BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
c. Unsur
ketiga
adalah
unsur
tanggungjawab. Unsur tersebut
merupakan segi yang menonjol dari
rasa menjadi anggota. Diakui
sebagai anggota artinya ada rasa
(sense of belongingnes).
1. Bentuk
Benntuk
Partisipasi
Masyarakat
Menurut Ndraha (2002:103-104) ada
beberapa bentuk partisipasi, sebagai berikut:
1. Partisipasi dalam/melalui kontak dengan
pihak lain sebagai salah satu titik awal
perubahan sosial;
2. Partisipasi
dalam
memperhatikan
/menyerap dan memberi tanggapan
terhadap informasi, baik dalam arti
menerima
(mentaati,
memenuhi,
melaksanakan), mengiakan, menerima
dengan syarat, maupun dalam arti
menolaknya;
3. Partisipasi
dalam
perencanaan
pembangunan, termasuk pengambilan
keputusan. Perasaan terlibat dalam
perencanaan perlu ditumbuhkan sedini
mungkin di dalam masyarakat;
4. Partisipasi
dalam
pelaksanaan
operasional pembangunan;
5. Partisipasi
dalam
menerima,
memelihara dan mengembangkan hasil
pembangunan;
6. Partisipasi dalam menilai pembangunan,
yaitu keterlibatan masyarakat dalam
menilai
sejauhmana
pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan rencana
dan
sejauhmana
hasilnya
dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat.
2.
3.
Objek
wisata
buatan
manusia (man made resources): objek
ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas
manusia sehingga bentuknya tergantung
pada kreativitas manusianya seperti
tempat ibadah, alat musik, museum,
kawasan wisata yang dibangun seperti
Taman Mini Indonesia Indah dan kebun
binatang.
Menurut Mariotto dalam (Arsyadha
2002: 27) yang merupakan objek dan atraksi
wisata adalah :
1.
Benda-benda yang tersedia
dan terdapat di alam semesta, yang
istilah pariwisata disebut dengan
natural amenities
2.
Sujali
dalam (Sari
2011:
46)
mengemukakan bahwa bahan dasar yang
perlu dimiliki oleh industri pariwisata
dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu :
1. Objek wisata alam (natural resources):
bentuk dari
objek ini
berupa
pemandangan alam seperti pegunungan,
pantai, flora dan fauna atau bentuk yang
lain. Contohnya adalah pantai Kuta,
Tangkuban perahu, dan lain-lain.
b) Aksesibilitas
Merupakan salah satu aspek penting
yang
mendukung
pengembangan
pariwisata, karena menyangkut lintas
sektoral, kemudahan dan keefektifan
mencapai kawasan.
c) Kawasan Pariwisata
Pengembangan kawasan pariwisata
dimaksudkan untuk:
1) Meningkatkan peran serta daerah dan
swasta
dalam
pengembangan
pariwisata.
2) Memperbesar
dampak
positif
pembangunan.
3) Mempermudah
pengendalian
terhadap dampak lingkungan.
d) Wisata Bahari
Merupakan salah satu jenis produk
wisata yang sangat potensial untuk
dikembangkan.Jenis wisata ini memiliki
keunggulan komperatif yang tinggi
terhadap produk wisata sejenis di luar
negeri.
e) Produk Wisata
Upaya untuk menampilkan produk
wisata yang bervariasi dan mempunyai
daya saing yang tinggi.
f) Sunber Daya Manusia
Merupakan salah satu modal dasar
pengembangan pariwisata, sumber
daya
manusia harus memiliki keahlian dan
ketrampilan yang di perlukan untuk
memberi jasa pelayanan pariwisata.
g) Kampanye Nasional Sadar Wisata
UntuK pengembangan kepariwisataan
daerah atau tingkat nasional di kenal
dengan SAPTA PESONA. Sapta
pesona atau yang dikenal dengan istilah
K-7 adalah merupakan tujuh hal yang
harus di siapkan untuk menunjang
kepariwisatan
yakni:
keindahan,
kesejukan, kebersihan, kenyamanan,
keamanan,
keramahtamahan
dan
ketenangan.
C. Penelitian Relevan.
3.
1. A. OktamiDewi A. A. P, Partisipasi
Masyarakat Dalam Pengembangan
Objek Wisata Bahari Di Pulau
Kapoposang Kabupaten Pangkajene
dan Kepulauan, Skripsi. Makassar:
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin Makassar,
2013. Tujuan Penelitian adalah (1)
mengetahui pengembangan objek wisata
bahari di Pulau Kapoposang, (2)
mengetahui potensi sosial budaya yang
dimiliki oleh masyarakat dalam
menunjang
pengembangan
wisata
bahari,
(3)
mengetahui
bentuk
partisipasi
masyarakat
dalam
pengembangan objek wisata bahari.
2. Selanjutnya penelitian yang dilakukan
oleh Farikhah Elida (2005) dengan judul
Pola Pengembangan Pariwisata Yang
Berbasis Masyarakat Di Kepulauan
Karimunjawa yang memiliki tujuan
untuk mengidentifikasi potensi obyek
wisata,
atraksi
wisata
dan
pengembangan pariwisata di Kepulauan
Karimunjawa,
menganilisis
pengembangan pariwisata, peranserta
masyarakat dan preferensi wisatawan
domestik
dalam
pengembangan
pariwisata serta menganalisis pola
Pengembangan objek
Wisata
Berdasarkan diagram diatas maka
dapat dijelaskan bahwa dengan adanya
kebutuhan dalam pengembangan objek
wisata permandian danau mata air wakante,
timbul permasalahan belum berkembangnya
objek wisata permandian danau mata air
wakante, sehingga perlu adanya partisipasi
masyarakat dalam mengembangan objek
wisata permandian danau mata air wakante.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di objek
wisata permandian danau mata air wakante
desa latugho, kecamatan lawa, kabupaten
muna barat. Di pilihnya lokasi Objek Wisata
permandian danau mata air wakante karena
objek wisata tersebut memiliki potensi alam
yang sangat menarik dan unik serta
memiliki nilai jual.
Adapun waktu Penelitian ini dilakukan
selama 3 Bulan, di karenakan banyaknya
data yang akan diambil untuk di analisis
sebagai dasar untuk memberikan informasi
tentang Partisipasi Masayarakat dalam
Pengembangan Objek WisataPermandian
Danau Mata Air Wakantee.
E. Kearangka pikir
B . Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu
metode
penelitian
yang
bertujuan
memecahkan
masalah-masalah
yang
dihadapi saat ini, kemudian data tersebut
dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dianalisis
dengan memaparkan suatu keadaan yang
terjadi pada saat sekarang serta menjelaskan
setiap variabel yang diteliti.
Partisipasi
Masyarakat
C. Informan Penelitian
D. Fokus Penelitian
Adapun yang mejadi fokus dalam
penelitian ini adalah partisipasi masyarakat
dalam
pengembangan
objek
wisata
permandian danau mata air wakante
10
agrowisata
dan
wisata
sejarah.
Pengembangan agrowisata didaerah ini
ditunjang oleh banyaknya perkebunan yang
ada di wilayah kecamatan Tiworo
Kepulauan. Selain agrowisata di Kabupaten
Muna Barat juga banyak tempat bersejarah
untuk wisata sejarah, diantaranya adalah
benteng-benteng tua di wilayah Kecamatan
Tiworo Kepulauan
2. Desa Latugho
a. Data administratif
Desa latugho merupakan salah satu
desa yang berada dibawah administrasi
Pemerintah Kecamatan lawa Kabupaten
Muna Barat
Provinsi Sulawesi
Tengaara. Desa latgho memiliki luas
wilayah 518 Ha dan juga terbagi 2
dusun dengan ketinggian 200 M dari
permukaan laut. Adapun batas-batas
wilayah desa latugho adalah sebagi
berikut.
A. Gambaran
Penelitian
Umum
Lokasi
b. Penduduk
Berdasarkan hasil sensus tahun
2014, jumlah penduduk desa latgho
yang terdiri dari :
-
Permandian
Pariwisata
Kabupaten Muna Barat merupakan
daerah potensial untuk pengembangan
11
C.
Kunjungan wisatawanan.
12
b.
Partisipasi
Masyarakat
Dalam
Pelaksanaan Pengembangan Objek
Wisata Permandian Danau Mata Air
Wakante
1.
2.
3.
4.
dalam
pembangunan
objek
wisata
permandian danau mata air wakante yang
diwujudkan
melalui
keikut
sertaan
masyarakat dalam memberikan bantuan
dalam bentuk tenaga. Sedangkan keterlibtan
masyarakat dalam memberikan bantuan
dalam bentuk sumbangan dana atas dasar
kemauan dari masyarakat yang melalui
kesepakat dalam rapat. Masayarakat juga
ikut berpartisipasi dalam mencari anggaran
melalui kelompok masayarakat yang
dimotori
oleh
Lembaga
swadaya
c. Partipasi
Masyarakat
Dalam
Pemanfaatan Pengembangan Objek
Wisata Permandian Danau Mata Air
Wakante
masayarakat (LSM).
2. Faktor
penghmabt
partisipasi
masayarakat dalam pengembangan
objek wisata permandian danau mata
air wakante
a. Faktor internal
Berdasarkan hasil temuan penelitian,
pengetahuan dan wawasan masyarakat
yang masih terbatas juga merupakan
hambatan dalam pengembangan objek
wisata permandian danau mata air
wakante. Selain itu masayarakat pada
umumnya belum paham dengan peran
serta mereka dalam pengembangan
objek wisata permandian danau mata
air
wakante.
Dengan
demikian
masyarakat hanya melakukan sesuatu
yang mereka bisa, dikarenakan tidak
mempunyai wawasan yang luas tentang
bagaiman langkah-langkah yang baik
dalam pengembangan objek wisata
yang sebenarnya.
b. Faktor eksternal
Hambatan-hambatan dari luar
masyarakat untuk ikut berpartisipasi
dalam pengembangan objek wisata
adalah, berdasarkan hasil penelitian
hambatan
yang
dialami
oleh
masyarakat dalam berpartisipasi dalam
pengembangan
objek
wisata
permandian danau mata air wakante
yaitu ketidak pahaman masyarakat
dalam pengembangan objek wisata
d. Bentukbentuk
partisipasi
masyarakat dalam pengembangan
objek
wisata permandian danau
mata air wakante.
a. Keterlibatan Masayarakat Menjaga
Kebersihan lingkungan objek wisata
b. Keterlibatan Masyarakat Menjaaga
Keamanan lingkungan objek wisata
e. Factor Pendukung Dan Faktor
Penghambat Partisipasi Masyarakat
Dalam Pengembangan Objek Wisata
Permandian Danau
Mata Air
Wakante
1. Factor pendukung partisipasi
masyarakat dalam pengembangan
objek wisata permandian danau
yang
baik,
yang
dikarenakan
pemerintah belum berpartisipasi secara
aktif dalam pengembangan objek
wisata permandian danau mata air
wakante,
sehingga
partisipasi
masyarakat untuk mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki objek
wisata permandian danau mata air
masyarakat
dalam
menfasilitasi
pengembangan objek wisata yang ada
dikabupaten muna barat yang terkhusus
objek wisata permandian danau mata air
wakante, karna kabupaten muna barat
memiliki potensi yang besar untuk
dijadikan sebagai pusat pariwisata
nasional yang salah satunya di desa
latugho dengan objek wisatanya
permandian danau matai air wakante.
2. Bagi masyarkat desa latugho, agar tetap
menjaga
dan
meningkatkan
pengembangan objek wisata danau mata
air wakante, untuk menjadi salah satu
aicon pariwisata kabupaten muna barat.
3. Bagi penulis diharapkan, setelah
penulisan ini bisa bekerja sama dengan
masyarkat atau dengan pemerintah
daerah untuk bisa merekomendasikan
objek wisata-objek wisata yang ada
dikabupaten muna barat dan terkhusus
permandian danau mata air wakante,
agar dikemudian hari bukan hanya
masyarakat yang berperan aktif dalam
penngembangann
objek
wisata
permandian danau mata air wakante
tetapi juga pemeritah daerah bisa ikut
ambil bagian dalam pengembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abe, Alaxander. 2002. Perencanaan Daerah
Partisipatif, Solo: Pondok.
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan
Perdesaan dan Perkotaan. Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Apriyani,
Rini.
2012.
Partisipasi
Masyarakat Dalam pelestarian
Hutan Mangrove Di Desa Eretan
Kulon Kecamatan Kandanghaur
Kabupaten Indramayu. Universitas
Pendidikan Indonesia.
Arsyadha, Gita Alfa. 2002. Kajian Prospek
Dan Arahan Pengembangan Atraksi
Wisata Kepulauan Karimunjawa
Dalam
Perspektif
Konservasi.
15
Remaja
Rosdakarya
Offset,
Bandung.
Ndraha, Taliziduhu. 2002. Pembangunan
Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta.
Nyoman S. Pendit. (2002). Ilmu Pariwisata
Sebuah
Pengantar
Perdana.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Purnamasari, Irma. 2008. Studi Partisipasi
Masyarakat Dalam Perencanaan
Pembangunan
Di
Kecamatan
Cibadak Kabupaten Sukabumi.
Program Pascasarjana Universitas
Diponeoro, Semarang.
Pendit, S.Nyoman. 2002. Ilmu Pariwisata,
Sebuah Pengantar Perdana.
Poerwadarminta, W.J.S. 2002. Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Balai
Pustaka. Jakarta.
Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar.
2000: 46-47. Pariwisata.
Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS
Statistik Parametrik, Jakarta: PT.
Elex Media
Komputindo,
Kelompok Gramedia.
Sari, Dewi Kusuma. 2011. Pengembangan
Pariwisata Obyek Wisata Pantai
Sigandu
Kabupaten
Batang.
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Diponegoro, Semarang.
Siregar. I. 2001, Tesis Penanggulanagn
kemiskinan melalui pemberdayaan
masyarakat nelayan, Universitas
Indonesia, Depok.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif
dan
Kualitatif.
CV.Alfabeta: Bandung.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:
Alfabeta.
Sunarti,
16
Suwantoro,
G.
2004.
Dasar-Dasar
Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit
ANDI Offset.
Sembodo,
Heru.
2006.
Partisipasi
Masyarakat Dalam Pembangunan
Desa. Universitas Barawijaya.
Malang.
17