Anda di halaman 1dari 3

Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah salah satu visi dari seluruh perguruan tinggi yang ada di

Indonesia. Tri Dharma Perguruan Tingi merupaka salah satu tujuan pencapain yang harus
dilakukan oleh perguruan tinggi tersebut.

Tri Dharma Perguruan Tinggi terdiri dari 3 poin , yaitu :


1.Pendidikan dan Pengajaran 2.Penelitian dan Pengembangan 3.Pengabdian
kepadaMasyarakat
Seluruh dosen (pendidik), serta orang – orang yang terlibat dalam proses pembelajaran (
sivitas akademika) memiliki tanggung jawab yang sama.

1.Pendidikan dan Pengajaran.


Pendidikan dan pengajaran yang baik akan menghasilkan bibit unggul dari suatu perguruan
tinggi yang akan mampu membawa bangsa ini kearah bangsa yang lebih maju

2.Penelitian dan Pengembangan


mahasiswa harus lebih cerdas, kritis dan kreatif dalam mejalankan perannya sebagai agent of
change. Mahasiswa harus mampu memanfaatkan penelitian dan pengembangan ini dalam
suatu proses pembelajaran untuk memporoleh suatu perubahan – perubahan yang akan
membawa Indonesia kearah yang lebih maju dan terdepan.

3.Pengabdian Kepada Masyarakat


Pada hal ini mahasiswa harus mampu bersosialisasi dengan masyarakat
eperti yang kita ketahui selama ini bahwasannya mahasiswa adalah penyambung lidah rakyat,
agent of change dan lainya.

Revolusi Industri 1.0


ditemukannya lalu digunakannya mesin uap dalam proses produksi barang. Penemuan ini penting
sekali, karena sebelum adanya mesin uap, kita cuma bisa mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan
tenaga angin untuk menggerakkan apapun.

Revolusi Industri 2.0


revolusi industri kedua yang terjadi di awal abad ke-20. Saat itu, produksi memang sudah
menggunakan mesin. Tenaga otot sudah digantikan oleh mesin uap, dan kini tenaga uap mulai
digantikan dengan tenaga listrik.

Revolusi Industru 3.0


revolusi ketiga dipicu oleh mesin yang bergerak, yang berpikir secara otomatis: komputer dan robot.
Komputer semula adalah barang mewah. Salah satu komputer pertama yang dikembangkan di era
Perang Dunia 2 sebagai mesin untuk memecahkan kode buatan Nazi Jerman, yaitu komputer yang
bisa diprogram pertama yang bernama Colossus adalah mesin raksasa sebesar sebuah ruang tidur.
Tidak punya RAM, dan tidak bisa menerima perintah dari manusia melalui keyboard,
apalagi touchscreen, tapi melalui pita kertas. Komputer purba ini juga membutuhkan listrik luar
biasa besar: 8500 watt! Namun kemampuannya gak ada sepersejutanya smartphone yang ada di
kantong kebanyakan orang Indonesia saat ini.

Revolusi industry 4.0


dicetuskan pertama kali oleh sekelompok perwakilan ahli berbagai bidang asal Jerman, pada tahun
2011 lalu di acara Hannover Trade Fair. Dipaparkan bahwa industri saat ini telah memasuki inovasi
baru, dimana proses produksi mulai berubah pesat
Revolusi Industri 4.0 menerapkan konsep automatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa
memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya. Dimana hal tersebut merupakan hal vital
yang dibutuhkan oleh para pelaku industri demi efisiensi waktu, tenaga kerja, dan biaya. Penerapan
Revolusi Industri 4.0 di pabrik-pabrik saat ini juga dikenal dengan istilah Smart Factory.

IoT (Internet of Things) memiliki kemampuan dalam menyambungkan dan memudahkan proses
komunikasi antara mesin, perangkat, sensor, dan manusia melalui jaringan internet. Sebagai contoh
kecil, apabila sebelumnya di era Revolusi Industri 3.0 kita hanya dapat mentransfer uang melalui
ATM atau teller bank, saat ini kita dapat melakukan transfer uang dimana saja dan kapan saja selama
kita terhubung dengan jaringan internet. Cukup dengan aplikasi yang ada di dalam gadget kita dan
koneksi internet, kita dapat mengontrol aktifitas keuangan kita dimanapun dan kapanpun.

Selain Internet of Things, ada juga istilah Big Data yang berperan penting dalam Revolusi Industri
4.0. Big data adalah seluruh informasi yang tersimpan di cloud computing. Analitik data besar dan
komputasi awan, akan membantu deteksi dini cacat dan kegagalan produksi, sehingga
memungkinkan pencegahan atau peningkatan produktivitas dan kualitas suatu produk berdasarkan
data yang terekam. Hal ini dapat terjadi karena adanya analisis data besar dengan sistem 6c,
yaitu connection, cyber, content/context, community, dan customization.

Indicator serapan/

1. Complex problem solving disini merupakan kemampuan penyeleasaian


masalah kompleks dengan dimulai dari melakukan identifikasi, menentukan
elemen utama masalah, melihat berbagai kemungkinan sebagai solusi,
melakukan aksi/tindakan untuk menyelesaikan masalah, serta mencari
pelajaran untuk dipelajari dalam rangka penyelesaian masalah.

2. Critical thinking

Critical thinking atau kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk


berpikir masuk akal, kognitif dan membentuk strategi yang akan
meningkatkan kemungkinan hasil yang diharapkan. Berpikir kritis juga bisa
disebut berpikir dengan tujuan yang jelas, beralasan, dan berorientasi pada
sasaran.

3. Creativity

Creativity atau kreatifitas adalah kemampuan dan kemamuan untuk terus


berinovasi, menemukan sesuatu yang unik serta bermanfaat bagi
masyarakat dan lingkungan. Creativity disini dapat juga diartikan
mengembangkan sesuatu hal yang sudah ada sehingga dapat menjadi
lebih baik.

4. People management

People management adalah kemampuan untuk mengatur, memimpin dan


memanfaatkan sumber daya manusia secara tepat sasaran dan efektif.
5. Coordinating with other

Kemampuan untuk kerjasama tim ataupun bekerja dengan orang lain yang
berasal dari luar tim.

6. Emotion intelligence

Emotion intelligence atau kecerdasan emosional


adalah kemampuan seseorang untuk mengatur, menilai, menerima, serta
mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya.

7. Judgment and decision making

Judgement and decision making adalah kemampuan untuk menarik


kesimpulan atas situasi yang dihadapi serta kemampuan untuk mengambil
keputusan dalam kondisi apapun, termasuk saat sedang berada di bawah
tekanan.

8. Service orientation

Service orientation adalah keinginan untuk membantu dan melayani orang


lain sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan
memiliki service orientation, kita akan selalu berusaha memberikan yang
terbaik pada pelanggan tanpa mengharapkan penghargaan semata.

9. Negotiation

Kemampuan berbicara, bernegosiasi, dan meyakinkan orang dalam aspek


pekerjaan. Tidak semua orang secara alamiah memiliki kemampuan untuk
mengadakan kesepakatan yang berbuah hasil yang diharapkan, namun hal
ini dapat dikuasai dengan banyak latihan dan pembiasaan diri.

10. Cognitive flexibility

Cognitive flexibility atau fleksibilitas kognitif adalah kemampuan untuk


menyusun secara spontan suatu pengetahuan, dalam banyak cara, dalam
memberi respon penyesuaikan diri untuk secara radikal merubah tuntutan
situasional.

Anda mungkin juga menyukai