Anda di halaman 1dari 6

Nama : Syamsul Rijal (1151020080)

Jurusan/kelas : Studi Agama-agama/B/7

Matakuliah : Agama dan Pariwisata

Tugas Resume

A. Periwisata dan Agama : Pengertian dan aspek-aspeknya

a. Definisi Pariwisata.
Sebagai antisipasi perkembangan dunia pariwisata yang telah mengglobal
sifatnya, pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang No. 10 Tahun
2009 tentang kepariwisataan yang terdiri atas tujuh belas bab dan tujuh puluh
pasal yang mengandung ketentuan meliputi delapan hal, yaitu :

1). Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

2) Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

3) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai


fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah
dan pemerintah daerah.

4) Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata


dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan, pemerintah,
pemerintah daerah dan pengusaha.
Istilah pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata.Pari
berarti banyak, berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan wisata berarti
perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan
berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pengertian
pariwisata secara luas dapat dilihat dari beberapa definisi sebagai berikut :
1. Menurut Burkart, dkk pariwisata berarti perpindahan orang untuk
sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat
dimana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan – kegiatanmereka
selama tinggal di tempat-tempat tujuan tersebut(Soekadijo,2000:3).
2. Menurut Hunzieker,dkk, pariwisata dapat didefinisikan sebagai
keseluruhan jaringan dan gejala – gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang
asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal di situ untuk
melakukan suatu pekerjaan yang penting yang memberikan keuntungan
yang bersifat permanen maupun sementara (Soekadijo,2000:12).
3. Menurut Kuntowijoyo, pariwisata memiliki dua aspek, aspek
kelembagaan dan aspek substansial, yaitu sebuah aktivitas manusia. Dilihat dari
sisi kelembagaannya, pariwisata merupakan lembaga yang dibentuk sebagai
upaya manusia memenuhi kebutuhan rekreatifnya. Sebagai sebuah lembaga,
pariwisata dapat dilihat dari sisi manajemennya, yakni bagaimana
perkembangannya, mulai dari direncanakan, dikelola, sampai dipasarkan pada
pembeli yakni wisatawan(Wardiyanta, 2006 : 49).
4. Kepariwisataan adalah segala usaha, kegiatan dan macam lalu lintas
wisata antar negara, atau dengan kata lain yang dilakukan dan diselenggarakan
oleh wisatawan – wisatawandi luar negara asalnya (Darmadji, 2001 : 73).
Pengertian Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)

Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) adalah suatu bentukan dan
fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau
pengunjung untuk dating ke suatu daerah atau tempat tertentu.Obyek dan daya
tarik wisata merupakan fokus utama penggerak pariwisata di sebuah destinasi.
Dalam arti, obyek dan daya tarik wisata sebagai penggerak utama yang
memotivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Contoh wisatawan akan
mendatangi pesisir pantai yang memiliki ombak tinggi, pasir putih dan air biru
sebagai daya tarik. Daya tarik wisata juga menjadi fokus orientasi bagi
pembangunan wisata terpadu. Misalnya dengan ditemukannya situs sejarah
purbakala, wisatawan yang tertarik akan datang
mengunjungi dan masyarakat setempat menyediakan berbagai fasilitas
untuk kebutuhan wisatawan selama berlibur, seperti akomodasi, fasilitas makan
minum, dan transportasi (Ismayanti , 2010 : 147).
Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang
di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,
aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan (Ismayanti, 2010).

B. Dampak adanya pariwisata


Dibangunya kegiatan kepariwisataan memberikan beberapa dampak, seperti
berkembangnya peradaban atau masyarakat dari berbagai aspek seperti
ekonomi, perubahan pola budaya, dan meningkatnya jumlah penduduk.
Beberapa perkembangan pariwisata antaralain:
Pengembangan Pariwisata
Pengembangan pariwisata adalah suatu usaha untuk mengembangkan
atau memajukan objek wisata agar objek wisata tersebut lebih baik dan lebih
menarik ditinjau dari segi tempat maupun benda-benda yang ada di dalamnya
untuk dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya.
Pengembangan pariwisata adalah agar lebih banyak wisatawan datang
pada suatu kawasan wisata, lebih lama tinggal, dan lebih banyak
mengeluarkan uangnya di tempat wisata yang mereka kunjungi sehingga
dapat menambah devisa untuk negara bagi wisatawan asing, dan menambah
pendapatan asli daerah untuk wisatawan lokal. Disamping itu juga bertujuan
untuk memperkenalkan dan memelihara kebudayaan di kawasan pariwisata
tersebut. Sehingga, keuntungan dan manfaatnya juga bisa dirasakan oleh
penduduk sekitar khususnya.
Pengembangan pariwisata sebagai suatu industri secara ideal harus
berlandaskan pada empat prinsip dasar, sebagaimana dikemukakan (Sobari
dalam Anindita, 2015), yaitu :
1. Kelangsungan ekologi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus
menjamin terciptanya pemeliharaan dan proteksi terhadap sumberdaya alam
yang menjadi daya tarik pariwisata, seperti lingkungan laut, hutan, pantai,
danau, dan sungai.
2. Kelangsungan kehidupan sosial dan budaya, yaitu bahwa pengembangan
pariwisata harus mampu meningkatkan peran masyarakat dalam pengawasan
tata kehidupan melalui sistem nilai yang dianut masyarakat setempat sebagai
identitas masyarakat tersebut.
3. Kelangsungan ekonomi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus dapat
menciptakan kesempatan kerja bagi semua pihak untuk terlibat dalam
aktivitas ekonomi melalui suatu sistem ekonomi yang sehat dan kompetitif.
4. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat
melalui pemberian kesempatan kepada mereka untuk terlibat dalam
pengembangan pariwisata.
Dengan demikian, pengembangan pariwisata (yang berkelanjutan)
perlu didukung dengan perencanaan yang matang dan harus mencerminkan
tiga dimensi kepentingan, yaitu industri pariwisata, daya dukung lingkungan
(sumber daya alam), dan masyarakat setempat dengan sasaran untuk
peningkatan kualitas hidup.
C. Wisata religi

Wisata Religi
Menurut Sidi Gazalba dalam (Toib dan Sugianto 2002 : 4)
menjelaskan pengertian wisata religi yaitu:
“Religi adalah kepercayaan kepada hubungan manusia dengan yang
kudus, dihayati sebagai hakikat yang gaib, hubungan yang menyatakan diri
dalam bentuk serta sistem kultus dan sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu.
Wisata religi adalah kegiatan yang di lakukan oleh orang-orang yang percaya
adanya roh-roh nenek moyang atau pendahulu- pendahulunya. Dalam
membahas mengenai religi perlu membicarakan keterkaitan antara
keberagamaan tradisi, kemajemukan dan perbedaan budaya”.
Happy Marpaung (2002 : 93), menyebutkan bahwa, …’’ wisata
keagamaan etnis dan nostalgia adalah jenis wisata yang erat kaitannya dengan
wisatawan atau pengunjung yang memiliki latar budaya, agama, etnis dan
sejarah yang sama atau hal-hal pernah berhubungan dengan masalalunya”.
Menurut Nyoman S.Pendit (2002:42), menyatakan, …”wisata ziarah adalah
jenis wisata yang sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat
istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata
ziarah dapat dilakukan perorangan atau rombongan ketempat suci, kemakam-
makam orang besar, pemimpin yang di agungkan, kebukit atau gunung yang
dianggap keramat, pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib
penuh legenda”.

Fungsi Wisata Religi


Wisata religi dilakukan dalam rangka mengambil ibrahatau pelajaran
dan ciptaan Allah atau sejarah peradaban manusia untuk membuka hati
sehingga menumbuhkan kesadaran bahwa hidup di dunia ini tidak
kekal.Wisata pada hakikatnya adalah perjalanan untuk menyaksikan tanda-
tanda kekuasaan Allah, implementasinya dalam wisata kaitannya dengan
proses dakwah dengan menanamkan kepercayaan akan adanya
tanda-tanda kebesaran Allah sebagai bukti ditunjukkan berupa ayat-ayat
dalam Al qur’an.
Bentuk-bentuk Wisata Religi
Wisata religi dimaknai sebagai kegiatanwisata ke tempat yang
memiliki makna khusus, biasanya berupa tempat yang memiliki makna
khusus.
1. Masjid sebagai tempat pusat keagamaan dimana masjid digunakan untuk
beribadah sholat, i‟tikaf, adzan dan iqomah.
2. Makam dalam tradisi Jawa, tempat yang mengandung kesakralan. Makam
dalam bahasa Jawa merupakan penyebutan yang lebih tinggi (hormat)
pesarean, sebuah kata benda yang berasal dan sare (tidur) (Suryono Agus,
2004: 7).
3. Candi sebagai unsur pada jaman purba yang kemudian kedudukannya
digantikan oleh makam.

Anda mungkin juga menyukai