Anda di halaman 1dari 10

PERMASALAHAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR

DI SD 64/1 MUARA BULIAN


Oleh
MARDIANA, AGUNG RIMBA KURNIAWAN
PGSD FKIP UNIVERSITAS JAMBI
mardhiana007@gmail.com
ABSTRAK
Guru memiliki peranan penting dalam pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, untuk
melaksanakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa, salah satu tugas guru adalah
mengembangkan bahan ajar dengan baik dan menarik bagi siswa. Mengembangkan bahan
ajar oleh guru berfungsi untuk memudahkan guru dalam melaksanakan atau mengolah
pembelajaran yang ada di kelas, agar pembelajaran berlangsung secara optimal. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan permasalahan guru dalam mengembangkan bahan ajar di
SD 64/1 Muara Bulian. Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif
yang mengungkapkan kejadian atau fakta yang sebenarnya saat penelitian berlangsung.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, serta dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Permasalahan guru dalam mengembangkan bahan ajar
meliputi: (1) guru kesulitan dalam menuangkan ide untuk mengembangkan bahan ajar.
Dalam hal ini guru mengalami kesulitan menuangkan ide untuk mengembangkan bahan ajar
yang sepeti apa, sebab dalam mengembangkan bahan ajar tentu guru harus memperhatikan
potensi peserta didik, perkembangan perserta didik, dan relevansi dengan kebutuhan peserta
didik. (2) guru jarang membuat atau memanfaatkan media pembelajaran. Guru jarang
membuat media pembelajaran, biasanya guru hanya memanfaatkan media yang tersedia di
sekolah. (3) kurangnya sumber bahan ajar yang hanya mengacu pada buku. Subjek
penelitiannya adalah guru di SDN 64/1 Muara bulian.
Kata Kunci : Permasalahan Guru dalam Mengembangkan Bahan Ajar

LATAR BELAKANG pengembangan bahan ajar agar


Salah satu tugas pendidik adalah ketersediaan bahan ajar sesuai dengan
menyediakan suasana belajar yang kebutuhan siswa, tuntutan kurikulum,
menyenangkan. Pendidik harus mencari karakteristik sasaran, dan tuntutan
cara untuk membuat pembelajaran menjadi pemecahan masalah belajar. Kemudian
menyenangkan dan mengesampingkan karateristik sasaran disesuaikan dengan
ancaman selama proses pembelajaran. lingkungan, kemampuan, minat, dan latar
Salah satu cara untuk membuat belakang siswa.
pembelajaran yang menyenangkan adalah Dalam PP nomor 19 tahun 2005
dengan menggunakan bahan ajar yang pasal 20, diisyaratkan bahwa guru
menyenangkan pula, yaitu bahan ajar yang diharapkan mengembangkan materi
membuat peserta didik merasa tertarik dan pembelajaran, yang kemudian dipertegas
senang mempelajari bahan ajar tersebut. melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan
Terkait dengan pembelajaran, perlunya Kebudayaan (Permendikbud) nomor 65
tahun 2013 tentang standar proses, yang 1. Bahan Ajar
antara lain mengatur tentang perencanaan Menurut Depdiknas (2006: 4) bahan
proses pembelajaran yang mensyaratkan ajar merupakan seperangkat materi yang
bagi pendidik pada satuan pendidikan disusun secara sistematis yang
untuk mengembangkan rencana memungkinkan siswa untuk belajar dan
pembelajaran (RPP). Salah satu elemen disesuaikan dengan kurikulum yang ada.
RPP adalah sumber belajar. Dengan Menurut Sungkono, dkk (2003: 1) bahan
demikian, guru diharapkan untuk ajar adalah suatu perangkat bahan yang
mengembangkan bahan ajar sebagai salah memuat materi atau isi pembelajaran untuk
satu sumber belajar. Mengembangkan mencapai tujuan pembelajaran. Suatu
bahan ajar yang inovatif dan bahan ajar memuat materi atau isi
menyenangkan sangat dibutuhkan agar pelajaran yang berupa ide, fakta, konsep,
dapat meningkatkan kemampuan siswa prinsip, kaidah, atau teori yang
dalam pembelajaran. mencangkup dalam mata pelajaran sesuai
Tujuan dari penelitian ini adalah disiplin ilmunya serta informasi lainnya
mendeskripsikan permasalahan guru dalam dalam pembelajaran. Menurut Ika Lestari
mengembangkan bahan ajar. Adapun (2013: 2) bahan ajar adalah seperangkat
manfaat yang didapatkan dari pihak guru materi pelajaran yang mengacu pada
yaitu guru menjadi lebih aktif dan inovatif kurikulum yang digunakan dalam rangka
dalam merancang pembelajaran serta mencapai standar kompetensi dan
mendapatkan pengetahuan dan kompetensi dasar yang telah ditentukan.
pengalaman. Dari pihak siswa manfaat Menurut Depdiknas (2008: 10),
yang didapatkan yaitu siswa menjadi aktif suatu bahan ajar disusun dengan tujuan
dalam belajar dan mudah tertarik dengan sebagai berikut :
pembelajaran yanng dirancang sedemikian 1) Menyediakan bahan ajar yang sesuai
rupa sehingga pembelajaran lebih dengan tuntutan kurikulum dengan
bermakna bagi siswa. mempertimbangkan kebutuhan peserta
Berdasarkan uraian diatas, maka didik, yakni bahan ajar yang sesuai
peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dengan karakteristik dan setting atau
dalam dengan mengangkat judul lingkungan sosial peserta didik.
“Permasalahan Guru dalam 2) Membantu peserta didik dalam
Mengembangkan Bahan Ajar di SD 64/1 memperoleh alternatif bahan ajar di
Muara Bulian”. samping buku-buku teks yang
KAJIAN TEORI terkadang sulit diperoleh.
3) Memudahkan guru dalam dengan jelas dan memberikan materi
melaksanakan pembelajaran. pembelajaran yang dikemas ke dalam
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa unit-unit atau kegiatan yang lebih
bahan ajar adalah seperangkat materi yang spesifik.
disusun dengan mengacu pada kurikulum 2) Self contained, yaitu seluruh materi
dalam rangka mencapai tujuan pelajaran dari satu unit kompetensi
pembelajaran yang diharapkan, yaitu atau subkompetensi yang dipelajari
mencapai kompetensi aau subkompetensi terdapat di dalam satu bahna ajar
dengan segala kompleksitasnya. secara utuh.
Menurut Abdul Majib (2013: 174), 3) Stand alone (berdiri sendiri), yaitu
bentuk bahan ajar setidaknya dapat bahan ajar yang dikembangkan tidak
dikelompokkan menjadi empat yaitu: tergantung pada bahan ajar lain atau
1) Bahan cetak (printed) antara lain tidak harus digunakan bersam-sama
handout, buku, modul, lembar kerja dengan bahan ajar lain.
siswa, brosur, foto/gambar. 4) Adaptive, yaitu bahan ajar hendaknya
2) Bahan ajar dengar (audio) seperti memiliki daya adaptif yang tinggi
kaset, radio,piringan hitam, dan terhadap perkembangan ilmu dan
compact disk audio. teknologi.
3) Bahan ajar pandang dengar (audio 5) User friendly, yaitu setiap instruksi
visual) seperti video compact disk, dan paparan informasi yang tampil
film. bersifat membantu dan bersahabat
4) Bahan ajar interaktif (interactive dengan pemakainya, termasuk
teacing material) seperti compact kemudahan pemakai dalam merespon
diskinteraktif. dan mengakses sesuia dengna
Bahan ajar memiliki beberapa keinginan.
karakteristik , Widodo dan Jasmani dalam 2. Pengembangan Bahan Ajar
Ika Lestari (2013: 2) mengungkapkan Bahan ajar dapat disusun
bahwa karakteristik bahan ajar yaitu : sedemikian rupa menjadi lebih menarik
1) Self instructional, yaitu bahan ajar agar siswa menjadi lebih senang
dapat membuat siswa mampu sehingga lebih mudah dalam
membelajarkan diri sendiri dangan mempelajari materi. Menurut Lestari
bahan ajar yang dikembangkan. Oleh (2013: 2) pengembangan bahan ajar
karena itu, di dalam bahan ajar harus didasarkan pada konsep desain
terdapat tujuan yang dirumuskan pembelajaran yang berlandaskan pada
suatu kompetensi atau untuk mencapai siswa.Respon yang guru berikan
tujuan pembelajaran. Menurut Prastowo kepada siswa atas hasil kerja siswa
(2013: 314) menyatakan bahwa akan menjadi penguat diri siswa.
pengembangan bahan ajar hendaklah 4) Motivasi belajar yang tinggi
memperhatikan prinsip-prinsip merupakan salah satu faktor penentu
pembelajaran yaitu : keberhasilan belajar. Seorang siswa
1) Mulai dari yang mudah untuk yang memiliki motivasi belajar yang
memahammi yang sulit, dari yang tinggi akan lebih berhasil dalam
konkret untuk memahami abstrak. belajar. Oleh karena itu, salah satu
Siswa akan mudah memahami suatu tugas guru dalam melaksanakan
konsep tertentu apabila penjelasan pembelajaran adalah memberikan
dimulai dari yang mudah atau sesuatu dorongan (motivasi) agar siswa mau
yang konkret, sesuatu yang nyata yang belajar.
ada dilingkungan mereka, misalnya 5) Mencapai tujuan ibarat naik tangga,
untuk menjelaskan konsep pasar, setahap demi setahap, akhirnya akan
maka dimulailah dengan mengajak mencapai ketinggian tertentu.
siswa berbicara tentang pasar yang Pembelajaran adalah suatu proses
terdapat ditempat tinggal mereka. yang bertahap dan berkelanjutan untuk
Setelah itu, kita bisa membawa mencapai suatu kompetensi ini yang
mereka untuk berbicara tentang jenis tinggi. Oleh karena itu, guru perlu
pasar lainnya. menyusun tujuan pembelajaran
2) Pengulangan akan memperkuat dengan tepat dan sesuai dengan
pemahaman. Pengulangan sangat karakteristik siswa.
diperlukan agar siswa lebih 6) Mengetahi hasil yang telah dicapai
memahami kosep. Walaupun akan mendorong siswa untuk terus
maksudnya sama, suatu informasi mencapai tujuan. Guru harus
yang diulang-ulang akan lebih memberitahukan kepada siswa tujuan
berbekas pada ingatan siswa. akhir pembelajaran yang hendak
pengulangan dalam penulisan bahan dicapai, bagaimana cara mencapainya
belajar harus disajikan secara tepat dan memberitahukan pula kemampuan
dan bervariasi sehingga tidak yang sudah dikuasai.
membosankan. Dalam hal ini, pengembangan bahan ajar
3) Umpan balik positif akan memberikan adalah serangkaian proses yang dilakukan
penguatan terhadap pemahaman untuk mengjasilkan bahan ajar dapat
memberikan conoh yang menarik dari oleh peserta didik dapat
yang mudah ke yang sulit secara bertahap, dikategorikan sebagai sumber
memberikan umpan balik, memotivasi, belajar. Misalnya buku pelajaran,
serta mengetahui hasil yang telah dicapai. buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi
3. Sumber Belajar dan lain sebagainya.
Menurut Association for Educational d) Peristiwa atau fakta yang sedang
Communications and Technology (AECT, terjadi, misalnya peristiwa bencana,
1997), sumber belajar adalah segala peristiwa kerusuhan, dan peristiwa
sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan lainnya yang dapat guru jadikan
oleh guru, baik secara terpisah maupun peristiwa atau fakta sebagai sumber
dalam bentuk gabungan untuk kepentingan belajar.
belajar mengajar dengan tujuan Sumber belajar akan menjadi bermakna
meningkatkan efisiensi tujuan bagi peserta didik maupun guru apabila
pembelajaran. Dari pengertian tersebut sumber belajar diorganisir melalui satu
maka sumber belajar dapat dikategorikan rancangan yang memungkinkan seseorang
sebagai berikut: dapat memanfaatkannya sebagai sumber
a) Tempat atau lingkungan alam belajar.
sekitar, yaitu dimana saja seseorang Secara rinci Siregar dan Harini Nara
dapat melakukan belajar atau proses (2011: 128) mengemukakan manfaat
perubahan tingkah laku maka tempat sumber belajar sebagai berikut:
itu dapat dikategorikan sebagai 1. Dapat memberikan pengalaman
tempat belajar yang berarti sumber belajar lebih konkret atau secara
belajar, misalnya perpustakaan, langsung.
pasar, tempat pembuangan sampah, 2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak
kolam ikan dan lain sebagainya. mungkin diadakan,dikunjungi, atau
b) Benda, yaitu segala benda yang dilihat secara umum.
memungkinkan terjadinya perubahan 3. Dapat menambah dan memperluas
tingkah laku bagi peserta didik, pengetahuan.
maka benda itu dapat dikategorikan 4. Dapat memberikan informasi yang
sebagai sumber belajar. Misalnya akurat dan terbaru.
situs, candi, benda peninggalan 5. Dapat membantu memecahkan
lainnya. masalah pendidikan, baik masalah
c) Buku yaitu segala macam buku yang kecil maupun yang besar.
yang dapat dibaca secara mandiri
6. Dapat memberikan motivasi yang komponen-komponennya sesuai
positif. dengan tujuan.
7. Dapat merangsang untuk berpikir 2. Kriteria berdasarkan tujuan,
kritis, bersikap positif, dan merupakan sumber belajar yang
berkembang lebih jauh. meliputi sumber belajar untuk
Berdasarkan pemaparan tersebut, memotivasi, sumber belajar untuk
penggunaann sumber belajar dalam pengajaran, sumber belajar untuk
kegiatan belajar mengajar dapat penelitian, sumber belajar untuk
memberikan manfaat positif terutama bagi memecahkan masalah, sumber belajar
siswa. melalui sumber belajar, siswa dapat untuk persentasi.
berpikir kritis karena adanya informasi METODE PENELITIAN
yang lebih luas dan memberikan Penelitian ini menggunakan
pengalaman belajar yang lebih konkret pendekatan kualitatif, dengan maksud
dalam proses belajar siswa. peneliti dapat mendeskripsikan secara jelas
Dick and Carey (Kokom dan terperinci. Dengan jenis penelitian
Komalasari, 2010: 126) menyebutkan studi kepustakaan. Penelitian ini dirancang
beberapa patokan yang perlu dengan menggunakan prosedur wawancara
dipertimbangkan dalam memilih sumber yang ditujukan kepada guru untuk
belajar, yaitu ketersediaan sumber, mendapatkan respon tentang pengalaman
ketersediaan dana, tenaga, dan fasilitas; mengajar selama menjadi guru. Selain itu,
keluwesan, kepraktisan, dan daya tahan penelitian ini menggunakan metode
(umur) sumber belajar; serta efektivitas observasi atau pengamatan langsung
sumber belajar untuk waktu yang panjang. dilapang tepatnya di ruang kelas VB yang
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2007: mengamati guru dalam melakukan proses
84) menambahkan bahwa dalam memilih pembelajaran.
sumber harus didasarkan pada kriteria  Wawancara
tertentu, menurutnya ada dua macam Wawancara yaitu salah satu metode
kriteria dalam memilih sumber belajar, pengumpulan data untuk mendapatkan
yaitu: informasi dengan cara bertanya
1. Kriteria umum, merupakan kriteria langsung kepada responden.
kasar dalam memilih berbagai sumber Wawancara merupakan salah satu
belajar, seperti paktis dan sederhana, bagian terpenting dari setiap survey.
mudah diperoleh, bersifat fleksibel, Tanpa wawancara, peneliti akan
kehilangan informasi yang hanya
dapat diperoleh dengan jalan bertanya didik. Oleh karena itu, dalam
langsung kepada responden. mengembangkan bahan ajar guru perlu
 Observasi memahami setiap karakter peserta
Observasi adalah salah satu metode didiknya, agar bahan ajar yang
pengumpulan data dengan mengamati dirancang dapat mengakomodasi
atau meninjau secara cermat dan seluruh peserta didik, sehingga peserta
langsung di lokasi penelitian atau didik dapat mengikuti pembelajaan
lapangan untuk mengetahui secara dengan optimal.
langsung kondisi yang terjadi atau 2. Permasalahan lain yang dihadapi guru
untuk membuktikan kebenaran dari yaitu permasalahan dalam penggunaan
sebuah desain penelitian. media pembelajaran. Sesuai dengan
pengamatan dilapangan guru tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN
memanfaatkan teknologi seperti
Hasil penelitian tentang menggunakan laptop, LCD sebagai
Permasalahan Guru dalam Mengembangka media pembelajaran. Guru jarang
Bahan Ajar di SD 64/1 Muara Bulian yang membuat media pembelajaran,
dilakukan dengan wawancara dan biasanya guru hanya memanfaatkan
observasi terhadap guru. Setelah media yang tersedia di sekolah. Guru
melakukan pengumpulan data dapat tidak menyiapkan media pembelajaran
ditemukan hasil bahwa : yang dapat digunakan guru dalam
1. Berdasarkan wawancara terhadap guru kegiatan pembelajaran, sehingga selama
di SD 64/1 Muara Bulian bahwa, proses pembelajaran hanya
permasalahan guru dalam menggunakan buku teks saja. Dalam
mengembangkan bahan ajar yaitu hal ini, penggunaan media sangat
kesulitan guru dalam menuangkan ide diperlukan, sebab menjadi salah satu
untuk mengembangkan bahan ajar. contoh pengembangan bahan ajar yang
Dalam hal ini guru mengalami kesulitan dirancang sedemikian rupa menjadi
menuangkan ide untuk sebuah bentuk media atau alat peraga.
mengembangkan bahan ajar yang Dengan adanya media pembelajaran,
sepeti apa, sebab dalam beberapa materi pembelajaran yang
mengembangkan bahan ajar tentu guru seringkali siswa sulit untuk
harus memperhatikan potensi peserta memahaminya ataupun guru sulit untuk
didik, perkembangan perserta didik, dan menjelaskannya karena materi tersebut
relevansi dengan kebutuhan peserta abstak, rumit, dan sebagainya. Maka
peran media atau alat peraga dapat ajar, sebab guru hanya mengacuh pada
membantu siswa dalam buku saja.
menggambarkan sesuatu yang abstrak. SARAN
Begitu pula dengan materi yang rumit Berdasarkan hasil penelitian
dapat dijelaskan dengan cara sederhana permasalahan guru dalam
sesuai dengan tingkat berfikir siswa, mengembangkan bahan ajar di SD 64/1
sehingga materi lebih mudah dipahami. Muara Bulian bahwa ada beberapa
3. Selanjutnya, masalah lain yang permasalahan yang diangkat dalam
berkenaan dengan bahan ajar yaitu penelitian ini yaitu, kesulitan guru dalam
keterbatasan sumber bahan ajar. Di menuangkan ide dalam mengembangkan
mana sumber bahan ajar yang bahan ajar, guru jarang membuat atau
digunakan hanya berupa buku. Hal memanfaatkan media pembelajaran, dan
tersebut berarti guru tidak mencari keterbatasan sumber bahan ajar. Dengan
sumber bahan ajar lain yang dapat demikan, maka sebaiknya guru harus lebih
digunakan dalam mengembangkan aktif dalam mengikuti pelatihan terutama
bahan ajar. Padahal, banyak sumber tentang pengembangan bahan ajar, agar
bahan ajar selain buku yang dapat mendapatkan pengetahuan serta
digunakan. Buku pun tidak harus satu pengalaman yang baik dalam
macam sumber buku saja, agar lebih mengembangkan bahan ajar. Selanjutnya,
luas cakupan kedalaman bahan ajar. sebaiknnya guru lebih kreatif menyediakan
atau membuat sendiri media pembelajaran
SIMPULAN
yang dirancang dengan lebih menarik bagi
Berdasarkan hasil penelitian dan
siswa dalam pembelajaran, serta mencari
pembahasan dapat disimpulkann bahwa:
informasi atau sumber bahan ajar dari
Permasalahan yang dihadapi guru-guru di
internet, modul-modul, ataupun video
SD 64/1 Muara Bulian dalam
pembelajaran.
mengembangkan bahan ajar antara lain:
DAFTAR PUSTAKA
(1) kesulitan guru dalam menuangkan ide
Suyatman. 2013. Pengembangan Bahan
untuk mengembangkan bahan ajar; (2)
Ajar. Surakarta: FATABA
Guru jarang membuat dan memanfaatkan
Press IAIN Surakarta
media pembelajaran, dan (3) kurangnya
E. Mulyasa. 2011. Menjadi Guru
sumber bahan ajar yang dapat dijadikan
Profesional Menciptakan
acuan guru dalam mengembangkan bahan
Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung : PT untuk Peningkatan Kualitas
Remaja Rosdakarya Pembelajaran Program
Faturrohman, Muhammad dan Pendidikan Pembelajaran
Sulistyorini. 2012. Belajar Sekolah Dasar. Jurnal Tesis.
Pembelajaran Membantu Vol 2 No.1. 217-222
Meningkatkan Mutu Arum Mawar Kinasih. 2017. ”problema
Pembelajaran sesuai Standar guru dalam penyusunan
Nasional. Yogyakarta: Teras perangkat pembelajaran di SD
Hasanah, Aan. 2012. Pengembangan Muhammadiyah 14 Surabaya”.
Proesi Guru. Bandung: CV Artikel Publikasi. Diakses 15
Pustaka Setia maret 2017.
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Djamarah & Zain. 2012. Strategi Belajar
Pembelajaran : Teori & dan Pembelajaran. Jakarta:
Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Rineka Cipta
Media
Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono. 2013.
Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta
Prof. Dr. Aunurrahman,M.Pd. 2013.
Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta
Degeng. I.N.S. 1998. Teori Belajar dan
Strategi
Pembelajaran.Surabaya: Citra
Raya
Suci Perwitasari., Wahjoedi Wahjoedi., &
Sa’dun Akbar. 2018.
Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Tematik Konseptual.
Jurnal Pendidikan. Vol 3, No 3
Mohammad Harijanto. 2007.
Pengembangan Bahan Ajar

Anda mungkin juga menyukai