Anda di halaman 1dari 7

AKUNTANSI HOTEL

Dosen Pengampu : Edy Septian Sentosa, SE., M.Si

OLEH:

KELOMPOK 1

NI KADEK DIAH ASTAYANI (21)

NI KADEK INDRAYANI (22)

NI KADEK SHERLY ARSITA DEWI (24)

NI PUTU DARMIASIH (32)

NI PUTU NIKITA KUSUMA DEWI (38)

SANG AYU PUTU EKAWANTI (41)

KELAS A REGULAR MALAM

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2020
PEMBAHASAN

1.1 KONSEP DASAR DAN DEFINISI PARIWISATA


Konsep dan definisi tentang pariwisata, wisatawan serta klasifikasinya perlu ditetapkan
dikarenakan sifatnya yang dinamis. Dalam kepariwisataan, menurut Leiper dalam Cooper
et.al (1998:5) terdapat tiga elemen utama yang menjadikan kegiatan tersebut bisa terjadi.
Kegiatan wisata terdiri atas beberapa komponen utama.
1. Wisatawan
la adalah aktor dalam kegiatan wisata. Berwisata menjadi sebuah pengalaman manusia
untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa di dalam kehidupan.
2. Elemen geografi
Pergerakan wisatawan berlangsung pada tiga area geografi, seperti berikut ini :
a. Daerah Asal Wisatawan (DAW)
Daerah tempat asal wisatawan berada, tempat ketika ia melakukan aktivitas
keseharian, seperti bekerja, belajar, tidur dan kebutuhan dasar lain. Rutinitas itu
sebagai pendorong untuk memotivasi seseorang berwisata. Dari DAW, seseorang
dapat mencari informasi tentang objek dan daya tarik wisata yang diminati,
membuat pemesanan dan berangkat menuju daerah tujuan.
b. Daerah Transit (DT)
Tidak seluruh wisatawan harus berhenti di daerah itu. Namun, seluruh wisatawan
pasti akan melalui daerah tersebut sehingga peranan DT pun penting. Seringkali
terjadi, perjalanan wisata berakhir di daerah transit, bukan di daerah tujuan. Hal
inilah yang membuat negara-negara seperti Singapura dan Hong Kong berupaya
menjadikan daerahnya multifungsi, yakni sebagai Daerah Transit dan Daerah
Tujuan Wisata.
c. Daerah Tujuan Wisata (DTW)
Daerah ini sering dikatakan sebagai sharp end (ujung tombak) pariwisata. Di
DTW ini dampak pariwisata sangat dirasakan sehingga dibutuhkan perencanaan
dan strategi manajemen yang tepat. Untuk menarik wisatawan, DTW merupakan
pemacu keseluruhan sistem pariwisata dan menciptakan permintaan untuk
perjalanan dari DAW. DTW juga merupakan raison d’etre atau alasan utama
perkembangan pariwisata yang menawarkan hal-hal yang berbeda dengan
rutinitas wisatawan.
3. Industri pariwisata
Elemen ketiga dalam sistem pariwisata adalah industri pariwisata. Industri yang
menyediakan jasa, daya tank, dan sarana wisata. Industri yang merupakan unit-unit usaha
atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga area geografi tersebut. Sebagai
contoh, biro perjalanan wisata bisa ditemukan di daerah asal wisatawan, Penerbangan
bisa ditemukan baik di daerah asal wisatawan maupun di daerah transit, dan akomodasi
bisa ditemukan di daerah tujuan wisata.

1.2 JENIS-JENIS PARIWISATA


1 .Pariwisata budaya; seperti kunjungan ke candi, masjid agung, museum dan keraton.
2. Pariwisata olahraga; seperti mendaki gunung, berenang di pantai, dan mendayung di
telaga.
3. Pariwisata untuk menikmati perjalanan atau pariwisata petualangan; seperti menjelajah
rimba,mengarungi samudera, dan napak tilas.
4. Pariwisata yang hanya untuk tujuan rekreasi; seperti kunjungan ke taman rekreasi dan
pantai.
5. Pariwisata sambil mengadakan pertemuan atau konferensi, seperti konferensi PATA dan
KTT ASEAN yang dilaksanakan di Bali.
6. Pariwisata sambil berdagang.

1.3 JENIS USAHA PARIWISATA


Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengklasifikasikan
Usaha pariwisata yakni terdiri dari :
1. Daya Tarik Wisata. Merupakan segala sesuatu yang mempunyai keunikan, kemudahan,
dan nilai yang berwujud keanekaragaman, kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan
manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan para wisatawan.
2. Kawasan Pariwisata. Merupakan usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola
kawasan dengan luas wilayah tertentu untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
3. Jasa Transportasi Wisata. Yakni merupakan usaha khusus yang menyediakan angkutan
untuk kebutuhan dan kegiatan pariwisata.
4. Jasa Perjalanan Wisata. Merupakan usaha biro perjalanan wisata dan usaha agen
perjalanan wisata. Usaha biro perjalanan wisata meliputi usaha penyediaan jasa
perencanaan perjalanan atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata, Usaha agen
perjalanan wisata meliputi usaha jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan
pemesanan akomodasi serta pengurusan dokumen perjalanan.
5. Jasa Makanan dan Minuman. Merupakan usaha jasa penyediaan makanan dan minuman
yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan dapat
berupa restoran, kafe, rumah makan, dan bar/kedai minum.
6. Penyediaan Akomodasi. Merupakan usaha yang menyediakan pelayanan penginapan
yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya. Usaha penyediaan
akomodasi dapat berupa hotel, vila, pondok wisata, bumi perkemahan, persinggahan
karavan, dan akomodasi lainnya yang digunakan untuk tujuan pariwisata.
7. Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi. Merupakan usaha yang ruang lingkup
kegiatannya berupa usaha seni pertunjukan, arena permainan, karaoke, bioskop, serta
kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya yang bertujuan untuk pariwisata.
8. Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, koneferensi, dan Pameran. Merupakan
usaha yang memberikan jasa bagi suatu pertemuan sekelompok orang, menyelenggarakan
perjalanan bagi karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan atas prestasinya, serta
menyelenggarakan pameran dalam rangka menyebarluaskan informasi dan promosi suatu
barang dan jasa yang berskala nasional, regional, dan internasional.
9. Jasa Informasi Pariwisata. Merupakan usaha yang menyediakan data, berita, feature, foto,
video, dan hasil penelitian mengenai kepariwisataan yang disebarkan dalam bentuk bahan
cetak atau elektronik.
10. Jasa Konsultan Pariwisata. Merupakan usaha yang menyediakan sarana dan rekomendasi
mengenai studi kelayakan, perencanaan, pengelolaan usaha, penelitian, dan pemasaran di
bidang kepariwisataan.
11. Jasa Pramuwisata. Merupakan usaha yang menyediakan atau mengkoordinasikan tenaga
pemandu wisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan kebutuhan biro perjalanan
wisata.
12. Wisata Tirta. Merupakan usaha yang menyelenggarakan wisata dan olahraga air,
termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya yang dikelola secara
komersial di perairan laut, pantai, sungai, danau, dan waduk.
13. Spa. Usaha perawatan yang memberikan layanan dengan metode kombinasi terapi air,
terapi aroma, pijat, rempah–rempah dan olah aktivitas fisik dengan tujuan
menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa
Indonesia.

1.4 MOTIVASI PERJALANAN WISATA


Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal. Dari berbagai
motivasi yang mendorong perjalanan, McIntosh (1977) dan Murphy (1985) mengatakan
bahwa motivasi dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar yaitu sebagai berikut:
1.  Physical or physiological motivation (motivasi yang bersifat fisik atau fisiologis), antara
lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan olah raga,
bersantai dan sebagainya.
2.  Cultural motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat,
tradisi dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek
tinggalan budaya (banggunan bersejarah).
3.  Social motivation atau interpersonal motivation (motivasi yang bersifat sosial), seperti
mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal yang dianggap
mendatangkan gengsi (nilai prestise), melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang
membosankan dan sebagainya.
4.  Fantasy motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa di daerah lain
seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan, dan ego-
enhancement yang memberikan kepuasan psikologis. Disebut juga sebagai status and
prestige motivation.
Motivasi perjalanan seseorang dipengaruhi oleh faktor internal wisatawan itu
sendiri dan faktor eksternal. Secara intrinsik, motivasi terbentuk karena adanya
kebutuhan dan/atau keinginan manusia itu sendiri, sesuai dengan teori hirarki kebutuhan
Maslow. Kebutuhan tersebut dimulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan,
kebutuhan sosial, kebutuhan prestise dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang terbentuknya dipengaruhi oleh faktor-
faktor eksternal, seperti norma sosial, pengaruh atau tekanan keluarga dan situasi kerja
yang terinternalisasi dan kemudian berkembang menjadi kebutuhan psikologis. Motivasi
wisatawan untuk melepaskn diri sejenak dari kegiatan rutin berfungsi untuk melepaskan
diri sejenak dari kegiatan rutin untuk mengembalikan harmoni di masyarakat, sehingga
pariwisata dapat dipandang sebagai salah satu bentuk terapi sosial.
Motivasi merupakan faktor penting bagi calan wisatawan di dalam mengambil
keputusan mengenai daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi. Calon wisatawan akan
mempersepsi daerah tujuan wisata yang memungkinkan, di mana persepsi ini dihasilkan
oleh preferensi individual, pengalaman sebelumnya dan informasi yang didapatkannya.

1.5 PEMASARAN PARIWISATA


Pariwisata menjadi salah satu sektor industri yang banyak diminati. Banyaknya
wisatwan yang berkunjung ke berbagai Negara di ASEAN khususnya di Indonesia tidak
lepas dari gencarnya pemasaran pariwisata yang dilakukan oleh berbagai pihak. Pemasaran
pariwisata pun terus dilakukan melalui berbagai media, baik media cetak maupun elektronik.
Definisi pemasaran pariwisata menurut beberapa ahli Muljadi (2009), pemasaran
pariwisata merupakan suatu upaya guna mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan
wisatawan, serta menawarkan produk wisata sesuai keinginan dan kebutuhan wisatawan.
Sedangkan menurut Kotler (1995), pemasaran yaitu kegiatan manusia yang diarahkan pada
usaha memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
pemasaran pariwisata merupakan suatu koordinasi yang dilakukan oleh perusahaan yang
bergerak dalam bidang pariwisata baik tingkat daerah, regional, nasional maupun
internasional, untuk mencapai kepuasan wisatawan serta mendapatkan keuntungan yang
wajar bagi perusahaan.

1.6 DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PEMBANGUNAN PARIWISATA


Dampak positif dari adanya kegiatan pembangunan pariwisata meliputi :
1. Penciptaan lapangan kerja, dimana pada umumnya pariwisata merupakan industri padat
karya dimana tenaga kerja tidak dapat digantikan dengan modal atau peralatan.
2. Sebagai sumber devisa asing.
3. Pariwisata dan distribusi pembangunan spiritual, disini pariwisata secara wajar
cenderung mendistribusikan pembangunan dari pusat industri kearah wilayah desa yang
belum berkembang, bahkan pariwisata disadari dapat menjadi dasar pembangunan
regional. Struktur perekonomian regional sangat penting untuk menyesuaikan dan
menentukan dampak ekonomis dari pariwisata.
Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya pembangunan pariwisata
meliputi :
1. Pariwisata dan vulnerability ekonomi, karena di negara kecil dengan perekonomian
terbuka, pariwisata menjadi sumber mudah kena serang atau luka (vulnerability),
khususnya kalau negara tersebut sangat tergantung pada satu pasar asing.
2. Polarisasi spasial dari industri pariwisata dimana perusahaan besar mempunyai
kemampuan untuk menerima sumber daya modal yang besar dari kelompok besar
perbankan atau lembaga keuangan lain. Sedangkan perusahaan kecil harus tergantung
dari pinjaman atau subsidi dari pemerintah dan tabungan pribadi. Hal ini menjadi
hambatan dimana terjadi konflik aspasial antara perusahaan kecil dan perusahaan besar.
3. Sifat dari pekerjaan dalam industri pariwisata cenderung menerima gaji yang rendah,
menjadi pekerjaan musiman, tidak ada serikat buruh.
4. Dampak industri pariwisata terhadap alokasi sumber daya ekonomi industri ini dapat
menaikkan harga tanah dimana kenaikan harga tanah dapat menimbulkan kesulitan bagi
penghuni daerah tersebut yang tidak bekerja disektor pariwisata yang ingin membangun
rumah atau mendirikan bisnis disini.
5. Dampak terhadap lingkungan, bisa berupa polusi air atau udara, kekurangan air,
keramaian lalu lintas dan kerusakan dari pemandangan alam yang tradisional.

Anda mungkin juga menyukai