Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pariwisata merupakan salah satu komponen dalam pembangunan


ekonomi Indonesia. Pembangunan pariwisata harus dilakukan secara
berkelanjutan sehingga memberikan manfaat langsung untuk kesejahteraan
masyarakat. Sektor pariwisata mampu mendorong pertumbuhan ekonomi
melalui penyediaan lapangan kerja dan menjadi multiplier effect (efek ganda)
untuk pengembangan sektor perekonomian yang lain. Indonesia memiliki
memiliki potensi pariwisata yang cukup besar. Potensi pariwisata tersebut,
antara lain berupa keindahan alam, keragaman sosial budaya dan keragaman
objek wisata buatan lainnya. Pariwisata saat ini telah menjadi lahan industri
yang semakin berkembang karena melalui pariwisata dapat meningkatkan
pendapatan negara, taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja,
melestarikan budaya daerah dan memelihara keindahan alam. Mekipun
memiliki potensi pariwisata yang cukup besar, tetapi pengelolaan objek
wisatanya masih belum optimal, sehingga kontribusinya dalam Pendapatan
Nasional maupun Daerah masih belum optimal. Hal ini menjadi tantangan bagi
Pemerintah dan pelaku industri pariwisata.

1.2 Tujuan Penulisan

Maksud dan tujuan pembuatan karya tulis ini adalah ingin mengetahui
peluang dan tantangan pariwisata di Indonesia, sehingga akan diperoleh
informasi yang lengkap tentang pariwisata. Informasi tersebut dapat
dimanfaatkan oleh berbagai pihak terkait untuk memajukan pariwisata.

1
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
1.4. Metodologi
Metodologi (cara) pembuatan karya tulis ini adalah kajian literatur yang
data dan informasinya berasal dari berbagi tulisan, buku, artikel, terutama yang
tersedia melalui media internet.

BAB II
KAJIAN LITERATUR

2.1. Pengertian Kepariwisataan, Pariwisata dan Wisata

Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang


Kepariwisataan, pengertian Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang
terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang
muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi
antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Pengertian Pariwisata adalah berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.
Sementara itu, pengertian wisata berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun
2009 adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Menurut para ahli, antara lain Yoeti dalam Gunardi (2010) Pariwisata
diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar- putar
dari suatu tempat ke tempat lain. Menurut Prof. Salah Wahab, Pariwisata
merupakan suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar yang
mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu
negara itu sendiri (di luar negeri), meliputi pendiaman orang-orang dari daerah
lain (daerah tertentu), suatu negara atau benua untuk sementara waktu dalam

2
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang
dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan.
Berdasarkan pengertian menurut Undang-Undang dan para ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa Kepariwisataan adalah semua hal yang berhubungan
dengan pariwisata. Pariwisata adalah berbagai jenis kegiatan wisata yang
melibatkan masyarakat dan lingkungan sekitar. Wisata adalah kegiatan wisata
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok dari suatu tempat ketempat
lain dengan tujuan untuk berwisata, liburan dan bersenang-senang atau
mendapat kesenangan. Suatu hal yang sangat menonjol dari batasan-batasan
tersebut ialah pada pokoknya, apa yang menjadi ciri dari perjalanan pariwisata
adalah sama atau dapat disamakan (walau cara mengemukakannya agak
berbeda-beda), yaitu dalam pengertian Kepariwisataan terdapat beberapa
faktor penting yaitu :
1. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.
2. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.
3. Perjalanan itu walaupun apapun bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan
pertamasyaan atau rekreasi.
4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat
yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat
tersebut.

2. 2 Jenis dan Macam Pariwisata

Menurut Badarudin dalam Maryam (2011), jenis-jenis pariwisata


berdasarkan motif tujuan perjalanan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
pariwisata, yaitu :

1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism), jenis pariwisata ini


dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur,
mencari udara segar yang baru, untuk mengendorkan ketegangan

3
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
syarafnya, untuk menikmati keindahan alam, untuk menikmati hikayat rakyat
suatu daerah, untuk menikmati hiburan, dan sebagainya.
2. Pariwisata untuk rekreasi (recreation sites). Jenis pariwisata ini dilakukan
oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari libur untuk istirahat,
untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani, yang akan
menyegarkan keletihan dan kelelahannya.
3. Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism). Jenis pariwisata ini ditandai
oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat-
pusat pengajaran dan riset, untuk mempelajari adat istiadat, cara hidup
masyarakat negara lain dan sebagainya.
4. Pariwisata untuk olahraga (sports tourism). Jenis pariwisata ini bertujuan
untuk tujuan olahraga, baik hanya untuk menarik penonton olahraga dan
olahragawannya sendiri serta ditujukan bagi mereka yang ingin
mempraktikkannya sendiri.
5. Pariwisata untuk urusan dagang (business tourism). Jenis pariwisata ini,
unsur yang ditekankan adalah kesempatan yang digunakan oleh pelaku
perjalanan ini yang menggunakan waktu bebasnya untuk menikmati dirinya
sebagai wisatawan yang mengunjungi berbagai obyek wisata dan jenis
pariwisata lain.

6. Pariwisata untuk konvensi (convention tourism), banyak negara yang tertarik


dan menggarap jenis pariwisata ini dengan banyaknya hotel atau bangunan-
bangunan yang khusus dilengkapi untuk menunjang convention tourism.

Menurut Mappi dalam Pradikta (2013), objek wisata dikelompokan ke


dalam tiga jenis, yaitu :
1. Objek wisata alam, misalnya : laut, pantai, gunung (berapi), danau, sungai,
fauna (langka), kawasan lindung, cagar alam, pemandangan alam dan lain-
lain.
2. Objek wisata budaya, misalnya : upacara kelahiran, tari-tari (tradisional),
musik (tradisional), pakaian adat, perkawinan adat, upacara turun ke

4
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
sawah, upacara panen, cagar budaya, bangunan bersejarah, peninggalan
tradisional, festival budaya, kain tenun (tradisional), tekstil lokal,
pertunjukan (tradisional), adat istiadat lokal, museum dan lain-lain.

3. Objek wisata buatan, misalnya : sarana dan fasilitas olahraga, permainan


(layangan), hiburan (lawak atau akrobatik, sulap), ketangkasan (naik kuda),
taman rekreasi, taman nasional, pusatpusat perbelanjaan dan lain lain.

2.3 Elemen Utama Pariwisata

2.3.1 Wisatawan

Dalam rangka pengembangan dan pembinaan kepariwisataan di


Indonesia, pemerintah telah merumuskan batasan tentang wisatawan, seperti
yang dituangkan dalam Instruksi Presiden No. 9 Tahun 1969, yaitu Wisatawan
(tourist) adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk
berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanannya dan kunjungannya
itu. Berdasarkan batasan-batasan tersebut, maka seseorang itu dapat disebut
sebagai wisatawan, apabila :

1. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam.

2. Perjalanan itu dilakukannya untuk sementara waktu.

3. Orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di tempat atau negara


yang dikunjungi.

Dapat dikatakan apabila tidak memenuhi syarat tersebut di atas, orang


tersebut belum dapat dikatakan sebagai seorang wisatawan. Satu saja syarat
tidak dipenuhi, maka dua syarat yang lainnya menjadi gugur. Wisatawan terdiri
dari domestik dan mancanegara. Definisi wisatawan mancanegara sesuai
dengan rekomendasi United Nation World Tourism Organization (UNWTO)
adalah setiap orang yang melakukan perjalanan ke suatu negara di luar negara
tempat tinggalnya, kurang dari satu tahun, didorong oleh suatu tujuan utama
(bisnis, berlibur, atau tujuan pribadi lainnya), selain untuk bekerja dengan

5
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
penduduk negara yang dikunjungi. Definisi ini mencakup dua kategori tamu
mancanegara, yaitu

1.     Wisatawan (tourist) adalah setiap pengunjung seperti definisi di atas yang


tinggal paling sedikit 24 jam, akan tetapi tidak lebih dari 12 (dua belas)
bulan di tempat yang dikunjungi dengan maksud kunjungan antara lain:
a. Personal: berlibur, rekreasi, mengunjungi teman atau keluarga, belajar
atau pelatihan, kesehatan  olah raga. keagamaan, belanja, transit, dan
lain-lain.
b. Bisnis dan profesional: menghadiri pertemuan, konferensi atau
kongres, pameran dagang, konser, pertunjukan, dan lain-lain.

2.     Pelancong (Excursionist) adalah setiap pengunjung seperti definisi di atas


yang tinggal kurang dari dua puluh empat jam di tempat yang dikunjungi
(termasuk cruise passenger yaitu setiap pengunjung yang tiba di suatu
negara dengan kapal atau kereta api, dimana mereka tidak menginap di
akomodasi yang tersedia di negara tersebut).

Pada umumnya tujuan utama wisatawan untuk berwisata adalah


mendapat kesenangan. Namun, wisatawan modern pada akhir-akhir ini selama
perjalanan berwisata ingin meraih beberapa manfaat. Ada dua faktor penting
yang memotivasi seseorang untuk melakukan kegiatan berwisata, yaitu :
a. Faktor Pendorong (push factors). Faktor yang mendorong seseorang untuk
berwisata adalah ingin terlepas (meskipun hanya sejenak) dari kehidupan
yang ritin setiap hari, lingkungan yang tercemar, kecepatan lalu lintas dan
hiruk pikuk kesibukan kota.
b. Faktor Penarik (pull factors). Faktor ini berkaitan dengan adanya atraksi
wisata di daerah atau di tempat tujuan wisata. Atraksi wisata dapat berupa
kemasyuran akan objek, tempat-tempat yang banyak diperbincangkan
orang sedang sedang menjadi berita.
Dorongan berkunjung ke tempat teman atau keluarga atau ingin
menyaksikan kesenian serta pertandingan olah raga yang sedang berlangsung

6
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
juga menjadi daya tarik di daerah tujuan wisata. Faktor pendorong dan penarik
ini sesungguhnya merupakan faktor internal dan eksternal yang memotivasi
wisatawan untuk mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan wisata.
Faktor pendorong umumnya bersifat sosio-psikologis, sedangkan faktor penarik
merupakan destination-specific attributes. Pada dasarnya seseorang
melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal, motivasi-motivasi tersebut
dapat dikelompokkan menjadi empak kelompok besar, yaitu :
a. Physical or physiological motivation yaitu motivasi yang bersifat fisik atau
fisiologis, antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan,
berpartisipasi dalam kegiatan olah raga, bersantai dan lainnya
b. Cultural motivation yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi
dan kesenian daerah lain, termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek
peninggalan budaya.
c. Social or interpersonal motivation yaitu motivasi yang bersifat sosial seperti
mengunjungi teman dan keluarga, melakukan hal-hal yang dianggap
mendatangkan gengsi (prestige), melakukan ziarah, pelarian dari situasi
yang membosankan.
d. Fantasy motivation yaitu adanya motivasi bahwa di daerah lain seseorang
akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan dan yang
memberikan kepuasan psikologis.

2.3.2 Potensi dan Daya Tarik Wisata

Potensi wisata merupakan segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan


wisata dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke
tempat tersebut (Mariotti dalam Yoeti, 1996). Sujali (dalam Amdani, 2008)
menjelaskan bahwa potensi wisata sebagai kemampuan dalam suatu wilayah
yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk pembangunan, mencakup alam dan
manusia serta hasil karya manusia itu sendiri. Sedangkan daya tarik wisata,
berdasarkan UU No 10 tahun 2009 adalah segala sesuatu yang memiliki
keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,

7
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan.
Menurut Undang-Undang Kepariwisataan, daya tarik wisata merupakan
salah satu usaha dalam kepariwisataan. Usaha pariwisata meliputi : 1)
Kawasan wisata ; 2) Jasa transportasi dan jasa perjalanan; 3) Jasa makanan
dan minuman ; 4) Penyediaan akomodasi, penyelenggaraan kegiatan hiburang
dan rekreasi ; 5) Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan intensity, konfrensi
dan pameran ; 6) Jasa informasi pariwisata, konsultasi pariwisata dan
pramuwisata ; 7) Wisata tirta dan spa. Secara garis besar, daya tarik wisata
diklasifikasikan kedalam tiga klasifikasi (Marpaung dalam Mulyo, 2005), yaitu :
1. Daya Tarik wisata alam. Bersumber dari kondisi alam yang ada seperti
wisata pantai, bahari, alam pegunungan, daerah liar terpencil, taman dan
daerah konservasi.
2. Daya Tarik budaya. Memiliki objek yang bersumber dari kondisi budaya
masyarakat ataupun peninggalan seperti kondisi adat istiadat masyarakat,
kondisi sosial masyarakat dan acara tradisional.
3. Daya tarik buatan manuasia. Daya tarik yang mengembangkan sesuatu
yang bersumber dari buatan manusia atau termasuk sebagai daya tarik
khusus seperti taman hiburan rakyat, festival musik, festival tahunan atau
lokasi ajang perlombaan (perahu, motor cros, dll).

2.3.3 Industri Pariwisata

Ada beberapa pengertian tentang industri pariwisata, antara lain sebagai


kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan
barang dan jasa (goods and service) yang dibutuhkan para wisatawan pada
khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya (Yoeti,
1985). Pengertian tentang industri pariwisata yang lainnya adalah suatu
susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam
pengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang
memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian (Kusudianto, 1996).

8
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam
rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata, antara lain perhotelan, Biro
Perjalanan Wisata, Transportasi dan Asosiasi Usaha Pariwisata. Industri yang
menyediakan jasa, daya tarik, dan sarana wisata. Industri yang merupakan
unit-unit usaha atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga area
geografi tersebut. Sebagai contoh, biro perjalanan wisata bisa ditemukan di
daerah asal wisatawan, Penerbangan bisa ditemukan baik di daerah asal
wisatawan maupun di daerah transit, dan akomodasi bisa ditemukan di daerah
tujuan wisata.

BAB III
PELUANG DAN TANTANGAN PARIWISATA

3.1 Peluang

3.1.1 Peningkatan Perjalanan Wisatawan Domestik

Wisatawan domestik atau Nusantara telah menjadi kekuatan pariwisata


Indonesia karena setiap tahun jumlahnya terus meningkat. Menurut data Biro
Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2017, jumlah perjalanan wisatawan domestik
yang melakukan kunjungan ke berbagai daerah di Indonesia sebanyak 270,82
juta kunjungan, kemudian meningkat pada tahun 2018 sampai 2021, masing-
masing menjadi 303,40 juta kunjungan ; 722,16 juta kunjungan ; 524,57 juta
kunjungan dan 603,02 juta kunjungan atau selama lima tahun terakhir terjadi
peningkatan rata-rata sebesar 34,41 persen/tahun. Namun, pada tahun 2020
jumlah wisatawan domestik yang melakukan kunjungan ke berbagai daerah
di Indonesia diperkirakan menurun menjadi sebesar 524,57 juta kunjungan
atau menurun sebesar – 27,36 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal
ini, terutama akibat pandemi covid-19 yang berkepanjangan (Kemenparekraf,
2021). Pada tahun 2021, seiring dengan semakin terkendalinya pandemic

9
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
covid-19, jumlah perjalanan wisata mengalami pengingkatan kembali sebesar
14,95 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk lebih jelasnya
perkembangan wisatawan domestik yang berpergian ke seluruh Indonesia
dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1
Perkembangan Wisatawan Domestik
Yang Berpergian ke Seluruh Indonesia

Tahun Jumlah Pertumbuhan


Perjalanan (%)
2017 270.822.003 -
2018 303.403.888 12,03
2019 722.158.733 138,02
2020 524.571.392 -27,36
2021 603.020.000 14,95
Rata-Rata (%) 34,41
Sumber : Biro Pusat Statistik (BPS)

Dengan melihat data meningkatnya jumlah perjalanan wisatawan


domestik selama lima tahun terakhir tersebut memberikan indikasi bahwa
peluang peningkatan wisatawan domestik yang akan melakukan perjalanan
cukup besar masih cukup besar. Hal ini, terutama disebabkan pandemi covid
19 secara perlahan lahan menunjukkan adanya tanda-tanda akan berakhir,
seperti terlihat semakin menurunya jumlah penderita yang terkena virus covid
19 dan semakin banyaknya penduduk Indonesia yang menerima vaksin covid
19. Jumlah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan wisata ke seluruh
indonesia didominasi oleh penduduk yang berasal dari Pulau Jawa, terutama
Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Wisatawan domestik tersebut pada
umumnya mengunjungi objek-objek wisata yang ada di Pulau Jawa maupun
luar Pulau Jawa.

10
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
3.1.2 Peningkatan Kunjungan Wisatawan Mancanegara

Wisatawan mancanegara yang paling dominan berkunjung ke Indonesia


berasal dari negara ASEAN, China, Australia dan Timor Leste. Berdasarkan
data BPS tahun 2019, jumlah wisatawan manca negara yang berkunjung ke
Indonesia sebanyak 16,11 juta wisatawan. Dari jumlah wisatawan tersebut,
paling dominan berasal dari Malaysia sebanyak 2,98 juta wisatawan
(18,51%), kemudian diikuti oleh wisatawan China sebanyak 2,07 juta
wisatawan (12,86%), wisatawan Singapura sebanyak 1,93 juta wisatawan
(12,01%), Australia sebanyak 1,39 juta wisatawan (8,61 %) dan wisatawan
Timor Leste sebanyak 1,18 juta wisatawan (7,32 %). Dengan
membandingkan jumlah wisatawan dunia yang berkunjung ke Indonesia
dengan total wisatawan dunia maka market share wisatawan mancanegara
Indonesia masih rendah, yaitu pada tahun 2019 sebesar 1,34 persen.
Perkembangan wisatawan mancanegara ke Indonesia selama lima
tahun terakhir mengalami penurunan yang cukup berarti, terutama pada
tahun 2020 dan 2021. Pada tahun 2017, jumlah kunjungan wisatawan
Mancanegara ke Indonesia sebesar 14,04 juta kunjungan, kemudian
meningkat pada tahun 2018 sampai 2019, masing-masing menjadi sebesar
15,68 juta kunjungan dan 16,11 juta kunjungan. Namun, jumlah kunjungann
wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2020 dan
2021, masing-masing mengalami penurunan yang cukup drastis, yaitu
menjadi sebanyak 4,05 juta kunjungan dan 1,56 juta kunjungan. Dengan
demikian, selama lima tahun terakhir, jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara mengalami penurunan rata-rata per tahun sebesar -30,50
persen. Hal tersebut, terutama disebabkan pandemi covid 19 yang melanda
dunia. Untuk lebih jelasnya, perkembangan kunjungan wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Indonesia selama periode 2017-2021
dapat dilihat pada Tabel 3.2.

11
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
Tabel 3.2
Perkembangan Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Yang Berkunjung Ke Indonesia, 2017-2021

Tahun Jumlah Pertumbuhan


Kunjungan (%)
2017 14.039.797 -
2018 15.687.455 11,74
2019 16.106.954 2,67
2020 4.052.923 -74,84
2021 1.557.530 -61,57
Rata-Rata (%) -30,50

Sumber : Biro Pusat Statistik (BPS)

Dengan melihat data penurunan perjalanan wisatawan mancanegara


selama lima tahun terakhir tersebut memberikan indikasi bahwa peluang
peningkatan wisatawan mancanegara yang akan melakukan perjalanan ke
Indonesia dimasa yang akan datang masih membutuhkan waktu yang relative
cukup lama menuju kondisi normal. Hal ini, terutama akibat pandemi covid 19
di seluruh dunia yang belum berakhir, meskipun kecenderungannya
menunjukkan penurunan yang cukup signifikan.

3.1.3 Perkembangan Teknologi Informasi

Saat ini teknologi informasi dan komunikasi semakin meningkat, era


industri 4.0 dirasa semakin meningkatkan sistem teknologi yang dapat
mempermudah berbagai kehidupan manusia, termasuk dalam dunia
pariwisata. Teknologi informasi menjadi salah satu sarana yang digunakan
dalam mempromosikan pariwisata dari berbagai media sosial dengan
berbagai digital marketingnya. Dengan adanya digital marketing minat
seseorang untuk pergi berlibur semakin tinggi. Digital marketing dalam
pariwisata dibuat bertujuan untuk mempromosikan dan memasarkan suatu

12
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
wisata di media sosial agar menarik wisatawan untuk datang. Kegiatan digital
marketing biasanya dilakukan di website, social media, online advertising, email
direct marketing, forum discussion, mobile applications. Digital marketing juga
merupakan strategi yang wajib diterapkan setiap bisnis yang ingin bertahan di
tengah dinamisnya perkembangan teknologi digital saat ini, salah satunya
adalah promosi bisnis pariwisata. Jika dulu perusahaan banyak mengandalkan
televisi, radio, telepon, dan baliho, kini perusahaan dapat memanfaatkan media
sosial dan mesin pencarian untuk mengenalkan produk. Salah satu keuntungan
pemasaran digital atau digital marketing, tidak hanya efektif dalam menjaring
traffic dan konversi, tapi juga lebih efisien jika ditinjau dari segi biaya. Biaya
content marketing lebih terjangkau dibanding memasang iklan di televisi.
Pelaku industri pariwisata yang tidak menerapkan digital marketing
tourism akan cenderung lebih sulit bersaing, lambat laun akan ditinggalkan
konsumen karena saat ini wisatawan sudah lebih sering mencari, memesan,
dan membeli paket perjalanan secara online tanpa perlu datang ke travel
agent konvensional. Secara umum, teknologi informasi yang tersedia untuk
mendukung industri pariwisata di Indonesia, antara lain :
1. Untuk pelaku inustri Biro Perjalanan, pada masa ini teknologi mobile atau
aplikasi dibidang pariwisata mengalami pertumbuhan signifikan. Para
pelaku usaha Biro Perjalanan tinggal memanfaatkan
teknologi mobile tersebut, sehingga dapat membantu menjangkau promosi
pariwisata yang lebih luas.
2. Pelaku bisnis perhotelan juga dapat mengembangkan potensi bisnisnya
dengan memanfaatkan teknologi informasi (market place) untuk
mendukung pemasaran on line, sistim kerja dan manajemen hotel karena
dengan bantuan teknologi tersebut manajemen hotel  bisa mendapatkan
beberapa informasi personal dari customer yang bersangkutan. Selain itu,
kolaborasi bisnis, baik dalam operasional atau manajemen bisnis bisa  di
jalankan secara bersama-sama. Memaksimalkan potensi peningkatan
keamanan dari perangkat teknologi yang ada dikantor pengelola hotel yang

13
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
bersangkutan, sehingga dengan peningkatan tersebut data base customer
yang sudah  terupdate di manajemen hotel akan tersimpan dengan baik.
Dimana bisa jadi database itulah yang nantinya akan bisa di gunakan
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
3. Untuk pelaku usaha transportasi dan pelaku usaha lainnya seperti rumah
makan, telah tersedia aplikasi Gojek dan GRAB sehingga memudahkan
wisatawan untuk mengunjungi oebjek-objek wisata dengan harga yang
wajar. Selain itu, didalam aplikasinya terdapat produk dan jasa lainnya
untuk kebutuhan wisatawan seperti makanan dan minuman. Para Usaha
Kecil dan Mikro (UKM) dapat memanfaatkan aplikasi tersebut untuk
mengembangkan usahanya.
4. Penerapan teknologi mobile bagi dinas pariwisata dengan produk city
directory berbasis mobile. Dengan aplikasi tersebut, semua kebutuhan
informasi tentang daerah seperti tempat wisata, kuliner, akomodasi, dan
lain-lain bisa diakses melalui perangkat mobile. Dinas Pariwisata dapat
memasukkan materi promosi kedalam platform aplikasi mobile tersebut .
5. Untuk pelaku usaha dibidang perdagangan dan jasa, terutama yang dapat
mendukung wisatawan telah tersedia aplikasi market place seperti
tokopedia, bli-bli, spohi, bukalapak dan market place lainnya.

3.2 Tantangan

3.2.1 Tingginya Tingkat Persaingan Industri Pariwisata

Tingkat persaingan memperebutkan wisatawan dunia (mancanegara)


antar negara di kawasan ASEAN, Asia maupun dunia setiap tahun terus
meningkat karena setiap negara berusaha meningkatkan daya saingnya.
Meskinpun demikian, prospek pariwisata dunia masih cukup cerah karena
travel propensity di negara-negara sumber wisatawan mancanegara tumbuh
positif, sebagaimana angka proyeksi pertumbuhan wisatawan dunia menurut

14
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
UNWTO sebesar 3 persen/tahun. Meski demikian, perilaku negara pesaing
akan menciptakan persaingan yang semakin keras dalam merebut pasar
pariwisata dunia, sehingga menjadi tantangan terbesar bagi Indonesia. Travel
propensity di masing-masing negara sumber pasar utama pariwisata Indonesia
dipengaruhi oleh situasi makro dan mikro terkait pertumbuhan ekonomi di
masing-masing negara serta intermediary di antaranya terkait harga. Sebagai
contoh, pasar India dengan jumlah penduduk 1,3 miliar, memiliki outbound
(orang yang berwisata ke luar negeri) sebanyak 13,2 juta, sedangkan China
dengan total penduduk 1,5 miliar angka outbound-nya sebesar 117 juta. Kedua
negara ini masing-masing mempunyai pertumbuhan ekonomi tahun lalu
sebesar 6,8% dan 6,7%. Negara anggota ASEAN yang diapit oleh India dan
China sebagai dua negara pasar pariwisata terbesar ini diperebutkan oleh
negara-negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia. Persaingan yang sangat
ketat terutama dalam merebut wisatawan milinial dengan strategi promosi
digital yang bergerak cepat. Tantangan yang dihadapi dalam memperebutkan
wisatawan mancanegara yakni kondisi pasar khususnya pasar utama
(pertumbuhan ekonomi), kesiapan destinasi, kondisi sosial-ekonomi-politik
Indonesia serta isu dan persepsi tentang terorisme dan perilaku negara
pesaing. Dari lima hal yang menjadi tantangan besar tersebut, tantangan
terberat adalah perilaku negara pesaing. Banyak negara berusaha menjadikan
Indonesia sebagai pasar utama mereka di antaranya Selandia Baru yang
memberikan insentif bagi pelaku bisnis pariwisata. Selain itu, ada Jepang yang
mengembangkan wisata halal untuk merebut pasar Indonesia, sedang Vietnam
membuat Bali Baru sebagai destinasi unggulan mereka dalam upaya
memenangkan persaingan di kawasaan pasar ASEAN, khususnya dengan
Indonesia.
Meskipun tingkat persaingan yang cukup ketat, daya saing pariwisata
Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan. World Economic Forum merilis
sejumlah negara dengan tingkat persaingan paling maju di dunia. Ada sejumlah
faktor yang menentukan, yakni lingkup bisnis, keamanan, kebersihan, sumber

15
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
daya manusia, keterbukaan dengan internasional, persaingan harga, proritas
terhadap pariwisata, lingkup lingkungan dan alam, budaya, infrastruktur darat,
laut dan udara, pusat informasi turis serta kesiapan secara digital. Dari 140
negara, Spanyol memimpin posisi pertama. Negeri Matador dianggap
memenuhi aspek penilaian dengan baik, serta otomatis memimpin wilayah
Eropa dari segi pariwisata yang kompetitif. Daya tarik utama Spanyol adalah
sumber daya alam dan budayanya, selain itu juga menjadi tujuan pusat
pertemuan internasional serta memiliki situs warisan budaya yang cukup
banyak diakui UNESCO. Spanyol memiliki sejumlah atraksi wisata dari
berbagai aspek, seperti berbagai bangunan tua, sport tourism di sejumlah kota
yakni Barcelona dan Madrid, serta pemandangan alam ternama seperti di Ibiza
dan Costa del Sol. Dari segala aspek penilaian tersebut, Indonesia berhasil
menduduki posisi ke-40 dunia di tahun 2019. Berada di atas Turki (43),
Hungaria (48) dan Arab Saudi (69). Sejumlah negara ASEAN yang berada di
atas Indonesia yakni Singapura (17), Malaysia (29) dan Thailand (31). Tahun
2017, Indonesia menempati posisi ke 42 dari 140 negara. Setelah tahun 2013-
2014 peringkat 70 dunia, naik ke posisi 50 pada 2015. Pengakuan internasional
terhadap pariwisata Tanah Air kembali membaik. Indonesia berada di peringkat
ke-7 untuk kunjungan terbaik pariwisata di tahun 2019. Peringkat yang
diberikan Lonely Planet edisi tahun 2019 tersebut akan menambah kunjungan
wisman ke Indonesia dikarenakan Lonely Planet merupakan buku panduan
perjalanan dan penerbit media digital terbesar di dunia. Sementara itu,
persaingan pariwisata antar daerah/wilayah di Indonesia juga semakin ketat,
baik dalam memperebutkan wisatawan mancanegara maupun domestik. Setiap
daerah/wilayah berlomba-lomba untuk membangun destinasi wisata yang
menarik. Wilayah yang semula mengandalkan pemasukan daerah dari hasil
sumber daya alam, kini mulai beralih memanfaatkan sektor wisata untuk
memperoleh pemasukan daerah.

16
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
3.2.2 Belum Kuatnya Kelembagaan dan Sumberdaya Manusia Pariwisata

Kelembagaan kepariwisataan merupakan suatu integrasi antara


pemerintah, organisasi/lembaga, pelaku pariwisata, peraturan, dan teknis
pelaksanaan, yang berlangsung secara terus‐menerus, agar tujuan
kepariwisataan secara nasional, regional, dan lokal dapat tercapai. Lembaga
kepariwisataan terdiri dari lembaga Pemerintah (Dinas Pariwisata), Perguruan
Tinggi, Swasta (Asosiasi Industri Pariwisata, Perhimpunan Hotel dan Restoran,
Asosiasi Tour dan Travel dan Asosiasi (perhimpunan Pariwisata lainnya) dan
masyarakat, termasuk media masa. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50
Tahun 2011 tentang RIPPARNAS, secara umum pengembangan konsep
kelembagaan lebih berorientasi kepada bagaimana pemerintah kabupaten/kota
dapat meningkatkan partisipasi semua pihak dalam rangka pengembangan
kepariwisataan. Dalam konteks pelaksanaan program dan kegiatan merupakan
tugas dan tanggungjawab dari pemerintah daerah, tetapi peran serta
masyarakat, lembaga/organisasi masyarakat dan pihak swasta diharapkan
dapat lebih berperan dalam mensukseskan program dan kegiatan pariwisata.
Kemajuan pariwisata banyak dipengaruhi oleh profesionalisme dan eksistensi
lembaganya (tourism institutions). Semakin maju lembaga pariwisata (kuantitas
dan kualitas) maka cenderung akan semakin maju pariwisata dalam suatu
daerah.
Peran lembaga pariwisata di Indonesia masih perlu ditingkakan, seperti
pemberdayaan masyarakat atau pariwisata yang berbasis komunitas lokal di
sekitar destinasi wisata masih terbatas, sehingga belum optimalnya inovasi
dan kreativitas dari masyarakat untuk memajukan pariwisata. Selain itu,
keterpaduan program antar stakeholder pariwisata masih perlu ditingkatkan
dalam membangun pariwisata, sehingga tidak terkesan setiap stakeholder
pariwisata cenderung berjalan sendiri-sendiri, tanpa memperhatikan sumber
daya yang dimiliki oleh lembaga lain. Apabila ditingkatkan sinergi atau
kerjasama antar lembaga yang saling menguntungkan melalui kepercayaan

17
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
bersama (mutual trust) maka pariwisata akan bisa dikembangkan lebih optimal.
Peran Dinas Pariwisata dapat memfasilitasi peningkatan kerjasama antara
ASITA (asosiasi pengusaha tour dan travel) dengan PHRI (Perhimpunan Hotel
dan Restoran) dan stakeholder terkait lainnya, termasuk Perguruan Tinggi,
Media dan masyarakat untuk meningkatkan kunjungan wisatawan domestik
dan mancanegara, termasuk dalam pemberian discout barang dan jasa serta
promosi wisata.
Sementara itu, Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai salah satu sumber
daya memiliki peran pelaksana dalam pelaksanaan pembangunan
kepariwisataan. Upaya pembangunan SDM pariwisata meliputi SDM Pariwisata
di tingkat Pemerintah dan SDM Pariwisata di dunia usaha dan masyarakat.
SDM pariwisata yang profesional, antara lain keramahan dan kesopanan
pemandu wisata, petugas informasi memberikan informasi yang akurat,
kepedulian petugas parkir, petugas kebersihan yang rapi serta petugas
keamanan yang ramah dan menjamin keamanan. Selain itu, pemandu wisata
dan petugas informasi wisata memiliki pengetahuan terkait wisata, sejarah,
budaya dan tradisi kawasan wisata.

3.2.3 Ketidakberdayaan UMKM Sektor Pariwisata

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergerak di sektor


pariwisata, termasuk industri kreatif antara lain agen perjalanan wisata, sanggar
seni, penyelenggaran Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE),
usaha penginapan/homestay, penyedia makanan dan minuman di kawasan
wisata, usaha jasa layanan informasi pariwisata, pengusaha transportasi
pariwisata (travel, kapal wisata), pusat oleh-oleh (suvenir dan tenunan), dan
tempat pelayanan pariwisata (taman tematik, museum, konsultan wisata, dan
pemandu wisata) dan usaha pendukung pariwisata lainnya. Selama masa
pandemi virus corona, usaha UMKM yang bergerak di sektor pariwisata sangat
rentan terdampak pandemi virus corona karena menurunnya jumlah wisatawan
secara drastis akibat penerapan prinsif : belajar, bekerja dan beribadah dari

18
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
rumah. Sektor ini disebut oleh ekonom tak bisa lagi menjadi penyangga
perekonomian seperti saat krisis ekonomi dan keuangan tahun 1998 dan 2008.
Selain faktor pandemi virus corona (covid-19), UMKM di sektor pariwisata
termasuk industri kreatif sendiri menghadapi kendala dalam
pengembangannya, antara lain :
1. Jumlah UMKM di sektor pariwisata setiap tahun semakin meningkat, tetapi
jumlah UMKM tersebut tidak sebanding dengan tingkat daya saing UMKM,
baik secara lokal, regional maupun internasional.
2. Terbatasnya akses UMKM terhadap sumber daya produktif terutama
permodalan.
3. Keterampilan teknis rendah, dan teknologi produksi sederhana. Rendahnya
keterampilan teknis dari para pekerja berakibat pada sulitnya standarisasi
produk. Begitu juga penggunaan teknologi produksi yang sederhana
mengakibatkan mutu produk yang dihasilkan bervariasi.
4. Dalam manajemen, tidak ada spesialisasi bahkan seringkali pemilik
menangani sendiri, artinya dalam menjalankan perusahaan tidak terdapat
job description yang jelas. Disamping itu, tingkat perputaran tenaga kerja
tinggi, hal ini akan mengakibatkan sulitnya menjadikan tenaga menjadi
betul-betul ahli.
5. Administrasi keuangan UMKM masih lemah. Kondisi ini seringkali menjadi
penyebab sulitnya perusahaan mengajukan kredit ke pihak ketiga, sebab
para investor baru mau menanamkan uangnya kalau terjamin
keamanannya, artinya uang yang ditanamkannya dijamin akan kembali dan
sekaligus memperoleh keuntungan. Lemahnya administrasi keuangan
mengakibatkan sulitnya melakukan penilaian kelayakan usaha.
6. Banyak biaya di luar pengendalian. Terkait dengan lemahnya administrasi
keuangan seringkali dijumpai tidak terdapat pemisahan yang jelas antara
kekayaan perusahaan dan kekayaan pribadi, sehingga membengkaknya
biaya prive direksi. Selain itu, tidak memperhitungkan penyusutan atas
aktiva tetap dan tidak memperhitungkan tenaga keluarga.

19
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
BAB IV
PENUTUP

Dengan adanya karya tulis yang membahas peluang dan tantangan


pariwisata di Indonesia memberikan perspektif bahwa pariwisata di Indonesia
memiliki peranan yang strategis dalam perekonomian nasional dan daerah
karena keberadaan sektor pariwisata menjadi sumber pemasukan devisa
negara, banyak menyerap tenaga kerja dan menjadi sumber mata pencaharian
dari sebagian penduduk Indonesia yang terlibat di industri pariwisata. Selama
masa pandemi covid 19, sektor pariwisata merupakan sektor yang terkena
dampak langsung melalui menurunnya kinerja industri pariwisata secara drastis
akibat semakin menurunnya kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara
ke berbagai objek pariwisata di Indonesia. Meskipun demikian, pada saat ini
pandemi covid 19 sudah menunjukkan tanda-tanda akan berakhir yang
berdampak langsung terhadap pemulihan industri pariwisata. Seiring dengan
akan berakhirnya pandemi covid 19, peluang pariwisata dimasa datang
semakin cerah karena jumlah kunjungan wisatawan domestik dan
mancanegara ke objek-objek pariwisata akan semakin meningkat. Untuk itu,
diperlukan kesiapan para pelaku indutri pariwisata melalui peningkatan kualitas
sumberdaya manusia yang bekerja di sektor pariwisata dan pemanfaatan
teknologi informasi serta dukungan kebijakan dari Pemerintah Pusat dan
Daerah untuk memajukan sektor pariwisata.

20
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

Ali Hasan. 2015. Tourism Marketing. Jakarta : Center for Academic Publishing
BPS Palembang. Kabupaten Lahat Dalam Angka, Publikasi Online, 2020.

BPS. Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Nasional, Publikasi Online,


2021.

BPS. Statistik Wisatawan Nusantara 2021, Publikasi Online, 2021.

Cooper et. al. 1993. Tourism Principles & Practice. England : Longman Group
Limited.

Hall, M., & Zeppel, H. (1990). Cultural and Heritage Tourism: The New Grand
Tour. Historic Environment.

Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi


Pariwisata. Jakarta: UI Press.

Leiper, N. 2004. Tourism Management. Australia : Person Hospitality Press.


Marpaung Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung. Alfabeta.
Morrison, A. (2010). Hospitality and Travel Marketing, Fourth Edition. Albany,
NY : Delmar Cengage Learning.

Mill,R.C. and Morrison, A. 1985. The Tourism System, Englewood Cliffs,


NJ:Prentices Hall.

Utama, I. G. B. R. (2016). Pengantar Industri Pariwisata. Yogyakarta:


Deepublish.

Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Jakarta.


Wahab, Salah. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta : PT Pradnya
Paramita.

Yoeti, Oka A. 1990. Pariwisata Budaya Masalah dan Solusinya. PT Pradnya


Paramita Jakarta.

Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata, Edisi pertama, Angkasa:


Bandung.

Yoeti, Oka A. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, PT. Pradnya


Paramita: Jakarta.

21
Karya Tulis- Peluang dan Tantangan Pariwisata Indonesia

Anda mungkin juga menyukai