Disusun Oleh:
Kelompok 1 (HKI B /Semester 2)
FAKULTAS SYARIAH
1445 H/2024 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayang-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai “Sejarah Singkat Perkembangan Civics dan Pendidikan
Kewarganegaraan” ini dengan sebaik mungkin. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi terakhir, penutup Para Nabi sekaligus satu-satunya Uswatun
Hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa pula saya ucapkan terimakasih
kepada Ibu Ayu Afridah, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Civics merupakan mata pelajaran yang menekankan kaidah tentang
warga negara dan pemerintahan serta hubungan antar warga negara dengan
warga negara ataupun warga negara dengan pemerintahan. Civics (Yunani)
yang berarti ilmu kewarganegaraan, namun secara etimologis berasal dari
bahasa latin Civicus yang berarti Citizen atau penduduk dari sebuah kota
(polis). Ilmu kewarganegaraan ini tentu saja sebagai sebuah disiplin ilmu yang
memiliki tujuan, metode, dan objek studi tertentu. Civics merupakan sarana
yang digunakan oleh pemerintahan Indonesia untuk membentuk warga negara
yang memiliki rasa nasionalisme serta patriotisme yang tinggi. Setiap negara
bertujuan memiliki warga negara yang baik, pemerintah berupaya
mewujudkannya dengan melakukan penyiapan program pendidikan bagi
warga negaranya yang salah satunya ialah PKn.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Civics dan PKn dalam Perkembangannya
Secara historis, pelajaran civics untuk pertama kalinya diperkenalkan di
USA pada tahun 1880-an. Civics diperkenalkan dalam kurikulum selama abad
ke-19. Ketika Sebagian besar imigran ke Amerika Serikat yang berasal dari
benua Eropa seperti Prancis, Inggris, Jerman, Belanda, Italia, Spanyol, Portugal
dan lain-lain. Dimana anak-anak mereka sedikit tau tentang Amerika itulah
sebabnya pemerintah Amerika berusaha mempersatukan bangsa Amerika
melalui kegiatan Pendidikan disekolah.
3
Perkembangan Civics di Indonesia:
4. PPKn (1994)
4
Metode ini menggunakan nilai tiap jenjang pendidikan dan kelas
serta seperempat tiap kelas untuk menggambarkan prinsip dan nilai
Pancasila. Materi pembelajaran yang dikembangkan berpedoman pada
pokok-pokok prinsip Pancasila. Tujuan pembelajaran juga berfungsi untuk
menanamkan sikap dan perilaku yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila,
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk memahami,
menghayati dan meyakini nilai-nilai Pancasila, dan menggunakannya
sebagai pedoman dalam berperilaku sehari-hari.
5. PKn (2003-sekarang)
5
Para generasi muda berpendapat bahwa smart and good citizen itu merupakan
warga negara, antara lain sebagai berikut:
1. Memahami akan hak dan kewajiban, dalam hal ini warga negara
memahami konsep benar dan salah, baik dan buruk serta konsep sesuatu
yang harus dilakukan dan tidak harus dilakukan. Hak dan kewajiban dapat
berkaitan dengan hak dan kewajiban pada negara artinya disini manusia
berkedudukan sebagai warga negara. Terdapat pula hak asasi manusia,
disini manusia berkedudukan sebagai makhluk sosial.
2. Mengetahui dan memahami nilai-nilai luhur bangsa yaitu Pancasila, dalam
hal ini sebagai smart and good citizen berarti haruslah mengetahui dan
memahami akan makna pada setiap sila Pancasila yang menjadi nilai-nilai
luhur bangsa. Selain itu, perlu juga melakukan penghayatan dan
penanaman dalam diri agar nilai-nilai luhur Pancasila ini melekat pada
sanubari warga negara sehingga dalam menjalankan kegiatan sehari-
harinya dapat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Segala bentuk kegiatan
yang didasari dengan nilai-nilai luhur Pancasila akan memberikan
pengaruh positif yang besar pada seluruh aspek kehidupan.
3. Mampu menegakan hukum, dalam hal ini sebagai smart and good citizen
harus memiliki kemampuan untuk mengkritisi segala kebijakan atau
peraturan yang ada sebelum menjalankan atau menaatinya dengan baik.
Untuk menegakkan hukum, diperlukan adanya penegakkan keadilan,
karena hukum dan keadilan memiliki keterkaitan yang sangat erat. Hukum
yang tidak berjalan seperti semestinya merupakan hukum yang tidak
menjunjung keadilan dan kebenaran.
4. Mampu menjaga ketahanan nasional, dalam hal ini smart and good citizen
mampu menjaga kesatuan dan keutuhan bangsa. Menjadi smart and good
citizen tidaklah menjadi individu yang senang memecah belah persatuan
bangsa dengan segala tindakannya, namun haruslah menjadi warga negara
yang senantiasa selalu berpartisipasi menjaga dan membela negaranya.
5. Memiliki ide-ide kreatif dan inovatif serta selektif, dalam hal smart and
good citizen memiliki cara berpikir yang kreatif dan inovatif dalam
6
memandang sesuatu. Sebagai smart and good citizen artinya mampu
secara aktif menyalurkan ide-ide kreatif dan inovatifnya untuk
memajukan, mencerdaskan dan mengembangkan bangsa. Smart and good
citizen pun dituntut untuk selektif dalam menerima berbagai informasi dan
budaya dari luar. Selektif dalam menerima informasi dapat menjaga
keutuhan bangsa, karena tidak jarang terdapat informasi yang palsu dan
budaya luar yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa, sehingga mampu
memecah belah kesatuan dan keutuhan bangsa.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Civics dalam bahasa Yunani berarti ilmu kewarganegaraan. Secara
historis, pelajaran civics untuk pertama kalinya diperkenalkan di USA pada
tahun 1880-an. Civics diperkenalkan dalam kurikulum selama abad ke-19.
Perkembangan pembelajaran civics di Amerika didasarkan pada teori
psikologi. Kaitannya dengan PKn maka teori ini mendukung pembelajaran
PKn yang secara umum harus ditekankan pada upaya melatih pikiran para
pelajar dengan menghafal (rote memory/memorization), mengarah dan
menasehati secara teratur dengan baik.
Smart and good citizen artinya yaitu warga negara yang cerdas dan baik.
Smart and good citizen ini merupakan hasil akhir yang diharapkan ketika ketiga
komponen utama pendidikan kewarganegaraan yang dilaksanakan dengan
baik. Ketiga komponen pendidikan kewarganegaraan tersebut adalah civic
knowladge (pengetahuan kewarganegaraan), civic skills (keterampilan
kewarganegaraan) dan civic dispositions (sikap kewarganegaraan).
8
3.2. Saran
Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan pengetahuan terkait dengan “Sejarah Singkat Perkembangan Civics Dan
Pendidikan Kewarganegaraan” serta tujuan-tujuan yang mempengaruhinya.
Khususnya yang kurang mengetahui lebih jauh tentang “Sejarah Singkat
Perkembangan Civics Dan Pendidikan Kewarganegaraan” maka perlu mempelajari
tentang Sejarah Singkat Perkembangan Civics Dan Pendidikan Kewarganegaraan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10