Anda di halaman 1dari 3

5.

2 Analisa Postur Kerja Dengan Metode Owas


Analisa postur kerja dengan metode OWAS dilakukan dengan menggunakan softwere
ErgoFellow. Pengamatan di lakukan terhadap satu opator yaitu oprator Ahmad Tarmizi. Pada
setiap pengangkatan terdii dari 5 posisi yaitu posisi awal pengambilan beban, posisi
perpindahan beban, posisi peletakan beban, pengambilan bebean dan peletakan beban.
Diketahui pada posisi awal pengembalian beban posisi peletakan beban, perpindahan beban
dan peletakan beban memiliki sekor 1. Yang artinya postur tubuh tersebut baik. Sedangkan
pada posisi posisi pengambilan beban, peletakan beban dan pengambilan beban mempunyai
seko 2 yaitu artinya artinya postur tersebut berbahaya dan memelukan perbaikan.
5.3 Analisa postur kerja dengan metode RULA
Analisa postur kerja dengan menggunakan metode RULA dilakukan dengan
menggunakan softwere CATIA. Dengan menggunakan softwere CATIA dilakukan simulasi
gerakan pengangkatan dengan cara membuat manikin oprator (human builder). Kemudian
setelah itu dilakukan analisa postur kerja dengan menggunakan metode RULA.
Pengamatan di lakukan terhadap dua oprator yaitu oprator ahmad tarmizi. Pada setiap
pengangkatan yaitu posisi awal pengambilan beban mendapatkan sekor 7, posisi peletakan
beban di meja mendapatkan sekor 3, posisi perpindahan beban mendapatkan sekor 6, posisi
peletakan mendapatkan sekor 6, posisi mengagkat beban mendapatkan beban mendapatkan
sekor 7, dan yang terakhir posisi peletakan baban mendapaykan sekor 3.
5.3.1 Analisa Usulan Perbaikan Sistem Keja Dengan Metode NIOSH
Analisa usulan perbaikan system kerja dengan metode NIOSH dengan menggunakan
perhitungan WL dan LI. Perbaikan dapat dilakukan dengan menguangi nilai Li sehingga nilai
<1. Nilai LI sangat bergantung pada nilai RWL maka nilai LI semakin kecil dan sebaliknya
seakin kecil nilai RWL maka nilai Li Semakin besar. Sedangkan nilai RWL di pengauhi oleh
fakto-faktor Horijontal Location (V), Vertical Travel Distance (D), Lifing Frekuency (F) dan,
Asymety (A). untuk memperbaiki system keja yang ada maka nilai RWL harus di pebesar,
oleh sebab itu di pelukan penurunan nilai dan factor-faktor yang mempengauhi RWL. Hal
yang dapat di lakukan untuk mengurangi nilai factor-faktor yang mempengaruhi RWL yaitu
dengan cara menguangi nilai Horizontal Location (H) dengan cara mendekatkan jarak benda
maupun meja peletakan benda terhadap posisi oprator, menguangi nilai Vertical Travel
Distance (D) dengan cara memberikan alas tebal pada lantai tepat di bawah benda, dan

mengurangi nilai Asymmetry (A) dengan cara mengatasi posisi opator tehadap posisi awal
benda ke posisi peletakan sehingga di peroleh sudut yang lebih kecil.
5.4 Analisa perbaikan postur kerja dengan metode NIOSH, OWAS dan RULA
Analisa keseluuhan penilaian pengangkatan system kerja kegiatan mengangkat
dilakukan dengan tiga metode NIOS, RULA, dan OWAS. Pada metode NIOSH penilaian di
lakukan dengan cara menghitug nilai RWL dan LI. Pada metode RULA di lakukan dengan
menggunakan softwere CATIA yaitu dengan membuat simulasi posisi oprator kemudian di
analisis dengan menggunakan metode RULA tehadap tigaposisi pengangkatan. Pada metode
OWAS di lakukan menggunakan softwere Ergo Felow tehadap tiga posisi pengangkatan.
Hasil penilaian dengan metode NIOS dinperoleh nilai RWL rata-rata sebesar 20,849
dan LI sebesar 0,479. Hasil penilaian dengan metode RULA yaitu posisi awal pengambilan
beban mendapatkan sekor 7, posisi peletakan beban di meja mendapatkan nilai 3, posisi
perpindahan beban mendapatkan sekor 6, posisi peletakan beban mendaatkan sekor 6, posisi
mengangkat beban mendapatkan sekor 7, dan yang terakhir posisi peletakan beban
mendapatkan sekor 3. Hasil penilaian dengan metode OWAS di peroleh nilai pada posisi awal
pengambilan beban posisi peletakan beban, perpindahan beban dan peletakan beban memiliki
sekor 1. Yang artinya postur tubuh tersebut baik. Sedangkan pada posisi posisi pengembalian
beban, peletakan beban dan pengembalian beban mempunyai sekor 2 yaitu artinya postur
tersebut berbahaya dan memerlukan perbaikan. Dari metode berikut baik menggunakan
metode NIOSH, RULA ataupun OWAS menunjukan bahwa pekerjaan yang dilakukan
berbahaya pada system mkuloskeltal sehingga di butuhkan perbaikan postur kerja.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang di peoleh dari pengamatan bio mekanik dengan poster kerja opratol
material andling adalah sebagai berikut :
1. Nilai ata-rata RWL (Recomendeed Weight Limit) opratol material handling dengan
menggunakan metode NIOSH sebesa 6,73. Nilai rata-rata LI (Lifiting Index) operator
material andling adalah 1,48.
2. Analisa postur kerja dengan menggunakan metode OWAS dan RULA dapat di
klasifikasikan menjadi 4 kategori. Pada metode OWAS analisis di lakukan dari 3
sikap yaitu sikap punggung, sikap lengan, dan sikap kaki dan cara perbaikan dapat di
lakukan dengan cara meubah ke 3 sikap tersebut. Pada metode RULA analisa di
gunakan secara computerize dengan menggunakan software CATIA, dan cara
perbaikan dapat dilakukan dengan mensimulasikan gerakan perbaikan.
6.2 Saran
Saran yang dapat di beikan oleh PT.RSK&E untuk pengamatan bio mekanika dan
postur kerja oprator material andling adalah sebagai berikut :
1. Dalam melakukan pekerjaan pengangkatan beban di perlukan peregangan otot telebih
dahulu, agar oprato terhindar dai cedera musculoskeletal.
2. Pengamatan di lakukan dengan menggunakan alat ekam (kamera) yang dapat
membaca geakan tubuh manusia dengan baik. Dan perekaman dilakukan ketika
pekejaan sedang belangsung agar pengamatan sesuai dengan keadaan nyata.

Anda mungkin juga menyukai