Anda di halaman 1dari 4

A.

LATAR BELAKANG
Menurut Peraturan Menteri Perdagangan, Pasar adalah area tempat
jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut
sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat
perdagangan maupun sebutan lainnya. Seiring dengan perkembangan
zaman, dari waktu ke waktu pasar mengalami evolusi bentuk tempat dan cara
pengelolaannya, dari yang bersifat tradisional menjadi modern.
Menurut Peraturan Menteri Pasar Tradisional adalah pasar yang
dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan
Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama
dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang
dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau
koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli
barang dagangan melalui tawar menawar. Keberadaan pasar tradisional di
Indonesia masih di butuhkan dan sangat melekat dengan system masyarakat
Indonesia. Hampir di tiap bagian kota terdapat pasar tradisional khususnya di
Kota Makassar.
Menurut Peratutan Menteri Perdagangan RI No. 53/M
DAG/PER/12/2008 BAB II Pasal 2, Lokasi untuk Pendirian Pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern wajib mengacu pada Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota dan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota, termasuk peraturan zonasinya. Banyaknya juga pasar
tradisional yang penataaan ruangnya tidak sesuai standarisasi yang
seharusnya, contohnya saja di pasar tradisional yang berlokasi di Jl.
Paccerakkang, Kel. Daya.
Pasar Daya terletak di antara jalan arteri yaitu Jl. Perintis
Kemerdekaan dan jalan kolektor yaitu Jl. Paccerakkang. Salah satu dampak
dari salahnya penataan ruang yaitu seringnya terjadi kemacetan di Kawasan
ini.
Kemacetan merupakan suatu permasalahan umum di Kota besar,
kemacetan merupakan masalah besar, karena lalu lintas merupakan urat nadi
kehidupan. Dampak kemacetan tentu saja sangat banyak, baik dari aspek
fisik, social, ataupun ekonomi
Oleh karena itu, diperlukan suatu solusi yang dapat menanggulangi
ataupun meminimalisir kemacetan yang terjadi di kawasan pasar daya yaitu
dengan merelokasikan atau dengan revitalisasi pasar tradisional, hal ini
tentunya dapat meminimalisir kemacetan yang terjadi di Kawasan tersebut.
B. ISSUE / FAKTA
Pada umumnya kemacetan yang terjadi di kawasan pasar daya
dikarenakan tidak adanya lahan parkir yang disediakan oleh pihak pasar daya,
yang menyebabkan kendaraan para pengunjung maupun pedagang terpakir
bebas di bahu jalan ditambah dengan sempitnya lebar jalan. Keadaan ini
memperlambat arus kendaraan. Kemacetan sering terjadi saat pagi sekitar
pukul 9 sampai tengah hari dan juga sore menjelang maghrib, pada saat itu
terjadi peningkatan kegiatan ataupun pergerakan manusia yang terjadi di
kawasan tersebut baik dari pembeli, pedagang, ataupun pengguna jalan.
Dampak kemacetan sendiri tidak hanya terasa oleh para pengguna
jalan, tetapi pembeli dan juga pedagang secara tidak langsung
mendapatkannya, dan tentunya kemacetan terjadi dikarenakan tidak
sesuainya standarisasi RTRW Kab./Kota dan RDTRW Kab./Kota.

C. PEMBAHASAN & PENILAIAN


Menurut Peraturan Presiden RI No. 112 Thn 2007 tentang Penataan
dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern:
Pasar Tradisional boleh berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk
sistem jaringan jalan lokal atau jalan lingkungan pada kawasan pelayanan
bagian kota/kabupaten atau lokal atau lingkungan (perumahan) di dalam
kota/kabupaten. Tetapi dalm hal ini struktur atau sarana umum pasar juga
harus diperhatikan agar terpenuhnya 3 aspek dasar dalam perencanaan
(lingkungan, social,ekonomi).
Kawasan pasar Daya sendiri sangat kurang dalam penataan yang
mengakibatkan banyaknya aspek yang tidak terpenuhi. Tidak adanya lahan
parkir di kawasan ini menyebabkan perlambatan arus kendaraan. Membuat
kendaraan baik dari pengunjung ataupun pedagang mengambil bahu jalan
sebagai lahan parkir. Dampak kemacetan ini tidak hanya berdampak pada
masayarakat di sekitar jalan saja, tetapi tentu pengguna jalan. Polusi, baik itu
polusi udara maupun solusi suara ikut berkontribusi di dalamnya.
Jika ditinjau dari sisi lain, banyak dampak yang bisa dirasakan baik dari sisi
ekonomi ataupun social, contohnya :
1. Kerugian waktu.
2. Terkontaminasinya produk yang ada di pasar dengan polusi
3. Berkurangnya produktifitas dikarenakan lelahnya di perjalanan
Tidak efisiennya penataan ruang di pasar daya ini dikarenakan 100%
dari seluruh lahannya hanya dibanguni lapak dari para pedagang (tidak
adanya sarana umum atau lahan yang parkir).
“Peraturan Menteri Perdagangan RI Tentang Pedoman Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern BAB II
Pasal 4 ayat(1) yaitu Pasar Tradisional atau Pusat Perbelanjaan atau Toko
Modern harus menyediakan areal parkir yang cukup dan sarana umum
lainnya.”
Relokasi pasar bisa saja dilakukan tetapi tidak dalam bentuk
permanen dan juga harus melihat dampak social ekonomi dari kebijakan
relokasi tersebut. Kebijakan ini tentunya menimbulkan banyak kalangan yang
pro dan kontra, Pedagang yang sebelumnya seluruh kebutuhan hidupnya
bergantung pada hasil penjualan akan merasa dirugikan. Daerah yang baru
bisa saja tidak seramai atau sepadat daerah sebelumnya, dan pembeli yang
dulunya sering ke pasar tersebut dikarenakan produknya yang murah dan
merasa bahwa aksesibilitasnya tinggi tentunya akan berpikir dua kali untuk
berbelanja di kawasan baru tersebut, ditambah lagi dengan naiknya harga
kios yang membuat pengeluaran dan pendapatan dari pedagang tidak
seimbang.
Atau dengan “Revitalisasi Pasar Tradisional”. Revitalisasi ini bertujuan
agar terciptanya kawasan pasar yang nyaman bagi pembeli, dan juga
berpotensi bersaing di pasar pasar modern. Dengan revitalisasi, penataan
ruang dapat dilakukan secara efisien dengan membuat areal parkir dan
sarana umum lainnya, yang sebelumnya pasarnya tidak rapi, kumuh, dan
kurang tertata, menjadi pasar yang rapi, bersih, dan tertata.
Efek revitalisasi ini, mampu meminimalisir kemacetan yang ada. Dan
juga tidak memaksa para pedagang untuk berpindah lokasi lapak yang mana
menurut mereka titik loaksi ini merupakan lokasi strategis dikarenakan
dekatnya dengan permukiman, perkantoran, ataupun Pendidikan.
D. KESIMPULAN
Kebijakan revitalisasi pasar tradisional penting diimplementasikan di
Kawasan Pasar Daya, selain agar dapatnya bersaiing dari sisi kenyamanan
dengan pasar pasar modern, areal parkir yang dibuat dapat meminimalisir
kamacetan yang terjadi di jalan sekitar Pasar Daya. Relokasi yang bersifat
sementara juga dapat terjadi dikarenakan butuhnya waktu untuk merenovasi
pasar daya tersebut.

Rujukan (reference):

https://www.researchgate.net/publication/320810991_STANDARISASI_PENAT
AAN_PASAR_TRADISIONAL_DI_INDONESIA_STUDI_KASUS_REVITALISAS
I_PASAR_DI_KOTA_SEMARANG
http://mediatataruang.com/tata-ruang-dan-kemacetan-jadi-paradigma-tanpa-
solusi/
https://otomotif.kompas.com/read/2018/03/09/084200015/10-penyebab-macet-
dan-kurangnya-penyelesaian
http://presidenri.go.id/artikel-terpilih/mensukseskan-program-revitalisasi-pasar-
tradisional.html
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/Geografi/article/view/37221
http://tataruang.atr-bpn.go.id/Bulletin/upload/data_artikel/edisi4d.pdf
http://yogas09.student.ipb.ac.id/berbagai-dampak-kemacetan-dan-implikasinya-
terhadap-pendapatan-petani-sayur/
https://bangazul.com/pemberdayaan-pasar-tradisional-3/
http://ksp.go.id/pentingnya-revitalisasi-pasar-tradisional-di-tengah-gempuran-
modernitas/index.html
http://padalumba.blogspot.com/2013/04/aksesibilitas-dan-mobilitas.html

http://eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf

http://www.bphn.go.id/data/documents/07pr112.pdf

http://sipo.kemendag.go.id/upload/syarat/70fdbe65ee6b7c6d8f77f1901cc1284a.
pdf

Anda mungkin juga menyukai