Anda di halaman 1dari 24

Tugas Pengganti MID Test

BELA NEGARA

Muh. Fiqhy Himanov P.

4518.042.059

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA 2018


i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul Bela Negara.

Makalah ini telah dirancang dan disusun sebaik mungkin, sehingga dapat

memperkecil kemungkinan adanya ketidakteraturan dalam sistematika penulisan.

Akan tetapi kami sebagai makhluk yang tidak sempurna menyadari bahwa makalah

yang kami sajikan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik

konstuktif senantiyasa kami harapkan. Harapan kami, makalah ini dapat memberikan

pencerahan kepada kita selaku mahasiswa pada khususnya, serta bagi bagi kehidupan

bangsa pada umumnya.

Dan pada kesempatan yang baik ini pula kami mengucapkan terimakasih

kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penulisan

makalah ini, sehingga makalah ini dapat tersaji dihadapan para pembaca.

Makassar, 12 November 2018

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
C. Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................ 4
A. Pengertian Bela Negara di Indonesia .......................................................................... 4
B. Dasar Hukum Bela Negara ........................................................................................... 7
C. Bela Negara Nebagai Hak dan Kewajiban Warga Negara ........................................... 8
Bela negara secara fisik .................................................................................................... 8
Bela negara secara non-fisik .......................................................................................... 10
D. Wujud Bela Negara Oleh Mahasiswa ........................................................................ 12
E. Nilai-Nilai Bela Negara ............................................................................................... 16
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 19
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 21
1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era reformasi membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di republik

indonesia. Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi

tampaknya ada juga yang negatif dan pada gilirannya akan merugikan bagi keutuhan

wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republic Indonesia. Suasana keterbukaan

pasca pemerintahan orde baru menyebabkan arus informasi dari segala penjuru dunia

seolah tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke ekstrim

kanan, menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi muda, untuk dipelajari,

dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa setelah selama lebih dari

30 tahun merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter.

Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat

nasionalisme dan kecintaan pada negara. perbedaan pendapat antar golongan atau

ketidaksetujuan dengan kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam suatu

sistem politik yang demokratis. Namun berbagai tindakan anarkis, konflik sara dan

separatisme yang sering terjadi dengan mengatas namakan demokrasi menimbulkan

kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan sebagai suatu bangsa. Kepentingan

kelompok, bahkan kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan utama. Semangat untuk

membela negara seolah telah memudar.


2

Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-

olah kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada tentara

nasional indonesia. Padahal berdasarkan pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan

hak dan kewajiban setiap warga Negara republik indonesia. Bela negara adalah upaya

setiap warga negara untuk mempertahankan Republic Indonesia terhadap ancaman

baik dari luar maupun dalam negeri.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan

yang akan diambil.

1. Apa yang dimaksud dengan bela negara?

2. Apa dasar hukum bela negara?

3. Bagaimana hak dan kewajiban warga negara terhadap bela negara?

4. Apa wujud bela negara?

5. Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam bela negara?

C. Tujuan
3

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari suatu penelitian, terlebih dahulu

perlu dirumuskan tujuan yang terarah. Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini

adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Menggali pengetahuan lebuh dalam tentang sejarah Indonesia khususnya

mengenai Bela Negara.

3. Memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara terhadap Bela Negara.
4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bela Negara di Indonesia

Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh

kecintaan kepada negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan pancasila dan

UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pembelaan negara

bukan semata-mata tugas tni, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan

profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Era reformasi membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di republik

indonesia. Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi

tampaknya ada juga yang negatif dan pada gilirannya akan merugikan bagi keutuhan

wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republic Indonesia. Suasana keterbukaan

pasca pemerintahan orde baru menyebabkan arus informasi dari segala penjuru dunia

seolah tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke ekstrim

kanan, menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi muda, untuk dipelajari,

dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa setelah selama lebih dari

30 tahun merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter.

Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat

nasionalisme dan kecintaan pada negara. perbedaan pendapat antar golongan atau

ketidaksetujuan dengan kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam suatu
5

sistem politik yang demokratis. Namun berbagai tindakan anarkis, konflik sara dan

separatisme yang sering terjadi dengan mengatas namakan demokrasi menimbulkan

kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan sebagai suatu bangsa. Kepentingan

kelompok, bahkan kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan utama. Semangat untuk

membela negara seolah telah memudar.

Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-

olah kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada tentara

nasional indonesia. Padahal berdasarkan pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan

hak dan kewajiban setiap warga Negara republik indonesia. Bela negara adalah upaya

setiap warga negara untuk mempertahankan Republic Indonesia terhadap ancaman

baik dari luar maupun dalam negeri.

UUD No 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara ri mengatur tata cara

penyelenggaraan pertahanan negara yang dilakukan oleh tentara nasional indonesia

(TNI) maupun oleh seluruh komponen bangsa. Upaya melibatkan seluruh komponen

bangsa dalam penyelenggaraan pertahanan negara itu antara lain dilakukan melalui

pendidikan pendahuluan bela negara.

Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik

dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik

dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara

meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara,


6

menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan

bangsa dan negara.

Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah

pelayanan oleh seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya, baik

sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib

militer). Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) meminta jumlah tertentu dinas militer

dari masing-masing dan setiap salah satu warga negara (kecuali untuk kasus khusus

seperti fisik atau gangguan mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan

relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer

warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.

Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela

negara dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan.

Mereka dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya

Tentara Teritorial Britania Raya. Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian

dari pasukan cadangan militer, seperti Amerika Serikat National Guard.Di negara lain,

seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk beberapa

tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional. Sebuah pasukan cadangan

militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut sebagai cadangan

militer, yang merupakan kelompok atau unit personil militer tidak berkomitmen untuk

pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi

tak terduga, memperkuat pertahanan Negara.


7

B. Dasar Hukum Bela Negara

Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :

1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan

Keamanan Nasional.

2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.

3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara

RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.

4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.

5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.

6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.

7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

Unsur Dasar Bela Negara

1. Cinta Tanah Air.

2. Kesadaran Berbangsa & bernegara.

3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara.

4. Rela berkorban untuk bangsa & Negara.

5. Memiliki kemampuan awal Bela Negara.


8

Hari bela negara

Tanggal 19 Desember ditetapkan sebagai Hari Bela Negara ditetapkan oleh

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia

Nomor 28 tahun 2006.

C. Bela Negara Nebagai Hak dan Kewajiban Warga Negara

Pasal 30 UUD 1945 menyebutkan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak dan

wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara". Konsep bela negara dapat diuraikan

yaitu secara fisik maupun non-fisik. Secara fisik yaitu dengan cara "memanggul

senjata" menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela negara secara fisik dilakukan

untuk menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan bela negara secara non-fisik dapat

didefinisikan sebagai "segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan republik

indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara,

menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan

bangsa dan negara".

Bela negara secara fisik

Keterlibatan warga negara sipil dalam upaya pertahanan negara merupakan hak

dan kewajiban konstitusional setiap warga negara republik indonesia. Tapi, seperti

diatur dalam uu no 3 tahun 2002 dan sesuai dengan doktrin sistem pertahanan semesta,
9

maka pelaksanaannya dilakukan oleh rakyat terlatih (ratih) yang terdiri dari berbagai

unsur misalnya resimen mahasiswa, perlawanan rakyat, pertahanan sipil, mitra babinsa,

okp yang telah mengikuti pendidikan dasar militer dan lainnya. Rakyat terlatih

mempunyai empat fungsi yaitu ketertiban umum, perlindungan masyarakat, keamanan

rakyat dan perlawanan rakyat. tiga fungsi yang disebut pertama umumnya dilakukan

pada masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana

unsur-unsur rakyat terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani keamanan

dan ketertiban masyarakat, sementara fungsi perlawanan rakyat dilakukan dalam

keadaan darurat perang di mana rakyat terlatih merupakan unsure bantuan tempur bagi

pasukan reguler tni dan terlibat langsung di medan perang.

Apabila keadaan ekonomi nasional telah pulih dan keuangan negara

memungkinkan, Maka dapat pula dipertimbangkan kemungkinan untuk mengadakan

wajib militer bagi warga negara yang memenuhi syarat seperti yang dilakukan di

banyak negara maju di barat. Mereka yang telah mengikuti pendidikan dasar militer

akan dijadikan cadangan tentara nasional Indonesia selama waktu tertentu, dengan

masa dinas misalnya sebulan dalam setahun untuk mengikuti latihan atau kursus-

kursus penyegaran. Dalam keadaan darurat perang, mereka dapat dimobilisasi dalam

waktu singkat untuk tugas-tugas tempur maupun tugas-tugas teritorial. Rekrutmen

dilakukan secara selektif, teratur dan berkesinambungan. penempatan tugas dapat

disesuaikan dengan latar belakang pendidikan atau profesi mereka dalam kehidupan

sipil misalnya dokter ditempatkan di rumah sakit tentara, pengacara di dinas hukum,
10

akuntan di bagian keuangan, penerbang di skwadron angkutan, dan sebagainya.

Gagasan ini bukanlah dimaksudkan sebagai upaya militerisasi masyarakat sipil, tapi

memperkenalkan "dwi-fungsi sipil". Maksudnya sebagai upaya sosialisasi "konsep

bela negara" di mana tugas pertahanan keamanan negara bukanlah semata-mata

tanggung jawab tni, tapi adalah hak dan kewajiban seluruh warga negara republik

indonesia.

Bela negara secara non-fisik

Di masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi saat ini,

justru kesadaran bela negara ini perlu ditanamkan guna menangkal berbagai potensi

ancaman, Gangguan, hambatan dan tantangan baik dari luar maupun dari dalam seperti

yang telah diuraikan di atas.

Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, bela negara tidak selalu harus

berarti "memanggul bedil menghadapi musuh". Keterlibatan warga negara sipil dalam

bela negara secara non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa

dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara:

a. meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti

demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak

b. menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada

masyarakat
11

c. berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan

retorika)

d. meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan

menjunjung tinggi hak azasi manusia

e. pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal

pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan

bangsa indonesia dengan lebih bertaqwa kepada allah swt melalui ibadah sesuai

agama/kepercayaan masing- masing.

Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan bela

negara secara non-fisik ini, maka berbagai potensi konflik yang pada gilirannya

merupakan ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan bagi keamanan negara dan

bangsa kiranya akan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali. kegiatan

bela negara secara non-fisik sebagai upaya peningkatan ketahanan nasional juga sangat

penting untuk menangkal pengaruh budaya asing di era globalisasi abad ke 21 di mana

arus informasi (atau disinformasi) dan propaganda dari luar akan sulit dibendung akibat

semakin canggihnya teknologi komunikasi.


12

D. Wujud Bela Negara Oleh Mahasiswa

Mahasiswa adalah sosok intelektual yang menduduki posisi dan peran khusus

dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Posisi dan peran khusus itu selain

dimungkinkan oleh kepemilikan pengetahuan yang luas juga oleh kepemilikinan nilai-

nilai dasar yang menjadi landasan jati diri intelektualnya. Pengetahuan dan nilai-nilai

dasar itu hendaknya menyata dalam setiap teladan hidup dan perjuangan mahasiswa.

Seorang mahasiswa mestinya memiliki pengetahuan yang luas untuk bisa mengkritisi

pelbagai ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat. karena itu, minat baca yang

tinggi dan kebiasaan untuk melakukan refleksi kritis terhadap pelbagai fenomena yang

muncul amatlah dianjurkan dan mesti menjadi menu harian para mahasiswa. Adalah

sebuah ironi besar bahkan sebuah penyangkalan terhadap jati dirinya sendiri apabila

mahasiswa asing dari buku-buku yang memuat segudang ilmu pengetahuan dan asing

dari realitas masyarakat sekelilingnya. mahasiswa mestinya memiliki semangat untuk

mencari dan memiliki ilmu pengetahuan. namun, akumulasi pengetahuan yang

diperoleh dalam bangku kuliah itu pada mestinya selalu diaplikasikan dalam setiap

konteks persoalan masyarakat. Kiprah seorang mahasiswa tidak hanya terbatas dalam

tembok-tembok kampus atau dalam bangku kuliah tetapi senantiasa digemakan keluar

terutama dalam menjawabi setiap persoalan yang terjadi dalam masyarakat. mahasiswa

mestinya mampu menangkap pelbagai fenomena timpang yang terjadi di sekitarnya,

untuk kemudian dikritisi dan dicari alternatif solusi atasnya.


13

Pemanfaatan inteligensi yang tinggi seperti yang telah mendasari perjuangan

mahasiswa era pra-kemerdekaan, mestinya juga mendasari perjuangan mahasiswa saat

ini. Karena itu, kebiasaan-kebiasaan yang tidak menunjukkan pemanfaatan inteligensi

atau berada di luar ciri jati diri intelektualitasnya mestinya ditinggalkan. fenomena

absurditas intelektual, keterlibatan dalam praktik kekerasan dan pelanggaran ham,

pesta pora dan hedonisme, gaya hidup konsumtif, seks bebas, lemahnya minat

membaca dan berdiskusi, kurangnya minat belajar, serta rendahnya minat berorganisasi

yang sekarang ini menjadi ciri kehidupan para mahasiswa umumnya, mestinya

ditinggalkan jauh-jauh.selain pemanfaatan pengetahuan yang dimilikinya, mahasiswa

juga mestinya selalu berjuang menegakkan nilai-nilai universal kemanusiaan.

Mahasiswa pada hakikatnya memiliki kemampuan yang khas dan unik yang sulit

ditemukan pada anggota masyarakat kebanyakan.

Kekhasan itu justru terletak pada nilai-nilai dasar yang menjadi landasan jati

diri intelektualitasnya, dan nilai-nilai itu amat inheren dalam identitasnya sebagai

seorang mahasiswa. dunia mahasiswa adalah dunia akademik yang di dalamnya

terkandung nilai-nilai dasar seperti kebijaksanaan, keadilan, kebenaran, dan

objektivitas. Yang diharapkan dari mahasiswa adalah upaya perealisasian nilai-nilai

dasar tersebut dalam setiap kiprahnya dalam lembaga pendidikan dan terutama di

tengah masyarakat. Perealisasian nilai-nilai dasar itu selain melalui sikap dan teladan

hidup hariannya, juga mesti direalisasikan dalam setiap upaya memperjuangkan nilai-

nilai kemanusiaan tersebut.


14

Perjuangan mahasiswa, dalam aksi demonstrasi misalnya, hendaknya bukan

dilandasi oleh sikap primordial-kedaerahan, atau demi keuntungan eksklusif orang atau

kelompok tertentu, melainkan demi menegakkan nilai-nilai universal kemanusiaan.

Hanya dengan ini mahasiswa mampu menghidupkan kembali rasa persatuan dan

kesatuan dalam masyarakat. Nilai-nilai universal kemanusiaan adalah nilai-nilai yang

senantiasa didambakan oleh setiap orang. nilai-nilai itu dapat mempersatukan dan

membangun solidaritas semua orang. Karena itu, memperjuangkan nilai-nilai seperti

itu akan mendorong rasa solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. Mahasiswa

dipanggil untuk mewujudkan itu di tengah masyarakat.

Contohnya adalah pemanfaatan inteligensi sebagai modal dasar. kemerdekaan

yang telah diraih bangsa indonesia pertama-tama sebenarnya merupakan hasil

pemanfaatan inteligensi, dan bukan kemenangan senjata. Perjuangan merebut

kemerdekaan melalui perang fisik/senjata telah terbukti tidak membawa pembebasan

bagi rakyat indonesia. karena itu, mereka berusaha memikirkan alternatif lain agar bisa

keluar dari situasi penindasan pada masa itu. Munculnya pelbagai organisasi pemuda

termasuk kongres sumpah pemuda merupakan hasil nyata pemanfaatan inteligensi ini

yang kemudian membawakan hasil yang memuaskan. mahasiswa adalah kaum

intelektual muda. Sebagai kaum intelektual, mahasiswa selain bergulat dengan

pelbagai ilmu pengetahuan, juga bergulat dalam memperjuangkan nilai-nilai universal

kemanusiaan seperti kebijaksanaan, kebenaran, keadilan, dan objektivitas. dalam setiap

perjuangannya, mahasiswa mesti selalu berpegang teguh pada nilai-nilai di atas.


15

Melalui kemampuan intelek yang dimilikinya mahasiswa mengakomodasi harapan dan

idealism masyarakat yang kemudian terbentuk dalam ide-ide atau gagasannya. Ide dan

gagasan itu merupakan kontribusi paling bermakna dalam cita-cita pembaruan dalam

konteks kebangsaan.

Perang adalah keadaan konflik antara dua pihak yang besar, seperti negara,

organisasi, dan kelompok sosial, yang dikarakterisasikan dengan adanya pemakaian

senjata mematikan. Gambaran umum tentang perang adalah kampanye militer antara

dua atau lebih pihak yang pertentangan mengenai kedaulatan, daerah kekuasaan,

sumber daya alam, agama, dan isu-isu lainnya. Lalu bagaimana wujud bela negara yang

dapat dilakukan mahasiswa ketika terjadi perang? Dalam menghadapi ancaman militer

, sistem pertahanan negara menempatkan tni sebagai komponen utama, dengan

didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung. Komponen cadangan

adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi

guna memperbesar dan memperkuat kekuatan komponen utama. di sini resimen

mahasiswa adalah sumber yang paling siap untuk dimobilisasi memperkuat komponen

utama.

Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan

untuk meningkatkan kekuatn dan kemampuan komponen utama dan komponen

cadangan. Di komponen pendukung ini semua keluarga besar perguruan tinggi bahkan

semua warga negara dapat mengambil peran. Ditinjau dari hukum humaniter,
16

komponen utama adalah kombatan, komponen cadangan adalah kombatan setelah

melalui mobilisasi , sedangkan komponen pendukung adalah non kombatan.

Sistem pertahanan di manapun senantiasa padat teknologi. setiap negara

senantiasa berusaha mengungguli kemampuan pertahanan negara lain yang dianggap

memiliki potensi ancaman. Salah satu aspek yang ingin diungguli adalah teknologi

persenjataannya. Cara yang paling mudah untuk melakukannya adalah dengan

membeli persenjataan dari dari negara kawan. hal itu tentu akan menguras devisa yang

jumlahnya terbatas.

Saat ini pemerintah kita dalam memenuhi kebutuhan pertahanannya sebagian

besar masih membeli ini pemerintah kita dalam memenuhi kebutuhan pertahanannya

sebagian besar masih membeli, padahal devisa kita sangat terbatas. Bahkan hanya

untuk memeliharapun, sebagian masih menggantungkan pada luar negeri.

E. Nilai-Nilai Bela Negara

Nilai-nilai bela negara yang dikembangkan adalah Cinta Tanah air, yaitu

mengenal, memahami dan mencintai wilayah nasional, menjaga tanah dan pekarangan

serta seluruh ruang wilayah Indonesia, melestarikan dan mencintai lingkungan hidup,

memberikan kontribusi pada kemajuan bangsa dan negara, menjaga nama baik bangsa

dan negara serta bangga sebagai bangsa indonesia dengan cara waspada dan siap
17

membela tanah air terhadap ancaman tantangan, hambatan dan gangguan yang

membahayakan kelangsungan hidup bangsa serta negara dari manapun dan siapapun.

Nilai yang kedua adalah Sadar akan berbangsa dan bernegara, yaitu dengan

membina kerukunan menjaga persatuan dan kesatuan dari lingkungan terkecil atau

keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan pendidikan dan lingkungan kerja,

mencintai budaya bangsa dan produksi dalam negeri, mengakui, menghargai dan

menghormati bendera merah putih, lambang negara dan lagu kebangsaan indonesia

raya, menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang

berlaku dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, keluarga

dan golongan.

Nilai ketiga adalah yakin kepada Pancasila sebagai ideologi negara, yaitu

memahami hakekat atau nilai dalam Pancasila, melaksanakan nilaiPancasila dalam

kehidupan sehari-hari, menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara

serta yakin pada kebenaran Pancasila sebagai ideologi negara.

Nilai keempat rela adalah berkorban untuk bangsa dan negara, yaitu bersedia

mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara, siap

mengorbankan jiwa dan raga demi membela bangsa dan negara dari berbagai ancaman,

berpastisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara, gemar

membantu sesama warga negarayg mengalami kesulitan dan yakin dan percaya bahwa

pengorbanan untuk bangsa dan negara tidak sia-sia.


18

Untuk nilai yang terakhir memiliki kemampuan awal bela negara secara psikis

dan fisik. Secara psikis, yaitu memiliki kecerdasan emosional, spiritual serta

intelegensia, senantiasa memelihara jiwa dan raganya serta memiliki sifat-sifat disiplin,

ulet, kerja keras dan tahan uji. Sedangkan secara fisik yaitu memiliki kondisi kesehatan,

ketrampilan jasmani untuk mendukung kemampuan awal bina secara psikis dengan

cara gemar berolahraga dan senantiasa menjaga kesehatan.

Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan nyata, yakni siskamling,

menjaga kebersihan, mencegah bahaya narkoba, mencegah perkelahian antar

perorangan sampai dengan antar kelompok, meningkatkan hasil pertanian sehingga

dapat mencukupi ketersediaan pangan daerah dan nasional, cinta produksi dalam negeri

agar dapat meningkatkan hasil eksport, melestarikan budaya Indonesia dan tampil

sebagai anak bangsa yang berprestasi baik nasional maupun internasional.


19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesadaran akan bela negara bagi setiap warga negara Indonesia yang antara

lain diwujudkan melalui PPBN yang merupakan bagian dari sistem pendidikan

kewarganegaraan negara adalah merupakan tanggung jawab bersama atau secara

institusional (interdep) perlu disosialisasikan secara meluas dan konseptual dalam arti

perlu didukung lagi dengan seperangkat peraturan perundang-undangan lain seperti

yang diamanatkan dalam pasal 9 UURRI No. 3 seperti ketentuan tentang pendidikan

kewarganegaraan, pelatihan dasar militer wajib, maupun pengabdian sesuai dengan

profesi. Tidak kalah penting dan akan menjadi hal fundamental adalah aspek

kesejahteraan bagi masyarakat diberbagai lapisan bawah, sehingga ada keseimbangan

antara upaya menumbuh kembangkan kesadaran bela negara dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang seiring dengan aspek ketahanan

nasional. Dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman terhadap keutuhan wilayah

NKRI tidak sedikit dana yang harus dikeluarkan.

Upaya penggalangan/pembinaan masyarakat seperti di wilayah perbatasan

negara maupun di wilayah-wilayah yang rawan konflik sosial yang pada hakekatnya

mempunyai potensi ancaman keutuhan wilayah kedaulatan negara perlu mendapat

perhatian / prioritas penanganan utama bagaimanapun sulit dan berat beban

negara/pemerintah yang harus dipikul. Resiko akan kehilangan pulau-pulau lain di


20

sepanjang perbatasan negara atau wilayah yang bermasalah, mudah-mudahan bisa

diantisipasi lebih baik dan lebih profesional lagi.


21

DAFTAR PUSTAKA

Pasal 30 Undang-Undang Dasar 1945

Bela Negara Mu, Ditjen Pothan Dephan RI

http://belanegara.dephan.go.id/mars.htm

http://www.dmcindonesia.web.id/

http://wahyudiputra26.blogspot.com/2012/10/makalah-bela-negara_3787.html

Anda mungkin juga menyukai