikardi

datang karena kebetulan melewati Situs Tasikardi.


113

4.3.4. Pelayanan Kepada Wisatawan di Objek Wisata Situs Tasikardi

Pelayanan kepada wisatawan adalah salah satu upaya yang harus

diterapkan dengan sebaik mungkin terhadap pengunjung atau wisatawan,

pelayanan kepada wisatawan terbagi menjadi dua, pertama pelayanan fisik dan

kedua pelayanan non fisik.Pelayanan non fisik salah satunya adalah dengan

bersikap ramah tamah, senyum dan sapa dari pengelola, pedagang dan segala

pihak yang berhubungan dengan pelayanan terhadap orang yang datang ke tempat

wisata.Dan pelayanan fisik yaitu dengan ditata kerapihan dan kebersihan yang

harus dijaga dengan baik agar memberikan kenyamanan terhadap pengunjung,

selain itu dengan merawat wahana Di objek wisata Situs Tasikardi agar

pengunjung merasa aman dan nyaman. Pelayanan yang diberikan pengelola

Tasikardi untuk saat ini belum maksimal, hal ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan salah satu pengunjung yang bernama Mr. Yohan, beliau mengatakan:

”Kurang terawat, pedagang disini berantakan sekali, belum tertata


rapi. Saya kesini mau naik perahu karet tapi lama sekali. Harus
ditambahkan lagi” (Sumber: Wawancara dengan Mr. Yohan selaku
pengunjung Situs Tasikardi yang berasal dari Prancis dan sekarang
tinggal di cilegon, hari minggu 23 April 2017 pukul 10.35 WIB)

Menurut penjelasan Mr. Yohan tersebut, bahwa menurut beliau tata kelola

pedagang di Situs Tasikardi belum di tata dengan rapi, sehingga menimbulkan

kesemrawutan di Situs Tasikardi, pedagang di Situs Tasikardi ini terdiri dari 32

Orang pedagang dimana 6 orang pedagang diantaranya adalah pedagang tetap, 8

orang pedagang aksesoris dan sisanya pedagang makanan dan minuman, yang

bertanggung jawab untuk mengelola pedagang ini adalah pengelola karang taruna
114

yang bertanggung jawab kepada Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Serang, namun dalam pengelolaannya masih sangat buruk karena

belum ada area yang memadai dan juga belum ada bimbingan yang langsung dari

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. menurut penjelasan

beliau lagi, bahwa wahana perahu karet yang tersedia di Situs Tasikardi perlu

ditambahkan, dari hasil penelitian, perahu yang tersedia untuk menyebrangi atau

memutari pulau kecil yang ada di Situs Tasikardi hanya terdapat satu buah perahu

karet, yang hanya bisa dinaiki oleh maksimal 5 orang, 2 orang diantaranya

petugas pengelola, sedangkan pengunjung yang bisa menaiki perahu tersebut 3

orang, lama waktu yang ditempuh dalam memutari pulau kecil ditengah Situs

Tasikardi tersebut maksimal 10 menit.Jelas proses tersebut sangat memakan

waktu, sehingga pengunjung yang hendak menaiki perahu harus menunggu.

Pernyataan yang menunjukan kurang puas atas pelayanan yang diberikan juga

diungkapkan menurut salah satu pengunjung yang lainnya, yaitu Ibu Dian yang

berasal dari Bogor dan sekarang tinggal di Serang, beliau mengatakan:

”Kurang puas sih kalo buat saya sendiri, pengelola disini tidak
menguasai sejarah tentang Situs ini, saya menanyakan sejarah di
sini kepada penjaga perahunya, mereka tidak bisa menjelaskan,
padahal saya ingin tahu sejarah tempat ini” (Sumber: Wawancara
dengan Ibu Dian selaku pengunjung Situs Tasikardi. hari minggu
23 April 2017 pukul 10.00 WIB)

Menurut penjelasan Ibu Dian diatas, bahwa pelayanan yang diberikan oleh

pengelola Situs Tasikardi kurang memuaskan, pengelola Situs Tasikardi tidak

menguasai sejarah tentang Situs tersebut, seharusnya Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Serang dan BPCB Banten memberikan pembelajaran


115

kepada para pengelola tentang sejarah lengkap Situs Tasikardi. Menurut Bapak

Muis selaku pengelola Tasikardi, BPCB Banten sering memerintahkan untuk

datang kesana dan memerintahkan agar pengelola membaca buku tentang sejarah

di perpustakaan BPCB, beliau mengatakan

“Sedikit sih yang tau, itu juga gak lengkap.Makannya dari Dinas
Kepurbakalaan (BPCB) sering nyuruh kita kesana buat
mempelajari buku-buku yang ada disana. Tapi kita belum sempat
kesana” (Sumber: wawancara dengan Bapak Muis selaku pengelola
Situs Tasikardi, hari sabtu 29 April 2017 jam 10.35
Dari pernyataan bapak Muis tersebut bahwa ada perintah dari BPCB

Banten agar pengelola Tasikardi datang kesana dan membaca buku

diperpustakaan BPCB. Seharusnya upaya yang dilakukan Dinas Pemuda Olahraga

dan Pariwisata Kabupaten Serang memberikan pelatihan dan sosialisasi secara

khusus kepada petugas pengelola dan bekerja sama dengan BPCB dalam

sosialisasi penjelasan tentang sejarah objek wsiata Situs Tasikardi.

Selain pelayanan terhadap wisatawan yang harus diperhatikan lainnya

adalah mengenai kenyamanan wisatawan saat berkunjung ke tempat Objek

Wisata.Kenyamanan yang diberikan guna untuk menrik pengunjung untuk mau

datang lagi ke tempat wisata Objek Wisata Situs Tasikardi. Mr. Yohan

mengungkapkan mengenai kenyamanan di objek wisata Situs Tasikardi, beliau

mengatakan:

”Nyaman sih ya disini udaranya sejuk, banyak angin dan pohon-


pohonan, danaunya tenang, Cuma saja pedagang disini kurang
tertata rapi” (Sumber: Wawancara dengan Mr. Yohan selaku
pengunjung Situs Tasikardi hari minggu 23 April 2017 pukul 10.37
WIB)
116

Hasil wawancara dengan I2.5 beliau menjelaskan dari segi udara dan

suasana alam Situs Tasikardi yang sejuk dan danaunya yang tenang, memberikan

kenyamanan kepada pengunjung, namun beliau mengatakan bahwa pedagang

yang ada di Situs Tasikardi tidak tertata dengan rapi. Mengenai penataan

pedagang ini yang ditugaskan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Serang yaitu pengelola dari Karang Taruna, dari Dinas sudah

disediakan tempat untuk berdagang agar tidak mengganggu pengunjung, hal ini

dijelaskan oleh Bapak Tahyudi selaku Kepala Dinas Dispapora Kabupaten

Serang, beliau mengatakan :

”Jadi pedagang kan sudah punya lokasinya khusus, jangan sampai


mengganggu kepada lokasi-lokasi tempat pengunjung, jadi kita
siapkan areanya” (Sumber: wawancara dengan Bapak Tahyudin
selaku Kepala Dinas Dispapora Kabupaten Serang Rabu, 19 April
2017pukul 09.10 WIB)

Dari apa yang diungkapkan oleh I1.2 ini bahwa untuk pedagang sudah

disediakan area tertentu khusus untuk pedagang, yang disediakan agar tertib dan

tidak mengganggu kenyamanan pengunjung, area tersebut yaitu baik saung-saung

warung tetap maupun area memanjang di bagian belakang yang jauh dari pintu

gerbang Tasikardi. Disediakannya area untuk pedagang ini dibenarkan oleh

Mahdum Bahar salah satu pengelola objek wisata Situs Tasikardi, beliau

mengatakan bahwa:

Sebenernya sih disuruhnya jualan disebelah sana agak ke belakang,


disuruh dari Dinasnya, sudah disediakan, tapi pedagangnya pada
pengen disini aja soalnya rame disini. Disini juga ramai pedagang
cuman hari minggu, kalo hari biasa mah sepi.(Sumber: wawancara
dengan Mahdum Bahar selaku pihak pengelola Situs Tasikardi
Minggu 23 April 2017 pukul 10.55 WIB)
117

Dari hasil wawancara dengan I2.2 ini beliau menjelaskan dari Dinas

Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang sudah menyediakan area

untuk berdagang di bagian belakang pojok Situs Tasikardi, namun para pedagang

tidak mau berjualan disana karena sepi dan pengunjung jarang ke belakang,

makannya mereka memilih berjualan dibagian depan tempat pengunjung datang

agar lebih dekat dengan pengunjung.

Selain pelayanan dan kenyamanan yang sudah dijelskan diatas, hal lain

yang membuat pengunjung ingin datang lagi ke tempat objek wisata adalah sarana

dan prasarana yang tersedia, di Situs Tasikardi ini sarana dan prasarana yang ada

sudah mulai rusak, mulai dari wahana permainan bebek-bebekan dan ayunan yang

sudah rusak dan tidak diperbaiki, atap mushola yang sudah hampir ambruk, saung

yang hampir roboh, lapangan parkir yang kurang memadai. Hal ini bisa dilihat

dari foto dibawah ini :

Foto halaman Situs Tasikardi yang


digunakan untuk tempat parkir Foto atap mushola yang sudah rusak
118

Foto saung yang sudah tidak bisa Foto bebek-bebekan yang rusak
ditempati karena hampir roboh dan belum diperbaiki

Gambar 4.3

Dari foto tersebut dapat kita lihat bahwa banyak sarana dan prasarana yang

rusak dan kurang terawat, hal tersebut perlu adanya perbaikan dan penambahan

lahan parkir.Kurangnya wahana juga diungkapkan oleh Mr. Yohan selaku

pengunjung Situs Tasikardi:

”Wahananya kurang, tambah perahu, tambah bebek-bebekan, itu


kurang paling cuma ada berapa, kalau sabtu minggu tidak cukup.”
(Sumber: Wawancara dengan Mr. Yohan selaku pengunjung Situs
Tasikardi hari minggu 23 April 2017 pukul 10.39 WIB)
Dari wawancara dengan I2.5 ini bahwa wahana permainan perlu

ditambahkan. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Bapak Muis selaku pihak

pengelola Objek wisata Situs Tasikardi, beliau mengatakan bahwa :


119

”Paling dari kita sih ingin adanya tambahan sarana seperti sarana
permainan ditambahin biar lebih rame dan menarik pengunjung,
soalnya dengan biaya masuk terhitung mahal kalo menurut saya,
itu sih keluhan pengunjung juga pada ingin ditambahin sarana
permainan nya. Ini juga Alhamdulillah kebantu sama permainan
yang disediain sama masyarakat sini, masyarakat disini juga sangat
mendukung untuk meramaikan Situs Tasikardi ini.”(Sumber:
wawancara dengan Bapak Muis selaku pengelola Situs Tasikardi,
hari sabtu 29 April 2017 jam 10.39)
Dari yang diungkapkan pengunjung dan pengelola objek wisata situs

tasikardi bahwa perlu ditambahkan wahana permainan di Situs Tasikardi, menurut

bapak Muis hal tersebut menjadi keluhan pengunjung, sebab harga tiket dinilai

mahal apabila tidak ada wahana yang memadai, pak Muis mengungkapkan adanya

masyarakat yang menyokong untuk wahana permainan, dari hasil penelitian

memang benar adanya tambahan wahana permainan yang disediakan oleh

masyarakat sekitar yaitu diantaranya kereta-keretaan yang ditarik menggunakan

motor, balon besar tempat mandi bola, hal tersebut bisa dilihat dari foto dibawah

ini:

Foto kereta-keretaan yang disediakan Foto wahana tambahn yang berasal dari
oleh masyarakat sekitar masyarakat sekitar
120

Hal tersebut merupakan dukungan dari masyarakat yang diberikan kepada

Situs Tasikardi agar situs Tasikardi lebih banyak pengunjung, partisipasi dari

masyarakat merupakan kemajuan yang dilakukan masyarakat, Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang seharusnya lebih mendukung kegiatan

masyarakat yang seperti ini.

Mengenai lapangan parkir yang ada di Situs Tasikardi memang belum ada,

dan sementara ini tempat parkir yang digunakan adalah halaman Tasikardi, hal

tersebut menurut ibu Mastufah masih bisa tertampung apabila hari-hari biasa, hal

tersebut diungkapkan sebagai berikut :

“Sementara gunakan yang ada dulu aja, karena saya rasa masih
ketampung.karena hari-hari biasa kan masih sepi, paling pas tahun
baru itu yang tidak tertampung.” (Sumber; wawancara dengan ibu
Mastufah selaku kasi Obyek wisata dan hiburan umum hari Rabu 3
Meil 2017 pukul 13.45 WIB)

Dari hasil wawancara dengan ibu Mastufah diatas bahwa menurut beliau,

lapangan parkir sementara menggunakan yang sudah ada, kalau sehari-hari masih

sepi, paling pas tahun baru yang tidak tertampung, namun dari hasil penelitian,

lapangan parkir di hari minggu terlihat sesak, seharusnya Dinas Pemuda Olahraga

dan pariwisata Kabupaten Serang menambahkan lahan parkir agar tercapainya

target-target yang diinginkan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Serang, Pengelola dan masyarakat.


121

4.3.5. Dukungan dan Legitimasi Pada Pembangunan dan Pengembangan

Objek Wisata Situs tasikardi

Dalam pengelolaan, pembangunan dan pengembangan tempat objek

wisata harus adanya dukungan penuh dari pemerintah, masyarakat dan pihak

lainnya yang bersangkutan, agar proses yang dijalani bisa berjalan dengan lancar.

Dukungan dari pemerintah dalam pengelolaan, pembangunan dan pengembangan

tempat objek wisata berupa kebijakan yang dibuat, memfasilitasi, mengadakan

pelatihan-pelatihan dan memberdayakan masyarakat lokal. Dan juga dukungan

dari masyarakat berupa partisipasi dalam pengelolaan dan pelestarian tempat

objek wisata dan mendukung kebijakan serta membantu dalam proses berjalannya

kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Dukungan yang diberikan oleh

pemerintah dan masyarakat yang diberikan terhadap proses pengelolaan,

pembangunan dan pengembangan yaitu seperti yang dikatakan oleh Bapak Uu

Faturachman, beliau mengatakan bahwa:

”Bentuk dukungan itu sebetulnya ya seperti tadi, partisipasi masyarakat, ya


kan kita libatkan partisipasi masyarakat itu dengan karang taruna kita
libatkan untuk mengelola Tasikardi, dan kita juga memberikan legalisasi
kepada masyarakat itu untuk dukungan. Dari pemerintah sendiri ya banyak
sekali, membuatkan Perda juga bentuk dukungan, mengelola juga bentuk
dukungan, membangun bentuk dukungan, mendidik dan mendiklat
masyarakat disana juga termasuk dukungan.Pokoknya diusahakan setiap
tahunnya diadakan pemagaran agar cepat selesai.”“(Sumber: wawancara
dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana
Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.35 WIB diruangan Pak
Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)

Dari penjelasan informan I1.1 yang dipaparkan diatas bahwa bentuk

dukungan yang diberikan oleh masyarakat dalam pengelolaan objek wisata Situs

Tasikardi adalah dengan mereka berpartisipasi dalam pengelolaannya, dan


122

dariDinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang mendukung

mereka dengan mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Dinas, membuat peraturan

daerah, mengelola, melaksanakan pembangunan, memberikan pembelajaran dan

pelatihan-pelatihan kepada pengelola Kemudian Bapak Muis menambahkan

bahwa beliau mengatakan partisivasi yang diberikan masyarakat adalah sebagai

berikut:

“Ini juga Alhamdulillah kebantu sama permainan yang disediain


sama masyarakat sini, masyarakat disini juga sangat mendukung
untuk meramaikan Situs Tasikardi ini.” (Sumber: wawancara
dengan Bapak Muis selaku pengelola Situs Tasikardi, hari sabtu 29
April 2017 jam 10.41)
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa masyarakat sekitar

berpartisipasi dalam pengelolaan yaitu dengan dukungan mengadakan wahana

tambahan dari masyarakat sendiri, seperti yang dijelaskan dalam gambar

diatas.Bentuk dukungan lainnya adalah selain dari Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Serang ada juga peran dari Dinas Pariwisata Provinsi,

berikut adalah yang dipaparkan oleh Bapak Chairul Anwar selaku Staff Pelaksana

Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan di Dinas Pariwisata Provinsi, beliau

mengatakan dukungan dari Dinas Pariwisata Provinsi sebagai berikut:

”Kalau membicarakan pembangunan itu terbagi dua, ada


pembangunan suprastruktur dan ada pembangunan infrastruktur
kalau pembangunan infrastruktur jelas kita memberikan dukungan
bantuan dalam pembangunan jalan, kalau pembangunan
Infrastruktur itu lebih kepada OPD yang sekarang menjadi SKPD
itu menjadi OPD yang menangani itu adalah sumber daya dan
pemukiman, dia memperhatikan akses jalan terutama jalan-jalan
yang dimiliki atau dikuasai Provinsi, jalan yang menghubungkan
Kabupaten Kota itu punya jalan Provinsi. Nah kemudian untuk
Tasikardi, lebih eksplisit lagi seperti apa, Taskardi sendiri kalaupun
misalkan tidak bisa melakukan interfensi kesana, kalaupun itu
123

masih masuk wilayah Kabupaten Serang tapi Provinsi Banten bisa


saja masuk kedalam situ untuk melakukan pengembangan secara
langsung, nah tetapi khusus infrastruktur ini tidak serta merta harus
pariwisata dulu, jadi infrastruktur ini domain nya kebijakannya
lebih ke banyak pertimbangan secara menyeluruh. Nah kalo dari
sisi Tasikardi kita melihat intensitas sepertinya belum, karena apa,
karena tidak terlalu banyak yang melakukan pekerjan dari kota
serang ke Kabupaten serang dari jalan tersebut, jadi belum, tetapi
kalau dilihat dari segi pariwisata bisa dimungkinkan Cuma
tergantung dari intensitas sebarapa banyak pengunjung. Dan yang
kedua dari peranserta Kabupaten/Kota yang mengelola itu, apakah
mereka ingin melakukan pembangunan tetapi memiliki
keterbatasan nah maka mereka bisa berkoordinasi dengan
pemerintah Provinsi Banten melalui musyawarah perencanaan
pembangunan, nanti yang merumuskan dari kepala daerah bisa
diberikan bantuan berupa keuangan, anggarannya diberikan dari
Provinsi Banten. Nah kalo dukungan dari masyarakat itu memang
sangat terbuka, masyarakat sebenernya dalam Undang-undang
keterbukaan informasi publik, masyarakat diharuskan melihat
apabila ada pembangunan yang tidak sesuai atau kurang baik,
mereka juga diwajibkan untuk melaporkan, tetapi ada
mekanismenya, yaitu mereka memberikan surat tertulis secara
formal yang merupakan syarat administrasi yang harus ditempuh,
sampaikan keluhannya kemudian di kirimkan melalui loket, jadi
peran serta masyarakat sangat penting untuk mengoreksi,
mengingatkan dan mengawasi pemerintahan. Tetapi harus
mengikuti peraturan” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Chairul
Anwar selaku Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi Pelaporan
(PEP) di Dinas Pariwisata Provinsi Banten Senin 16 Mei 2017
11.12)

Dari apa yang dikatakan oleh informan I1,8 ini bahwa dalam pembangunan

objek wisata ada beberapa pihak yang terkait berkaitan dengan tugasnya masing-

masing, Dinas Pariwisata provinsi dalam pembangunan pariwisata memberikan

dukungan pembangunan infrastruktur yaitu akses untuk dilalui dalam menuju

tempat wisata, jalan menuju objek wisata Situs Tasikardi ini memang tidak bagus,

namun untuk pembangunannya, menurut Bapak Chairul anwar bahwa dalam

pembangunan jalan itu harus ada intensitas yang mendukung, tidak bisa begitu

saja diadakan pembangunan, tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, saat ini jalan
124

yang dilalui di Tasikardi menurut Bapak Chairil belum banyak dilalui oleh orang

yang melewati jalan Kabupaten-Kota, namun dalam aspek untuk menuju tempat

pariwisata bisa saja dibangun, namun harus melihat seberapa banyak intensitas

pengunjung yang datang, bentuk dukungan lainnya adalah dengan mengadakan

pelatihan-pelatihan untuk para pelaku wisata serta memfasilitasi apa yang

dibutuhkan oleh tempat objek wisata, namun dalam hal ini bentuk dukungan

lainnya yaitu dengan memberikan kewenangan dalam pengelolaannya terhadap

pemerintah daerah, dan dalam hal ini pemerintah daerah yang mengelola objek

wisata situs tasikardi adalah Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten

Serang. Apabila ada kebutuhan yang harus dipenuhi namun Pemerintah

Kabupaten tidak bisa melaksanakannya maka Pemerintah Kabupaten bisa

mengajukan permohonan yang diperlukan kepada pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Provinsi akan memproses permohonan tersebut dan membantu

menyediakan apa yang dibutuhkan oleh Pemerintah Kabupaten. Dukungan lain

dari Dinas Pariwisata provinsi adalah anggaran, dalam pembangunan dan

pengembangan objek Wisata Situs Tasikardi tahun 2016 anggaran yang di

sediakan sekitar 2 Milyar, yaitu terdapat dari APBN Provinsi Banten dan juga

APBD Kabupaten Serang, dimana anggaran tersebut digunakan untuk

pembangunan pagar dan pengadaan wahana permainan di Situs Tasikardi.Dan

menurut beliau dukungan yang bisa masyarakat berikan terhadap pembangunan

pariwisata yaitu dengan mengawasi dan melaporkan apabila dalam proses

pembangunan pariwisata dinilai tidak baik atau dalam pengelolannya terdapat

kejanggalan, peran masyarakat sendiri sangat penting dalam hal ini, dengan
125

dikeluarkannya undang-undang keterbukaan informasi public masyarakat

diharapkan agar lebih berperan aktif dalam mengawasi dan mengoreksi

pembangunan, agar pembangunan yang dilakukan bisa berjalan dengan baik.

Dalam pembangunan dan pengembangan wisata di objek wisata Situs

Tasikardi tentu saja harus ada kebijakan-kebijakan guna untuk acuan dalam

mengelola Situs Tasikardi, kebijakan tersebut dibuat oleh Pemerintah pusat

maupun pemerintah Daerah. Menurut Bapak Chairul Anwar bahwa dalam

pembuatan kebijakan itu diserahkan sepenuhnya kepada pemerintahan daerah,

beliau mengatakan:

“Untuk saat ini memang untuk Tasikardi itu termasuk kepada


Banten lama nya kita serahkan sepenuhnya kepada pemerintahan
Kabupaten/Kota, karena khawatir begini, apabila Provinsi
melakukan upaya, ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan
Kabupaten/Kota. Pada prinsipnya pemerintahan Provinsi
mendukung sepenuhnya”(Sumber: Wawancara dengan Bapak
Chairul Anwar selaku Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi
Pelaporan (PEP) di Dinas Pariwisata Provinsi Banten Senin 16 Mei
2017 11.13)
Bahwa menurut hasil wawancara dengan Bapak Chairul Anwar bahwa

dalam pembuatan kebijakan dilimpahkan kepada pemerintah daerah

Kabupaten/Kota, karena khawatir kebijakan yang dibuat Provinsi tidak sesuai

dengan keperluan yang ada di Daerah, maka mereka mendukung sepenuhnya

kebijakan yang dibuat oleh daerah. Bapak Rifal Firmansyah selaku Staff di

Bagian Pengembangan Industri Pariwisata, beliau mengatakan:

“Pastinya setiap Dinas mengacu kepada undang-undang yah yang


paling tertinggi, tapi untuk pemeritahan daerahnya ada Kebijakan
Bupati dan Walikota. Jadi setiap daerah mempunyai kebijakannya
masing-masing.” (Sumber: wawancara dengan Bapak Rifal
126

Firmansyah selaku Staff di Bagian Industri Pariwisata Dinas


Pariwisata Provinsi Banten)
Dari hasil wawancara dengan Bapak Rifal Firmansyah bahwa setiap Dinas

mengacu kepada Undnag-undang dan untuk pemerintah daerahnya yaitu ada

kebijakan Bupati dan walikota. Dari hasill penelitian yang dilakukan dan dari

dokumen-dokumen yang didapatkan dari Dinas, bahwa di Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata dalam kebijakannya yaitu mengacu pada Undang-undang

nomer 10 tahun 2009 tentang pariwisata, Undang-undang nomer 11 tahun 2010

tentang Cagar Budaya, Peraturan Presiden nomer 63 tentang pengawasan dan

pengendalian kepariwisataan, Peraturan Daerah nomer 2 tahun 2016 tentang

retribusi jasa usaha, dan Keputusan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Serang Tentang Penunjukan petugas keamanan kebersihan

dan petugas tiket masuk objek wisata situs situ tasikardi desa margasana

kecamatan kramatwatu kabupaten serang.

Dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi pemerintah Provinsi

menyerahkan kewenangannya kepada Pemerintahan Daerah yaitu oleh Dinas

Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang , namun dalam hal ini

Pemerintah Provinsi juga memberikan dukungannya berupa mengadakan

Pelatihan-pelatihan, Koordinasi dan memfasilitasi, hal ini sesuai dengan hasil

wawancara dengan Bapak Rifal selaku Staff di Bagian Industri Pariwisata Dinas

Pariwisata Provinsi Banten, Beliau mengatakan:

”Kalo pengeloaan sendiri sih kita sudah serahkan kepada daerah


Kabupaten/Kotanya masing-masing, karena kan itu untuk
pendapatan daerahnya masing-masing juga. Kalo kita hanya
melakukan koordinasi, memfasilitasi, dan melakukan pelatihan-
127

pelatihan” (Sumber: wawancara dengan Bapak Rifal Firmansyah


selaku Staff di Bagian Industri Pariwisata Dinas Pariwisata
Provinsi Banten selasa, 2 Mei 2017 pukul 10.00 WIB)
Dari hasil wawancara dengan Bapak Rifal diatas bahwa keterlibatan Dinas

Pariwisata Provinsi dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi itu tidak ada

kewenangan karena sudah diserahkan kepada Pemerintah Daerah, mereka hanya

berkoordinasi, memfasilitasi dan mengadakan pelatihan-pelatihan. Hal serupa juga

dikatakan oleh ibu Mastufah selaku Kasi Sarana dan Hiburan Umum, beliau

mengatakan:

“Oh nggak ada neng, kan pengelolaannya sudah diserahkan ke kita,


walaupun statusnya masih milik provinsi tapikan sementara
mereka sudah tau kita sudah pernah lapor kalo sementara dikelola
sambil nunggu berjalannya surat-surat.”

Menurut hasil wawancara dengan I1.3 ini bahwa benar kewenangan

pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi diserahkan sepenuhnya kepada

Pemerintahan Kabupaten, meskipun status kepemilikan asset objek wisata Situs

Tasikardi ini masih milik Pemerintah Provinsi, Status kepemilikan ini sudah

sering dibuat surat permohonan agar menjadi milik Pemerintah Kabupaten ,

namun belum ada balasan dari pemerintah, namun untuk pengelolaannya

sementara dikelola oleh Kabupaten Karena letak administratif Situs Tasikardi ini

berada di Kabupaten Serang.


128

4.4 Pembahasan

Pembahasan merupakan isi dari analisis data dan fakta yang peneliti

dapatkan di lapangan dan disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini. Dalam penelitian berjudul Manajemen Pengelolaan Objek Wisata

Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang,

peneliti menggunakan teori prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata oleh Cox

dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81)yaitu Pembangunan dan

pengembangan Pariwisata, preservasi, proteksi dan peningkatan kualitas sumber

daya, pengembangan atraksi wisata tambahan, pelayanan kepada wisatawan dan

dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan.

4.4.1 Pembangunan dan pengembangan Pariwisata

Pengelolaan Situs Tasikardi dikelola oleh Dinas Pemuda Olahraga dan

Pariwisata Kabupaten Serang dibawah naungan Kepala Bidang Destinasi dan

Sarana Pariwisata, yang bertanggung jawab atas kegiatan pembangunan di Situs

Tasikardi yaitu Bapak Uu Faturachman. Namun dalam kepemilikan asset, Situs

Tasikardi ini masih dimiliki oleh Provinsi Banten berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomer 139 tentang

Penetapan Situs di Wilayah Provinsi Jawa Barat Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan.

Pada hakekatnya pengertian pembangunan secara umum adalah proses

perubahan yang terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan

norma-norma tertentu, sedangkan pengembangan adalah suatu usaha untuk


129

meningkatkan kemampuan agar lebih bisa mendapatkan hasil yang meningkat.

Pembangunan dan pengembangan pariwisata perlu dilakukan hal ini untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dalam aspekpendapatan,

kesempatan kerja, lapangan berusaha, berdaya saing, maupun peningkatan indeks

pembangunan manusia.

Dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi ini proses pembangunan

dan pengembangan pariwisata yang dilakukan yaitu berdasarkan Ripparda (

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisatan Daerah) Kabupaten Serang.

Ripparda yang dimaksud oleh disini yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Serang

nomer 8 tahun 2014 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan

Kabupaten Serang tahun 2014-2025 . Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan

sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang

nyata, baik dalam aspekpendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses

terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks

pembangunan manusia. Pembangunan yang dilakukan harus mewujudkan sapta

pesona, yaitu : Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan,

Keramahan dan Kenangan.

Situs Tasikardi ini merupakan benda Cagar Budaya yang harus

dilestarikan sehingga dalam pembangunannya harus melibatkan Balai Pelestarian

Cagar Budaya, dalam pembangunan dan pengembangan yang dilakukan harus

diteliti dahulu, dipilih material dalam pembangunannya yang sesuai dengan

pembangunan Cagar Budaya agar tidak merusak kelestariannya


130

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang dalam

pengelolaan, pembangunan dan pengembangan selain berkoordinasi dengan

BPCB Banten juga bekerja sama dengan masyarakat sekitar Situs Tasikardi,

Masyarakat tersebut diberdayakan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

agar memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara mengelola objek wisata

dengan baik dan memberikan pelajaran kepada masyarakat agar sadar wisata.

Namun dalam pelaksanaannya hal ini belum dilakukan dengan serius, dari hasil

wawancara dengan Bapak Muis bahwa dalm pembimbingan belum ada yang

sungguh-sungguh, dan pengelola objek wisata Situs Tasikardi dari karang Taruna

masih merasa awam dalam megelola

Pengelola objek wisata Situs Tasikardi ini ada 10 orang dari masyarakat

Desa Margasana sendiri yang dipilih berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas

No 900 tentang Penunjukan Petugas Keamanan Kebersihan dan Petugas Tiket

Masuk Objek WisataSitus Tasikardi Desa Margasana Kecamatan Kramatwatu

Kabupaten Serang. Masyarakat ini diberi upah Rp. 600.000 per bulan dari hasil

wahana permainan yang ada di Situs Tasikardi

Pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi memberikan Dampak positif bagi

kehidupan masyarakat, diantaranya yaitu dengan adanya lapangan pekerjaan bagi

masyarakat, yaitu baik untuk pngelola, pedagang, adanya tempat untuk

berekreasiterdekat bagi masyarakat sekitar, meningkatkan pendapatan daerah yang

juga untuk kesejahteraan rakyat.

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan objek wisata Situs

Tasikardi yaitu, kepemilikan asset Situs Tasikardi masih dimiliki oleh


131

Pemerintahan Provinsi, sehingga dalam pengelolaannya Dinas Pemuda Olahraga

dan Pariwisata Kabupaten Serang tidak optimal dalam pengelolaannya karena

dirasa bukan milik sendiri, dan dalam pembangunan dan pengembangan kendala

lainnya yaitu mengenai anggaran yang tidak mencukupi, karena anggaran yang

didapat Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata digunakan untuk 79 objek wisata

yang ada di Kabupaten Serang, sehingga dalam proses pembangunan dan

pengembangannya berjalan lambat.Anggaran untuk Situs Tasikardi pada tahun

2016 yaitu sebesar 2 Milyar, yang digunakan untuk pembangunan pagar dan

pengadaan wahana becak mini.Pembangunan yang sedang dilakukan saat ini yaitu

pemagaran.

4.4.2. Preservasi, Proteksi, dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya

Preservasi adalah kegiatan untuk melestarikan sesuatu untuk tujuan

tertentu, kegiatan preservasi bisa diartikan merawat dan membangun ulang,

sehinga preservasi bisa diartikan adalah melestarikan suatu objek, baik dengan

merawat maupun membangun ulang objek tersebut. Tujuan dari mempreservasi

adalah agar suatu benda bersejarah bisa tetap bernilai dan bisa dimanfaatkan.

Dalam hal ini Situs Tasikardi adalah benda Cagar Budaya dimana Situs Tasikardi

ini memiliki nilai sejarah yang harus dipreservasi atau dilestarikan.

BPCB Banten sebagai Badan yang bertugas dalam melestarikan Cagar

Budaya Situs Tasikardi yang merupakan salah satu benda Cagar Budaya di daerah

Banten, pelestariannya yaitu sesuai dengan Undang-undang nomer 11 tahun 2010

tentang Cagar Budaya, yaitu dengan diadakannya penelitian, pemugaran dan

pelestarian. Salah satu cara melestarikannya yaitu dengan mengelola Situs


132

Tasikardi sehingga terawat dan terlindungi, dan juga bisa dimanfaatkan untuk

kesejahteraan rakyat.

Dalam perlindungannya yaiitu adanya undang-undang nomer 11 tahun

2010 pasal 105 tentang hukuman dan denda bagi yang hendak melakukan

kerusakan terhadap benda Cagar Budaya, pasal tersebut berbunyi: Pasal 105:

Setiap orang yang dengan sengaja merusak Cagar Budaya sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 66 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)

tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling sedikit

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00

(lima miliar rupiah). Namun sejauh ini kerusakan-kerusakan di Situs tasikardi

belum mencapai kerugian-kerugian yang besar, sehingga sanksi yang diberikan

masih teguran-teguran terhadap pelaku, pelanggaran yang terjadi di Situs

Tasikardi berupa perusakan pagar-pagar kawat, perusakan area penyandang cacat,

dan buang sampah sembarangan. Menurut peneliti seharusnya diberikan

himbauan-himbauan dalam bentuk papan pengumuman bahwa searusnya benda

cagar budaya Situs Tasikardi harus dijaga bersama-sama dan apabila ada yang

melakukan perusakan akan di denda, agar menimbulkan kesadaran kepada

msayarakat dan pengunjung.

Dan untuk mengurangi adanya kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh

masyarakat, maka hal yang harus dilakukan yaitu upaya peningkatan kualitas

SDM dan SDA. Upaya peningkatan SDM dalam pengelolaan objek wisata Situs

Tasikardi yang dilakukan yaitu dengan diadakannya sosialisasi-sosialisasi, diklat,


133

dan study banding. Sedangkan untuk SDA nya yaitu dilakukan penghijauan,

pemugaran dan perlindungan.

4.4.3. Pengembangan Atraksi Wisata Tambahan

Dalam objek wisata, peran atraksi pariwisata harusnya menjadi salah satu

hal penting yang harus dilaksanakan, karena peran atraksi mampu mengundang

para pengunjung untuk datang, dan lebih banyak pendapatan yang masuk, selain

itu apabila diadakan kegiatan atraksi mampu melatih daya kreatif masyarakat,

atraksi tersebut bisa berupa pentas seni, dengan begitu akan mengenalkan budaya

seni daerah dan juga ciri khas daerah akan terlestarikan, namun kenyataan

terbalik, di Situs Tasikardi ini belum ada atraksi apapun yang tersedia, sehingga

daya tarik di Tasikardi ini pun rendah. Atraksi wisata di Situs Tasikardi ini masih

dalam proses rencana. Bahwa sedang direncanakan acara Fun Weekend at

Tasikardi yang dilaksanakan satu minggu sekali yang di peruntukan kepada anak-

anak sekolah.

Dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi ini, selain adanya atraksi

agar dapat menarik pengunjung, hal lainnya yang harus dilakukan adalah

pengembangan dan promosi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkaitan,

dalam hal ini di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang yang

mempunyai tugas fungsi dan pokok dalam promosi pariwisata adalah Kasi

Promosi Pariwisata, Kasi Promosi Pariwisata ini diharapkan mampu melakukan

promosi dengan berbagai cara baik di Media Sosial, Cetak, Media Elektronik dan

aktif dalam kegiatan-kegiatan yang berbentuk promosi lainnya agar mampu


134

menarik pengunjung lebih banyak, kendala dari promosi ini dari hasil penelitian

dan wawancara bahwa daya tarik dari objek wisata Situs Tasikardi dari sarana

prasarana dan tata kelola yang masih belum rapi masih dinilai belum menarik,

karena masih adanya kerusakan-kerusakan dari wahana tersebut, seharusnya

dalam proses promosi harus dibarengi dengan proses pembangunan.

4.4.4. Pelayanan kepada wisatawan

Pelayanan kepada wisatawan adalah salah satu upaya yang harus

diterapkan dengan sebaik mungkin terhadap pengunjung atau wisatawan,

pelayanan yang dilakukan terdiri dari pelayanan fisik dan non fisik, Pelayanan

fisik yang dilakukanyaitu dengan ditata kerapihan dan kebersihan yang harus

dijaga dengan baik agar memberikan kenyamanan terhadap pengunjung, selain itu

dengan merawat wahana di objek wisata Situs Tasikardi agar pengunjung merasa

aman dan nyaman. Pelayanan non fisik yang dilakukan yaitu dengan bersikap

ramah tamah, senyum dan sapa dari pengelola, pedagang dan segala pihak yang

berhubungan dengan pelayanan terhadap orang yang datang ke tempat wisata.

Pelayanan yang diberikan pengelola Tasikardi untuk saat ini belum maksimal, hal

ini dari hasil penelitian dan wawancara bahwa pengetahuan terhadap pengelola

Situs Tasikardi tidak menguasai tentang sejarah Taskardi sehingga pada saat

pengunjung menanyakan sejarahnya, pengelola belum bisa menjelaskan, selain itu

tata kelola Situs Tasikardi masih belum rapi, pedagang masih belum tertata

dengan baik dan sarana permainan banyak yang rusak dan tidak diperbaiki.

Pedagang di Situs Tasikardi terdiri dari 32 Pedagang, dimana 6 dari

pedagang di Situs Tasikardi merupakan pedagang tetap, yang setiap bulannya


135

membayar sewa kepada pengelola sejumlah Rp. 150.000 per 30 hari, dan sisa

pedagang lainnya merupakan pedagang kecil yang berjualan hanya hari sabtu dan

minggu, barang yang dijual berupa aksesoris, sandal, topi, dan sisanya maknan

dan minuman. Pedagang di Situs Tasikardi belum belum diberdayakan dengan

baik, karena masih belum tertata, tempat yang disediakan belum layak untuk

digunakan karena masih berbentuk tanah kosong yang belum dikelola. Pedagang

yang ada pun masih berjalan dengan sendirinya, tidak dikelola sama sekali oleh

Dinas Pemuda Olahraga dan pariwisata Kabuaten Serang.

Selain itu dalam pengelolaan Situs Tasikardi belum ada keamanan team

SAR dan P3K apabila terjadi sesuatu yang tidak di inginkan belum ada

penanganan khusus .

4.4.5. Dukungan dan Legitimasi pada pembangunan dan pengembangan

Dukungan dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang

dalam bentuk kebijakan yang dikeluarkan untuk mengelola objek wisata Situs

Tasikardi, mengadakan pemberdayaan bagi masyarakat lokal dalam mengelola

objek wisata Situs Tasikardi, menyediakan fasilitas pariwisata yang dibutuhkan di

objek Wisata Situs Tasikardi, mengelola retribusi pendapatan dan meningkatkan

agar setiap tahun pendapatan yang didapatkan meningkat, selain itu dukungan dari

Dinas Pariwisata Provinsi Banten yaitu mendukung sepenuhnya kebijakan yang

dibuat oleh pemerintah Kabupaten secara penuh sesuai dengan apa yang

dibutuhkan oleh objek wisata Situs Tasikardi, Dinas Pariwisata Provinsi juga

mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap pelaku wisata, selain itu Dinas

Pariwisata Provinsi membantu apabila Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata


136

Kabupaten Serang mengajukan permohonan untuk memperbaiki infrastruktur

yang rusak . Selain itu ada dukungan dari masyarakat, dukungan tersebut berupa

terlibatnya masyarakat sekitar dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi,

dan masyarakat sekitarpun ada yang menyediakan wahana permainan tambahan

berupa kereta-keretaan dan permainan mandi bola.

Kebijakan Pemerintah yang digunakan dalam pengelolaan objek wisata

Situs Tasikardi ini yaitu Undang-undang nomer 10 tahun 2009 tentang

Kepariwisataan, Undang-undang nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya,

Peraturan Presiden nomer 63 tentang pengawasan dan pengendalian

kepariwisataan, Peraturan Daerah nomer 2 tahun 2016 tentang retribusi jasa usaha,

dan Keputusan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang

Tentang Penunjukan petugas keamanan kebersihan dan petugas tiket masuk objek

wisataSitusTasikardi desa margasana kecamatan kramatwatu Kabupaten Serang:


137

MATRIKS HASIL PENELITIAN

Prinsip-prinsip
pengelolaan Indikator Hasil dan Temuan penelitian
pariwisata
6. Proses 1. Proses pembangunan dan
pembangunan dan pengembangan yang dilakukan di
pengembangan Situs Tasikardi yaitu: dalam
7. Pembinaan pembangunan sejauh ini sedang
pariwisata bagi dibangun dari aspek keamanan dan
masyarakat lokal perlindungan keamanan yang
8. Target yang ingin berbentuk pemagaran objek wisata
dicapai Situs Tasikardi, dan dalam
9. Pihak-pihak yang pengembangan dilakukan
terlibat dalam pengelolaan yang dilakukan oleh
pembangunan dan masyarakat setempat agar bisa
pengembangan dimanfaatkan untuk menambahkan
10. Dampak PAD dan kesejahteraan rakyat, dan
pembangunan dan bentuk pengembangan lainnya
pengembangan yaitu promosi.
pariwisata bagi 2. Pembinaan pariwisata bagi
Pembangunan dan masyarakat sekitar masyarakat lokal dilakukan
Pengembangan pelatihan-pelatihan yang berbentuk
pariwisata :
sosialisasi-sosialisasi dan diklat
yang diadakan setiap tahunnya
3. Target yang ingin dicapai dari
pengelolaan objek wisata Situs
Tasikardi yaitu setiap pengunjung
yang datang ke Banten Lama,
minimal 10% sampai 15% nya
mampir ke Tasikardi, Situs
Tasikardi ini menjadi tempat yang
nyaman untuk dikunjungi dan
menjadi tempat yang menonjolkan
sejarah keislaman di Banten, target
lainnya yaitu pendapatan
meningkat dan wahana permainan
ditambahkan lebih banyak lagi.
4. Pihak-pihak yang terlibat dalam
pengelolaan objek wisata Situs
138

Tasikardi yaitu selain Dinas


Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang juga ada BPCB,
Masyarakat setempat, Terkait jalan
ada PU dan Dishub, dan berkaitan
penerangan jalan ada PJU,
semuanya saling berkaitan
5. Dampak pembangunan dan
pengembangan objek wisata Situs
Tasikardi bagi masyarakat sekitar
yaitu Terciptanya lapangan
pekerjaan terutama bagi
masyarakat sekitar yang mengelola
terdiri dari 10 orang dari desa
Margasana, dan memberikan
kesempatn bagi pedagang untuk
mencari rezeki dengan berdagang
di Tasikardi.

4. Upaya Pelestarian 1. Pelestarian yang dilakukan yaitu


5. Bentuk dengan mengelola dan
pengawasan dan memanfaatkan Situs Tasikardi itu
sanksi sudah termasuk kedalam
6. Upaya peningkatan pelestarian, upaya pelestarian
kualitas sumber lainnya yaitu sesuai dengan
daya undang-undang tentang Cagar
Budaya, bahwa dalam melakukan
Preservasi, pelestarian Cagar Budaya yaitu
proteksi, dan dilakukan penelitian, pemugaran
peningkatan dan pemanfaatan benda Cagar
kualitas sumber Budaya.
daya 2. Bentuk Pengawasan dan sanksi
disini yaitu termasuk kedalam
bentuk proteksi atau pelindungan,
pelindungan yang dilakukan di
objek wisata Situs Tasikardi yaitu
terkait untuk mencegah faktor-
faktor kerusakan yang akan terjadi
baik dari faktor alam berupa
pelapukan, dan juga faktor yang
139

disebabkan oleh manusia yaitu


goresan dari benda tajam, corat
coret, dan membuang sampah
sembarangan, bentuk pelindungan
yang dilakukan yaitu dengan
dilakukan pemagaran, dan juga
berlakunya sanksi-sanksi sesuai
dengan undang-undang nomer 11
tahun 2010 tentang Cagar Budaya,
namun undang-undang yang
diterapkan masih lemah, karena
upaya sanksi yang diberikan di
Situs Tasikardi ini masih berupa
teguran saja, karena pelanggaran
yang dilakukan masih bersifat
ringan
3. Upaya peningkata sumber daya ini
terbagi dua, yaitu Sumber Daya
Manusia (SDM) dan Sumber Daya
Alam (SDA), upaya peningkatan
sumber daya manusia yaitu
dilakukan dengan diadakannya
pelatihan-pelatihan, diklat, study
banding yang diadakan baik oleh
Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang dan
juga Dinas Pariwisata Provinsi,
selain itu upaya peningkatan
sumber daya alam yaitu dengan
diadakannya penghijauan di Situs
Tasikardi
4. Atraksi wisata yang 1. Atraksi yang tersedia di Situs
tersedia Tasikardi saat ini sama sekali
5. Strategi belum ada atraksi yang tersedia,
Pengembangan pengembangan atraksi ini baru rencana dan belum
atraksi wisata 6. Promosi Pariwisata terealisasikan
tambahan 2. Strategi pengembangan yang
dilakukan oleh Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata yaitu
dengan dibantunya pengelolaan
140

oleh masyarakat sekitar


3. Promosi pariwisata yang dilakukan
di Situs Tasikardi yaitu dengan
ngepost dan merepost melalui
media sosial kang nong Kabupaten
Serang, melalui pameran yang
diadakan di TMII setiap bulannya,
melalui media koran dan radio,
namun hasil dari promosi tersebut
masih belum terlihat hasilnya dari
pengunjung, pengunjung Tasikardi
masih sepi dihari-hari biasa.
4. Kepuasan 1. Kepuasan wisatawanterhadap
wisatawan terhadap kualitas pelayana masih belum baik
kualitas pelayanan dari hasil wawancara dengan
5. Kenyamanan pengunjung, pengunjung
wisatawan mengatakan bahwa wahana yang
6. Sarana dan disediakan masih kurang, dan
prasarana yang pelayanan yang diberikan oleh
tersedia pengelola pun dinilai belum baik.
2. Kenyamanan wisatawan pun masih
Pelayanan kepada belum baik, tata kelola pedagang
wisatawan Situs Tasikardi masih belum rapi,
pedagang tidak berjualan ditempat
yang sudah disediakan, melainkan
masih berjualan di area
pengunjung.
3. Sarana dan Prasarana yang tesedia
masih belum memadai, sarana
permainan, mushola, gazebo masih
banyak yang rusak, dan prasarana
parkir yang tersedia masih kurang
mencukupi.
4. Dukungan dari 1) Dukungan dari pemerintah yaitu
pemerintah dan memfasilitasi, membuat kebijakan,
Dukungan dan masyarakat menyediakan anggaran, mengelola,
Legitimasi pada memperbaiki infrastruktur,
5. Kebijakan
pembangunan dan mengadakan pelatihan-pelatihan
pengembangan pemerintah terhadap pelaku pariwisata.
6. Keterlibatan Dinas 2) Kebijakan pemerintah yang
Pariwisata dan digunakan untuk acuan dalam
141

Kebudayaan pengelolaan objek wisata Situs


Provinsi Tasikardi yaitu Undang-undang
nomer 10 tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, Undang-undang
nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar
Budaya, Peraturan Presiden nomer
63 tentang pengawasan dan
pengendalian kepariwisataan,
Peraturan Daerah nomer 2 tahun
2016 tentang retribusi jasa usaha,
dan Keputusan Kepala Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang Tentang
Penunjukan petugas keamanan
kebersihan dan petugas tiket masuk
objek wisataSitus Tasikardi desa
margasana kecamatan kramatwatu
Kabupaten Serang.
3) Keterlibatan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi dalam
pengelolan objek wisata Situs
Tasikardi yaitu dalam memperbaiki
infrastruktur, memberikan
anggaran, memberikan pelatihan-
pelatihan dan mendukung dalam
kebijakan yang dibuat oleh Dnas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang.

(Sumber; Peneliti 2017)


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan peneliti di lapangan

mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas

Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang pengelolaanya tidak

optimal. Hal ini karena masih banyak kekurangan yang menghambat dalam

pelaksanaan Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi. Sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Cox dalam I Gde Pitana dan I Ktut Surya

Diarta, manjemen pengelolan akan berjalan dengan baik apabila prinsip-prinsip

pengelolaan pariwisata seperti pembangunan dan pengembangan pariwisata,

preservasi, proteksi, peningkatan kualitas sumber daya, pengembangan atraksi

wisata tambahan, pelayanan kepada wisatawan, dukungan dan legitimasi pada

pembangunan dan pengembangan yang dilakukan sudah dijalankan dengan baik

oleh pihak-pihak yang mengelola tempat objek wisata.

1. Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata objek wisata Situs Tasikardi,

dalam proses ini peneliti menilai bahwa dalam pembangunan dan

pengembangan yang dilakukan sangat lambat dan tidak terjadi

perkembangan yang signifikan, hal ini diakibatkan asset kepemilikan Situs

Tasikardi masih dimiliki oleh Provinsi sedangkan pengelolaanya dilakukan

oleh Dinas Pemuda Olahraga dan pariwisata Kabupaten Serang sehingga

dalam pengelolaaanya terjadi keengganan karena yang mengelola tidak

mempunyai hak milik.

142
143

2. Preservasi, Proteksi dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya. Preservasi

dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Banten, dalam

pelaksanaannya tidak terlalu banyak kendala, namun dalam proses proteksi

masih adanya hal-hal yang menjadi masalah, diantaranya dari masyarakat

sendiri masih belum bisa menjaga objek wisata Situs Tasikardi hal ini

dengan adanya kejadian masyarakat yang merusak pagar kawat di Situs

dan membuang sampah sembarangan

3. Pengembangan atraksi wisata tambahan sama sekali belum dilakukan, di

Situs Tasikardi ini belum ada atraksi apapun yang ditampilkan, sehingga di

Tasikardi ini pada hari-hari biasa sangat sepi pengunjung.

4. Pelayanan kepada wisatawan dalam pelayanan fisik dan non fisik dinilai

tidak optimal, karena di Situs Tasikardi ini tata kelola yang ada masih

belum tertata dengan rapi, selain itu sarana dan prasarana pun belum

memadai, masih banyak sarana dan prasarana yang rusak dan tidak

diperbaiki.

5. Dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan yang

dilakukan yaitu oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten

Serang dan Dinas Pariwisata Provinsi.


144

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang peneliti ajukan berupa

rekomendasi yaitu:

1. Mengenai atraksi tambahan seharusnya di Situs Tasikardi ini

segera diadakan atraksi-atraksi, agar Situs Taskardi ini ramai

pengunjung

2. Mengenai wahana permainan, seharusnya ditambahkan lebih

banyak lagi, seperti perahu karet, bebek-bebekan, karena sesuai

dengan keinginan pengunjung. Wahana lainnya yang rusak

sebaiknya segera diperbaiki agar bisa digunakan, selain wahana

masih banyak sarana lainnya seperti mushola, gazebo, ayunan yang

sudah rusak, seharusnya segera diperbaiki.

3. Pelatihan dan sosialisasi-sosialisasi baik sosialisasi mengenai

pengelolaan atau sosialisasi tentang sadar wisata diharapkan

dilakukan lebih serius lagi dan lebih khusus, sehingga pihak

pengelola bisa lebih terlatih dan tahu bagaimana mengelola tempat

objek wisata dengan baik.

4. Dilakukan pengelolaan dan penataan ulang untuk para pedagang,

tempat yang disediakan untuk pedagang lebih dibuat semenarik

mungkin dan nyaman untuk ditempati, sehingga Situs Tasikardi

bisa lebih rapi dan tertata.

5. Segera di Mitrakan dengan pihak ke Tiga dalam pengelolaannya

agar lebih serius dan fokus.


145

6. Diadakan Team SAR dan P3K untuk keamanan dan keselamatan

pengunjung.
146

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Fuad, Anis & Kandung Sapto Nugroho. 2014. Panduan Praktis Penelitian

Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Handayaningrat, Suwarno. 1990. Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan

Manajemen. Jakarta: Gunung Agung

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta: BFEE-Yogyakarta

Hasibuan. 2009, S.P Malayu. Manajemen Dasar, Pengertian dan

Masalah.Jakarta: Bumi Aksara

Moleong, Lexy J. 2013, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Partono. 2002. Industri Pariwisat. Pandeglang

Pendit. Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta :

PT. Pradnya Paramita.

Pitana. I Gde dan Diarta. I ketut Surya. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. ANDI

Yogyakarta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

________. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Bumi Aksara

Terry. G.R dan Rue. Leslie. W., 2009. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi

Aksara

Yoeti, Oka A. 2002. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata.

Jakarta : PT. Pradnya Paramita.


147

Dokumen:

Undang-undang Republik Indonesia nomer 10 tahun 2009 tentang


Kepariwisataan.

Undang-undang Republik Indonesia nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar


Budaya.

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomer 8 tahun 2014 tentang Rencana


Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Serang tahun 2014-2025

Surat Keputusan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten


Serang
Tentang Penunjukan Petugas Keamanan Kebersihan Dan Petugas Tiket Masuk
Objek Wisata Situs Situ Tasikardi Desa Margasana Kecamatan Kramatwatu
Kabupaten Serang.

Sumber Lainnya

http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-wisata

http://biropemerintahan.bantenprov.go.id

http://biropemerintahan.bantenprov.go.id

Dwi Mayang Sari. 2014. Skripsi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fisip.

Manajemen Pengelolaan Situs Batu Goong dan Komplek Makam Syekh

Mansyur

Oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.


148

Iva Alfina. 2013. Skripsi Universitas Negeri Semarang Fisip. Manajemen

pengelolaan Fasilitas Outbond Objek Wisata Linggo Asri Sebagai Wahana

Pendidikan Rekreasi di Kabupaten Pekalongan.


149

LAMPIRAN
150
151
152
153
154
155
156
157

CATATAN LAPANGAN

Tanggal Waktu Tempat Hasil Informan


Ruangan Kabid
Destinasi Dinas
Pemuda  Wawancara Bapak Uu Faturachman
10 April 10.35 WIB  RIPPARD selaku Kabid Destinasi dan
Olahraga dan
2017 A Sarana Pariwisata di
Pariwisata
Dispapora Kabupaten Serang
Kabupaten
Serang
Ruangan
Ibu Marisca Teressia selaku
10 April pemasaran dan
13.30 WIB  Wawancara Kasi Promosi Pariwisata di
2017 promosi
Dispapora Kabupaten Serang
pariwisata
 Wawancara
 Foto Bapak Juliadi selaku
12 April
14.45 WIB BPCB Banten Tasikardi pengkaji pelestari Cagar
2017
sebelum Budaya di BPCB Banten
pemugaran
Bapak Soni Prasetia Wibawa
selaku Ketua unit
12 April
13.20 WIB BPCB Banten  Wawancara dokumentasi dan publikasi di
2017
BPCB Banten

Ruangan Kepala
 Wawancara
Dinas Pemuda
 SK Bapak Tahyudin selaku
19 April Olahraga dan
09.00 WIB Penunjukan Kepala Dinas di Dispapora
2017 Pariwisata
petugas Kabupaten Serang
Kabupaten
Tasikardi
Serang

23 April Ibu Dian selaku pengunjung


10.00 WIB Situs Tasikardi  Wawancara
2017 Tasikardi

23 April Mr. Yohan selaku


10.35 WIB Situs Tasikardi  Wawancara
2017 pengunjung Tasikardi
158

23 April Mahdum Bahar selaku


10.55 WIB Situs Tasikardi  Wawancara
2017 pengelola Tasikardi

Ibu Badi‟ah selaku pedagang


23 April
11.15 WIB Situs Tasikardi  Wawancara tetap objek wisata Situs
2017
Tasikardi

23 April Bapak Rouf selaku


11.30 WIB Situs Tasikardi  Wawancara
2017 Masyarakat Desa Margasana

Ibu Jenab selaku pedagang


23 April
13.00 WIB Situs Tasikardi  Wawancara minuman dingin di objek
2017
wisata Situs Tasikardi

29 April Bapak Muis selaku pengelola


10.35 WIB Situs Tasikardi  Wawancara
2017 objek wisata Situs Tasikardi

Ruangan Kabid
Destinasi Dinas
Ibu Mastufah selaku Kasi
Pemuda
Obyek wisata dan hiburan
3 Mei 2017 13.45 WIB Olahraga dan  Wawancara
umum di Dispapora
Pariwisata
Kabupaten Serang
Kabupaten
Serang
Ruangan Kabid
Destinasi Dinas
Ibu Ade Fauziah selaku Kasi
Pemuda
Sarana Usaha Pariwisata di
3 Mei 2017 14.30 WIB Olahraga dan  Wawancara
Dispapora Kabupaten Serang
Pariwisata
Kabupaten
Serang
Ruang bagian
Bapak Rifal Firmansyah
pengembangan
selaku Staff di bagian
2 Mei 2017 10.00 WIB industri  Wawancara
pengembangan industri
pariwisata
pariwisata Provinsi Banten
Provinsi Banten
Di Dinas Bapak Chairul Anwar selaku
16 Mei
11.25 WIB Pariwisata  Wawancara Staff Pelaksana Perencanaan
2017
Provinsi Banten Evaluasi Pelaporan
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172

Member Check

Transkrip Wawancara

Narasumber : Drs. Uu Faturachman

Usia/Umur : 52 Tahun

Jabatan : Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata di Dinas


Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang

Hari/ Waktu : Senin, 10 April 2017

Ari Suciati : Pak bagaimana sih alur ceritanya kenapa Situs Tasikardi bisa
dikelola oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Serang, yang saya dengar sebelumya dikelola oleh pihak ke tiga ?

Bapak Uu : Ya kan awalnya tasikardi itu dikelola oleh pihak ke tiga, itu dari
tahun 1995 sampai 2013 oleh PT. Geopilar, pemilik perusahaannya
yaitu H. Syuhada, cuma kontribusi terhadap Pemda itu jauh banget,
minimal banget, jadi sangat merugikan sekali untuk Pemda. Oleh
karena itu maka berkaitan dengan revitalisasi pembangunan Situs
Tasikardi maka kita usulkan berdasarkan kajian analisa staff
kebetulan pada saat itu saya yang menjadi Kasi nya dan bu Mimin
menjadi Kabidnya, mengusulkan untuk pengalihan kembali dari
pengelolaan pihak ke tiga di alih oleh Pemda, ada pengumuman
surat yang ditanda tangani oleh Bupati Serang, itu dikembalikan
kembali kepada Pemda, maka dalam hal itu yang namanya Dinas
Pariwisata menjadi Leading Sector maka dari itu dikelola oleh
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang, sejak
2013 kami ditargetkan oleh Dewan itu dalam satu tahun tersebut
harus mencapai Rp. 25.000.000, kebetulan kami mecapai Rp.
30.000.000 an lebih, kemudian di 2014 kita ditargetkan lagi masih
seperti hal yang sama, kemudian kita melebihi target lagi, di 2015
173

kita ditargetkan di Rp. 52.000.000 kita mencapai Rp 55.000.000,


2016 kita pun mencapai 58.000.000.

Ari Suciati : Sampai sekarang mencapai berapa Pak?

Bapak Uu : Sampai sekarang dibulan ini menurut bendahara mencapai Rp.


20.140.000 . Untuk tahun 2017 Sampai bulan April ini.

Ari Suciati : Itu yang menentukan tarifnya siapa Pak?

Bapak Uu : Oleh Dewan, berdasarkan keputusan Bupati Tentang Pengamanan


dan Pengelolaan Situs Tasikardi dan berdasarkan Perda No. 2
Tahun 2011. Itu kan disitu ada kendaraan roda 4 harus bayar
Rp.20.000, kalo motor Rp.10.000, Cuma kita belum menerapkan
seoptimal mungkin karena, contoh orangnya gak dipungut biaya
oleh kita tapi mobil sama motor yang masuk dipungut, dicoba kita
dengan dihitung orangnya, banyak yang keberatan, Katanya
“ngapain kok masuk Situs Tasikardi yang begitu doang bayar
kendaraan iya bayar orangnya juga iya”

Ari Suciati : Pak di Situs Tasikardi kan fasilitas seperti bebek-bebekan,


ayunan, becak-becakan itu ada sebagian yang pada rusak, upaya
agar bisa beroprasi secara optimal lagi bagaimana ya Pak?

Bapak Uu : Yaa harusnya kan direnovasi, diperbaiki, direhab atau di apa,


cuma kan kalo semua itu dikelola bukan oleh ahlinya,ya kan kita
memfungsikan masyarakat disana, karang taruna itukan dicoba
dirangkul oleh kita untuk dimanfatkan atau untuk diberdayakan
seperti itu, nah itu karang taruna yang mengelola, cuma mereka
tidak bisa memperbaiki, yaa kata saya kan mau berapa aja kalo
tidak bisa memperbaikinya susah kan. Yaa jadi gitu banyak yang
rusak.

Ari Suciati : Tidakmencoba manyuruh orang yang bisa buat benerin Pak?
174

Bapak Uu : Uangnya dari mana..pengelolaan yang sekarang aja kan itu sangat
rendah sekali dananya coba uang Rp. 600.000 per bulan bayangin
aja.. bukan upah itu buat honor bukan gaji, itu mah cuma buat
ngerokok aja Rp. 600.000 sebulan kan, ada 10 orang kan,
perempuan dua orang dan laki-laki 8 orang.

Ari Suciati : Yang memilih 10 orang itu siapa Pak?

Bapak Uu : Dipilih oleh kita, kemudian diberdayakan dan ditugaskan oleh


kita.

Ari Suciati : Itu ada pelatihan khusus tidak pak untuk Karang Taruna?

Bapak Uu : Ada sih kita Bimtek, tapi tidak khusus, artinya tetep diadakan
sosialisasi sadar pariwisata kita coba rekrut, dilatih tentang sadar
wisata, cuman kan belum maksimal.

Ari Suciati : Tadi kan kata Bapak di bina, bentuk pembinannya itu seperti apa
Pak?

Bapak Uu : Iya pembinaannya kita tidak hanya Bimtek tapi juga kita coba
untuk mengajak mereka melihat study banding itu pernah juga.

Ari Suciati : Itu waktunya berapa tahun sekali atau berapa bulan sekali Pak?

Bapak Uu : Kalo bimtek kita minimal setahun dua kali, sesuai dengan
anggaran

Ari Suciati : Bimtek yang dilakukan itu prosesnya seperti apa pak?

Bapak Uu : Ya kayak diklat begitu

Ari Suciati : Kalo study banding Pak?

Bapak Uu : Study banding pernah kita ajak si pengelolanya misalnya ke


Bandung, ke Sumedang.
175

Ari Suciati : Kalau untuk pedagang sendiri atau masyarakat sekitar ada gak
pak pembinaan supaya bisa bikin pernak pernik utnuk oleh-oleh
atau apa?

Bapak Uu : Kan beda lagi fungsinya, itu fungsi Desperindagkop, untuk


meningkatkan kualitas produksinya, untuk permodalannya kan
fungsi koperasinya, kita hanya memasarkan saja.

Ari Suciati :Kalau Proses pembangunan dan pengembangan seperti apa yang
akan dilakukan terhadap objek wisata situs Tasikardi Pak?

Bapak Uu : Ya sesuai dengan Riparda, sesuai dengan rencana induk, seperti


itu.

Ari Suciati : Target yang ingin dicapai seperti apa pak?

Bapak Uu : Targetnya kita pengennya setiap orang yang ziarah ke Banten


Lama itu minimal 10% sampai 15% itu mampir ke Tasikardi, cuma
belum bisa, sekarang kalo katakan data 2012, data orang yang
berkunjung ke Banten Lama itu kurang lebih 12 juta pengunjung,
berarti kalau 12 juta pengunjung sepuluh persennya 1,2 juta kali
Rp. 10.000/20.000 sudah berapa tuh kan lumayan. Jadi targetnya
10% sampai 15% orang yang ziarah ke Banten Lama mampir ke
Tasikardi

Ari Suciati : Nah strateginya untuk mewujudkan target tersebut seperti apa?

Bapak Uu : Ya harus bebenah, supaya orang tertarik datang ke Tasikardi, kita


sekarang baru bisa pemagaran untuk Tasikardi, untuk keamanan
juga. Yang lainnya kalau seperti mempromosikan, itu tugas dari
bidang pemasaran, nah di bidang pemasaran itu ada analisa
pemasaran, ada kemitraan, dia harus memitrakan nih Tasikardi
dengan siapa, dengan stakeholder mana, dengan masyarakat,
dengan Bank dan lain-lain. Selain dibenahi, strategi lainnya juga
176

dari manusianya harus diberikan pendidikan agar sadar wisata,


seperti itu.

Ari Suciati : Kalau Pihak-pihak yang terkait dalam perkembangan dan


pembangunan Situs Tasikardi itu siapa aja Pak?

Bapak Uu : Harus semuanya terlibat, tidak hanya pariwisata, kalau Dinas


Pariwisata kan hanya Leading Sector. Bagaimana itu kalau malam
gelap atau tidak itu kan berarti urusannya PJU (Penerangan jalan
umum), jalannya harus bagus dong mulus, apalagi destinasi wisata,
bagaimana orang bisa mau datang kalau jalan sendiri susah untuk
ditempuh itu Pekerjaan Umum (PU), sementara bagaimana
danaunya harus bersih itu pekerjaan LH, Desperindagkop juga
untuk pemberdayaan masyarakat dan pedagang disana. Dan juga
BPCB untuk mempelajari dan menjelaskan sejarah-sejarah tentang
Tasikardi.Nah sekarang dari Bupatinya juga, serius atau tidak
membangun pariwisata di Kabupaten Serang ini.

Ari Suciati : Pak bagaimana agar pembangunan yang dilakukan menjadi


pembangunan yang berkelanjutan?

Bapak Uu : Ya pada intinya saya seperti itu, kerena kenapa, karena kita
melibatkan masyarakat atau PKBM ( Program Kepariwisataan
Berbasis Masyarakat), makannya kita libatkanKarang Taruna itu.
Pada dasarnya pariwisata adalah salah satu program yangdapat
mengentaskan jarak antara kemiskinan dan kesenjangan ekonomi,
untuk percepatan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja,
itu pariwsata.Hanya bagaimana seharusnya dibuat program untuk
benar-benar menyentuh masyarakat.

Ari Suciati : Pak bagaimana upaya Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga
untuk melestarikan Situs Tasikadi agar kelestariannya terjaga
secara utuh?
177

Bapak Uu : Kalo itu kan… kita bekerja sama dengan BPCB, makanya dalam
pembangunan pun kita akan melibatkan mereka sebagai team
teknis, artinya pembangunan itu tidak merusak arkeologi dan yang
lainnya. Supaya mereka tetap terjaga, tetap lestari, makannya
dalam pembanguna tasikardi tidak semudah seperti membangun
situ terate, kalau Tasikardi kan benda cagar budaya, makannya kita
betul-betul agak mempunyai pekerjaan khusus lah disitu, saya sih
pengen banget bikin kolam renang disitu, tapi kan nanti rusak
disana.

Ari Suciati : Pak bentuk pengawasan dan sanksi apa yan diberikan kepada
pihak-pihak apabila melakukan atau merusak kelestarian
Tasikardi?

Bapak Uu : Undang-undangnya jelas, undang-undangnya ada, peraturannya


ada tinggal bagaimana orang bisa mengerjakan Perda itu. Kaitanya
dengancorat-coret, merusak pagar, buang sampah sembarangan, ya
paling kalau ketahuan kita tegur. Iya seperti itu..kemudian kita
berdayakan masyarakat disitu supaya masyarakat disitu merasa
diperhatikan.

Ari Suciati : Upaya apa yang dilakukan oleh dinas agar meningkatkan sumber
daya (SDM dan SDA)?

Bapak Uu : Ya Diklat, Study banding, sosialisasi

Ari Suciati : Atraksi apa saja yang ada di situs tasikardi pak?

Bapak Uu : Belum ada, atraksi termasuknya ke promosi berarti ke bagain


pemasaran.

Ari Suciati : Apa saja ciri khas budaya lokal dari objek wisata situs Tasikardi?
178

Bapak Uu : Apa ya..yang jelas tidak jauh dari rudat, yalil, marhaban itu kan
salah satu budaya di kita. Cuma belum pernah dijadikan festival
kecualipanjang mulud yah.

Ari Suciati : Bentuk dukungan dari pemerintah dan masyarakat seperti apa
pak?

Bapak Uu : Bentuk dukungan itu sebetulnya ya seperti tadi, partisipasi


masyarakat, ya kan kita libatkan partisipasi masyarakat itu dengan
karang taruna kita libatkan untuk mengelola Tasikardi, dan kita
juga memberikan legalisasi kepada masyarakat itu untuk
dukungan. Dari pemerintah sendiri ya banyak sekali, membuatkan
Perda juga bentuk dukungan, mengelola juga bentuk dukungan,
membangun bentuk dukungan, mendidik dan mendiklat
masyarakat disana juga termasuk dukungan.Pokoknya diusahakan
setiap tahunnya diadakan pemagaran agar cepat selesai.

Ari Suciati : Bagaimana keterlibatan Dinas Pariwisata dan kebudayan Provinsi


Banten dalam mengelola situs Tasikardi?

Bapak Uu : Ya harusnya provinsi itu satu team lah dengan kita, Cuma yang
saya rasakan berbeda dengan jawa barat dulu, dulu Banten itu
merupakan bagian dari Jawa Barat, jauh Jawa Barat itu tapi dalam
hubungan kerja dekat, Provinsi banten dekat tapi dalam hubungan
kerja jauh.

Ari Suciati : Kenapa bisa begitu Pak?


179
180

Member Check

Transkrip Wawancara

Narasumber : Dr. H. Tahyudin, M.pd

Usia/Umur : 56 Tahun

Jabatan : Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Serang

Hari/ Waktu : Rabu, 19 April 2017

Ari Suciati : Pak bagaimana proses pembinaan pariwisata yang dilakukan oleh
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang untuk
membina masyarakat dan pedagang dalam pengelolaan objek
wisata Situs Tasikardi?

Pak Tahyudin : Jadi pedagang kan sudah punya lokasinya khusus, jangan sampai
mengganggu kepada lokasi-lokasi tempat pengunjung, jadi kita
siapkan areanya, kalo masyarakat disitu kan kebetulan sekarang
kerjasama dengan kita dalam pengelolaan di Situs Tasikardi
tersebut, yang mengelola parkir, kebersihan dll juga orang situ.
Kita kerjasama dengan warga Desa Margasana disitu, dengan
Karang Taruna. Maksudnya selain memberdayakan warga sana,
kita juga ingin memberikan bimbingan kepada Karang Taruna agar
menerapkan sadar wisata. Agar harus bersih, harus rapi, harus
tertata. Kalau ngomong pariwisata itu kan harus cantik, agar yang
datang pun ingin datang lagi kesitu, harus sesuai dengan sapta
pesona. Agar yang datang pun benar-benar menikmati.

Ari Suciati : Pak tapi pedagang di Situs Tasikardi yang saya lihat masih belum
tertib untuk saat ini

Pak Tahyudin : Iya makannya kita menugaskan masyarakat disana untuk


mengatur pedagang sesuai dengan areanya masing-masing. Itu
tugasnya Karang Taruna untuk mengatur. Untuk segala mengatur
tempat pakrkir, keamanan, kebersihan dan ketertiban itu diatur oleh
mereka, dan para pedagang pun kebanyakan orang sana.

Ari Suciati : Pak kalau dari Dinas sendiri, bentuk pemberdayaan kepada
masyarakat yang mengelola tasikardi itu seperti apa?
181

Pak Tahyudin : Ada pelatihan-pelatihan yang kita berikan, contohnya pelatihan


darwis (sadar wisata), seperti itu.

Ari Suciati : Pak kalau proses pembangunan dan pengembangan seperti apa
yang akan dilakukan di Situs Tasikardi?

Pak Tahyudin : Kita sekarang sedang menganggarkan untuk pemagaran, kalau


untuk yang lain-lain saya belum tahu, ya untuk kedepannya selain
pemagaran akan ditata lah agar lebih rapi. Jadi insha Allah kedepan
saya ingin di Tasikardi itu di depan ingin keliatan pintu gerbang
yang bisa terbaca jelas oleh orang kalau lewat situ. Kedepannya
ingin pemagaran, tempat parkir dan pedagang tertata rapi.

Ari Suciati : Pak disana kan belum ada tempat parkir, masih menggunakan
halaman yang ada yang tidak terlalu besar itu?

Pak Tahyudin : Saya sih inginnya ada pembebasan lahan untuk parkir, diluar sih
saya inginnya. Tapi itu kan program ya, dilaksanakannya kapan
saya belum tahu.

Ari Suciati : Pak kalau target yang ingin dicapai dalam pengelolan Situs
Taskardi itu seperti apa?

Pak Tahyudin : Targetnya itu menjadi satu tempat kunjungan objek wisata yang
nyaman untuk dikunjungi. Dan ingin lebih menonjolkan tempat
pariwisata sejarah islam, sesuai dengan sejarah tempat itu ada.
Ingin lebih rapi lebih bersih

Ari Suciati : Kalau pihak-pihak yang terkait dalam pengelolan Situs Tasikardi
selain Dinas Pemuda Olahaga dan Pariwisata apa aja pak?

Pak Tahyudin : Ada masyarakat, ada Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten.
banyak, terkait jalan ada PU, untuk penunjuk jalan ada Dishub,
kami hanya mengelola objeknya saja.
182
183

Member Check

Transkrip Wawancara

Narasumber : Pak Abdul Muis

Usia/Umur : 38 Tahun

Jabatan : Ketua Karang Taruna (Pengelola Situs Tasikardi)

Hari/ Waktu : Sabtu, 29 April 2017

Ari Suciati :Pak siapa yang membina masyarakat lokal disini dan untuk

pedagang, siapa yang menertibkan dan bagaimana mengupayakan

agar tertib?

Pak Muis : Iya sementara ini mah masih berjalan sendiri, masih berjalan apa

adanya, belum diatur secara benar-benar, paling dari kita aja

karyawan-karyawan disini memberdayakan agar pedagang

berjualan ditempat yang sudah disediakan oleh Dinas Pemuda

Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, tapi pedagang pada

gak mau disana, soalnya disana kan pojok, jarang ada pengunjung

yang kesana, jadi pedagang pada jualan disini aja deket pintu

masuk, karena yang rame cuma disini. Kecuali kalau lebaran baru

pedagang mau gak mau harus jualan di area yang sudah ditetapkan.

Dari dinas memang menyerahkan mengelola pedagang ke kita sih,

Cuma ya gimana para pedagangnya gak mau kalo berjualan disana.

Ari Suciati : Kalo target yang ingin dicapai dari pengelolaan Situs Tasikardi
ini apa Pak?
184

Pak Muis : Paling dari kita sih ingin adanya tambahan sarana seperti sarana
permainan ditambahin biar lebih rame dan menarik pengunjung,
soalnya dengan biaya masuk terhitung mahal kalo menurut saya,
itu sih keluhan pengunjung juga pada ingin ditambahin sarana
permainan nya. Ini juga Alhamdulillah kebantu sama permainan
yang disediain sama masyarakat sini, masyarakat disini juga sangat
mendukung untuk meramaikan Situs Tasikardi ini. Kalau target
pengunjung Alhamdulillah setiap tahunnya meningkat.

Ari Suciati : Pak ada tidak pembinaan-pembinaan dari Dinas Pariwisata


Kabupaten kepada karang Taruna?

Pak Muis : Iya ada, sering diadakan sosialisasi-sosialisasi oleh Dinas, kita
diundang, pernah juga diadakan diklat dan Study Banding ke Jogja.

Ari Suciati : Ada biaya gak pak untuk masyarakat yang ikut meramaikan
Tasikardi ini dengan menambahkan wahana permainan tambahan.

Pak Muis : Iya ada, alakadarnya aja seikhlasnya, belum ditarikin biaya
dengan tertib, makannya untuk kedepan ingin ditertibkan, lagi
mikir tempatnya dimana yang bisa, baru wacana aja sih, gak tau
kapan mulai ditertibkannya.

Ari Suciat : Sejauh ini ada rencana pembangunan untuk Tasikardi gak pak?

Pak Muis : Ngga tau itu mah urusan Dinas, kita mah paling disini menjaga
asset yang sudah ada dan mengelola seperti yang diperintahkan
Dinas kepada kita.

Ari Suciati : Dampak adanya Tasikardi ini untuk masyarakat sini apa pak?

Pak Muis : Awal-awal memang masyarakat kurang begitu meresponse ya,


tapi dari tahun ke tahun berasa sih mulai dari ekonomi kan
masyarakat pada bisa jualan disini, terus ya karyawan-karyawan
juga direkrut untuk bekerja disini, di Tasikardi.

Ari Suciati : Selain Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang
ada gak pak dari Dinas lain yang mengontrol kesini?

Pak Muis : Paling dinas kepurbakalaan (BPCB) paling Tanya-tanya dan


ngontrol aja sih itumah.

Ari Suciati : Pak tapi dari Karang Taruna pada tahu ngga tentang sejarah
Tasikardi
185

Pak Muis : Sedikit sih yang tau, itu juga gak lengkap. Makannya dari Dinas
Kepurbakalaan (BPCB) sering nyuruh kita kesana buat
mempelajari buku-buku yang ada disana.

Ari Suciati : Ada atraksi wisata gak pak di Situs Tasikardi ini?

Pak Muis : Belum ada sih neng untuk saat ini

Ari Suciati : Kalau budaya lokal disini apa pak?

Pak Muis : Belum ada apa-apa neng disini mah, belum ada pembimbing yang
sungguh-sungguh, kita disini masih pada awam-awam banget.

Ari Suciati : Kalo dari Karang Taruna sendiri ada gak pak strategi promosi
agar orang-orang lebih banyak tau tentang Situs Tasikardi ?

Pak Muis : Apaya..ya pada setaunya sendiri aja sih neng, pernah ada Bimtek
biar promosiin melalui medsos, Simparta itu, Cuma ya selesai itu
udah aja gak ada kelanjutan lagi.

Ketua Karang Taruna


(Pengelola Situs Tasikardi)
186

Member Check

Narasumber : Soni Prasetia Wibawa SS

Usia/Umur : 45 Tahun

Jabatan :Ketua Unit Dokumenasi dan Publikasi di BPCB


Banten

Hari/ Waktu : Rabu, 12 April 2017

Ari Suciati : Sejauh mana sih pak peran BPCB dalam pengelolaan situs

Tasikardi?

Pak Soni : Situs Tasikardi sekarang dikelola oleh Dinas Pariwisata

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang, pengelolaannya

berkaitan dengan retribusi pengunjung, sebelum itu

memang dilakukan kegiatan penelitian, pemugaran dan

pelestarian oleh BPCB Banten sebelumnya, berkaitan

dengan pemulihan situs, karena dulu kan Situs Tasikardi

tidak seperti sekarang, kebetulan senior-senior kami yang

cerita, jadi dulu itu airnya tidak setinggi ini, jadi dulu tuh

dikeruk, airnya dibersihkan kemudian kan ada struktur

ditengahnya nah disitu ada proses pemugaran, cuman

pemugarannya saya lupa tahunnya. Kemudian disana ada

bekas pondasi ditengah pulau itu, dipulau itu ada beberapa

struktur bangunan pondasinya, kemudian disana ada kolam,

yang waktu itu dipergunakan untuk tempat pemandian

putri, bentuknya juga menarik terutama kolamnya itu, ada


187

bagian tangga, nah kondisi sekarang tentu saja tidak bisa

menggambarkan seprti kondisi pada masa lalu, artinya apa,

kondisi sekarang kan cuma pondasi, terutama untuk

bangunan. Tapi kalau kolamnya saya rasa masih seperti itu.

Pulau itu diperkuat oleh sisi-sisinya untuk menghindari

erosi dari air tersebut, jadi itu salah satu kegiatan yang

cukup penting oleh kantor kami terutama untuk pelestarian,

sampai ketika dulu pernah dikelola oleh pihak ke 3,

kebetulan juga waktu itu ada proses mediasi dan lain-lain.

Jadi Tasikardi itu salah satu titik penting dari 26 titik

peninggalan di kawasan Banten Lama, mulai dari Masjid,

Keraton, Benteng, Kelenteng, sampai dengan Danau itu

tadi, nah setelah ada proses mediasi akhirnya kita kerjasama

dengan Provinsi dan Kabupaten, dan akhirnya sekarang

Kabupaten yang mengelola Situs Tasikardi itu.

Ari Suciati : Koordinasi BPCB Banten dengan Dinas Pariwisata

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang itu seperti apa

Pak?

Pak Soni : Kebetulan saya tidak mengikuti proses mediasinya, cuma

ya seperti yang saya sebutkan tadi, kita sampai proses

mediasi dengan Pihak ke 3 pada waktu itu, kita buat

laporan kronologis dan kita tekankan kepada beliau bahwa

ini bukan justifikasi mengklaim, artinya sekarang jadi asset


188

daerah, yang dikelola oleh Pemda. Jelas ada koordinasinya

sejak dikelola oleh Pemda tentu saja ada kesepakatan .

Ari Suciati : Jika akan dilakukan pembangunan, bagaimana

koordinasinya antara BPCB dengan Dinas Pariwisata

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang ?

Pak Soni :Oke, jadi namanya Cagar Budaya itu ada aturan yang

melindunginya, artinya ketika situs itu sudah ada Undang-

undangnya berarti sudah ada peraturan-peraturan yang

berkaitan dengannya, nah terutama untuk beberapa Cagar

Budaya yang dikembangkan sebagai objek wisata,

kebetulan Situs Tasikardi adalah satu diantarnya, ketika

Situs itu menjadi Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) tentu

saja banyak pengunjung, ada pengunjung datang maka

harus difasilitasi, fasilitasnya kan banyak, mulai dari

keperluannya mereka, bisa dari yang sederhana jalan

setapak kemudian ada kamar mandi/wc, mushola dan

sebaginya, ataupun fasilitas lain, fasilitas pelayanan dan

perlindungan, contohnya adalah pagar. Nah kebetulan

kemarin tahun 2016 kami juga diundang oleh Kabupaten

dalam rangka perbaikan pagar, jadi memang koordinasi itu

ada dengan BPCB, jadi artinya ada diskusi, ada konsultasi

berkaitan dengan letak pagar dan lain-lain.


189

Ari Suciati : Bagaimana bentuk perlindungan dan pelestarian terhadap

benda Cagar Budaya Situs Tasikardi?

Pak Soni : Oke, yang pertama ada fasilitas perlindungan dan

keamanan bentuknya adalah pagar, yang kebetulan karena

sudah di ampu oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Serang maka dari sanalah yang berwenang

untuk membuat atau memperbaikinya, kalaupun sebelum

itu tadi saya sudah ceritakan bahwa dalam pelestarian itu

ada penelitian, ada proses pemugaran, ada proses

pengembangan dan pemanfaatan, nah kebetulan disana

sudah sampai pada proses pengembangan dan pemanfaatan,

tadi yang penelitian dan pemugaran sudah saya jelaskan

yaitu melalui proses ada ekskavasi (excavasi) , ada

normalisasi danau, kemudian ada pemugaran struktur yang

dibagian tengah itu, itu yang kita lakukan.

Ari Suciati : Kendala-kendala dalam pengelolaan Tasikardiapa saja

Pak?

Pak Soni : Tasikardi pernah kita ada kendala dengan pak Syuhada itu

yang pihak ke 3 ketika masa transisi lah kita sebut masa

transisi yah ketika pengelolaannya belum begitu jelas antara

kami dengan Pemda, tapi sekarang kan sudah beres, dulu


190

pernah ada ketika pengelolaanya itu sebelum oleh Pemda

Kabupaten Serang.

Ari Suciati : Kalau sekarang tidak adakendala pak?

Pak Soni :Kalau sekarang karena sudah dikelola oleh Dinas

Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten, jadi

pengelolaan dan pemeliharaan menjadi tanggung jawab

Pemerintahan Daerah. Tapi tentu saja ketika itu tadi

contohnya tahun kemarin ketika mereka mau memperbaiki

pagar ya koordinasi dengan kami, dengan pimpinan, proses

konsultatif masalah kaitannya dengan bentuk dan letak

pagar.

Ari Suciati : Perda apa pak yang digunakan untuk mengelola Situs

Tasikadi?

Pak Soni : Yang paling tinggi itu ada Undang-Undang Tentang

Cagar Budaya, dan ada Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia No 139/M/1998 Tentang

Penetapan situs di Jawa Barat.

Ari Suciati : Kalau sanksi untuk orang-orang yang merusak cagar

budaya bagaimana Pak?

Pak Soni : Ini pertanyaan yang menarik, karena ketika ada Undang-

undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.


191

Sanksi itu sudah berat dari pasal 105 sampai pasal 110

disitu ada sanksi-sanksi nya yang paling besar ada sanksi 5

milyar dan lain sebaginya dan kurungan sampai 15 tahun

penjara. Tapi untuk khusus Tasikardi kita belum ada

penanganan tentang pelanggaran.Sejauh ini kami belum

melakukan tindakan persuasif maupun refresif terhadap

pelanggar.

Ari Suciati : Pak mau diceritain tentang sejarahnya boleh ya?

Pak Soni : Jadi Tasikardi itu sebuah kolam buatan diperuntukan

untuk tempat beristirahat Putri-putri dan Sultan, yang

menariknya dari sana adalah Sultan itu punya konsep

persediaan air bersih untuk keperluan di Keraton

Surosowan, makannya dia bikin bangunan filter air ada

tiga bagian filter air, ada Pengindelan Abang, Pengindelan

Putih dan Pengindelan Emas, Penamaan ini juga menarik,

menariknya mungkin berkaitan dengan penyaringan air tadi

mungkin dulu karena air dari Tasikardi masih kotor jadi

disebut Pengindelan Abang karena airnya masih kotor, dan

Pengindelan Putih karena airnya sudah lumayan bersih, dan

Pengindelan Emas karena airnya sudah jernih.


192
193

Member Check

Transkrip Wawancara

Narasumber : Juliadi SS, M.sc

Usia/Umur : 43 Tahun

Jabatan : Pengkaji Pelestari Cagar Budaya

Hari/ Waktu : Rabu, 12 April 2017

Ari Suciati : Peran BPCB dalam pengelolaan objek wisata Tasikardi seperti
apa?

Bapak Juliadi :BPCB melakukan pemugaran dan penelitian, dan melakukan


pelestarian. Pemugaran pernah dilakuan perbaikan ditengahnya
itukan ada pulau kecil yah, dikenal dengan balekambang, arena
ditengahnya itu pernah dilakukan pemugaran, diperbaiki. Oleh
dalam hal ini kantor kami belum ada saat itu, jadi ditangani oleh
pusat dulu namanya direktorat perlindungan dan pembinaan sejarah
dan purbakala. Diawal itu sudah melakukan pelestarian,
pemugaran, penelitian, bekerja sama dengan pemerintah daerah,
yang sangat berperan dinas kabupaten. Yang namanya cagar
budaya harus diperhatikan, bukan cuma oleh BPCB tapi oleh
dinas-dinas yang terkait juga.Dalam penyediaan sarana dan
prasarana dilakukan oleh pemerintahan daerah, namun masih
dalam pengawasan BPCB.Yang namanya cagar budaya perlu
dilestarikan sesuai dengan prinsip-prinsip pelestarian. Harus
menjaga keaslian, kalo misalnya ada pemugaran, dan ada yang
harus diganti bahannya misalnya terbuat dengan bata maka harus
diganti dengan bata juga, bentuk bahan dan tata letaknya harus
sama dengan aslinya.
194

Ari Suciati : itu boleh diganti pak?

Bapak Juliadi : Kalo rusak boleh, tapi harus menggunakan bahan yang sama
.bahkan dikembangkan pun boleh, itu ada dalam undang-undang.
Pengembangan ini dilaksanakan dengan 3 poin, yang pertama
dengan penelitian untuk mencari data sejarah dan seterusnya, ada
namanya penelitian terapan yaitu penelitian tentang penerapan
pengembangannya seperti apa, selanjutnya dilakukan repitalisasi,
hal itu dilakukakan supaya kedepan bisa dimanfaatkan kembali,
danau itu misalnya lebih bagus, ada juga namanya adaptasi,
misalnya kita punya data yang bisa di jadikan contoh, bisa
dibangun yaitu bisa juga dijadikan adaptasi. Tapi untuk saat ini
belum ada data untuk itu.Itu berlaku untuk semua pihak yang
terkait, harus melestarikan dengan prinsip-prinsip
pelestarian.Kemudian cagar budaya apabila bisa dikembangkan
dan dimanfaatkan maka dilakukan pengembangan dan
pemanfaatan.

Ari Suciati : Kalo koordinasi dengan dinas pariwisata itu seperti apa pak?

Bapak Juliadi : Kalo koordinasi dengan pariwisata sih udah sering, misalnya mau
membangun apa, kita mengarahkan tidak boleh dengan bahan aspal
tetapi harus menggunakan paping block agar sewaktu-waktu bisa
mudah diangkat, jadi ada prinsip-prinsip itu yang harus diterapkan.
Kalo ada kegiatan-kegitana, pihak dinas pariwisata kabupaten
selalu berkoordinasi dengan BPCB. Biasanya sih yang paling
sering itu konsultasi tentang sarana dan prasarana. Pihak dari
pemda biasanya mengirimkan surat apabila akan dilakukan
kegiatan. Ya seperti itu.
195
196

Member Check

Transkrip Wawancara

Narasumber : Chairul Anwar

Usia/Umur : 36 Tahun

Jabatan : Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan


(PEP)

Hari/ Waktu : Senin, 16 Mei 2017

Ari Suciati : Pak bagaimana keterlibatan Dinas Pariwisata Provinsi dalam


pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi?

Pak Anwar : Kalo untuk keterlibatan pengelolaannya Dinas Provinsi tidak


terlibat, karena memang itu dikelola oleh Kabupaten dan sekarang
melalui badan pengelola tersendiri mungkin BUMD nya dan
mungkin pihak ke 3 nya. Dan dari Dinas Provinsi lebih kepada
bagaimana untuk memberikan pelatihan, pendukungan kegiatan
disana kemudian promosinya jadi sebatas mendukung dan
mensuport apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah Provinsi
sesuai dengan program perundang undangan. Jadi kalo untuk
mengelola sih itu bukan kewenangan kita, mengelola itu oleh
Kabupaten Serang yaitu oleh Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang. Kalo kita lebih kepada mendukung
apa yang harus di kerjakan disana misalkan pelatihanya,
promosinya kemudian bisa juga melalui mekanisme lain berupa
bantuan keuangan, itu yang sudah terjadi di Banten Lama tahun
kemarin, jadi membantu keuangan dari pemerintah melalui
pemeritah Provinsi kepada pemerintah Kabupaten/Kota
diperuntukannya salah satunya untuk Pariwisata, jadi provinsi itu
mendukung apa yang diperlukan disana tanpa mengesampingkan
kewenangan Kabupaten/Kota.
197

Ari Suciati : Kalau tadi yang bapak bilang mempromosikan itu bentuk
promosinya seperti apa pak?

Pak Anwar : Mempromosikan itu bisa melalui dari media elektronik ada radio,
ada tv, ada media sosial, nah itu kita promosikan disitu. Yang
dipromosikannya merupakn potensi yang dimiliki oleh pariwisata
Provinsi Banten, nah salah satunya Tasikardi itu merupakan salah
satu destinasi yang berada di Provinsi Banten, tapi berhubung
destinasi Pariwisata di Provinsi Banten itu banyak jadi mungkin,
bisa jadi tidak setiap kita menampilkan potensi Pariwisata baik di
media ruang atau media elektronik, itu tidak harus setiap waktu
promosi Tasikardi ada disitu, tapi di gilir dengan yang lain, apalagi
ditahun ini kita sedang mempromosikan 7 wonders, memang
Tasikardi masuk dalam kawasan itu tapi, kan kalo banten lama itu
terbagi dua wilayah administratif yah, kalo di Banten Lama itu di
Kota Serang, kalo Tasikardi itu di Kabupaten Serang, tapi bagi
Provinsi itu merupakan satu kawasan, karena apabila ingin
mengunjungi Banten Lam dia pun bisa dengan menggunakan akses
melewati Tasikardi, ataupun sebaliknya, dia mamasuki dari Kota
Serang menuju Banten Lama dan kemudian Pulang melewati
Tasikardi, kalau ditanya apakah Tasikardi masuk kedalam 7
Wonders? Situs Tasikardi merupakan salah satu di Kota Serang di
Banen Lama masuk kedalam 7 Wonders, kalo 7 Wonders itu rutin
kita promosikan, karena itu salah satu bagian Promosi Event
Pariwisata Provinsi. Kita tidak mempromosikan khusus Situs
Tasikardi, tapi mempromosikan Banten lama yang didalmnya
terdapat Tasikardi.

Ari Suciati : Kalau dukungan terhadap pembangunan seperti apa pak yang
diberikan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat?
198

Pak Anwar : Kalau membicarakan pembangunan itu terbagi dua, ada


pembangunan suprastruktur dan ada pembangunan infrastruktur
kalau pembangunan infrastruktur jelas kita memberikan dukungan
bantuan dalam pembangunan jalan, kalau pembangunan
Infrastruktur itu lebih kepada OPD yang sekarang menjadi SKPD
itu menjadi OPD yang menangani itu adalah sumber daya dan
pemukiman, dia memperhatikan akses jalan terutama jalan-jalan
yang dimiliki atau dikuasai Provinsi, jalan yang menghubungkan
Kabupaten Kota itu punya jalan Provinsi. Nah kemudian untuk
Tasikardi, lebih eksplisit lagi seperti apa, Taskardi sendiri kalaupun
misalkan tidak bisa melakukan interfensi kesana, kalaupun itu
masih masuk wilayah Kabupaten Serang tapi Provinsi Banten bisa
saja masuk kedalam situ untuk melakukan pengembangan secara
langsung, nah tetapi khusus infrastruktur ini tidak serta merta harus
pariwisata dulu, jadi infrastruktur ini domain nya kebijakannya
lebih ke banyak pertimbangan secara menyeluruh. Nah kalo dari
sisi Tasikardi kita melihat intensitas sepertinya belum, karena apa,
karena tidak terlalu banyak yang melakukan pekerjan dari kota
serang ke Kabupaten serang dari jalan tersebut, jadi belum, tetapi
kalau dilihat dari segi pariwisata bisa dimungkinkan Cuma
tergantung dari intensitas sebarapa banyak pengunjung. Dan yang
kedua dari peranserta Kabupaten/Kota yang mengelola itu, apakah
mereka ingin melakukan pembangunan tetapi memiliki
keterbatasan nah maka mereka bisa berkoordinasi dengan
pemerintah Provinsi Banten melalui musyawarah perencanaan
pembangunan, nanti yang merumuskan dari kepala daerah bisa
diberikan bantuan berupa keuangan, anggarannya diberikan dari
Provinsi Banten. Nah kalo dukungan dari masyarakat itu memang
sangat terbuka, masyarakat sebenernya dalam Undang-undang
keterbukaan informasi publik, masyarakat diharuskan melihat
apabila ada pembangunan yang tidak sesuai atau kurang baik,
199

mereka juga diwajibkan untuk melaporkan, tetapi ada


mekanismenya, yaitu mereka memberikan surat tertulis secara
formal yang merupakan syarat administrasi yang harus ditempuh,
sampaikan keluhannya kemudian di kirimkan melalui loket, jadi
peran serta masyarakat sangat penting untuk mengoreksi,
mengingatkan dan mengawasi pemerintahan. Tetapi harus
mengikuti peraturan

Ari Suciati : Pak kalau cara untuk meningkatkan kualitas SDM dan SDA
seperti apa?

Pak Anwar : Yang pertama itu kan kita melakukan pelatihan untuk SDM, dari
kompetensinya, dari komunikasinya, kalo keterkaitan tentang SDA
nya itu secara umum memang tidak berada di kewenangan kita,
karena itu yang mengelola Lingkungan Hidup, jadi yang
menentukan pengelolaan, perlindungannya itu kepada Lingkungan
Hidup, yang melakukan itu, tapi Dinas Pariwisata itu juga
mempunyai peran, apa punya perannya? Minimal ada objek
pariwisata yang kawasan hutan lindung itu tidak boleh buang
sampah sembarangan nah dengan itu Dinas Pariwisata melakukan
pembuatan papan pengumuman dan menyediakan tempat sampah
dan mengajak masyarakat disana untuk saling mengingatkan ke
wisatawan agar tidak membuang sampah sembarangan, kita juga
bisa menambahkan misalnya ada penanaman tanaman kembali dari
apa yang sudah kita tebang itu harus kita tanam kembali.
200
201

Member Check

Transkrip Wawancara

Narasumber : Rifal Firmansyah

Usia/Umur : 28 Tahun

Jabatan : Staff di Bagian Pengembangan Industri Pariwisata

Hari/ Waktu : Selasa, 02 Mei 2017

Ari Suciati : Peran Dinas Pariwisata Provinsi dalam Pengelolaan objek wisata
Situs Tasikardi apa Pak?

Pak Rifal : Kalo dalam pengelolaan, ada kan beberapa objek wisata yang
dikelolanya oleh Kabupaten/Kota, kalo Provinsi biasanya
mendukung, karena sudah diserahkan untuk dikelola oleh
Kabupaten/Kota, dikelola untuk menambah Pendapaan Asli Daerah
masing-masing Daerah, selain mendukung, biasanya Dinas
Pariwisata Provinsi juga memberikan pelatihan-pelatihan untuk
pelaku industri pariwisata. Melatih pelaku wisata agar sadar wisata
dan juga masyarakat agar bisa berperan aktif. Apalagi ini kan
bagian pengembangan industri Pariwisata, jadi kita adakan
pelatihan seperti kerajinan pembuatan oleh-oleh atau kenang-
kenangan, dalam hal pariwisata kan harus ada hal-hal seprti itu.

Ari Suciati : Nah di Tasikardi sendiri udah ada belum sih pak pelatihan seperti
itu?

Pak Rifal : Kalo sepengetahuan saya kebanyakannya sih disana kalau yang
jualan souvenir itu belum ada, kebanyakannya sih disana pedagang
minuman dan makanan aja. Kadang kita terbentur sama kebijakan
daerah juga sih, karena yang mempunyai kewenangan terbesar itu
mereka. Kalau kita memberikan himbauan memberkan pelatihan
itu sudah, tapikan balik lagi ke daeahnya masing-masing mereka
mau mengembangkannya atau tidak.

Ari Suciati : Tapikan mungkin ada koordinasi dan ada masukan dari provinsi
untuk daerah pak?

Pak Rifal : Nah sebenarnya sih setiap kegiatan pasti kita koordinasikan,
waktu kemarin ada pelatihan di Le Dian, nah balik lagi kepada
202

pemerintah dan masyarakatnya mau atau tidak melakukannya.


Kami sudah menyediakan sosialisasi tu, tingal pelaku wisata dan
pemerintah Kabupaten dan Kota mau atau tidak melakukannya.

Ari Suciati : Kalau untuk rencana pengelolaan gitu ada nggak peran dari Dinas
Pariwisata Provinsi?

Pak Rifal : Kalo rencana pengeloaan sendiri sih kita sudah serahkan kepada
daerah Kabupaten/Kotanya masing-masing, karena kan itu untuk
pendapatan daerahnya masing-masing juga. Kalo kita hanya
melakukan koordinasi, memfasilitasi, dan melakukan pelatihan-
pelatihan.

Ari Suciati : Pelatihan-pelatihan itu di adakan setiap kapan sih pak?

Pak Rifal : Nah kalo pelatihan-pelatihan itu biasanya sebelum berganti tahun
itu sudah dianggarkan, ada yang berjenjang setiap tahun ada, dan
kadang kita adakan sesuai dengan kebutuhan. Karena kita
membawahi 8 Kabupaten/Kota maka kita mengundang ke 8
Kabupaten/Kota tersebut, tergantung mereka mau mengikutinya
atau tidak.

Ari Suciati : Kalau peratuan sendiri itu seperti apa pak?

Pak Rifal : Pastinya setiap Dinas mengacu kepada undang-undang yah yang
paling tertinggi, tapi untuk pemeritahan daerahnya ada Kebijakan
Bupati dan Walikota. Jadi setiap daerah mempunyai kebijakannya
masing-masing.

Ari Suciati : Kalo untuk meningkatkan kualitas SDM dan SDA seperti apa
pak?
203
204

Member Check

Transkrip Wawancara

Narasumber : Ade Fauziah, SE

Usia/Umur : 54 Tahun

Jabatan : Kasi Sarana Usaha Pariwisata

Hari/ Waktu : Rabu, 03 Mei 2017

Ari Suciati : Rencana pembangunan Tasikardi ke depan itu mau seperti apa
bu?

Ibu Ade : Kedepan itu rencananya mau dibangun taman bermain dulu gitu
ya, pagar juga

Ari Suciati : Kalo untuk tempat parkir gitu gimana bu kedepannya?

Ibu Ade : Pingin ditambahin sih cuma kan kita gak punya lahan, adanya
Cuma segitu doang, kepengennya sih beli tanah lagi, Cuma kan
nggak semudah itu

Ari Suciati : Atraksi yang ada disana itu apa aja bu?

Ibu Ade : Belum ada, rencananya tuh kita setiap minggu mau ngadain
panggung hiburan gitu , baru rencana ya belum terlaksana.

Ari Suciati : Kalo buat tulisan yang didepan itu gimana bu?

Ibu Ade : Gerbang rencana kedepannya itu mau dibuat tulisan Objek Wisata
Situs Tasikardi ya dari fiberglas yang nyala yang ada lampu-
lampunya, jadi nanti bisa buat foto.

Ari Suciati : Kalo target yang ingin dicapai dalam pengelolaan objek wisata
Situs Tasikardi seperti apa?

Ibu Ade : Targetnya untuk pendapatan ya bisa meningkat, dan sarana


bermain bisa ditambahkan lebih banyak lagi. Bebek-bebekan dan
ayunan ditambahkan.
205
206

Member Check

Transkrip Wawancara

Narasumber : Mastufah

Usia/Umur : 56 Tahun

Jabatan : Kasi Obyek Wisata dan Hiburan Umum

Hari/ Waktu : Rabu, 03 Mei 2017

Ari Suciati : Bu bagaimana proses pembinaan terhadap masyarakat dalam


mengelola objek wisata Situs Tasikardi?

Ibu Mastufah : Kita baru megang kan beberapa tahun kemarin aja, Ketika kita
mengelola Tasikardi, pedagang sudah ada, terus pegawai juga
sudah ada, Cuma sekarang di SK kan pegawai disana, sekedar
honor ada lah dari kita, karena mereka yang ngejagain. Kalau
pedagang dari tadinya juga sudah ada.Kalo pembinaan banget
secara khusus gak ada, Cuma kita kalo untuk umum ya untuk
seluruhnya pelaku wisata kita sering adakan sosialisasi sering
diadakan bimtek tentang Darwis (Sadar Wisata) diundang gentian
dijadikan peserta.Kalau secara langsung ngebina dateng langsung
sih jarang, ada juga kesini kalau ngasih setoran.Kalo pembinaan
secara umum nggak ada, kegiatanyang arahnya ke pembinaan
selalu ada.

Ari Suciati : Itu bu ngasih setoran setiap hari apa gimana?

Ibu Mastufah : Di peraturan sih harusnya setiap hari ya 1x24 jam paling lama
setor, tapi karena kalau hari biasa kan sepi neng, yang disetorin
apa. Jadi kita minta kebijakan untuk dijadikan seminggu sekali,
kalau seminggu sekali kan harapannya hari sabtu dan minggu, kalo
hari biasa kan pada kosong, jadi seminggu sekali kita setornya.

Ari Suciati : Biasanya dapet berapa bu dalam satu minggu?

Ibu Mastufah : Paling kecil dibawah Rp. 1.000.000, kalau terbesar minggu
kemarin aja itu Rp. 1.600.000 ya sekitar segitu.

Ari Suciati : Proses pembangunan dan pengembangan seperti apa yang akan
dilakukan terhadap objek wisata Situs Tasikardi?
207

Ibu Mastufah : Yang kemaren, kalo yang akan datang tanyakan ke Ibu Ade,
karena Ibu Ade yang pegang. Yang kemarin sementara masih
proses pengamanan, pembangunan pagar.

Ari Suciati : Target yang ingin dicapai dari pengelolaan ojek wisata Situs
Tasikardi bu?

Ibu Mastufah : Target pengunjng sebanyak mungkin, kalo target uang ada dari
pusat pemerintah Daerah, 65 jt rasanya tahun ini.

Ari Suciati : Bagaimana sih bu agar pembangunan yang dilakukan di Tasikardi


itu bersifat berkelanjutan?

Ibu Mastufah : Sementara ini kan baru proses pengamanan saja yaitu pembuatan
pagar, statusnya belum jelas sih Tasikardi ini jadi kita juga tidak
bisa berbuat banyak. Jadi Tasikardi ini belum milik Kabupaten,
masih dipegang provinsi, inimah waktu itu Pak Bupati
memerintahkan untuk dikelola sementara daripada kan ketika tidak
dikelola kotor, terus dijadikan tempat anak muda untuk pacaran,
jadi tokoh-tokoh masyarkat ngirim suratnya ke kita, nah dengan
dasar itu lah Pak Bupati mengambil kebijakan agar Situs Taskardi
dikelola Oleh Kabupaten. Sambil nunggu status. Sudah tujuh kali
mengirim surat ke Gubernur, satu pun belum dijawab. Kemarin
katanya nanti nunggu Gubernur definitiv aja gitu.

Ari Suciati : Bu Situs Tasikardi kan benda Cagar Budaya ya, agar
kelestariannya tetap terjaga itu gimana bu?

Ibu Mastufah : Ya itu jangan sampai merusak yang sudah ada, kita juga
koordinasikan dengan BPCB apabila akan dilakukan pembangunan
.kita adakan rapat.

Ari Suciati : Bu kalo upaya dari Dinas untuk meningkatkan SDM dan SDA?

Ibu Mastufah : SDM nya ya itu kalo misalkan ada pelatihan yang menyangkut
pariwisata mereka diundang dijadikan peserta, ada pelatihan-
pelatihan.

Ari Suciati : Kalo atraksi wisata yang ada disana apa bu?
208
209

Member Check

Transkrip Wawancara

Narasumber : Marisca Theresia, SE, MM

Usia/Umur : 36 Tahun

Jabatan : Kasi Promosi Pariwisata

Hari/ Waktu : Senin, 10 April 2017

Ari Suciati : Bu gimana sih bentuk promosi yang dilakukan terhadap Situs
Tasikardi?

Ibu Marisca : Biasanya sih kita suruh anak-anak seperti Kang Nong untuk ikut
promosiin, dengan cara repost dan ngepost-ngepost di medsos, itu
lumayan jadi banyak yang datang. Itu bentuk promosi yang paling
murah dan mudah. Selain itu kita juga promosi melalui koran,
radio dan lain-lain. Dan setiap tahun biasanya ada pameran ke luar
kota kita ikut promosikan, dan setiap bulan mengirimkan pentas
seni ke Taman Mini, ke acara-acara diluar kota dan kita
promosikan disana. Selain itu ada pawai-pawai sebagai bentuk
promosi

Ari Suciati : Bu yang gerbang depan kayaknya gak terlalu keliatan ya tulisan
Tasikardinya?

Ibu Marisca : Iya itu rencananya kita ingin bikin seperti yang di Banyuwangi
ada tulisan blok besar-besar gitu biar keliatan.

Ari Suciati : Atraksi wisata yang ada di Situs Tasikardi apa saja bu?

Ibu Marisca : Nah ini baru rencana kita akan mengadakan namanya fun
weekend at Tasikardi, nah itu setiap minggu itu kita mau bikin
kayak gantian
210
211

Member Check

Transkrip Wawancara

Narasumber : Mahdum Bahar

Usia/Umur : 24 Tahun

Jabatan : Anggota Karang Taruna (Pengelola Tasikardi)

Hari/ Waktu : Minggu, 23 April 2017

Ari Suciati : Siapa sih a yang membina masyarakat dan pedagang disini?

Mahdum : Pedagang disini kalau mau dagang, izinnya ke kak Muis. Untuk
izin dan lain-lain itu pokoknya ke kak Muis

Ari Suciati : Itu boleh ngga sih a jualan dijalan-jalan begitu?

Mahdum : Sebenernya sih disuruhnya jualan disebelah sana agak ke


belakang, disuruh dari Dinasnya, tapi pedagangnya pada pengen
disini aja soalnya rame disini. Disini juga ramai pedagang cuman
hari minggu, kalo hari bias amah sepi.

Ari Suciati : Kalo target pengelolaan yang ingin dicapai dari pengelolaan Situs
Tasikardi ini apa a?

Mahdum : Sebenernya pengen lebih rapi sih, karena sekarang masih acak-
acakan yah. Masih banyak pedagang yang belum tertib, becak
masih belum banyak, yang diutamakan sekarang pemagaran dulu
masih belum selesai.

Ari Suciati : Aa sendiri dan pengelola yang lainnya pada tau gak sih tentang
sejarah Tasikardi ini?

Mahdum : Sejarahnya sih panjang, saya tidak tahu betul. Saya rasa anak-
anak yang lain juga pada nggak tau. Ini kan sejarahnya panjang
banget ya dari mulai pemandian puteri, tempat istirahat puteri, juga
penyaluran air sampai ke keraton surosowan.

Ari Suciati : Dari Dinas sendiri ada gak sih upaya agar pengelola disini pada
tau tentang sejarah Situs Tasikardi?
212

Mahdum : Ada, tapi semuanya itu ke kak Muis, nggak semuanya diajak
langsung, paling perwakilan aja ke kak Muis.

Ari Suciati : Pembangunannya sejauh ini selain pemagaran apa lagi?

Mahdum : Hanya pagar dan MCK dan pos sih.

Ari Suciati : A tadinya kan setahu saya disini ada tempat jalan untuk
penyandang cacat ya kok sekarang nggak ada?

Mahdum : Pada gak ada teh pada dicopotin, kan waktu itu gak ada yang jaga
malam. Kalau sekarang sih udah ada yang jaga.

Ari Suciati : Kalau boleh tau berapa a upahnya jadi karyawan disini?

Mahdum : Sebulan 600rb teh.

Ari Suciati : Dampak adanya Tasikardi buat masyarakat disini tuh apa a?

Mahdum : Ada lowongan kerja, kan yang 10 orang yang mengelola disini
orang sini juga, lowongan kerja pedagang, kan yang dagang juga
kebanyakan orang sini.

Anggota Karang Taruna


(Pengelola Tasikardi)
213

Transkrip Wawancara

Narasumber : Ibu Jenab

Usia/Umur : 27 Tahun

Jabatan : Pedagang Pop Ice/ Minuman dingin di Situs Tasikardi

Hari/ Waktu : Minggu, 23 April 2017

Ari Suciati : Ibu jualan disini izinnya ke siapa?

Ibu Jenab : Sama pengurusnya

Ari Suciati : Izinnya bayar atau engga bu?

Ibu Jenab : Iya bayar seikhlasnya untuk kebersihan aja, sengasihnya kita.

Ari Suciati : Dibolehin nggak sih bu sebenernya jualn di area sini?

Ibu Jenab : Sebenernya sih kata Pemda mah nggak boleh, Cuma karena ya
masih bisa istilahya diajak berkompromi lah ya jadi boleh.

Ari Suciati : Emang harusnya berjualan di area mana bu?

Ibu Jenab : Di bawah sana neng di deket saung-saung, kan harusnya kalau
kita gak boleh jualan dijalan-jalan kayak gini ya harusnya dibikin
tempat kayak begitu, pingin cari makan sama-sama.

Ari Suciati : Oh jadi nggak boleh jualan dijalan kayak gini tapi belumdisediain
ya bu tempatnya sama Pemda.

Ibu Jenab : Iya belum neng, sementara disini aja dulu gitu.

Ari Suciati : Modalnya ada yang mengelola apa dari sendiri bu?

Ibu Jenab : Nggak ada, modalnya dari sendiri aja ?

Ari Suciati : Ibu orang mana?

Ibu Jenab : Saya masih tetangga kampung sini, masih desa Margasana

Ari Suciati : Dampak adanya Situs Tasikardi untuk masyarakat disini apa bu?

Ibu Jenab : Ya kalo bagi saya sih Alhamdulillah bisa buat cari makan sedikit-
sedikit , bisa buat anak sekolah, kalo yang lain yang nggak
214

berjualan disini mah gak tau yah, iya Alhamdulillah sih saya mah
pengennya terus dimajuin biar tambah rame, biar banyak yang tau

Ari Suciati : Saran bu untuk pengelolanya biar lebih baik lagi gimana?

Ibu Jenab : Ya pengennya pedagang sih pengen Objek Wisata Situs Tasikardi
lebih rame dan lebih maju

Ari Suciati :Emang pendapatanya berapa sih bu dari berjualan disini?

Ibu Jenab : Nggak mesti sih neng, tergantung pengunjung, kadang-kadang


rame gak jajan, kadang-kadang sepi jajan. Kadang-kadang sehai
dapat Rp. 20.000 kadang-kadang mencapai Rp. 200.000

Ari Suciati : Jualan disini tiap hari bu?

Ibu Jenab : Ngga sih paling hari libur, hari mnggu, kadang tanggal merah
seperti libur-libur sekolah gitu.

Ari Suciati : Ada gak bu saran untuk pemerintah?

Ibu Jenab : Pengennya orang kecil mah dimajuin biar bisa buat usaha, biar
bisa nyekolahin anak

Pedagang Pop Ice/ Minuman

dingin di Situs Tasikardi


215

TRANSKRIP DATA

1. Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata

Q Bagaimana proses pembangunan dan pengembangan yang


I dilakukan terhadap objek wisata Situs Tasikardi?

I1.1 Ya sesuai dengan Ripparda, sesuai dengan Rencana Induk


Pembangunan Kepariwisataan Daerah
Ya itu jangan sampai merusak yang sudah ada, kita juga koordinasikan
I1.3
dengan BPCB apabila akan dilakukan pembangunan .kita adakan rapat.
kita melibatkan masyarakat atau PKBM ( Program Kepariwisataan
Berbasis Masyarakat), makannya kita libatkan Karang Taruna itu. Pada
dasarnya pariwisata adalah salah satu program yang dapat
I1.1 mengentaskan jarak antara kemiskinan dan kesenjangan ekonomi, untuk
percepatan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, itu
pariwsata. Hanya bagaimana seharusnya dibuat program untuk benar-
benar menyentuh masyarakat.
Jadi namanya Cagar Budaya itu ada aturan yang melindunginya,

artinya ketika situs itu sudah ada Undang-undangnya berarti sudah ada

peraturan-peraturan yang berkaitan dengannya, nah terutama untuk

beberapa Cagar Budaya yang dikembangkan sebagai objek wisata,

kebetulan Situs Tasikardi adalah satu diantarnya, ketika Situs itu


I1.6
menjadi Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) tentu saja banyak

pengunjung, ada pengunjung datang maka harus difasilitasi,

fasilitasnya kan banyak, mulai dari keperluannya mereka, bisa dari

yang sederhana jalan setapak kemudian ada kamar mandi/wc, mushola

dan sebaginya, ataupun fasilitas lain, fasilitas pelayanan dan


216

perlindungan, contohnya adalah pagar. Nah kebetulan kemarin tahun

2016 kami juga diundang oleh Kabupaten dalam rangka perbaikan

pagar, jadi memang koordinasi itu ada dengan BPCB, jadi artinya ada

diskusi, ada konsultasi berkaitan dengan letak pagar dan lain-lain.

Bagaimana pembinaan terhadap masyarakat lokal yang mengelola


Q
objek wisata Situs Tasikardi?
I

Kita adakan Bimtek (Bimbingan Teknis), tapi tidak khusus, artinya tetep
diadakan sosialisasi sadar pariwisata kita coba rekrut, dilatih tentang
I1.1
sadar wisata, cuman kan belum maksimal. Ada juga kita coba untuk
mengajak mereka melihat study banding itu pernah juga.
Kalo pembinaan banget secara khusus gak ada, Cuma kita kalo untuk
umum ya untuk seluruhnya pelaku wisata kita sering adakan sosialisasi
sering diadakan bimtek tentang Darwis (Sadar Wisata) diundang
I1.3 gentian dijadikan peserta. Kalau secara langsung ngebina dateng
langsung sih jarang, ada juga kesini kalau ngasih setoran. Kalo
pembinaan secara umum nggak ada, kegiatan yang arahnya ke
pembinaan selalu ada.
Iya ada, sering diadakan sosialisasi-sosialisasi oleh Dinas, kita
I2.1
diundang, pernah juga diadakan diklat dan Study Banding ke Jogja.
Q
Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan dan
I pengembangan objek wisata Situs Tasikardi

Harus semuanya terlibat, tidak hanya pariwisata, kalau Dinas


Pariwisata kan hanya Leading Sector. Bagaimana itu kalau malam

I1.1 gelap atau tidak itu kan berarti urusannya PJU (Penerangan jalan
umum), jalannya harus bagus dong mulus, apalagi destinasi wisata,
bagaimana orang bisa mau datang kalau jalan sendiri susah untuk
ditempuh itu Pekerjaan Umum (PU), sementara bagaimana danaunya
217

harus bersih itu pekerjaan LH, Desperindagkop juga untuk


pemberdayaan masyarakat dan pedagang disana. Dan juga BPCB
untuk mempelajari dan menjelaskan sejarah-sejarah tentang Tasikardi.
Nah sekarang dari Bupatinya juga, serius atau tidak membangun
pariwisata di Kabupaten Serang ini.
Ada masyarakat, ada Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten. banyak,
I1.2 terkait jalan ada PU, untuk penunjuk jalan ada Dishub, kami hanya
mengelola objeknya saja.

Q
Apa target yang ingin dicapai dari proses pengelolaan objek wisata
I Situs Tasikardi?

Targetnya kita pengennya setiap orang yang ziarah ke Banten Lama itu
minimal 10% sampai 15% itu mampir ke Tasikardi, cuma belum bisa,
sekarang kalo katakan data 2012, data orang yang berkunjung ke
I1.1 Banten Lama itu kurang lebih 12 juta pengunjung, berarti kalau 12 juta
pengunjung sepuluh persennya 1,2 juta kali Rp. 10.000/20.000 sudah
berapa tuh kan lumayan. Jadi targetnya 10% sampai 15% orang yang
ziarah ke Banten Lama mampir ke Tasikardi
Targetnya itu menjadi satu tempat kunjungan objek wisata yang
nyaman untuk dikunjungi. Dan ingin lebih menonjolkan tempat
I1.2
pariwisata sejarah islam, sesuai dengan sejarah tempat itu ada. Ingin
lebih rapi lebih bersih

Targetnya untuk pendapatan ya bisa meningkat, dan sarana bermain


bisa ditambahkan lebih banyak lagi. Bebek-bebekan dan ayunan
I1.4 ditambahkan.

Q
Apa dampak pembangunan dan pengembangan objek wisata Situs
I Tasikardi untuk masyarakat sekitar?
218

Awal-awal memang masyarakat kurang begitu meresponse ya, tapi dari


tahun ke tahun berasa sih mulai dari ekonomi kan masyarakat pada
I2.1
bisa jualan disini, terus ya karyawan-karyawan juga direkrut untuk
bekerja disini, di Tasikardi.
Ya kalo bagi saya sih Alhamdulillah bisa buat cari makan sedikit-
sedikit , bisa buat anak sekolah, kalo yang lain yang nggak berjualan
I2.3
disini mah gak tau yah, iya Alhamdulillah sih saya mah pengennya
terus dimajuin biar tambah rame, biar banyak yang tau.
Ya Alhamdulillah neng bisa jadi tambahan pendapatan untuk
masyarakat sekitar, karena rata-rata yang jualan disini juga
masyarakat Desa sini, ada juga masyarakat sini yang berinisiaif untuk
mengadakan permainan-permainan kayak balon yang besar ini dan
I2.6
kereta-keretaan itu kan dari masyarakat sini juga. Mungkin buat yang
tidak berjualan dampaknya bisa refreshing kesini deket, bisa mincing
juga ngilagin stress.

2. Preservasi, Proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya

Q Apa upaya pelestarian yang dilakukan terhadap benda Cagar


Budaya objek wisata Situs Tasikardi?
I

Situs Tasikardi sekarang dikelola oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan


Olahraga Kabupaten Serang, pengelolaannya berkaitan dengan
retribusi pengunjung, sebelum itu memang dilakukan kegiatan
penelitian, pemugaran dan pelestarian oleh BPCB Banten sebelumnya,
berkaitan dengan pemulihan situs, karena dulu kan Situs Tasikardi tidak
seperti sekarang, kebetulan senior-senior kami yang cerita, jadi dulu itu
airnya tidak setinggi ini, jadi dulu tuh dikeruk, airnya dibersihkan
kemudian kan ada struktur ditengahnya nah disitu ada proses
I1.6
219

pemugaran, cuman pemugarannya saya lupa tahunnya. Kemudian


disana ada bekas pondasi ditengah pulau itu, dipulau itu ada beberapa
struktur bangunan pondasinya, kemudian disana ada kolam, yang waktu
itu dipergunakan untuk tempat pemandian putri, bentuknya juga
menarik terutama kolamnya itu, ada bagian tangga, nah kondisi
sekarang tentu saja tidak bisa menggambarkan seprti kondisi pada
masa lalu, artinya apa, kondisi sekarang kan cuma pondasi, terutama
untuk bangunan. Tapi kalau kolamnya saya rasa masih seperti itu.
Pulau itu diperkuat oleh sisi-sisinya untuk menghindari erosi dari air
tersebut, jadi itu salah satu kegiatan yang cukup penting oleh kantor
kami terutama untuk pelestarian, sampai ketika dulu pernah dikelola
oleh pihak ke 3, kebetulan juga waktu itu ada proses mediasi dan lain-
lain. Jadi Tasikardi itu salah satu titik penting dari 26 titik peninggalan
di kawasan Banten Lama, mulai dari Masjid, Keraton, Benteng,
Kelenteng, sampai dengan Danau itu tadi, nah setelah ada proses
mediasi akhirnya kita kerjasama dengan Provinsi dan Kabupaten, dan
akhirnya sekarang Kabupaten yang mengelola Situs Tasikardi itu.
Oke, yang pertama ada fasilitas perlindungan dan keamanan bentuknya
adalah pagar, yang kebetulan karena sudah di ampu oleh Dinas
Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang maka dari sana
lah yang berwenang untuk membuat atau memperbaikinya, kalaupun
sebelum itu tadi saya sudah ceritakan bahwa dalam pelestarian itu ada
I1.7 penelitian, ada proses pemugaran, ada proses pengembangan dan
pemanfaatan, nah kebetulan disana sudah sampai pada proses
pengembangan dan pemanfaatan, tadi yang penelitian dan pemugaran
sudah saya jelaskan yaitu melalui proses ada ekskavasi (excavasi) , ada
normalisasi danau, kemudian ada pemugaran struktur yang di bagian
tengah itu, itu yang kita lakukan”
Q Seperti apa bentuk pengawasan dan sanksi apa bila ada yang
hendak merusak Situs Tasikardi?
220

Undang-undangnya jelas, undang-undangnya ada, peraturannya ada


tinggal bagaimana orang bisa mengerjakan Perda itu. Kaitanya dengan
I1.1
corat-coret, merusak pagar, buang sampah sembarangan, ya paling
kalau ketahuan kita tegur. Iya seperti itu..kemudian kita berdayakan
masyarakat disitu supaya masyarakat disitu merasa diperhatikan.
Ada sanksinya di dalam undang-undang cagar budaya, tapi apabila
pelanggaran yang masih bisa dimaafkan itu paling kita hanya
I1.2
melakukan teguran-teguran saja. Biasanya orang yang seperti itu gagal
paham.
Ini pertanyaan yang menarik, karena ketika ada Undang-undang Nomor

11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Sanksi itu sudah berat dari

pasal 105 sampai pasal 110 disitu ada sanksi-sanksi nya yang paling

besar ada sanksi 5 milyar dan lain sebaginya dan kurungan sampai 15
I1.6
tahun penjara. Tapi untuk khusus Tasikardi kita belum ada penanganan

tentang pelanggaran. Sejauh ini kami belum melakukan tindakan

persuasif maupun refresif terhadap pelanggar.

Q Bagaimana upaya dalam peningkatan kualitas sumber daya dalam

pengelolaan objek wsiata Situs Tasikardi?


I

Kalau SDA paling penghijauan, ditanami kembali, dibersihkan danau


dan pulau kecilnya itu dijaga kelestariannya dan memanfaatkan untuk
I1.2
kehidupan masyarkat. Kalau SDM nya seperti tadi saya bilang, ada
pelatihan ada sosialisasi agar SDM nya lebih banyak pengetahuan.
SDM nya ya itu kalo misalkan ada pelatihan yang menyangkut

pariwisata mereka diundang dijadikan peserta, ada pelatihan-pelatihan


I1.3
221

3. Pengembangan atraksi wisata tambahan di Situs Tasikardi

Q
Atraksi apa yang tersedia di Situs Tasikardi?
I

Nah ini baru rencana kita akan mengadakan namanya fun weekend at
Tasikardi, nah itu setiap minggu itu kita mau bikin kayak gantian anak-
I1.5
anak sekolah dan bikin pentas disitu, tapi kita baru rencana yah mudah-
mudahan disetujui, kita akan adain. Kalo tahun ini belum ada.
I1.4 Belum ada, rencananya tuh kita setiap minggu mau ngadain panggung
hiburan gitu , baru rencana ya belum terlaksana.
I2.1 Belum ada apa-apa neng disini mah, belum ada pembimbing yang
sungguh-sungguh, kita disini masih pada awam-awam banget.

Q
Apa upaya pengembangan dan Promosi yang dilakukan terhadap
I objek wisata Situs Tasikardi?

Biasanya sih kita suruh anak-anak seperti Kang Nong untuk ikut
promosiin, dengan cara repost dan ngepost-ngepost di medsos, itu
lumayan jadi banyak yang datang. Itu bentuk promosi yang paling

I1.4 murah dan mudah. Selain itu kita juga promosi melalui koran, radio
dan lain-lain. Dan setiap tahun biasanya ada pameran ke luar kota kita
ikut promosikan, dan setiap bulan mengirimkan pentas seni ke Taman
Mini, ke acara-acara diluar kota dan kita promosikan disana. Selain itu
ada pawai-pawai sebagai bentuk promosi
Mempromosikan itu bisa melalui dari media elektronik ada radio, ada
tv, ada media social, nah itu kita promosikan disitu. Yang
dipromosikannya merupakn potensi yang dimiliki oleh pariwisata
Provinsi Banten,nahsalah satuna Tasikardi itu merupakan salah satu
destinasi yangberada di Provinsi Banten, tapi berhubung destinasi
Pariwisata di Provinsi Banten itu banyak jadi mungkin, bisa jadi tidak
222

setiap kita menampilkan potensi Pariwisata baik di media ruang atau


media elektronik, itu tidak harus setiap waktu promosi Tasikardi ada
disitu, tapi digilr dengan yang lain, apalagi ditahun ini kita sedang

I1.8 mempromosikan 7 wonders, memang Tasikardi masuk dalam kawasan


itu tapi, kankalo banten lama itu terbagi dua wilayah administratif yah,
kalo di Banten Lama itu di Kota Srag, kalo Tasikardi itu di Kabupaten
Serang, tapi nbagi Provinsi itu merupakan satu kawasan, karena
apabila ingin mengunjungi Banten Lam dia pn isa dengan
menggunakan akses melewati Tasikardi, ataupun sebaliknya, dia
mamsuk dari Kota Seran menuju Banten Lama dan kemudian Plan
melewati Tasikardi, kalu ditanya apakah Tasikardi masuk kedalam 7
Wonders? Situs Tasikardi merupakan salah satu di Kota Serang di
Banen Lama masuk kedalam 7 Wonders, kalo 7 Wonders itu rutin kita
promosikan, karena itu salah satu bagian Promosi Event Pariwisata
Provinsi. Kita tidak mempromosikan khusus Situs Tasikardi, tapi
mempromosikan Banten lama yang didalmnya terdapat Tasikardi.

I2.1 ”Ya pada setaunya sendiri aja sih neng, pernah ada Bimtek biar
promosiin melalui medsos, Simparta itu, Cuma ya selesai itu udah aja
gak ada kelanjutan lagi”

I2.5 Saya lewat dan melihat tempat ini kemudian mampir dengan anak istri
saya

4 Pelayanan Kepada Wisatawan di Objek Wisata Situs Tasikardi

Q Bagaimana kepuasan wisatawan terhadap kualitas pelayanan di

I Situs Tasikardi?

I2.5 Kurang terawat, pedagang disini berantakan sekali, belum tertata rapi.
Saya kesini mau naik perahu karet tapi lama sekali. Harus ditambahkan
lagi
223

I2.6 Kurang puas sih kalo buat saya sendiri, pengelola disini tidak
menguasai sejarah tentang Situs ini, saya menanyakan sejarah di sini
kepada penjaga perahunya, mereka tidak bisa menjelaskan, padahal
saya ingin tahu sejarah tempat ini.
Q
Apakah Situs Tasikardi ini nyaman untuk dikunjungi?
I

Nyaman sih ya disini udaranya sejuk, banyak angin dan pohon-


pohonan, danaunya tenang, Cuma saja pedagang disini kurang tertata
I2.5
rapi

Kalo naik perahu sama bebek-bebekan itu ngeri, soalnya nggak pakai
pengaman, bebek-bebekannya juga udah banyak yang rusak jadi takut
aja gitu mau naiknya, keliatannya kurang aman. Terus pedagang disini
juga jual makanannya mahal-mahal. Pedagang juga agak ganggu sih
neng yang jualan dijalan-jalan gitu, harusnya dirapihin biar lebih
tertata
Sebenernya sih disuruhnya jualan disebelah sana agak ke belakang,
disuruh dari Dinasnya, tapi pedagangnya pada pengen disini aja
I2.2
soalnya rame disini. Disini juga ramai pedagang cuman hari minggu,
kalo hari biasamah sepi.
I1.2 Jadi pedagang kan sudah punya lokasinya khusus, jangan sampai
mengganggu kepada lokasi-lokasi tempat pengunjung, jadi kita siapkan
areanya,
Q
Bagaimana sarana dan prasarana yang tersedia di Situs Tasikardi?
I

I2.5 Wahananya kurang, tambah perahu, tambah bebek-bebekan, itu kurang


paling cuma ada berapa, kalau sabtu minggu tidak cukup.
I2.1 Paling dari kita sih ingin adanya tambahan sarana seperti sarana
224

permainan ditambahin biar lebih rame dan menarik pengunjung,


soalnya dengan biaya masuk terhitung mahal kalo menurut saya, itu sih
keluhan pengunjung juga pada ingin ditambahin sarana permainan nya.
Ini juga Alhamdulillah kebantu sama permainan yang disediain sama
masyarakat sini, masyarakat disini juga sangat mendukung untuk
meramaikan Situs Tasikardi ini. Kalau target pengunjung Alhamdulillah
setiap tahunnya meningkat.
I1.4 Sementara gunakan yang ada dulu aja, karena saya rasa masih
ketampung. karena hari-hari biasa kan masih sepi, paling pas tahun
baru itu yang tidak tertampung.
I1.3 Pingin ditambahin sih cuma kan kita gak punya lahan, adanya Cuma
segitu doang, kepengennya sih beli tanah lagi, Cuma kan nggak
semudah itu

5. Dukungan dan Legitimasi Pada Pembangunan dan Pengembangan Objek

Wisata Situs tasikardi

Q Bagaimana bentuk dukungan dari pemerintah dan masyarakat

I terhadap pembangunan dan pengembangan Situs Tasikardi?

Bentuk dukungan itu sebetulnya ya seperti tadi, partisipasi masyarakat,


ya kan kita libatkan partisipasi masyarakat itu dengan karang taruna
kita libatkan untuk mengelola Tasikardi, dan kita juga memberikan

I1.1 legalisasi kepada masyarakat itu untuk dukungan. Dari pemerintah


sendiri ya banyak sekali, membuatkan Perda juga bentuk dukungan,
mengelola juga bentuk dukungan, membangun bentuk dukungan,
mendidik dan mendiklat masyarakat disana juga termasuk dukungan.
Pokoknya diusahakan setiap tahunnya diadakan pemagaran agar cepat
selesai.
I2.1 Ini juga Alhamdulillah kebantu sama permainan yang disediain sama
225

masyarakat sini, masyarakat disini juga sangat mendukung untuk

meramaikan Situs Tasikardi ini.

Kalau membicarakan pembangunan itu terbagi dua, ada pembangunan


suprastruktur dan ada pembangunan infrastruktur kalau pembangunan
infrastruktur jelas kita memberikan dukungan bantuan dalam
pembangunan jalan, kalau pembangunan Infrastruktur itu lebih kepada
OPD yang sekarang menjadi SKPD itu menjadi OPD yang menangani
itu adalah sumber daya dan pemukiman, dia memperhatikan akses jalan
terutama jalan-jalan yang dimiliki atau dikuasai Provinsi, jalan yang
menghubungkan Kabupaten Kota itu punya jalan Provinsi. Nah
I1,8 kemudian untuk Tasikardi, lebih eksplisit lagi seperti apa, Taskardi
sendiri kalaupun misalkan tidak bisa melakukan interfensi kesana,
kalaupun itu masih masuk wilayah Kabupaten Serang tapi Provinsi
Banten bisa saja masuk kedalam situ untuk melakukan pengembangan
secara langsung, nah tetapi khusus infrastruktur ini tidak serta merta
harus pariwisata dulu, jadi infrastruktur ini domain nya kebijakannya
lebih ke banyak pertimbangan secara menyeluruh. Nah kalo dari sisi
Tasikardi kita melihat intensitas sepertinya belum, karena apa, karena
tidak terlalu banyak yang melakukan pekerjan dari kota serang ke
Kabupaten serang dari jalan tersebut, jadi belum, tetapi kalau dilihat
dari segi pariwisata bisa dimungkinkan Cuma tergantung dari intensitas
sebarapa banyak pengunjung. Dan yang kedua dari peranserta
Kabupaten/Kota yang mengelola itu, apakah mereka ingin melakukan
pembangunan tetapi memiliki keterbatasan nah maka mereka bisa
berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi Banten melalui musyawarah
perencanaan pembangunan, nanti yang merumuskan dari kepala daerah
bisa diberikan bantuan berupa keuangan, anggarannya diberikan dari
Provinsi Banten. Nah kalo dukungan dari masyarakat itu memang
sangat terbuka, masyarakat sebenernya dalam Undang-undang
keterbukaan informasi publik, masyarakat diharuskan melihat apabila
226

ada pembangunan yang tidak sesuai atau kurang baik, mereka juga
diwajibkan untuk melaporkan, tetapi ada mekanismenya, yaitu mereka
memberikan surat tertulis secara formal yang merupakan syarat
administrasi yang harus ditempuh, sampaikan keluhannya kemudian di
kirimkan melalui loket, jadi peran serta masyarakat sangat penting
untuk mengoreksi, mengingatkan dan mengawasi pemerintahan. Tetapi
harus mengikuti peraturan
Q Kebijakan pemerintah seperti apa yang diberikan untuk mengelola

I Situs Tasikardi?

Pastinya setiap Dinas mengacu kepada undang-undang yah yang paling


tertinggi, tapi untuk pemeritahan daerahnya ada Kebijakan Bupati dan
I1.9
Walikota. Jadi setiap daerah mempunyai kebijakannya masing-masing.
Untuk saat ini memang untuk Tasikardi itu termasuk kepada Banten
lama nya kita serahkan sepenuhnya kepada pemerintahan
Kabupaten/Kota, karena khawatir begini, apabila Provinsi melakukan

I1.8 upaya, ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan Kabupaten/Kota. Pada


prinsipnya pemerintahan Provinsi mendukung sepenuhnya .
Q Bagaimana keterlibatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi

I dalam mengelola objek wisata Situs Tasikardi?

Kalo pengeloaan sendiri sih kita sudah serahkan kepada daerah


Kabupaten/Kotanya masing-masing, karena kan itu untuk pendapatan
I1.9
daerahnya masing-masing juga. Kalo kita hanya melakukan koordinasi,
memfasilitasi, dan melakukan pelatihan-pelatihan.
Oh nggak ada neng, kan pengelolaannya sudah diserahkan ke kita,
walaupun statusnya masih milik provinsi tapikan sementara mereka
sudah tau kita sudah pernah lapor kalo sementara dikelola sambil
I1.3
nunggu berjalannya surat-surat.

Kalo untuk keterlibatan pengelolaannya Dinas Provinsi tidak terlibat,


karena memang itu dikelola oleh Kabupaten dan sekarang melalui
227

badan pengelola tersendiri mungkin BUMD nya dan mungkin pihak ke 3


nya. Dan dari Dinas Provinsi lebih kepada bagaimana untuk
memberikan pelatihan, pendukungan kegiatan disana kemudian
promosinya jadi sebatas mendukung dan mensuport apa yang bisa
I1.8 dilakukan oleh pemerintah Provinsi sesuai dengan program perundang-
undangan. Jadi kalo untuk mengelola sih itu bukan kewenangan kita,
mengelola itu oleh Kabupaten Serang yaitu oleh Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. Kalo kita lebih kepada
mendukung apa yang harus di kerjakan disana misalkan pelatihanya,
promosinya kemudian bisa juga melalui mekanisme lain berupa bantuan
keuangan, itu yang sudah terjadi di Banten Lama tahun kemarin, jadi
membantu keuangan dari pemerintah melalui pemeritah Provinsi
kepada pemerintah Kabupaten/Kota diperuntukannya salah satunya
untuk Pariwisata, jadi provinsi itu mendukung apa yang diperlukan
disana tanpa mengesampingkan kewenangan Kabupaten/Kota.
228

MATRIKSKATEGORISASI DATA

Prinsip-prinsip
pengelolaan Indikator Hasil dan Temuan penelitian
pariwisata
11. Proses 6. Proses pembangunan dan
pembangunan dan pengembangan yang dilakukan di
pengembangan Situs Tasikardi yaitu: dalam
12. Pembinaan pembangunan sejauh ini sedang
pariwisata bagi dibangun dari aspek keamanan dan
masyarakat lokal perlindungan keamanan yang
13. Target yang berbentuk pemagaran objek wisata
ingin dicapai Situs Tasikardi, dan dalam
14. Pihak-pihak pengembangan dilakukan
yang terlibat dalam pengelolaan yang dilakukan oleh
pembangunan dan masyarakat setempat agar bisa
pengembangan dimanfaatkan untuk menambahkan
15. Dampak PAD dan kesejahteraan rakyat, dan
pembangunan dan bentuk pengembangan lainnya
pengembangan yaitu promosi.
pariwisata bagi 7. Pembinaan pariwisata bagi
Pembangunan dan masyarakat sekitar masyarakat lokal dilakukan
Pengembangan pelatihan-pelatihan yang berbentuk
pariwisata :
sosialisasi-sosialisasi dan diklat
yang diadakan setiap tahunnya
8. Target yang ingin dicapai dari
pengelolaan objek wisata Situs
Tasikardi yaitu setiap pengunjung
yang datang ke Banten Lama,
minimal 10% sampai 15% nya
mampir ke Tasikardi, Situs
Tasikardi ini menjadi tempat yang
nyaman untuk dikunjungi dan
menjadi tempat yang menonjolkan
sejarah keislaman di Banten, target
lainnya yaitu pendapatan
meningkat dan wahana permainan
ditambahkan lebih banyak lagi.
9. Pihak-pihak yang terlibat dalam
pengelolaan objek wisata Situs
229

Tasikardi yaitu selain Dinas


Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang juga ada BPCB,
Masyarakat setempat, Terkait jalan
ada PU dan Dishub, dan berkaitan
penerangan jalan ada PJU,
semuanya saling berkaitan
10. Dampak pembangunan dan
pengembangan objek wisata Situs
Tasikardi bagi masyarakat sekitar
yaitu Terciptanya lapangan
pekerjaan terutama bagi
masyarakat sekitar yang mengelola,
dan sebagai pedagang di Situs
Tasikardi, dan peningkatan
pendapatan ekonomi Bagi
Masyarakat dan Pedagang.

7. Upaya Pelestarian 4. Pelestarian yang dilakukan yaitu


8. Bentuk dengan mengelola dan
pengawasan dan memanfaatkan Situs Tasikardi itu
sanksi sudah termasuk kedalam
9. Upaya peningkatan pelestarian, upaya pelestarian
kualitas sumber lainnya yaitu sesuai dengan
daya undang-undang tentang Cagar
Budaya, bahwa dalam melakukan
pelestarian Cagar Budaya yaitu
Preservasi, dilakukan penelitian, pemugaran
proteksi, dan dan pemanfaatan benda Cagar
peningkatan
Budaya.
kualitas sumber
daya 5. Bentuk Pengawasan dan sanksi
disini yaitu termasuk kedalam
bentuk proteksi atau pelindungan,
pelindungan yang dilakukan di
objek wisata Situs Tasikardi yaitu
terkait untuk mencegah faktor-
faktor kerusakan yang akan terjadi
baik dari faktor alam berupa
pelapukan, dan juga faktor yang
disebabkan oleh manusia yaitu
230

goresan dari benda tajam, corat


coret, dan membuang sampah
sembarangan, bentuk pelindungan
yang dilakukan yaitu dengan
dilakukan pemagaran, dan juga
berlakunya sanksi-sanksi sesuai
dengan undang-undang nomer 11
tahun 2010 tentang Cagar Budaya,
namun undang-undang yang
diterapkan masih lemah, karena
upaya sanksi yang diberikan di
Situs Tasikardi ini masih berupa
teguran saja, karena pelanggaran
yang dilakukan masih bersifat
ringan
6. Upaya peningkata sumber daya ini
terbagi dua, yaitu Sumber Daya
Manusia (SDM) dan Sumber Daya
Alam (SDA), upaya peningkatan
sumber daya manusia yaitu
dilakukan dengan diadakannya
pelatihan-pelatihan, diklat, study
banding yang diadakan baik oleh
Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang dan
juga Dinas Pariwisata Provinsi,
selain itu upaya peningkatan
sumber daya alam yaitu dengan
diadakannya penghijauan di Situs
Tasikardi
7. Atraksi wisata yang 4. Atraksi yang tersedia di Situs
tersedia Tasikardi saat ini sama sekali
8. Strategi belum ada atraksi yang tersedia,
pengembangan atraksi ini baru rencana dan belum
Pengembangan 9. Promosi Pariwisata terealisasikan
atraksi wisata
5. Strategi pengembangan yang
tambahan
dilakukan oleh Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata yaitu
dengan dibantunya pengelolaan
oleh masyarakat sekitar
231

6. Promosi pariwisata yang dilakukan


di Situs Tasikardi yaitu dengan
ngepost dan merepost melalui
media sosial kang nong Kabupaten
Serang, melalui pameran yang
diadakan di TMII setiap bulannya,
melalui media koran dan radio,
namun hasil dari promosi tersebut
masih belum terlihat hasilnya dari
pengunjung, pengunjung Tasikardi
masih sepi dihari-hari biasa.
7. Kepuasan 4. Kepuasan wisatawan terhadap
wisatawan terhadap kualitas pelayana masih belum baik
kualitas pelayanan dari hasil wawancara dengan
8. Kenyamanan pengunjung, pengunjung
wisatawan mengatakan bahwa wahana yang
9. Sarana dan disediakan masih kurang, dan
prasarana yang pelayanan yang diberikan oleh
tersedia pengelola pun dinilai belum baik.
5. Kenyamanan wisatawan pun masih
Pelayanan kepada belum baik, tata kelola pedagang
wisatawan Situs Tasikardi masih belum rapi,
pedagang tidak berjualan ditempat
yang sudah disediakan, melainkan
masih berjualan di area
pengunjung.
6. Sarana dan Prasarana yang tesedia
masih belum memadai, sarana
permainan, mushola, gazebo masih
banyak yang rusak, dan prasarana
parkir yang tersedia masih kurang
mencukupi.
7. Dukungan dari 4) Dukungan dari pemerintah yaitu
pemerintah dan memfasilitasi, membuat kebijakan,
masyarakat menyediakan anggaran, mengelola,
Dukungan dan memperbaiki infrastruktur,
Legitimasi pada 8. Kebijakan
mengadakan pelatihan-pelatihan
pembangunan dan pemerintah terhadap pelaku pariwisata.
pengembangan 9. Keterlibatan Dinas 5) Kebijakan pemerintah yang
Pariwisata dan digunakan untuk acuan dalam
Kebudayaan pengelolaan objek wisata Situs
232

Provinsi Tasikardi yaitu Undang-undang


nomer 10 tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, Undang-undang
nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar
Budaya, Peraturan Presiden nomer
63 tentang pengawasan dan
pengendalian kepariwisataan,
Peraturan Daerah nomer 2 tahun
2016 tentang retribusi jasa usaha,
dan Keputusan Kepala Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang Tentang
Penunjukan petugas keamanan
kebersihan dan petugas tiket masuk
objek wisataSitus Tasikardi desa
margasana kecamatan kramatwatu
Kabupaten Serang.
6) Keterlibatan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi dalam
pengelolan objek wisata Situs
Tasikardi yaitu dalam memperbaiki
infrastruktur, memberikan
anggaran, memberikan pelatihan-
pelatihan dan mendukung dalam
kebijakan yang dibuat oleh Dnas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Serang.

KEPUTUSAN
KEPALA DINAS PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN
SERANG
NO. 900/kep. /Disporapar/2017

TENTANG :

PENUNJUKAN PETUGAS KEAMANAN KEBERSIHAN DAN PETUGAS TIKET


MASUK OBJEK WISATA SITUS SITU TASIKARDI DESA MARGASANA
KECAMATAN KRAMATWATU KABUPATEN SERANG.

KEPALA DINAS PORAPAR KABUPATEN SERANG.


233

Menimba : a. Bahwa penatausahaan dalam Rangka Menunjang


ng Kelancaran dan Kebersihan serta tertibnya
Pengelolaan dan Pelaksanaan Anggaran Organisasi
Perangkat Daerah perlu menunjukkan Petugas
Keamanan, Kebersihan dan Petugas Tiket masuk
Objek Wisata Situs Situ Tasikardi Desa Margasana
Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang, Kegiatan
yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.
b. Bahwa untuk mewujudkan sebagaimana termaksud
pada huruf a, diatas perlu ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan
Pariwisata Kabupaten Serang..

Menginga : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang


t Pembentukan Provinsi Banten;
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah;
3. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
4. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
234

7. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang


Penyelenggaraan Penataan Ruang;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang
Rencana Induk Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-
2025;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah;
10. Peraturan Daerah KabupatenSerangNomor 15 Tahun
2006 tentangPokok-PokokPengelolaanKeuangan Daerah
KabupatenSerang;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 5 Tahun
2008 tentangUrusanPemerintah Yang
MenjadiKewenanganKabupatenSerang;
12. Peraturan Daerah KabupatenSerangNomor 10 Tahun
2011 tentangRencana Tata Ruang Wilayah
KabupatenSerangTahun 2011-2031;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun
2016 Tentang Pembentukan dan Sususnan Perangkat
Daerah;
14. Peraturan Bupati Serang Nomor 53 Tahun 2016 tentang
Satuan Organisasi Tata kerja Dinas Pemuda Olahraga
dan Pariwisata Kabupaten Serang;

MEMUTUSKAN :

Menetapka :
n

KESATU : Menunjukkan Petugas Keamanan, Kebersihan dan Petugas


Tiket Masuk Objek Wisata Situs Situ Tasikardi Kegiatan
Pengembangan Daerah Tujuan Wisata pada Anggaran Tahun
2017 Dinas Pemuda OlahragadanPariwisata Kabupaten Serang
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Tugas Tanggung Jawab dan Kewenangan Petugas Keamanan,
Kebersihan dan Ketertiban Objek Wisata Situs Situ Tasikardi
sebagaimana dimaksud dicantum pertama diatas, sebagai
235

berikut:

1. Tugas Pokok Petugas Keamanan, Kebersihan dan Petugas


Tiket Masuk Objek Wisata Situs Situ Tasikardi.
a. Melakukan Keamanan dan kebersihan Lokasi Objek
Wisata Situs Situ Tasikardi pada malam hari dan
siang hari.
b. Melakukan Piket di Area Objek Wisata Situs Situ
Tasikardi.
c. Memberikan Kenyamanan, kebersihan dan keamanan
bagi pengunjung.

2. Tugas Pokok Petugas Tiket Masuk Objek Wisata Situs Situ


Tasikardi.
a. Melayani Karcis Tiket Masuk Penjualan bagi
Pengunjung dengan tertib.
b. Mencatat Jumlah Tiket Masuk, Keluar dan Jumlah
Pengunjung/Orang Yang Masuk Obyek Wisata Situs
Situ Tasikardi.

c. Melaporkan dan mencatat perolehan pemasukan dana


dari hasil penjualan Tiket Masuk, kepada bendahara
pendapatan dan penyetoran Disporapar Kabupaten
Serang.
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam diktum kedua diatas dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Disporapar Kabupaten
Serang Tahun Anggaran 2017, dengan ketentuan apabila
terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Serang
Pada Tanggal : Maret
2017
236

Kepala,

DR. H. TAHYUDIN, M.Pd


NIP.19610906 198803 1 006
237

DOKUMENTASI

Foto wawancara dengan Bapak Uu Faturachman Foto wawancara dengan Ibu Marisca Teressia selaku
selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata di Kasi Promosi Pariwisata di Dispapora Kabupaten
Dispapora Kabupaten Serang Serang
(Foto diambil pada hari senin 10 April 2017 pukul (Foto diambil pada hari senin 10 April 2017 pukul
10.35 WIB) 13.30 WIB)

Foto wawancara dengan Bapak Juliadi selaku Foto wawancara dengan Bapak Soni Prasetia Wibawa
pengkaji pelestari Cagar Budaya di BPCB Banten selaku Ketua unit dokumentasi dan publikasi di BPCB
238

(Foto diambil pada hari Rabu 12 April 2017 pukul Banten


14.45 WIB) (Foto diambil pada hari Rabu 12 April 2017 pukul
13.20 WIB)

Foto wawancara dengan Bapak Tahyudin selaku Foto wawancara dengan Ibu Ade Fauziah selaku Kasi
Kepala Dinas di Dispapora Kabupaten Serang Sarana Usaha Pariwisata di Dispapora Kabupaten
(Foto diambil pada Rabu, 19 April 2017pukul 09.00 Serang
WIB) (Foto diambil pada hari Rabu 3 Meil 2017 pukul
14.30 WIB)

Foto wawancara dengan Ibu Mastufah selaku Kasi


239

Obyek wisata dan hiburan umum di Dispapora Foto wawancara dengan Bapak Uu
Kabupaten Serang Faturachmanselaku Kabid Destinasi dan Sarana
(Foto diambil pada hari Rabu 3 Meil 2017 pukul Pariwisata di Dispapora Kabupaten Serang dan Bapak
13.45 WIB) Muis Selaku ketua Karan Taruna Desa Margasana
(Foto diambil pada hari Selasa 25 April 2017 pukul
10.35 WIB)

Foto wawancara dengan Ibu Dian selaku pengunjung Foto wawancara dengan Mr. Yohan selaku
objek wisata Situs Tasikardi pengunjung objek wisata Situs Tasikardi
(Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul (Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul
10.00 WIB) 10.35 WIB)
240

Foto wawancara dengan Mahdum Bahar selaku Foto wawancara dengan Ibu Badi‟ah selaku pedagang
pengelola objek wisata Situs Tasikardi tetap objek wisata Situs Tasikardi
(Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul (Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul
10.55 WIB) 11.15 WIB)

Foto wawancara dengan Bapak Rouf selaku Foto wawancara dengan Bapak Muis selaku pengelola
Masyarakat Desa Margasana objek wisata Situs Tasikardi
(Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul (Foto diambil pada hari Sabtu 29 April 2017 pukul
241

11.30 WIB) 10.35 WIB)

Foto wawancara dengan Ibu Jenab selaku pedagang Foto wawancara dengan Bapak Chairul Anwar selaku
minuman dingin di objek wisata Situs Tasikardi Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi Pelaporan
(Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul (Foto diambil pada hari Senin 16 Mei 2017 pukul
13.00 WIB) 11.25 WIB)
242

Foto perahu karet yang tersedia di Situs Tasikardi,


Foto bebek-bebekan yang rusak dan belum diperbaiki
berjumlah satu buah

Foto atap mushola yang sudah rusak Foto Danau Tasikardi yang ditumbuhi rumput-
rumputan
243

Foto Situs Tasikadi bagian belakang yang disediakn Foto halaman Situs Tasikardi yang digunakan untuk
untuk area berdagang, dan pagar-pagar kawatnya tempat parkir
sudah tidak ada

Foto keraton surosowan tempat pengaliran saluran


air dari Tasikardi Foto Kesemrawutan pedagang di Situs Tasikardi yang
berjualan di area pengunjung
244

Foto kereta-keretaan yang disediakan oleh Foto wahana tambahn yang berasal dari masyarakat
masyarakat sekitar sekitar

Foto Bus Pariwisata yang disediakn oleh Dnas Foto tempat pemandian putri dibagian tengah pulau
Pemuda Olahrag dan Pariwisata Kabupaten Serag yang berada di Situs Tasikardi
untuk keperluan pelatihan pariwisata
245

Foto Papan himbauan agar pedagang tidak berjualan Foto Pulau di bagian tengah Situs Tasikardi yang pada
di area tempat berjalan pengunjung, namun pedagang jaman dahulu digunakan untuk tempat pemandian
tetap berjualan di area tersebut. putri keraton
246

RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi:

1. Nama : Ari Suciati


2. NIM : 6661132114
3. Tempat, Tanggal, Lahir : Serang, 26 Oktober 1994
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : Mahasiswa
7. Status Perkawinan : Belum Kawin
8. Alamat : Jln. Kaningan-Nyapah Kp. Buah desa Cipete
Kec. Curug Kota Serang -Banten
9. No Telpon : 0831
10. Email : Arisuciati_uci@yahoo.co.id

Identitas Orang Tua

1. Nama Ayah : Bakhrudin


2. Nama Ibu : Siti Maemunah
3. Pekerjaan Ayah : PNS
4. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

Riwayat Pendidikan

1. SDN Cipete 2
2. MTs Darussalam Pipitan
3. MAN 2 Kota Serang
4. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Anda mungkin juga menyukai