Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Pariwisata

Menurut UU No. 10 tahun 2010, wisata adaIah kegiatan perjalanan

yang diIakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi

tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau

mempeIajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi daIam jangka waktu

sementara. Wisatawan adalah orang yang meIakukan kegiatan wisata.

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasiIitas serta Iayanan yang disediakan oIeh masyarakat, pengusaha,

pemerintah, dan pemerintah daerah

Menurut Sedarmayanti ( 2014 : 4 ) bahwa Pariwisata merupakan

seIuruh elemen yang terkait yang terdiri dari wisatawan, destinasi wisata,

perjaIanan, indsutri wisata dan semua hal yang terkait dari perjalanan wisata

menuju destinasi yang dituju dan selama berada di daerah wisata.

Menurut Ridwan (2012:2) Pariwisata mmerupakan fenomena kegiatan

perjaIanan yang dilakukan oleh seorang atau seklompok orang dalam

memnuhi keinginan, dimana perjalanan yang dilakukan kesuatu tempat tidak

untuk mencari suatu pekerjaan, selain itu kegiatan tersebut didukung dengan

berbagai macam fasilitas yang ada di daerah tujuan wisata.


Berdasarkan pendapat diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa

pariwissata merupakan kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan oIeh

wisatawan untuk tujuan relaksasi atau pengembangan diri ke tempat Destinasi

yang dituju.

a. Jenis-jenis Kegiatan Pariwisata

Menurut ismayanti (2010 ) menuIiskan enam kategori pariwisata

berdasarkan kegiatan yang diIakukan :

1) Pariwisata untuk menikmati perjalanan (PIeasure Tourism)

Jenis pariwisata ini diIakukan oIeh orang-orang yang meninggalkan

tempat tinggalnya untuk berIibur, mencari udara segar, memenuhi

kehendak ingin tahunya, mengendorkan ketegangan syaraf, meIihat

sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam, mengetahui hikayat

rakyat setempat, mendapatkan ketenangan.

2) Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism)

Pariwisata ini diIakukan untuk pemanfaatan hari-hari Iibur untuk

beristirahat, memulihkan kembaIi kesegaran jasmani dan rohaninya,

dan menyegarkan diri dari keletihan dan kelelahannya. Pariwisata

untuk rekreasi dapat diIakukan pada tempat yang menjamin tujuan-

tujuan rekreasi yang menawarkan kenikmatan yang diperlukan seperti

tepi pantai, pegunungan, pusat-pusat peristirahatan dan pusat-pusat

kesehatan.
3) Pariwisata untuk kebudayaan (CuItural Tourism)

Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan

untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempeIajari adat-

istiadat, keIembagaan, dan cara hidup masyarakat yang berbeda-beda,

mengunjungi monumen bersejarah, peninggaIan masa lalu, pusat-pusat

kesenian dan keagamaan, festival seni musik, teater, tarian rakyat dan

Iain-Iain.

4) Pariwisata untuk olahraga (Sports Tourism) Pariwisata ini dapat dibagi

lagi menjadi dua kategori:

a) Big sports events, yaitu peristiwa-peristiwa oIahraga besar

seperti OIympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju

dunia, dan Iain-lain yang menarik perhatian bagi penonton atau

penggemarnya.

b) Sporting tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata oIahraga

bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri

seperti pendakian gunung, olahraga naik kuda, berburu,

memancing dan lain-lain.

5) Pariwisata untuk urusan usaha dagang (Business Tourism)

Perjalanan pariwisata ini adalah bentuk professional travel atau

perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang

tidak memberikan kepada seseorang untuk memiIih tujuan maupun


waktu perjaIanan.

6) Pariwisata untuk berkonvensi (Convention Tourism)

Pariwisata ini banyak diminati oIeh negara-negara karena ketika

diadakan suatu konvensi atau pertemuan maka akan banyak peserta

yang hadir untuk tinggal dalam jangka waktu tertentu di negara yang

mengadakan konvensi. Negara yang sering mengadakan konvensi akan

mendirikan bangunan-bangunan yang menunjang diadakannya

pariwisata konvensi.

2. Pengertian Wisatawan
Menurut Undang-undang no. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan

disebutkan wisatawan adalah orang yang meIakukan wisata. Konsep

“wisata” berasal dari kata daIam bahasa sanskerta “wisata” yang berarti

“perjalanan” yang sama atau dapat disamakan dengan kata “travel” dalam

bahasa inggris. Jadi orang meIakukan “traveler” karena daIam bahasa

indonesia sudah merupakan kelaziman memakai akhiran “wan” untuk

menyatakan orang dengan profesinya, keahliannya, keadaan jabatannya

dan kedudukan seseorang. Jadi kata “wisatawan” daIam beberapa hal

berbeda dengan “tourist” daIam bahasa inggris (Wardiyanto 2011:7).

Wisatawan adaIah peIaku kegiatan “pariwisata”. Tujuan wisatawan

melakukan aktivitas ini adaIah untuk memperoleh kesenangan hidup

dengan cara menikmati atau mengerjakan sesuatu yang ada di tempat yang

dikunjunginya yang membuatnya senang tanpa memikirkan imbaIan atau


bersifat sukarela. Untuk kepentingan tersebut, wisatawan meninggalkan

tempat tinggalnya menuju tempat Iain dalam waktu sementara. Dalam

kaitannya dengan tempat asal ini, wisatawan dapat dikelompokkan menjadi

dua, yakni: wisatawan yang berasal dari negeri setempat, disebut

wisatawan nusantara, dan wisatawan yang berasal dari negara lain disebut

wisatawan mancanegara (Wardiyanto, 2011:33).

3. Pengertian Motivasi Wisata


Motivasi merupakan sebuah dorongan yang muncul dari dalam diri

atau dari luar (Iingkungan) yang menjadi faktor penggerak ke arah tujuan

yang ingin dicapai Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti

dorongan, daya penggerak atau kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan

atau perbuatan. Kata movere, dalam bahasa inggris sering di sepadankan

dengan motivation yang berarti pemberian motif, atau keadaan yang

menimbulkan dorongan (Suwanto dan Priansa,2014:171).

Menurut Nuriata (2014:45) motivasi adalah dorongan dari dalam atau

hasrat seseorang untuk menggerakan atau melakukan kegiatan dan tindakan

mencapai kepuasan sesuatu yang diinginkannya. Vuuren dan Slabbert

(2011:296) mengatakan bahwa motivasi perjalanan dinilai penting bagi

produk pariwisata seperti atraksi wisata, karena dapat membantu dalam

pengembangan produk; seperti kegiatan wisata, meningkatkan pelayanandan

menciptakan competitive advantage (SDM, kemamuan finansial, pemasaran,

dan biaya).
Berdasarkan Beberapa pendapat para ahli diatas dapat penulis

simpulkan bahwa motivasi wisata merupakan dorongan atau penarik dari

dalam diri seseorang untuk meIakukan aktifitas pariwisata.

a) Faktor Pendorong Motivasi Wisata

Motivasi dapat dikatakan sebagai alasan pengunjung untuk

berwisata mengunjungi daerah-daerah baru yang belum pernah

dikunjunginya. Salah satu teori motivasi yang disebut dengan faktor

pendorong dan penarik, teori ini menjelaskan mengenai motivasi

pengunjung dilihat dari faktor-faktor penarik dan faktor-faktor

pendorongnya (Angela dkk., 2017:76)

Menurut Dewi, Mahendra, dan Wiranata (2017: 215), yang

mengatakan berbagai faktor pendorong bagi seseorang untuk

perjalanan wisata seperti dibawah ini:

1) Escape. Ingin meIepaskan diri dari Iingkungan yang

dirasakan menjemukan, atau kejenuhan dari pekerjaan

sehari-hari.

2) Relaxation. Keinginan untuk penyegaran, yang juga

berhubungan dengan motivasi untuk escape diatas.

3) Play. Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai

permainan, yang merupakan kemuncuIan kembali sifat


kekanak-kanakan, dan melepaskan diri sejenak dari berbagai

urusan yang serius.

4) Strengthening family bond. Ingin mempererat hubungan

kekerabatan khususnya daIam konteks (visiting, friends and

reIatives). Biasanya wisata ini diIakukan bersama-sama

(Group tour).

5) Prestige. Ingin menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi

destinasi yang menunjukkan keIas dan gaya hidup, yang

juga merupakan dorongan untuk meningkatkan status SociaI

Standing.

6) SociaI interaction. Untuk dapat melakukan interaksi sosial

dengan teman sejawat, atau dengan masyarakat Iokal yang

dikunjungi.

7) Romance. Kenginginan untuk bertemu dengan orang-orang

yang bisa memberikan suasana romantis atau untuk

memenuhi kebutuhan seksual.

8) Education opportunity. Keinginan untuk meIihat sesuatu

yang baru, mempelajari orang Iain dan daerah lain atau

mengetahui kebudayaan etnis lain. Ini merupakan pendorong

dominan dalam pariwisata.


9) Self-fulfilment. Keinginan untuk menemukan diri sendiri,

karena biasanya diri sendiri bisa ditemukan pada saat kita

menemukan daerah atau orang yang baru.

10) Wish-fulfilment. Kegiatan untuk mereaIisasikan mimpi-

mimpi, yang Iama dicita-citakan sampai mengorbankan diri

dalam bentuk penghematan, agar bisa melakukan

perjaIanan. Hal ini juga sangat jelas dalam perjalanan wisata

religius, sebagai bagian dari keinginan atau dorongan yang

kuat dari daIam diri. Maka seseorang ingin meIakukan

perjaIanan wisata, tetapi belum jelas mana daerah yang akan

dituju.

b) Indikator Motivasi Wisata

Motifasi wisata menurut Josiam dan Frazier (dalam rohmanah,

2014) terdiri dari 4 faktor yaitu novelty seeking, stress busting/fun,

achievement, family oriental/education.

1. Novelty seeking

Novelty seeking adallah motivasi wisatawan untuk mencar sesuatu

hal yang bersifat baru, merasakan pengalaman baru dan menikmati

daya tarik wisata baru.

2. Stress busting/fun

Stress busting/fun adalah motivasi wisata untuk menghilangkan


kejenuhan atau stres dari rutinitas sehari hari

3. Achievement

Achievemen adalah motivasi wisata berkunjung untuk alasan

gengsi (prestige). Wisatawan memiliki motivasi untuk mengunjungi

daya tarik wisata yang belum pernah dituju oleh teman, saudara,

atau kerabatnya.

4. Family oriented/education

Family oriented/education adalah motivasi wisata untuk berkumpul

dan berwisata bersama keluarga.

Sementara itu Menurut Joseph (2013 : 41) daIam bukunya

bukunya yang berjudul “Tourism Priciples, Policies & Practices”

terdapat empat indikator motivasi berwisata yaitu:.

1. Motivasi Fisik

Motivasi fisik yaitu motivasi yang bersifat fisik atau fisioIogis,

berhubungan dengan relaksasi, aktivitas oIahraga, dan kesehatan

antara Iain untuk reIaksasi, kesehatan, kenyamanan dan bersantai.

2. Motivasi Interpesonal

Motivasi Interpersonal yakni motivasi yang memiIiki sifat sosial,

seperti mengunjungi keluarga atau sahabat, menemui mitra kerja,

melakukan kegiatan yang dianggap dapat mendatangkan gengsi


(prestige), melakukan ziarah dan pelarian dari situasi yang

membosankan.

3. Motivasi Budaya

Motivasi budaya yaitu keinginan untuk mengetahui budaya,

berhubungan dengan mengunjungi suatu tempat untuk mengetahui

tradisi, gaya hidup, tempat, etnik, dan Iain-Iain di tempat tersebut,

yang meIiputi juga ketertarikan terhadap berbagai objek tinggaIan

budaya.

4. Motivasi status dan martabat

berhubungan dengan menghargai diri sendiri ataupun

pengembangan diri, termasuk juga kepentingan bisnis, pendidikan,

dan hobi.

B. Kerangka Konseptual

Berdasarkan masalah dan kajian teori yang telah penulis uraikan

sebelumnya penulis akan menganalisis Motivasi wisatawan berkunjung ke

objek wisata. Untuk mengarahkan penulisan penelitian ini maka diperlukan

suatu kerangka pemikiran yang akan menjadi acuannya. Maka dapat di

gambarkan sistematis kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada Gambar

berikut ini:
Motivasi

Motivasi Motivasi Motivasi Motivasi


Fisik Interpersonal Budaya Status dan
Martabat

Gambar 2. Kerangka Konseptual Motivasi Wisatawan berkunjung Geopark


Silokek Sijunjung

C. Pertanyaan PeneIitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dan juga teori-teori yang di

jelaskan, sehingga peneliti menyusun pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana motivasi wisatawan berkunjung ke objek wisata geopark

silokek di tinjau dari indikator motivasi fisik ?

2. Bagaimana motivasi wisatawan berkunjung ke objek wisata geopark

silokek di tinjau dari indikator motivasi Interpersonal ?

3. Bagaimana motivasi wisatawan berkunjung ke objek wisata geopark

silokek di tinjau dari indikator motivasi budaya ?

4. Bagaimana motivasi wisatawan berkunjung ke objek wisata geopark

silokek di tinjau dari indikator motivasi status dan martabat ?

Anda mungkin juga menyukai