Disusun oleh:
1.SANIA ALFIA
KHAIRUNNISA (2207060037)
2.NITAYANI ( 2207060037)
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Saya sebagai penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan
saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Saya. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
COVER.................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I ..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN...........................................................................................2
BAB II .................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................................3
BAB III................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................9
A. KESIMPULAN........................................................................................................9
B. SARAN....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Theodore Brameld dalam karyanya “Cultural Foundation of Education” (1957)
menyatakan adanya keterkaitan yang erat antara pendidikan dengan kebudayaan berkenaan
dengan satu urusan yang sama, dalam hal ini ialah pengembangan nilai. Selain itu, Edward
B. Tylor dalam karyanya “Primitive Culture” (1929) menulis apabila kebudayaan
mempunyai tiga komponen strategis, yaitu sebagai tata kehidupan (order), suatu proses
(process), serta bervisi tertentu (goals), maka pendidikan merupakan proses pembudayaan.
Menurut Tylor, tidak ada proses pendidikan tanpa kebudayaan dan tanpa adanya
masyarakat. Sebaliknya, tidak ada kebudayaan dalam pengertian proses tanpa adanya
pendidikan. (Supriyoko, 14 - 18 Juli 2003)
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan
kebudayaan saling mempengaruhi. Selain itu, pendidikan mempengaruhi proses terjadinya
perubahan kebudayaan. Sedangkan kebudayaan menjadi dasar dari proses pendidikan.
Menurut Umar Tirtarahardja (2005 : 263), Pendidikan merupakan usaha sadar dalam
rangka menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya
sekarang dan yang akan datang. Sedangkan Kebudayaan (KBBI) merupakan hasil kegiatan
dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
Kebudayaan sebagai suatu hasil penciptaan yang sarat dengan nilai – nilai setiap bangsa
merupakan dasar dan jiwa dari pendidikan nasional bangsa. Oleh karena itu, pendidikan
nasional setiap bangsa akan berbeda-beda bergantung pada kebudayaan bangsa tersebut.
Pendidikan nasional Indonesia yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia
disusun dalam sebuah sistem pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional Indonesia
disusun berlandaskan kepada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasar pada Pancasila
dan UUD 1945 sebagai kristalisasi nilai-nilai hidup bangsa Indonesia. Penyelenggaraan
Sistem Pendidikan Nasional disusun sedemikian rupa, meskipun secara garis besar terdapat
persamaan dengan sistem pendidikan nasional bangsa lain. Hal ini dimaksudkan supaya
sesuai dengan kebutuhan akan pendidikan dari bangsa Indonesia yang secara geografis,
demografis, historis, dan kultural memiliki ciri khas. (Tirtarahardja & Sulo, 2005)
Sistem pendidikan nasional (sisdiknas) yang sudah dibangun sejak dahulu hingga
sekarang ini, pada kenyataannya belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan
tantangan global untuk masa mendatang. Era reformasi yang sudah berupaya merekontruksi
sisdiknas pun harus berhadapan dengan kepentingan-kepentingan kekuasaan. Selain itu,
program pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan yang disampaikan masih menjadi
masalah yang menonjol dalam dunia pendidikan Indonesia. (Kadir & dkk, 2012)
B. Rumusan masalah
1. Apa sejarah kurikulum di Indonesia?
2. Apa pengertian Pendidikan Nasional?
3. Apa pengertian sistem dan sistem pendidikan Nasional?
4. Apa unsur-unsur pokok pendidikan Nasional?
5. Apa Kelembagaan, Program, dan Pengelolaan Pendidikan Nasional?
6. Apa tujuan dan fungsi pendidikan Nasional?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui sejarah kurikulum di Indonesia
2. Mengetahui pengertian pendidikan Nasional
3. Mengetahui pengertian sistem dan pendidikan Nasional
4. Mengatahui unsur-unsur pokok pendidikan Nasional
5. Mengetahui kelembagaan, program, dan pengelolaan pendidikan Nasional
6. Mengetahui tujuan dan fungsi pendidikan Nasional
BAB II
PEMBAHASAN
Bagi kebanyakan masyarakat kita, barangkali sebagian besar dari mereka pada
umumnya belum mengetahui secara rinci bagaimana sejarah perjalanan kurikulum yang
digunakan pada sistem pendidikan di negara kita. Pemahaman mereka pada umumnya
hanya terbatas pada pengertian bahwa kurikulum yang digunakan di sekolah saat ini
adalah kurikulum yang tidak pernah mengalami perubahan. Padahal selama ini Indonesia
telah melakukan beberapa kali pergantian kurikulum yang digunakan. Dalam artikel ini
akan digambarkan secara singkat kronologis pemberlakuan kurikulum pendidikan di
Indonesia sejak kemerdekaan hingga saat ini.
Berikut adalah deskripsi singkat sejarah perjalanan kurikulum yang pernah digunakan
dalam dunia pendidikan di tanah air.
1. Kurikulum 1947
Karena kurikulum ini lahir dikala Indonesia baru merdeka, maka pendidikan yang
diajarkan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka,
berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Fokus Rencana Pelajaran
1947 tidak menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan watak,
kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
2. Kurikulum 1952
3. Kurikulum 1964
Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pada 1964, yang
dinamakan Rencana Pendidikan 1964. Kurikulum ini bercirikan bahwa pemerintah
mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan
pada jenjang SD. Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu
pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keprigelan (keterampilan), dan
jasmani.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum pertama pada era orde baru. Bersifat politis dan dimaksudkan untuk
menggantikan Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk orde lama.
Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada
pelaksanaan UUD 1945 secara murni.
5. Kurikulum 1975
6. Kurikulum 1984
7. Kurikulum 1994
8. Kurikulum 2004
9. Kurikulum 2006
Kurikulum 2013 hingga saat ini masih berlaku dan diterapkan di sekolah-sekolah
Indonesia.
1. Kelembagaan Pendidikan
Dalam kelembagaan pendidikan,hal yang akan dibahas yaitu jalur pendidikan dan
jenjang pendidikan. Pembahasan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Jalur Pendidikan
Penyelenggaraan Sisdiknas berdasarkan UU RI No. 2 Tahun 1989 dibedakan
menjadi dua jalur yaitu:
Jalur Pendidikan Sekolah
Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan disekolah
melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan (pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi). Ciri-ciri jalur pendidikan formal
yaitu : Sifatnya formal; Diatur berdasarkan ketentuan pemerintah; dan Mempunyai
keseragaman pola yang bersifat nasional.
Jalur Pendidikan Luar Sekolah (PLS)
Jalur pendidikan luar sekolah (PLS) merupakan pendidikan yang bersifat
kemasyarakatan yang dilaksanakan diluar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar
yang tidak berjenjang dan tidak berkesinambungan, seperti kepramukaan, berbagai
kursus, dan lain-lain. PLS memberikan kemungkinan perkembangan sosial, kultural
seperti bahasa dan kesenian, keagamaan, dan keterampilan yang dapat dimanfaatkan oleh
anggota asyarakat untuk mengembangkan dirinya dan membangun masyarakatnya.
Pendidikan Luar Sekolah memiliki sifat tidak formal – dalam arti tidak ada
keseragaman pola yang bersifat nasional – dan modelnya sangat beragam. Dalam
hubungan ini, pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur PLS yang
diselenggarakan dalam keluarga yang fungsi utamanya menanamkan keyakinan agama,
nilai budaya dan moral, serta keterampilan praktis. (Kadir & dkk, 2012)
Sedangkan menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 13, jalur
pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling
melengkapi dan memperkaya. Pendidikan tersebut diselenggarakan dengan sistem
terbuka melalui tatap muka dan/atau melalui jarak jauh.
b. Jenjang Pendidikan
Berdasarkan UUSPN No. 2 Tahun 1989, Jenjang pendidikan adalah suatu tahap
dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan
peserta didik serta keluasan dan kedalaman dalam pengajaran. Sedangkan menurut
UUSPN No. 20 Tahun 2003, jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai,
dan kemampuan yang dikembangkan.
Dalam Sisdiknas terdapat tiga jenjang pendidikan yaitu:
1) Jenjang Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberi bekal dasar yang diperlukan
untuk hidup dalam masyarakat. Bekal tersebut berupa pengembangan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan dasar. Berdasarkan UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 17, Pendidikan
dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Pendidikan Dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau
bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain sederajat.
Oleh karena itu, pendidikan dasar menyediakan kesempatan bagi seluruh warga negara
untuk memperoleh pendidika dasar. Selain itu, setiap warga negara diwajibkan
menempuh pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.
2) Jenjang Pendidikan Menengah
Berdasarkan UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 18, Pendidikan Menengah
merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan
menengah umu dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk
Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
3) Jenjang Pendidikan Tinggi
Berdarkan UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 19, Pendidikan tinggi merupakan
jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan
diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka.
Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkandan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian. Oleh karena itu, dalam rangka untuk mencapai tujuan tersebut,
lembaga pendidikan tinggi melaksanakan misi “Tridarma” pendidikan tinggi yang
meliputi : pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat dalam
ruang lingkup tanah air Indonesia sebagai kesatuan wilayah pendidikan nasional. (Kadir
& dkk, 2012).
Pendidikan tinggi juga berfungsi sebagai jembatan antara pengembangan bangsa
dan kebudayaan nasional dengan perkembangan internasional. Untuk itu, dengan tujuan
kepentingan nasional, pendidikan tinggi secara terbuka dan selektif mengikuti
perkembangan kebudayaan yang terjadi diluar Indonesia untuk diambil manfaatnya bagi
pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional. Untuk dapat mencapai tujuan dan
kebebasan akademik, dalam melaksanakan misisnya di lembaga pendidikan tinggi
berlaku kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuwan dan otonomi dalam
pengelolaan lembaganya sebagaimana termaktub dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003
Pasal 24.
2. Program dan Pengelolaan Pendidikan
Program Pendidikan dan Pengelolaan Pendidikan di tuangkan dalam jenis
program pendidikan yang termasuk dalam jalur pendidikan sekolah serta kurikulum
program pendidikan.
a) Jenis Program Pendidikan
Program pendidikan yang termasuk dalam jalur pendidikan sekolah terdiri atas :
1. Pendidikan Umum, merupakan pendidikan yang mengutamakan perluasan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang di wujudkan
pada tingkat-tingkat akhir masa pendidikan. Pendidikan umum berfungsi sebagai
acuan umum bagi jenis pendidikan lainnya. Pendidikan ini berorientasi pada
kecakapan hidup general, eksistensi diri, potensi diri, berpikir kritis, kreatif, dan
kecakapan akademik. Pendidikan umum meliputi SD, SMP, SMA, dan Universitas.
2. Pendidikan kejuruan, merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk
dapat bekerja pada bidang pekerjaan tertentu. Seperti bidang teknik, tata boga dan
busana, perhotelan, kerajinan, administrasi perkantoran, dll. Pendidikan kejuruan
berorientasi pada kecakapan vokasional. Bentuk lembaganya meliputi STM/SMK,
SMTK, SMIP, SMIK.
3. Pendidikan Luar Biasa, merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk
peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental. Bentuk lembaga
pendidikannya berupa Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB). Sedang untuk pengadaan
gurunya disediakan Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) setara dengan
Diploma III.
4. Pendidikan Kedinasan, merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai atau
calon pegawai suatu departemen pemerintahan atau lembaga pendidikan
nondepartemen. Pendidikan kedinasan dapat terdiri dari pendidikan tingkat menengah
seperti SPK dan pendidikan tingkat tinggi seperti IPDN (Institut Pemerintahan Dalam
Negeri).
5. Pendidikan Keagamaan. Berdasarkan UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 30 disebutkan
bahwa :
Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok
masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau
menjadi ahli ilmu agama.
Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal,
nonformal, dan informal.
Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman,
pabhajasamanera, dan bentuk lain yang sejenis.
Ketentuan mengenai pendidikan keagamaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Jadi, pendidikan keagamaan merupakan pendidikan khusus yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat melaksanakan peranan yang menurut
penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama. Pendidikan keagamaan dapat
terdiri dari tingkat pendidikan dasar (MI), tingkat pendidikan menengah (Tsanawiyah,
Aliyah), dan tingkat pendidikan tinggi (seperti IAIN sekarang UIN, Institut Hindu
Darma, dsb). Berdasarkan ini berarti pendidikan keagamaan ada yang sepenuhnya
memberikan pendidikan agama dan pendidikan umum yang setara dengan pendidikan
umum yang setingkat. (Kadir & dkk, 2012)
b) Kurikulum Program Pendidikan
Berdasarkan UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 19, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
F. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Nasional
a. Tujuan pendidikan nasional adalah
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, agar
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Alhamuddin. 2014. Sejarah Kurikulum
Indonesia.https://binus.ac.id/character-building/2020/12/sejarah-perjalanan-kurikulum-
pendidikan-indonesia/