Anda di halaman 1dari 18

RMK RPS 2

AKUNTANSI HOTEL
BISNIS PARIWISATA

Dosen Pengampu : Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S.E., M.Si., Ak.

Oleh :
Kelompok 2

1. Azahra Anjelika Jassin ( 1907531069 )


2. Ni Putu Ayu Bintang Maheswari ( 1907531091 )
3. Vanessa Pricilla Angkouw ( 1907531104 )
4. Pipit Arum Septiana ( 1907531105 )
5. Putu Desya Srinadi Putri ( 1907531242 )

PROGRAM STUDI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2022
2.1 PENGERTIAN PARIWISATA DAN WISATAWAN
2.1.1 Pariwisata
Secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan
seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke
tempat yang lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu
perncanaan atau bukan maksud untuk mencari nafkah di tempat yang
dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau
rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Menurut Kodhyat (1998) pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat
ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai
usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan
dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Sedangkan menurut Gamal (2002),
pariwisata didefiniskan sebagai bentuk. Suatu proses kepergian sementara dari
seorang, lebih menuju ketempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan
kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik karena kepentingan
ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain.
Selanjutnya Burkart dan Medlik (1987) menjelaskan apriwisata sebagai suatu
transformasi orang untuk sementara dan dalam waktu jangkapendek ketujuan-
tujuan di luar tempat di mana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-
kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.
Menurut WTO (1999), yang di maksud dengan pariwisata adalah kegiatan
manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan diluar
lingkungan kesehariannya. Sedangkan menurut Undang – Undang RI nomor 10
tahun 2009 tentang kepariwisataan dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan
perjalanan yang dilakukan oleh sesorang atau sekelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengemangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara.
2.1.2 Wisatawan
Menurut Suryadana (2013) seseorang bisa dikatakan wisatawan, jika dia
melakukan perjalanan dengan mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan tujuan
berlibur, berbisnis, berolahraga, berobat dan bahkan menuntut ilmu. Berbanding
lurus dengan pernyataan sebelumnya, Yoeti (2006) mendefinisikan wisatawan
sebagai siapapun yang melakukan perjalanan ke destinasi yang bukan merupakan
tempat tinggalnya untuk sementara waktu dengan alasan apapun tanpa memiliki
jabatan atau pekerjaan di tempat yang ia kunjungi.
Syam (2010) mengklasifikasikan jenis-jenis wisatawan dari ruang lingkup
dimana perjalanan wisata dilakukan, sebagai foreign tourist, foreign domestic
tourist, dan domestic tourist. Foreign tourist diartikan sebagai orang asing yang
melakukan perjalanan wisata di negara bukan tempat tinggal maupun asalnya.
Sedangkan foreign domestic tourist didefinisikan sebagai orang asing yang
tinggal di suatu negara yang bukan tempat asalnya, dan melakukan perjalanan
wisata di daerah tempat dia tinggal. Domestic tourist dijelaskan sebagai seseorang
yang melakukan perjalanan wisata hanya dalam batas wilayah negaranya sendiri.

2.2 JENIS-JENIS PARIWISATA


Ada banyak jenis pariwisata yang akan kita temukan. Salah satunya wisata
heritage, yang dapat diartikan sebagai objek wisata yang fokus pada pusaka budaya dan
alam. Memang ada beberapa pendapat tentang wisata heritage.
Menurut World Toursm Organization wisata heritage adalah berlibur sebagai
kegiatan untuk menikmati sejarah, kesenian, filosofi, peninggalan budaya manusia dan
masih banyak lainnya. Berbeda dengan pendapat the national trust for historic
preservation yang diartikan sebagai media menikmati perjalanan atau wisata yang
menawarkan edukasi tentang artefak, belajar sejarah dan belajar tentang cagar budaya.
Membicarakan tentang cagar budaya ada dua fenisini cagar budaya. Pertama
cagar budaya yang dibuat oleh manusia yang sudah berusia 50 tahun yang lalu. Kedua,
cagar budaya bentuk alam. Umumnya cagar budaya alam ini juga sangat penting untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan ilmu pengetahuan.
2.2.1 Pariwisata Berkelanjutan
Pariwisata berkelanjutan memiliki beberapa bentuk. Diantarannya sebagai
berikut:
a. Pariwisata yang memberikan layanan atau fasilitas penerangan.
Jadi ketika kamu berwisata di tempat lain, seperti Negara lain bisa
belajar tentang karakter di sana, mempelajari budaya di sana dan bisa pula
belajar system pelayanan yang menarik di Negara atau daerah yang
dikunjungi.
b. Pariwisata yang memberikan integritas
Maksudnya adalah pengunjung yang menghadiri objek wisata kamu
bisa bisa tahu dan belajar tentang makanan khas lokal di sana, memahami
estetika dan ekologi yang ada di sana. Semuanya bisa kamu pelajari dan
sepertinya informasi seperti ini sepele, tetapi sangat bermanfaat.
c. Pariwisata yang memberikan keuntungan untuk masyarakat
Hampir objek wisata mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat
terdekat. Karena warga terdekat bisa menjual makanan atau oleh-oleh.
d. Pariwisata Mampu Melindungi Sumber Daya Alam
Jenis pariwisata seperti ini lebih peduli terhadap lingkungan. Karena
berusaha untuk mengaja keseimbangan alam dan tidak merusak ekosistem
yang ada.

2.3 USAHA PARIWISATA


Industri pariwisata merupakan jenis industri yang mempunyai matarantai kegiatan
yang sangat panjang. Banyak kegiatan yang terkait dengan indutri pariwisata, hal ini
berarti banyak industri lain yang dapat digerakan oleh industry pariwisata seperti
kegiatan biro perjalanan, transportasi, perhotelan, restoran, kesenian, dan budaya
daerah,kerajinan rakyat, guider, pameran dan olah raga internasional yang
diselenggarakan didaerah-daerah.
United Nations Conference on Trade and Development (1971) dalam Guidelines
for Tourism Statistics mengatakan bahwa industri pariwisata atau sektor pariwisata
bukan merupakan suatu sektor ekonomi tertentu atau bukan merupakan cabang produksi
tertentu. Adapun barang-barang dan jasa-jasa yang diperhitungkan dalam pariwisata
berasal dari beberapa sektor dan ini memenuhi permintaan wisatawan asing maupun
dalam negeri. Selama tidak ada konsep yang formal tentang sektor pariwisata yang
dapat dikembangkan lebih lanjut, maka istilah tersebut digunakan untuk menyatakan
secara luas terhadap kelompok industri dan aktivitas komersial yang memprodusir
barang-barang dan jasa-jasa yang sebagian atau seluruhnya dikonsumir oleh wisatawan
asing maupun dalam negeri. Berdasarkan hal tersebut sektor-sektor yang dianggap
termasuk sektor pariwisata adalah :
1. Akomodasi termasuk didalamnya hotel, villa, penginapan, dan pemondokan.
2. Jasa boga termasuk didalamnya restoran, cafetaria, dan rumah makan.
3. Usaha wisata termasuk didalamya pengusahaan obyek wisata, usaha souvenir,
dan usaha hiburan.
4. Agen perjalanan wisata termasuk didalamnya travel agent.
5. Perusahaan angkutan atau transportasi termasuk didalamnya perusahaan
angkutan darat, angkutan laut, angkutan udara yang menunjang perjalanan
wisman dan wisdom.
6. Covention organizer.
7. Pelatihan dan pendidikan.
UU No. 10 Tahun 2009, tentang Kepariwisataan telah mendefinisikan Industri
Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam
penyelenggaraan pariwisata. Sedangkan, usaha pariwisata adalah usaha yang
menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan
penyelenggaraan pariwisata. Usaha pariwisata meliputi, antara lain :
1. Daya tarik wisata.
Bidang usaha daya tarik wisata meliputi jenis usaha pengelolaan daya tarik wisata
dan subjenis usaha meliputi :
a. Pengelolaan pemandian air panas alami
b. Pengelolaan gua
c. Pengelolaan peninggalan sejarah dan purbakala berupa candi, keraton,
prasasti, pertilasan, dan bangunan kuno
d. Pengelolaan museum
e. Pengelolaan permukiman dan/atau lingkungan adat
f. Pengelolaan objek ziarah
g. Subjenis usaha lainnya dari jenis usaha pengelolaan daya tarik wisata yang
ditetapkan oleh Bupati, Walikota dan/atau Gubernur.
2. Kawasan pariwisata.
3. Jasa transportasi wisata.
Bidang usaha jasa transportasi wisata meliputi jenis usaha :
a. Angkutan jalan wisata
b. Angkutan kereta api wisata
c. Angkutan sungai dan danau wisata
d. Angkutan laut domestik wisata
e. Angkutan laut internasional wisata
4. Jasa perjalanan wisata.
Bidang usaha jasa perjalanan wisata meliputi jenis usaha Biro perjalanan wisata
dan agen perjalanan wisata.
5. Jasa makanan dan minuman.
Bidang usaha jasa makanan dan minuman meliputi jenis usaha :
a. Restoran
b. Rumah makan
c. Bar/rumah minum
d. Kafe
e. Jasa boga
f. Pusat penjualan makanan
g. Jenis usaha lain bidang usaha jasa makanan dan minuman yang ditetapkan
oleh Bupati, Walikota dan/atau Gubernur.
6. Penyediaan akomodasi.
Bidang usaha jasa penyediaan akomodasi meliputi jenis usaha :
a. hotel meliputi subjenis :
1) hotel bintang
2) hotel nonbintang
b. Bumi perkemahan
c. Persinggahan caravan
d. Vila
e. Pondok wisata
f. Akomodasi lain meliputi :
1) Motel
2) jenis usaha lain bidang usaha jasa penyediaan akomodasi yang ditetapkan
oleh Bupati, Walikota dan/atau Gubernur.
7. Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi.
Bidang usaha penyelenggara kegiatan hiburan dan rekreasi meliputi jenis usaha :
a. Gelanggang olahraga, yang meliputi subjenis usaha :
1) Lapangan golf
2) Rumah bilyar
3) Gelanggang renang
4) Lapangan tenis
5) Gelanggang bowling
6) Subjenis usaha lainnya dari jenis usaha gelanggang olahraga yang
ditetapkan oleh Bupati, Walikota, dan/atau Gubernur.
b. Gelanggang seni, yang meliputi subjenis :
1) Sanggar seni
2) Galeri seni
3) Gedung pertunjukan seni
4) Subjenis usaha lainnya dari jenis usaha gelanggang seni yang ditetapkan
oleh Bupati, Walikota, dan/atau Gubernur.
c. Arena permainan, yang meliputi subjenis usaha :
1) Arena permainan
2) Subjenis usaha lainnya dari jenis usaha arena permainan yang ditetapkan
oleh oleh Bupati, Walikota, dan/atau Gubernur.
d. Hiburan malam, yang meliputi subjenis usaha:
1) Kelab malam
2) Diskotik
3) Pub
4) Subjenis usaha lainnya dari jenis usaha hiburan malam yang ditetapkan
oleh Bupati, Walikota, dan/atau Gubernur.
e. Panti pijat, yang meliputi subjenis usaha :
1) Panti pijat
2) Subjenis usaha lainnya dari jenis usaha panti pijat yang ditetapkan oleh
Bupati, Walikota, dan/atau Gubernur.
f. Taman rekreasi, yang meliputi subjenis usaha :
1) Taman rekreasi
2) Taman bertema
3) Subjenis usaha lainnya dari jenis usaha taman rekreasi yang ditetapkan
oleh Bupati, Walikota, dan/atau Gubernur.
g. Karaoke, yang meliputi subjenis usaha karaoke.
8. Jasa impresariat / promotor, yang meliputi subjenis usaha jasa impresariat /
promotor.
9. Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran.
Bidang usaha penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan
pameran meliputi jenis usaha penyelenggara pertemuan, perjalanan insentif,
konferensi, dan pameran.
10. Jasa informasi pariwisata
11. Jasa konsultan pariwisata
12. Jasa pramuwisata
13. Wisata tirta.
Bidang usaha wisata tirta, meliputi jenis usaha :
a. Wisata bahari, yang meliputi subjenis usaha :
1) Wisata selam
2) Wisata perahu layer
3) Wisata memancing
4) Wisata selancar
5) Dermaga bahari
6) Subjenis usaha lainnya dari jenis usaha wisata bahari yang ditetapkan oleh
Bupati, Walikota, dan/atau Gubernur.
b. Wisata sungai, danau, dan waduk, yang meliputi subjenis usaha :
1) Wisata arung jeram
2) Wisata dayung
3) Subjenis usaha lainnya dari jenis usaha wisata sungai, danau, dan waduk
yang ditetapkan oleh Bupati, Walikota, dan/atau Gubernur.
14. SPA.
Bidang usaha SPA belum memiliki jenis maupun subjenis usaha.

2.4 DAYA TARIK WISATA DAN MOTIVASI MELAKUKAN PERJALANAN


Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di
dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas,
serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
Sedangkan, Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil
buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Jenis daya tarik
wisata tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dalam berbagai sub jenis atau kategori
kegiatan wisata, antara lain :
1. Wisata petualangan (adventure tourism)
2. Wisata Bahari (marine tourism)
3. Wisata agro (farm tourism)
4. Wisata kreatif (creative tourism)
5. Wisata kapal pesiar (cruise tourism)
6. Wisata kuliner (culinary tourism)
7. Wisata budaya (cultural tourism)
8. Wisata sejarah (heritage tourism)
9. Wisata memorial (dark tourism)
10. Wisata ekologi (ecotourism/wild tourism)
11. Wisata pendidikan (educational tourism)
12. Wisata ekstrim (extreme tourism)
13. Wisata massal (mass tourism)
14. Wisata pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran (meeting,
incentive, convention and exhibition tourism)
15. Wisata kesehatan (medical tourism/wellness tourism)
16. Wisata alam (nature-based tourism)
17. Wisata religi (religious tourism)
18. Wisata budaya kekinian (pop culture tourism)
19. Wisata desa (rural tourism)
20. Wisata luar angkasa (space tourism)
21. Wisata olahraga (sport tourism)
22. Wisata kota (urban tourism)
23. Wisata relawan (volunteer tourism)
H. Peter Gray (1970), mengemukakan beberapa alasan seseorang melakukan
perjalanan untuk bersenang-senang (pleasure travel) adalah:
1. Faktor haus akan sinar (sunlust)
Dimaksudkan sebagai sifat-sifat yang mendasar pada tabiat manusia, yang
menyebabkan seseorang ingin pergi meninggalkan sesuatu yang sudah biasa
dilihat dan dirasakan, untuk melihat suatu daerah atau kebudayaan baru yang
berbeda. Jadi ini adalah funsi dari karakter manusia.
2. Faktor yang menimbulkan jenis perjalanan yang khusus, yang tergantung pada
adanya hal-hal yang menyenangkan (amenities) yang berbeda dan lebih baik
untuk tujuan tertentu dibandingkan dengan yang ada ditempat sendiri, seperti
liburan musim dingin di Florida, Hawaii atau Caribia oleh orang-orang
Canada dan orang-orang yang berasal dari Amerika Serikat sebelah Utara.
Hal diatas sangat penting terutama bagi negara yang menerima wisatawan
tersebut, khususnya dalam pembuatan rencana yang sesuai bagi pembangunan industri
pariwisata, dimana kita harus mengetahui apa yang diharapkan oleh para wisatawan
potensial tersebut dan apa yang lebih disenanginya dan lain sebagainya.
Spillance (1989) produk dari obyek atau industri pariwisata mempunyai beberapa
sifat khusus, antara lain:
1. Produk wisata tidak dapat dipindahkan karena orang tidak dapat membawa
produk wisata ke wisatawan, tetapi wisatawan itu sendiri yang harus
mengunjungi, mengalami, dan datang untuk menikmati produk wisata.
2. Produksi dan konsumsi terjadi pada waktu bersamaan. Tanpa wisatawan yang
sedang menggunakan jasa wisata itu tidak akan terjadi kegiatan produksi wisata.
3. Pariwisata tidak mempunyai standart ukuran yang obyektif karena pariwisata
memiliki berbagai ragam jenis pariwisata.
4. Wisatawan tidak dapat mencicipi, mengetahui, ataupun menguji produk itu
sebelumnya karena wisatawan hanya melihat melalui brosur, internet, ataupun
alat promosi lainya.
5. Produk wisata mengandung resiko tinggi karena memerlukan modal besar,
sedangkan permintaanya sangat peka dan rentan terhadap situasi ekonomi,
politik, sikap masyarakat, dan kesukaan wisatawan.
Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2005) mengemukakan bahwa hasrat ingin tahu
dan jiwa petualangan yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada manusia merupakan
dorongan terhadap kita untuk melakukan perjalanan kemana saja yang ingin kita lintasi
dan nikmati obyek wisatanya meskipun sampai ke negeri orang. Selain hal tersebut ada
beberapa faktor yang menjadi penyebab untuk melakukan perjalanan wisata, yaitu :
1. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan sekitar yang kurang baik/rusak, lingkungan tempat
tinggal yang bising dan kotor, ataupun pemandangan yang membosankan.
2. Kondisi Sosial Budaya
Seperti kurang tersedianya fasilitas rekreasi, kegiatan yang rutin dalam
masyarakat sekitar, terlalu banyak kerja, adanya perbedaan sosial antar
anggota masyarakat dan lain-lain yang sering menjadi alasan untuk pergi ke
tempat-tempat yang kondisinya lebih baik dan menyenangkan.
3. Kondisi ekonomi
Konsumsi yang tinggi dari masyarakat, biaya hidup sehari-hari, tingkat
daya beli yang tinggi, banyaknya waktu luang serta relatif rendahnya ongkos
angkutan, juga akan mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan
wisata.
4. Pengaruh kegiatan pariwisata
Peningkatan publikasi dan penyebaran informasi serta timbulnya
pandangan tentang nilai lebih dari kegiatan berwisata terhadap fungsi sosial
masyarakat dapat mendorong kegiatan wisata.

2.5 PEMASARAN PARIWISATA


Pemasaran dan pariwisata adalah bagaikan dua mata uang yang saling
melengkapi. Pemasaran tidak dapat dipisahkan dengan pariwisata, demikian pula
sebaliknya, pariwisata tidak dapat dipisahkan dengan pemasaran. Pemasaran adalah
salah satu elemen penting dalam sistem kepariwisataan. Pemasaran berperan sebagai
penghubung atau jembatan yang menghubungkan konsumen dengan produsen.
Pemasaran menjadi media komunikasi antara wisatawan dengan berbagai penyedia jasa
dalam suatu destinasi pariwisata. Berbagai produk pada destinasi pariwisata dapat
diketahui oleh wisatawan melalui kegiatan pemasaran. Pemasaran berfungsi sebagai
manajemen, proses dan atau aktifitas mendistribusikan produk (barang dan jasa) kepada
pelanggan aktual dan potensial.
Pemasaran berkaitan dengan tiga elemen penting: pelanggan, produsen dan
pesaing. Seorang pemasar yang baik diharuskan memiliki kemampuan dalam
menganalisis potensi yang dimiliki oleh produsen, dalam kaitannya dengan pemasaran
destinasi pariwisata seorang pemasar harus mengetahui potensi pada suatu destinasi
pariwisata menggunakan analisis internal dan eksternal atau yang dikenal dengan
SWOT analisis. Kedua adalah melakukan analsisis terhadap pelanggan mulai aspek
demografi, psikografi dan perilaku wisatawan. Ketiga adalah mengetahui posisi pesaing.
Dengan demikain seorang pemasar minimal memiliki peta potensi tentang
konsumen seperti aspek demografi, perilaku serta preferensi mereka. Mengetahui posisi
berbagai pesaing yang ada baik pesaing dekat maupun pesaing jauh. Posisi persaingan
juga dapat dilakukan dengan cara melakukan riset pesaing.
Setelah mengetahui konsumen dan pesaing maka langkah selanjutnya adalah
melakukan kegiatan pemasaran dengan menggunakan berbagai alternatif strategi.
Strategi pemasaran meliputi kegiatan segmentasi pasar, targeting, promosi, posisioning
dan pemasaran terpadu atau Marketing Mix. Pemasaran terpadu terdiri dari konsep 4P
dan konsep 7P. Konsep 4 P terdiri dari elemen-elemen: Product, Price, Place, Promotion
dan konsep 7P terdiri dari Product, Price, Place, Promotion, People, Process dan
Physical Evident.
Pemasaran pariwisata pada hakekatnya tidak berbeda dengan pemasaran secara
umum, yaitu berorientasi pada kepuasan konsumen. Konsumen merupakan elemen
strategis dalam konteks pemasaran jasa. Pemasaran dewasa ini berbeda dengan
pamasaran dimasa lalu yang berorientasi pada produk. Konsep pemasaran dimasa yang
lalu lebih berorientasi pada produsen dibandingkan konsumen. Produsen membuat
produk tanpa mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen kemudian menjual.
Sedangkan konsep pemasaran jasa dewasa ini berusaha untuk mengetahui berbagai
kebutuhan dan keinginan konsumen baru kemudian membuat produk untuk dijual atau
dipasarkan. Seorang pemasar harus mengetahui berbagai kebutuhan dan keinginan
melalui kegiatan riset pasar kemudian memenuhinya dengan cara memproduksi barang
dan atau jasa. Pemasaran jasa, termasuk didalamnya pariwisata memasarkan produk
yang bersifat tidak nyata atau jasa atau sering disebut intangible product. Pemasaran
produk pariwisata sering disamakan dengan pemasaran hospitality.
Pada pemasaran pariwisata, konsumen tidak pernah menerima produk yang
bersifat nyata namun dalam bantuk layanan atau jasa. Sehingga sering dikenal istilah
service marketing, hospitality marketing, tourism marketing. Apapun namanya,
pemasaran memegang peran penting dalam menjembatani produsen dan konsumen.
Sesungguhnya peran pemasaran tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumen, namun
lebih dari itu, pemasaran dalam era global dituntut untuk berperan dalam mendidik
masyarakat, melakukan edukasi kepada masyarakat agar pintar untuk menggunakan
berbagai sumber daya yang ada.
2.5.1 Konsep Pemasaran
Konsep dasar yang terkandung dalam pemasaran adalah orientasi pada
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Terkait dengan orientasi
pemasaran, beberapa konsep penting yang digunakan dalam pemasaran
diantaranya: 1) nilai bagi pelanggan, 2) kepuasan pelanggan, dan 3)
mempertahkan pelanggan (Kotler, 2000: 39). Walaupun sesungguhnya pada
konsep pemasaran terkandung makna ‘keuntungan’ yang diperoleh oleh produsen.
Namun keuntungan akan didapat apabila pelanggan mendapatkan kepuasan.
Intinya kepuasan konsumen akan mendapatkan laba bagi perusahaan.
2.5.2 Strategi Pemasaran
Kata strategi sesungguhnya diadopsi dari makna strategi dalam
memenangkan pertempuran di medan perang. Pemasaran sesungguhnya adalah
sebuah pertempuran untuk memenangkan persaingan dan menyenangkan hati
pelanggan. Dua pertempuran yang dimenangkan dalam pertemuran ini adalah
memenangkan persaingan dan menyenangkan pelanggan. Strategi pemasaran
mengandung makna perlunya upaya atau cara untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Strategi didasarkan pada upaya untk mempertahankan dan
meningkatkan pembeli dan memenangkan persaingan. Sehingga perlu dilakukan
beberapa strategi untuk mencapai tujuan tersebut.

2.6 ASPEK EKONOMIS PARIWISATA


Berkembangnya industri pariwisata disuatu negara/daerah akan menarik sektor
lain untuk berkembang karena produknya atau jasanya diperlukan untuk menunjang
industri pariwisata, seperti sektor pertanian, peternakan, dan perkebunan. Penelitian
yang dilakukan Chau di Hawai (Spillance,1989) menunjukan bahwa setiap kenaikan
kunjungan wisatawan sebanyak 25.000 orang mengakibatkan terciptanya kesempatan
kerja langsung sejumlah 390 orang dan tidak langsung sejumlah 243 orang. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh International Union of Office Travel Organization
menyimpulan bahwa kesempatan kerja yang terbuka diseluruh dunia untuk bidang hotel
dan restoran diperkirakan mencapai 750.000 orang pertahunya (Spillance,1989).
Menurut Tambunan (1999), industri pariwisata dapat menjadi sumber Pendapatan
Asli Daerah (PAD) adalah industri pariwisata yang dimiliki masyarakat daerah
(community tourism development) atau CTD. Dengan pengembangan CTD, pemerintah
daerah dapat memperoleh peluang penerimaan pajak dan beragam restribusi yan bersifat
legal. Kegiatan CTD meliputi pengembangan dan pelestarian budaya, kesenian dan
budaya berbagai desa di daerah tujuan wisata. Pilar ekonomi CTD dalam meningkatkan
PAD dapat dilihat dari usaha pemerintah daerah dalam melakukan pungutan dan
restribusi resmi dari kegiatan industry yang bersifat multisektoral, yang meliputi usaha
perhotelan, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan wisata, professional convention
organizer, pendidikan formal dan informal, pelatihan dan transportasi.
Keterkaitan kegiatan industri pariwisata dengan penerimaan daerah melalui jalur
PAD yang terdiri dari pajak daerah, restribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, bagi hasil kekayaan bukan pajak dan pendapatan
transfer yang terdiri dari dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil sumber daya alam, dana
alokasi umum serta dana alokasi khusus. Mata rantai industri pariwisata yang berupa
hotel atau penginapan, restoran atau jasa boga, usaha wisata yang meliputi obyek
wisata, souvenir dan hiburan, usaha perjalanan wisata yang meliputi travel agent dan
guider, convention organizer, dan transportasi dapat menjadi sumber penerimaan PAD
yang berupa pajak daerah, restribusi daerah, laba BUMD, dan penerimaan lain bukan
pajak yang diterima oleh daerah kabupaten kota maupun provinsi. Sebagai contoh,
keberadaan sebuah hotel disuatu daerah kabupaten atau kota akan menjadi sumber PAD
bagi kabupaten atau kota dari penerimaan:
1. Pajak daerah (berupa pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame
dan pajak minuman berakhohol).
2. Restribusi daerah (berupa uang sepadan reklame, restribusi kebersihan, uang
sewa tanah/bangunan, restribusi ijin mendirikan bangunan, dan restribusi parkir).
3. Laba BUMD (berupa penggunaan jasa bank pemerintah daerah, PD bank pasar,
dan PD air minum).
4. Bagi hasil pajak (berupa bagi hasil pajak bumi dan bangunan, bagi hasil bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan, bagi hasil pajak penghasilan pasal 25,
29, dan pph pasal 21).
5. Bukan pajak (berupa pemberian hak atas tanah pemerintah).
Bagi provinsi, keberadaan hotel yang ada didaerahnya akan menjadi sumber PAD
dari penerimaan:
1. Pajak provinsi (berupa pajak air bawah tanah, pajak bahan bakar kendaraan
bermotor dan pajak kendaraan bermotor).
2. Restribusi provinsi (berupa restribusi pemakaian tanah dan bangunan).
3. Laba BUMD provinsi (berupa penggunaan jasa bank BPD).
4. Bagi hasil pajak provinsi (berupa bagi hasil bumi dan bangunan, bagi hasil bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan, bagi hasil pajak pph pasal 25, 29 dan
21)

2.7 DAMPAK PEMBANGUNAN PARIWISATA


Manfaat dan keuntungan dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata bila
direncanakan dan diarahkan dengan baik adalah:
1. Manfaat Ekonomi (Kesejahteraan Masyarakat)
Meningkatnya arus wisatawan baik nusantara atau mancanegara ke suatu
daerah menuntut macam-macam pelayanan dan fasilitas yang semakin
meningkat jumlah dan ragamnya. Hal ini memberi manfaat ekonomi bagi
penduduk, pengusaha maupun pemerintah setempat, seperti: a. Penerimaan
devisa akan meningkat
a. Kesempatan berusaha yang semakin luas
b. Terbukanya lapangan kerja baru disekitar daerah wisata
c. Meningkatnya pendapatan masyarakat dan pemerintah
d. Mendorong perkembangan pembangunan daerah
2. Manfaat Sosial Budaya
a. Adanya upaya pelestarian budaya dan adat istiadat dari masyarakat
b. Meningkatkan kecerdasan masyarakat karena adanya persaingan
c. Meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani ataupun rohani
d. Mengurangi konflik social karena meningkatnya kesejahteraan masyrakat.
3. Manfaat Dalam Berbangsa Dan Bernegara
a. Mempererat persatuan dan kesatuan antar daerah.
b. Menumbuhkan rasa memiliki, keinginan untuk memelihara dan
mempertahankan negara yang berujung pada tumbuh rasa cinta terhadap
tanah air.
c. memelihara hubungan baik internasional dalam hal pengembangan
pariwisata.
4. Manfaat Bagi Lingkungan
Pembangunan dan pengembangan pariwisata diarahkan agar dapat
memenuhi keinginan wisatawan, seperti hidup tenang, bersih, jauh dari polusi,
santai, dapat mengembalikan kesehatan fisik maupun mental. Dengan
demikian pengembangan pariwisata merupakan salah satu cara dalam upaya
untuk melestarikan lingkungan, disamping akan memperoleh nilai tambah atas
pemanfaatan dari lingkungan yang ada.
Dampak-dampak yang tidak diinginkan (negatif) karena berkembangnya
kepariwisataan di suatu daerah, dapat menyangkut segi ekonomi, sosial
budaya, politik maupun lingkungan, seperti:
a. Harga-harga barang atau jasa pelayanan menjadi naik, karena banyaknya
pengunjung. Wisatawan selalu dianggap membawa uang banyak. Harga
tanah naik/ikut naik harganya akibat sarana dan fasilitas wisata seperti
pembangunan hotel dan lain-lain.
b. Penduduk, khususnya remaja suka mengikuti pola hidup para wisatawan
yang tidak sesuai dengan budaya dan kepribadian bangsa kita sendiri.
c. Banyaknya pemanfaatan wisatawan oleh orang-orang yang tidak
bertanggungjawab untuk melakukan hal-hal yang tidak pantas seperti
pemerasan, perjudian, pencurian, pengedaran barang - barang terlarang
dan lain-lain.
d. Terjadinya pengrusakan lingkungan, baik karena pembangunan prasarana
dan sarana pariwisata, maupun karena ulah pengunjung atau tangan-
tangan jahil.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Akuntansi Perhotelan oleh Dodik Ariyanto, M.M Ratna Sari, A.A.G.P Widanaputra
”Pendekatan Sistem Informasi Bebasis USALI”.

Kotler, Phillip., Haider, Donald H and Rein, Irving. 1993. Marketing Place, New York: Free
Press.

Buku Panduan riset Pariwisata oleh I Nyoman Sudiarta, I Wayan Suardana. “Usaha Pemasaran
Pariwisata (Model Destinasi Pariwisata)” Universitas Udayana.

https://penerbitbukudeepublish.com/pengertian-pariwisata/

https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/584/jbptunikompp-gdl-herdiansya-29154-8-unikom_h-i.pdf

http://repository.stp-bandung.ac.id/bitstream/handle/123456789/1264/BAB%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai