Anda di halaman 1dari 56

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-

Nya sehingga book report tentang Pendidikan Kewarganegaraan dapat diselesaikan. Book

report ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas Mata Kuliah pendidikan pancasila dan

kewarganegaraan.

Pada kesempatan ini, kami tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu selama penyusunan book report ini terutama untuk Dosen

Nashrul Wahyu Suryawan, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah pendidikan

pancasila dan kewarganegaraan ,orang tua saya yang selalu memberikan dukungan serta

teman-teman yang telah membantu.

Dengan penuh kesadaran bahwa tak ada gading yang tak retak, maka book report ini

pun tidak luput dari segala kekurangan. Segala kritik dan saran dari pembaca yang sifatnnya

memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan book report ini sangat kami harapkan.

Akhirnya kami berharap semoga book report ini bermanfaat bagi semua pada

umumnya dan bagi kami khususnya.

Madiun, 09 Oktober 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………… 1

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….. 2

BAB I IDENTITAS BUKU ……………………………………………………………………… 3

A. JUDUL BUKU ……………………………………………………………………… 3


B. PENULIS ……………………………………………………………………………. 3
C. PENERBIT …………………………………………………………………………... 3
D. TAHUN TERBIT ……………………………………………………………………. 3

BAB II REPORT ………………………………………………………………………………….. 4

A. BAB I PENGERTIAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN …… 4


B. BAB II FILSAFAT PANCASILA ………………………………………………………... 6
C. BAB III IDENTITAS NASIONAL ………………………………………………………. 10
D. BAB IV DEMOKRASI INDONESIA …………………………………………………… 12
E. BAB V NEGARA DAN KONSTITUSI ………………………………………………….. 23
F. BAB VI RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA ………………………………. 28
G. BAB VII GEOPOLITIK INDONESIA …………………………………………………... 32
H. BAB VIII GEOSTRATEGI INDONESIA ……………………………………………….. 40

BAB III ANALISIS ………………………………………………………………………………... 42

A. ANALISIS KASUS BAB I ………………………………………………………………. 44


B. ANALISIS KASUS BAB II ………………………………………………………………. 45
C. ANALISIS KASUS BAB III …………………………………………………………… 46
D. ANALISIS KASUS BAB IV …………………………………………………………… 47
E. ANALISIS KASUS BAB V ……………………………………………………………… 48
F. ANALISIS KASUS BAB VI …………………………………………………………… 49
G. ANALISIS KASUS BAB VII …………………………………………………………… 51
H. ANALISIS KASUS BAB VIII …………………………………………………………… 52
BAB IV KESIMPULAN…………………………………………………………………………… 55

2
BAB I

IDENTITAS BUKU

A. JUDUL BUKU
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
B. PENULIS
PROF. DR. H. KAELAN, M.S.
DRS. H. ACHMAD ZUBAIDI, M.Si
C. PENERBIT
PARADIGMA YOGYAKARTA
D. TAHUN TERBIT
2012

3
BAB II

REPORT

A. BAB I

PENGERTIAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. Pengertiaan dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegraan sebenarnya dilakukan dan dikembangkan


diseluruh dunia, meskipun dengan berbagai macam istilah atau nama. Mata kuliah
tersebut sering disebut sebagai civic education, citizenship education, dan bahkan ada
yang menyebut sebagai democracy education. Mata kuliah ini memiliki peran yang
strategis dalam mempersiapkan warganegara yang cerdas, bertanggung jawab dan
berkeadaban. Berdasarkan rumusan “Civic International” (1995), disepakati bahwa
pendidikan demokrasi penting untuk pertumbuhan civic culture, untuk keberhasilan
pengembangan dan pemeliharaan pemerintahan demokrasi (Mansoer, 2005)

Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,


tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta surat keputusan Direktur Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, serta surat keputusan Direktur
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor
43/DIKTI/Kep/2006, tentang Rambu – rambu Pelaksanaan Kelompok mata kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi terdiri atas mata kuliah Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. Berdasarkan ketentuan
tersebutmaka kelompokmata kuliah pengembangan kepribadian tersebut wajib
diberikan di semua fakultas dan jurusan diseluruh perguruan tinggi di Indonesia.

Dengan adanya penyempurnaan kurikulum mata kuliah pengembangan


kepribadian tersbut maka pendidikan kewarganegaraan memiliki paradigma baru,
yaitu Pendidikan Kewarganegaraan berbasis Pancasila. Kiranya akan menjadi sangat
relevan jikalau pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi dewasa ini sebagai
sintesis antara “civic education, “democacry education”, serta “citizenship education”
yang berlandaskan Filsafat Pancasila, serta mengandung muatan identitas nasional
Indonesia, serta muatan pendidikan pendahuluan bela negara (Mansoer, 2005). Halini
berdasarkan kenyataan di sekuruh negara di dunia, bahawa kesadaran demokrasi serta
implementasinya harus senantiasan dikembangkan dengan basis filsafat bangsa,
identitas nasional, kenyataan dan pengalaman sejarah bangsa tersebut, pendidikan
kewarganegaraan diharapkan intelektual Indonesia memiliki dasar kepribadian
sebagai warga negara yang demokratis, religious, berkemanusiaan dan berkeadaban.

4
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Visi Pendidikan Kewarganegaraan diperguruan tinggi adalah merupakan


sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi,
guna mengantarkan mahasiswa menetapkan kepribadiannya sebagai manusia
seutuhnya.

Misi pendidikan kewarganegaraan diperguruan tinggi adalah untuk membantu


mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan
nilai – nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai,
menerapkan dan mengambangkan ilmu pengetahuan, teknologidan seni dengan rasa
tanggung jab dan bermoral.

B. Landasan Ilmiah dan Landasan Hukum


1. Landasan Ilmiah
a. Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan


wawasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah
air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila.

b. Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan

Setiap ilmu harus memenuhi syarat- syarat ilmiah, yaitu mempunyai objek,
metode , system dan bersifat universal.objek pembahasaan setiapilmu harus jelas, bak
objek material maupun objek formalnya. Objek material adalah bidang sasaran yang
dibahas dan dikaji oleh satu bidang atau cabang ilmu. Sedangkan objekformal adalah
sudut pandang tertentu yang dipilih untuk membahas objek material tersebut. Adapun
objek material dari pendidikan kewarganegaraan adalah segala hal yang berkaitan
dengan warga negara baik yang empiric maupun non emipirik, yang
meliputiwawasan, sikap, dan perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa dan
negara.

Substansi kajian Pendidikan Kewarganegaraan mencakup :

1. Filsafat Pancasila
2. Identitas Nasional
3. Negara dan Konstitusi
4. Demokrasi Indonesia
5. Rule of Law dan Hak Asasi Manusia
6. Hak dan kewajiban warganegara serta negara
7. Geopolitik Indonesia
8. Geostrategi Indonesia

5
c. Rumpun Keilmuan

Pendidikan Kewarganegaraan dapat disejajarkan dengan Civics Education


yang dikenal diberbagai negara. Sebagai bidang studi ilmiah , Pendidikan
Kewarganegaraan, bersifat antardisipliner (antar bidang) bukan monodisipliner,
Karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu Kewarganegaraan ini diambil
dari berbagai disiplin ilmu.

2. Landasan Hukum
a. UUD 1945
1. Pembukaan UUD 1945, khusu pada alinea kedua dan keempat, yang memuat cita
– cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaannya.
2. Pasal 27 (1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamaan kedudukannya
di dalam hokum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hokum dan
pemerintahann itu dengan tidak ada kecualinya”
3. Pasal 30 (1) menyatakan bahwa “tiap – tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pembelaan negara”
4. Pasal 31 (1) menyatakan “tiap – tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran”
b. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentang Garis Besar Haluan Negara
c. Undang – undang No. 20 Tahun 1982 tentang ketentuan – ketentuan Pokok
Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia.
1. Dalam pasal 18 (a) disebutkan bahwa kewajiban warganegara yang diwujudkan
dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui
pendidikan pendahuluan bela negara sebagai bagian tak terpisahkan dalam system
pendidikan nasional.
2. Dalam pasal 19 (2) disebutkan bahwa pendidikan pendahuluan bela negara wajib
diikuti oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara bertahap.
d. Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional dan
berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45/U/2002.
e. Adapun pelaksanaannya berdasarkan suratkeputusan Dirjen Pendidikan Tinggi
Departemen Nasional, Nomor 43/DIKTI/Kep/2006, yang memuat rambu – rambu
pelaksanaan kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi.

B.BAB II

FILSAFAT PANCASILA

A.   Pengertian Filsafat

                   Filsafat adalah suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan

manusia. Secara etimologis istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” yang

artinya “cinta” dan “sophos” yang artinya “hikmah” atau “kebijaksanaan” atau “wisdom”.
6
Jadi secara harfiah istilah filsafat adalah mengandung makna cinta kebijaksanaan. Jadi

manusia dalam kehidupan pasti memilih apa pandangan dalam hidup yang dianggap paling

benar, paling baik dan membawa kesejahteraan dalam kehidupannya, dan pilihan manusia

sebagai suatu pandangan dalam hidupnya itulah yang disebut filsafat.

Keseluruhan arti filsafat yang meliputi berbagai masalah tersebut dapat dikelompokkan

menjadi dua macam sebagai berikut:

 Pertama        : filsafat sebagai produk

 Kedua           : filsafat sebagai suatu proses

B.      Pengertian Pancasila sebagai Suatu Sistem

                   Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling

bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan

yang utuh.  Dasar filsafat negara pancaasila adalah merupakan satu kesatuan yang bersifat

majemuk tunggal.

Pancasila sebagai suatu system filsafat akan memberikan ciri-ciri yang khas, yang khusus

yang tidak terdapat pada system filsafat lainnya.

C.      Kesatuan Sila-Sila Pancasila

                   Kalau dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian

tingkat dalam luasnya dan isi-sifatnya, merupakan pengkhususan dari sila-sila dimukanya.

            Sila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam hubungannya

saling mengisi atau mengkualifikasi dalam rangka hubungan hierarkhis piramidal. Tiap-tiap

sila mengandung empat sila lainnya, dikualifikasi oleh empat sila lainnya.

D.     Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sisitem Filsafat

1. dasar ontologis sila-sila Pancasila

Dasar ontologis pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang memiliki  hakikat

mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar

7
antropologis.

2. Dasar Epistemologis sila-sila pancasila

Pancasila sebagai suatu system filsafat pada hakikatnya juga merupakan suatu system

pengetahuan. Dalam kehidupan sehariPancasila merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa

Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan Negara

tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi mansa dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapi dalam hidup dan kehidupan.

Secara filosofis pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki, dasar

ontologis, dasar epistimologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem

filsafat yang lainnya.

E.      Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara

Republik Indonesia

                   Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia, mengandung

makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan serta kenegaraan

harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.

                   Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya

merupakan suatu sumber dari hukum dasar dalam negara Indonesia. Sebagai suatu sumber

dari hukum dasar, secara objektif merupakan suatu pandangan  hidup, kesadaran, cita-cita

hukum, serta cita-cita moral yang luhur yang meliputi suasana kejiwaan, serta watak bangsa

Indonesia, yang pada tanggal 18 Agustus 1945 telah dipadatkan dan diabstraksikan oleh para

pendiri negara menjadi  lima sila dan ditetapkan secara yuridis formal menjadi dasar filsafat

negara Republik Indonesia.

F.       Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

                   Unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari

pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakann kausa

8
materialis (asal bahan) Pancasila. Unsur-unsur Pancasila tersebutkemudian diangkat dan

dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara

dan ideologi bangsa dan negara Indonesia.

G.     Makna Nilai-nilai Setiap Sila Pancasila

                   Realisasi setiap sila atau derivasi setiap sila senantiasa, dalam hubungan yang

sistemik  dengan sila-sila lainnya. Hal ini berdasarkan pada pengertian bahwa makna sila-sila

Pancasila senantiasa dalam hubungannya sebagai sistem filsafat. Sebagai suatu dasar filsafat

Negara maka sila sila pancasila merupakan suatu system nilai oleh karena itu sila sila

pancasila itu pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Meskipun dalam setiap sila

terkandung nilai-nilai yang memilki perbedaan antara satu dengan lainya namun kesemuanya

itu tidak lain merupakan suatu kesatuan yang sistematis

H.     Pancasila sebagai Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

                   Untuk mencapai tujuan dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan terutama

dalam melaksanakan pembangunan dan pembaharuan maka harus mendasarkan pada suatu

kerangka pikir, sumber nilai serta arahan yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.

                   Filsafat Pancasila sebagai dasar kehidupan kebangsaan dan kenegaraan adalah

merupakan Identitas Nasional Indonesia. Hal ini didasarkan pada suatu realitas bahwa kausa

materialis atau asal nilai-nilai Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri.

          Konsekuensinya selama bangsa Indonesia memiliki kehendak bersama untuk

membangun bangsa diatas dasar filosofis nilai-nilai pancasila ,seharusnya segala kebijakan

dalam Negara terutama dalam melakukan suatu pembaharuan-pembaharuan dalam Negara

dalam proses reformasi

9
C. BAB III

IDENTITAS NASIONAL

A.      Pengertian Identitas Nasional

Agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus tetap

meletakkan jatidiri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia

sebagai dasar pengembangan  kreatifitas budaya globalisasi. Istilah “identitas nasional”

secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis

membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.

Dalam hubungannya dengan identitas nasional secara dinamis, dewasa ini bangsa

Indonesia harus memiliki visi yang jelas dalam melakukan reformasi, melalui dasar filosofi

bangsa dan negara yaitu bhineka tunggal ika, yang terkandung dalam filosofi Pancasila.

Masyarakat harus semakin terbuka, dan dinamis namun harus berkeadaban serta kesadaran

akan tujuan hidup bersama dalam berbangsa dan bernegara. Dengan kesadaran akan

kebersamaan dan persatuan tersebut maka insyaAllah bangsa Indonesia akan mampu

mengukir identitas nasionalnya secara dinamis di dunia internasional.

Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh

suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.

Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki

identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri, serta karakter dari bangsa

tersebut. Hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk

secara historis.

Pengertian kepribadian, manusia sabagai individusulit dipahami manakala ia terlepas dari

manusia lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu

lainnya senantiasa memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku serta karakter yang khas yang

membedakan manusia tersebut dengan manusia lainnya. Demikian pada umumnya pengertian

10
atau istilah kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam

hubungan dengan manusia lain.

Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai

kesamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak atau

karakter yang kuat unttuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu

sebagai suatu “kesatuan nasional”.

Berdasarkan uraian diatas maka pengertian kepribadian sebagai suatu identitas

nasional suatu bangsa, adalah keseluruhan atau totalitas dari kepribadian individu-individu

sebagai unsur yang membentuk bangsa tersebut. Oleh karena itu pengertian identitas nasional

suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan pengertian  “Peoples Character”, “Nasional

Character” atau “Nasional Identity”. Dalam hubungannya dengan identitas nasional

Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia kiranya sangat sulit jikalau hanya dideskripsikan

berdasarkan ciri khas fisik. Bangsa Indonesia itu terdiri atas berbagai macam unsur etnis, ras,

suku, kebudayaan, agama, serta karakter yang sejak asalnya memang memiliki suatu

perbedaan. Oleh karena itu kepribadian bangsa Indonesia sebagai suatu idenitas nasional

secara historis berkembang dan menemukan jati dirinya setelah Proklamasi Kemerdekaan 17

Agustus 1945.

B.      Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional 

Faktor yang mendukung kelahiran identitas bangsa Indonesia meliputi :

1.       Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis

2.       Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik dan kebudayaan.

C.      Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional

Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia pada hakikatnya

bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia

11
sebagai kepribadian bangsa. Jadi filsafat pancasila bukan muncul secara tiba-tiba dan

dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa melainkan melalui suatu fase historis yang cukup

panjang. Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-

sidang BPUPKI pertama, sidang “panitia 9”, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disyahkan

secara formal yuridis sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia.

Sejarah Budaya Bangsa sebagai Akar Identitas Nasional.

Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam pancasila dalam kenyataannya secara

objektif telah dimiliki oleh bangsa Inodnesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirirkan

negara. Proses terbentuknya bangsa dan negara Indonesia melalui proses sejarah yang cukup

panjang yaitu sejak zaman kerajaan-kerajaan pada abad ke-IV, ke-V kemudian dasar-dasar

kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke-VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan

Sriwijaya dibawah wangsa Syailendra di Palembang, kemudian kerjaan Airlangga dan

Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.

Dasar-dasar pembentuka nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang

kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang

kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada

tahun 1928. Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan

identitas nasionalnya sendiri, membentuk suatu bangsa dan negara Indonesia tercapai pada

tanggal 17 Agustus 1945 yang kemudian diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan bangsa

Indonesia.

D.BAB IV

DEMOKRASI INDONESIA

A. Demokrasi dan Implementasi

12
Pembahasan tentang peranan negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari

telaah tentang demokrasi dan hal ini karena dua alasa. Pertama, hampir semua negara di

dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asasnya yang fundamental sebagaimana telah

ditunjukkan oleh hasil studi UNESCO pada awal 1950-an yang mengumpulkan lebih dari 100

Sarjana Barat dan Timur, sementara di negara-negara demokrasi itu pemberian peranan

kepada negara dan masyarakat hidup dalam porsi yang berbeda-beda (kendati sama-sama

negara demokrasi). Kedua,  demokrasi sebagai asa kenegaraan secara esensial telah

memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai

organisasi tertingginya tetapi ternyata demokrasi itu berjalan dalam jalur yang berbeda-beda

(Rais. 1995 : 1).

Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam sistem pemerintahan, demokrasi

juga melahirkan sistem yang bermacam-macam seperti : pertama, sistem presidensial yang

menyejajarkan antara parlemen dan presiden dengan memberi dua kedudukan kepada

presiden yakni sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Kedua, sistem parlementer

yang meletakkan pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri yang hanya berkedudukan

sebagai kepala pemerintahan dan bukan kepala negara , sebab kepala negaranya bisa

diduduki oleh raja atau presisden yang hanya menjadi simbol kedaulatan dan persatuan ;

ketiga, sistem referendum yang meletakkan pemerintahan sebagai bagian (badan pekerja) dari

parlemen. Di beberapa negara ada yang menggunakan sistem campuran antara presidensial

dengan parlementer, yang antara lain dapat dilihat dari sistem ketatanegaraan di Perancis atau

di Indonesia berdasar UUD 1945.

Dengan alasan tersebut, menjadi jelas bahwa asas demokrasi yang hampir sepenuhnya

disepakati sebagai model terbaik bagi dasar penyelenggaraan negara ternyata memberikan

implikasi yang berbeda diantara pemakai-pemakainya bagi peranan negara.

B. Arti dan Perkembangan Demokrasi

13
Secara etimologis Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, "demos" berarti

rakyat dan "kratos/kratein" berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi berarti "rakyat

berkuasa" (government of rule by the people). Ada pula definisi singkat untuk istilah

demokrasi yang diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan

untuk rakyat. Namun demikian penerapan demokrasi diberbagai negara di dunia, memiliki

ciri khas dan spesifikasi masing-masing, yang lazimnya sangat dipengaruh oleh ciri khas

masyarakat sebagai rakyat dalam suatu Negara.

Demokrasi mempunyai arti yang penting bagi masyarakat yang menggunakannya,

sebab dengan demokrasi hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi

dijamin. Oleh sebab itu, hampir semua pengertian yang diberikan untuk istilah demokrasi ini

selalu memberikan posisi penting bagi rakyat kendati secara operasional implikasinya di

berbagai negara tidak selalu sama. Sekedar untuk menunjukkan betapa rakyat diletakkan pada

posisi penting dalam asas demokrasi ini berikut akan dikutip beberapa pengertian demokrasi.

Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara memberi pengertian bahwa pada tingkat

terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah pokok mengenai

kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijaksanaan negara, karena kebijaksanaan tersebut

menentukan kehidupan rakyat (Noer, 1983: 207). Jadi, negara demokrasi adalah negara yang

diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut

organisasi, ia berarti suatu berarti suatu pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat

sendiru atau asas  persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat.

Dalam hubungan ini menurut Henry B. Mayo bahwa sistem politik demokratis adalah

sistem yang menunjukkan bahwa kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh

wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihann berkala

14
yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana

terjaminnya kebebasan politik (Mayo, 1960:70).

Meskipun dari berbagai pengertian itu terlihatbahwa rakyat diletakkan pada posisi

sentral "rakyat berkuasa" (government of role by the people) tetapi dalam praktiknya oleh

UNESCO disimpulkan bahwa ide demokrasi itu dianggap ambiguous atau memiliki arti

ganda, sekurang-kurangnya ada ambiguity atau ketidaktentuan mengenai lembaga-lembaga

atau cara-car yang dipakai untuk melaksanakan ide atau mengenai keadaan kultural serta

historis yang mempengaruhi istilaj ode dan praktik demokrasi (Budiarjo, 1982:50). hal ini

bisa dilihat betapa negara-negara yang sama menganut asas demokrasi ternyata

mengimplementasikannya secara tidak sama. Ketidaksamaan tersebut bahkan bukan hanya

pada pembentukan lembaga-lembaga atau aparatur demokrasi, tetapi juga menyangkut

perimbangan porsi yang terbuka bagi peranan maupun pernan rakyat.

Memang sejak dimunculkannya kembali asa demokrasi yaitu setelah tenggelam

beberapa abad dari permukaan Eropa telah menimbulkan masalah tentang siapakah

sebenarnya yang lebih berperan dalam menentukan jalannya negara sebagai organisasi

tertinggi. Pemakaian demokrasi sebagai prinsip-prinsip  hidup bernegara sebenarnya telah

melahirkan fiksi-yuridis bahwa negara adalah milik masyarakat, tetapi pada fiksi-yuridis

telah terjadi tolak-tarik kepentingan, atau kontrol, tolak-tarik antara negara-masyarakat,

karena kemudian negara terlihat memiliki pertumbuhannya sendiri sehingga lahirlah konsep

tentang negara organis (Mahasin, 1982:2)

Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan negara dan

hukum di Yunani Kuni dan dipraktikkan dalam hidup bernegara antara abad ke-4 sebelum

masehi sampai abad 6 masehi. dilihat dari pelaksanaannya, demokrasi yang dipraktekkan

bersifat langsung (direct democracy), artinya hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan

15
politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak berdasarkan

prosedur mayoritas. Sifat langusng ini dapat dilaksanakan secara efektif karena Negara Kota

(city state) Yunani Kuno berlangsung dalam kondisi sederhana. Ketentuan-ketentuan

demokrasi hanya berlaku untuk warga negara yang resmi merupakan sebagian kecil dari

seluruh penduduk. Sebagian besar yang terdiri dari budak belian, pedagang asing,

perempuan, dan anak-anak tidak dapat menikmati hak demokrasi (Budiarto, 1982:54).

Masyarakat abad pertengahan terbelenggu oleh kekuasaan feodal dan kekuasaan

pemimpin-pemimpin agama, sehingga tenggelam dalam apa yang disebut sebagai masa

kegelapan. Kendati begitu, ada sesuatu yang penting berkenaan dengan demokrasi pada abad

pertengahan itu, yakni lahirnya dokumen Magna Charta (piagam besar), sesuatu piagam yang

berisi semacam perjanjian antara beberapa bangsawan dan Raja Jhon di Inggris bahwa Raja

mengakui dan menjamin beberapa hak dan previleges bahwasanya sebagai imbalan untuk

penyerahan dana bagi keperluan perang dan lainnya.

Ranaissance adalah aliran yang menghidupkan kembali minat pada sastra dan budaya

Yunani Kuno. Massa renaissance adala masa ketika orang mematahkan semua ikatan yang

ada dan menggantikan dengan kebebasan bertindak yang seluas-luasnya sepanjang sesuai

dengan yang dipikirkan , karena dasar ide ini adalah kebebasan berpikir dan bertindak bagi

manusia tanpa boleh ada orang lain yang menguasai atau membatasi dengan ikatan-ikatan.

          Selain renaissance, peristiwa lain yang mendorong timbulnya kembali "demokrasi"

yang sebelumnya tenggelam dalam abad pertengahan adalah terjadinya Reformasi, yakni

revolusi agama.  Dua kejadian (Renaissance dan Reformasi) ini telah mempersiapkan Eropa

masuk ke dalam Aufklarung (Abad Pemikiran) dan Rasionalisme yang mendorong mereka

untuk memerdekakan pikiran dari batas-batas yang ditentukan,

16
Tampak bahwa teori hukum alam merupakan usaha untuk mendobrak pemerintahan

absolut dan menetapkan hak-hak politik rakyat dalam suatu asas yang disebut demokrasi

(pemerintah rakyat). Dari pemikiran tentang hak-hak politik rakyatr dan pemisahan

kekuasaan ini terlihat munculnya  kembali ide pemerintahan rakyat (demokrasi). tetapi dalam

kemunculannya sampai saat ini demokrasi telah melahirkan dua konsep demokrasi yang

berkaitan dengan peranan masyarakat, yaitu demokrasi konstitusional abad ke-19 dan

demokrasi konstitusional abad ke-20 yang keduanya senantiasa dikaitkan pada konsep negara

hukum (Mahfud, 1999:20)

C. Bentuk-bentuk Demokrasi

Formal demokrasi menunjuk pada demokrasi dalam arti system pemerintahan. Hal ini

dapat dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di berbagai Negara. Dalam suatu Negara

misalnya dapat diterapkan demokrasi dengan menerapkan system presidensial atau sistem

parlementer.

Sistem Presidensial : sistem ini menekankan pentingnya pemilihan presiden secara

langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat secara langsung dari rakyat. Dalam

sistem ini kekuasaan eksekutif (kekuasaan menjalankan permintaan) sepenuhnya berada di

tangan presiden.

Sistem Parlementer : Sistem ini menerpakan model hubungan yang menyatu antara

kekuasaan eksekutif dan legeslatif. Kepala eksekutif (head of government) adalah berada di

tangan seorang perdana menteri. Adapun kepala Negara (head of state) adalah berada pada

seorang ratu, misalnya di Negara Inggris atau ada pula yang berada pada seorang presiden

misalnya di India.

1. Demokrasi Perwakilan Liberal

17
Prinsip demokrasi ini didasarkan pada suatu filsafat kenegaraan bahwa manusia

adalah sebagai makhluk individu yang bebas. Oleh karena itu dalam sistem demokrasi

ini kebebasan individu sebagai dasar fundamental dalam pelaksanaan demokrasi.

2. Demokrasi Satu Partai dan Komunisme

Demokrasi satu partai lazimnya dilaksanakan di negara-negara komunis.

Kebebasan formal berdasalkan demokrasi liberal menghasilkan kesenjangan kelas

yang semakin lebar dalam masyarakat dan akhirnya kapitalislah yang menguasai

negara.

C. Demokrasi di Indonesia

1. Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana

meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial dan politik yang

demokratis dalam masyarakat yang beraneka ragam pola adat budayanya.

       Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat periode :

1.    Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer

2.    Periode 1959-1965, masa demokrasi terpimpin

3.    Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru

4.    Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi.

2. Pengertian Demokrasi menurut UUD 1945

a. Seminar Angkatan Darat II (Agustus 1966)

          1) Dalam bidang Politik & Konstitusional.

          Menurut UUD 1945, demokrasi berarti menegakkan kembali asas-asas negara

hukum dimana kepastian hukum dirasakan oleh segenap warga negara. Hak-hak asasi

manusia baik dalam aspek kolektif maupun dalam aspek perorangan dijamin, dan

penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindarkan secara intitusional.

18
          2) Dalam bidang Ekonomi.

          Demokrasi berarti Kehidupan yang layak bagi semua warga negara. Mencakup

Pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan negara

Koperasi

Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam penggunaannya

Peranan pemerintahan yang bersifat pembinaan, penunjuk jalan serta pelindung.

b. Munan III Persahi : The Rule of Law (Desember 1966)

          Asas negara hukum Pancasila mengandung prinsip :

          1) pengakuan dan perlindungan hak asasi yang mengandung persamaan dalam

politik , hukum, sosial, ekonomi, kultural dan pendidikan.

          2) Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh oleh sesuatu

kekuasaan/kekuatan lain apapun.

          3) Jaminan kepastian hukum dalam semua persoalan. Yang dimaksudkan

kepastian hukum yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat dipahami, dapat

dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya

c. Simposium hak-hak Asasi Manusia (Juni 1967)

          Persoalan hak-hak asasi manusia dalam kehidupan kepartaian untuk tahun-

tahun mendatang harus ditinjau dalam rangka keharusan kita untuk mencapai

kesetimbangan yang wajar diantara 3 hal :

          1) Adanya pemerintah yang mempunyai cukup kekuasaan dan kewibawaan,

          2) Adanya kebebasan yang sebesar-besarnya

          3) perlunya untuk membina suatu "rapidlyexpandingeconomy"

(pengenmbangan ekonomi secara cepat).

3. Demokrasi Pasca Reformasi

19
          Dalam suatu negara yang menganut sistem demokrasi harus berdasarkan pada

suatu kedaulatan rakyat. Kekuasaan pemerintahan negara ditangan rakyat

mengandung pengertian tiga hal :

1.        Pemerintah dari rakyat (government of the people)

2.        Pemerintahan oleh rakyat (government by people)

3.        Pemerintahan untuk rakyat (government for people)

Struktur Pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945

1. Demokrasi Indonesia Sebagaimana Dijabarkan dalam Undang-Undang Dasar

1945 Hasil Amandemen 2002

Secara umum dalam sistem pemerintahan yang demokratis senantiasa

mengandung unsur yang paling penting dan mendasar, yaitu:

- Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.

- Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara.

- Tingkat kebebasan  atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh

warganegara.

- Suatu sistem perwakilan

- Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas.

2. Penjabaran Demokrasi menurut UUD 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan

Indonesia Pasca Amandemen 2002

Berdasarkan ciri-ciri sistem demokrasi tersebut maka penjabaran demokrasi dalam

ketatanegaraan Indonesia dapat ditemukan dalam konsep demokrasi sebagaimana terdapat

dalam UUD 1945 sebagai "Staatfundamentalnorm" yaitu ".. Suatu susunan negara

Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.. " (ayat 2). Oleh karena itu "rakyat"

adalah merupakan paradigma sentral kekuasaan negara. Adapun rincian struktural

20
ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan demokrasi menurut UUD 1945 adalah

sebagai berikut :

a) Konsep Kekuasaan

Konsep kekuasaan negara menurut demokrasi adalah :

1.)       Kekuasaan ditangan rakyat

(a)               Pembukaan UUD alinea IV

“…Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD RI yang

berkedaulatan rakyat…”

(b)               Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

“Negara yang berkedaulatan rakyyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan

perrwakilan” (pokok pikiran III)

(c)                UUD 1945 Pasal 1 ayat (1)

“Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”

(d)               UUD 1945 Pasal 1 ayat (2)

“kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan menurut undang-undang dasar”

Jadi, kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat dan realisasinya diatur dalam UUD.

Sebelum dilakukan amandemen kekuasaan tertinggi dilakukan oleh MPR.

2.)      Pembagian kekuasaan

Pembagian kekuasaan menurut demokrasi :

1.      Kekuasaan Eksekutif, didelegasikan kepada Presiden (pasal 4 ayat (1) UUD 1945)

2.      Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada Preisiden, DPR, dan DPD  pasal 5 ayat

(1), pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945.

3.      Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan kepada MA pasal  24 ayat (1) UUD 1945.

4.      Kekuasaan Inspektif atau pengawasan didelegasikan kepada BPK dan DPR. Dalam

21
UUD 1945 pasal 20 ayat (1) “… DPR juga memiliki fungsi pengawasan terhadap

presiden selaku penguasa eksekutif”.

5.      Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada kekuasaan Konsultatif, didelegasikan

kepada DPA, pasal 16 UUD 1945. Artinya DPA dihapuskan karena berdasarkan

kenyataan pelaksanaan kekuasaan Negara fungsinya tidak jelas.

3.)      Pembatasan Kekuasaan

Pembatasan kekuasaan menurt konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui mekanisme 5

tahunan kekeuasaan:

(a)     Pasal 1 ayat (2) “kedaulatan ditangan rakyat…”

Pemilu untuk membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali.

(b)     MPR memilki kekuasaan melakukan perubahan UUD, melantik Presiden dan

Wapres,serta melakukan impeachment terhadap presiden jika melanggar konstitusi.

(c)      Pasal 20 A ayat (1),”DPR memiliki fungsi pengawasan.” Yang berarti mengawasi

pemerintahan selama jangka waktu 5 tahun.

(d)     Rakyat kembali mengadakan Pemilu setelah membentuk MPR dan DPR (rangkaian

kegiatan 5 tahunan sebagai periodesasi kekuasaan.

b) Konsep Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan menurut UUD 1945 dirinci sebagai berikut :

(1) Penjelasan UUD 1945 tentang Pokok Pikiran III, “… Oleh karena itu sistem Negara

yang terbentuk dalam UUD 1945, harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan berdasarkan

atas permusyawaratan/perwakilan.”

(2) Putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak, misalnya pasal 7B ayat 7.

c) Konsep Pengawasan

Konsep Pengawasan menurut UUD 1945 ditentukan sebagai berikut :

22
(1) Pasal 1 ayat (2), “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan menurut UUD.”

(2) Pasal 2 ayat (1), “MPR terdiri atas DPR dan anggota DPD”

(3) DPR senantiasa mengawasi tindakan Presiden.

d) Konsep Partisipasi

Konsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut :

(1) Pasal 27 ayat (1), “Segala warganegara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan

pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tiada

kecualinya.”

(2) Pasal 28, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan

lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan UU.”

(3) Pasal 30 ayat (1), ”Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

pembelaan Negara.”

Konsep partisipasi menyangkut seluruh aspek kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan

yang terbuka untuk seluruh warga Negara Indonesia.

Demokrasi Indonesia mengandung suatu pengertian bahwa rakyat adalah sebagai unsur

sentral, oleh karena itu pembinaan dan pengembangannya harus ditunjang oleh adanya

orinentasi baik pada nilai-nilai yang universal yakni rasionalisasi hukum dan perundang-

undangan juga harus ditunjang norma-norma kemasyarakatan yaitu tuntutan dan

kehendak yang berkembang dalam masyarakat.

E.BAB V

NEGARA DAN KONSTITUSI

A.      Pengertian Negara

Nicollo Machiavelli yang merumuskan Negara sebagai Negara kekuasaan. Teori

Negara menurut Machiavelli tersebut mendapat tantangan dan reaksi yang kuat dari filsuf lain

separti Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704) dan Rousseau (1712-1778).

23
Mereka mengartikan Negara sebagai suatu badan atau organisasi hasil dari perjanjian

masyarakat secara bersama. Menurut mereka, manusia sejak dilahirkan telah membawa hak-

hak asasinya seperti hak untuk hidup, hak milik serta hak kemerdekaan.

Konsep pengertian Negara modern yang dikemukakan oleh para tokoh lain antara lain

1. Roger H. Soltau, mengemukakan bahwa Negara adalah sebagai alat agency atau

wewenang / authority yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan besama atas

nama masyarakat.

2. Menurut Harold J. Lasky bahwa Negara adalah merupakan suatu masyarakat yang

diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat sah lebih agung dari pada individu

atau sekelompok.

3. Mc. Iver bahwa Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban suatu

masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan system hukum yang diselenggarakan

oleh suatu pemerintah maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.

4. Miriam Budiardjo bahwa Negara adalah suatu daerah territorial yang rakyatnya diperintah

(governed) oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dr warga Negaranya ketaatan pada

perundang-undangannya melalui penguasaan (control) monopolitis dari kekuasaan yang sah.

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh berbagai filsuf serta para sarjana

tentang negara, maka dapat disimpulkan bahwa semua Negara memiliki unsur-unsur yang

mutlak harus ada. Unsur-unsur Negara meliputi :

1.      Wilayah

2.      Rakyat

3.      Pemerintahan

24
Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dilatar belakangi oleh adanya kesatuan

nasib, yaitubersama-sama dalam suatu penderitaan dibawah penjajahan bangsa asing serta

berjuang merebut kemerdekaan. Selain itu yang sangat khas bagi bangsa Indonesia adalah

unsur-unsur etnis yang membentuk bangsa itu sangat beraneka ragam, baik latar belakang

budaya seperti bahasa, adat kebiasaan serta nilai-nilai yang dimilikinya.

Prinsip-prinsip Negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang terkandung dalam

Pembukaan UUD 1945 Alinea I,II,III & IV.

B.      Konstitusionalisme

Konstitusionalisme mengacu kepada pengertian sistem institusionalisasi secara efektif

dan teratur terhadap suatu pelaksanaan pemerintahan. Basis pokok konstitusionalisme adalah

kesepakatan umum atau persetujuan (consensus) diantara mayoritas rakyat mengenai

bangunan yang diidealkan berkaitan dengan negara.

Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme pada umumnya dipahami

berdasarkan pada :

1.  Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama

2.  Kesepakatan tentang the rule of law

3.  Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur ketatanegaraan

Kesepakatan pertama, yaitu berkenaan dengan cita-cita bersama yang sangat

menentukan tegaknya konstitusionalisme dan konstitusi dalam suatu Negara.

           Kesepakatan kedua , adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahan didasarkan atas

aturan hukum dan konstitusi.

           Kesepakatan ketiga, adalah berkenaan dengan (a) bangunan organ Negara dan

prosedur-prosedur yang mengatur kekuasaan, (b) hubungan-hubungan antar organ Negara itu

satu sama lain, serta (c) hubungan antar organ-organ Negara itu dengan warga Negara .

           Keseluruhan kesepakatan itu pada intinya  menyangkut prinsip pengaturan dan

25
pembatasan kekuasaan. Atas dasar pengertian tersebut maka sebenarnya prinsip

konstitusionalisme modern adalah menyangkut prinsip pembatasan kekuasaan atau yang

lazim disebut sebagai prinsip limited government. Konstitusionalisme mengatur dua

hubungan yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu: Pertama, hubungan antara

pemerintahan dengan warga Negara; dan Kedua, hubungan antara lembaga pemerintahan

yang satu dengan lainnya.

C.      konstitusi Indonesia

Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1999,

dimana amandemen pertama dilakukan dengan memberikan tambahan dan perubahan

terhadap pasal 9 UUD 1945. Kemudian amandemen kedua dilakukan pada tahun 2000,

amandemen ketiga dilakukan pada tahun 2001 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002.

Penegertian hukum dasar meliputi dua macam yaitu, hukum dasar tertulis dan hukum

dasar tidak tertulis. Oleh karena itu sifatnya yang tertulis, maka Undang-Undang Dasar itu

rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah. Undang-Undang Dasar menurut sifat dan

fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari

badan-badan pemerintahan suatu Negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-

badan tersebut.

Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Undang-Undang

Dasar 1945 bersifat singkat dan supel. UUD 1945 hanya memiliki 37 pasal, adapun pasal-

pasal lain hanya memuat aturan peralihan dan aturan tambahan.

Sifat-sifat UUD 1945 adalah sebagai berikut :

1.      Rumusannya jelas

2.      Bersifat singkat dan supel

3.      Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang dapat dan harus

26
dilaksanakan secara konstitusional

4.      Peraturan hukum positif yang tinggi

Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang

timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun sifatnya tidak

tertulis.

           Convensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

(1)   Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan

Negara.

(2)   Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan sejajar.

(3)   Diterima oleh semua rakyat.

(4)   Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar yang

tidak terdapat dalam Undang-Undang Dasar.

Jadi convensi bilamana dikehendaki untuk menjadi suatu  aturan dasar yang tertulis,

tidak secara otomatis setingkat dengan UUD, melainkan sebagai suatu ketetapan MPR.

Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian UUD, karena

pengertian UUD hanya meliputi konstitusi tertulis saja, dan selain itu masih terdapat

konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam UUD.

Sistem pemerintahan negara Indonesia dibagi atas tujuh :

1.  Indonesia adalah negara  yang berdasarkan atas hukum (Rechtstaat)

2.  Sistem konstitusional

3.  Kekuasaan tertinggi ditangan rakyat

4.  Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi disamping MPR dan

DPR

5.  Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR

27
6.  Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab

kepada DPR

7.  Kekuasaan kepala negara tidak tak-terbatas

Menurut penjelasan UUD 1945, Negara Indonesia adalah Negara hukum, Negara

hukum yang berdasarkan Pancasila dan bukan berdasarkan atas kekuasaan. Sifat Negara

hukum hanya dapat ditunjukkan jikalau alat-alat  perlengkapanya bertindak menurut dan

terikat kepada aturan-aturan yang ditentukan lebih dahulu oleh alat-alat perlengkapan yang

dikuasai untuk mengadakan aturan-aturan itu.

Ciri-ciri suatu Negara Hukum adalah :

a.      Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan dalam bidang

politik, hukum, sosial, ekonomi dan kebudayaan.

b.      Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan tidak

memihak.

c.       Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat dipahami

dapat dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya.

Dalam era reformasi dewasa ini bangsa Indonesia benar-benar ingin mengembalikan
peranan hukum, aparat penegak hukum beserta seluruh sistem peraturan perundang-undangan
akan dikembalikan pada dasar-dasar Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 hasil amandemen 2002 yang mengemban amanat demokrasi dan perlindungan hak-hak
asasi manusia.

F. BAB VI
RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA
Pengertian Rule of Law Dan Negara Hukum

Pengertian rule of law dan Negara hukum pada hakikatnya sulit dipisahkan. Ada

sementara pakar mendeskripsikan bahwa pengertian Negara hukun dan rule of law itu hamper

dikatakan sama, namun terdapat pula sementara pakar menjelaskan bahwa meskipin antara

28
Negara hokum dan rule of law tidak dapat dipisahkan namun masing-masing memiliki

penekanan masing-masing. Menurut philipus m hadjon misalnya bahwa Negara hokum yang

menurut istilah bahasa belanda rechstaat lahir dari suatu perjuangan menentang absolutism,

yaitu dari kekuasaan raja yangb sewenang-wenang untuk mewujudkan Negara yang

didasarkan pada suatu peraturan perundang undangan. Oleh karena itu dalam proses

perkembangannya rechstaat itu lebih memiliki cirri-ciri yang revolusioner. Gerakan

masyarakat yang mengkhendaki bahwa kekuasaan raja maupun penyelenggara Negara harus

dibatasi dan diatur melalui suatu perundang undangan, dan pelaksanaan dalam hubungannya

dengan segala peraturan  itulah yang sering diistilahkan dengan rule of law, menurut hadjon

rule of law lebih memiliki cirri-ciri yang evolusioner, sedangkan upaya untuk

mewujudkannegara hokum lebih memiliki ciri yang revolusioner misalnya gerakan revolusi

prancis serta gerakan melawan absolutism di eropa lainnya, abik dalam melawan kekuasaan

raja, bangsawan maupun golongan teologis.

Oleh karena itu menurut friedman, antara pengertian Negara hokum dan rule of law

saling mengisi, berdasarkan bentuknya sebenarnya rule of law kekuasaan politik yang diatur

secara legal, setiap organisasi hidup dalam amsyarakat termasuk Negara berdasarkan rule of

law pengertian rule of law berdasarkan substansinya atau isinya sangat berkaitan dengan

peraturan perundang undangan yang berlaku dalam suatu Negara konsekuensinya setiap

Negara akan mengatakan mendasarkan pada rule of law dalam kehidupan bernegaranya,

meskipun Negara itu otoriter. Atas dasar alas an ini maka diakui bahwa sulit menentukan

pengertian rule of law secara universal  karena setiap masyarakat melahirkan pengertian

secara berbeda dalam hubungan ini rule of law bersifat endogen , muncul dan berkembang

dari suatu masyarakat tertentu

Munculnya keinginan untuk melakukan pembatasan yurudis terhadap kekuasaan pada

dasarnya disebabkan politik kekuasaan cendrung korup hal ini dikhawatirkan akan

29
menjauhkan fungsi dan peran Negara bagi kehidupan individu dan masyarakat, kontitusi

dalam hubungan inidijadikan wujud tertinggi hokum yang harus dipatuhi oleh Negara dan

pejabat pejabat pemerintah.

Carl j friedrich dalam bukunya constitutional government and democracy: theory and

practice in Europe and America mempekenalkan istilah Negara hokum dengan istilah

rehtsstaat atau constitutional state. Demikian juga tokoh lain yang membahas rechstaat adalah

friederich j sthal yang menurutnya terdapat empat unsure pokok untuk berdirinya rechsstaat

yaitu (1) hak asasi manusia (2) pemisahan (3) pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan

dan: dan (4) peradilan administrasi dalam perselisihan (muhtaj, 2005: 23)

Bagi Negara Indonesia ditentukan secara yuridis formal bahwa Negara indonnesia ditentukan

secara yuridis formal bahwa antar Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas

hukum. Hal itu tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV yang secara eksplisit

dijelaskan bahwa…..’’maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu

undang-undang dasar Negara Indonesia,,,’’ hal ini mengandung arti bahwa suatu keharusan

Negara Indonesia yang didirikan itu berdasarkan atas undang undang dasar Negara Indonesia

Prinsip-prinsip Rule of Law

Pengertian rule of law tidak bias dipisahkan dengan pengertian Negara hokum atau

rechsstaat, meskipun demikian Negara yang mengnut system rule of law haris memiliki

prinsip prinsip yang jelas, terutama dalam hubungannya dengan merealisasikan rule of law

itu sendiri,menurut dicey terdapat tiga unsur yang funadamental (1) supremasi aturan-aturan

hokum, tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang dalam arti  seseorang harusnya boleh

dihukum jikalau memang melanggar hokum (2) kedudukan yang sama di muka hokum hal ini

berlaku bagi masyarakat biasa maupun pejabat Negara dan (3) terjaminnya hak asasi manusia

oleh undang-undang serta keputusan-keputusan pengadilan.

30
Suatu hal yang harus diperhatikan bahwa jika dalam hubungan dengan Negara hanya

berdasarkan prinsip tersebut, maka Negara terbatas dalam pengertian Negara hokum formal,

yaitu Negara tidak bersifat proaktif melainkan pasif. Sikap Negara yang demikian ini

dikarenakannegara hanya menjalankan dan taat pada apa yang termaktub dalam konstitusi

semata.

Oleh karena itu terlepas dari adanya pemikiran dan praktek konsep Negara hokum

berbeda, konsep Negara hokum dan rule of lawadalah suatu relitas dari cita cita sebuah

Negara bangsa termasuk Negara Indonesia

Hak asasi manusia

Hak asasi manusia sebagai gagasan paradigm serta kerangka konseptual tidak lahir

secara tiba-tiba sebagaimana kita lihat dalam universal declaration of human right 10

desember 1948 namun melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah peradaban manusia.

Dari perspektif sejarah deklarasi yang ditanda tangani oleh majlis umum pbb dihayati sebagai

suatu pengakuan yuridis formal dan merupakan titik kulminasi perjuangan sebagian besar

umat manusia di belahan dunia.

Pada zaman yunanu kuno plato telah memaklumkan kepada warga polisnya. Bahwa

kesejahteraan bersama akan tercapai manakala setiap warganya melaksanakan hak dan

kewajiba masing-masing.

Awal perkembanga hak asasi manusia dimulai tatkala ditanda tangani magna charta

oleh raja jhon lackland. Kemudia juga penandatanganan petition of right pada tahun 1928

oleh raja Charles 1.

Penjabaran hak hak asasi manusia dalam uud 1945

31
Hak hak asasi manusia sebenarnya tidak dapat diganggu gugat dari pandangan filosofi

tentang hakikatmanusia yang melatarbelakanginya. Menurut pandangan filsafat bangsa

Indonesia yang terkandung dalam pancasila hakikatnya manusia adalah monopluralis susunan

kodrat manusia adlah makhluk individu.

Tujuan Negara Indonesia sebagai Negara huku yang bersifal normaltersebut


mengandung konsekuansi bahwa Negara hokum yang bersifat formal
Berdasarkan pada tujuan Negara sebagaimana terkandung dalam pembukaan UUD 1945
tersebut maka Negara Indonesia menjamin dan melindungi hak hak asasi manusia para
warganya, terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah maupun
rohannian antara lain berkaitan dengan hak hak asasi bidang social,politik ekonomi,
kebudayaan dan agama.

G. BAB VII

GEOPOLITIK INDONESIA

A. Pengertian

Geopolitik di artikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud

kebijaksanaan dan strategi nasional yang di dorong aspirasi nasional geografik suatu

Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak

langsung kepada sistem politik suatu negara. Sebaliknya politik nrgara itu secara

langsungGeopolitik bertumpu pada geografi sosial, mengenai  situasi, kondisi dan segala

sesuatu yang di anggap relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara.

Manusia melaksanakan tugas dan kegiatan bergerak dalam dua  bidang, yaitu

universal filosofis dan social politis. Bidang universal filosofis bersifat transenden dan

idealistik, misalnya dalam bentuk aspirasi bangsa, pedoman hidup dan pandangan hidup

bangsa. Sedangkan bidang social politis bersifat imanen dan realistic yang bersifat lebih

32
nyata dan dapat di rasakan, misalnya aturan hokum atau perundangan yang berlaku dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai produk politik.

Indonesia adalah Negara kepulauan dan masyarakat yang beraneka ragam, oleh

karena itu Indonesia memiliki kekuatan dan kelemahan . Kekuatannya yaitu terletak pada

posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya sumber daya alam. Sedangkan

kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekargaman masyarakat yang harus

di satukan dalam satu bangsa.

Salah satu pedoman bangsa Indonesia agar tidak terombang ambing dalam

memperjuangkan kepentingan nasional adalah wawasan nasional yang berpijak pada

wujud wilayah nusantara.

A. Pengertian Wawasan Nusantara

Istilah wawasan berasal dari kata”wawas” yang berarti pandangan, tinjauan, atau

penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata “mawas” yang berarti memandang

atau melihat. Sedangkan wawasan berarti cara pandang, cara tinjau, atau cara melihat.

Sedangkan ‘nusa’ berarti pulau, dan ‘antara’ berarti diapit di antara dua hal.

Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan

lingkungannya yang di jabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan

posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan nasional. Sedangkan

wawasan nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa Indonesia.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara

Lahirnya asas archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-pulau tersebut selalu

dalam satu kesatuan yang utuh, sementara perairan atau lautan antara pulau-pulau

berfungsi sebagai unsur penghubung dan bukan unsur pemisah.

Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan Nederlandsch Oost

33
Indishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian menjadi wilayah

Negara Republik Indonesia.

Sejak proklamasi kemerdekaan RI pada 17-8-1945, Indonesia menjadi nama resmi

Negara dan bangsa Indonesia sampai sekarang.

Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa konsepsi mengenai

pemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut :

1)      Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.

2)      Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia itu tidak

dapat dimiliki oleh masing-masing Negara.

3)      Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa.

4)      Mare Clausum (The Right and Dominion Of the Sea), menyatakan bahwa hanya

laut sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh suatu Negara sejauh yang dapat

dikuasai dari darat.

5)      Archipelagic State Pinciples (asas Negara Kepulauan) yang menjadikan dasar

dalam Konvensi PBB tentang hukum laut.

Sesuai dengan Hukum Laut Internasional, secara garis besar Indonesia sebagai Negara

kepulauan memiliki laut territorial, Perairan Pedalaman, Zone Ekonomi Ekslusif, dan

Landas Kontinen. Masing-masing dapat di jelaskan sebagai berikut:

1)      Negara kepulauan adalah suatu negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih

kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain.

2)      Laut Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil laut di

ukur dari garis pangkal.

3)      Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah dalam garis

pangkal.

4)      Zone Ekonomi Ekslusif tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal.

34
5)      Landas Kontinen suatu Negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya

yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah

daratannya.

Kepulauan Indonesia terletak pada batas-batas astronomi sebagai berikut:

Utara               : 60 08 LU

Selatan            : 110 15 LS

Barat               : 940 45 BT

Timur              : 1410 05 BT

Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2, yang terdiri dari daratan seluas

2.027.087 km2 dan perairan 3.166.163 km2.

1. Geopolitik dan Geostrategi

Ilmu bumi politik (Political Geography) mempelajari fenomena geografi dari aspek

politik, sedangkan geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek geografi.

1. Pandangan Ratzel dan Kjellen

      Federich Ratzel pada akhir abad ke 19 mengembangkan kajian geografi politik

dengan dasar pandangan bahwa Negara adalah mirip organisme (makhluk hidup). Jika

bangsa dan Negara ingin tetap eksis dan berkembang, maka harus diberlakukan hokum

ekspansi (pemekaran wilayah).

      Rudolf kjellen berpendapat bahwa Negara adalah organism yang harus memiliki

intelektual. Kjellen juga mengajukan paham ekspansionisme dalam rangka untuk

mempertahankan Negara dan mengembangkannya.

Pandangan Ratzel dan Kjellen hamper sama, mereka memandang pertumbuhan negara

mirip dengan pertumbuhan organism.

2. Pandangan Haushofer

35
      Pemikiran Haushofer di samping berisi paham ekspansionisme juga mengandung

aliran rasialisme, yang menyatakan bahwa ras Jerman adalah ras paling unggul yang

harus dapat mengusai dunia.

Pokok-pokok pemikiran Haushofer adalah sebagai berikut:

a) Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari

hukum alam.

b) Kekuasaan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan Imperium

maritim untuk mengusai pengawasan di lautan.

c) Beberapa Negara besar di dunia akan timbul dan akan mengusai Eropa.

d) Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan.

3. Geopolitik Bangsa Indonesia

Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang di dasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan

Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam Pembukaan UUD

1945.

Bangsa Indonesia juga menolak paham realisme, karena semua manusia mempunyai

martabat yang sama, dan semua bangsa memiliki hak dan kewajiban yang sama

berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang universal.

4. Geostrategi

      Strategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana mencapai tujuan

atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan politik.

Posisi silang Indonesia dapat dirinci sebagai berikut:

1) Geografi : Wilayah Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan Australia, serta di

antara dua samudera Pasifik dan samudera Hindia.

2) Demografi : penduduk Indnonesia terletak di antara penduduk jarang di Selatan

36
(Australia) dan penduduk padat di utara (RRC dan Jepang)

3) Ideologi : ideologi Indonesia (pancasila) terletak di antara liberalisme di selatan

(Australia dan Selandia Baru) dan komunisme di utara .

4) Politik : Demokrasi Pancasila terletak di antara demokrasi liberal di selatan dan

demokrasi rakyat (diktatur proletar) di utara.

5) Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak di antara ekonomi kapitalis dan selatan Sosialis

di utara.

6) Sosial : Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat individualisme di selatan

dan masyarakat sosialisme di utara.

7) Budaya : Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di selatan dan budaya timur

di utara.

8) Hankam : Geopolitik dan geostrategi Hankam (pertahanan dan keamanan) Indonesia

terletak di antara wawasan kekuatan maritime di selatan dan wawasan kekuatan

kontinental di utara.

3. Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya

Wilayah Negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas Hindia

Belanda berdasarkan ketentuan dalam “tahun 1939 tentang batas wilayah laut territorial

Indonesia.

Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda yang dinyatakan

sebagai pengganti Ordonansi tahun 1939 dengan tujuan sebagai berikut:

1) Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat.

2) Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia di sesuaikan dengan asas Negara

kepulauan.

3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan

keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

37
Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang-Undang No.4/Prp/1960

tanggal 18 Februari 1960.

Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan peraturan pemerintah No. 8 tahun

1962 tentang lalu lintas damaidi perairan pedalaman Indonesia yang meliputi:

a) Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia.

b) Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas.

c) Semua pelayaran dari dank e laut bebas dengan melintasi perairan Indonesia.

Asas-asas pokok yang termuat di dalam deklarasi tentang landasan kontinen adalah

sebagai berikut:

1) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landasan kontinen Indonesia adalah

milik ekslusif Negara RI.

2) Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landasan kontinen

dengan Negara tetangga melalui perundingan.

3) Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen suatu garis yang di tarik di tengah-

tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar Negara tetangga.

4) Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landas

kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.

Alasan-alasan yang mendorong pemerintah mengumumkan ZEE adalah:

1) Persediaan ikan yang semakin terbatas.

2) Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia.

3) ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional.

C. Unsur-unsur Dasar Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara sebagai wadah meliputi tiga kompunen:

a) Wujud Wilayah

38
Batas ruang lingkup wilayah Nusantara di tentukan oleh lautan yang di dalamnya terdapat

gugusan ribuan pulau yang saling di hubungkan oleh dalamnya perairan.

Perwujudan wilayah Nusantara ini menyatu dalam kesatuan politik, ekonomi, social

budaya dan pertahanan keamanan.

b) Tata Inti Organisasi

Bagi Indonesia, tata inti organnisasi Negara didasarkan pada UUD 1945 yang

menyangkut bentuk dan kedaulatan Negara, kekuasaan pemerintahan, sistem

pemerintahan dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang

berbentuk Republik. Kedaulatan berada di tangan rakyat yang dilaksanakan menurut

undang-undang.

c) Tata Kelengkapan Organisasi

Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara

yang harus dimilki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik, golongan dan

organisasi masyarakat kalangan pers serta seluruh apatur Negara.

1) Satu kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup daratan, perairan dan dirgantara

secara terpadu.

2) Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu

ideology dan identitas nasional.

3) Satu kesatuan social budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat Indonesia atas

dasar Bhinneka Tunggal Ika, satu tertib social dan satu tertib hukum.

1. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan Lahiriah

a. Tata laku batiniah berlandaskan falsafah bangsa yang membentuk sikap mental bangsa

yang memilki kekuatan batin.

b. Tata laku lahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti kemanunggalan kata dan

39
karya, keterpaduan pembicaraan dan perbuatan.

D. Implementasi Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila.

           Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sesuai

dengan aspirasinya.

H. BAB VIII
GEOSTRATEGI INDONESIA

1. Pengertian Geostrategi
Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan didalam

upaya mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Dan Geostrategi Indonesia

adalah merupakan strategi dalam memanfaatk konstelasi geografi negara Indonesia untuk

menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana dalam mencapai tujuan nasional bangsa

Indonesia. Geostrategi Indonesia memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi

pembangunan dalam rangka mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan sejahtera.

Oleh karena itu, geostrategi Indonesia bukanlah merupak geopolitik untuk kepentingan

politik dan perang, melainkan untuk kepenting kesejahteraan dan keamanan.

1.2. Konsep Ketahanan Nasional

Konsepsi geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada

tanggal 16 Juni 1948 di Kotaraja (kini Banda Aceh) setelah menerima defile Angkatan

Perang (militer) dalam rangka kunjungan kerja ke daerah Sumatra yang belum atau tidak

diduduki Belanda (Basry, 1995: 50-51). Namun sayangnya gagasan beliau kurang atau tidak

dikembangkan oleh para pejabat bawahan karena seperti kita ketahui wilayah NKRI diduduki

oleh Belanda pada akhir Desember 1948. Setelah pengakuan kemerdekaan pada tahun 1950

garis besar pembangunan politik kita adalah “nation and character building”, yang

sebenarnya merupakan pembangunan jiwa bangsa.

40
Secara konseptual, ketahanan nasional suatu bangsa dilatarbelakangi oleh:

Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga ia mampu mempertahankan

kelangsungan hidupnya

Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga ia selalu mampu

mempertahankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami berbagai gangguan,

hambatan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar

Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna keteraturan

(regular) dan stabilitas, yang di dalamnya terkandung potensi untuk terjadinya perubahan (the

stability idea of changes) .

Berdasarkan konsep pengertiannya maka yang dimaksud dengan ketahanan adalah

suatu kekuatan yang membuat suatu bangsa dan negara dapat bertahan, kuat menghadapi

ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan. Tantangan adalah merupakan suatu usaha yang

bersifat menggugah kemampuan, adapun ancaman adalah suatu usaha untuk mengubah atau

merombak kebijaksanaan atau keadaan secara konsepsional dari sudut kriminal maupun

politis. Adapun hambatan adalah suatu kendala yang bersifat atau bertujuan melemahkan

yang bersifat konseptual yang berasal dari dalam sendiri. Apabila hal hal tersebut berasal dari

luar maka dapat disebut sebagai kategori gangguan.

1.3. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional pada Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas

ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam

menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik

yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang

mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara

serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

41
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik yang dimiliki suatu bangsa, yang

didalamnya terkandung keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan

nasional. Kekuatan ini diperlukan untuk mengatasi segala macam ancaman, tantangan,

hambatan dan gangguan yang langsung atau tidak langsung akan membahayakan kesatuan,

keberadaan, serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bisa jadi ancaman-ancaman

tersebut dari dalam ataupun dari luar.

42
BAB III

ANALISIS

A. ANALISIS KASUS BAB I


TerlibatKasusNarkoba, 23 PolisiPolda Metro Jaya Dipecat
Sumber :(http://news.liputan6.com/read/2377718/terlibat-kasus-narkoba-23-polisi-
polda-metro-jaya-dipecat)
Liputan6.com, Jakarta - SetidaknyahinggaOktober 2015, sudahada 23 polisi yang
bertugas di Polda Metro Jaya diberhentikan. Pemecatanitudilakukankarena
para oknumpolisitersebutterlibatkasusnarkoba. DiresnarkobaPolda Metro Jaya
Kombes Pol EkoDaniyantomengatakan, sebagianmerekaada yang
terbuktimengkonsumsinarkoba. Barangbukti yang disitaantara lain ponsel, sabu,
cangklong, dan ekstasi. Sementaralokasipenangkapan di perumahan, tempatparkir
hotel, rumah kos, apartemen, dan ruko."Polda Metro Jaya dengan total 10 anggota.
Polres Jakarta Pusat, Polres Jakarta Utara, dan PolresKabupaten Tangerang masing-
masing 3 anggota," paparEkokepadaLiputan6.com, Minggu (29/11/2015)."Sisanya 2
anggotadariPolres Kota Tangerang dan 1 anggotamasing-masingdariPolres Jakarta
Barat dan Polres Jakarta Selatan," sambung
dia.Ekomenjelaskanpenindakaninitelahdilakukansecara internal, meskipihaknya juga
telahmelakukanupayarehabilitasibagipolisi yang menyalahgunakanbarang haram
itu.Menurutdia, langkahinimerupakanlanjutandariinstruksiKapolriJenderalBadrodin
Haiti, pada 26 Oktoberlalu yang ditandatanganiKabareskrimPolriKomjen Pol Anang
Iskandar. Hinggasaatini, lanjutEko, Polda Metro Jaya telahmerehabilitasipolisike
Lido, Jawa Barat. Merekasudahmendapatkanpenilaiandari Tim AsesmenTerpadu
(TAT), di mana Ekomenjadiketuanya. "DibentukdaritingkatPoldasampaiPolres. Untuk
yang Polda Metro Jaya, sayasendiriDiresnarkobajadiketuatimnya," pungkasEko.
(Rmn/Mut)
KomentarYuridis :
UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009
TENTANG NARKOTIKA
a.      DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ,
Menimbang :
bahwauntukmewujudkanmasyarakat Indonesia yang
sejahtera, adil dan makmur yang meratamateriil dan
spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Tahun 1945, kualitas

43
sumberdayamanusia Indonesia sebagai salah satu modal
pembangunannasionalperludipelihara dan ditingkatkan
secaraterus-menerus, termasukderajatkesehatannya;
b.     bahwauntukmeningkatkanderajatkesehatansumber
dayamanusia Indonesia dalamrangkamewujudkan
kesejahteraanrakyatperludilakukanupayapeningkatan
di bidangpengobatan dan pelayanankesehatan, antara
lain denganmengusahakanketersediaanNarkotikajenis
tertentu yang sangatdibutuhkansebagaiobatserta
melakukanpencegahan dan pemberantasanbahaya
penyalahgunaan dan peredarangelapNarkotika dan
PrekursorNarkotika;
bahwaNarkotika di satusisimerupakanobatataubahan
yang bermanfaat di bidangpengobatanataupelayanan
kesehatan dan pengembanganilmupengetahuan dan di
sisi lain dapat pula menimbulkanketergantungan yang
sangatmerugikanapabiladisalahgunakanataudigunakan
tanpapengendalian dan pengawasan yang ketat dan
saksama.

B. ANALISIS KASUS BAB II


Salah satucontohbentukpenyimpanganpancasilasebagaidasar negara yang
akandibahasyaitubentukpenyimpangan yang seringkaliterjadi di Indonesia antara lain
para pejabat negara yang melakukantindakkorupsi.
Tindakkorupsibukanlahperistiwa yang berdirisendiri.
Perilakukorupsimenyangkutberbagaihal yang sifatnyakompleks. Faktor-
faktorpenyebabnyabisadari internal pelaku-pelakukorupsi, tetapibisa juga
bisaberasaldarisituasilingkungan yang kondusif 
bagiseseoranguntukmelakukankorupsi.

Analisis KasusGayus Tambunan

Setiaptahunpemerintahmenyiapkananggarankeuangan yang
disebutAnggaranPendapatan dan Belanja yang
mempunyaifungsisebagaikebijakankeuanganpemerintahandalammemperoleh dan
mengeluarkanuang yang digunakanuntukmenjalankanpemerintahan.
Anggaraninimemperlihatkanjumlahpendapatan dan belanja yang
diantisipasikandalamtahun  berikut. Dalamunsurpendapatan yang paling utama dan
pentingadalahpendapatan yang berasal  Pajak , selaindari pada ituberasaldarisumber
lain yang dinamakan “Pendapatan Negara BukanPajak” (PNBP) dan hibah. PNBP
merupakanpendapatan negara yang paling banyakjenisnyatermasuk yang dinamakan
“retribusi.”

AnggaranPendapatanBelanja Negara (APBN)


kerapmengalamikebocoranlantarandikorup para pejabat. Jumlahnya pun taktanggung-
tanggunghinggamencapai 30 persen. Jika APBN minimal Rp1.400 triliun, sekitar
Rp400 miliar dana APBN yang menguapsetiaptahun. Pembahasaninidifokuskan pada
divonisbebasnyaGayus oleh Pengadilan Negeri Tangerang
karenatidakterbuktimelakukan salah satutindakpidana yang disangkakan, yaitu:
korupsi, MenurutanggotaKomisi III DPR, Andi Anzhar Cakra Wijaya,

44
kasuspenggelapanpajakmasihbelummanjurjikahanyadijeratdenganUndang –
UndangTindakPidanaKorupsi.

Undang – Undang  Money Laundering  (pencucianuang)


dinilailebihsaktimenindak mafia pajak. Para  penegakhukumbisamenggunakanUndang
– Undangtersebutuntukmembuktikanperbuatan
penggelapanpajakkasusGayusTambunan. Iamenyebutkan,
penggelapanpajakituberasaldari  perbuatanGayus yang menerimasuapdariperusahaan-
perusahaan yang dibantunya. Akibatsuapitulahterjadipenggelapanpajak yang
jumlahnyasangatbesar dan merugikan negara.
“Kalauadaindikasipenggelapanperpajakan ,harusdigunakan  Undang-
UndangPencucianUang.

Proses  penyidikanbisadimulaidaripencucianuangitu,” tutur Andi.


Setujudenganpendapat Andi Anzhar Cakra Wijaya,
penulisberpendapatbahwasudahseharusnyaGayusdijeratdenganUndang-
UndangTindakPidanaKhusus, yaitukorupsi, pencucianuang dan penggelapan.
KalaukitabacakembalikasusGayustersebut, jelasbahwa pada awalnyadalamberkas
yang dikirimkanpenyidikPolrikepadakejaksaan, Gayus H.
Tambunandijeratdengantigapasal  berlapisyaknipasalkorupsi, pencucianuang, dan
penggelapan. Hal inikarenaGayus H. Tambunanadalahseorangpegawai negeri dan
memiliki dana Rp. 25 miliar di Bank Panin. Sebenarnyadenganmelihatbesarnya dana
yang dimiliki oleh seorangpegawai negeri
sudahcukupmenimbulkanbanyakpertanyaandarimanauangsebanyakitumengingatGayu
shanyalahseorangpegawai negeri dan orang tuanya juga bukanpengusaha kaya raya.
Sangatmustahildiabisamempunyaiuangsebanyakitu di rekeningbanknya.
Keberadaanuangdua  puluh lima milyar di
rekeningGayussudahcukupmenjadibuktipermulaanuntukmenelusuridarimanauangterse
but, bagaimanacaraGayusmemperolehnya,
apakahadahubungannyadenganpekerjaannyasebagaiseorangpegawaipajak dan lain-
lain.

BerdasarkanPasal 43 Ayat (1) Undang-UndangNomor 28 Tahun 2007


TentangKetentuanUmum dan Tata Cara Perpajakan yang
menetapkanbahwaselaindilakukan oleh  pembayarpajak (plagenataudader), tindak
pidana  pajakdapat  melibatkanPenyerta (deelderming) seperti  wakil,
kuasaataupegawai  pembayar  pajak  ataupihak lain yang menyuruhmelakukan
(doenplegenataumiddelijke), yang turutsertamelakukan (medeplegenataumededader),
yang menganjurkan (uitlokker), atau yang membantumelakukantindak  pidana
perpajakan  (medeplichtige), Gayusmungkinsajaberperansebagaimedeplegen,
uitlokker  atau  medeplichtige. Hal inididasarkan pada keteranganGayus pada Satgas
pemberantasan mafia
hukumbahwadalammelakukanaksinyatersebutGayusmelibatkansekurang-
kurangnyasepuluhrekannya.  Namunapa yang terjadi?
Indikasitindakpidanaperpajakanberupapenggelapan yang dilakukan oleh
Gayusterkaituangduapuluh lima milyar di rekeningbanknyatidakterbukti. Hal
inisebagaimanahasil  penelitianjaksa yang
menyebutkanbahwahanyaterdapatsatupasalyang terbuktiterindikasikejahatan dan
dapatdilimpahkankePengadilan,
yaitupenggelapannamunhalinitidakterkaitdenganuangsenilaiRp. 25 milliar yang

45
diributkan PPATK dan Polri. Penggelapan yang dimaksudyaituadanyaaliran dana
senilaiRp 370 juta di rekening Bank BCA milikGayus H. Tambunan.
Uangtersebutdiketahuiberasaldariduatransaksiyaitudari PT. Mega Cipta Jaya
Garmindo. Pada tanggal 1 September 2007 sebesarRp. 170 juta dan 2 Agustus 2008
sebesarRp. 200 juta.
Uangtersebutdimaksudkanuntukmembantupengurusanpajakpendirianpabrikgarmen di
Sukabumi. Namunsetelahdicek, pemiliknyaMr Son, warga Korea, tidakdiketahui
berada di mana. UangtersebutmasukkerekeningGayus H.
TambunantetapiternyataGayustidak urus pajaknya. Uangtersebuttidakdigunakan oleh
Gayus dan tidakdikembalikankepada Mr. Son sehinggahanya diam di rekeningGayus.
Berdasarkanpenelitian dan penyidikan, uangsenilaiRp. 370
jutatersebutdiketahuibukanmerupakankorupsi dan money laundringtetapi
penggelapanpajakmurni. Oleh karenaitu, kebocoran APBN di
sanasinihampirdipastikansemakinbesarketimbangtahun-tahunsebelumnya. Sebab,
semuasektorrawandikorupsi. Hanya, peluang  beberapa pos anggaranlebihterbuka. Di
antaranya, pos penganggaranuntukbantuansosialdan  belanja modal
sepertiuntukpembangunaninfrastruktur. Mengacu pada sejumlahkasuskorupsi yang
bisadibongkar, jikaditotal, kerugian negara memangcukupbesar. Sebutsajakasus
Nazaruddin di wismaatlet yang merugikan negara sekitar Rp25 miliar. Selainitu,
kasusmafia  pajakGayusTambunan yang merugikankeuangan negara Rp25 miliar.
Jadi, kejahatananggaran yang belumterungkapitusebenarnyamasihsangatbanyak

C. ANALISIS KASUS BAB III

Pengklaiman budaya Indonesia oleh Malaysia

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu


Nuryanti menyatakan pemerintah Malaysia sudah tujuh kali mengklaim budaya
Indonesia sejak 2007. Bahkan, tari zapin, rendang, gamelan, dan cendol pun tercatat
dalam akta budaya Malaysia.

"Pertama, klaim terhadap kesenian reog Ponorogo pada November 2007," kata
Wiendu dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat
di kompleks parlemen, Senayan, Rabu 20 Juni 2012.

Setelah reog, berikutnya Malaysia mengklaim lagu daerah asal Maluku, Rasa
Sayange, pada Desember 2008. Tari pendet dari Bali juga sempat diklaim pada
Agustus 2009 lewat iklan pariwisata Malaysia Truly Asia. "Klaim ini selesai setelah
ada protes dari Indonesia," ujar Wiendu.

Selanjutnya, pada 2009 kerajinan batik diklaim, tapi masalah ini selesai karena
UNESCO mengakui batik Indonesia. Pada Maret 2010, Malaysia mengklaim alat
musik angklung. "Dan yang terakhir adalah klaim tari tortor dan alat musik Gordang
Sambilan dari Mandailing," kata Wiendu. Rencana pemerintah Malaysia mengakui
tari tortor dan alat musik Gordang Sambilan mencuat setelah kantor berita Bernama di
Malaysia melansir pernyataan Menteri Penerangan Komunikasi dan Kebudayaan
Malaysia Datuk Seri Rais Yatim tentang rencananya mendaftarkan kedua budaya
masyarakat Sumatera Utara itu dalam Seksyen 67 Akta Warisan Kebangsaan 2005.

46
"Tarian ini akan diresmikan sebagai salah satu cabang warisan negara," kata
Datuk Seri Dr Rais Yatim, seperti dikutip dari Bernama, setelah meresmikan
Perhimpunan Anak-anak Mandailing pada 14 Juni lalu.

Mendadak sontak, masyarakat Indonesia, terutama suku Mandailing di


Sumatera Utara, melancarkan protes keras. Tari tortor dikenal sebagai bagian dari
upacara adat untuk menghormati leluhur. Pemerintah pun secara resmi telah meminta
klarifikasi tertulis kepada pemerintah Malaysia. "(Tapi) sampai hari ini kami belum
mendapat nota penjelasan tersebut," kata Wiendu.

Menurut dia, nota penjelasan tertulis itu semestinya dikirim pemerintah


Malaysia pada Rabu siang 20 Juni 2012. Saat pemerintah melakukan rapat koordinasi
dengan Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar RI di negeri jiran itu pada
Senin lalu, Kementerian diyakinkan akan ada penjelasan tertulis dari Malaysia pada
Rabu.

"Di akhir rapat, Kementerian Penerangan Komunikasi dan Kebudayaan


Malaysia diminta memberikan penjelasan tertulis atas persoalan ini. Itu kami minta
supaya menghindari berbagai interpretasi dan berkembangnya masalah di luar
konteks," katanya.

Anggota Komisi Kebudayaan DPR, Raihan Iskandar, meminta pemerintah


membuat program yang jelas dalam melindungi kebudayaan bangsa yang ada. Sebab,
kejadian seperti itu bukanlah yang pertama. "Yang terpenting adalah bagaimana
penyelesaian masalah kali ini tidak berimbas pada hubungan antara Indonesia dan
Malaysia," ujarnya.

D. ANALISIS KASUS BAB IV

Entengkan Kasus Hoaks, tak Paham Demokrasi

Dalam demokrasi yang maju, substansi dan metode penyampaian pendapat


dan berita memiliki pengaruh sangat sentral dalam tumbuhkembangnya peradaban.
Cara berdemokrasi menentukan kemana arah peradaban bangsa, apakah kemajuan
atau kehancuran.

"Terkait dengan berita bohong yang disertai tuduhan, baik itu secara eksplisit
maupun implisit, mengarahkan peradaban demokrasi kita menjadi demokrasi yang
penuh kebohongan dan merupakan akar dari pecah belah. Hal serupa pernah
dilakukan oleh penjajah Belanda hingga ISIS," ungkap Dedek Prayudi, Juru bicara
DPP PSI Anggota TKN Jokowi - KH Maruf, Rabu (10/10/2018).

Dedek kemudian menyindir sikap Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang
menurutnya tidak memahami ini, sehingga beberapa kali mengeluarkan statemen yang
terkesan mengentengkan bahaya berita bohong dan tuduhan bohong. Beliau, katanya
di beberapa kesempatan menganggap bahwa kasus ini sebaiknya berhenti sampai
permohonan maaf.

"Kami meminta Pak Fahri dan siapapun yang dilaporkan kepada pihak
kepolisian untuk tidak melulu memainkan kasus hukum ini di ranah opini politik.

47
Melontarkan pembenaran-pe benaran, melemparkan tuduhan-tuduhan pengalihan isu,
dan lain-lain," pinta Dedek

"Kalau memang sudah pernah mengaku salah, maka bersikaplah seperti orang
yang salah. Kami menangkap kesan bahwa pak Fahri justru merasa paling benar,
karena sudah pernah mengaku salah," kata dia.

E. ANALISIS KASUS BAB V

Kasus Suap Patrialis Akbar Disebut Menggoyang Konstitusi

Anggota Komisi III DPR Syaiful Bahri Ruray menyebut kasus suap yang
menjerat hakim konstitusi Patrialis Akbar menggoyang konstitusi. Dia menyebut
konstitusi merupakan segalanya dalam kehidupan bernegara.

"Kita bicara MK dalam konteks konstitusi, maka konstitusi adalah segala-galanya.


Konstitusi tidak bisa diutak-atik, kecuali ada revolusi atau kudeta. Kalau penjaga
konstitusi itu digoyang, artinya kita merombak dasar bernegara, dirobohkan. Seluruh
teori konstitusi secara universal berlaku itu," kata Syaiful di Gado-gado Boplo, Jalan
Gereja Theresia, Jakarta Pusat, Sabtu (28/1/2017).

Dia menambahkan, masalah yang terkait Mahkamah Konstitusi ini adalah masalah
bangsa. Hal tersebut terjadi karena konstitusi merupakan hulu dari kehidupan
bernegara itu sendiri.

"Kalau konstitusi diobok-obok seperti ini, ini menyangkut masalah bangsa. Konstitusi
ini persoalan hulu," jelas Syaiful.

Sebagai perbaikan, Syaiful berharap ada perbaikan struktural dan kultural di MK.
Perbaikan itu harus dilakukan dengan perundingan bersama antara DPR, Presiden,
dan Mahkamah Agung.

"Harus ada sinergi Presiden, DPR, dan Mahkamah Agung untuk menyusun kembali
sistem terpadu perekrutan hakim konstitusi ini," ungkapnya.

MK kembali menjadi sorotan setelah KPK menetapkan hakim konstitusi Patrialis


Akbar sebagai tersangka kasus dugaan suap. KPK menduga Patrialis Akbar menerima
hadiah atau janji senilai USD 200 ribu dan SGD 200 ribu. Selain itu, KPK menyita
dokumen pembukuan perusahaan, catatan-catatan dan aspek lain yang relevan dengan
perkara, voucher pembelian mata uang asing, dan draf putusan perkara nomor
129/PUU-XIII/2015 yang merupakan nomor perkara uji materi UU Nomor 41 Tahun
2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Dalam kasus itu, Patrialis dan Kamaludin dijerat dengan Pasal 12 huruf c atau Pasal
11 UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto
Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Kemudian terhadap Basuki dan Feni, KPK mengenakan
Pasal 6 ayat 1 huruf a atau Pasal 13 UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

48
F. ANALISIS KASUS BAB VI

Kasus penembakan mahasiswa Trisakti, Semanggi I dan II, belum selesai setelah
20 tahun reformasi

Penyelidikan kasus ini menyeret enam terdakwa kasus penembakan


mahasiswa Trisakti yang kemudian mendapatkan hukuman 2-10 bulan pada 31 Maret
1999. Tiga tahun kemudian, sembilan terdakwa lain disidangkan di Mahkamah
Militer, yang kemudian dihukum 3-6 tahun penjara pada Januari 2002. Namun
Komnas HAM menyebutkan terdakwa dalam kasus ini masih memberikan hukuman
pada pelaku lapangan, dan bukan komandannya.

Sebelumnya pada tahun 2000 lalu, DPR membentuk Pansus Trisakti,


Semanggi I dan II (TSS) atas desakan mahasiswa dan keluarga korban. Setahun
kemudian, Pansus menyimpulkan bahwa tidak terjadi pelanggaran HAM berat dalam
kasus Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II. Pansus juga merekomendasikan
penyelesaian melalui jalur pengadilan umum dan pengadilan militer.

Juli 2001, rapat paripurna DPR RI mendengarkan hasil laporan Pansus


Trisaksi, Semanggi I dan II, hasilnya tiga fraksi F-PDI P, F PDKB, F PKB
menyatakan kasus ini terjadi unsur pelanggaran berat, namun tujuh fraksi lain F-
Golkar, F- TNI/Polri, F-PPP, F-PBB, F-Reformasi, F-KKI, F-PDU menyatakan tidak
terjadi pelanggaran HAM berat pada kasus TSS. Mahasiswa dan keluarga korban pun
tidak puas. Pada 2001, Komnas HAM mulai melakukan penyelidikan kasus Trisakti,
Semanggi I dan II dengan membentuk KPP HAM. Para mahasiswa pun membantu
Komnas HAM untuk mengumpulkan bukti dan saksi kasus penembakan tersebut.

"Kami mengumpulkan saksi, siapa yang menemukan barang bukti dan banyak
saksi dari mahasiswa itu yang kami wawancara," jelas John.

Image caption Mahasiswa menguasai gedung MPR/DPR pada 19 Mei 1998


menuntut reformasi dan pengunduran diri Soeharto dari kursi kepresidenan.

Dalam laporan hasil penyelidikan KPP HAM menyimpulkan terdapat bukti-


bukti permulaan yang cukup telah terjadi pelanggaran HAM berat dalam peristiwa
Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II dengan 50 orang perwira TNI/Polri diduga
terlibat dalam kasus penembakan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Sesuai
dengan UU No. 26 tahun 2000, Komnas HAM menyerahkan hasil penyelidikan
kepada Kejaksaan Agung untuk dilakukan penyidikan pada April 2002.

Di tahun berikutnya, Kejaksaan Agung menolak dengan alasan kasus tersebut


sudah disidangkan melalui pengadilan militer, sehingga tidak dapat mengajukan kasus
yang sama ke pengadilan. Padahal menurut Komnas HAM, peradilan militer hanya
menjerat pelaku lapangan, sementara pelaku utama belum diadili.

Pada Maret, dalam rapat Tripartit antara Komnas HAM, Komisi III dan
Kejaksaan Agung, pihak Kejakgung tetap bersikukuh tidak akan melakukan
penyidikan sebelum terbentuk pengadilan HAM ad hoc. Selain itu, Komisi III juga
memutuskan pembentukan Panitia Khusus (PANSUS) orang hilang. Pada 13 Maret
2007, Rapat Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI memutuskan tidak akan

49
mengagendakan persoalan penyelesaian tragedi TSS ke Rapat Paripurna pada 20
Maret nanti. Artinya, penyelesaian kasus TSS akan tertutup dengan sendirinya dan
kembali ke rekomendasi Pansus sebelumnya.

Optimisme sempat muncul selama masa kampanye pemilihan presiden Joko


Widodo-Jusuf Kalla, berjanji untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM masa lalu
secara berkeadilan, menjadi salah satu prioritas utama pemerintahan mereka untuk
mencapai kedaulatan politik.

Hak atas foto ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA Image caption Monumen


12 Mei Reformasi untuk mengenang tewasnya empat mahasiswa karena ditembak
aparat saat berunjuk rasa menuntut Presiden Soeharto mundur dari jabatannya.

Pada April 2015 Jaksa Agung HM Prasetyo menyatakan pemerintah akan


membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi untuk menyelesaikan kasus
pelanggaran HAM, termasuk kasus penembakan 12 Mei 1998.

Namun Kontras menilai dalam pemerintahan Jokowi dan setelah 20 tahun


reformasi, penyelesaian kasus pelanggaran HAM bukan hanya jalan di tempat namun
mengarah pada kemunduran.

Koordinator Kontras Yati Andriyani mengatakan berbagai kebijakan tidak


sejalan dengan pemenuhan keadilan dalam Nawacita dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN). "Dalam Perpres Ranham yang terbaru
disebutkan untuk penyelesaian kasus pelanggaran HAM masa lalu, rencana aksi HAM
adalah untuk optimalisasi dan koordinasi penyelesaian pelanggaran HAM berat masa
lalu. Kok sudah 20 tahun masih koordinasi, ini terkesan mengulur waktu," ujar Yati.

Di sisi lain, Yati menilai kultur impunitas atau ketiadaan penghukuman di


Indonesia sangat kuat yang membuat kasus pelanggaran HAM sulit untuk
diselesaikan dan justru orang-orang yang diduga terlibat dalam kasus pelanggaran
HAM di masa lalu kembali memiliki kekuatan politik.

"Ketiadaan peradilan terhadap kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu,


akhirnya para pihak tersebut dengan mudah kembali lagi dan "justru menunggangi"
agenda demokrasi dengan membuat partai politik dan bahkan mencalonkan diri
sebagai presiden, masuk kekuasaan dan itu akan semakin mempersulit," jelas Yati."
Jadi dalam 20 tahun reformasi, kita tidak bisa membedakan, tidak jelas di mana kita:
fase Orde Baru,fase transisi dan reformasi," ujar Yati. Hak atas foto BAY
ISMOYO/AFP/GETTY IMAGES Image caption Aktivis berdemo di depan
Kejaksaan Agung pada 2008 menuntut penuntasan kasus TTS 1998.

Meski begitu keluarga korban tak berhenti menuntut penyelesaian kasus


pelanggaran HAM di masa lalu, dalam aksi Kamisan, seperti pada awal Mei lalu.
Aksi diam dengan membawa payung hitam di seberang Istana Presiden ini, sudah
berlangsung sejak 18 Januari 2007 lalu. Namun tak pernah sekalipun presiden yang
menjabat mendatangi keluarga korban tersebut. Sebelum mengikuti aksi Kamisan,
Sumarsih mengatakan dia menduga pemerintah sengaja mengulur waktu dalam
penyelesaian kasus pelanggaran HAM masa lalu.

50
"Kalau dibilang kurang alat bukti, kami ini bisa menjadi bukti, pemerintah itu
menunggu kami, keluarga korban, meninggal satu per satu, menunggu kami keluarga
korban lelah dan menunggu masyarakat melupakannya," ujar Sumarsih. Dengan
begitu menurut Sumarsih, orang-orang yang diduga melakukan pelanggaran HAM
bisa bebas. "Namun kami tak pernah lelah mendesak pemerintah menuntaskannya,"
ujar Sumarsih.

G. ANALISIS KASUS BAB VII

Pulau kecil yang tenang dan indah tiba-tiba menjadi hiruk pikuk suara
gemuruh kapal-kapal keruk. Kapal tersebut dengan serakahnya menyedot pasir, benda
mati dan seluruh mahkluk hidup yang ada di dalamnya. Semua diangkut ke kapal
tongkang yang sudah menunggu ‘lapar’.
Ke mana kapal itu pergi? Ya, muatan kapal ditarik menuju negara tetangga,
Singapura. Isinya dimuntahkan di negeri itu. Inilah gambaran nyata sebagian kecil
warga negara Indonesia yang sedang melakukan eksploitasi tanah airnya demi
kepentingan pribadi. Mereka tidak mempedulikan dampak kerusakan lingkungan
yang diakibatkannya. Biota laut beserta isinya hancur-lebur. Ekosistem laut rusak
menjadi bencana yang siap mengintai masyarakat sekitar yang tak berdosa. Dampak
langsung dari kerusakan ini paling dirasakan oleh masyarakat pesisir yang
kebanyakan sebagai nelayan. Kegundahan mereka sudah terlihat sejak kedatangan
kapal-kapal keruk ke wilayah tangkapan ikan. Hasil ikan yang diperoleh menjadi
berkurang. Hal ini disebabkan seluruh isi laut disedot tanpa pandang bulu. Tidak
hanya pasir yang diangkat, tetapi telur-telur, anak ikan, terumbu karang, serta biota
lainnya juga ikut musnah. Dampak jangka panjang yang ditimbulkan dari kegiatan
penambangan pasir adalah hilangnya pulau-pulau kecil. Hal tersebut bisa mengubah
sistem perairan laut di Indonesia. Salah satu pulau kecil dari ribuan pulau yang hampir
tenggelam adalah Pulau Nipah. Pulau tak berpenghuni di Provinisi Kepulauan Riau
itu sangat penting perannya. Karena pulau tersebut merupakan tanda dari batas
kontinen negara Indonesia dengan Singapura. Bayangkan jika pulau itu benar-benar
tenggelam atau hilang, yang diuntungkan adalah Singapura. Mereka dapat mengklaim
bahwa luas wilayah negaranya bertambah. Direktur Pusat Kajian Pembangunan
Kelautan dan Peradaban Maritim Muhamad Karim mengatakan, penambangan pasir
laut di sekitar perairan Kepulauan Riau telah berlangsung sejak 1970-an.
Penambangan tersebut sebagian besar untuk memenuhi permintaan negara tetangga,
Singapura. “Bagi Singapura, penambangan pasir dibutuhkan untuk memperluas
wilayah daratan mereka. Sementara bagi bangsa Indonesia, khususnya masyarakat
Kepulauan Riau, penambangan pasir tidak mendatangkan kesejahteraan. Yang ada
justru kerusakan ekosistem pesisir, dan tenggelamnya sejumlah pulau kecil,”
ungkapnya. Karim menjelaskan, aktivitas penambangan pasir laut memiliki banyak
dampak negatif. Kerusakan yang muncul salah satunya adalah perubahan morfologi
dasar laut menjadi tidak beraturan. Perubahan itu secara langsung mengganggu
kehidupan biota laut dan lingkungan di dalamnya, seperti ekosistem dan abrasi.
“Sehingga, diperlukan pengaturan khusus agar lokasi penambangan tidak dilakukan
pada satu titik,” terangnya. Menyangkut problem penambangan ilegal atau pencurian
pasir, menurut Karim, bagi negara kegiatan penambangan pasir ilegal akan membawa
kerugian yang cukup besar. Negara akan kehilangan pendapatan dari devisa, pajak,
dan cukai. Hukum tidak pernah mampu menjangkau kegiatan ilegal/pencurian pasir.

51
“Beberapa kasus seperti penangkapan kapal pengeruk Queen of Nederland dan
Geopotek berbendera Belanda tidak pernah sampai ke proses hukum,” kata
Karim. Menurut Karim, volume eksploitasi yang tidak terkendali juga menyebabkan
suplai pasir di pasar menjadi besar. Posisi Singapura sebagai satu-satunya pembeli
telah membentuk pasar pasir Riau menjadi pasar monopsoni. Suplai pasir yang besar
membuat harga pasir jatuh. Di sisi lain, Singapura mampu menekan harga
pasir. Karim menilai, persoalan penambangan ilegal muncul karena tumpang
tindihnya perizinan. Sebagian perusahaan penambangan menggunakan izin
pemerintah daerah, seperti Gubernur atau Bupati. Ada pula yang menggunakan izin
Kementerian Pertambangan dan Energi. “Tumpang tindih perizinan telah
menimbulkan kesemrawutan pengambilan pasir di banyak perairan. Hal ini membuat
kegiatan penambangan tidak terdata dengan baik. Sehingga jumlah pasir yang
dieksploitasi dan diekspor sulit diketahui. Akibatnya kerusakan ekosistem akibat
eksploitasi berlebihan tidak dapat diantisipasi,” paparnya. Kegiatan penambangan
pasir laut, kata Karim, yang paling urgent membawa masalah besar bagi masyarakat,
khususnya nelayan di kepulauan Riau. Pengerukan pasir secara besar-besaran
berpengaruh langsung atas ketersediaan sumber daya ikan, sehingga aktivitas
ekonomi di sektor perikanan semakin terancam. “Penyedotan pasir telah
menghancurkan ekosistem pantai, terutama hilangnya pitoplankton dan zooplakton
sebagai makanan ikan dan juvenil ikan. Hal ini akan berpengaruh buruk bagi industri
perikanan yang selanjutnya akan memukul pendapatan masyarakat pesisir, khusunya
nelayan, terutama nelayan tradisional,” kata Karim. Secara geopolitik, papar Karim,
penambangan pasir untuk wilayah negara lain memunculkan kasus baru dikemudian
hari. Yaitu, persoalan batas laut antara Indonesia dengan Singapura. Penambahan luas
wilayah darat secara otomatis akan menambah klaim wilayah mereka. “Penambahan
wilayah tersebut terarah ke selatan atau wilayah Indonesia. Maka wilayah laut
Indonesia secara otomatis akan berkurang. Dengan kata lain negara Singapura
melakukan ekspansi teritotial secara tidak langsung terhadap wilayah laut Indonesia.
Perluasan wilayah Singapura tampak dari luas wilayah 633 kilometer persegi pada
1991, pada 2001 menjadi 760 km2  atau bertambah 20 persen. “Mengingat persoalan
itu, untuk meminimalkan problem yang timbul diperlukan pelarangan tegas terhadap
penambangan pasir laut. Terlebih, dari berbagai riset yang pernah dikerjakan. Di
negera lain tidak ada yang mendukung penambangan pasir berskala besar,”
katanya. Karim menilai, besarnya dampak negatif penambangan pasir laut,
disebabkan tidak ada perencanaan yang baik dan terkendali. Keadaan ini semakin
memperlihatkan kecenderungan destruktif menyusul pemberlakuan otonomi daerah
yang tidak dibarengi penyiapan kelembagaan dan pengaturan kewenangan yang
jelas. “Jika sebelum berlakunya UU Nomor 22 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah hanya terdapat kurang dari 10 perusahaan yang memperoleh izin menambang
pasir laut di sekitar perairan Riau. Namun sekarang berkembang hingga mencapai 200
perusahaan. Sebagian besar izin pertambangan baru tersebut diberikan oleh
pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten,” terangnya. Laju perkembangan
perizinan tersebut, bukan saja semakin menekan keseimbangan ekosistem laut, tetapi
juga telah menyebabkan jatuhnya harga pasir lantaran melonjaknya volume produksi
dengan pembeli satu-satunya, Singapura. Kasus serupa juga tidak tertutup
kemungkinan terjadi di tempat lain di seluruh perairan Indonesia. Hal yang sama juga
disoroti Direktur Eksekutif Walhi Berry Nahdian Furqon. Menurut Berry, dampak

52
jangka pendek dari pengerukan pasir laut adalah perubahan bentang alam. Hilangnya
sejumlah pulau kecil menyebabkan ekosistem laut yang sudah tertata rapi menjadi
rusak.“Dalam proses penambangan tingkat kekeruhan air sangat tinggi. Ini tidak bisa
ditoleransi. Terumbu karang tercemar, kematian biota laut di dalamnya pun tak bisa
dihindari. Hanya beberapa jenis biota yang bisa bertahan,” ujarnya. Berry
mengatakan, yang paling ditakutkan adalah kehancuran permanen. “Tidak mudah
mengembalikan eksistem laut seperti semula. Butuh waktu lama untuk
mengembalikan semua kerusakan,” terang pria yang dikaruniai dua anak
tersebut. Berry melanjutkan, pengerukan pasir laut juga menyebabkan abrasi pantai.
Wilayah Indonesia terus berkurang menyusul masuknya air laut ke daratan. Untuk
mengatasi masalah tersebut, Berry mengimbau para penegak hukum dan pemberi
perizinanan memberantas, serta menindak tegas pelaku penambangan pasir. “Jangan
mudah memberi perizinan. Sebaiknya kaji dulu dampak lingkungan yang akan terjadi
ke depan,” tegasnya.

H. ANALISIS KASUS BAB VIII

Batasan Daratan Indonesia Dengan Malaysia Mengenai Ambalat

Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menyatakan Presiden Jokowi telah


mengetahui ketegangan antara Indonesia dan Malaysia di Blok Ambalat, menyusul
laporan Panglima TNI bahwa sembilan pesawat tempur Malaysia sepanjang tahun ini
menerobos wilayah udara RI di kawasan itu.
“Sudah ada yang disampaikan Presiden ke Menteri Luar Negeri. Kedaulatan dijaga,
jangan dikompromikan,” kata Andi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/6).

Panglima TNI Jenderal Moeldoko sebelumnya telah mengirim surat resmi ke


Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Koordinator Politik Hukum dan
Keamanan, meminta pemerintah RI untuk segera mengirim nota protes kepada
Malaysia.) “Jadi (instruksi Jokowi agar) bertindak tegas kepada pemerintah Malaysia
terkait Ambalat,” ujar Andi.

TNI khawatir perilaku jet-jet tempur Malaysia yang kerap nyelonong masuk
Ambalat berujung pada lepasnya blok laut kaya minyak itu dari tangan Indonesia.
“Jika pemerintah tak melayangkan nota protes ke Malaysia, maka bisa terjadi seperti
Sipadan dan Ligitan. Alasan Malaysia (dalam kasus Sipadan dan Ligitan) adalah
karena mereka melintasi wilayah tersebut dan kita biarkan, tidak kita protes,” kata
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Fuad Basya.

Menurut Fuad, Malaysia hanya berani masuk Indonesia jika wilayah udara
Kalimantan dan Sulawesi tak dijaga. “Jika pesawat kita ada di sana, mereka tak mau
melakukan itu. Namun jika mereka tahu tak ada pesawat di Tarakan, mereka masuk.
Kalau kita kejar dari Jawa, mereka keburu hilang," kata dia.

Ambalat yang terletak dekat perbatasan Kalimantan Timur dengan Sabah,


Malaysia, merupakan blok laut kaya minyak seluas 15.235 kilometer persegi yang
terletak di Selat Makassar atau Laut Sulawesi.

53
Wilayah itu kerap menjadi biang keributan Indonesia dan Malaysia mulai
dekade 1960-an. Apalagi sejak 1979 Malaysia membuat peta tapal batas kontinental
dan maritim baru dengan memasukkan Blok Ambalat ke dalam wilayahnya sehingga
memicu protes RI.

54
BAB IV

KESIMPULAN

Pendidikan kewarganegraan sebenarnya dilakukan dan dikembangkan


diseluruh dunia, meskipun dengan berbagai macam istilah atau nama. Mata kuliah
tersebut sering disebut sebagai civic education, citizenship education, dan bahkan ada
yang menyebut sebagai democracy education. Mata kuliah ini memiliki peran yang
strategis dalam mempersiapkan warganegara yang cerdas, bertanggung jawab dan
berkeadaban. Berdasarkan rumusan “Civic International” (1995), disepakati bahwa
pendidikan demokrasi penting untuk pertumbuhan civic culture, untuk keberhasilan
pengembangan dan pemeliharaan pemerintahan demokrasi (Mansoer, 2005)

Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,


tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta surat keputusan Direktur Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, serta surat keputusan Direktur
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor
43/DIKTI/Kep/2006, tentang Rambu – rambu Pelaksanaan Kelompok mata kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi terdiri atas mata kuliah Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. Berdasarkan ketentuan
tersebutmaka kelompokmata kuliah pengembangan kepribadian tersebut wajib
diberikan di semua fakultas dan jurusan diseluruh perguruan tinggi di Indonesia.

Filsafat adalah suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai
kehidupan manusia. Secara etimologis istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani
“philein” yang artinya “cinta” dan “sophos” yang artinya “hikmah” atau
“kebijaksanaan” atau “wisdom”. Jadi secara harfiah istilah filsafat adalah
mengandung makna cinta kebijaksanaan. Jadi manusia dalam kehidupan pasti
memilih apa pandangan dalam hidup yang dianggap paling benar, paling baik dan
membawa kesejahteraan dalam kehidupannya, dan pilihan manusia sebagai suatu
pandangan dalam hidupnya itulah yang disebut filsafat.

Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia, mengandung


makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan serta
kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan dan Keadilan.

Dalam hubungannya dengan identitas nasional secara dinamis, dewasa ini


bangsa Indonesia harus memiliki visi yang jelas dalam melakukan reformasi, melalui
dasar filosofi bangsa dan negara yaitu bhineka tunggal ika, yang terkandung dalam
filosofi Pancasila. Masyarakat harus semakin terbuka, dan dinamis namun harus
berkeadaban serta kesadaran akan tujuan hidup bersama dalam berbangsa dan
bernegara. Dengan kesadaran akan kebersamaan dan persatuan tersebut maka
insyaAllah bangsa Indonesia akan mampu mengukir identitas nasionalnya secara
dinamis di dunia internasional. Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam
sistem pemerintahan, demokrasi juga melahirkan sistem yang bermacam-macam

55
seperti : pertama, sistem presidensial yang menyejajarkan antara parlemen dan
presiden dengan memberi dua kedudukan kepada presiden yakni sebagai kepala
negara dan kepala pemerintahan. Kedua, sistem parlementer yang meletakkan
pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri yang hanya berkedudukan sebagai
kepala pemerintahan dan bukan kepala negara , sebab kepala negaranya bisa diduduki
oleh raja atau presisden yang hanya menjadi simbol kedaulatan dan persatuan ; ketiga,
sistem referendum yang meletakkan pemerintahan sebagai bagian (badan pekerja)
dari parlemen. Di beberapa negara ada yang menggunakan sistem campuran antara
presidensial dengan parlementer, yang antara lain dapat dilihat dari sistem
ketatanegaraan di Perancis atau di Indonesia berdasar UUD 1945.

Dengan alasan tersebut, menjadi jelas bahwa asas demokrasi yang hampir
sepenuhnya disepakati sebagai model terbaik bagi dasar penyelenggaraan negara
ternyata memberikan implikasi yang berbeda diantara pemakai-pemakainya bagi
peranan negara.

Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian UUD,
karena pengertian UUD hanya meliputi konstitusi tertulis saja, dan selain itu masih
terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam UUD.

Pengertian rule of law dan Negara hukum pada hakikatnya sulit dipisahkan.
Ada sementara pakar mendeskripsikan bahwa pengertian Negara hukun dan rule of
law itu hamper dikatakan sama, namun terdapat pula sementara pakar menjelaskan
bahwa meskipin antara Negara hokum dan rule of law tidak dapat dipisahkan namun
masing-masing memiliki penekanan masing-masing. Menurut philipus m hadjon
misalnya bahwa Negara hokum yang menurut istilah bahasa belanda rechstaat lahir
dari suatu perjuangan menentang absolutism, yaitu dari kekuasaan raja yangb
sewenang-wenang untuk mewujudkan Negara yang didasarkan pada suatu peraturan
perundang undangan.
Geopolitik di artikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam
wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang di dorong aspirasi nasional geografik
suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau
tidak langsung kepada sistem politik suatu negara. Sebaliknya politik nrgara itu secara
langsungGeopolitik bertumpu pada geografi sosial, mengenai  situasi, kondisi dan
segala sesuatu yang di anggap relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara.
Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan
didalam upaya mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Dan Geostrategi
Indonesia adalah merupakan strategi dalam memanfaatk konstelasi geografi negara
Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana dalam mencapai
tujuan nasional bangsa Indonesia. Geostrategi Indonesia memberi arahan tentang
bagaimana merancang strategi pembangunan dalam rangka mewujudkan masa depan
yang lebih baik, aman, dan sejahtera.

56

Anda mungkin juga menyukai