Anda di halaman 1dari 11

HAKIKAT DAN TANTANGAN

KEWARGANEGARAAN

Dosen Pengajar: Chosinawarotin, M.Ag.

Oleh :

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah
KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh:
M. Choirul Muiz

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BLITAR

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kewarganegaraan .................................................................................. 3
2.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan..................................................................... 4
2.3 Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan .................................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kewarganegaraan sangat wajib dimiliki oleh setiap warga negara yang hidup,
tinggal, dan melakukan semua aktifitasnya disuatu negara. Setiap warga negara akan
memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara. Setiap orang
haruslah terjamin haknya untuk mendapatkan status kewarganegaraan, sehingga dapat
menghindarkan terjadinya ‘stateless’ atau tidak berkewarganegaraan.

Negara tidak membolehkan seseorang memiliki dua status kewarganegaraan,


termasuk negara Indonesia. Oleh karena itu diperlukan perjanjian kewarganegaraan
antara negara modern untuk menghindari status dwi kewarganegaraan. Sebagai warga
negara wajib membina hak dan kewajiban yang telah diatur dalamUUD 1945 dengan
baik. Tujuan agar generasi muda menjadi warga negara yang baik. Indonesia telah
mewajibkan untuk mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan di lima status, pertama
sebagai mata pelajaran di sekolah. Kedua, sebagai mata kuliah di Perguruan Tinggi.
Ketiga, sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial
dalamkerangka program pendidikan guru. Keempat, sebagai program pendidikan
politik yang dikemas dalam bentuk Penataran Pedoman Penghayatan (Penataran P4)
atau sejenisnya yang pernah dikelola oleh Pemerintah sebagai satuan crash program.
Kelima, sebagai kerangka konseptual dalam pemikiran individual dan kelompok pakar
terkait.Tujuan lainnya adalah untuk menyadarkan generasi muda bahwa semangat
perjuangan bangsa merupakan kekuatan mental spiritual telah melahirkan kekuatan
yang luar biasa dalam masa perjuangan fisik, sedangkan dalam menghadapi globalisasi
merupakan perjuangan non fisik sesuai dengan profesi masing-masing.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kewarganegaraan?


2. Apa tujuan pendidikan kewarganegaraan?
3. Apa sejarah pendidikan kewarganegaraan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian kewarganegaraan?


2. Mengetahui tujuan pendidikan kewarganegaraan?
3. Mengetahui Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kewarganegaraan

Menurut bahasa, kewarganegaraan memiliki arti anggota, peserta atau warga


dari suatu perkumpulan organisasi. Jadi, warga negara adalah warga atau anggota dari
suatu negara. Sering dijumpai kata warga negara, warga desa, warga masyarakat, warga
kota, sebagai arti anggota atau peserta. Sacara sederhana dapat disimpulkan arti warga
negara adalah anggota dari suatu negara.

Istilah Warga Negara merupakan terjemahan kata “citizien” yang memiliki makna
sebagai berikut;

a. Warga Negara.

b. Petunjuk dari sebuah kota.

c. Orang setanah air, sesama penduduk atau sesama warga negara.

Pengertian Kewarganegaraan menurut UUD 1945 No.62 Tahun 1985 Tentang


Kewarganegaraan adalah segala jenis hubungan dengan suatu negara yang
mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang yang
bersangkutan. Pengertian Kewarganegaraan dalam arti sosiologis adalah seseorang
dapat dipandang negara sebagai warga negaranya sebab penghayatan hidup, ikatan
emosional dan juga tingkah laku yang dilakukan menunjukkan bahwa orang tersebut
sudah seharusnya menjadi anggota negara itu. Namun dari sudut pandang hukum orang
tersebut tidak memiliki bukti ikatan hukum dengan negara.

Pengertian Kewarganegaraan dalam arti formil menunjukkan pada tempat


Kewarganegaraannya dalam sistematika hukum, masalah Kewarganegaraan berada
padahukum politik. Pengertian Kewarganegaraan dalam arti Materil menunjuk pada

3
akibat hukum dari status Kewarganegaraan, yaitu hak dan kewajiban sebagai bagian
dari warga negara. Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam kontrol
satuan politik tertentu (secara khusus negara) yang dengannya membawa hak untuk
berpartisipasi dalam kegiatan politik. Seseorang dengan keanggotaannya yang
demikian disebut warga negara. Seorang warga negara berhak memiliki paspor dari
negara yang dianggotainya.

Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan (bahasa Inggris


nationality), yang membedakannya adalah hak-hak untuk aktif dalam perpolitikkan.
Ada kemugkinan untuk memiliki kebangsaan tanpa menjadi seorang warga negara
(contoh,secara hukum merupakan subyek suatu negara dan berhak atas perlindungan
tanpa memilikihak berpartisipasi dalam politik). Juga dimungkinkan untuk memiliki
hak politik tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu Negara.

2.2 Tujuan pendidikan kewarganegaraan

Pada dasarnya pendidikan kewarganegaraan yang diterapkan tentu memiliki


tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut juga dapat dilihat dari beberapa aspek yang
berbeda. Berikut adalah tujuan pendidikan kewarganegaraan secara umum, khusus,
bagi mahasiswa, dan menurut para ahli.

1. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Secara Umum

Secara umum pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk


menumbuhkan kesadaran warga negara dan berwawasan kenegaraan, serta
perilaku dan sikap cinta tanah air, dengan bersendikan wawasan nusantara,
kebudayaan bangsa, serta ketahanan nasional yang ada dalam diri calon penerus
bangsa yang saat ini sedang mengkaji dan akan menguasai ilmu pengetahuaan,
teknologi, serta seni.

4
Tujuan pendidikan kewarganegaraan lain adalah meningkatkan kualitas
manusia Indonesia yang berbudi luhur, mandiri, maju, tangguh, profesional,
bertanggung jawab, produktif, serta sehat jasmani dan rohani, yang memegang
peran penting dalam keberlangsungan bangsa dengan menambah wawasan dan
pengetahuan kewarganegaraan.

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Secara Khusus

Pendidikan kewarganegaraan secara khusus memiliki beberapa poin


penting terutama penerapannya di sekolah. Berikut beberapa poin tersebut:

a. Untuk membentuk perilaku siswa dan moral, karena mempelajari


kewarganegaraan mempunyai peran penting terhadap pembentukan moral dan
perilaku.

b. Mendorong siswa agar mereka bisa mempunyai kemampuan serta kecakapan


dalam mengenali berbagai macam permasalahan hidup serta kesejahteraan
maupun bagaimana cara untuk menyelesaikan dan mengatasinya.

c. Mendorong para siswa agar dapat memperoleh kemampuan untuk


memutuskan sikap yang harus diambil dalam kondisi tertentu dengan penuh
tanggung jawab sesuai moral yang telah ditanamkan di dalam diri pribadi
masing-masing.

d. Mendorong para siswa agar dapat mengenali dan juga memahami segala
bentuk perubahan serta perkembangan dari ilmu pengetahuan, teknologi, serta
seni.

e. Mendorong siswa agar bisa mempunyai kemampuan dalam memaknai segala


peristiwa sejarah da juga nilai-nilai kebudayaan sebagai bentuk upaya
menggalang semangat Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan pedoman
persatuan bangsa Indonesia.

5
3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Bagi Mahasiswa

Tujuan pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa telah diatur oleh


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atau Dirjen Dikti. Landasan untuk hal
tersebut diambil melalui Keputusan Dirjen Dikti No. 267/Dikti/2000 yang
mencakup tiga poin tujuan utama dari pendidikan kewarganegaraan.

Pertama adalah agar mahasiswa mempunyai kemampuan untuk


memahami dan juga melaksanakan hak dan kewajiban secara jujur, santun, serta
demokratis serta ikhlas sebagawai Warga Negara Indonesia yang telah terdidik
dan bertanggung jawab.

Kedua adalah bertujuan agar mahasiswa dapat menguasai, memahami


serta mengatasi berbagai persoalan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang
berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.

Ketiga yaitu agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air, serta rela berkorban bagi nusa dan
bangsa.

4. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Para Ahli

Menurut Somantri tujuan dari pelajaran pendidikan kewarganegaraan


secara umum yaitu demi mendidik warga negara supaya menjadi seorang warga
negara yang baik, yang dapat dilukiskan dengan “warga negara yang patriotik,
toleran, setia kepada bangsa dan juga negara, beragama, demokratis, dan
Pancasila sejati”. Sementara itu Maftuh berpendapat bahwa pendidikan
kewarganegaraan diberikan dengan tujuan agar setiap warga negara menjadi
seorang warga negara yang baik atau juga disebut dengan to be good citizens.
Artinya setiap warga negara mempunyai civics inteliegence atau kecerdasan
dalam kewarganegaraan secara intelektual, sosial, dan emosional. Juga memiliki
6
kecerdasan kewargaan secara spiritual, serta civics responsibility berupa rasa
bangga serta bertanggung jawab dalam bernegara dan mampu ikut serta dalam
kehidupan masyarakat.

Adapun Branson menyatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan


(civic education) bertujuan untuk partisipasi yang bermutu serta bertanggung
jawab di dalam kehidupan berpolitik dan bermasyarakat baik di tingkat lokal,
negara bagian, maupun nasional. Sapriya menyatakan bahwa tujuan dari
pendidikan kewarganegaraan yaitu keikutsertaan seseorang yang penuh nalar
serta tanggung jawab dalam sebuah kehidupan politik dari warga negara, yang
memiliki ketaatan kepada nilai dan prinsip dasar demokrasi konstitusional di
Indonesia. Dan keikutsertaan seorang warga negara secara efektif serta penuh
tanggung jawab tentunya sangat membutuhkan pemahaman dan penguasaan
terhadap seperangkat ilmu, baik ilmu pengetahuan, keterampilan intelektual,
maupun keterampilan dalam berperan serta.

2.3 Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan

Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia dimulai pada tahun 1957


saat pemerintahan Sukarno atau yang lebih dikenal dengan istilah civics. Penerapan
Civics sebagai pelajaran di sekolah-sekolah dimulai pada tahun 1961 dan kemudian
berganti nama menjadi pendidikan Kewargaan negara pada tahun 1968. Mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan resmi masuk dalam kurikulum sekolah di Indonesia pada
tahun 1968.

Saat terjadi pergantian tahun ajaran yang awalnya Januari – Desember dan
diubah menjadi Juli – Juni pada tahun 1975, nama pendidikan kewarganegaraan diubah
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menjadi Pendidikan Moral
Pancasila (PMP). Nama mata pelajaran PMP diubah lagi pada tahun 1994 menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada masa Reformasi PPKn

7
diubah menjadi PKn dengan menghilangkan kata Pancasila yang dianggap sebagai
produk Orde Baru.

Untuk perguruan tinggi, jurusan pendidikan kewarganegaraan pada awalnya


menggunakan nama jurusan Civic Hukum kemudian pada orde baru berubah menjadi
Program Studi PMP-KN dan saat ini banyak yang menggunakan Program Studi PPKn
(PKn) kembali ke Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) saat ini terjadi
perdebatan dan perbincangan di elit penentu kebijakan pendidikan di Indonesia untuk
menambahkan kembali kata Pancasila ke mata pelajaran PKn menjadi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) kembali. Salah satu alasan adalah nilai-nilai
pancasila dalam diri peserta didik sudah mulai luntur, maka perlu menghadirkan
kembali nilai pancasila dari sila pertama sampai dengan sila kelima kepada semua
siswa. Rancangan ini masuk kurikulum 2013 namun pelaksanaannya masih belum
merata di Indonesia sampai tahun 2016 ini.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berkaitan erat dengan peran dan


kedudukan serta kepentingan warganegara sebagai individu, anggota keluarga, anggota
masyarakat dan sebagai warga negara Indonesia yang terdidik, serta bertekad dan
bersedia untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. PPKn dapat sebagai
upaya mengembangkan potensi individu sehingga memiliki wawasan, sikap, dan
keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk
berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila.

Pancasila merupakan dasar negara dan sebagai filsafat bangsa dan negara
Indonesia yang mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan,
kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ke-Tuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

8
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Hakikat dan Pentingnya Kewarganegaraan adalah mempermudah kita
melakukan administrasi disuatu Negara termasuk Indonesia dan sebagai semangat
nasional untuk membela negara, membanggakan nama Negara biasanya disebut
dengan rasa Patriotisme terhadap negara. Pemerintah dan warga negara haruslah
melakukan tanggung jawab masing-masing dengan baik.

Peningkatan rasa Patriotisme kepada negara itu dilakukan dengan berbagai cara,
caraini dilakukan dibanyak negara termasuksalah satunya adalah Indonesia dengan
mengadakan Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah-sekolah dan Perguruan Tinggi,
bahkan pemerintah mewajibkan Pendidikan Kewarganegaraan di berbagai instansi
pendidikan. Alasan Pemerintah mewajibkan Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yakni inginmenumbuhkan rasa cinta tanah air dengan beriman
kepada Tuhan Yang Maha Esa, produktif, kreatif, inovatif, serta mampu berkontribusi
pada kebutuhan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai