Anda di halaman 1dari 17

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Dalam melakukan penelitian, peran teori sangat penting sebagai dasar atau

landasan dalam suatu penelitian/riset. Karena tanpa landasan teori maka penelitian

akan berujung pada kesalahan atau sering disebut dengan istilah trial error.

Dengan adanya landasan teori ini maka memberikan ciri bahwa penelitian itu

merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data. seperti “sugiyono (2002;200)

mengatakan bahwa landasan teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat

digunakan untuk menjelaskan variable yang akan diteliti serta sebagai dasar untuk

memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang digunakan.

Pada bab ini peneliti akan menggunakan beberapa teori yang mendukung

masalah dalam penelitian, yang berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi

panduan dalam penelitian. Teori yang akan digunakan adalah beberapa teori yang

mendukung masalah penelitian ini yang mengenai Pengelolaan Objek Wisata

Pemandian Cikoromoy.

1. Definisi Pariwisata

Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan

pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,

pendapatan, tarif hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam

Negara penerima wisatawan.


2

Menurut UU No. 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan, yang dimaksud

dengan kepariwisataan adalah sebagai berikut:

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut

yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

obyek atau daya tarik wisata.

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,

termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha

yang terkait dibidang tersebut.

4. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata.

5. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan

jasa. Spillane (1987) dalam Badrudin (2001) mendefinisikan pariwisata

sebagai perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara,

dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari

keseimbangan atau keserasian atau kebahagiaan dengan lingkungan

hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.

Berikut adalah jenis-jenis pariwisata, menurut Spillane (1987) dalam

Badrudin (2001) yang terdapat di daerah tujuan wisata yang menarik customer

untuk mengunjunginya sehingga dapat pula diketahui jenis pariwisata yang

mungkin layak untuk dikembangkan dan mengembangkan jenis sarana dan

prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata tersebut.

1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan ( pleasure tourism )


3

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat

tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, oleh

mengendorkan ketegangan syaraf, untuk menikmati keindahan alam, untuk

menikmati hikayat rakyat suatu daerah, untuk menikmati hiburan dan

sebagainya.

2. Pariwisata untuk rekreasi ( recreation sites )

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan

hari-hari libur untuk istirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran

jasmani dan rohani, yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahan.

3. Pariwisata untuk kebudayaan ( cultural Tourism )

Jenis pariwisata ini ditandai dengan adanya rangkaian motivasi seperti

keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, untuk

mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain dan

sebagainya.

4. Pariwisata untuk olahraga ( sport tourism )

Jenis pariwisata ini bertujuan untuk tujuan olahraga, baik untuk hanya

menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri serta ditujukan

bagi mereka yang ingin mempraktekkannya sendiri.

5. Pariwisata untuk urasan dagang besar ( business tourism )

Dalam jenis pariwisata ini, unsur yang ditekankan adalah kesempatan yang

digunakan oleh pelaku perjalanan ini yang menggunakan waktu-waktu

bebasnya untuk menikmati dirinya sebagai wisatawan yang mengunjungi

berbagai obyek wisata dan jenis pariwisata lain.


4

6. Pariwisata untuk konvensi ( convention tourism )

Wisatawan melakukan perjalanan wisata dengan macam-macam motivasi.

Variasi motivasi ini menimbulkan bentuk-bentuk pariwisata sebagai

berikut (Salah Wahab, 1989):

1) Pariwisata rekreasi atau pariwisata santai

Motif pariwisata ini adalah untuk memulihkan kemampuan fisik dan

mental setiap peserta wisata dan memberikan kesempatan santai bagi

mereka dari kebosanan dan keletihan kerja selama di tempat rekreasi.

2) Pariwisata budaya

Motif pariwisata ini adalah untuk memperkaya informasi pengetahuan

tentang suatu daerah atau Negara lain dan untuk memuasakan

kebutuhan hiburan. Dalam hal ini termasuk pula kunjungan ke

pameran-pameran dan festival, perayaan-perayaan adat, tempat-tempat

cagar budaya dan lain-lain.

3) Pariwisata pulih sehat

Motif pariwisata ini adalah untuk memuaskan kebutuhan perawatan

medis di daerah/ tempat lain dengan fasilitas penyembuhan. Misalnya

sumber air panas, tempat-tempat kubangan lumpur yang berkasiat dan

lain-lain. Pariwisata ini memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu

seperti kebersihan, ketenangan, dan taraf hidup yang pantas.

4) Pariwisata olah raga

Motif pariwisata ini adalah untuk memuaskan hobi orang-orang

seperti memancing, berburu, bermain sky dan mendaki gunung.


5

5) Pariwisata temu wicara

Pariwisata ini disebut juga pariwisata konvensi yang mencangkup

pertemuan-pertemuan ilmiah, pertemuan bisnis, dan bahkan

pertemuan politik. Pariwisata ini memerlukan fasilitas pertemuan di

Negara tujuan dan faktor-faktor lain yang penting seperti letak

strategis, tersedianya transportasi yang mudah, iklim yang cerah dan

sebagainya. Seorang yang berperan serta dalam konferensi itu akan

meminta fasilitas wisata yang lain misalnya tour dalam dan luar kota,

tempat-tempat membeli cindera mata, dan obyek-obyek wisata yang

lain.

2. Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Pariwisata

Pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada prinsip-prinsip

pengelolaan yang menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam,

komunitas, dan nilai sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati

kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas lokal.

Menurut Cox dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81)

pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

1. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan

pada kearifan lokal dan special local sense yang merefleksikan

keunikan peninggalan budaya dan keunikan lingkungan.

2. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumberdaya yang

menjadi basis pengembangan kawasan pariwisata.

3. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada


6

khasanah budaya lokal.

4. Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan

lingkungan lokal.

5. Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan

pengembangan pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif,

tetapi sebaliknya mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas

pariwisata tersebut jika melampaui ambang batas (carrying capacity)

lingkungan alam atau akseptabilitas sosial walaupun di sisi lain

mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.

3. Konsep Dasar Kepariwisataan

Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata (Undang – undang nomor 10 Tahun 2009), artinya

semua kegiatan dan urusan yang kaitannya dengan perencanaan, pengaturan,

pengawasan pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta

maupun masyarakat.

Menurut Yoeti (1996 : 104) menyatakan :

“Kepariwisataan adalah suatu sistem yang mengikutsertakan berbagai

pihak dalam keterpaduan kaitan fungsional yang serasi, yang mendorong

berlangsungnya dinamika fenomena mobilitas manusia tua – muda, pria

wanita, ekonomi kuat lemah, sebagai pendukung suatu tempat untuk

melakukan perjalanan sementara waktu secara sendiri atau berkelompok,

menuju tempat lain di dalam negeri atau di luar negeri dengan


7

menggunakan transportasi darat, laut dan udara.

Hunziker dan Kraff (Pendit, 1995:40) menyatakan:

“Kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara

dari seseorang atau beberapa orang dengan maksud memperoleh

pelayanan yang diperuntukan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga –

lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut.

Menurut Undang – undang No. 10 Tahun 2009, menyebutkan bahwa:

“Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,

termasuk pengusahaan objek wisata dan daya Tarik wisata serta usaha –

usaha yang terkait di bidang tersebut (Pasa 1 Ayat (3) UU No. 10/2009).

Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata (Pasal 1 Ayat (4) UU No. 10/2009).

Menurut Cupta dalam Partono (2002:13) mendefinisikan :

“Pariwisata adalah gabungan hubungan yang timbul interaksi wisatawan,

bisnis, pemerinah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan

melayani wisatawan ini serta pengujung lainnya”

4. Pengertian Manajemen (Pengelolaan)

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan

bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan

organisasional atau maksud-maksud yang nyata.

“Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing”,

sedangkan pelaksanaannya disebut manager atau pengelola. Manajemen


8

mempunyai tujuan tertentu dan tidak dapat diraba.Ia berusaha untuk

mencapai hasil-hasil tertentu, yang biasanya diungkapkan dengan istilah-

istilah “objective” atau hal-hal yang nyata usaha- usaha kelompok itu

memberi sumbangannnya kepada pencapaian-pencapaian khusus itu.

Mungkin manajemen dapat digambarkan sebagai tidak nyata, karena ia

tidak dapat dilihat, tetapi hanya terbukti oleh hasil-hasil yang

ditimbulkannya “output” atau hasil kerja yang memadai, kepuasan

manusiawi dan hasil-hasil produksi serta jasa yang lebih baik (Terry dan

Rue 2009:1)

Dalam Terry dan Rue (2009:5) ada beberapa pendekatan utama dalam

manajemen, antara lain:

1). Proses Pendekatan Operasional

Manajemen dianalisa dari sudut pandang apa yang diperbuat seorang

manajer untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang manajer.

Kegiatan-kegiatan itu atau fungsi-fungsi dasar kedalam mana para

manajer terlibat, membentuk suatu proses yang dinamakan proses

manajemen. Pendekatan proses itu memusatkan perhatiannya pada

fungsi-fungsi dasar manajemen. Proses pendekatan itu banyak

digunakan, karena ia sangat menolong dalam mengembangkan

pemikiran manajemen dan membantu menentukan bentuk manajemen

dalam ketentuan- ketentuan yang mudah dipahami.

2). Pendekatan Sistem Sosial

Para pendukung pendekatan ini manajemen sebagai suatu sistem sosial,


9

atau dengan perkataan lain, sebagai suatu sistem interelasi budaya. Ia

berorientasi secara sosiologis, berurusan dengan berbagai kelompok

sosial dan hubungan- hubungan budayanya serta berusaha menyatukan

kelompok-kelompok ini ke dalam suatu sistem sosial. Suatu organisasi

dianggap sebagai sebuah organisme sosial, takluk kepada segala

pertentangan dan interaksi para anggotanya. Pendekatan ini

memperhitungkan kelahiran, manfaat dan fungsi suatu “organisasi

informal”, yang dianggap tumbuh menjadi sesuatu, terutama sekali

sebagai akibat kekuatan-kekuatan sosial. Ia juga memperhitungkan

pertimbangan- pertimbangan etika, pengaruh masyarakat, serikat-

serikat kerja dan pemerintah. Hasil bersih dari pendekatan sistem sosial

adalah terbatasnya kekuatan paham sosiologis ke dalam penelitian dan

teori manajemen.

“Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.

Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan

dari fungsi- fungsi manajemen itu tadi. Jadi, manajemen itu merupakan

suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.Manajemen

adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk

mencapai suatu tujuan tertentu ( Hasibuan 2009 : 1 )”.

Menurut Sikula Andrew F. Sikula:

“Management in general refers to planning, organizing, controlling,

staffing, leading, motivating, communicating, and decision making


10

activities performed by any organization in order to coordinate the

varied resources of the enterprise so as to bring an efficient creation of

some product or service”.

(manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas

perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan,

pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh

setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber

daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk

atau jasa secara efisien).

Menurut Leiper dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:80):

“Pengelolaan (manajemen) merujuk kepada seperangkat peranan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, atau bisa juga

merujuk kepada fungsi- fungsi yang melekat pada peran tersebut.

Fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut: Planning,

Directing, Organizing, Controlling.

Sedangkan Drucker mengartikan manajemen sebagai berikut:

“The specific tool, the specific function, the specific instrument to make

institutions capable of producing results… the critical functions in

tourism management are planning, coordination and control”

Follet dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:80) menekankan

bahwa koordinasi merupakan fungsi utama dan terpenting yang harus

dipisahkan dan memerlukan pembahasan tersendiri. Fungsi koordinasi

merujuk kepada fungsi seorang manajer untuk menerjemahkan sebuah


11

informasi, seperti perencanaan dan pengawasan, dan mengaplikasikan

informasi tersebut secara sistematis ke dalam semua fungsi manajerial yang

diterjemahkan secara nyata dalam kegiatan pengarahan (directing),

perencanaan (planning), dan pengawasan (controlling).

Manajemen yang baik dan efektif memerlukan penguasaan atas orang- orang

yang akan dikelola. ditingkat individual, orang akan mulai mengatur

hidupnya begitu ia bisa mandiri. Di tingkat sosial, subjek manajemen adalah

organisasi yang merupakan:

“grouping of people working in a prescribed or structured fashion towards

predetermined ends… management involves the conscious integration of

organizational activity to achieve chosen ends”

5. Pentingnya Manajemen

Dalam Hasibuan (2009:3), pada dasarnya kemampuan manusia itu

terbatas (fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian) sedangkan kebutuhannya

tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya

kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi

pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja,

tugas, dan tanggung jawab ini maka terbentuklah kerja sama dan keterikatan

formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini, maka pekerjaan yang

berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang

diinginkan tercapai.

Dalam Hasibuan (2009:3) pada dasarnya manajemen itu penting,


12

sebab:

1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga

diperlukan pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam

penyelesaiannya.

2. Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan

dengan baik.

3. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil

guna semua potensi yang dimiliki.

4. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-

pemborosan.

5. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan

dengan memanfaatkan men, money, methods, machine, materials,

market (6M) dalam proses manajemen tersebut.

6. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.

7. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.

8. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.

Dari uraian diatas penulis menyimpukan bahwa manajemen selalu

terdapat dan sangat penting untuk mengatur dan mengelola semua organisasi

kegiatan dalam rumah tangga, sekolah, koperasi, yayasan-yayasan,

pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan manajemen yang baik maka

pembinaan kerja sama akan serasi, dan perencanaan, pengorganisasian,

pengaturan akan lebih terarah mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Begitu

pentingnya peranan manajemen dalam kehidupan manusia mengharuskan kita


13

mempelajari, menghayati dan menerapkannya agar tercapainya suatu tujuan

yang lebih baik.

6. Fungsi dan Tujuan Manajemen

Pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan selalu mempunyai tujuan

yang ingin dicapai.Tujuan individu adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-

kebutuhannya berupa materi dan nonmateri dari hasil kerjanya.

“Tujuan organisasi adalah mendapatkan laba (business organization)

atau pelayanan/pengabdian (public organization) melalui proses

manajemen itu. (Hasibuan, 2009:17)”.

Fungsi - Fungsi manajemen menurut Henry Fayol dalam Hasibuan

(2009:40) adalah sebagai berikut:

a. Fungsi perencanaan

Pada hakekatnya perencanaan merupakan proses pengambilan

keputusan yang merupakan dasar bagi kegiatan-kegiatan atau

tindakan-tindakan ekonomis dan efektif pada waktu yang akan

datang. Proses ini memerlukan pemikiran tentang apa yang perlu

dikerjakan, bagaimana dan dimana suatu kegiatan perlu dilakukan

serta siapa yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaannya.

b. Fungsi pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai proses

menciptakan hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, personalia dan

faktor fisik agar kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan disatukan


14

dan diarahkan pada pencapaian tujuan bersama.

c. Fungsi pengarahan

Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang mengatur tindakan-

tindakan agar betul-betul dilaksanakan. Oleh karena tindakan-

tindakan itu dilakukan oleh orang, maka pengarahan meliputi

pemberian perintah- perintah dan motivasi pada personalia yang

melaksanakan perintah- perintah tersebut.

d. Fungsi pengkoordinasian

Suatu usaha yang terkoordinir ialah dimana kegiatan karyawan itu

harmonis, terarah dan diintegrasikan menuju tujuan-tujuan bersama.

Koordinasi dengan demikian sangat diperlukan dalam organisasi agar

diperoleh kesatuan bertindak dalam rangka pencapaian tujuan

organisasi.

e. Fungsi pengawasan

Fungsi pengawasan pada hakekatnya mengatur apakah kegiatan

sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam

rencana. Sehingga pengawasan membawa kita pada fungsi

perencanaan. Semakin jelas, lengkap serta terkoordinir rencana-

rencana tersebut maka manajemen yang dilakukan dikatakan baik

B. Review Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik skripsi,
15

tesis, disertasi ataupun jurnal penelitian. Dalam penelitian ini penulis mengambil

beberapa penelitian untuk dijadikan acuan dalam penelitian ini, adapun judul-

judul tersebut adalah sebagai berikut :

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peniliti dalam penelitian dan

sebagai kelanjutan dari teori memberikan penjelasan dari Manajemen Pengelolaan

Objek Wisata Pemandian cikoromoy oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

(LPM) di Desa Kadubungbang Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang,

maka dalam penelitian ini dibuatkan kerangka berfikir. Sehingga dengan adanya

kerangka berfikir ini, baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan

mengetahui tujuan yang ingin dicapi dari penelitian.

Menurut Sugiyono (2010:65) menyatakan bahwa kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Oleh

karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk meneliti masalah

untuk membuat kerangka berfikir. Adapun masalah-masalah yang ada terkait

Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Pemandian Cikoromoy oleh Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat (LPM) di Desa Kadubungbang Kecamatan Cimanuk

Kabupaten Pandeglang diantaranya:

1. Pengawasan Objek Wisata Pemandian Cikoromoy yang belum maksimal,

karena masih ditemukan sampah sampah pelastik.

2. Perawatan sarana dan prasarana penunjang yang belum maksimal.

Karena masih banyak sarana dan prasarana yang rusak dan tidak
16

diperbaiki.

3. Tata kelola Objek Wisata Pemandian Cikoromoy yang belum tertib.

Dilihat dari pedagang yang masih berjualan ditempat yang tidak sesuai,

dan masih terjadi parkir yang tidak rapi.

Penelitian ini berjudul “PENGELOLAAN OBJEK WISATA PEMANDIAN

CIKOROMOY OLEH LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

(LPM) DI DESA KADUBUNGBANG KECAMATAN CIMANUK

KABUPATEN PANDEGLANG”. Berdasarkan masalah yang ada dalam

penelitian ini, maka Cox dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81)

memberikan teori tentang Prinsip- prinsip dasar pengelolaan pariwisata yang

didalamnya berisi mengenai

a. Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata.

b. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya.

c. Pengembangan atraksi wisata tambahan.

d. Pelayanan kepada wisatawan.

e. Dukungan dan Legitimasi pada pembangunan dan pengembangan.

Dari teori inilah maka akan diketahui bagaimana Manajemen Pengelolaan

Objek Wisata Pemandian Cikoromoy oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

(LPM) di Desa Kadubungbang Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang,

Output yang diharapkan dari penelitian ini adalah promosi dan mengetahui

gambaran pelaksanaan Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Pemandian


17

Cikoromoy oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) di Desa

Kadubungbang Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang.

D. Asumsi Dasar

Asumsi dasar merupakan suatu anggapan atau suatu dugaan yang diterima

sebagai dasar yang dijadikan sebagai landasan berfikir karena dianggap

benar.Asumsi yang disimpulkan berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan

yang menunjukan adanya berbagai permasalahan yang ada di lapangan. Selain itu

juga peneliti menarik asumsi berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai

sumber dengan cara wawancara yang dilakukan dengan informan, dan

menemukan berbagai permasalahan yang ada.

Berdasarkan masalah-masalah dan kerangka pemikiran di atas, peneliti

berasumsi bahwa Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Pemandian Cikoromoy

oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) di Desa Kadubungbang

Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang, belum berjalan dengan optimal.

Anda mungkin juga menyukai