Anda di halaman 1dari 6

1.

Perkembangan Pariwisata Dunia saat ini

Perkembangan pariwisata dunia dari dulu hingga saat ini bisa dibilang berkembang dengan
sangat pesat, hal ini didasarkan pada data yang dikutip dari WTO , pada tahun 2000 wisatawan
manca negara (wisman) internasional mencapai jumlah 698 juta orang yang mampu menciptakan
pendapatan sebesar USD 476 milyar. Pertumbuhan jumlah wisatawan pada dekade 90-an sebesar
4,2 % sedangkan pertumbuhan penerimaan dari wisman sebesar 7,3 %, bahkan di 28 negara
pendapatan tumbuh 15 % per tahun.

Sedangkan jumlah wisatawan dalam negeri di masing-masing negara jumlahnya lebih besar
lagi dan kelompok ini merupakan penggerak utama dari perekonomian nasional. sebagai
gambaran di Indonesia jumlah wisatawan nusantara (wisnus) pada tahun 2000 adalah sebesar
134 juta dengan pengeluaran sebesar Rp. 7,7 triliun. Jumlah ini akan makin meningkat dengan
adanya kemudahan untuk mengakses suatu daerah.

Atas dasar angka-angka tersebut maka pantutlah apabila pariwisata dikategorikan kedalam
kelompok industri terbesar dunia ( the world’s largest industry ), sebagaimana dinyatakan pula
oleh John Naisbitt dalam buku tersebut diatas . Sekitar 8 % dari ekspor barang dan jasa, pada
umumnya berasal dari sektor pariwisata. Dan pariwisata pun telah menjadi penyumbang terbesar
dalam perdagangan internasional dari sektor jasa, kurang lebih 37 %, termasuk 5-top exports
categories di 83% negara WTO, sumber utama devisa di 38% negara dan di Asia Tenggara
pariwisata dapat menyumbangkan 10 –12 % dari GDP serta 7 – 8 % dari total employement .

Dominasi tujuan wisata pun mulai berubah. Apabila di tahun 1950, 15 tujuan wisata utama di
dunia terkonsentrasi di Eropah Barat dan Amerika Utara, yang mendatangkan 97% dari jumlah
wisatawan dunia, maka pada tahun 1999 jumlah ini menurun menjadi 62%, sisanya menyebar
diberbagai belahan dunia terutama Asia Timur , Eropa Timur, dan Amerika Latin. Diantaranya di
kawasan Asia Timur dan Pasifik, kedatangan wisatawan tercatat 122 juta diantaranya yang
tertinggi diraih oleh Cina sebesar 31,29 juta dengan perolehan devisa USD 16,231 miliar.
sedangkan terendah dari sepuluh besar adalah Jepang dengan kedatangan wisatawan 4,757 juta
dan memperoleh devisa USD. 3,374 miliar. Dan Indonesia merupakan negara dengan urutan
kedelapan yang dikunjungi oleh 5,064 juta dengan peroleh devisa USD. 5,7 miliar (pada tahun
2000).

Prospek pariwisata ke depan pun sangat menjanjikan bahkan sangat memberikan peluang
besar, terutama apabila menyimak angka-angka perkiraan jumlah wisatawan internasional
( inbound tourism ) berdasarkan perkiraan WTO yakni 1,046 milyar orang (tahun 2010) dan
1,602 milyar orang (tahun 2020), diantaranya masing-masing 231 juta dan 438 juta orang berada
di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Dan akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar
USD 2 triliun pada tahun 2020.

Berdasarkan data-data yang ada dan angka perkiraan tersebut maka pariwisata didunia bisa
dikatakan berkembang. Akan tetapi, sejak pandemi Covid 19 terjadi segala sektor di berbagai
Negara di dunia bisa dikatakan lumpu, pendapatan dari berbagai sektor menurun. Hal tersebut
juga berlaku pada bidang pariwisata, dimana jumlah wisatawan yang berkunjung menjadi
berkurang karena berbagai kebijakan yang diterapkan dalam masa pandemi Covid 19 ini. Jika
wisatawan yang berkunjung berkurang otomatis pendapatan Negara juga berkurang, tentunya itu
akan mengganggu perekonomian masyarakat.

Kita sebagai pelaku wisata harus melakukan perencanaan yang matang dan terarah untuk
menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang yang ada didepan kita. Pemanfaatan peluang
harus dilakukan melalui pendekatan “ re-positioning ” keberadaan masing-masing kegiatan
pariwisata dimulai dari sejak investasi, promosi, pembuatan produk pariwisata, penyiapan
jaringan pemasaran internasional, dan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas yang
didukung dengan teknologi yang sangat berkembang. Apabila hal-hal tersebut sudah dilakukan,
maka tidak menutup kemungkinan bahwa pariwisata di Negara kita sendiri bahkan didunia
akan menjadi membaik dan bahkan menjadi lebih berkembang dari sekarang ini.

2. Jenis-jenis pariwisata yang ada saat ini


a. Pariwisata Berdasarkan Letak Geografis
1. Pariwisata Lokal (Local Tourism).
Pariwisata setempat yang mempunyai ruang lingkup relatif sempit dan terbatas dalam
tempat-tempat tertentu saja. Misalnya pariwisata kota Bandung, DKI Jakarta, dan lain-lain.

2. Pariwisata Regional (Regional Tourism).

Pariwisata yang berkembang di suatu tempat atau daerah yang ruang lingkupnya lebih luas
bila dibandingkan dengan local tourism, tetapi lebih sempit bila dibandingkan dengan national
tourism. Misalnya Pariwisata Sumatera Utara, Bali, dan lain-lain.

3. Pariwisata Nasional (National Tourism).

Pariwisata Nasional dalam arti sempit Kegiatan pariwisata yang berkembang dalam
wilayah suatu negara. Pengertian ini sama halnya dengan “pariwisata dalam negeri” atau
domestic tourism, di mana titik beratnya orang-orang yang melakukan perjalanan wisata adalah
warga negara itu sendiri dan warga asing yang berdomisili di negara tersebut.

Pariwisata Nasional dalam arti luas Kegiatan pariwisata yang berkembang dalam wilayah
suatu negara, selain kegiatan domestic tourism juga dikembangkan foreign tourism, di mana di
dalamnya termasuk in bound tourism dan out going tourism. Jadi, selain adanya lalu lintas
wisatawan di dalam negeri sendiri, juga ada lalu lintas wisatawan dari luar negeri, maupun dari
dalam negeri ke luar negeri.

4. Regional-International Tourism.

Kegiatan Pariwisata yang berkembang di suatu wilayah international yang terbatas, tetapi
melewati batas-batas lebih dari dua atau tiga negara dalam wilayah tersebut. Misalnya pariwisata
kawasan ASEAN, Timur Tengah, Asia Selatan, Eropa Barat, dan lain-lain.

5. International Tourism.

Kegiatan pariwisata yang berkembang di seluruh negara di dunia termasuk regional-


international tourism dan national tourism.

b. Pariwisata Menurut Alasan/Tujuan Pariwisata


1. Business Tourism
Jenis Pariwisata di mana pengunjungnya datang untuk tujuan dinas, usaha dagang atau yang
berhubungan dengan pekerjaan, meeting, insentif, convention, exhabition (MICE).

2. Vacational Tourism

Jenis Pariwisata di mana orang-orang yang melakukan perjalanan wisata terdiri dari orang-
orang yang sedang berlibur atau memanfaatkan waktu luang.

3. Educational Tourism

Jenis Pariwisata di mana pengunjung melakukan perjalanan untuk tujuan studi atau
mempelajari sesuatu di bidang ilmu pengetahuan. Educational Tourism meliputi study tour atau
darmawisata. Dalam bidang bahasa dikenal istilah polly glotisch, yaitu orang-orang yang tinggal
sementara waktu di suatu negara untuk mempelajari bahasa negara tersebut

c. Jenis dan Macam Pariwisata Menurut Saat atau Waktu Berkunjung


1. Seasonal Tourism

Jenis Pariwisata yang kegiatannya berlangsung pada musim-musim tertentu. Termasuk ke


dalam kelompok ini adalah Summer Tourism atau Winter Tourism yang biasanya ditandai
dengan kegiatan olah raga.

2. Occasional Tourism

Jenis Pariwisata di mana perjalanan wisatanya dihubungkan dengan kejadian (occasion)


maupun suatu event. Misalnya Galunggan dan Kuningan di Bali, Sekaten di Yogyakarta,
Panjang Jimat di Cirebon, Cherry Blossom Festival di Tokyo, Pesta Air di India, dan lain-lain.

d. Pariwisata Menurut Objeknya


1. Cultural Tourism

Jenis Pariwisata di mana perjalanan dilakukan karena adanya motivasi untuk melihat daya
tarik dari seni-budaya suatu tempat atau daerah. Objek kunjungannya adalah warisan nenek
moyang dan benda-benda kuno. Seringkali terbuka kesempatan bagi wisatawan untuk
mengambil bagian dalam suatu kegiatan kebudayaan di tempat yang dikunjunginya.

2. Recuperational Tourism
Biasanya disebut sebagai pariwisata kesehatan. Tujuan wisatawan melakukan perjalanan
adalah untuk menyembuhkan suatu penyakit. Seperti halnya mandi di sumber air panas, mandi
lumpur yang biasa dijumpai di Eropa, serta mandi kopi di Jepang yang diyakini dapat membuat
wajah terlihat awet muda.

3. Commercial Tourism

Disebut sebagai pariwisata perdagangan, karena perjalanan wisata ini dikaitkan dengan
kegiatan perdagangan nasional atau internasional, di mana sering diadakan expo, fair, exhibition,
dan lain-lain.

4. Sport Tourism

Biasanya disebut dengan istilah pariwisata olah raga. Orang-orang yang melakukan
perjalanan bertujuan untuk melihat atau menyaksikan suatu event olah raga di suatu tempat atau
negara (dapat juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut). Misalnya Olimpiade, All
England, Pertandingan Tinju atau sepak bola.

5. Political Tourism

Biasanya disebut sebagai pariwisata politik, yaitu suatu perjalanan yang tujuannya untuk
melihat atau menyaksikan suatu peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara.
Misalnya kemerdekaan suatu negara (Parade 1 Mei di Tiongkok, Parade 1 Oktober di Rusia, dan
lain-lain).

6. Social Tourism

`Pariwisata sosial jangan diasosiasikan sebagai suatu pariwisata yang berdiri sendiri. Pengertian
ini hanya dilihat dari segi penyelenggaraannya saja yang tidak menekankan pada usaha untuk
mencari keuntungan. Misalnya study tour, youth tourism yang dikenal dengan istilah pariwisata
remaja.

7. Religion Tourism
Jenis pariwisata di mana tujuan perjalanan yang dilakukan adalah untuk melihat atau
menyaksikan upacara-upacara keagamaan. Seperti halnya Ibadah Haji atau Umrah ke Mekah
bagi penganut agama Islam, kunjungan ke Lourdes bagi penganut agama Katolik, dan lain-lain.

Selain dari yang disebutkan diatas, masih banyak lagi pengelompokan jenis-jenis pariwisata
seiring dengan perkembangan zaman sekarang ini. Saat ini jenis-jenis pariwisata itu sangat
beraneka ragam sehingga menyebabkan pesatnya perkembangan pariwisata disuatu Negara
sendiri maupun Negara-negara di dunia.

Anda mungkin juga menyukai