Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN WISATA EDUCATIONAL FUN

PALEMABANG DI TAMAN WISATA PUNTI KAYU DAN


MUSEUM BALA PUTERA DEWA

ANDI ARISANA SEPTAPIANA. P (061830901349)


ANISA NURULITA (061830901193)
DITA RIZKY SEPTIANA (061830901196)
QONITA MILATINA (061830901207)

Tour Planning
Achmad Leofaragusta K K, S.E., M.MPar

KELAS 5BC
JURUSAN BAHASA INGGRIS
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata ialah aktivitas perjalanan yang dilakukan sementara waktu dari


tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap
atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu,
menghabiskan waktu senggang atau libur dan tujuan-tujuan lainnya (Koen
Meyers, 2009)

Pada saat ini pariwisata terus menerus berkembang dan semakin kompleks
yang tidak hanya berkaitan dengan masalah destinasi wisata dan wisatawan
saja, tetapi sudah berkaitan dengan komponen-komponen lain seperti
transportasi dan akomodasi yang merupakan bagian yang tidak dapat
dilupakan pada saat kita melakukan wisata dan sangat berperan penting dalam
perjalanan pariwisata.

Menurut Gunn (1979) salah satu orang yang pertama kali mendefinisikan
perencanaan pariwisata mengartikan perencanaan pada pariwisata adalah
sebagai alat untuk pengembangan kawasan tujuan, dan melihatnya sebagai alat
untuk menilai kebutuhan tujuan penerima wisata. Perencanaan sendiri adalah
beberapa proses memulai dengan sasaran-sasaran, kebijakan, batasan strategi,
serta juga rencana terperinci untuk mencapainya, mencapai organisasi untuk
menerapkan keputusan, serta juga termasuk tinjauan kinerja dan juga umpan
balik terhadap pengenalan siklus perencanaan baru (Steiner).

Jadi, perencanaan pariwisata  merupakan beberapa proses rencana yang


dilakukan dengan sangat terperinci dan mempertimbangkan beberapa aspek
yang mempertimbangkan semua sumber daya pariwisata, organisasi, pasar,
dan program di suatu daerah.

2
Jakabaring Sport City merupakan salah satu objek wisata yang ada di kota
Palembang, Sumatera Selatan. Jakabaring Sport City berlokasi di Jl. Gebernur
H.A Bastari, 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Kota Palembang, Sumatera
Selatan. Sejak didirikan nya Jakabaring Sport City untuk pesta Olahraga Sea
Games 2011 dan Asean Games 2018 masyarakat Indonesia terutama
masyarakat Palembang sudah tidak asing lagi dengan objek wisata ini. Akan
tetapi banyak juga masyarakat terutama pelajar yang belum mengetahui
banyaknya venue-venue menarik serta beberapa venue yang dapat diakses
untuk umum.

LRT merupakan sistem lintas rel terpadu yang beroperasi di Palembang,


Sumatera Selatan Transportasi ini termasuk akomodasi terbaru yang baru
beroperasi pada tahun 2018 untuk menyambut pesta olahraga Asean Games
2018. Walaupun Pemerintah telah menyediakan akomodasi ini sebagai
transportasi umum tetapi masih banyak masyarakat Palembang yang enggan
untuk menggunkannya dengan bebagai alasan tertentu.

1.2 Tujuan Penulisan

Setiap penulisan memiliki beberapa tujuan tertentu demikian juga


penulisan makalah ini yang memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Dapat memahami pentingnya perencanaan pariwisata.
2. Mengetahui peranan perencanaan pariwisata
3. Mengetahui Taman Wisat Punti Kayu dan Museum Bala Putera
Dewa sebagai objek wisata dan akomodasi yang berada di kota
Palembang.

3
BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Pariwisata

Suwantoro (2004: 3) mendefinisikan konsep pariwisata yaitu perubahan


tinggal sementara untuk seseorang yang jauh dari rumah karena suatu alasan dan
bukan untuk menjalankan bisnis yang menghasilkan upah. Karena itu bisa
dikatakan perjalanan itu dilakukan oleh seseorang atau lebih untuk bersenang-
senang dan memenuhi keinginan saya ingin tahu sesuatu. Mungkin juga karena
minat terkait dengan kegiatan olah raga untuk kesehatan, konvensi, agama dan
kebutuhan usaha lain. Potensi wisata adalah segala fasilitas (alam, budaya, buatan)
membutuhkan banyak perawatan untuk memastikan nilai yang menarik turis
(Janianto Damanik dan Helmut F. Weber, 2006: 11).

Istilah pariwisata sangat erat kaitannya dengan pengertian perjalanan yaitu


sebagai perubahan tinggal sementara seseorang jauh dari rumah bertahan untuk
beberapa alasan dan bukan dari aktivitas produktif. Jadi bisa dibilang pariwisata
adalah sebuah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih untuk tujuan,
antara lain, mendapatkan kesenangan dan memenuhi keinginan untuk mengetahui
sesuatu. Bisa juga karena minat yang berhubungan dengan olahraga kesehatan,
konvensi, agama dan tujuan bisnis lainnya (Gamal, 2004: 3

Kepariwisataan didefinikasikan sebagai keseluruhan kegiatan yang


terkaitdengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang
munculsebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara
wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah,
pemerintahdaerah, dan pengusaha {UU No. 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan (revisi dari UU No. 9 Tahun 1990 Kepariwisataan)

Melihat beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa


pariwisata itu adalah aktivitas yang dilakukan oleh individu atau kelompok
melalui tindakan sebuah perjalanan yang berpindah dari satu tempat ke tempat
lain dan dalam waktu singkat dengan kesenangan, bisnis, dan tujuan dalam

4
pikiran berbeda. Kata kunci untuk pemahaman ini adalah bergerak, bepergian,
bersenang-senang dan tenang dalam waktu singkat.

2.2 Jenis Pariwisata

Jenis Pariwisata Menurut Spillane (1991: 28-31), jenis pariwisata


dibagi menjadi enam yaitu :

a) Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism)


Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan
tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar yang baru,
untuk memenuhi kehendak ingin tahunya, untuk mengendorkan
ketegangan sarafnya, untuk melihat sesuatu yang, untuk menikmati
keindahan alam, dan lain-lain.

b) Pariwisata untuk rekreasi Jenis pariwisata ini dilakukan oleh


orang-orang yang menghendakai pemanfaatan hari-hari liburnya untuk
beristirahat untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohaninya, yang
ingin menyegarkan dan kelelahannya.

c) Pariwisata untuk kebudayaan (Cultur Tourism) Jenis ini


ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk belajar di
pusat-pusat pengajaran 20 dan riset, untuk mempelajari adat-istiadat, cara
hidup rakyat, dan lain-lain.

d) Pariwisata untuk olahraga (Sport Tourism), dibagi menjadi: (1)


Big sport events, yaitu peristiwa-peristiwa olah raga besar seperti
olimpiade game, kejuaraan tinju dunia, dan lain-lain. (2) Sporting tourism
of the practitioners, yaitu pariwisata olah raga bagi mereka yang ingin
berlatih dan mempratikan sendiri, seperti pendakian gunung, rafting,
berburu, dan lain-lain.

e) Pariwisata untuk urusan usaha dagang (Business Tourism) Jenis


pariwisata ini seperti industri pariwisata, tetapi juga mencakup semua

5
kunjungan ke pameran, kunjungan ke instalasi teknis yang bahkan menarik
orang-orang luar profesi ini.

f) Pariwisata untuk berkonvensi (Convention Tourism) Peranan


jenis wisata ini makin lama makin penting. Konfensi dan pertemuan
bentuk ini sering dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan peserta yang
biasanya tinggal di beberapa kota atau negara penyelenggara.

2.3 Wisatawan

Wisatawan Berdasarkan tata bahasa Inggris istilah kata pariwisata


sama dengan “tourism” dan pelaku perjalanan pariwisata adalah 21
menjadi “tourist” dan “excurtionist”. Menurut rumusan International
Union of Official Travel Organizations (IUOTO) pada tahun 1963 (dalam
Gamal Suwantoro, 1997: 4), yang dimaksud dengan tourist dan
excurtionist sebagai berikut :

a) Wisatawan (tourist), yaitu pengunjung sementara yang paling


sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjunginya dengan tujuan
perjalanan :

(1) Pesiar (leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan,


studi, keagamaan dan olah raga.

(2) Hubungan dagang, sanak saudara, konferensi, misi, dan


sebagainya.

b) Pelancong (excurtionists) adalah pengunjung sementara yang


tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjunginya (termasuk
pelancong dengan kapal pesiar)

2.4 Perencanaan Wisata (tour planning)

Proses membuat perencanaan, strategi serta mengembangkan untuk


tujuan rekreasi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

6
dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Menurut G.R. Terry dalam
bukunya Principles of Management yang disadur oleh Dr. Winardi
keuntungan-keuntungan dari sebuah perencanaan adalah:

1. Planning menyebabkan aktivitas dilakukan secara teratur dan


dengan tujuan tertentu.

2. Planning meminimalisir pekerjaan yang tidak produktif.

3. Planning membantu penggunaan suatu alat pengukur mengenai


hasil yang akan dicapai.

4. Ada pendapat yang menyatakan bahwa planning menyebabkan


penggunaan fasilitas-fasilitas yang ada menjadi lebih baik lagi.

5. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa planning


menyebabkan fasilitas-fasilitas yang ada dipergunakan secara lengkap.

6. Planning juga memberikan suatu keadaan untuk pengawasan


(waktu-waktu tertentu serta menyelesaikan setiap aktivitas-aktivitas).

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Jakabaring Sport City

Jakabaring Sport City (JSC) didirikan berdasarkan visi Gubernur


Provinsi Sumatera Selatan untuk membuat suatu kawasan olahraga yang
modern bertaraf ineternasional serta berkarakter “smart” dan “green”.
Pembangunan kawasan Jakabaring Sport City (JSC) dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan, dimulai tahun 2001 dan berlanjut pada
pelaksanaan PON tahun 2004 serta terus dikembangkan hingga
pelaksanaan Sea Games tahun 2011, dan hingga Asian Games 2018. Pada
mulanya pengelolaan Kawasan JSC berada dibawah dan menjadi tanggung
jawab Badan Pengelolaan Aset Daerah (BPKAD), instansi Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan. Pada perkembangannya, efektifitas
pengelolaannya dirasa perlu untuk ditingkatkan, maka Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan berinisiatif untuk membentuk suatu Badan Usaha Milik
Daerah yang mandiri dan dapat mengelola Kawasan JSC secara
profesional.

Jakabaring Sport City merupakan salah satu objek wisata yang ada
di kota Palembang, Sumatera Selatan. Jakabaring Sport City berlokasi di
Jl. Gebernur H.A Bastari, 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Kota
Palembang, Sumatera Selatan. Sejak didirikan nya Jakabaring Sport City
untuk pesta Olahraga Sea Games 2011 dan Asean Games 2018. Selain
sebagai objek wisata, pemerintah Provinsi Sumatera Selatan juga menata
tempat ini sebagai tempat olahraga menjelang Asian Games 2018. Konsep
Jakabaring Sports City sudah ada sejak 2004 lalu tepatnya saat PON XVI.
Namun, rencana tata ruangnya sendiri sudah ada sejak 1994-2004. Kini
Jakabaring Sports City memiliki luas total 325 hektar yang terdiri dari
beberapa venue olahraga

8
Jakabaring Sport City memiliki beberapa venue dan juga fasilitas-
fasilitas pendukung. Berikut beberapa venue dan faslitas yang terdapat di
Jakabaring Sport City, antara lain:

1. Archery

2. Baseball/Softball

3. Beach Volley Ball

4. Bowling Center

5. Dempo Sport Hall

6. Gelora Sriwijaya

7. Pentaque

8. Ranau Sport Hall

9. Roller Skate

10. Rowing Center

11. Shooting Range

12. Skateboard

13. Sport Climbing

14. Squash Court

15. Tennis

16. Athletic Stadium

9
17. Aquatic Stadium

18. Sport Science

19. 6 Praying Houses

20. Athlete Village

21. Central Land Appartment

22. Heliport

23. Jakabaring Lake

24. Public Toilet

25. Sewerage Treatment Plant

26. Solar Power Plant

27. VVIP Parking Area

28. Water Treatment Plant

3.2 LRT Palembang

Lintas Reladu Palembang (nama resminya LRT Sumatra Selatan)


adalah sebuah sistem angkutan cepat dengan model Lintas Rel Terpadu
yang beroperasi di Palembang, Indonesia, terhubung Bandar Udara
Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Kompleks Olahraga
Jakabaring. Pembangunan LRT ini difungsikan sebagai sarana transportasi
penunjang warga Palembang dan sekitarnya, termasuk untuk menunjang
mobilitas penonton dan atlet pada Pesta Olahraga Asia 2018. Diperkirakan
proyek ini mengambil dana dari Rp10,9 triliun rupiah.

10
LRT ini dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia Divisi
Regional III Palembang, Ada 13 stasiun pada jalur LRT ini dan 1 depot.
12 stasiun di mana telah beroperasi sejak 6 Oktober 2018. Setiap
rangkaian kereta akan berhenti selama 1 menit di setiap stasiun, kecuali
di setiap stasiun akhir perjalanan rangkaian kereta akan berhenti selama
10 menit, 13 stasiun yang ada dengan jembatan penghubung dengan
bangunan- bangunan di sekitarnya.

Table 1 : Jalur LRT Palembang


LRT Palembang berjalan melalui rel-kereta-layang tanpa balast
dengan lebar sepur 1.067 mm, membentang sepanjang 23,4 kilometer
(14,5 mil) dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di ujung barat
menuju Depot OPI di ujung timur. Teknologi persinyalan kereta ini
menggunakan metode sinyal fixed-block, dengan peralatan rel ketiga.Rel
yang ditempatkan di Sungai Musi, sejajar dengan Jembatan Ampera.

3.3 Rincian Biaya dan Perhitungan laba dan rugi.


Rincian biaya pada perencanaan One Day Tour Jakabaring Sport
City Palembang yang direncanakan untuk 30 peserta Tour adalah sebagai
berikut:
1. Biaya Akomodasi : Rp. 5.000/orgx 30 = Rp.150.000
2. Biaya Tiket Masuk : Rp. - = Rp. -
3. Biaya Konsumsi : Rp. 15.000/org x 30 = Rp.450.000

11
Total = Rp.600.000

Diperkirakan keuntungan yang akan didapatkan jika peserta tour


berjumlah 30 peserta sebesar.

Harga Jual : Rp. 35.000 x 30 org = Rp.1.050.000,-

Rincian Biaya = Rp. 600.000,-

Laba : Harga Jual – Rincian Biaya

: Rp. 1.050.000 – Rp. 600.000

: Rp. 450.000,-

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dengan menuliskan perencanaan One Day Tour Jakabaring Sport City


diharapkan kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan sesuai
diharapkan oleh penulis. Perencanaan ini juga dapat digunakan sebagai pedoman
penyelenggara wisata dan sebagai sarana untuk mengarahkan penyelenggaran
wisata sehingga dapat mencapai tujuannya, yaitu mewujudkan wisata secara
efektif dan efisien, dan sebagai alat ukur tingkat keberhasilan wisata sebagai
upaya pengawasan atau evaluasi dalam rangka memberikan umpan balik bagi
penyelenggaraan wisata selanjutnya.

4.1 Saran

Jika ingin melakukan perjalanan wisata sebaiknya gunakanlah


perencanaan wisata dengan mempertimbangkan dari berbagai aspek agar dapat
mendapatkan hasil yang diinginkan dan menghidari hal-hal buruk yang
kemungkinan akan terjadi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Damanik, Janianton dan Weber, Helmut F. (2006). Perencanaan


Ekowisata. Yogyakarta :PUSBAR UGM & ANDI YOGYAKARTA

Perencanaan Wisata. Diakses Dari.


https://ruslanabdullah61.wordpress.com/2014/02/24/perencanaan-
pariwisata-perlu-dilakukan-di-lingkup-destinasi/ pada 1 Februari 2021
Pukul 11.13 WIB.

Perencanaan Wisata. Diakses Dari.


https://ruslanabdullah61.wordpress.com/2014/02/24/perencanaan-
pariwisata-perlu-dilakukan-di-lingkup-destinasi/ pada 1 Februari 2021
Pukul 12.30 WIB.

Komponen-komponen Pariwisata. Diakses dari


http://keliwarsaid.blogspot.com/2013/03/perencanaan-pariwisata.html/
pada 2 Februari 2021 Pukul 22.00 WIB.

14

Anda mungkin juga menyukai