DOSEN:
I Kadek Apriada,SE.,M.Si
OLEH:
NAMA KELOMPOK:
PRODI AKUNTANSI
TAHUN 2022
1. KONSEP DASAR PARIWISATA
a. Pariwisata
Berkembang karena adanya gerakan manusia dalam mencari sesuatu
yang belum diketahui dengan menjelajahi wilayah yang baru, mencari
perubahan suasana, atau untuk mendapat perjalanan baru (Robinson 1976)
b. Awal Mula Pariwisata
Dimulai sejak peradaban manusia itu sendiri, ditandai pergerakan
manusia melakukan ziarah dan perjalanan agama. Selanjutnya perjalanan
dagang dengan kapal dan singgah di berbagai daerah sehingga ditemukannya
berbagai destinasi/ daerah baru.
c. Perkembangan Pariwisata
Menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa negara
Pariwisata dikelola oleh berbagai pengelola pariwisata karena adanya
peluang secara ekonomi dan sosial Contoh: Vereeneging Toeristen
Verkeer (Belanda) – Promosi indonesia (Jawa dan Bali) Lissone
Lindeman – Pelayaran Batavia Honet (Hotel National and Tourism) –
1946 Yayasan Tourisme Indonesia – 1955
YTI => demam pariwisata
YTI = melahirkan Dewan Pariwisata Indonesia
Pariwisata diartikan sebagai International Tourism, sedangkan untuk
domestic tourism dipopulerkan dengan istilah dharma wisata
H. Peter Gray (1970) seperti dikutip oleh Prof. Dr. I Nyoman Erawan,
mengemukakan beberapa alasan seseorang melakukan perjalanan untuk bersenang-
senang (pleasure trevel) sebagai berikut:
Hal di atas sangat penting terutama bagi negara yang menerima wisatawan
tersebut, khususnya dalam pembuatan rencana yang sesuai bagi pembangunan
indutri pariwisata, di mana kita harus mengetahui apa yang diharapkan oleh para
wisatawan potensial tersebut dana pa yang lebih disenanginya dan lain sebagainya.
a. Produk wisata tidak dapat dipindahkan karena orang tidak dapat membawa
produk wisata ke wisatawan, tetapi wisatawan itu sendiri yang harus
mengunjungi, mengalami, dan datang untuk menikmati produk wisata.
b. Produksi dan konsumen terjadi pada waktu bersamaan.
c. Pariwisata tidak mempunyai standart ukuran yang obyektif karena
pariwisata memiliki berbagai ragam jenis pariwisata
d. Wiasatawan tidak dapat mencicipi, mengetahui, ataupun menguji produk itu
sebelumnya karena wisatawan hanya melihat melalui brosur, internet,
ataupun alat promosi lainnya
e. Produk wisata mengandung resiko tinggi karena memerlukan modal besar,
sedangkan permintaanya sangat peka dan rentan terhadap situasi ekonomi,
politik, sikap masyarakat, dan kesukaan wisatawan.
Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2005) mengemukakan bahwa hasrat ingin tahu
dan jiwa petualangan yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada manusia
merupakan dorongan terhadap kita untuk melakukan perjalanan ke mana saja yang
ingin kita lintasi dan nikmati obyek wisatanya meskipun sampai ke negeri orang.
Selain hal tersebut ada beberapa faktor yang menjadi penyebab untuk melakukan
perjalanan wisata yaitu:
1. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan sekitar yang kurang baik/ rusak, lingkungan tempat
tinggal yang bising dan kotor, ataupun pemandangan yang membosankan.
2. Kondisi sosial budaya
Seperti kurang tersedianya fasilitas rekreasi, kegiatan yang rutin dalam
masyarakat sekitar, terlalu banyak kerja, adanya perbedaan sosial antar
anggota masyarakat dan lain-lain yang sering menjadi alasan untuk pergi ke
tempat-tempat yang kondisinya lebih baik dan menyenangkan.
3. Kondisi ekonomi
Konsumsi yang tinggi dari masyarakat, biaya hidup sehari-hari, tingkat daya
beli yang tinggi, banyaknya waktu luang serta relative rendahnya ongkos
angkutan, juga akan mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan wisata.
4. Pengaruh kegiatan pariwisata
Peningkatan publikasi dan penyebaran informasi serta timbulnya pandangan
tentang nilai lebih dari kegiatan berwisata terhadap fungsi sosial masyarakat
dapat mendorong kegiatan wisata.
4. PEMASARAN PARIWISATA
Tujuan utama pemasaran pariwisata adalah tidak hanya menyangkut jumlah maksimal
wisatawan yang berkunjung dan tinggal lebih lama tetapi lebih diutamakan qulity touris yang
dengan promosi selektif dapat mencapai wisatawan dengan belanja yang sangat besar dan
terjadi repeat quaest. Pemasaran daerah tujuan pariwisata memerlukan kerjasama dengan
pihak-pihak terkait seperti: pemerintah (menparpostel), perusahaan jasa penerbangan dalam
dan luar negeri, jasa transportasi darat, biro wisata, travel, restoran dan hotel. Sasaran pasar
dapat dicapai dengan menggunakan data statistic, dan informasi seperti rata-rata lama tinggal,
pengeluaran perkapita wisatawan, jumlah kunjungan wisatawan, dan waktu-waktu pilihan
yang menarik wisatawan untuk datang dan mengunjungi daerah tujuan wisata (peak season
and off season).
Pemasaran daerah tujuan wisata dapat dilakukan tidak hanya dengan melakukan
promosi melaui iklan, brosur, internet, ataupun alat-alat promsi lainnya tetapi dapat juga
dengan mengundang penulis atau wartawan pariwisata asing dengan tujuan agar penulis atau
wartawan tersebut menulis atau meliput hasil kunjungannya didaerah tujuan wisata wariss.
Penentuan posisi pasar penting bagi wisatawan dalam memperoleh gambaran yang jelas
tentang produk wisata, kekhususan daerah tujuan wisata, mutu layanan hotel, tarif kamar
hotel, dan kondisi keamanan daerah tujuan wisata.
1. Product mix
Wisatawan memerlukan jasa obyek wisata dan sarana wisata tertentu.
Sarana wisata adalah sarana social ekonomi secara keseluruhan atau Sebagian
menghasilkan jasa atau barang yang digunakan wisatawan seperti hotel, rumah
makan, sarana olah raga, dan atraksi kesenian. Faktor penting dalam product
mix adalah masalah pemeliharaan warisan budaya, peninggalan sejarah, dan
pemeliharaan fisik dan nonfisik.
2. Distribution mix
Distribution mix berperan penting membawa wisatawan pada produk
wisata yang ditawarkan. Distribution mix mencakup jasa transportasi darat,
laut, dan udara yang melibatkan perusahaan jasa transportasi darat, laut dan
udara, biro perjalanan dan guide. Kunci penting distribution mix adalah
layanan agar wisatawan memperoleh kepuasan saat mengkonsumsi produk
pariwisata.
3. Communication mix
Agar suatu produk wisata diketahui oleh wisatawan maka wisatawan harus
diberi informasi, diperkenalkan, ditarik, dan didorong agar mengunjungi suatu
daerah tujuan wisata. Ada beberapa pendekatan communication mix, yaitu:
a. Sales promotion
Pendekatan ini meliputi kegiatan komunikasi yang diarahkan kepada
wisatawan melalui media umum, biro perjalanan, dan hubungan langsung
dengan wisatawan.
b. Image promotion
Kegiatan komunikasi ini dilakukan dengan cara membujuk secara halus
untuk memberi kesan dan gambaran suatu daerah tujuan wisata melalui
kunjungan perkenalan juru foto spesialis, penulis atau wartawan
pariwisata, feature khusus disurat kabar atau majalah, dan pengiriman misi
kesenian ke berbagai Negara.
c. Melalui Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kepada semua staf
organisasi yang terkait dalam matarantai kegiatan pariwisata.
d. Melalui jasa penerangan kantor pariwisata, termasuk jasa surat-menyurat,
dan hubungan korespondensi melalui alat komunikasi.
4. Service mix
Kegiatan dalam service mix merupakan kebijakan pemerintah untuk
memperlancar perjalanan dan persinggahan wisatawan, seperti kebijakan visa
dan ketentuan bea cukai.
a. Harga-harga barang atau jasa pelayanan menjadi naik, karena banyaknya pengunjung.
b. Penduduk khususnya remaja suka mengikuti pola hidup para wisatawan yang tidak
sesuai dengan budaya dan kepribadian bangs akita sendiri.
c. Banyaknya pemanfaatan wisatawan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab
untuk melakukan hal-hal yang tidak seperti pemerasan, perjudian, pencurian,
pengendaran barang-barang terlarang dan lain-lain.
d. Terjadinya pengerusakan lingkungan, baik karena pembangunan prasarana dan sarana
pariwisata, maupun karena ulah pengunjung atau tangan-tangan jahil.
DAFTAR PUSTAKA
A.A G.P Widanaputra, Herkulanus Bambang Suprasto, Dodik Aryanto, MM dan Ratna Sari.
2009. Akuntansi Perhotelan Pendekatan Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
https://ulyadays.com/konsep-dasar-pariwisata/