TINJAUAN LITERATUR
Pada bab ini memuat berbagai teori-teori yang berkaitan dengan topik
penelitian dan dapat mendukung berlangsungnya kegiatan penelitian. Teori-teori
tersebut seperti pariwisata, wisata alam, pariwisata sebagai sistem, penawaran dan
permintaan dalam pariwisata, komponen-komponen dalam pariwisata, dan
kesesuaian penawaran dan permintaan dalam pariwisata. Selain itu dijelaskan juga
mengenai sintesa literatur serta sintesa variabel yang digunakan dalam penelitian
ini.
2.1 Pariwisata
Pariwisata merupakan kegiatan seseorang yang melakukan perjalanan ke
atau tinggal di suatu tempat di luar dari lingkungannya yang biasa dilakukan dalam
jangka waktu yang bersifat sementara yang kurang dari satu tahun dan memiliki
tujuan untuk melakukan suatu kegiatan di tempat yang dikunjungi (World Tourism
Organization WTO, 1991). Sedangkan, menurut Undang-Undang Republik
Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, pariwisata merupakan
berbagai macam kegiatan wisata yang ada di suatu daerah, dan didukung dengan
berbagai faisilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan
pemerintah daerah tersebut. Meyers (2009) mendefinisikan bahwa pariwisata
merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu
yang bersifat sementara dari tempat tinggal asalnya ke daerah tujuan yang bertujuan
bukan untuk menetap di tempat tersebut atau mencari nafkah melainkan hanya
untuk menikmati waktu dengan cara bersenang-senang, menghabiskan waktu luang
maupun menikmati waktu libur. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan
dalam jangka waktu sementara ke suatu tempat tujuan yang bukan berada dalam
rumah dan selama melakukan kegiatan tersebut mempunyai tujuan untuk
memanfaatkan fasilitas yang tersedia dan berguna untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan yang melakukan kegiatan berwisata (Matheison dan Wall, 2005).
Selain itu, pariwisata juga didefinisikan menurut Spillane (1987:20)
merupakan sebagai suatu kegiatan perjalanan dari suatu tempat asal ke tempat lain
yang bersifat sementara dan dapat dilakukan oleh perseorangan maupun kelompok
yang bertujuan untuk mencari kebahagiaan dengan lingkungan hidup pada dae rah
tersebut dalam dimensi sosial dan budaya. Dalam pariwisata terbagi atas beberapa
jenis pariwisata yang di sebutkan juga oleh Spillane (1987) sebagai berikut:
a. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism)
Pada kegiatan jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang
meninggalkan tempat tinggal aslinya dengan bermaksud untuk melakukan
kegiatan diwaktu libur seperti mencari udara segar, untuk memenuhi rasa
keinginan tahuannya, untuk merelaksasi, untuk menyegarkan tubuh dan
pikiran akibat padatnya jadwal kegiatan, untuk menikmati keindahan
alam, dan bertujuan untuk hal lainnya yang bertempat bukan di daerah
asalnya.
b. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism)
Pada kegiatan jenis pariwisata ini dapat dilakukan oleh orang-orang yang
memiliki maksud untuk menikmati waktu luangnya dengan tujuan untuk
memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya dan yang dapat
menghilangkan rasa lelahnya.
c. Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism)
Pada kegiatan ini orang-orang memiliki maksud untuk memenuhi rasa
keingin tahuannya dan mempelajari tentang kebudayaan yang berasal dari
daerah selain daerah asalnya yang dapat mengunjungi ke suatu daerah
tujuan seperti momen bersejarah, peninggalan peradaban masa lalu, pusat
kesenian dan keagamaan ataupun yang ikut serta dalam kegiatan festival
seni (musik, teater, tarian rakyat, dan lain-lain).
Mathieson dan Wall (1982) juga menjelaskan bahwa dalam suatu sistem
pariwisata terdapat tiga elemen yaitu:
a. A Dynamic Element
Melakukan kegiatan Travel ke suatu daerah tujuan wisata
b. A Statistic Element
Melakukan kegiatan bersinggah yang dalam arti dalam kurun waktu
tertentu di daerah tujuan wisata
c. A Conseguential Element
Merupakan elemen dampak yang ditimbulkan dari kegiatan dua elemen di
atas (melakukan travel ke daerah tujuan wisata dan bersinggah di daerah
tujuan wisata) terhadap masyarakat lokal (yang mencakup ekonomi,
sosial, dan fisik) dari adanya interaksi masyarakat dengan wisatawan
tersebut.
2.5 Komponen-Komponen Pariwisata
Komponen pariwisata merupakan suatu komponen dalam kepariwisataan
yang harus dimiliki oleh suatu objek daya tarik wisata. Dijelaskan oleh Hadiwijoyo
(2012) bahwa objek daya tarik wisata merupakan suatu organisasi objek dan
fasilitas yang saling berkaitan dn dijadikan sebagai maksud wisatawan untuk
berkunjung ke daerah tujuan. Objek daya tarik wisata itu dapat dibedakan menjadi
tiga jenis yaitu: objek wisata alam atau lingkungan (ekowisata), objek wisata sosial
budaya, dan objek wisata minat khusus (Special Interest). Terdapat didalam
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa
suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW) harus terdapat suatu kegiatan kepariwisataan
yang dilengkapi dengan adanya ketersediaan Daya Tarik Wisata, fasilitas umum,
fasilitas pariwisata, aksesibilitas dan masyarkat yang terlibat.
Menurut Sugiama (2013) komponen penunjang dalam wisata yaitu
merupakan komponen kepariwisataan yang harus ada demi menunjang kegiatan
pariwisata dalam destinasi wisata tersebut. Terdapat berbagai penjelasan terkait
komponen-komponen sebagai penunjang kepariwisataan diantaranya yakni,
menurut Hadiwijoyo (2012) komponen yang harus ada dalam kepariwisataan yaitu
komponen 2A yaitu Attraction dan Accomodation. Kemudian Stange dan Brown
(2013) juga berpendapat bahwa komponen tersebut yaitu 3A yang meliputi
Attraction, Activity, dan Accessibility. Sedangkan menurut Buhalis dan Costa
(2006) mengemukakan bahwa komponen pariwisata terdiri atas 6A yang meliputi
Attraction, Amenities, Ancillary, Activity, Accessibility, dan Available Package.
Cooper dkk (2008) mengemukakan teori yang berbeda bahwa komponen dalam
kepariwisataan terdiridari 4A yang diantaranya yaitu Attraction, Accessibility,
Amenity, dan Ancillary. Pada penelitian ini penulis menggunakan teori komponen
4A menurut Cooper, dengan pertimbangan dan alasan bahwa teori menurut Cooper
ini sudah mencakup dan mewakilkan dari komponen-komponen kepariwisataan
secara jelas dan lebih efektif. Berikut merupakan penjabaran dari keempat
komponen tersebut.
2.5.1 Attraction (Atraksi)
Atraksi dalam pariwisata merupakan suatu bagian dari keseluruhan yang
signifikan, untuk menarik wisatawan yang akan berdatangan. Selain itu, atraksi
dalam pariwisata biasa disebut juga sebagai objek dan daya tarik wisata yang
diminati oleh wisatawan. Karyono (1997) menjelaskan bahwa atraksi atau daya
tarik dalam kepariwisataan masih berhubungan dengan apa yang dilihat atau what
to see dan apa yang dilakukan atau what to do. Kemudian, Suwena (2010)
menambahkan bahwa pada suatu kawasan atau tempt yang dijadikan sebagai
destinasi wisata harus dapat dikembangkan apabila kondisi di suatu destinasi
tersebut masih belum dapat terpenuhi, serta harus mempunyai atraksi wisata yang
menarik karena hal ini yang nantinya akan menjadi sumber kepariwisataan atau
biasa disebut dengan Tourism Resources.
Dalam komponen atraksi ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
a) Objek wisata (Site Attraction) yang terdiri dari: objek wisata ciptaan
Tuhan (Natural Site-Attraction) dan objek wisata karya manusia (Man-
Made Site-Attraction)
b) Atraksi wisata (Event Attraction) yang terdiri dari atraksi asli (Real) dan
atraksi pentas (Staged).
Keberadaan atraksi wisata menjadi sebuah alasan dan juga sebuah
motivasi kepada wisatawan untuk dapat mengunjungi ke suatu daerah tujuan wisata
(Suwena, 2010). Selanjutnya, Suwena (2010) menjelaskan bahwa dalam
kepariwisataan, modal untuk menemukan potensi dalam suatu daerah harus
mengikuti dengan apa yang sedang dicari oleh wisatawan untuk dikunjungi, yang
terbagi menjadi tiga yaitu:
a) Daya tarik wisata alam (Natural Resources)
Daya tarik wisata yang dikembangkan berasal dari alam dan berbasis pada
anugerah keindahan dan keunikan yang disediakan oleh alam tersebut yang
dijadikan sebagai atraksi wisata.
b) Daya tarik wisata budaya
Daya tarik wisata yang dikembangkan berasal dari peninggalan budaya
ataupun kearifan lokal budaya lain maupun daya tarik wisata hasil karya dan
tercipta oleh manusida yang berasal dari suatu nilai budaya yang masih
hidup dalam kehidupan masyarakat.
c) Daya tarik wisata minat khusus (Special Interest)
Daya tarik wisata yang dikembangkan untuk pemenuhan yang wisatawan
inginkan secara spesifik yang berbasis pada kegiatan yang terkait dengan
hobi atau kegemaran yang diminati oleh wisatawan.
Penyesuaian
No. Literatur Sumber Teori Output
Penelitian
Pariwisata merupakan kegiatan seseorang yang
World Tourism
melakukan perjalanan ke atau tinggal di suatu
Organization
tempat di luar dari lingkungannya yang biasa
(1991)
dilakukan dalam jangka waktu sementara.
Sistem pariwisata
Pariwisata merupakan berbagai macam kegiatan dilihat secara Mengidentifikasi kesesuaian
Undang-
Pengertian wisata didukung dengan berbagai fasilitas serta fungsional antara penawaran dan permintaan
1. Undang No. 10
Pariwisata layanan yang disediakan oleh masyarakat, penawaran (supply) dalam pengembangan objek
Tahun 2009
pengusaha dan pemerintah. dan permintaan wisata Puncak Mas
Keselarasan antara penawaran (supply) dan (demand)
permintaan (demand) juga merupakan kunci dari
Gunn (1994)
keberhasilan pengembangan pariwisata yang
baik.