Anda di halaman 1dari 17

GEOGRAFI PARIWISATA

Dihimpun Oleh
Dra. Agung Pramunarti M.Si.
Hanya dipakai di lingkungan sendiri
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

PENGANTAR
Jauh sebelum orang mengenal adanya bentuk komunikasi menggunakan tulisan, manusia
telah menjelajahi permukaan bumi dari derah yang paling dekat dengan tempat tinggalnya
sampai kemudian semakin menjahui dari tempat tinggalnya. Dari penjelajahyan tersebut,
mereka sadar akan adanya perbedaan antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya.
Perbeaan antara berbagai tempat di permukaan bumi, tidak menyangkut aspek fisiografis
maupun keadaan sosial ekonomi dan budayanya.
Adanya kemajuan sosial ekonomi dan budaya, maka kegiatan penjelajahan dapat
dilakukan semakin jauh jangkauan keruangannya. Kegiatan berwisata sebagai suatu
kebutuhan yang harus dipenuhi bagi masyarakat modern, sama seperti kebutuhan hidup
lainnya. Kegitan ini ditunjang oleh kemajuan tehnologi dalam bidang transportasi, sehingga
orang dapat melakukan perjalanan ke tempat yang sangat jauh dengan mudah. Kemajuan
ekonomi dengan semakin meningkatnya kesejahteraan, serta adanya waktu luang, sangat
menunjang dalam pemenuhan kebutuhan akian rekreasi. Salah satu bentuk rekreasi adalah
melakukan perjalanan ke suatu wilayah yang disebut wisata.
Kegiatan wisata semakin berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat,
sistem politik serta meningkatnya keamanan. Kegiatan ini tidak saja untuk menikmati waktu
luang, namun terkait juga dengan berbagai aspek kehidupan seseorang yang melakukan
perjalanan. mereka membutuhkan transportasi, tempat tinggal sementara, makanan,
minuman, cinderamata, agen perjalanan, dan lainnya. Masing-masing aspek penunjang
tersebut satu sama lainnya dan semakin komplek. Karena kegiatannya sangat komplek
dengan melibatkan berbagai sektor, maka kegiatan ini sering disebut sebagai Pariwisata.
Penduduk pada wilayah yang didatangi { daerah tujuan} berinteraksi dengan para
pendatang. Bagi daerah tujuan banyak keuntungan dari kegiatan wisata ini yaitu
meningkatnya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, penghasil devisa dari masuknya
wisatawan dan uang yang dibelanjakan, memperkenalkan sumberdaya alam dan sosial
budaya yang kita miliki, serta dapat ditumbuhkannya saling pengertian antar bangsa dapat
diciptakan dunia yang damai. Dampak negatif yang ditimbulkan dapat dikurangi dengan
perencanaan dan pengelolaan obyek serta pendukung yang cermat. Sebagai contoh dalam
penempatan dan pengembangan obyek, jangan sampai merugikan penduduk asli/ setempat
atau penduduk pada daerah sekitar obyek wisata

BAB I
PARIWISATA
A.

Devinisi Pariwisata

Pada saat ini, terutama di negara maju, melakukan perjalanan wisata bukan lagi
merupakan barang mewah. Berwisata dan rekreasi sudah menjadi bagian kebutuhan hidup
yang harus dipenuhi.
Pengertian Pariwisata :
1.

E. Huntington

Pariwisata dalam arti modern adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang
didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan
menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan bertambahnya pegaulan berbagai bangsa
dan masyarakat sebagai hasil dari pada perkembangan niaga, industri perdagangan dan
angkutan.
2.

Oka A. Yoety

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang
diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha atau
mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan
tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang
beranekaragam.
3.

Jadi pengertian secara singkat yaitu

Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan
bersenang-senang dan tamasya, dilakukan untuk sementara waktu walaupun perjalanan
wisata itu bukan tujuan utama.
Dalam devinisi pariwisata tersebut, terdapat hal yang sama yaitu:
a. perjalanan dilakukan untuk sementara waktu,
b. perjalanan dilakukan dari satu tempat ke tempat (origin) ke tempat lainnya
(destination),
c. perjalanan harus selalu dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi,
d. orang yang melakukan perjalanan tidak mencari nafkah di daerah yang dikunjungi
dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut.
Menurut Saleh Wahab (1989), dalam kegiatan pariwisata terdiri dari tiga unsur
yaitu manusia,
tempat dan waktu. Manusia yaitu yang
melakukan
kegiatan
pariwisata, ruang/tempat kegiatan pariwisata berlangsung dan waktu yaitu unsur tempo yang
dihabiskan dalam perjalanan dan selama berdiam di daerah tujuan wisata, dalam kegiatan
pariwisata.

B.

Alasan Berwisata
Mengapa manusia melakukan perjalanan (Why do people travel):

1.

Alasan pendidikan dan kebudayaan

2.

Alasan santai, kesenangan dan petualangan

3.

Alasan kesehatan, olah raga dan rekreasi

4.

Alasan keluarga, Negeri asal dan tempat bermukim

5.

Alasan Bussiness, sosial politik dan konferensi

6.

Alasan hadiah

Pariwisata mempunyai peranan dalam memanfaatkan sumber ekonomi nasional,


membuka lapangan kerja, menumbuhkan semangat wiraswasta, menambah devisa negara,
meningkatkan produk domestik, mengembangkan wilayah dan transportasi. Melihat
banyaknya manfaat pariwisata maka presiden memberi petunjuk tentang kebijaksanaan yang
berhubungan dengan kepariwisataan :
a.
Pengembangan pariwisata harus diartikan dalam rangka meningkatkan ekonomi
nasional sebagai salah satu industri penghasil devisa.
b.
Dalam pembangunan pariwisata harus pula diarahkan supaya pariwisata dapat
menampung dan meningkatkan tenaga kerja dan dapat dimanfaatkan industri-industri lain
seperti handicraff, agriculture dsb.
c.
Pemerintah harus membantu pengembangan pariwisata agar dari semula diusahakan
peraturan-peraturan yang membatasi hal-hal yang negatif terhadap tata kehidupan
masyarakat, adat istiadat dan susila masyarakat atas membanjirnya wisatawan asing.
d.
Kepada aparatur keamanan diperintahkan untuk mengambil tindakan tegas dan konkrit
atas pelanggaran terhadap peraturan yang telah dikeluarkan pemerintah.

C.

Beberapa Istilah Pokok dalam Pariwisata

Agar tidak terjadi salah pengertian dalam kepariwisataan, maka ada beberapa
istilah pokok :
1.

Pariwisata :

Secara Etymologis, pari berarti banyak, berkali-kali, sedangkan wisata berarti perjalanan,
bepergian atau travel. Jadi pariwisata artinya perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari satu
tempat ke tempat lain. Oka A. Yoety berpendapat bahwa
pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang
diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk mencari nafkah
di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna
bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi kegiatan yang beraneka ragam.
2.

Wisatawan.

Ada dua pengertian tentang wisatawan :

Wisatawan Internasional, wisatawan mancanegera (Wisman), Foreign Tourist, yaitu


pengunjung sementara, yang tinggal sekurang-kurangnya 24 jam di negara yang dikunjungi
dengan alasan apapun selain untuk mencari nafkah.

Wisatawan Nusantara/Domestic Tourist yaitu penduduk yang melakukan perjalanan ke


tempat lain selain tempat menetap kurang dari 24 jam dengan tujuan tidak untuk mencari
nafkah dan perjalanannya dilakukan dalam batas negara.
3. Atraksi Wisata
Yaitu segala sesuatu yang memiliki daya tarik berupa benda fisik maupun non fisik.
Atraksi wisata dibedakan dalam jenis, yaitu :

Atraksi pariwisata tidak tetap, yaitu atraksi yang bisa dinikmati hanya saat tertentu saja
atau tidak setiap saat bisa dilihat, seperti gerhana matahari, festival festival, upacara adat,
keagamaan, perayaan-perayaan, tari-tarian dll.

Atraksi yang bersifat tetap, atraksi yang bisa dilihat setiap waktu,mis pemandangan
alam, flora dan fauna, gunung, pantai, laut, taman, bangunan tua, monumen, danau,
peninggalan sejarah, sungai dll.
4. Rekreasi
Yaitu pemanfaatan waktu luang untuk istirahat, santai dan menikmati atraksi wisata, guna
mengembalikan dan meningkatkan kesegaran dan kesehatan jasmani rohani sebagai akibat
kesibukan sehari-hari.
Jadi rekreasi mempunyai fungsi :

Istirahat dan santai untuk mengembalikan kesegaran fisik dan mental sebagai akibat
kesibukan kerja

Menghilangkan kebosanan dari pekerjaan yang bersifat monoton dan rutin.

Pengembangan personalitiy dan pengungkapan sifat fisik dan mental

5. Daerah Tujuan Wisata (Tour Destination Area)


Adalah suatu wilayah dalam ruang lingkup suatu regional, negara atau daerah tertentu
yang telah menjadi sasaran kunjungan wisatawan, karena memiliki sarana, prasarana, fasilitas
dan atraksi wisata.
6. Kawasan Wisata (Tour Resort)
Adalah wilayah yang diusahakan secara komersiil dengan menyediakan sarana,
prasarana, atraksi wisata dan tempat rekreasi, Misalnya kawasan wisata Nusa Dua di Bali.
Daerah ini sengaja dikelola secara komersiil, di mana kawasan ini dibangun jalan, fasilitas
air, listrik, hotel, atraksi wisata yang dibutuhkan oleh wisatawan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
7. Sarana Wisata

Adalah sarana ekonomi yang langsung diperlukan atau digunakan oleh wisatawan seperti
transportasi, akomodasi, restorant, toko souvenir, Biro perjalanan dan Agen perjalanan.
Barang dan jasa yang diberikan oleh sarana ini langsung digunakan atau dinikmati
wisatawan.
8. Prasarana Wisata
Adalah sarana yang secara tidak langsung diperlukan oleh wisatawan seperti jalan,
pelabuhan udara, laut terminal, air, telkom, listrik dll. Prasarana tersebut walaupun tidak
digunakan secara langsung oleh wisatawan, namun harus ada. Kalau tidak tersedia prasarana
tersebut maka wisatawan tidak dapat melakukan perjalanan secara lancar.
9. Produk Wisata
Adalah sebagai keseluruhan barang dan jasa yang diperlukan oleh wisatawan dari mulai
ia meninggalkan tempat tinggalnya, selama perjalanannya sampai kembali ke tempat
tinggalnya semula.
10. Paket Wisata
Adalah suatu rencana atau perjalanan wisata yang tersusun secara tetap dengan harga
tertentu, mencakup biaya transportasi, akomodasi, darmawisata/Sightseeing di kota, tour ke
obyek wisata, serta fasilitas lain yang telah tercantum dalam paket/acara tersebut.
.
D.

Jenis Dan Macam Pariwisata

1.

Menurut letak Geografis :

a. Pariwisata Lokal (Local Toursm)


Adalah pariwisata setempat yang mempunyai ruang lingkup yang relatif sempit dan
terbatas dalam tempat tertentu saja, misalnya Narmada, Senggigi, Ancol, Bromo, Danau
Kelimutu..
b. Pariwisata Regional (Regional Toursm)
Ialah kegiatan kepariwisataan yang berkembang disuatu daerah yang agak luas mis. Bali,
Yogyakarta, Lombok, Kupang dsb.
c. Pariwisata Nasional (Nasional Toursm)
Istilah ini sinonim dengan Domestic Tourism atau wisnu, di mana titik beratnya orang
yang melakukan perjalanan wisata adalah warga negara sendiri dan orang asing yang
berdomisili di negara tersebut.
d. Regional International Toursm
Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di wilayah internasional yang terbatas
tetapi melewati batas dari dua Negara, Asean.
e. International Toursm

Pengertian ini sama dengan World Toursm yaitu kegiatan kepariwisataan yang
berkembang diseluruh negara, termasuk semua di atas.
2.

Menurut pengaruh terhadap Neraca Pembayaran :

a. Pariwisata Aktif (In Toursm)


Yaitu kegiatan pariwisata yang ditandai dengan gejala masuknya wisatawan asing ke
suatu negara tertentu. Disebut sebagai pariwisata aktif karena masuknya wisatawan asing,
berarti pemasukan devisa bagi negara yang dikunjungi.
b. Pariwisata Pasif (Out Going Toursm)
Yaitu kegiatan kepariwisataan yang ditandai dengan gejala keluarnya warga negara
sendiri ke luar negeri sebagai wisatawan. Ini disebut pasif karena uangnya dibelanjakan di
luar negeri. Uang yang seharusnya berada di Indonesia, tapi dipindahkan ke luar negeri.
3.

Menurut Obyeknya :

a. Pariwisata Kebubadayaan (Cultural Toursm)


Yaitu jenis pariwisata, di mana motivasi orang melakukan perjalanan karena adanya daya
tarik dari segi budaya (hasil ciptaan manusia). Jadi obyek kunjungannya adalah warisan
nenek moyang, benda kuno.
b. Pariwisata Kesehatan (Recupational Toursm)
Yaitu tujuan orang mengadakan wisata karena untuk menyembuhkan penyakit, seperti
mandi air panas, mandi lumpur dan mandi kopi di Jepang yang khasiatnya agar awet muda.
c. Pariwisata Perdagangan (Comercial Toursm)
Disebut demikian karena perjalanan wisata dikaitkan dengan kegiatan perdagangan
nasional maupun internasional, misalnya exposition fair, exhibition dll.
d. Pariwisata Olah Raga (Sport Toursm)
Ialah perjalanan wisata kesuatu negara karena menyaksikan pesta olah raga di negara
tertentu mis. Olimpiade, All England, Tinju di Last Vegas, sepak bola atau orang yang
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
e. Pariwisata Politik (Political Toursm)
Yaitu perjalanan yang tujuannya untuk melihat atau menyaksikan suatu peristiwa atau
kejadian yang berhubungan dengan kegiatan negara, misalnya Hari ABRI, sepuluh Oktober
di Rusia.
f.

Pariwisata Sosial (Social Toursm)

Peristiwa yang penyelenggaraannya untuk kegiatan sosial, misalnya studi tour, piknik,
youth toursm (pariwisata Remaja), bakti sosial mahasiswa, bakti sosial KNPI dsb.
g. Religion Toursm (Wisata Agama)

Orang mengadakan perjalanan wisata untuk melihat atau menyaksikan upacara


keagamaan misalnya kunjungan ke Muntilan Pusat Pengembangan Agama Kristen di Jateng,
Umroh bagi umat Islam, Hindu di Sekenan Bali.
E. W I S A T A W A N
Wisatawan adalah orang yang berpergian dari satu tempat tinggalnya untuk
berkunjung ke tempat lain dan menikmati perjalannya untuk bersenang-senang.
Ciri-ciri Wisatawan :
a.

Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam

b.

Orang yang melakukan perjalanan tidak mencari nafkah di tempat tersebut

c.

Perjalanan itu dilakukan hanya sementara waktu

Macam-macam Wisatawan :
a.

Wisatawan Asing (Foreign Tourist)

Adalah orang-orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang memasuki negara lain.
Golongan ini bisa ditandai dengan status kewarga negaraannya, dokumen perjalanan, jenis
mata uang yang dimiliki tidak sama dengan mata uang negara yang dikunjungi.
b.

Domestic Foreign Tourist

Adalah orang asing yang berdiam di negara tersebut karena tugasnya atau kedudukannya,
dengan memperoleh penghasilan dengan mata uang negara aslinya dan dapat dibelanjakan di
negara di mana dia berada, misalnya para tenaga ahli dari Amerika yang bekerja di Indonesia,
Duta Besar, utusan dari negara lain yang mengadakan perjalanan wisata di Indonesia.
c.

Wisatawan Nusantara (Domestic Tourist)

Adalah wisatawan dalam negeri yang melakukan perjalanan wisata dalam batas-batas
wilayah negaranya sendiri.
d.

Indigeneus Foreign Tourist

Adalah warga negara tertentu yang karena tugasnya dia berada di luar negeri lalu pulang. Di
tanah airnya dia mengadakan perjalanan wisata, misalnya mahasiswa Jawa yang kuliah di
luar negeri, liburan pulang lalu berwisata ke Bali atau Danau Toba.
e.

Transit Tourist

Adalah wisatawan yang mengadakan perjalanan ke satu tempat, menumpang kapal atau
pesawat tetapi tidak bisa langsung. Jadi transit dulu (singgah sebentar) kemudian meneruskan
perjalanan. Dalam singgahnya itu dimanfaatkan untuk berwisata.
f.

Bussiness Tourist

Yaitu orang yang melakukan perjalanan (baik wisatawan asing maupun wisatawan nusantara)
dengan tujuan bukan untuk wisata. Tetapi perjalanan wisata diadakan sebelum atau sesudah
tujuan utama dikerjakan. Misalnya konferensi PATA yang datang dari berbagai negara,

biasanya perjalanan wisata diadakan Pre Conference Tour dan Post Conference Tour ,
sebelum mereka pulang ke negaranya.

F. Industri Pariwisata.
Menurut Saleh Wahab (1992), pariwisata adalah salah satu dari industri gaya baru yang
mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja,
pendapatan, tarap hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara
penerima wisatawan. Pariwisata merupakan sektor yang kompleks, meliputi industri-industri
dalam arti yang klasik, seperti misalnya industri kerajinan tangan dan cinderamata. Industri
pariwisata merupakan gabungan dari berbagai produk jasa yang dihasilkan oleh berbagai
fihak dalam rangka memenuhi kebutuhan wisatawan.
Karakteristik pariwisata sebagai industri jasa berbeda dengan produk industri atau jasa
lainnya. Karakteristik tersebut sebagai berikut :
1.
Intangible (tan wujud), yaitu orang tidak dapat melihat bentuk jasa pariwisata.
Indonesia seperti apa?, sebelum wisatawan merasakan atau membelinya, atau datang sendiri
ke daerah tujuan pariwisata.
2.Sulit diatur standar kualitasnya, dalam jasa terjadi hubungan langsung antara pembeli dan
pengguna jasa. (berhubungan dengan perasaan suka dan tidak suka).
Simultan atara proses antara produksi dan konsumsi, jasa baru diproduksi apabila sudah
dibeli oleh pengguna jasa. Terjadi proses yang bersamaan antara proses produksi dan
konsumsi.
Tidak dapat disimpan sebagai persediaan. misalnya kamar hotel yang kosong seminggu
yang lalu akan hilang dan tidak dapat dijual pada hari ini atau hari berikutnya.
Tidak dapat dimiliki, karena tidak berwujud, maka tidak ada suatu yang kemudian dimiliki
oleh seorang yang telah membeli jasa tersebut. Untuk mewujudkan jasa tersebut wisatawan
membeli cinderamata sebagai kenang-kenangan kalau ia pernah pergi atau terkesan dengan
daerah tujuan wisata tersebut.
Maka kebijaksanaan yang dianjurkan dalam pengembangan pariwisata yaitu bagaimana
membuat jasa tersebut menjadi terlihat atau terwujud sehingga mudah dievaluasi.
Sarana fisik yang berkaitan dengan jasa yang diberikan akan disampaikan sebagai bahan bagi
pengguna jasa untuk mengevaluasi kualitas jasa. Jadi semakin baik sarana fisik, akan
dihubungkan dengan kualitas pelayanan yang baik. Dalam pengembangan pariwisata
peningkatan prasarana dan sarana fisik mutlak dibutuhkan yang kemudian diiringi dengan
peningkatan kualitas pelayanan jasa.
Peningkatan sumberdaya manusia yang berkaitan dengan pariwisata perlu
ditingkatkan kualitasnya. Kualitas yang memberikan jasa, diterima oleh pengguna jasa
sebagai kualitas jasa itu sendiri. Misalnya keluhan mengenai buruknya tingkah laku pelayan
hotel, pemandu wisata atau oknum penduduk di daerah tujuan wisata, sudah tentu akan
dihubungkan dengan buruknya kualitas jasa pariwisata.
Berdasarkan hal tersebut, maka pengembangan dan peningkatan kualitas pemberi jasa
merupakan salah satu faktor bagi keberhasilan dalam memasarkan jasa pariwisata. salah satu
usaha yang dilakukan adalah peningkatan sumberdaya manusia dalam bidang pariwisata

melalui pendidikan formal dan non formal. Kegiatan pariwisata adalah kegiatan
menjual Indonesia . Hal ini berarti mempertaruhkan citra dan harga diri serta
martabat bangsa. Misalnya ketidak puasan wisatawan terhadap pelayanan hotel,
maka akan dikaitkan dengan kualitas semua aspek hotel di Indonesia, kesalahan dari
salah satu aspek kecil, dapat mengakibatkan seluruh pelayanan dianggap kurang baik, dan
seterusnya.

BAB II
GEOGRAFI PARIWISATA

Salah satu sifat manusia adanya rasa ingin tahu (curiosity) yang tinggi dalam berbagai hal.
Dari sekian banyak keingintahuan manusia adalah ingin tahu tentang wilayah diwilayah
lainnya. Dari penjelajahan tersebut, mereka sadar akan adanya perbedaan antara daerah yang
satu dengan daerah yang lainnya. Adanya perbedaan berbagai tempat di permukaan bumi.
A.

Devinisi Geografi Pariwisata

Pendekatan geografi dalam menganalisis gejala dan permasalahan yang menyangkut


aspek fisik dan manusia, yaitu pendekatan keruangan, pendekatan ekologi dan pendekatan
wilayah (Nursid, 1981). Pendekatan geografi dipakai dalam mengkaji permasalahan dengan
tetap memegang prinsip geografi yaitu prinsip penyebaran secara keruangan, interrelasi,
deskripsi (korologi).
Kegiatan pariwisata merupakan suatu perwujudan geografis, yaitu hasil adaptasi dan
aktivitas manusia dalam kehidupannya. Konsep esensial geografi yang relevan dengan
pembahasan pariwisata yaitu konsep letak, jarak, persebaran, keterjangkuan, interaksi,
diferensiasi keruangan, nilai penting dan keterpaduan atau sintesis. Berbagai konsep
geografi dikemukakan dalam pembahasan pariwisata, agar pembahasannya tetap pada
bingkai geografi. Hal ini sekaligus untuk menunjukkan jati diri geografi serta
membedakan geografi dengan ilmu lain, walaupun pada pembahasan materi yang sama.
Bila melihat pengertian pariwisata, dan manfaat pariwisata maka perlu
mengetahui pengertian dari geografi pariwisata sendiri.
1. IAN M. MATLEY dari Michigan University mengatakan bahwa Geografi pariwisata
merupakan cabang dari geografi ekonomi yang mempelajari mengenai faktor-faktor wilayah
yang dapat mempengaruhi pergerakan wisatawan, baik wisatawan yang melakukan
perjalanan dalam jarak dekat (short haul) maupun perjalanan jarak jauh (long haul).
2. Geografi pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan
bersenang-senang untuk melihat atraksi wisata ditinjau dari lingkungan (alam/fisik dan
budaya) dan unsur-unsur geografi mis : tanah, iklim, batu-batuan dsb.
Dalam menganalisa mengenai geografi pariwisata ini masing-masing mempunyai
penekanan sendiri-sendiri. Michail Peter dalam bukunya International Tour lebih
menekankan pada faktor atraksi budaya yang mempengaruhi kunjungan wisatawan.
Sedangkan/Gustaf S. dalam bukunya Foreign Toursm, lebih menekankan/memperhatikan
lingkungan fisik.
B. Pendekatan Geografi Pariwisata
Ditinjau dari geografi, kegiatan pariwisata merupakan interaksi keruangan, baik tingkat
lokal, regional, nasional. Regional kawasan tertentu maupun internasional, Adanya interaksi
keruangan didasarkan pada (1) proses untuk saling melengkapi antar wilayah (regional
complementery), (2)adanya kesempatan antara (interveining opportunity) dan (3)

kemudahan pemindahan secara keruangan ( spatial transferability), yang diukur dengan


satuan jarak, biaya dan waktu ( Abler, et, el, 1971) .
Interaksi wilayah akan semakin berkembang karena pada dasarnya wilayah berbeda
kondisi fisiografis dan sosiografisnya (areal differentiation). Tolok ukur adanya interaksi
antar wilayah tersebut yaitu adanya aliran (Flow) barang, orang, ide cerita, prasarana dan
sarananya antar wilayah. Interaksi wilayah diawali dengan proses penawaran (supply),
sumberdaya dan permintaan (demand).
Faktor yang diperhatikan dalam analisis persediaan (supply) dalam pengembangan
kepariwisataan yaitu obyek wisata sebagai daya tarik dan faktor pendukung obyek pariwisata,
yaitu transportasi, komodasi, infrastruktur dan fasilitas penunjang lainnya, sebaran
keruangannya. Semua informasi obyek digunakan untuk menyusun model kepariwisataan.
Informasi tentang obyek wisata dilengkapi dengan informasi jaringan transportasi sebagai
penghubung antar obyek wisata, antara obyek dan fasilitas penunjang. Informasi meliputi :
jenis dan keadaan sarana transportasi, jarak, biaya, tempat transit ( terminal, pelabuhan,
stasiun kereta api dan lainnya ). Informasi transportasi dilengkapi juga dengan informasi
mengenai infrakstruktur, seperti jenis dan keadaan jalan, terminal, pelabuhan, stasiun kereta
api, bandara dan lainnya
Informasi
tentang
akomodasi
meliputi
:
berbagai
jenis
penginapan/akomodasi (hotel. pondok wisata, dll), restoran, tempat rekreasi dan olah raga,
tempat dan lainnya. Data yang dikumpulkan meliputi : lokasi, jarak, aksebilitas, jenis,
peringkat, dan berbagai fasilitas yang dimilikinya. Informasi akomodasi dilengkapi pula
dengan fasilitas pelayanan lainnya, seperti bank, tempat penukaran uang (money changer),
kantor pos (post office), telepon, apotek, pusat perbelanjaan, artshop, gallery, dan lainnya.
Penyajian informasi dalam bentuk peta atau matrik sehingga dapat disusun peringkat
obyek dan fasilitas penunjangnya, peringkat tersebut antara lain obyek wisata. Untuk
wisatawan domestik (lokal, regional dan nasional) dan internasional ( regional dan
internasional ) dari peringkat ini membantu dalam penyusunan skala prioritas
pengembangannya. Prakiraan dampak yang akan ditimbulkan dalam pengembangan
pariwisata dapat dimasukkan dalam matrik sehingga dapat dilakukan inventerisasi dampak
secara bersamaan dengan perencanaan pengembangannya.
Analisis permintaan dapat dilakukan melalui penelitian tentang minat dan keinginan para
wisatawan, baik secara langsung pada calon wisatawan maupun pada biro-biro atau agen
yang mengatur perjalanan wisata. Informasi mengenai latar belakang sosial, ekonomi,
demografi, dan psikologis (motivasi) dapat dipakai untuk menganalisis permintaan wisata,
dari hal ini dapat diketahui tentang kecenderungan trend pariwisata.
Pangsa
pasar
pariwisata
dapat
dikelompokkan
dalam
wisata
internasional
( mancanegara) dan wisata domestik atau nusantara (nasional
dan lokal). Dua kelompok wisatawan ini tentu mempunyai trend yang berbeda dalam
berwisata. Analisis permintaan kebanyakan berdasarkan pangsa pasar internasional
(mancanegara), sedangkan analisis terhadap pasar domestik sering terlupakan. Pada sisi lain
wisatawan domestik merupakan potensi wisata yang besar pada masa mendatang. Dalam
rancangan seharusnya potensi pasar wisata domestik perlu dipertimbangkan.

Dari profil wisatawan yang ada, baik domestik maupun mancanegara dapat ditentukan
model kepariwisataan yang dikembangkan. Sebagai contoh yaitu berkebangnya wisatawan
olahraga arung jeram (rafting), berdasarkan keinginan/minat dari wisatawan kelompok yang
menyukai olahraga dan petualangan.
Analisis penawaran dan analisis permintaan pariwisata, terkait erat dengan tujuan dan
kriteria kebijakan yang dikembangkan dalam pembangunan wilayah, Pembangunan
pariwisata merupakan bagian pembangunan wilayah secara keseluruhan. Salah satu faktor
yang menjadi pertimbangan dalam pengembangan pariwisata adalah tata ruang. Tataruang
wilayah sesuai dengan keadaan geografisnya terutama aspek fisiografisnya. Dalam
pengembangan atau pembangunan kepariwisataan aspek lingkungan menjadi pertimbangan
yang sangat penting. Hal ini menyangkut daya dukung lingkungan terhadap perkembangan
pariwisata tersebut untuk saat sekarang dan masa mendatang.
Inventarisasi Objek dan Penunjang
DTW Jenis Transport Akomodasi Fas.Pelayana
n

Infrastruktu
r

Skor

C.

Pariwisata dan Masalah Lingkungan


Pada dasarnya kegiatan pariwisata adalah kegiatan menjual lingkungan. Orang yang
bepergian dari suatu daerah ke daerah tujuan wisata adalah ingin menikmati lingkungan,
seperti pemandangan alam, atraksi budaya, arsitektur, makanan dan minuman, benda seni,
dan lainnya yang berbeda dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Sektor wisata sebagai industri jasa merupakan sektor yang sangat peka terhadap
lingkungan. Kerusakan lingkungan seperti : pencemaran limbah domestik, kumuh daerah ,
adanya gangguan kesemerawutan lalu-lintas, kriminalitas, dll, akan dapat mengurangi jumlah
wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah wisata. Oleh karena itu pengembangan
pariwisata harus menjaga kualitas lingkungan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembalian dan kepariwisataan, berkaitan
dengan aspek lingkungan yaitu :
1.Daya dukung lingkungan

Setiap daerah tujuan wisata mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menerima jumlah
wisatawan. Kemampuan ini yang disebut sebagai daya dukung lingkungan. Daya dukung
lingkungan dinyatakan dalam jumlah wisatawan pesatuan luas daerah tujuan wisata ( lokasi ),
persatuan waktu. Daya dukungan lingkungan tersebut berbeda-beda, sesuai dengan faktor
psikologis tujuan kegiatan pariwisata. Misalnya orang yang pergi ke Plaza, merasa senang
untuk berdesak-desakan : kalau tidak bersenggolan, sepertnya tidak merasa ke Plaza.
Sebaliknya orang yang pergi ke Museum atau pantai yang romantis, tidak menginginkan
jumlah orang banyak, ramai dan bising. Antara Plaza, Pasar Malam, Pantai dan Museum,
mempunyai tujuan yang terkait dengan faktor psikologis, sehingga daya dukungnya berbeda.
Faktor lain yang menentukan daya dukung lingkungan yaitu lingkungan biofisik , yang bisa
menentukan kuat atau rapuhnya suatu ekosistem. Ekosistem yang kuat mempunyai daya
dukung lingkungan yang tinggi, akan lebih banyak dapat menerima sejumlah wisatawan.
Daya dukung lingkungan yang kuat, tidak akan mudah rusak karena gangguan wisatawan.
Jikalaupun rusak, maka pengembalian atau pemulihannya lebih cepat. Ekosistem puncak
gunung atau kawah, misalnya gunung Bromo, dengan suhu yang rendah, tanah yang asam
kurang subur, adanya gas beracun seperti uap belerang, merupakan ekosistem yang rapuh.
Jika terjadi kerusakan, seperti pengambilan
edelweis yang berlebihan, maka untuk
pulih kembali memerlukan waktu yang cukup lama. Sebaliknya Plaza atau Mall atau tempat
tujuan wisata buatan, seperti taman dan pemandian, mempunyai lingkungan biofisik yang
kuat. Artinya dapat menampung lebih banyak wisatawan. Kerusakan ekosistem dengan
mudah untuk dapat dikembalikan lagi (kalau rusak gedungnya maka akan mudah untuk
dibangun kembali).
Daerah tujuan wisata atau tempat wisata mempunyai daya dukung lingkungan yang
rendah, haruslah hati-hati dalam pengembangannya. Jumlah wisatawan yang masuk harus
dibatasi, serta diawasi dengan baik/ketat. Hal ini untuk mengurangi resiko kerusakan
lingkungan, antara lain pembuangan sampah, sebab sampah lambat membusuk pada daerah
yang dingin, terlebih sampah plasik yang tidak dapat didaur ulang oleh alam.
Salah satu contoh daerah tujuan wisata yang memperhatikan daya dukung lingkungan
yaitu Tanah Lot. Jumlah wisatawan yang boleh masuk sampai bagian luar dan tengah ( bagian
utama tidak untuk wisatawan). Jumlah wisawan yang masuk, sejumlah selendang yang
tersedia, karena setiap wisatawan yang masuk diharuskan memakainya. Wisatawan lain boleh
masuk apabila selendang sudah dikembalikan, artinya ada wisatawan yang sudah keluar.
2.Keanekargaman.
Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata dengan minat, tujuan, umur, jenis
kelamin, kondisi sosial ekonomi dan budaya yang beranekaragam. Dalam pengembangan
kepariwisataan harus diusahakan adanya suatu keanekaragaman/macam-macam obyek
sebagai daya tarik wisata serta faktor penunjangnya.
Usaha penganekaragaman didasarkan pada faktor tujuan, umur, dan mode wisatawan.
Misalnya pada obyek wisata Candi peninggalan sejarah penganekaragaman, disesuaikan
dengan kelompok umur wisatawan yang akan menikmati atraksi atau penggunakan fasilitas
penunjangnya. Penganekaragaman disesuaikan dengan mode kepariwisataan yang sesuai
dengan perkembangan sosial, ekonomi dan budaya saat ini. Contoh mode wisata
sambil berolah raga daerah tujuan wisata, kegiatan pariwisata yang dikaitkan dengan daerah

tujuan wisata sebagai tempat dilangsungkan suatu pertemuan atau konferensi, baik tingkat
nasional, regional maupun internasional.
3 .Keindahan Alam
Keindahan bentang alam harus tetap dijaga keasliannya, sebab merupakan aset
kepariwisataan yang tinggi. Dalam pembangunan pariwisata sering diubah bentang alam
(natural landscpae) dengan alasan untuk tujuan wisata. Contoh (1) jalan berkelok di
pegunungan dengan lembah yang indah, ditutup oleh papan reklame yang sangat besar,
warung-warung di pinggir jalan yang tidak teratur dan kumuh, (2) danau atau telaga yang
alami pada pinggirnya dibuat atau dibangun rumah peristiratan, restoran dan hotel yang dekat
dengan danau, sehingga danau berubah menjadi kolam tercemar oleh limbah cair dari
berbagai aktivitas dari bangunan yang ada disekitarnya.
4.Vandalisme Grafiti
Vandalisme adalah kegiatan yang merusak, vandalisme obyek-obyek wisata, seperti
candi, tebing, tanda lalulintas, tembok bangunan, telepon umum dan lainnya. Vandalisme
dalam bentuk yang lain yaitu merusak benda-benda tertentu atau memotong pohon pada saat
berkemah, memetik bunga mengambil tanaman dan lainnya.
Kegiatan yang merusak/vandalisme ini, aktivitasnya semakin meningkat, terlihat
dari banyaknya benda-benda yang dirusak. Hal ini terutama dilakukan oleh wisatawan
domestik remaja, serta berkaitan masa libur sekolah. Vandalisme sangat merugikan
pariwisata, seperti perusakan dan coretan dengan cat pada candi. Hal ini pernah diungkapkan
oleh Menparpostel( Jove Ave) pada Konferensi Nasional Pusat Studi Lingkungan di
Denpasar pada oktober 1996. Semakin berkembangannya kegiatan pariwisata, maka
vandalisme ini harus dicegah sedini mungkin dengan berbagai cara, salah satunya adalah
melalui jalur pendidikan di sekolah atau luar sekolah.
5. Pencemaran
Pencemaran merupakan musuh utama industri pariwisata. Pada sisi lain kegiatan pariwisata
merupakan pencemaran yang besar pula. Semakin sukses kepariwisataan pada suatu daerah,
semakin besar pula pencemarannya. Salah satu pencemaran adalah limbah padat berupa
sampah yang dihasilkan oleh kegiatan wisatawan maupun limbah padat dan cair dari hotelhotel.
Masalah pencemaran ini terjadi akibat kurang sadarnya wisatawan, terutama domestik dalam
membuang limbah dari hasil kegiatannya selama berwisata. Umumnya wisatawan domestik
yang melakukan perjalanan dengan keluarga atau rombongan, melakukan kegiatan pindah
makan dan minum . Masalah pencemaran menjadi lebih meningkat, apabila tempat wisata
tidak ada atau kurang sekali penyediaan tempat sampah. Jika tersedia tempat sampah, maka
penempatannya yang sering kurang representatif.
6. Dampak Sosial Budaya
Adanya wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata, maka telah terjadi antara wisatawan dan
penduduk setempat. Wisatawan yang datang punya latar belakang geogrfis, sosial, ekonomi,
budaya yang berbeda dengan penduduk setempat, penduduk setempat akan menyerap budaya
wisatawan, sebaliknya wisatawan menyerap budaya lokal. Dampak interaksi terebut ada
yang positif dan ada yang negatif.

Wisatawan terutama manca negara/internasional untuk kalangan menengah dan atas,


memerlukan fasilitas sesuai dengan standarnya. Hal ini kemudian merupakan suatu enklave
atau pulau di tengah masyarakat yang masih terbelakang dengan kondisi ekonomi yang
sangat berbeda. Perkembangan kegiatan kepariwisataan semakin meningkat, maka perlu
diantipasi dampak negatif yang ditimbulkan yang akan merugikan kelangsungan pariwisata
dan penduduk setempat/lokal.
7. Mintakat ( Zona )
Dalam pembangunan kepariwisataan timbul berbagai konflik berkaitan dengan tata ruang.
Pada satu sisi ingin satu hal yang bersifat alami, tetapi sisi lain menghendaki membangun
fasilitas atau hotel dekat pantai. Wisatawan tertarik dengan pantai yang indah, tetapi jumlah
wisatawan yang banyak justru bisa menyebabkan kawasan pantai menjadi rusak. Konflik
kepentingan dapat dikurangi atau diatasi dengan perencanaan tata ruang yang disesuaikan
dengan potensi sumberdaya yang ada. Hal ini kemudian akan menimbulkan peningkatan
dalam keruangan (Zonasi). Masing-masing mintakat (zona) diberi ijin pariwisata berdasarkan
potensi geografis, sehingga fungsi utama obyek wisata dan penunjangnya tidak tumpang
tindih dan berbagai kepentingan umum tidak terganggu atau dikorbankan hanya semata-mata
untuk kepentingan pariwisata saja.

DAFTAR PUSTAKA

Bintarto dan Surasopo, 1979, Metode Analisa Geografi. Jakarta : LP3ES.


Geo, Chucl. Et. Al. 1984. The Travel Industry. Connesticut: The AVI Publising
Company.
James, Preston. 1971. All Possible World. New York : Odys-sey Press.
Pearce. Douglas. 1971. Tourism Today, A Geographical Analysis. New York :
Longman.
Pendit, Nyoman. 1987. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita
Spillane, James. 1907. Pariwisata Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Sumaatmaja, Nursid. 1981. Studi Geografi. Suatu pendekatan dan Analisa
Keruangan. Bandung: Alumni.
Wahab, Saleh.1987. Managemen Kepariwisataan. Jakarta: Pradnya Paramita.
Yoety, Oka. 1982. Pengantar Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Geografi Pariwisata
Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata

1. GEOGRAFI PARIWISATA Peran Kajian Geografi dalam Kegiatan


Kepariwisataan Dan Faktor Geografi Sebagai Sumber Daya dalam
Pengembangan Pariwisata Irwan Haribudiman
2. PEMBAHASAN Peran kajian geografi dalam pengembangan pariwisata
Pengertian sumberdaya Pentingnya pariwisata Perlunya pengembangan
pariwisata Faktor-faktor geografi dalam pengembangan pariwisata
3. PERAN KAJIAN GEOGRAFI DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA Menurut
Pearce ada 6 komponen peran geografi pariwisata : 1) Pola keruangan
penawaran (spatial patterns of supply) 2) Pola keruangan permintaan (spatial
patterns of demand) 3) Geografi tempat-tempat wisata (the geography of
resort) 4) Geografi dan aliran wisatawan (tourist movement and flows) 5)
Dampak pariwisata (the impact of tourism) 6) Model-model keruangan
pariwisata (models tourism space) Data tersebut dapat diperoleh melalui
survei instansional, survei lapangan, interpretasi citra dan peta, sedangkan
penyajiannya dapat berupa peta dan tabel disesuaikan dengan skala
perencanaan.
4. PERAN AHLI GEOGRAFI DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH Pengarahan
alokasi kegiatan pembangunan Ploting lokasi perubahan peruntukan ruang
Program pengambilan fungsi kawasan dan ekosistem, misalnya wilayah
resapan, sempadan pantai, kawasan gambut dsb Pencegahan terjadinya
kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsinya, seperti kasus waterboom di
Gunung Kidul Yogyakarta Mengarahkan program pengelolaan lingkungan
dan pelestarian tataguna sumber alam Mengevaluasi dan meng-update
data secara spasial
5. Peran Geografi dalam Pengelolaan Tata Ruang Memberikan informasi
alokasi pemanfaatan ruang yang ekonomis dan ekologik Memberikan input
bagi analisis kelayakan investasi Memberikan arahan pola pemerataan
pertumbuhan / perkembangan wilayah Memberikan masukan program
penanganan masalah fisik, ekonomi dan sumberdaya manusia
Mengarahkan pilihan prioritas penanganan kawasan tertentu berdasarkan
kepentingan ekonomi, eksositem dan sumber alam Mengatur pola
pemanfaatan tata guna sumber alam, pelestarian lingkungan dan sumber
alam Memberikan masukan pembangunan infrastruktur wilayah yang
merata Menganalisis kecenderungan perkembangan secara keruangan
Memberikan gambaran dampak pembangunan secara keruangan
Memberikan alternatif dalam pola pemanfaatan ruang yang sesuai dengan
aspirasi berbagai kepentingan
6. CONTOH PERANAN MEMPELAJARI GEOGRAFI PARIWISATA Mengetahui dan
Memahami karakteristik sumberdaya pariwisata yang ada di setiap wilayah
(daerah). Mengetahui dan memahami karakteristik aktivitas para
wisatawan berdasarkan pada asal wisatawan dan tempat tujuan wisatanya
7. KEGIATAN PERENCANAAN PARIWISATA Dalam kegiatan ini dilakukan
pemahaman karakteristik wilayah melalui studi kompilasi data, kemudian
dilakukan kegiatan analisis data dan selanjutnya menyusun rumusan rencana

disertai penyajian peta-peta dengan cara : Kegiatan Pemahaman


Karakteristik Wilayah,dimana data geografi yang diperlukan meliputi : 1)
Karakteristik ekonomi wilayah 2) Karakteristik kependudukan/demografi 3)
Data sosial kemasyarakatan 4) Karakteristik sumberdaya alam 5)
Sumberdaya buatan Data tersebut dapat diperoleh melalui survei
instansional, survei lapangan, interpretasi citra dan peta, sedangkan
penyajiannya dapat berupa peta dan tabel disesuaikan dengan skala
perencanaan.
8. PERUMUSAN RENCANA PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA Kegiatan
perumusan rencana pengembangan destinasi dapat dilakukan pula oleh ahli
geografi yang meliputi : 1.Perumusan arahan pemanfaatan ruang dan
masalah pembangunan pariwisata 2.Perumusan konsep dan strategi
pengembangan destinasi pariwisata 3.Penjabaran konsep dan strategi
pengembangan tata ruang wilayah pariwisata Penyajian informasi rencana
tata ruang wilayah wilayah pariwisata dapat diwujudkan dalam bentuk petapeta hasil rumusan rencana yang diperoleh atas dasar studi kompilasi data
dan analisis data wilayah
9. FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA :
Environmental Protection & Resource Conservation, Economic Prosperity &
Countinuity, Social Well-Being & Equity
10. PENGERTIAN SUMBERDAYA Sumber daya mempunyai sifat yang jamak
dan mempunyai dimensi jumlah, kualitas, waktu, dan tempat. Sumber daya
adalah konsep yang dinamis dan kemungkinan selalu terjadi perubahan
dalam informasi, tehnologi, dan relative kelengkapannya dapat mempunyai
sesuatu menjadi bernilai. Barang yang dihasilkan sebagai hasil usaha
manusia dalam mengombinasikan alam, tenaga, modal, dan tehnologi
dengan sumber daya tidak dapat disebut sumber daya. Sumberdaya
pariwisata merupakan salah satu elemen industri pariwisata
11. PERLUNYA PENGEMBANGAN PARIWISATA Pengembangan pariwisata
mendasarkan pada sifat, kemampuan, fungsi, ruang jangkauan pemasaran
yang akan dicapai. Jangkauan dapat bersifat lokal, regional, nasional, dan
bahkan bersifat internasional (Sujali, 1989: 34). Tujuan pengembangan
pariwisata adalah guna memperoleh nilai- nilai ekonomi positif dimana
pariwisata dapat sebagai katalisator dalam pembangunan ekonomi pada
beberapa sektor. Untuk mengembangkan setiap sektor pembangunan,
pariwisata tidak terkecuali perlu kiranya diperkirakan situasi yang terjadi di
tahun yang akan datang. Ini penting mengingat perencanaan membutuhkan
suatu tindak lanjut, baik yang berupa pekerjaan fisik maupun penanganan
yang bersifat sosial ekonomi. Selain itu perlu diperhatikan bahwa untuk
perencanaan seringkali diperlukan suatu unit besaran tertentu (Oka A. Yoeti,
1992: 32).
12. Can You Imagine?

Anda mungkin juga menyukai