Abstract
This article examined the correlation between self-efficacy and resilience with meta-analytic
technique. The quantitative review includes 20 correlations from 15 studies. Two artifacts
allow for correction in these study are sampling error and measurement error. Summary
analysis provided support for the hypothesis that self-efficacy has a positive correlation to
resilience. The result shows that the correlation of self-efficacy and resilience is 0.591, with
the confidence level is 95%.
Keywords: meta-analytic, resilience, self-efficacy
54 Buletin Psikologi
SELF-EFFICACY DAN RESILIENSI: SEBUAH TINJAUAN META ANALISIS
hidupnya (Fernanda Rojas, 2015). Mereka hadapi. Individu yang mampu menjalankan
akan mengembangkan cara untuk meng- kembali fungsi–fungsi individual dan
ubah keadaan yang penuh tekanan menjadi menjalankan tugas-tugas perkembangannya
sebuah kesempatan untuk pengembangan pada level normal adalah individu yang
diri pribadi. resilient. Masten, Cutuli, Herbers dan Reed
Hasil positif yang terkait dengan (2009) menambahkan bahwa anak-anak dan
resiliensi adalah pengentasan efek negatif pemuda yang resilient ditandai dengan
dari stres, peningkatan dalam beradaptasi, hasil pengukuran seperti: prestasi akademik
dan pengembangan keterampilan koping (rangking dan skor nilai tes, tetap tinggal di
yang efektif untuk menghadapi perubahan sekolah, lulus dari sekolah menengah atas),
dan kesulitan. Oleh karena itu resiliensi perilaku (taat perilaku hukum vs perilaku
didefinisikan sebagai kemampuan individu antisosial), penerimaan teman sebaya dan
memilih untuk pulih dari peristiwa persahabatan, kesehatan mental normatif
kehidupan yang menyedihkan dan penuh (sedikit menunjukkan problem perilaku)
tantangan, dengan cara meningkatkan dan keterlibatan dalam aktivitas-aktivitas
pengetahuan untuk adaptif dan mengatasi yang sesuai dengan usia (aktivitas
situasi serupa yang merugikan di masa ekstrakurikuler, olahraga, pelayanan sosial).
mendatang (Keye & Pidgeon, 2013). Herrman, Stewart, Diaz-Granados,
Murphey (2013) menambahkan karak- Berger, Jackson dan Yuen (2011) mengata-
teristik manusia yang memiliki resiliensi kan bahwa sumber-sumber resiliensi
tinggi adalah cenderung easygoing dan meliputi beberapa hal sebagai berikut:
mudah bersosialisasi, memiliki pertama, faktor kepribadian, meliputi
keterampilan berpikir yang baik (secara karakteristik kepribadian, self-efficacy, self-
tradisional disebut inteligensi, yang juga esteem, internal Locus of control, optimisme,
meliputi keterampilan sosial dan kapasitas intelektual, konsep diri yang
kemampuan menilai sesuatu), memiliki positif, faktor demografi (usia, jenis
orang di sekitar yang mendukung, memiliki kelamin, suku), harapan, ketangguhan,
satu atau lebih bakat atau kelebihan, yakin regulasi emosi, dan sebagainya. Kedua,
pada diri sendiri dan percaya pada faktor biologis. Lingkungan awal akan
kemampuannya dalam mengambil memengaruhi perkembangan dan struktur
keputusan serta memiliki spiritualitas atau fungsi otak serta sistem neurobiologis.
religiusitas. Selain itu ada sebuah penelitian yang
menemukan bahwa ada hubungan antara
Namun demikian, menurut Masten,
hasil EEG pada anak-anak usia 6-12 tahun
Cutuli, Herbers dan Reed (2009) kriteria
dengan resiliensi mereka. Ketiga, faktor
standar resiliensi bagi sebagian besar
lingkungan. Level lingkungan terdekat
peneliti adalah berada pada tingkat kisaran
meliputi dukungan sosial termasuk relasi
normal. Tujuan para peneliti ini adalah
dengan keluarga dan teman sebaya, secure
untuk memahami bagaimana individu
attachment pada ibu, kestabilan keluarga,
mempertahankan atau mendapatkan kem-
hubungan yang aman dan pasti dengan
bali tingkat atau level fungsi normatif dan
orang tua, dan dukungan sosial dari teman
menghindari masalah yang signifikan.
sebaya. Lingkungan ini berhubungan
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat
dengan tingkat resiliensi. Selanjutnya
dikatakan bahwa resilliensi tercapai bila
lingkungan yang lebih luas yaitu sistem
individu tersebut mampu bangkit kembali
komunitas seperti lingkungan sekolah yang
dari keterpurukan akibat kesulitan yang ia
Buletin Psikologi 55
UTAMI & HELMI
56 Buletin Psikologi
SELF-EFFICACY DAN RESILIENSI: SEBUAH TINJAUAN META ANALISIS
Individu yang memiliki self-efficacy yang yang dilakukan Keye dan Pidgeon (2013)
tinggi akan memiliki keyakinan meng- yang menyatakan bahwa mindfullness dan
hadapi tugas-tugas meskipun memiliki self-efficacy akademik memiliki pengaruh
kesulitan yang tinggi. b) generality, adalah yang signifikan terhadap resiliensi. Berda-
dimensi yang berhubungan dengan luas sarkan uraian tersebut di atas maka
bidang perilaku. Individu yang memiliki hipotesis dalam penelitian ini adalah ada
self-efficacy tinggi akan memiliki keyakinan hubungan antara self-efficacy dengan
bahwa ia mampu menghadapi berbagai resiliensi.
macam tugas dan tidak hanya pada tugas-
tugas tertentu c) strength adalah dimensi Meta-Analisis
yang terkait dengan keyakinan untuk tetap
Penelitian di berbagai bidang ilmu semakin
kuat bertahan dalam usahanya menghadapi
berkembang dengan pesat. Demikian pula
berbagai macam tugas serta kesulitan-
penelitian-penelitian dalam bidang ilmu–
kesulitannya (Bandura, 1977).
ilmu sosial, termasuk di dalamnya ilmu
psikologi. Pendekatan kuantitatif, kualitatif
Self-Efficacy dan Resiliensi
maupun gabungan dari kedua pendekatan
Keyakinan atau kepercayaan pada diri tersebut telah digunakan sebagai metode
sendiri mampu meregulasi fungsi diri pendekatan ilmiah.
sebagai manusia dan kesejahteraan emo- Penelitian kuantitatif saat ini semakin
sional mereka melalui pemrosesan kognitif, berkembang dan bertumbuh dengan pesat.
motivasional, afektif dan proses-proses Berbagai hasil penelitian kuantitatif dengan
selektif. Individu yang memiliki keyakinan topik dan kajian tertentu semakin
diri akan dapat menghadapi kesulitan dan memperbesar kemungkinan terjadinya
mempertahankan keyakinan bahwa mereka variasi hasil penelitian. Selain itu juga
mampu melakukan kontrol atas pikiran sering ditemukan kajian terhadap topik
untuk berusaha lebih dan bertahan dalam tertentu menunjukkan hasil yang berten-
usaha-usaha mereka. Mereka lebih mungkin tangan. Hal ini dapat menimbulkan
untuk menolak pikiran negatif tentang diri masalah terutama dalam mengkonstruksi
mereka sendiri (Ozer & Bandura, dalam suatu teori yang komprehensif.
Hammil, 2003).
Meta-analisis mampu memecahkan
Banyak literatur menunjukkan bahwa masalah tersebut. Berbagai temuan hasil
ketersediaan faktor protektif tertentu dapat penelitian yang mungkin saling berten-
membantu untuk menghadapi efek tangan atau sulit diakumulasikan, pada
merugikan dari peristiwa kehidupan yang akhirnya dapat menjadi lebih integratif dan
negatif. Analisis regresi juga mengung- sistematis dengan meta-analisis.
kapkan bahwa self-efficacy muncul sebagai
Card (2012) menyatakan bahwa meta-
prediktor positif yang signifikan dari
analisis adalah sebuah bentuk sintesa dari
resiliensi untuk anak-anak yatim (Salifu
beberapa penelitian yang berfokus pada
Yendork & Somhlaba, 2015).
hasil yang ditemukan dalam penelitian-
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian tersebut. Hal ini didukung oleh
Riahi, Mohammadi, Norozi dan Malekitaba Hunter dan Schmidt (2004) yang
(2015) menemukan bahwa ada korelasi menyatakan bahwa meta-analisis mampu
yang positif antara self-efficacy akademik mengintegrasikan temuan-temuan dari
dengan resiliensi pada siswa Sekolah sejumlah studi untuk mengungkapkan pola
Menengah Atas. Demikian pula penelitian
Buletin Psikologi 57
UTAMI & HELMI
hubungan yang mendasari literatur ac.id dengan kata kunci self-efficacy dan
penelitian, sehingga memberikan dasar resilience. Kriteria yang digunakan sebagai
dalam pengembangan teori. sumber literatur dalam penelitian ini adalah
Langkah-langkah dalam melakukan penelitian yang mencantumkan nilai
meta-analisis adalah sebagai berikut (Card, korelasi antara self-efficacy dengan resiliensi.
2012): pertama, memformulasikan permasa- Berdasarkan kriteria tersebut akhirnya
lahan penelitian. Kedua, mengumpulkan ditemukan 15 penelitian. Dari 15 penelitian
bahan literatur melalui seleksi artikel atau tersebut, ada dua penelitian yang
hasil-hasil penelitian yang sesuai dengan mencantumkan tiga nilai korelasi antara
tujuan yang diinginkan. Ketiga, melakukan self-efficacy dengan resiliensi dan satu
evaluasi terhadap penelitian untuk mencari penelitian yang mencantumkan dua nilai
informasi yang diperlukan. Keempat, mela- korelasi antara self-efficacy dengan resiliensi.
kukan analisa dan interpretasi dari literatur. Dengan demikian total data yang
Kelima, menyajikan hasil meta-analisis dipergunakan dalam studi ini adalah 20
dalam bentuk tulisan. studi. Adapun karakteristik sampel
penelitian terdapat pada tabel 1.
Metode
Pengumpulan data menggunakan data
primer yang diakses melalui www.lib.ugm.
Tabel 1
Karakteristik sampel penelitian
Alat Ukur r rxx ryy
Karakteristik
No Tahun Peneliti N Usia Self
Sampel Resilience
Efficacy
1 2013 SA Kilic, DS 60 >18 tahun Orang dewasa The Connor- The 0,68 - -
Dorstyn, NG yang pernah Davidson Moorong
Guiver mengalami Resilience Scale
Self-Efficacy
cedera saraf 10 (CD-RISC Scale
tulang belakang 10) (MSES)
2 2015 Joana Salifu 100 7– 17 tahun Anak yatim The 14-item The General 0,66 0,91 0,91
Yendork & Resilience Scale
Self-efficacy
Nceba Z. Scale
Somhlaba (GSES)
3 2015 Joana Salifu 100 7– 17 tahun Anak yang hidup The 14-item The General 0,59 0,91 0,91
Yendork & bersama orang Resilience Scale Self-efficacy
Nceba Z. tua Scale
Somhlaba (GSES)
4 2016 Ming-hui Li 207 20,30 tahun Mahasiswa di The 25-item The General 0,53 0,91 0,90
& Yan Yang Amerika Serikat Resillience Self-efficacy
Scale Scale
(GSES)
5 2016 Ming-hui Li 209 19,60 tahun Mahasiswa di The 25-item The General 0,65 0,91 0,90
& Yan Yang China Resillience Self-efficacy
Scale Scale
(GSES)
58 Buletin Psikologi
SELF-EFFICACY DAN RESILIENSI: SEBUAH TINJAUAN META ANALISIS
Buletin Psikologi 59
UTAMI & HELMI
17 2009 Nathosa 121 - Siswa (kelas 9-11) The Resilience The General 0,52 - 0,90
Peterson Scale Self-efficacy
Speight Scale
(GSES)
18 2004 Ming-Hui Li 329 - Mahasiswa The Resilience The General 0,58 0,90 0,87
Scale Self-efficacy
Scale
(GSES)
19 2013 Amanda 271 18-50 tahun Orang dewasa Resilience Entrepreneu 0,50 0,71 0,81
Bullough, Coping Scale rial Self- 2 7
Maija Renko Efficacy
& Tamara (ESE)
Myatt
20 2016 Chimai A. 45 30,49 tahun Orang Dewasa The two item The ten item 0,67 0,79 0,88
Var Connor General Self-
Davidson- Efficacy
Resilience Scale (GSES-10)
(CD-RISC-2)
60 Buletin Psikologi
SELF-EFFICACY DAN RESILIENSI: SEBUAH TINJAUAN META ANALISIS
Buletin Psikologi 61
UTAMI & HELMI
Tabel 4.
Estimasi kesalahan pengukuran
62 Buletin Psikologi
SELF-EFFICACY DAN RESILIENSI: SEBUAH TINJAUAN META ANALISIS
Hasil penelitian yang dilakukan Wang, Connor Davidson- Resilience Scale (CD-RISC),
Tao, Bowers, Brown & Zhang (2017) pada delapan studi yang lain menggunakan The
resiliensi perawat di awal karirnya Resilience Scale dengan penyusun Wagnild
menunjukkan bahwa general self efficacy dan Young, sedangkan empat studi
memiliki pengaruh positif yang signifikan menggunakan alat pengukuran resiliensi
terhadap resiliensi. Hal tersebut menunjuk- dengan peneliti membuat alat ukur sendiri
kan bahwa perawat yang memiliki keya- yaitu academic resiliance scale dan resiliance
kinan bahwa ia mampu mengatasi tugas- coping scale. Demikian pula dalam
tugas yang ia hadapi, maka ia akan mampu penggunaan alat ukur untuk self-efficacy.
menghadapi kesulitan ataupun tantangan Sebelas studi menggunakan The general self-
dalam pekerjaan. efficacy scale (GSES), enam studi mengguna-
Dimensi-dimensi dalam self-efficacy kan pengukuran yang berkaitan dengan
meliputi magnitude, generality dan strength academic self-efficacy sedangkan tiga yang
(Bandura, 1977). Individu yang memiliki lain menggunakan alat ukur self efficacy
keyakinan bahwa ia mampu mengatasi yang berkaitan dengan bidang-bidang lain.
kesulitan dari tugas yang ia hadapi, Berdasarkan alat-alat ukur yang diper-
memiliki keyakinan bahwa ia mampu gunakan tersebut maka dapat terlihat
mengatasi berbagai macam tugas serta bahwa kelemahan lain dalam penelitian ini
keyakinan yang kuat untuk tetap bertahan adalah tentang topik self-efficacy yang tidak
dalam menghadapi kesulitan maka ia akan hanya mengarah pada keyakinan yang
mampu mengontrol pikiran, perasaan dan bersifat umum, namun juga keyakinan
perilakunya serta berusaha menyeim- dalam studi serta keyakinan-keyakinan
bangkan diri ketika menghadapi situasi- yang lain.
situasi yang sulit. Ia akan mampu melaku-
kan adaptasi secara positif meski situasi Penutup
yang dihadapi sangat menekan. Ia akan
mampu bertahan atau ketika ia mengalami Berdasarkan studi meta-analisis terhadap
kegagalan untuk bertahan, ia dapat bangkit beberapa penelitian di beberapa negara
kembali. Individu yang demikian adalah tersebut di atas, maka dapat disimpulkan
individu yang resilient. bahwa ada hubungan positif antara self-
efficacy dengan resiliensi. Selain itu juga
Meta-analisis ini memiliki kelemahan
ditemukan bahwa korelasi antara self-
terutama terletak pada variasi usia sampel
efficacy dengan resiliensi tergolong tinggi
yang menyebar dari anak-anak sampai
menurut cohen’s effect size benchmark (Ellis,
orang dewasa. Selain itu juga asal suku
2010) karena korelasi antara self efficacy dan
bangsa sampel yang menyebar dari empat
resiliensi yang dikoreksi dengan kesalahan
benua yaitu Asia, Afrika, Amerika dan
sampling dan koreksi kesalahan pengu-
Eropa. Herrman, Stewart, Diaz-Granados,
kuran, keduanya berada di atas 0,50.
Berger DPhil, Jackson & Yuen (2011)
menyatakan bahwa faktor demografi seperti Studi yang dilakukan ini juga tidak
usia, jenis kelamin dan suku dapat terlepas dari berbagai kelemahan, namun
memengaruhi resiliensi seseorang. dengan beberapa kelemahan tersebut, maka
peneliti berharap pada studi selanjutnya
Selain itu alat ukur dalam penelitian-
mengenai hubungan antara self efficacy dan
penelitian yang dipergunakan dalam meta-
resiliensi dapat menggunakan studi-studi
analisis ini memiliki variasi yang tinggi.
yang lebih homogen, baik dalam populasi
Delapan studi menggunakan alat ukur
Buletin Psikologi 63
UTAMI & HELMI
64 Buletin Psikologi
SELF-EFFICACY DAN RESILIENSI: SEBUAH TINJAUAN META ANALISIS
Buletin Psikologi 65