Anda di halaman 1dari 9

WAKTU LUANG DAN DINAMIKA KEPARIWISATAAN

Semakin derasnya berkembangaan arus teknologi, maka semakin berkembang pula berbagai
sektor tak terkecuali dalam hal pariwisata. Manusia sebagai makhluk sosial dengan segala
aktivitas yang dilakukan tak lepas dari kebutuhan yang harus dipenuhi. Meminjam apa yang
dikemukakan oleh Abraham Maslowdalam teori Hirarki menyatakan bahwa setiap manusia
memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997). Dahulu kebutuhan primer hanya mencakup
sandang, pangan, dan papan. Namun dewasa ini karena kehidupan yang semakin kompleks
maka ditambahkan pula hiburan bersamaan dengan pendidikan, kesehatan dan lain-lain.

Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan yang sifatnya hiburan,
salah satunya adalah dengan berwisata. Beragamnya waktu luang yang dimiliki oleh setiap
orang menyebabkan perkembangan pariwisata berjalan secara dinamis terutama dalam hal
frekuensi berkunjung.

A. Konsep Waktu Luang Masyarakat Bagi Pariwisata

Pariwisata merupakan hal yang berkaitan erat dengan elemen waktunya. Waktu-waktu
tertentu dapat mendukung peningkatan pariwisata. Adanya waktu luang/ senggang
masyarakat diharapkan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk aktivitas pariwisata.

Waktu luang/ senggang atau dalam bahasa Inggris sering disebut leisure time terdiri dari dua
kata yang mana kata pertama memegang kunci untuk mengetahui pengertiannya.
Kata leisure berasal dari kata licere yang berarti to be permitted (diperkenankan). Dari kata
tersebut kemudian diperjelas sebagai saat-saat bebas untuk beristirahat dan bebas dari segala
pekerjaan, tugas, atau kewajiban-kewajiban. Jadi perngertian waktu luang/ senggang (leisure
time) adalah suatu periode dimana orang tidak melakukan lagi kegiatan-kegiatan atau usaha-
usaha guna kepentingan kehidupan primernya (W. Haryono, 1978).

Dari pengertian waktu luang yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat memperjelas bahwa
waktu luang sangat terkait dengan pariwisata. Menurut W. Haryono (1978) hal itu mulai
terlihat dari masa lampau periode tahun 50-an yang mana perkembangan industri di dunia
khususnya di Eropa dan Amerika Serikat begitu pesat sehingga berbanding lurus dengan
penambahan waktu luang/ senggang sehingga menambah kesempatan untuk melakukan
rekreasi. Rekreasi dari masyarakat waktu itu pun terus berkembang sehinga mereka tidak
begitu saja puas dengan rekreasi lokal sehingga mereka melakukan rekreasi ke tempat yang
jauh dan bahkan sampai ke luar negeri. Hal itu lah yang terus mendorong perkembangan
pariwisata sehingga muncul pula indrustri pariwisata dan terus berkembang hingga periode
sekarang.

Pada dasarnya rekreasi dengan pariwisata adalah dua istilah yang tidak sama. Menurut W.
Haryono (1978) rekreasi dapat diartikan suatu aktivitas yang bersifat fisik, mental, maupun
emosionil yang dapat dilakukan pada waktu luang/ senggang (leisure time) dan tanpa adanya
paksaan (bebas). Sementara Pariwisata mempunyai pengertian yaitu suatu bentuk kegiatan
manusia dan sebagai pernyataan dari usaha-usaha manusia untuk memenuhi sesuatu
keinginan ataupun kebutuhan hidupnya.

Jika dilihat dari pengertian masing-masing memang sekilas tampak hampir sama, tetapi ada
hal yang membedakan. Pariwisata merupakan sebuah kata yang berakar dari kata wisata yang
berarti mengadakan perjalanan, berkelana, ataupun mengembara. Jadi bisa dikatakan bahwa
Pariwisata mengandung unsur rekreasi di dalamnya. Sedangkan jika hanya sekedar rekreasi,
tidak harus dilakukan dengan melakukan perjalanan tetapi bisa jadi cukup melakukan
kegiatan di waktu senggang/ luang (leisure time).

Setelah memahami dari pengertian masing-masing maka dapat dibentuk sebuah peta konsep
yang menunjukkan keterkaitan antara waktu luang/ senggang (leisure time) dengan rekreasi
dan pariwisata sebagai berikut.

B. Penggunaan Waktu Luang dan Dinamika Kepariwisataan

Waktu luang merupakan salah satu indikator yang menjadi alasan seseorang berwisata,
beragamnya kesibukan yang dimiliki oleh setiap orang membuat dinamika tersendiri dalam
hal berwisata.

C. Jenis-Jenis Wisata

Terdapat beberapa jenis wisata yang dapat dialakukan oleh masyarakat, diantaranya
yaitu sebagai berikut :
1. Wisata Olahraga

Wisata Olahraga adalah pariwisata dimana para wisatawan mengadakan kunjungan untuk
kegiatan berolahraga. Olahraga memiliki berbagai macam organisasi, baik organisasi yang
bersifat nasional maupun internasional. Dan di dalam olahraga terdapat dua pembedaan, yaitu
pertandingan olahraga dan olahraga sebagai kegiatan olahraga. Banyak pertandingan
internasional yang menarik pengunjung dalam jumlah yang besar akan tetapi yang dimaksud
menjadi wisatawan olahraga adalah mereka yang berolahraga bukan mereka yang
menyaksikan kegiatan olahraga. Contoh: Olahraga paralayang. Olahraga paralayang yang
bertempat di Wana Wisata Gunung Banyak, Kota Batu ini dikunjungi wisatawan berkisar 100
hingga 200 orang setiap hari, dan mengalami peningkatan pada akhir pekan berkisar 800
wisatawan per hari.

2. Wisata Bisnis

Wisata Bisnis adalah kegiatan wisata yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan bisnis yang
dikerjakan. Ada kunjungan bisnis, pertemuan bisnis, ada pekan raya dagang yang perlu
dikunjungi, semua peristiwa itu mengundang kedatangan orang-orang bisnis dengan
demikian arus wisatawan bertambah besar pada saat kegiatan-kegiatan tersebut
diselenggarakan. Contoh: International Franchise, License & Business Concept Expo &
Conference (IFRA). Menurut data dari Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), IFRA tahun 2014
tercatat pengunjung mencapai lebih dari 14.000 orang, IFRA 2015 mencatat jumlah
pengunjung 13.236 orang, dan dalam IFRA 2016 jumlah pengunjung 15.000 orang.

3. Wisata Konvensi

Wisata Konvensi adalah perjalanan wisata yang timbul karena mengadakan pertemuan untuk
membicarakan berbagai macam permasalahan, seperti pelestarian hutan, pemberantasan
penyakit atau sekedar pertemuan rutin para ahli. Contoh: Kunjungan untuk kegiatan
penelitian di Kebun Raya Bogor. Menurut data yang diberikan oleh Pengawas Pelayanan Jasa
dan Tiketing Kebun Raya Bogor, Upun Punijar. Pada hari Rabu 6 Juli 2016 jumlah
pengunjung sebanyak 4.515 dan pada hari Kamis jumlahnya meningkat menjadi 12.725, hari
Jumat jumlah pengunjung sebanyak 11.945, pada hari Sabtu jumlah pengunjung meningkat
drastis menjadi 23.533 pengunjung.
4. Wisata Sosial

Wisata Sosial adalah kegiatan pariwisata yang perjalananya dilaksanakan dengan bantuan
pihak-pihak tertentu yang diberikan secara sosial atau kegiatan wisata yang bertarif rendah.
Bantuan sosial tersebut bisa berupa kendaraan, tempat penginapan seperti wisma
peristirahatan, hotel remaja (youth hostel). Contoh: Berwisata ke Taman Balekambang
Surakarta. Menurut Kepala UPTD Kawasan Wisata Taman Balekambang, Endang Sri
Murniyati, mengatakan jumlah kunjungan pada hari biasa sekitar 3.000 pengunjung per hari.
Sedangkan pada akhir pekan meningkat mencapai 5.000 pengunjung.

D. Motif Berpariwisata

Pada hakikatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata itu tidak terbatas dan tidak
dapat dibatasi. Di Indonesia sendiri ada salah satu kebiasaan untuk menentukan perjalanan
wisata berdasarkan modal atraksi wisata misalnya seperti wisata alam, wisata bahari, wana
wisata, dll yang berdasarkan atas modal alam, laut, hutan, dan sebagainya. Dan hubungannya
seperti modal laut dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata rekreasi, olahraga, dan lain
sebagainya. Dibawah ini diklasifikasikan sejumlah subkelas motif wisata yaitu ;

1. Motif Bersenang-Senang atau Tamasya

Motif bersenang-senang adalah motif yang melahirkan tipe wisata tamasya (pleasure
tourism). Wisatawan tipe ini ingin mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya,
mendengarkan dan menikmati apa saja yang menarik perhatian . Wisatawan tamasya
berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat lain dengan menikmati pemandangan
alam, adat kebiasaan setempat, pesta rakyat. Dan intinya wisatawan tamasya itu ingin
memanfaatkan waktu luang guna mengganti pemandangan atau wisatawan tamasya
berpindah-pindah tempat.

2. Motif Rekreasi

Motif rekreasi merupakan tipe wisata rekreasi (recreation tourism). Rekreasi ialah kegiatan
yang menyenangkan guna untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani manusia.
Kegiatan-kegiatannya dapat berupa olahraga (tenis, berkuda, mendaki gunug,dll) ataupun
mengerjakan hobi juga dapat diisi dengan perjalanan tamasya singkat untuk
menikmati keadaan sekitar tempat menginap (sightseeing). Dan bagi negara-negara industri
maju motif rekreasi ini sangat penting. Tipe wisatawan rekreasi itu biasanya menghabiskan
waktunya di satu tempat saja.

3. Motif Kebudayaan

Motif kebudayaan merupakan tipe wisata kebudayaan (culture tourism) dimana orang tidak
hanya sekedar mengunjungi suatu tempat untuk menyaksikan akan tetapi lebih dari itu
dimana orang itu datang untuk mempelajari sesuatu bahkan mengadakan penelitian tentang
keadaan setempat. Biasanya para seniman sering mengadakan perjalanan wisata untuk
memperkaya diri, menambah pengalaman dan mempertajam kemampuan penghayatannya.
Dalam wisata budaya itujuga termasuk kunjungan wisatawan ke berbagai peristiwa khusus
(special events) seperti upacara keagamaan, pertunjukan rombongan kesenian yang terkenal,
dan sebagainya.

4. Motif Spiritual

Motif spiritual atau wisata spiritual (spiritual tourism) merupakan salah satu tipe wisata yang
tertua. Sebelum orang mengadakan perjalanan untuk rekreasi, bisnis, olahraga, dll orang
sudah mengadakan perjalanan untuk berziarah atau untuk keperluan keagamaan lain. Jika di
Indonesia merupakan tipe wisata spiritual yang penting, biasanya seperti hari-hari besar
nasional salah satu caranya yaitu berziarah ke makam pahlawan. Kalau orang Islam biasanya
berziarah ke makam para sunan wali songo atau ke kyai-kyai yang namanya terkenal. Jika
diluar negeri tempat-tempat berziarahnya yaitu Palestina, Roma, Mekah,Madinah merupakan
tempat wisata yang utama untuk dikunjungi. Orang naikhajipun adalah wisatawan. Seperti
bulan Syaban oleh orang Jawa dianggap sebagai bulan para arwah (disebut bulan ruwah)
yang secara khusus disediakan untuk berziarah kemakam leluhur.

5. Motif Interpersonal

Maksud dari motif interpersonal dimana orang dapat mengadakan perjalanan untuk bertemu
dengan orang lain. Orang dapat tertarik oleh orang lain untuk mengadakan perjalanan wisata
atau dalam kepariwisataan istilahnya adalah atraksi wisata. Pada umumnya orang yang
menarik kedatangan orang lain ialah orang-orang yang istimewa karena kedudukannya,
pengaruhnya, keseniannya, prestasinya disuatu bidang dll. Seperti jika ada suatu panggung
atau pertunjukkan dimana akan menampilkan artis yang terkenalmakabanyak warga
masyarakat berbondong-bondong dating untuk menyaksikan acara tesebut.
6. Motif Kesehatan

Wisata kesehatan merupakan tipe wisata yang juga penting sekali. Dahulu selalu ada kegiatan
yang berhubungan dengan pariwisata di tempat-tempat sumber air mineral (spa) yang
dianggap memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit. Namun sekarang sudah lain
ceritanya kebanyakan orang Indonesia sering berobat ke Singapura, Jepang, Amerika dll.
Perjalanan pasien-pasien itu adalah wisata kesehatan. Sementara itu spa kini telah tumbuh
menjadi pusat kebugaran jasmani yang diselaraskan secara ekologis dengan alam yang sehat.

E. Korelasi antara Waktu Luang dan Dinamika Pariwisata

Waktu luang adalah waktu yang dimiliki seseorang diluar jam kerja. Waktu luang
berhubungan erat dengan kesempatan seseorang mendapatkan waktu libur guna melakukan
kegiatan wisata atau berekreasi. Waktu luang berpengaruh terhadap keputusan pengunjung
untuk memilih tempat wisata berdasarkan waktu luang yang dimiliki (Sihotang,
2014). Waktu luang sering dihubungkan dengan kesempatan seseorang untuk dapat
berwisata, oleh karenanya perlu dimasukkan sebagai variabel untuk mengetahui seberapa
besar pengaruhnya terhadap biaya perjalanan.

Abad 19 adalah awal lahirnya sektor pariwisata sebagai industri, dimana negara-negara Barat
pada masa revolusi industri sedang mengalami surplus penghasilan. Berbagai perusahaan dan
pemilik modal besar di negara – negara tersebut pada masa itu mencari jalan untuk menyerap
penghasilan dari peluang sejak diterapkan sebuah kebijakan leisure.

1. Dalam rentang waktu 10 tahun, kebijakan tersebut telah berhasil meningkatkan


penyedia jasa leisure dengan pesat di negara-negara tersebut.
2. Efek lanjutan dari perkembangan kebijakan leisure pada negara-negara berkembang
khususnya Asia Tenggara dan Asia Pasifik adalah meningkatnya kunjungan
wisatawan internasional sebesar 6 juta wisatawan pada tahun 1962 dan pada tahun
1978 meningkat menjadi 40,2 juta wisatawan.
3. Peningkatan jumlah wisatawan tersebut terus berlanjut walaupun tahun 1980-an
negara-negara tersebut mengalami krisis ekonomi.
Menurut Holloway (2009), pariwisata adalah salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan
selama periode liburan. Kenyamanan didefinisikan sebagai waktu luang atau waktu dibuang
dan karena itu dapat diambil untuk merangkul aktivitas apapun selain dari pekerjaan dan
tugas wajib. Kenyamanan memerlukan keterlibatan aktif dalam bermain atau rekreasi atau
hiburan lebih pasif seperti menonton televisi atau bahkan tidur. Kegiatan olahraga,
permainan, hobi, hiburan dan pariwisata adalah semua bentuk rekreasi dan menggunakan
waktu senggang kita dengan bijaksana

Waktu luang merupakann salah satu faktor yang mempengaruhi frekuensi berkunjung, yang
dimaksud dengan frekuensi berkunjung disini adalah frekuensi yang menunjukkan seberapa
sering pengunjung datang ke objek wisata, sehingga perlu diketahui apakah
para pengunjung yang telah berkunjung ke menginginkan kembali berkunjung ke objek
wisata tersebut.

Berdasarkan data yang telah dijelaskan di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi berkunjung
cenderung meningkat pada saat leisure time yang terdapat pada akhir pekan dan hari libur.
Hal tersebut diperkuat dengan menurunnya jumlah pengunung di selain hari libur dan akhir
pekan. Maka semakin banyak waktu luang yang dimiliki oleh seseorang, semakin besar
kemungkinan untuk berwisata.

Waktu luang/ senggang (leisure time) mempunyai keterkaitan erat dengan rekreasi dan
pariwisata. Waktu luang/ senggang (leisure time) adalah suatu periode dimana orang tidak
melakukan lagi kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha guna kepentingan kehidupan primernya.
Sedangkan rekreasi dengan pariwisata adalah dua istilah yang tidak sama. Rekreasi dapat
diartikan suatu aktivitas yang bersifat fisik, mental, maupun emosionil yang dapat dilakukan
pada waktu luang/ senggang (leisure time) dan tanpa adanya paksaan (bebas). Sementara
Pariwisata mempunyai pengertian yaitu suatu bentuk kegiatan manusia dan sebagai
pernyataan dari usaha-usaha manusia untuk memenuhi sesuatu keinginan ataupun kebutuhan
hidupnya.

Hal yang membedakan adalah Pariwisata merupakan sebuah kata yang berakar dari kata
wisata yang berarti mengadakan perjalanan, berkelana, ataupun mengembara. Jadi bisa
dikatakan bahwa Pariwisata mengandung unsur rekreasi di dalamnya. Sedangkan jika hanya
sekedar rekreasi, tidak harus dilakukan dengan melakukan perjalanan tetapi bisa jadi cukup
melakukan kegiatan di waktu senggang/ luang (leisure time).
Waktu luang/ senggang (leisure time) ini berkaitan erat dengan tingkat rekreasi dan
pariwisata karena semakin banyak waktu luang yang ada pada masyarakat maka semakin
naik dinamika rekreasi dan pariwisata masyrakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa naiknya
dinamika pariwisata dipengaruhi oleh banyaknya waktu luang/ senggang (leisure time)
masyarakat.
Daftar Pustaka

Sumber Buku

Haryono, Wing, 1978, Pariwisata Rekreasi dan Enterteiment, Ilmu Publisher, Bandung

Soekadijo R.G, 1997, Anatomi Pariwisata, Gramedia, Jakarta.

Sumber Internet

http://bnisecurities.co.id/2016/06/pameran-franchise-afi-dan-dyandra-incar-transaksi-rp500-
miliar/ (diaskes pada Jumat, 2 September 2016 pukul 15.37)

http://kompasmuda.com/category/lifestyle/page/3/ (diakses pada Jumat, 2 September 2016,


pukul 15.43)

http://news.metrotvnews.com/metro/nN9G3D9k-pengunjung-kebun-raya-bogor-turun-12-
persen (diakses pada Jumat, 2 September 2016, pukul 16.26)

http://www.google.co.id/url?q=http://digilib.unila.ac.id/11912/15/BAB%2520II.pdf&sa=U&
ved=0ahUKEwjliN7AkfLOAhULHGMKHdutBJYQFggTMAM&usg=AFQjCNFWCPeOh-
S3xnWHM-KS5CnhypXcDg (diakses pada tanggal 3 September 2016)

http://www.google.co.id/url?q=http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73357/potongan/
S2-2014-
290724chapter1.pdf&sa=U&ved=0ahUKEwjliN7AkfLOAhULHGMKHdutBJYQFggZMAY
&usg=AFQjCNHykKlOcDfZO6s4jT4Xrw1PaTsQwA (diakses pada tanggal 3 September
2016)

http://www.kuberbagi17.com/2015/02/teori-kebutuhan-dasar-manusia-menurut.html (diakses
pada tanggal 4 September 2016)

http://www.solopos.com/2016/06/15/wisata-solo-jumlah-pengunjung-taman-balekambang-
turun-50-persen-728896 (diakses pada Jumat, 2 September 2016, pukul 16.08)

Anda mungkin juga menyukai