Anda di halaman 1dari 9

BISNIS PARIWISATA

SISTEM KEPARIWISATAAN

Dosen Pengampu : I Gusti Ayu Imbayani, SE., MM

Disusun oleh :

Kelompok 4

Kadek Dennisa Anjelia Pramusti ( 04 / 2002612010300 )

Ni Putu Amanda Putri ( 06 / 2002612010302 )

I Kadek Pande Yoga Kresnayana ( 15 / 2002612010311 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2022
SISTEM KEPARIWISATAAN

1. Pengertian Sistem Kepariwisataan

Sistem kepariwisataan terdiri atas kata “sistem” dan “kepariwisataan”. Sistem adalah
suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-
bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item
penggerak. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata. Sistem kepariwisataan adalah suatu kesatuan bagian-bagian
yang terdiri atas komponen atau elemen yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata. Elemen-elemen dalam sistem kepariwisataan terdiri atas objek kepariwisataan,
atribut kepariwisataan, hubungan internal, dan lingkungan.

2. Dimensi Wilayah dalam Sistem Kepariwisataan

Dimensi wilayah adalah penjelasan mengenai suatu wilayah yang menjadi tujuan wisata
seperti wilayah perairan, daratan, pegunungan, dan sebagainya. Dimensi wilayah juga
menjelaskan mengenai garis-garis batas suatu perairan atau pulau di suatu wilayah tujuan
pariwisata.

3. Terminologi Kepariwisataan

Kata pariwisata atau dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan tourism sering sekali
diasosiasikan sebagai rangkaian perjalanan (wisata, tours/traveling) seseorang atau
sekelompok orang (wisatawan, tourist/s) ke suatu tempat untuk berlibur, menikmati
keindahan alam dan budaya (sightseeing), bisnis, mengunjungi kawan atau kerabat dan
berbagai tujuan lainnya.

a. Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang didalamya terkandung ilmu


pengetahuan, kepercayaan, keseniaan, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang
lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
(E.B.Taylor)

b. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk


pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha yang terkait dibidang tersebut. (UU
RI No. 09 Tahun 1990)

Kata kebudayaan dapat dipahami dalam tiga aspek, yaitu aspek material, perilaku, dan
ide. Dalam bentuk material mencakup antara lain, peralatan hidup, arsitektur, pakaian,
makanan olahan, hasil-hasil teknologi dan lain-lain. Dalam wujud perilaku mencakup
kegiatan ritual perkawinan, upacara-upacara keagamaan atau kematian, seni pertunjukan,
keterampilan membuat barang- barang kerajinan dan lain-lain. Dalam wujud ide mencakup
antara lain sistem keyakinan, pengetahuan, nilai-nilai dan norma-norma.

4. Motivasi Orang Melakukan Perjalanan Wisata

a. Mendapatkan kenikmatan dari waktu luang

b. Memenuhi keingintahuannya di luar lingkungan sekitar

c. Melihat budaya luar

d. Melihat cagar budaya/objek wisata

e. Menikmati pemandangan alam

f. Kepentingan olahraga

g. Kepentingan kesehatan

h. Kepentingan keagamaan

i. Mencari peluang kerja

5. Klasifikasi Kepariwisataan
Demikian beragamnya motif wisata yang mengiringi seseorang melakukan perjalanan wisata.
Akan tetapi, tidak ada kepastian apakah semua jenis motif wisata telah atau dapat diketahui. Pada
hakikatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata itu tidak terbatas dan tidak dapat
dibatasi. McIntosh mengklasifikasikan motif-motif wisata yang dapat diduga menjadi empat (4)
kelompok,yaitu:

a. Motif Fisik : Motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan badaniah, seperti olahraga,
istirahat, kesehatan dan sebagainya.

b. Motif Budaya : yang harus diperhatikan disini adalah yang bersifat budaya seperti, sekadar
untuk mengenal atau memahami tata cara dan kebudayaan bangsa atau daerah lain:
kebiasaannya, kehidupannya sehari - hari, kebudayaannya yang berupa bangunan, musik,
tarian dan sebagainya.

c. Motif Interpersonal : yang berhubungan dengan keinginan untuk bertemu dengan keluarga,
teman, tetangga, atau sekadar dapat melihat tokoh - tokoh terkenal; penyanyi, penari, bintang
film, tokoh politik dan sebagainya.

d. Motif Status Atau Motif Prestise : Banyak orang beranggapan bahwa orang yang pernah
mengunjungi tempat lain itu dengan sendirinya melebihi sesamanya yang tidak bepergian.
Orang yang pernah bepergian ke daerah - daerah lain dianggap atau merasa dengan
sendirinya naik gengsinya atau statusnya.

Dibawah ini tercantum sejumlah subkelas motif wisata serta tipe wisatanya yang sering
disebut-sebut sebagai berikut:

a. Motif Bersenang-senang atau Tamasya

Motif bersenang - senang atau tamasya, melahirkan tipe wisata tamasya. Wisatawan tipe
ini ingin mengumpulkan pengalaman sebanyak - banyaknya,mendengarkan dan menikmati
apa saja yang menarik perhatian. Ia tidak terikat pada satu sasaran yang sudah ditentukan dari
rumah. Wisatawan tamasya berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain
dengan menikmati pemandangan alam, adat, kebiasaan setempat, pesta rakyat, hiruk pikuk
kota besar atau ketenangan tempat yang sepi, monumen, peninggalan sejarah dan sebagainya.
b. Motif Rekreasi

Motif rekreasi dengan tipe wisata rekreasi ialah kegiatan yang menyelenggarakan
kegiatan yang menyenangkan yang dimaksudkan untuk memulihkan kesegaran jasmani dan
rohani manusia. Kegiatan - kegiatannya dapat berupa olahraga (tenis, berkuda, mendaki
gunung), membaca, mengerjakan hobi dan sebagainya; juga dapat diisi dengan perjalanan
tamasya singkat untuk menikmati keadaan di sekitar tempat menginap (Sightseeing).
Wisatawan tipe rekreasi biasanya menghabiskan waktunya di satu tempat saja, sedangkan
wisatawan tamasya berpindah-pindah tempat.

c. Motif Kebudayaan

Dalam tipe wisata kebudayaan orang tidak hanya sekadar mengunjungi suatu tempat
untuk menyaksikan dan menikmati atraksi, akan tetapi lebih dari itu. Ia mungkin datang
untuk mempelajari atau mengadakan penelitian tentang keadaan setempat. Seniman -
seniman sering mengadakan perjalanan wisata untuk memperkaya diri, menambah
pengalaman dan mempertajam kemampuan penghayatannya. Dalam wisata budaya itu juga
termasuk kunjungan wisatawan ke berbagai peristiwa khusus (special events) seperti upacara
keagamaan, penobatan raja, pemakaman tokoh tersohor, pertunjukan rombongan kesenian
yang terkenal dan sebagainya.

d. Wisata Olahraga

Wisata olahraga ialah pariwisata di mana wisatawan mengadakan perjalanan wisata


karena motif olahraga. Wisata olahraga ini merupakan bagian yang penting dalam kegiatan
pariwisata. Olahraga dewasa ini merata di kalangan rakyat dan tersebar di seluruh dunia,
dengan bermacam - macam organisasi baik yang bersifat nasional maupun internasional.
Dalam hubungan dengan olahraga, harus dibedakan antara pesta olahraga atau pertandingan
olahraga (sporting events).

e. Wisata Bisnis

Bisnis merupakan motif dalam wisata bisnis. Banyak hubungan terjadi antara orang-
orang bisnis. Ada kunjungan bisnis, ada pertemuan-pertemuan bisnis, ada pekan raya dagang
yang perlu dikunjungi dan sebagainya, ada yang besar, ada yang kecil. Semua peristiwa itu
mengundang kedatangan orang - orang bisnis, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Arus
wisatawan itu tidak hanya bertambah besar pada waktu peristiwa - peristiwa itu terjadi.

f. Wisata Konvensi

Banyak pertemuan - pertemuan nasional maupun internasional untuk membicarakan


bermacam - macam masalah: Kelaparan dunia, pelestarian hutan, pemberantasan penyakit
tertentu, sekadar untuk pertemuan tahunan antara ahli - ahli di bidang tertentu, dan
sebagainya. Perjalanan wisata yang timbul karenanya pada umumnya disebut wisata
konvensi.

g. Motif Spiritual

Salah satu tipe wisata yang tertua. Sebelum orang mengadakan perjalanan untuk rekreasi,
bisnis, olahraga dan sebagainya, orang sudah mengadakan perjalanan untuk berziarah
(pariwisata ziarah) atau untuk keperluan keagamaan lain. Tempat-tempat ziarah di Palestina,
Roma, Mekkah dan Madinah merupakan tempat- tempat tujuan perjalanan pariwisata yang
penting.

h. Motif Interpersonal

Orang dapat mengadakan perjalanan untuk bertemu dengan orang lain: orang dapat
tertarik oleh orang lain untuk mengadakan perjalanan wisata.

i. Motif Kesehatan

Kegiatan - kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata di tempat - tempat sumber air
mineral yang dianggap memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit. Atau wisata
kesehatan seperti yang sekarang sering dilakukan pasien Indonesia yang berobat ke
Singapura, Jepang, check up ke Amerika Serikat, dan sebagainya. Perjalanan pasien - pasien
tersebut adalah perjalanan wisata kesehatan.

j. Wisata Sosial (Social Tourism)

Seperti motif wisata pada umumnya, motif wisata sosial ialah reakreasi, bersenang -
senang atau sekadar mengisi waktu libur. Akan tetapi, perjalanannya dilaksanakan dengan
bantuan pihak - pihak tertentu yang diberikan secara sosial. Bantuan itu dapat berupa
kendaraan, tempat penginapan seperti wisma peristirahatan atau hotel, yang hanya menarik
sewa yang rendah sekali. Sebagai contohnya, wisata sosial buruh suatu pabrik untuk mengisi
waktu liburan yang diberi subsidi oleh perusahaan, berupa angkutan, makan, dan wisma
peristirahatan.
Kesimpulan

Sistem kepariwisataan terdiri atas 2 kata yaitu “sistem” dan “kepariwisataan”. Sistem
merupakan suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. Sedangkan kepariwisataan
merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Jadi, dapat
disimpulkan sistem kepariwisataan berarti suatu kesatuan bagian-bagian yang terdiri atas
komponen atau elemen yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Elemen-
elemen dalam sistem kepariwisataan terdiri atas objek kepariwisataan, atribut kepariwisataan,
hubungan internal, dan lingkungan. Salah satu motivasi orang-orang melakukan perjalanan
wisata adalah menikmati waktu luang yang didapatkan serta melepaskan penat setelah
beberapa lama fokus dengan kegiatan yang dilakukan. Ada beberapa motif orang-orang
melakukan perjalanan wisata, diantaranya adalah : motif fisik, motif budaya, motif
interpersonal, dan juga motif status atau motif prestise.
DAFTAR PUSTAKA

Bisnis Pariwisata. (2018). In S. Dr. Drs. I Ketut Setia Sapta, & S. Dr. Nengah Landra, Bisnis Pariwisata.
Denpasar: CV. Noah Atelia.

Anda mungkin juga menyukai