PERANGKAT PEMBELAJARAN
1 Ketidakmampuan STUDI LITERATUR 08-11-2022 Setelah dilakukan analisis
mentransformasikan Sumber Literatur : BUKU. mengenai ketidakmampuan
materi ajar menjadi Menjadi Guru Profesional : strategi mentransformasikanmateri ajar
pembahasan yang meningkatkan kualifikasi dan kualitas guru di menjadi pembahasan yang
menarikdalam era global. menarik dalam pembelajaran
pembelajaran karya : Prof. Suyanto, Ph.D., dan Drs.Asep Jihad, karena:
M.Pd. 1. Belum terlatihnya guru dalam
Pengembangan Bahan Ajar. membuat bahan ajar yang
Karya : Dr. E. Kosasih, M.Pd menarik sesuai dengan
kebutuhannya.
Bahan ajar adalah sesutu yang digunakan oleh 2. Kemampuan pengembangan
guru atau peserta didikuntuk memudahkan proses materi ajar masih belum
pembelajaran. Bentuknya bisa buku bacaan, buku maksimal sehingga tidak
kerja (LKS), maupun tayangan. Mungkin juga sesuai dengan kompentensi
berupa suratkabar, bahan digital, paket makanan, yang diharapkan.
foto, perbincangan langsung dengan mendatangkan
penutur asli, instruksi- instruksi yang diberikan
oleh guru, tugas tertulis, kartu atau juga bahan
diskusi antarpeserta didik. (Kosasih, 2021:01)
WAWANCARA PAKAR
Narasumber : Dosen Universitas Terbuka
(Bapak Ikhwan Ma’ruf, M.Pd) 5. Masih nyaman dengan gaya
1. Keengganan guru untuk mencoba model-model belajar konvensional yaitu
pembelajaran karena merasa repot dan menyita metode ceramah tanpa
waktu yang banyak sehingga guru enggan adanya variasi model-model
mengubah gaya mengajarnya. pembelajaran.
2. Tuntutan untuk menghabiskan materi ajar
sampai KD terakhir. Sehingga guru merasa 6. Jarang mengikuti kegiatan
dikejar oleh pencapaian target tersebut. MGMP mata pelajaran untuk
3. Guru belum maksimal menguasai materi yang mendiskusikan permasalahan
diajarkannya sehingga bingung ketika memilih mengenai materi atau bahan
metode atau pendekatan yang akan digunakan ajar dengan guru sejawat
dalam pembelajaran. yang berbeda sekolah.
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana
http://ejournal.uinsuska.ac.id/index.p
hp/JETE/article/view/11707/6677
PROSES PEMBELAJARAN
3. Belum mampu STUDI LITERATUR Setelah dilakukan analisis dan
merancang dan Sumber Literatur : BUKU. evaluasidiri mengenai belum
melaksanakan Pendidkan Inklusi Karya : mampu merancang dan
pembelajaran yang Ernawati Harahap melaksanakan pembelajaran
berdiferensiasikhusus Kepemimpinan Kepala Sekolah di Era 5.0 yang berdiferensiasi khusus
untuk inklusi. Karya : Dr. Adolf Bastian, M.Pd. Dr. Yasin, untuk inklusi karena :
S.Pd., M.Pd Penerapan Model 1. Guru belum memfasilitasi
Pembelajaran Berdiferensiasi peserta didik berdasarkan
Karya : Bayumi. kebutuhannya.
2. Guru belum terbiasa dengan
Pendidkan inklusif adalah pendidikan yang peserta didik inklusi.
mempersatukan layanan PLB dengan pendidikan
reguler dalam satu sistem pendidikan atau
penempatan ALBdi sekolah biasa. (Ernawati
Harahap, 2022: 192)
Pembelajaran berdifernsiasi adalah
pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan
belajar murid. Guru memfasilitasi murid
berdasarkan kebutuhannya, karena setiap
murid memiliki karakteristik yang berbeda-
beda, sehingga tidak bida diberikan perlakuan
yang sama. (Adolf Bastian,2022; 322-323)
WAWANCARA PAKAR
Narasumber : Dosen Universitas Terbuka
(Bapak Ikhwan Ma’ruf, M.Pd)
1. Kompleksnya gaya belajar peserta didik. Ada yang 6. Guru belum sepenuhnya
auditori, visual dan kinestetik. Sehingga memahami minat dan bakat
diperlukan bentuk penyampaian materi dan peserta didik.
penugasan yang beragam, apalagi jika di kelas 7. Guru kurang memberikan
tersebut terdapat peserta didik berkebutuhan beragam pilihan kegiatan
khusus. kepada pesrta didik sehingga
2. Guru kurang memberikan beragam cara, pilihan peserta didik tidak
atau kegiatan sehingga peserta didik kurang mengexplore dengan maksimal
mengeksplorasi ide-ide yang mereka miliki. kemampuan yang ada pada
3. Guru cenderung memaksakan kehendaknya diri mereka masing-masing.
sendiri. Jarang memahami minat dan keinginan
peserta didik.
4. Guru belum melakukan pemetaan kebutuhan
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana
SISWA
4 Relasi yang dibangun STUDI LITERATUR Setelah dilakukan analisis dan
dengan peserta didik Sumber Literatur : Journal. (Widodo Achmad evaluasi mengenai relasi yang
bersifat formal Yulianto, Kurnia dibangun dengan peserta
berkaitan dengan Alaika M. Bagus, Dinilillahi1AnugerahIlma, didik bersifat formal
kegiatan belajar dan Qodarullah Moch. Wahyu). (2022). Pengembangan berkaitan dengan kegiatan
aktifitas sekolah. Pembelajaran Blended Learning belajar dan aktifitas sekolah :
Pada Generasi Z JTP2 IPS, 8 (1), 70- 1. Perlu dilakukan dialog yang
77. baik dengan peserta didik
http://journal2.um.ac.id/index.php/jt sehingga terjadi sikap saling
ppips/article/view/230/187 menghargai.
2. Guru belum sepenuhnya
Untuk menjalin hubungan guru dansiswa penting menempatkan diri sebagai
dengan adanya dialog yang baik. Dialog nantinya orang tua dan sahabat bagi
akan menuntun para pendidik untuk membentuk peserta didik.
sikap saling menghargai, sama-sama belajar, dan 3. Guru merasa tidak sederajat
mengkikis hal seperti penguasaan (Sesfao, 2020), dengan siswa sehingga siswa
atau anggapan bahwa guru selalu benar oleh para merasa kaku dan sungkan
siswa. Sebagai aktor pendidikan perlu saling dalam hubungan komunikasi
belajar. Guru belajar dari siswa dan siswa belajar dengan guru.
dari guru, sehingga ada ikatan antara keduanya.
Sistem pendidikan sering diibaratkan dengan
No UKG: 201699754240
Nama: Maya Sofiana
Wawancara :
Narasumber : Peserta Didik (Yoga Prasetya Kelas 12
Seoul)
penilaian formatif sehingga guru hanya melihat hasil 6. Guru cenderung mempunya
ujian akhir tanpa melihat proses yang dilakukan oleh persepsi bahwa penilaian
peserta didik). hamya dengan memberiikan
soal-soal dan melihat
cenderung melihat hasil ujian
akhir.
WAWANCARA PAKAR
Narasumber : Dosen Universitas Terbuka
(Bapak Ikhwan Ma’ruf, M.Pd)
7. Guru kurang disiplin dalam
1. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh guru. Pada saat mengatur waktu.
mengajar, guru harus membagi waktu antara 8. Guru hanya mengutamakan
penyampaian materi, pemberian tugas dan proses pencapaian target kurikulum.
evaluasi. Hal inilah yang menyulitkan guru dalam
melakukan asesmen terutama sikap peserta didik.