Anda di halaman 1dari 23

No UKG: 201699754240

Nama: Maya Sofiana

N Masalah yang Analisis eksplorasi


Hasil eksplorasi penyebab masalah
o telah diidentifikasi penyebab masalah
.

PERANGKAT PEMBELAJARAN
1 Ketidakmampuan STUDI LITERATUR 08-11-2022 Setelah dilakukan analisis
mentransformasikan Sumber Literatur : BUKU. mengenai ketidakmampuan
materi ajar menjadi Menjadi Guru Profesional : strategi mentransformasikanmateri ajar
pembahasan yang meningkatkan kualifikasi dan kualitas guru di menjadi pembahasan yang
menarikdalam era global. menarik dalam pembelajaran
pembelajaran karya : Prof. Suyanto, Ph.D., dan Drs.Asep Jihad, karena:
M.Pd. 1. Belum terlatihnya guru dalam
Pengembangan Bahan Ajar. membuat bahan ajar yang
Karya : Dr. E. Kosasih, M.Pd menarik sesuai dengan
kebutuhannya.
Bahan ajar adalah sesutu yang digunakan oleh 2. Kemampuan pengembangan
guru atau peserta didikuntuk memudahkan proses materi ajar masih belum
pembelajaran. Bentuknya bisa buku bacaan, buku maksimal sehingga tidak
kerja (LKS), maupun tayangan. Mungkin juga sesuai dengan kompentensi
berupa suratkabar, bahan digital, paket makanan, yang diharapkan.
foto, perbincangan langsung dengan mendatangkan
penutur asli, instruksi- instruksi yang diberikan
oleh guru, tugas tertulis, kartu atau juga bahan
diskusi antarpeserta didik. (Kosasih, 2021:01)

Materi ajar adalah pengembangan materi


pembelajaran merupakan upaya meningkatkan
kualitas/kompetensi guru maupun siswa melalui
media pembelajaran. materi pembelajaran sendiri
merupakanbahan yang harus disampaikan sesusi
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

dengan komptensi yang akan dicapai.


Suyanto (2013 : 91)

Pengembangan materi berdasarkan empat


tingkatan kurikulum pendidikan ala Dryden dan
Vos (2003) yang menekankan pada citra diri dan
perkembangan pribadi, pelatihan keterampilan
hidup, belajar tentang carabelajar dan berpikir,
serta kemampuan akademik, fisik dan artistik yang
spesifik. Suyanto (2013 : 91)

WAWANCARA 3. Tidak membuat


Narasumber : Wakil Kepala Sekolahbagian perencanaan yang
Kurikulum (Ibu Rahma Hidayani) matang dan dituangkan
1. Kompetensi berupa kemampuan dalam dalam bentuk
menyampaikan pembelajaran di kelas perlu RPP/ModulAjar secara
ditingkatkan sesuai dengan RPP yang dibuat. sistematis dan
2. Penguasaan bidang ilmu yang masihdangkal mendalam, serta
dan terpaku pada buku paket. Maraknya Copy Paste
3. Profesinolisme guru yang belum tertanam kuat RPP/Modul ajar hasil
dalam kegiatan belajarmengajar. karya orang lain.
4. Latar belakang pendidikan guru di sekolah yang 4. Kurang adanya daya juang
tidak semuanya berasal dari jurusan guru untuk meningkatkan
kependidikan. Namun, seharusnya harus bisa dan mengembangkan
bersinergi, Misalnya di mapel Biologi antara kualifikasi akademik melalui
guru yang bergelar S.Pd dan S.Si bisa saling kompetensi yang baik dan
berkolaborasi. Tenaga pendidik yang S.Pd bisa berkelanjutan sejalan
berbagi ilmu pedagogik dan kurikulum kepada dengan perkembangan ilmu
yang S.Si. Sedangkan yang S.Si karena kuat di pengetahuan.
bagian kompetensi profesional bisa berbagi
ilmu kepada yang S.Pd.
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

WAWANCARA PAKAR
Narasumber : Dosen Universitas Terbuka
(Bapak Ikhwan Ma’ruf, M.Pd) 5. Masih nyaman dengan gaya
1. Keengganan guru untuk mencoba model-model belajar konvensional yaitu
pembelajaran karena merasa repot dan menyita metode ceramah tanpa
waktu yang banyak sehingga guru enggan adanya variasi model-model
mengubah gaya mengajarnya. pembelajaran.
2. Tuntutan untuk menghabiskan materi ajar
sampai KD terakhir. Sehingga guru merasa 6. Jarang mengikuti kegiatan
dikejar oleh pencapaian target tersebut. MGMP mata pelajaran untuk
3. Guru belum maksimal menguasai materi yang mendiskusikan permasalahan
diajarkannya sehingga bingung ketika memilih mengenai materi atau bahan
metode atau pendekatan yang akan digunakan ajar dengan guru sejawat
dalam pembelajaran. yang berbeda sekolah.
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

2 Guru dan peserta STUDI LITERATUR Setelah dilakukan analisis dan


didik masih belum Sumber Literatur : Journal evaluasi mengenai guru dan
terbiasa dengan (Purnomo Agus, Ratnawati Nurul, Aristin Nevy peserta didik masih belum
penggunaan teknologi Farista Aristin). (2016). Pengembangan terbiasa dengan penggunaan
(aplikasi) yang Pembelajaran Blended Learning teknologi (aplikasi)didalam
berkaitan dengan Pada Generasi Z JTP2 IPS, 8 (1), 70- pembelajaran karena:
pembelajaran. 77. 1. Guru dan peserta didik perlu
Aplikasi yang http://journal2.um.ac.id/index.php/jt beradaptasi dengan
digunakan misalnya: ppips/article/view/230/187 perkembangan teknologi yang
 Virtual Lab mendukung dalam proses
 Canva untuk Kiprah pendidikan senantiasa hidup dalam suatu pembelajaran.
membuat dunia yang terus berubahseiring dengan kemajuan 2. Infrastruktur TIK yang belum
presentasi yang teknologi informasi dan perubahan demografi. merata untuk beberapa
menarik Jika dunia pendidikan tidak menyelaraskan diri sekolah sehingga guru dan
 Padlet dengan perkembangan jaman, pendidikan akan siswa tidak merarasa wajib
menjadi usang dan tidak selaras dengankemajuan untuk mencobanya.
di milenium kedua ini (Generasi Z). 3. Ketidaksiapan sumber daya
manusia dalam meanfaatkan
(Widianto Edi, Anisnai’l Husna Alfina,Nur TIK dalam pembelajaran.
Sasami Annisa, Rizkia Erza Fitri,Dewi Fitriana
Kusuma, Cahyani Shindy Aura Intan). (2021).
Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis
Teknologi Informasi, 2 (2),
213-224.

http://ejournal.uinsuska.ac.id/index.p
hp/JETE/article/view/11707/6677

Dalam bidang pendidikan penggunaaanTIK mampu


mengadaptasi berbagai macam perubahan cara,
suasana, sertapercepatan yang terjadi dalam lingkup
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

penyelenggaraan pendidikan dengan menerapkan


inovasi aktif dan kreatif.

Kelebihan pemanfaatan media belajar berbasis TIK


bagi peserta didik yaitu: (1)memberikan
kemampuan siswa untuk belajar secara mandiri.
(2) waktu dan tempat belajar bersifat fleksibel. (3)
meningkatkan keaktifan dan kreaatifitassiswa
dalam mengembangkan pemikirannya. (4)
memberikan pengetahuan lebih kepada peserta
didik.

Sementara manfaat bagi pendidik yaitu:


1. pendidik bukan satu-satunya sumberbelajar
karena meluasnya sumber informasi pada TIK.
2. membantu menguatkan kegiatan belajar
sehingga dapat merangsang dan memotivasi
peserta didik.
3. membantu proses interaksi guru atau tutor
dengan pesertadidik.
4. pengaturan proses belajar lebihefektif.

Kekurangan media pembelajaran berbasis TIK bagi


peserta didik yaitu: (1)Sering terjadi
penyalahgunaan teknologioleh peserta didik. (2)
penggunaan web sering susah diakses (3)
penyampaian informasi yang dilakukan pendidik
secara lisan tidak terlalu jelas.

kekurangan media pembelajaranberbasis


TIK bagi pendidik yaitu: (1) sering
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

ditemukan pendidik yang tidak bisa


mengoprasikanteknologi menjadikan
proses pembelajaran tidak dapat berjalan
dengan lancar, (2) Pendidik tidak bisa
menjamin keberhasilan pembelajaran
karena kesuksesan tergantung pada
kemandirian belajar siswa. pendidik sulit
untuk mengatur batasan akses
pembelajaran sehingga sering
disalahgunakan oleh peserta didik.

Beberapa kendala atau masalah yang


menyebabkan permasalahan dalam penarapan
TIK antara lain : penerapan TIK dalam
pendidikan yangmasih
a. Berada pada tahap permulaan danbelum dapat
digunakan manfaatnya secara maksimal.
b. Infrastruktur yang mendukung penerapan dari
teknologi informasidan komunikasi belum
maksimal
c. Perangkat media tersebut masih mengunakan
spesifikasi yang lama
d. ketidaksiapan sumber daya manusia dalam
memanfaatkan teknologi informasi komunikasi
dalam kegiatan pembelajaran

WAWANCARA 4. Guru dalam aplikasi teknologi


Narasumber : Teman sejawat ahli bidang adopsi dikelas belum membuat
teknologi. (Bapak Andreas Yandi, SE yang memiliki peraturan dan mengarahkan
sertifikat Apple Teacher, Google and Microsoft kebermanfaatan dan
Certified Educator) produktivitas device dalam
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

1. Pendidik & peserta didik masih dalam tahap pembelajaran.


proses belajar adaptasi teknologi untuk 5. Peserta didik masihbelum
mengkaitkan dengan proses belajar mengajar. bisa memanfaatkan
Sehingga dilakukan secara berkelanjutan dan gadget teknologi untuk
berkesinambungan pembelajaran, terbelenggu
2. Pendidik & peserta didik masih kurang dengankeasikannya
mengexplore gadget yangdimiliki untuk bermain game, media
digunakan dalam media pembelajaran. sosial dan bermain
3. Kesadaran yang masih kurang tentang handphone.
pemahaman penggunaan teknologi yang 6. Siswa masih kurang
harusnya digunakansecara produktif dan mampu untuk
positif. mengontrol penggunaan
devicesebagai bahan dan
alat untuk pembelajaran
yangproduktif.

Narasumber : MGMP Biologi satu sekolah (Ibu Citra


Saragih, S.Si)

1. Tidak ada aturan yang jelas dalamkelas


ketika menggunakan device dalam
pembelajaran.
2. Kurang kontrol dan kepedulian guru untuk
mengingatkan. Strategidan otoritas dikelas
perlu dilakukan, misalnya ketika guru masih
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

menjelaskan untuk menutupsemua device.


Device hanya dibuka ketika dibutuhkan dalam
kegiatan pembelajaran sesuai dengan instruksi
yang diberikan oleh guru.
3. Faktor internal peserta didik yang belum
mampu mengontrol diri dalam menent ukan
skala prioritas. Faktor eksternal kurang
pengawasan secara melekat kepada mereka.
Guru jangan hanya duduk saja ketika
pembelajaran.

Narasumber : Siswa (Alifa Naira Kelas 12 Sydney)


1. Pembelajaran yang membosankan membuat kami
membuka aplikasi yang bersifat hiburan untuk
menghilangkan rasa jenuh.
2. Faktor internal karena motivasi belajar yang rendah,
faktor eksternal karena ikut-ikutan teman.
3. Tidak adanya aturan dalam penggunaan device dan
pengawasan yang kurang dari guru didalam kelas
ketika menggunakan device.
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

WAWANCARA PAKAR 7. Kecenderungan guru yang


Narasumber : Dosen Universitas Terbuka tidak memanfaatkan suatu
(Bapak Ikhwan Ma’ruf, M.Pd) aplikasi untuk membuat media
pembelajaran yang sesuai
1. Belum meratanya sarana dan prasarana dengan kebutuhan sekolahnya
teknologi untuk setiap sekolah. sendiri.
2. Pemilihan media online (suatu aplikasi) 8. Kurang tepatnya pemilihan
akan dapat membantu peserta didik dalam media (aplikasi) sehingga tidak
memahami materi pelajaran. maskimal dalam memahami
3. Guru kurang merasa tertantang untuk materi pelajaran.
membuat media pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan sekolahnya sediri
(menggunakan atau mendownload
presentasi dan video dari yang sudah ada
di internet).
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

PROSES PEMBELAJARAN
3. Belum mampu STUDI LITERATUR Setelah dilakukan analisis dan
merancang dan Sumber Literatur : BUKU. evaluasidiri mengenai belum
melaksanakan Pendidkan Inklusi Karya : mampu merancang dan
pembelajaran yang Ernawati Harahap melaksanakan pembelajaran
berdiferensiasikhusus Kepemimpinan Kepala Sekolah di Era 5.0 yang berdiferensiasi khusus
untuk inklusi. Karya : Dr. Adolf Bastian, M.Pd. Dr. Yasin, untuk inklusi karena :
S.Pd., M.Pd Penerapan Model 1. Guru belum memfasilitasi
Pembelajaran Berdiferensiasi peserta didik berdasarkan
Karya : Bayumi. kebutuhannya.
2. Guru belum terbiasa dengan
Pendidkan inklusif adalah pendidikan yang peserta didik inklusi.
mempersatukan layanan PLB dengan pendidikan
reguler dalam satu sistem pendidikan atau
penempatan ALBdi sekolah biasa. (Ernawati
Harahap, 2022: 192)
Pembelajaran berdifernsiasi adalah
pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan
belajar murid. Guru memfasilitasi murid
berdasarkan kebutuhannya, karena setiap
murid memiliki karakteristik yang berbeda-
beda, sehingga tidak bida diberikan perlakuan
yang sama. (Adolf Bastian,2022; 322-323)

Untuk mengakomodasi kelemahan- kelemahan


dalam perogram pendidikan untuk anak berbakat
yang dilakukan melalui program pengayaan atau
percepatan penuh para praktisi pendidikan
mengembangkan pendekatanpembelajaran yang
disebut pembelajaranberdiferensiasi (differentiated
instruction) (Bayumi, 2021 ; 17)
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

Tomlinson (2000) menyatakan ada empat


karateristik utama pembelajaranberdiferensiasi
yang efektif yaitu;
1. Pembelajaran merupakan konsep danprinsip
memberikan dorongan.
2. Penilaian berkelanjutan berdasarkankesiapan
dan perkembangan belajar peserta didik
dipadukan ke dalam kurikulum.
3. Digunakannya pengelompokan secarafleksibel
dan konsisten.
4. Peserta didik secara aktif bereksplorasi
dibawah bimbinganarahan guru. (Bayumi,
2021 ; 15-16)
WAWANCARA 3. Kurangnya etos kerja
Narasumber : Wakil Kepala Sekolahbagian untuk explorasi
Kurikulum (Ibu Rahma Hidayani) pengetahuan mengenai
peserta didik yang inklusi
1. Belum mampu merancang pembelajaran baik mengikuti pelatihan,
berdiferensiasi dikarenakan kurangnya daya mencarisumber buku
explorasi untuk mencari referensi-referensi yang berkaitan dengan
dan teori mengenai penanganan peserta didik pembelajaran inklusi dan
yang berkebutuhan khusus. berdiferensiasi
2. Tidak memahami secara aplikatif mengenai 4. Proses kegiatan belajar
penanganan, pendekatan dan kebutuhan peserta mengajar dan
didik inklusi sebagai contoh peserta didik perkembangan peserta
dengan kebutuhan khusus yang sama tetapi didik sepenuhnya
memiliki karakteristik dan prilaku yang berbeda dipercayakan padaguru
pula tentu berpengaruhpada penanganan yang pendamping dari divisi
berbeda juga. Special Need Center
3. Kolaborasi yang miskonsepsi antara divisi Special (SNC) tanpa adanya
Need Center (SNC) dengan guru akibat dari konfirmasi dan diskusi
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

kurangnya diskusi mengenai perkembangan yang dari guru mapel


terjadi pada peserta didik inklusi. mengenai proses
4. Catatan sumber data terdahulu mengenai tersebut.
perkembangan peserta didikdari orang tua atau 5. Kurangnya pengetahuan
guru pendamping tidak tersampaikan secara mengenai diagnosis
utuh dari divisi Special Need Center (SNC)kepada peserta didik inklusi
guru mata pelajaran. sehingga tahap
penanganannya pun tidak
sesuai dengan kebutuhan
dan menyamaratakan
seluruhnya anak inklusi
dalam penanganannya

Narasumber : Academic Coodinator SNC (Ibu Nova


Legiawati)

1. Tenaga pendidik memiliki latar belakang


pendidikan yang tidak dibekali dengan cara
menangangi peserta didik berkebutuhan
khusus(PDBK).
2. Kurangnnya pelatihan yang berkaitandengan
penanganan dan pembelajaran berdiferensiasi
terkhusus untuk inklusi.
3. Kasus-kasus peserta didik berkebutuhan
khusus meskipun memiliki diagnosa yang
sama tapicara penanganan dan programnya
pun sangat berbeda.
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

4. Guru pendamping khusus untuk PDBK tidak


memiliki kualifikasi dari latar belakang jurusan
PLB sehingga membutuhkan adaptasi program
danpengetahuan dalam kasus PDBK.
Tidak seutuhnya penerapan kurikulum pada
peserta didikberkebutuhan khusus (PDBK)
dilakukan tapi ada beberapa penyesuaian.

WAWANCARA PAKAR
Narasumber : Dosen Universitas Terbuka
(Bapak Ikhwan Ma’ruf, M.Pd)
1. Kompleksnya gaya belajar peserta didik. Ada yang 6. Guru belum sepenuhnya
auditori, visual dan kinestetik. Sehingga memahami minat dan bakat
diperlukan bentuk penyampaian materi dan peserta didik.
penugasan yang beragam, apalagi jika di kelas 7. Guru kurang memberikan
tersebut terdapat peserta didik berkebutuhan beragam pilihan kegiatan
khusus. kepada pesrta didik sehingga
2. Guru kurang memberikan beragam cara, pilihan peserta didik tidak
atau kegiatan sehingga peserta didik kurang mengexplore dengan maksimal
mengeksplorasi ide-ide yang mereka miliki. kemampuan yang ada pada
3. Guru cenderung memaksakan kehendaknya diri mereka masing-masing.
sendiri. Jarang memahami minat dan keinginan
peserta didik.
4. Guru belum melakukan pemetaan kebutuhan
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

belajar sehingga berdampak pada rencana


pembelajaran yang kurang tepat.

SISWA
4 Relasi yang dibangun STUDI LITERATUR Setelah dilakukan analisis dan
dengan peserta didik Sumber Literatur : Journal. (Widodo Achmad evaluasi mengenai relasi yang
bersifat formal Yulianto, Kurnia dibangun dengan peserta
berkaitan dengan Alaika M. Bagus, Dinilillahi1AnugerahIlma, didik bersifat formal
kegiatan belajar dan Qodarullah Moch. Wahyu). (2022). Pengembangan berkaitan dengan kegiatan
aktifitas sekolah. Pembelajaran Blended Learning belajar dan aktifitas sekolah :
Pada Generasi Z JTP2 IPS, 8 (1), 70- 1. Perlu dilakukan dialog yang
77. baik dengan peserta didik
http://journal2.um.ac.id/index.php/jt sehingga terjadi sikap saling
ppips/article/view/230/187 menghargai.
2. Guru belum sepenuhnya
Untuk menjalin hubungan guru dansiswa penting menempatkan diri sebagai
dengan adanya dialog yang baik. Dialog nantinya orang tua dan sahabat bagi
akan menuntun para pendidik untuk membentuk peserta didik.
sikap saling menghargai, sama-sama belajar, dan 3. Guru merasa tidak sederajat
mengkikis hal seperti penguasaan (Sesfao, 2020), dengan siswa sehingga siswa
atau anggapan bahwa guru selalu benar oleh para merasa kaku dan sungkan
siswa. Sebagai aktor pendidikan perlu saling dalam hubungan komunikasi
belajar. Guru belajar dari siswa dan siswa belajar dengan guru.
dari guru, sehingga ada ikatan antara keduanya.
Sistem pendidikan sering diibaratkan dengan
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

pendidikan gaya bank, yaitu guru seakan-akan


menjadi seorang yang memiliki uang yang banyak
yang disimpan di bank. Sedangkan siswa dijadikan
sebagai bank, yaitu menampung seluruh informasi.
Pendidikan banking memisahkan
pelajar dari konten dan proses belajar mengajar. Hal
itu menjadikan ilmu pengetahuan seakan-akan
barang yang bisa dipindah-pindah dari satu tempat
ke tempat lain.

(Inah Ety Nur). (2022). Peran Komunikasi Dalam


Interaksi Guru DanSiswa, 8 (2), 150-167.
file:///C:/Users/user/Downloads/416-746-1-
SM.pdf

Adapun hal yang harus diperhatikan guru


berkenaan dengan karakteristik siswa antara lain :
1. Setiap siswa memiliki pengalaman dan potensi
belajaryang berbeda. 2. Setiap siswa memiliki
tendensi untuk menentukan kehidupanya sendiri. 3.
Siswa lebih memberikan perhatian pada hal-hal
menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya. 4.
Siswa lebih menyenangi hal-hal yang bersifat
kongkrit dan praktis. 5. Siswa lebih sukamenerima
saran-saran daripada diceramahi. 6. Siswa lebih
menyukai pemberian penghargaan (reward) dari
pada hukuman ( punishment ).
Dalam berperan sebagai orang tua dansebagai
sahabat seorang guru dalam
proses pembelajaran dan berinteraksi harus
memperhatikan hal-hal dibawahini
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

1. Mendengarkan dan tidak mendominasi,


karena siswa merupakan pelaku utama
dalampembelajaran, maka guru harus
memberi kesempatan agar siswadapat aktif
2. Bersikap sabar, Aspek utama pembelajaran
adalah proses belajaryang dilakukan oleh
siswa itu sendiri.
3. Menghargai dan rendah hati, berupaya
menghargai siswa denganmenunjukan minat
yang sungguh-sungguh pada pengetahuan dan
pengalaman mereka.
4. Mau belajar, seorang guru tidak akan dapat
bekerja sama dengansiswa apabila dia tidak
ingin memahami atau belajar tentang
mereka.
5. Bersikap sederajat, guru perlu
mengembangkan sikap kesederajatan agar bisa
diterima sebagai teman atau mitra kerja oleh
siswanya
6. Bersikap akrab dan melebur, hubungan dengan
siswa sebaiknya dilakukan dalam suasana
akrab, santai, bersifat dari hati ke hati
(interpersonal realtionship), sehinggasiswa tidak
merasa kaku dan sungkan dalam berhubungan
dengan guru.
7. Tidak berusaha Menceramahi, siswa memiliki
pengalaman, pendirian, dankeyakinan tersendiri
8. Berwibawa, meskipun pembelajaranharus
berlangsung dalam suasana yang akrab dan
santai, seorang fasilitator sebaiknya tetap
dapat menunjukan kesungguhan di dalam
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

bekerja dengan siswanya, sehingga siswa akan


tetap menghargainya.
9. Tidak Memihak dan Mengkritik, ditengah
kelompok siswa seringkaliterjadi pertentangan
pendapat.
10. Bersikap terbuka, biasanya siswaakan lebih
terbuka apabila telah tumbuh kepercayaan
kepada guru yang bersangkutan
11. Bersikap positif, guru mengajak siswa untuk
mamahami keadaan dirinya dengan menonjolkan
potensi-potensi yang ada, bukan sebaliknya
mengeluhkan keburukan- keburukannya.
WAWANCARA 4. Hubungan guru dan siswa
Narasumber : Wakil Kepala Sekolahbagian hanya terjalin saat proses
Kurikulum dan peserta didik belajar mengajar di kelas saja.
1. Guru masih kurang dalam memahami tentang 5. Kurangnya kegiatan mentoring
ilmu Pedagogik yang berhubungan dengan dan coaching secara personal
interaksidengan peserta didik. kepada peserta didik untuk
2. Pandangan pada umumnya dalam dunia menggali kondisi sosial dan
pendidikan bahwa guru adalah individu yang perkembangan akademik
serba tahu segalanya dan siswa hanya dijadikan peserta didik.
objek. 6. Siswa yang masih belum
3. Guru masih kurang dalam melakukan terbuka dengan guru
pendekatan psikologianak secara informal. tentang kendala yang
Serta kurangnya kegintan mentoring kepada dihadapi karena masih
peserta didik. masih belum terjalin
kepercayaan antara
peserta didik dan guru.
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

Wawancara :
Narasumber : Peserta Didik (Yoga Prasetya Kelas 12
Seoul)

1. Guru lebih sibuk menjalankan tugasmenjadi


PIC kegiatan-kegiatan sekolah bersifat project
atau kegiatan non akademik pendukung
pembelajaran sehingga kurang berinteraksi
dengan peserta didik.
2. Belum terbangun kepercayaan antara peserta
didik dan guru sehingga dalam komunikasi
masih sebatas tentang sekolah saja belum
berani bicara mengenai kehidupan pribadi.
padahal hal tersebut sangat berpengaruh pada
motivasi belajar.
3. Murid masih merasa canggung atau takut
kepada guru sehingga segan untuk
menceritakan permasalahan pribadinya yang
secara tidak langsung mempengaruhi motivasi
dan hasil belajarnya di kelas.
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

WAWANCARA PAKAR 7. Belum profesionalnya guru


Narasumber : Dosen Universitas Terbuka dalam menghadapi
(Bapak Ikhwan Ma’ruf, M.Pd) permasalahn peserta didik
1. Guru belum sapenuhnya memahami karakter sehingga peserta didik merasa
peserta didik sehingga sulit melaksanakan kurang dihargai dan segan
pendekatan ke peserta didik. menyampaikan pendapatnya.
2. Terkadang guru berprasangka buruk dan 8. Guru belum mehami
menghakimi peserta didik apalagi sampai sepenuhnya karakter peserta
memberi label yang negatif sehingga didiknya di kelas.
peserta didik jadi semakin malas untuk
bercerita dan menyampaikan pendapatnya
kepada guru.
3. Jika terdapat permasalahan dengan
peserta didik sebaiknya diselesaikan
dengan cara profesional.
4. Guru kurang menjadi role model bagi
peserta didik.

ASESMEN DAN EVALUASI


5 Ketidaksesuaian Studi Literatur : Setelah dilakukan analisis
antara RPP dengan Sumber Literatur : BUKU. berkaitan antara
Assesmen dan Asesmen dan Evaluasi Pendidikan ketodaksesuaian RPP dengan
Evaluasi yang karya : Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd asesmen dan evaluasi yang
digunakan https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=rlY_Dw digunakan, karena:
AAQBAJ&oi=fnd&pg=PR23&dq=jurnal+asesmen+evaluas
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

i+pendidikan&ots=bVL2bgnPmH&sig=Sgegx- 1. Guru belum sistematis


PoRy9ZAYswjg34- merancang suatu asesmen
snLlY0&redir_esc=y#v=onepage&q=jurnal%20asesmen yang baik sehingga guru tidak
%20evaluasi%20pendidikan&f=false menyadari kelemahannya
ketika melakukan pembejaran
Sumber Literatur : Journal. (Akhmad Riadi). di kelas.
(2017). Problematika Sistem Evaluasi 2. Belum terkumpulnya bukti-
Pembelajaran. Ittihad Jurnal Kopertais bukti dari proses belajar siswa
Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No. 27 (asesmen) sehingga
April 2017 mempengaruhi hasil evaluasi.
https://core.ac.uk/download/pdf/327228253.pdf
Asesmen (penilaian) dapat diartikan sebagai suatu
proses pengumpulan data dan/atau informasi
(termasuk didalamnya pengolahan dan
pendokumentasian) secara sistematis tentang suatu
atribut, orang atau objek, baik berupa data kualitatif
maupun kuantitatif tentang jumlah, keadaan,
kemampuan atau kemajuan suatu atribut, objek atau
orang/indovidu yang dinilai, tanpa merujuk pada
keputusan nilai (value judgnment). Dengan
menggunakan asesmen yang baik, pendidik
mengetahui dimana kelemahan-kelemahannya dalam
membelajarkan, sehingga dapat memperbaiki
diri.(Muri Yusuf, 2015; 14)

Evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan dan


analisa data secara sistematis untuk mengetahui
bukti-bukti yang didapat dari hasil belajar dengan
tujuan atau nilai-nilai (indikator unjuk kerja) yang
telah ditetapkan dalam kurikulum. (Muri Yusuf,
2015;19)
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi


dalam bidang pendidikan adalah:
1. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam
menempuh program pendidikan.

2. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab


keberhasilan peserta didik dalam mengikuti program
pendidikan, sehingga dapat dicari dan di temukan jalan
keluar atau cara-cara perbaikannya.

Guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan


penilaian, karena dengan penilaian guru dapat mengetahui
prestasi yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran.:
(Akhmad Riadi 2017)

WAWANCARA 3. Guru jarang melaksanakan


Narasumber : Wakil Kepala Sekolahbagian asesmen (penilaian proses)
kurikulum pada saat pembelajaran
1. Pencapaian peserta didik yang tidak tuntas pada fase berlangsung, misalnya
sebelumnya sehingga diperlukan strategi dalam asesmen penilaian sikap,
menyusun asesmen yang digunakan. penilaian diskusi dan
2. Diperlukan asesmen diagnostik awal untuk presentasi.
mengetahui kemampuan awal peserta didik terhadap 4. Guru belum mampu
suatu mata pelajaran untuk mengetahui sejauh mana membuat rubrik asesmen
materi prasyarat sudah dipahami atau belum. yang jelas sehingga penilaian
3. Seringkali guru memberikan tambahan soal padahal menjadi subjektif.
pemberian soal secara terus menerus tidak membuat 5. Guru tidak memberikan
siswa memahami konsep dasar suatu materi. umpan balik berdasarkan
4. Pendidik terlalu fokus pada penilaian sumatif, asesmen diagnostik yang
membuatnya melupakan penilaian diagnostik dan dibuat kepada peserta didik.
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

penilaian formatif sehingga guru hanya melihat hasil 6. Guru cenderung mempunya
ujian akhir tanpa melihat proses yang dilakukan oleh persepsi bahwa penilaian
peserta didik). hamya dengan memberiikan
soal-soal dan melihat
cenderung melihat hasil ujian
akhir.

WAWANCARA PAKAR
Narasumber : Dosen Universitas Terbuka
(Bapak Ikhwan Ma’ruf, M.Pd)
7. Guru kurang disiplin dalam
1. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh guru. Pada saat mengatur waktu.
mengajar, guru harus membagi waktu antara 8. Guru hanya mengutamakan
penyampaian materi, pemberian tugas dan proses pencapaian target kurikulum.
evaluasi. Hal inilah yang menyulitkan guru dalam
melakukan asesmen terutama sikap peserta didik.

2. Jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu kelas,


sehingga guru harus benar-benar membagi waktunya.

3. Guru cenderung menyamaratakan kemampuan peserta


didik padahal kemampuan peserta didik berbeda-beda.

4. Guru mengutamakan pencapaian target kurikulum (tidak


menganalisis persentase daya serap peserta didik
terhadap suatu mata pelajaran)

5. Penilaian pembelajaran yang masih ditekankan pada hasil


No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana

(produk) yang cenderung hanya menilai aspek kognitif


sementara penilaian aspek afektif dan psikomotor
diabaikan. Sehingga umumnya terfokus pada prestasi
akademik.

Anda mungkin juga menyukai