Dihimpun Oleh
Dra. Agung Pramunarti M.Si.
Hanya dipakai di lingkungan sendiri
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
PENGANTAR
Jauh sebelum orang mengenal adanya bentuk komunikasi menggunakan tulisan, manusia
telah menjelajahi permukaan bumi dari derah yang paling dekat dengan tempat tinggalnya
sampai kemudian semakin menjahui dari tempat tinggalnya. Dari penjelajahyan tersebut,
mereka sadar akan adanya perbedaan antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya.
Perbeaan antara berbagai tempat di permukaan bumi, tidak menyangkut aspek fisiografis
maupun keadaan sosial ekonomi dan budayanya.
Adanya kemajuan sosial ekonomi dan budaya, maka kegiatan penjelajahan dapat
dilakukan semakin jauh jangkauan keruangannya. Kegiatan berwisata sebagai suatu
kebutuhan yang harus dipenuhi bagi masyarakat modern, sama seperti kebutuhan hidup
lainnya. Kegitan ini ditunjang oleh kemajuan tehnologi dalam bidang transportasi, sehingga
orang dapat melakukan perjalanan ke tempat yang sangat jauh dengan mudah. Kemajuan
ekonomi dengan semakin meningkatnya kesejahteraan, serta adanya waktu luang, sangat
menunjang dalam pemenuhan kebutuhan akian rekreasi. Salah satu bentuk rekreasi adalah
melakukan perjalanan ke suatu wilayah yang disebut wisata.
Kegiatan wisata semakin berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat,
sistem politik serta meningkatnya keamanan. Kegiatan ini tidak saja untuk menikmati waktu
luang, namun terkait juga dengan berbagai aspek kehidupan seseorang yang melakukan
perjalanan. mereka membutuhkan transportasi, tempat tinggal sementara, makanan,
minuman, cinderamata, agen perjalanan, dan lainnya. Masing-masing aspek penunjang
tersebut satu sama lainnya dan semakin komplek. Karena kegiatannya sangat komplek
dengan melibatkan berbagai sektor, maka kegiatan ini sering disebut sebagai Pariwisata.
Penduduk pada wilayah yang didatangi { daerah tujuan} berinteraksi dengan para
pendatang. Bagi daerah tujuan banyak keuntungan dari kegiatan wisata ini yaitu
meningkatnya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, penghasil devisa dari masuknya
wisatawan dan uang yang dibelanjakan, memperkenalkan sumberdaya alam dan sosial
budaya yang kita miliki, serta dapat ditumbuhkannya saling pengertian antar bangsa dapat
diciptakan dunia yang damai. Dampak negatif yang ditimbulkan dapat dikurangi dengan
perencanaan dan pengelolaan obyek serta pendukung yang cermat. Sebagai contoh dalam
penempatan dan pengembangan obyek, jangan sampai merugikan penduduk asli/ setempat
atau penduduk pada daerah sekitar obyek wisata
BAB I
PARIWISATA
A.
Devinisi Pariwisata
Pada saat ini, terutama di negara maju, melakukan perjalanan wisata bukan lagi
merupakan barang mewah. Berwisata dan rekreasi sudah menjadi bagian kebutuhan hidup
yang harus dipenuhi.
Pengertian Pariwisata :
1.
E. Huntington
Pariwisata dalam arti modern adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang
didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan
menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan bertambahnya pegaulan berbagai bangsa
dan masyarakat sebagai hasil dari pada perkembangan niaga, industri perdagangan dan
angkutan.
2.
Oka A. Yoety
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang
diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha atau
mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan
tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang
beranekaragam.
3.
Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan
bersenang-senang dan tamasya, dilakukan untuk sementara waktu walaupun perjalanan
wisata itu bukan tujuan utama.
Dalam devinisi pariwisata tersebut, terdapat hal yang sama yaitu:
a. perjalanan dilakukan untuk sementara waktu,
b. perjalanan dilakukan dari satu tempat ke tempat (origin) ke tempat lainnya
(destination),
c. perjalanan harus selalu dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi,
d. orang yang melakukan perjalanan tidak mencari nafkah di daerah yang dikunjungi
dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut.
Menurut Saleh Wahab (1989), dalam kegiatan pariwisata terdiri dari tiga unsur
yaitu manusia,
tempat dan waktu. Manusia yaitu yang
melakukan
kegiatan
pariwisata, ruang/tempat kegiatan pariwisata berlangsung dan waktu yaitu unsur tempo yang
dihabiskan dalam perjalanan dan selama berdiam di daerah tujuan wisata, dalam kegiatan
pariwisata.
B.
Alasan Berwisata
Mengapa manusia melakukan perjalanan (Why do people travel):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Alasan hadiah
C.
Agar tidak terjadi salah pengertian dalam kepariwisataan, maka ada beberapa
istilah pokok :
1.
Pariwisata :
Secara Etymologis, pari berarti banyak, berkali-kali, sedangkan wisata berarti perjalanan,
bepergian atau travel. Jadi pariwisata artinya perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari satu
tempat ke tempat lain. Oka A. Yoety berpendapat bahwa
pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang
diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk mencari nafkah
di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna
bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi kegiatan yang beraneka ragam.
2.
Wisatawan.
Atraksi pariwisata tidak tetap, yaitu atraksi yang bisa dinikmati hanya saat tertentu saja
atau tidak setiap saat bisa dilihat, seperti gerhana matahari, festival festival, upacara adat,
keagamaan, perayaan-perayaan, tari-tarian dll.
Atraksi yang bersifat tetap, atraksi yang bisa dilihat setiap waktu,mis pemandangan
alam, flora dan fauna, gunung, pantai, laut, taman, bangunan tua, monumen, danau,
peninggalan sejarah, sungai dll.
4. Rekreasi
Yaitu pemanfaatan waktu luang untuk istirahat, santai dan menikmati atraksi wisata, guna
mengembalikan dan meningkatkan kesegaran dan kesehatan jasmani rohani sebagai akibat
kesibukan sehari-hari.
Jadi rekreasi mempunyai fungsi :
Istirahat dan santai untuk mengembalikan kesegaran fisik dan mental sebagai akibat
kesibukan kerja
Adalah sarana ekonomi yang langsung diperlukan atau digunakan oleh wisatawan seperti
transportasi, akomodasi, restorant, toko souvenir, Biro perjalanan dan Agen perjalanan.
Barang dan jasa yang diberikan oleh sarana ini langsung digunakan atau dinikmati
wisatawan.
8. Prasarana Wisata
Adalah sarana yang secara tidak langsung diperlukan oleh wisatawan seperti jalan,
pelabuhan udara, laut terminal, air, telkom, listrik dll. Prasarana tersebut walaupun tidak
digunakan secara langsung oleh wisatawan, namun harus ada. Kalau tidak tersedia prasarana
tersebut maka wisatawan tidak dapat melakukan perjalanan secara lancar.
9. Produk Wisata
Adalah sebagai keseluruhan barang dan jasa yang diperlukan oleh wisatawan dari mulai
ia meninggalkan tempat tinggalnya, selama perjalanannya sampai kembali ke tempat
tinggalnya semula.
10. Paket Wisata
Adalah suatu rencana atau perjalanan wisata yang tersusun secara tetap dengan harga
tertentu, mencakup biaya transportasi, akomodasi, darmawisata/Sightseeing di kota, tour ke
obyek wisata, serta fasilitas lain yang telah tercantum dalam paket/acara tersebut.
.
D.
1.
Pengertian ini sama dengan World Toursm yaitu kegiatan kepariwisataan yang
berkembang diseluruh negara, termasuk semua di atas.
2.
Menurut Obyeknya :
Peristiwa yang penyelenggaraannya untuk kegiatan sosial, misalnya studi tour, piknik,
youth toursm (pariwisata Remaja), bakti sosial mahasiswa, bakti sosial KNPI dsb.
g. Religion Toursm (Wisata Agama)
b.
c.
Macam-macam Wisatawan :
a.
Adalah orang-orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang memasuki negara lain.
Golongan ini bisa ditandai dengan status kewarga negaraannya, dokumen perjalanan, jenis
mata uang yang dimiliki tidak sama dengan mata uang negara yang dikunjungi.
b.
Adalah orang asing yang berdiam di negara tersebut karena tugasnya atau kedudukannya,
dengan memperoleh penghasilan dengan mata uang negara aslinya dan dapat dibelanjakan di
negara di mana dia berada, misalnya para tenaga ahli dari Amerika yang bekerja di Indonesia,
Duta Besar, utusan dari negara lain yang mengadakan perjalanan wisata di Indonesia.
c.
Adalah wisatawan dalam negeri yang melakukan perjalanan wisata dalam batas-batas
wilayah negaranya sendiri.
d.
Adalah warga negara tertentu yang karena tugasnya dia berada di luar negeri lalu pulang. Di
tanah airnya dia mengadakan perjalanan wisata, misalnya mahasiswa Jawa yang kuliah di
luar negeri, liburan pulang lalu berwisata ke Bali atau Danau Toba.
e.
Transit Tourist
Adalah wisatawan yang mengadakan perjalanan ke satu tempat, menumpang kapal atau
pesawat tetapi tidak bisa langsung. Jadi transit dulu (singgah sebentar) kemudian meneruskan
perjalanan. Dalam singgahnya itu dimanfaatkan untuk berwisata.
f.
Bussiness Tourist
Yaitu orang yang melakukan perjalanan (baik wisatawan asing maupun wisatawan nusantara)
dengan tujuan bukan untuk wisata. Tetapi perjalanan wisata diadakan sebelum atau sesudah
tujuan utama dikerjakan. Misalnya konferensi PATA yang datang dari berbagai negara,
biasanya perjalanan wisata diadakan Pre Conference Tour dan Post Conference Tour ,
sebelum mereka pulang ke negaranya.
F. Industri Pariwisata.
Menurut Saleh Wahab (1992), pariwisata adalah salah satu dari industri gaya baru yang
mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja,
pendapatan, tarap hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara
penerima wisatawan. Pariwisata merupakan sektor yang kompleks, meliputi industri-industri
dalam arti yang klasik, seperti misalnya industri kerajinan tangan dan cinderamata. Industri
pariwisata merupakan gabungan dari berbagai produk jasa yang dihasilkan oleh berbagai
fihak dalam rangka memenuhi kebutuhan wisatawan.
Karakteristik pariwisata sebagai industri jasa berbeda dengan produk industri atau jasa
lainnya. Karakteristik tersebut sebagai berikut :
1.
Intangible (tan wujud), yaitu orang tidak dapat melihat bentuk jasa pariwisata.
Indonesia seperti apa?, sebelum wisatawan merasakan atau membelinya, atau datang sendiri
ke daerah tujuan pariwisata.
2.Sulit diatur standar kualitasnya, dalam jasa terjadi hubungan langsung antara pembeli dan
pengguna jasa. (berhubungan dengan perasaan suka dan tidak suka).
Simultan atara proses antara produksi dan konsumsi, jasa baru diproduksi apabila sudah
dibeli oleh pengguna jasa. Terjadi proses yang bersamaan antara proses produksi dan
konsumsi.
Tidak dapat disimpan sebagai persediaan. misalnya kamar hotel yang kosong seminggu
yang lalu akan hilang dan tidak dapat dijual pada hari ini atau hari berikutnya.
Tidak dapat dimiliki, karena tidak berwujud, maka tidak ada suatu yang kemudian dimiliki
oleh seorang yang telah membeli jasa tersebut. Untuk mewujudkan jasa tersebut wisatawan
membeli cinderamata sebagai kenang-kenangan kalau ia pernah pergi atau terkesan dengan
daerah tujuan wisata tersebut.
Maka kebijaksanaan yang dianjurkan dalam pengembangan pariwisata yaitu bagaimana
membuat jasa tersebut menjadi terlihat atau terwujud sehingga mudah dievaluasi.
Sarana fisik yang berkaitan dengan jasa yang diberikan akan disampaikan sebagai bahan bagi
pengguna jasa untuk mengevaluasi kualitas jasa. Jadi semakin baik sarana fisik, akan
dihubungkan dengan kualitas pelayanan yang baik. Dalam pengembangan pariwisata
peningkatan prasarana dan sarana fisik mutlak dibutuhkan yang kemudian diiringi dengan
peningkatan kualitas pelayanan jasa.
Peningkatan sumberdaya manusia yang berkaitan dengan pariwisata perlu
ditingkatkan kualitasnya. Kualitas yang memberikan jasa, diterima oleh pengguna jasa
sebagai kualitas jasa itu sendiri. Misalnya keluhan mengenai buruknya tingkah laku pelayan
hotel, pemandu wisata atau oknum penduduk di daerah tujuan wisata, sudah tentu akan
dihubungkan dengan buruknya kualitas jasa pariwisata.
Berdasarkan hal tersebut, maka pengembangan dan peningkatan kualitas pemberi jasa
merupakan salah satu faktor bagi keberhasilan dalam memasarkan jasa pariwisata. salah satu
usaha yang dilakukan adalah peningkatan sumberdaya manusia dalam bidang pariwisata
melalui pendidikan formal dan non formal. Kegiatan pariwisata adalah kegiatan
menjual Indonesia . Hal ini berarti mempertaruhkan citra dan harga diri serta
martabat bangsa. Misalnya ketidak puasan wisatawan terhadap pelayanan hotel,
maka akan dikaitkan dengan kualitas semua aspek hotel di Indonesia, kesalahan dari
salah satu aspek kecil, dapat mengakibatkan seluruh pelayanan dianggap kurang baik, dan
seterusnya.
BAB II
GEOGRAFI PARIWISATA
Salah satu sifat manusia adanya rasa ingin tahu (curiosity) yang tinggi dalam berbagai hal.
Dari sekian banyak keingintahuan manusia adalah ingin tahu tentang wilayah diwilayah
lainnya. Dari penjelajahan tersebut, mereka sadar akan adanya perbedaan antara daerah yang
satu dengan daerah yang lainnya. Adanya perbedaan berbagai tempat di permukaan bumi.
A.
Dari profil wisatawan yang ada, baik domestik maupun mancanegara dapat ditentukan
model kepariwisataan yang dikembangkan. Sebagai contoh yaitu berkebangnya wisatawan
olahraga arung jeram (rafting), berdasarkan keinginan/minat dari wisatawan kelompok yang
menyukai olahraga dan petualangan.
Analisis penawaran dan analisis permintaan pariwisata, terkait erat dengan tujuan dan
kriteria kebijakan yang dikembangkan dalam pembangunan wilayah, Pembangunan
pariwisata merupakan bagian pembangunan wilayah secara keseluruhan. Salah satu faktor
yang menjadi pertimbangan dalam pengembangan pariwisata adalah tata ruang. Tataruang
wilayah sesuai dengan keadaan geografisnya terutama aspek fisiografisnya. Dalam
pengembangan atau pembangunan kepariwisataan aspek lingkungan menjadi pertimbangan
yang sangat penting. Hal ini menyangkut daya dukung lingkungan terhadap perkembangan
pariwisata tersebut untuk saat sekarang dan masa mendatang.
Inventarisasi Objek dan Penunjang
DTW Jenis Transport Akomodasi Fas.Pelayana
n
Infrastruktu
r
Skor
C.
Setiap daerah tujuan wisata mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menerima jumlah
wisatawan. Kemampuan ini yang disebut sebagai daya dukung lingkungan. Daya dukung
lingkungan dinyatakan dalam jumlah wisatawan pesatuan luas daerah tujuan wisata ( lokasi ),
persatuan waktu. Daya dukungan lingkungan tersebut berbeda-beda, sesuai dengan faktor
psikologis tujuan kegiatan pariwisata. Misalnya orang yang pergi ke Plaza, merasa senang
untuk berdesak-desakan : kalau tidak bersenggolan, sepertnya tidak merasa ke Plaza.
Sebaliknya orang yang pergi ke Museum atau pantai yang romantis, tidak menginginkan
jumlah orang banyak, ramai dan bising. Antara Plaza, Pasar Malam, Pantai dan Museum,
mempunyai tujuan yang terkait dengan faktor psikologis, sehingga daya dukungnya berbeda.
Faktor lain yang menentukan daya dukung lingkungan yaitu lingkungan biofisik , yang bisa
menentukan kuat atau rapuhnya suatu ekosistem. Ekosistem yang kuat mempunyai daya
dukung lingkungan yang tinggi, akan lebih banyak dapat menerima sejumlah wisatawan.
Daya dukung lingkungan yang kuat, tidak akan mudah rusak karena gangguan wisatawan.
Jikalaupun rusak, maka pengembalian atau pemulihannya lebih cepat. Ekosistem puncak
gunung atau kawah, misalnya gunung Bromo, dengan suhu yang rendah, tanah yang asam
kurang subur, adanya gas beracun seperti uap belerang, merupakan ekosistem yang rapuh.
Jika terjadi kerusakan, seperti pengambilan
edelweis yang berlebihan, maka untuk
pulih kembali memerlukan waktu yang cukup lama. Sebaliknya Plaza atau Mall atau tempat
tujuan wisata buatan, seperti taman dan pemandian, mempunyai lingkungan biofisik yang
kuat. Artinya dapat menampung lebih banyak wisatawan. Kerusakan ekosistem dengan
mudah untuk dapat dikembalikan lagi (kalau rusak gedungnya maka akan mudah untuk
dibangun kembali).
Daerah tujuan wisata atau tempat wisata mempunyai daya dukung lingkungan yang
rendah, haruslah hati-hati dalam pengembangannya. Jumlah wisatawan yang masuk harus
dibatasi, serta diawasi dengan baik/ketat. Hal ini untuk mengurangi resiko kerusakan
lingkungan, antara lain pembuangan sampah, sebab sampah lambat membusuk pada daerah
yang dingin, terlebih sampah plasik yang tidak dapat didaur ulang oleh alam.
Salah satu contoh daerah tujuan wisata yang memperhatikan daya dukung lingkungan
yaitu Tanah Lot. Jumlah wisatawan yang boleh masuk sampai bagian luar dan tengah ( bagian
utama tidak untuk wisatawan). Jumlah wisawan yang masuk, sejumlah selendang yang
tersedia, karena setiap wisatawan yang masuk diharuskan memakainya. Wisatawan lain boleh
masuk apabila selendang sudah dikembalikan, artinya ada wisatawan yang sudah keluar.
2.Keanekargaman.
Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata dengan minat, tujuan, umur, jenis
kelamin, kondisi sosial ekonomi dan budaya yang beranekaragam. Dalam pengembangan
kepariwisataan harus diusahakan adanya suatu keanekaragaman/macam-macam obyek
sebagai daya tarik wisata serta faktor penunjangnya.
Usaha penganekaragaman didasarkan pada faktor tujuan, umur, dan mode wisatawan.
Misalnya pada obyek wisata Candi peninggalan sejarah penganekaragaman, disesuaikan
dengan kelompok umur wisatawan yang akan menikmati atraksi atau penggunakan fasilitas
penunjangnya. Penganekaragaman disesuaikan dengan mode kepariwisataan yang sesuai
dengan perkembangan sosial, ekonomi dan budaya saat ini. Contoh mode wisata
sambil berolah raga daerah tujuan wisata, kegiatan pariwisata yang dikaitkan dengan daerah
tujuan wisata sebagai tempat dilangsungkan suatu pertemuan atau konferensi, baik tingkat
nasional, regional maupun internasional.
3 .Keindahan Alam
Keindahan bentang alam harus tetap dijaga keasliannya, sebab merupakan aset
kepariwisataan yang tinggi. Dalam pembangunan pariwisata sering diubah bentang alam
(natural landscpae) dengan alasan untuk tujuan wisata. Contoh (1) jalan berkelok di
pegunungan dengan lembah yang indah, ditutup oleh papan reklame yang sangat besar,
warung-warung di pinggir jalan yang tidak teratur dan kumuh, (2) danau atau telaga yang
alami pada pinggirnya dibuat atau dibangun rumah peristiratan, restoran dan hotel yang dekat
dengan danau, sehingga danau berubah menjadi kolam tercemar oleh limbah cair dari
berbagai aktivitas dari bangunan yang ada disekitarnya.
4.Vandalisme Grafiti
Vandalisme adalah kegiatan yang merusak, vandalisme obyek-obyek wisata, seperti
candi, tebing, tanda lalulintas, tembok bangunan, telepon umum dan lainnya. Vandalisme
dalam bentuk yang lain yaitu merusak benda-benda tertentu atau memotong pohon pada saat
berkemah, memetik bunga mengambil tanaman dan lainnya.
Kegiatan yang merusak/vandalisme ini, aktivitasnya semakin meningkat, terlihat
dari banyaknya benda-benda yang dirusak. Hal ini terutama dilakukan oleh wisatawan
domestik remaja, serta berkaitan masa libur sekolah. Vandalisme sangat merugikan
pariwisata, seperti perusakan dan coretan dengan cat pada candi. Hal ini pernah diungkapkan
oleh Menparpostel( Jove Ave) pada Konferensi Nasional Pusat Studi Lingkungan di
Denpasar pada oktober 1996. Semakin berkembangannya kegiatan pariwisata, maka
vandalisme ini harus dicegah sedini mungkin dengan berbagai cara, salah satunya adalah
melalui jalur pendidikan di sekolah atau luar sekolah.
5. Pencemaran
Pencemaran merupakan musuh utama industri pariwisata. Pada sisi lain kegiatan pariwisata
merupakan pencemaran yang besar pula. Semakin sukses kepariwisataan pada suatu daerah,
semakin besar pula pencemarannya. Salah satu pencemaran adalah limbah padat berupa
sampah yang dihasilkan oleh kegiatan wisatawan maupun limbah padat dan cair dari hotelhotel.
Masalah pencemaran ini terjadi akibat kurang sadarnya wisatawan, terutama domestik dalam
membuang limbah dari hasil kegiatannya selama berwisata. Umumnya wisatawan domestik
yang melakukan perjalanan dengan keluarga atau rombongan, melakukan kegiatan pindah
makan dan minum . Masalah pencemaran menjadi lebih meningkat, apabila tempat wisata
tidak ada atau kurang sekali penyediaan tempat sampah. Jika tersedia tempat sampah, maka
penempatannya yang sering kurang representatif.
6. Dampak Sosial Budaya
Adanya wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata, maka telah terjadi antara wisatawan dan
penduduk setempat. Wisatawan yang datang punya latar belakang geogrfis, sosial, ekonomi,
budaya yang berbeda dengan penduduk setempat, penduduk setempat akan menyerap budaya
wisatawan, sebaliknya wisatawan menyerap budaya lokal. Dampak interaksi terebut ada
yang positif dan ada yang negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Geografi Pariwisata
Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata