Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERAN MAHASISWA DALAM BELA NEGARA

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

(PERAN MAHASISWA DALAM BELA NEGARA)

Disusun Oleh:

Nama : EMI AGUSTINA

Prodi : SISTEM INFORMASI

NIM : 13121041

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

YOGYAKARTA

2013 – 2014

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Penyusunan tugas ini diajukan guna memenuhi salah
satu syarat dalam memenuhi tugas mata pelajaran Pendikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, maka dari itu
penulis mengharapkan sumbangan pikiran, pendapat serta saran-saran yang berguna demi
penyempurnaan makalah ini. semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin
Yogyakarta, 27 Juni 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I........................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1

A. Latar belakang................................................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah......................................................................................................... 2

C. Tujuan............................................................................................................................. 2

D. Manfaat........................................................................................................................... 2

BAB II....................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN....................................................................................................................... 3

A. BELA NEGARA............................................................................................................... 3

B. DASAR HUKUM BELA NEGARA................................................................................ 4


C. PERAN MAHASISWA DALAM BELA NEGARA...................................................... 5

D. SIKAP MAHASISWA DALM BELA NEGARA........................................................... 8

BAB III................................................................................................................................... 10

PENUTUP............................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Era reformasi membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di republik indonesia. Ada
perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi ada juga yang negatif dan akan
merugikan bagi keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republic Indonesia. Suasana
keterbukaan pasca pemerintahan orde baru menyebabkan arus informasi dari segala penjuru dunia
seolah tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke ekstrim kanan,
menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi muda, untuk dipelajari, dipahami dan
diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa setelah selama lebih dari 30 tahun merasa
terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter.

Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat nasionalisme dan

kecintaan pada negara. perbedaan pendapat antar golongan atau ketidaksetujuan dengan kebijakan
pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam suatu sistem politik yang demokratis. Namun
berbagai tindakan anarkis, konflik sara dan separatisme yang sering terjadi dengan mengatas
namakan demokrasi menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan sebagai
suatu bangsa. Kepentingan kelompok, bahkan kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan utama.
Semangat untuk membela negara seolah telah memudar.

Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah kewajiban dan
tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada tentara nasional indonesia. Padahal
berdasarkan pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga Negara
republik indonesia. Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan
Republic Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.

B. Perumusan Masalah

a) Apa yang dimaksut dengan bela negara ?

b) Bagaimana peran mahasiswa dalam bela negara?

c) Bagaimana sikap mahasiswa dalam bela Negara ?

C. Tujuan

a) Menjelaskan pengertian bela negara

b) Mengetahui peran mahasiswa dalam bela negara

Menjelaskan bagaimana sikap mahasiswa dalam bela negara


D. Manfaat

a) Memberi wawasan tentang pengertian bela negara

b) Memberi informasi tentang peran mahasiswa dalam bela negara

c) Meningkatkan pengetahuan tentang arti penting bela negara.

BAB II

PEMBAHASAN

A. BELA NEGARA

Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada negara
kesatuan republik indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pembelaan negara bukan semata-mata tugas TNI, tetapi
segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara..

Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah kewajiban dan
tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada tentara nasional indonesia. Padahal
berdasarkan pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga Negara
republik indonesia. Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan
Republic Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dapat didefinisikan dengan
mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat didefinisikan
sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara meningkatkan rasa
nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah
air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.

Ada lima dasar bela negara yaitu :

1. Cinta tanah air

2. Kesadaran berbangsa dan bernegara

3. Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara

4. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara

5. Memiliki kemampuan awal bela negara

B. DASAR HUKUM BELA NEGARA

Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :

1) Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.

2) Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.

3) Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4) Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.

5) Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.

6) Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.

7) Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

C. PERAN MAHASISWA DALAM BELA NEGARA

Dalam sejarahnya mahasiswa merupakan kelompok dalam kelas menengah yang kritis dan selalu
mencoba memahami apa yang terjadi di masyarakat. Bahkan di zaman kolonial, mahasiswa menjadi
kelompok elite paling terdidik yang harus diakui kemudian telah mencetak sejarah bahkan
mengantarkan Indonseia ke gerbang kemerdekaannya.

Pergolakan dan perjalanan mahasiswa Indonesia telah tercatat dalam rentetan sejarah yang panjang
dalam perjuangan bangsa Indonesia, seperti gerakan mahasiswa dan pelajar tahun 1966 dan tahun
1998. Masih dapat kita ingat 8 tahun yang lalu gerakan mahasiswa Indonesia yang didukung oleh
semua lapisan masyarakat berhasil menjatuhkan suatu rezim tirani yaitu ditandainya dengan
berakhirnya rezim Soeharto.

Legenda perjuangan mahasiswa di Indonesia sendiri juga telah memberikan bukti yang cukup nyata
dalam rangka melakukan agenda perubahan tersebut. Tinta emas sejarahnya dapat kita lihat
dengan lahirnya angkatan ‘08, ‘28, ‘45, ‘66, ‘74, yang masing-masing memiliki karakteristik
tersendiri tetapi tetap pada konteks kepentingan wong cilik. Terakhir lahirlah angkatan bungsu ‘98
tepatnya pada bulan Mei 1998 dengan gerakan REFORMASI yang telah berhasil menurunkan
Presiden Soeharto dari kursi kekuasaan dan selanjutnya menelurkan Visi Reformasi yang sampai
hari ini masih dipertanyakan sampai dimana telah dipenuhi.

Dengan demikian adalah sebuah keharusan bagi mahasiswa untuk menjadi pelopor dalam melakukan
fungsi control terhadap jalannya roda pemerintahan sekarang. Bukan malah sebaliknya.

Agenda reformasi adalah tanggung jawab kita semua yang masih merasa terpanggil sebagai kaum
intelektual, kaum yang kritis dan memiliki semangat yang kuat. Dan tanggung jawab ini hanya bisa
dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai rasa sosial yang tinggi. Bukan orang-orang kerdil yang
hanya memikirkan perut, golongannya dan tidak bertanggung jawab. Hanya lobang-lobang
kematianlah yang mampu menjadikan mereka untuk berpikir bertanggung jawab. Jangan pikirkan
mereka, mari pikirkan solusi untuk menghibur Ibu Pertiwi yang selalu menangis dengan ulah-ulah
anak bangsanya sendiri.

Kondisi tersebut tidak terlihat lagi pada masa kini, mahasiswa memiliki agenda dan garis perjuangan
yang berbeda dengan mahasiswa lainnya. Sekarang ini mahasiswa menghadapi pluralitas gerakan
yang sangat besar. Meski begitu, setidaknya mahasiswa masih memiliki idealisme untuk
memperjuangkan nasib rakyat di daerahnya masing-masing.

Mahasiswa sudah telanjur dikenal masyarakat sebagai agent of change, agent of modernization, atau
agen-agen yang lain. Hal ini memberikan konsekuensi logis kepada mahasiswa untuk bertindak dan
berbuat sesuai dengan gelar yang disandangnya. Mahasiswa harus tetap memiliki sikap kritis,
dengan mencoba menelusuri permasalahan sampai ke akar-akarnya.

Dengan adanya sikap kritis dalam diri mahasiswa diharapkan akan timbul sikap korektif terhadap
kondisi yang sedang berjalan. Pemikiran prospektif ke arah masa depan harus hinggap dalam pola
pikir setiap mahasiswa. Sebaliknya, pemikiran konservatif pro-status quo harus dihindari.

Mahasiswa harus menyadari, ada banyak hal di negara ini yang harus diluruskan dan diperbaiki.
Kepedulian terhadap negara dan komitmen terhadap nasib bangsa di masa depan harus
diinterpretasikan oleh mahasiswa ke dalam hal-hal yang positif. Tidak bisa dimungkiri, mahasiswa
sebagai social control terkadang juga kurang mengontrol dirinya sendiri. Sehingga mahasiswa harus
menghindari tindakan dan sikap yang dapat merusak status yang disandangnya, termasuk sikap
hedonis-materialis yang banyak menghinggapi mahasiswa.

Karena itu, kepedulian dan nasionalisme terhadap bangsa dapat pula ditunjukkan dengan keseriusan
menimba ilmu di bangku kuliah. Mahasiswa dapat mengasah keahlian dan spesialisasi pada bidang
ilmu yang mereka pelajari di perguruan tinggi, agar dapat meluruskan berbagai ketimpangan sosial
ketika terjun di masyarakat kelak.

Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan secara santun tanpa mengurangi esensi dan agenda
yang diperjuangkan. Semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi, harus tetap tertanam
dalam jiwa setiap mahasiswa. Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen
pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah
mereka perjuangkan. Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan
solidaritas kerakyatan.

Peran Lembaga Kemahasiswaan cukup signifikan, baik untuk lingkup nasional, regional maupun internal
kampus itu sendiri. Ke depan, peran strategis ini seharusnya juga dimainkan oleh lembaga-lembaga
formal kampus lainnya seperti pers mahasiswa, atau kelompok studi profesi.

Secara garis besar, menurut Sarlito Wirawan, ada sedikitnya tiga tipologi atau karakteristik mahasiswa
yaitu tipe pemimpin, aktivis, dan mahasiswa biasa.

Pertama, tipologi mahasiswa pemimpin, adalah individu mahasiswa yang mengaku pernah
memprakarsai, mengorganisasikan, dan mempergerakan aksi protes mahasiswa di perguruan
tingginya. Mereka itu umumnya memersepsikan mahasiswa sebagai kontrol sosial, moral force dan
dirinya leader tomorrow. Mereka cenderung untuk tidak lekas lulus, sebab perlu mencari
pengalaman yang cukup melalui kegiatan dan organisasi kemahasiswaan.

Kedua, tipologi aktivis ialah mahasiswa yang mengaku pernah aktif turut dalam gerakan atau aksi
protes mahasiswa di kampusnya beberapa kali (lebih dari satu kali). Mereka merasa menyenangi
kegiatan tersebut, untuk mencari pengalaman dan solider dengan teman-temannya. Mahasiswa
dari kelompok aktivis ini, juga cenderung tidak ingin cepat lulus, namun tidak ingin terlalu lama.
Mereka tidak terlalu memersepsikan diri sebagai leader tomorrow namun pengalaman hidup perlu
dicari di luar studi formalnya. Sudah barang tentu jumlah mereka itu lebih banyak daripada
kelompok pemimpin.

Ketiga, tipologi mahasiswa biasa adalah kelompok mahasiswa di luar kelompok pemimpin dan aktivis
yang jumlahnya paling besar lebih dari 90%. Sesungguhnya cenderung pada hura-hura yaitu
kegiatan yang dapat memberikan kepuasan pribadi, tidak memerlukan komitmen jangka panjang
dan dilakukan secara berkelompok atau bersama-sama. Mereka ingin segera lulus, bahkan tidak
sedikit mahasiswa yang tidak segan-segan dengan cara menerabas (nyontek, membuat skripsi
"Aspal" dan lain-lain) agar segera lulus. Apakah hal ini merupakan indikator kurangnya dorongan
prestatif di kalangan mahasiswa, masih perlu diteliti.

Fakta membuktikan, dinamika kehidupan bangsa dan mahasiswa pada umumnya banyak dimotori oleh
tipe pemimpin dan aktivis ini. Meskipun secara kuantitas kecil tetapi mereka mampu menjadi
pendorong dan agen utama perubahan dan dinamika kehidupan kampus. Sebagian mereka karena
telah terlatih menjadi pemimpin dan aktivis, maka tidak sulit setelah selesai pada akhirnya mereka
juga menjadi pemimpin dan aktivis setelah terjun di masyarakat dan pemerintahan.

D. SIKAP MAHASISWA DALAM BELA NEGARA

1) Menumbuhkan semangat dan sikap hidup lebih baik dan lebih maju. Sikap tersebut
dapat diwujudkan dengan cara giat belajar dan giat bekerja, optimis terhadap masa depan, tidak
boros dan tidak bergaya hidup mewah, serta menumbuhkan semangat gemar menabung.
mahasiswa harus giat belajar demi meraih masa depan yang gemilang serta dapat membantu
kelangsungan pembangunan Negara .Ilmu yang melimpah dari para pelajar apabila di amalkan
kepada bangsa ini maka akan membawa perubahan yang besar.

2) Memiliki semangat dan sikap ingin berperan serta dalam usaha-usaha pembangunan. Sikap
tersebut dapat diwujudkan dengan cara taat membayar pajak, taat hukum, ikut serta dalam
menjaga keamanan, serta menjaga kehormatan dan martabat bangsa di hadapan dunia
internasional.

3) Menumbuhkembangkan semangat dan sikap rela berkorban dalam masa pembangunan.


Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara sehat jasmani dan rohani, tahan derita dan tahan uji,
selalu tegar menghadapi masalah, cekatan dalam bertindak, berpendirian teguh, siap menanggung
risiko, bertanggung jawab, serta berani membela kebenaran dan keadilan.

4) Memiliki semangat dan sikap untuk mengembangkan inovasi (pembaruan) dalam berbagai hal.
Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara terbuka terhadap perubahan, menerima dengan
selektif budaya asing, menolak tegas kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia, mengubah pola hidup dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan sendi-sendi
kehidupan yang baik, serta selalu bangga sebagai bangsa dan warga negara Indonesia.

5) Melestarikan kebudayaan Indonesia baik di dalam negri maupun diluar negri. Budaya
merupakan harta suatu bangsa dan alangkah bagusnya apabila harta tak ternilai tersebut
dilestarikan.

BAB II PENUTUP

KESIMPULAN

Mahasiswa adalah kaum yang intelektual, kaum yang kritis dan memiliki semangat yang kuat dalam
bela negara, Semangat mahasiswa tersebut adalah Semangat mengawal dan mengawasi jalannya
reformasi dalam, selalu tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa. Sikap kritis akan tetap ada dalam
diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi
terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan. Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan
bau harum keadilan sosial dan solidaritas kerakyatan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/93012698/Upaya-Mahasiswa-dalam-Bela-Negara

http://wahyudiputra26.blogspot.com/2012/10/makalah-bela-negara_3787.html

http://theguhengine.blogspot.com/2013/05/peran-mahasiswa-dalam-membela-negara.html

Anda mungkin juga menyukai