Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGEMBANGAN KONSEP IPS DI SD


“Sejarah Perkembangan Kurikulum IPS di Indonesia dan Dunia”
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Yulia, M.Pd.

C21C

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Amnah Maharani Sakariah (210407552030)

Andi Cahyani Bakri (210407552025)

Annisa Apriana (210407552027)

Ummul Khaerah (210407552024)

Wahyu Wirayudha Linopadang (210407551026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Adapun tujuan penulis makalah ini yaitu
untuk memenuhi tugas dari mata kuliah “Pengembangan Konsep IPS di SD” serta
menambahkan wawasan saya mengenai materi yang telah diberikan dosen.
Tak lupa juga kami mengucapan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena Kami berharap dengan
makalah ini bisa menambahkan wawasan dan berguna bagi pembaca.

Parepare, 10 September 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II ................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Sejarah Dari Perkembangan Kurikulum Ips Yang Ada Di Indonesia ............. 3

B. Sejarah Dari Perkembangan Kurikulum Yang Ada Di Dunia. ..................... 10

BAB III.............................................................................................................. 16

PENUTUP ......................................................................................................... 16

A. Kesimpulan ............................................................................................... 16

B. Saran ......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum berasal dari kata eurie (pelari) dan curere (tempat
berpacu). dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga. Pada saat itu
kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorangpelari
mulai dari star sampai finish untuk memperoleh mendali/penghargaan.
Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi
sejumlah mala pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa
dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan
dalam bentuk ijazah.
Ilmu pengetahuan sosial yang disingkat IPS dan pendidikan ilmu
pengetahuan sosial yang yang sering kali disingkat Pendidikan IPS atau
PIPS merupakan dua istilah yang sering diucapkan atau dituliskan dalam
berbagai karya akademik secara tumpang tindih (overlaving). Istilah IPS di
Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan
komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem
pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum
tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran yang
integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata
pelajaran ilmu sosial lainnya. Nama IPS ini sejajar dengan nama mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang disingkat IPA sebagai integrasi dari
namamala pelajaran Biologi, Kimia, Fisika.
Perkembangan Social Studies di dunia khususnya di Amerika Serikat telah
banyak memengaruhi pemikiran Pendidikan IPS (PIPS) di Indonesia.
Keberadaan PIPS dalam sistem pendidikan di Indonesia tidak dapat
dipisahkan dari sistem kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia. Seperti

1
2

telah dikemukakan oleh sejumlah pakar bahwa secara embriorik kurukuler,


PIPS di lembaga pendidikan formal atau sekolah di Indonesia pernah dimuat
dalam kurikulum tahun 1947, kurikulum berpusat mata pelajaran terurai
tahun 1952, kurikulum tahun 1964, dan kurikulum tahun 1964. Baru dalam
kurikulum tahun 1975, kurikulum 1984, dan kurikulum tahun 1994, PIPS
telah menjadi salah satu mata pelajaran yang berdiri sendiri pada jenjang
pendidikan Dasar dan Menengah yang disesuaikan dengan karakteristik
atau kenutuhan peserta didik.
Sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, maka tidak ada lagi kurikulum
yang bersifat terpusat (kurikulum nasional). Menurut PP tersebut,
penyusunan kurikulum menjadi kewenangan satuan pendidikan Oleh
karena itu. kurikulum yang berlaku adalah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Pemerintah pusat yang menegaskan kepada Badan
Stabdar Nasional Pendidikan (BSNP) hanya memiliki kewenangan
menyusun Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang
mulaqi tahun 2006 diterbitkan dalam bentuk Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) Nomor 22 tentang Standar Isi (SI) dan Nomor 23
tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Sejarah Dari Perkembangan Kurikulum Yang Ada Di
Indonesia?
2. Bagaimanakah Sejarah Dari Perkembangan Kurikulum Yang Ada Di
Dunia?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Sejarah Dari Perkembangan Kurikulum
Ips Yang Ada Di Indonesia.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Sejarah Dari Perkembangan Kurikulum
Ips Yang Ada Di Dunia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Dari Perkembangan Kurikulum Ips Yang Ada Di Indonesia


Pada mulanya, kurikulum dipopulerkan dalam dunia olah raga pada
zaman Romawi Kuno di Yunani. Dalam bahasa Latin, kurikulum berasal
dari kata kerja currere yang artinya berpacu atau berlari. Kurikulum
diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Sedangkan dalam
dunia pendidikan, kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh atau diselesaikan oleh peserta didik untuk memperoleh
ijazah.(Hidayat, 2020)
Secara terminologis, istilah kurikulum yang digunakan dalam dunia
pendidikan mengandung pengertian sebagai sejumlah pengetahuan atau
mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik untuk
mencapai satu tujuan pendidikan atau kompetensi yang ditetapkan. Tanda
atau bukti bahwa seorang peserta didik telah mencapai standar kompetensi
tersebut adalah dengan ijazah atau sertifikat yang diberikan kepada peserta
didik. lmu Pengetahuan Sosial merupakan penyederhanaan dari disiplin
ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang diorganisir, disajikan secara ilmiah
dan psikologis untuk mencapai tujuan pendidikan. Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan kerjasama disiplin ilmu pendidikan dengan ilmu-ilmu sosial
untuk tujuan pendidikan, yaitu adanya seperangkat kemampuan: (a)
memilih (menyederhanakan) bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu
sosial dan humaniora untuk tujuan pendidikan, (b) mengorganisasikan
bahan pendidikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan, (c)
menyajikan (metode) pendidikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan, dan (d) mengevaluasi hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
(Rahmad, 2016). Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk
mempersiapkan warganegara yang memiliki keterampilan sosial, spiritual,
moral, individual dan vakasional yang memadai sesuai dengan Pancasila

3
4

dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Berkenaan dengan itu maka praktik
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mesti diupayakan pada proses
pelatihan pemecahan masalah-masalah sosial yang terjadi dalam
lingkungan masyarakatnya sehingga memiliki kemampuan untuk
mengambil keputusan dalam setiap masalah yang dihadapinya. (Hidayat,
2020)

Adapun sejarah perkembangan kurikulum IPS di Indonesia


1. Kurikulum IPS tahun 1974-1975
Konsep pendidikan IPS untuk pertamakalinya masuk kedunia
persekolahan di Indonesia terjadi pada tahun 1972-1973, yakni dalam
Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP
Bandung (Huriah Rachmah,2014:43). Sejalan dengan hal itu Sapriya
(2017:11) berpendapat bahwa Pendidikan IPS di Indonesia tidak dapat
dipisahkan dari dokumen Kurikulum 1975 yang memuat IPS sebagai
mata pelajaran untuk pendidikan di sekolah dasar dan menengah. Pada
kurikulum SMP tahun 1974, IPS meliputi disiplin ilmu Geografi,
Sejarah, dan Ekonomi sebagai disiplin ilmu utama. Sedangkan disiplin
ilmu sosiologi, politik dan antropologi sebagai mata pelajaran
pendamping (Hamid Hasan, 1996:37). Gagasan pendidikan IPS di
Indonesiapun banyak mengadopsi dan mengadaptasi dari sejumlah
pemikiran perkembangan social studies yang terjadi diluar
negeri.Perkembangan pendidikan IPS selanjutnya adalah terjadi pada
kurikulum tahun 1974 yang kemudian disempurnakan kembali pada
tahun 1975.
Menurut Winataputra dalam Sapriya (2017:42) kurikulum 1975
menampilkan pendidikan IPS dalam empat profil. Profil tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Pendidikan Moral Pancasila menggantikan pendidikan
kewargaan Negara sebagai suatu bentuk pendidikan IPS khusus
yang mewadahi tradisi citizenship transmission.
5

2) Pendidikan IPS terpadu (integrated) untuk sekolah dasar.


3) Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SMP yang menempatkan
IPS sebagai konsep payung yang menaungi mata pelajaran
geografi, sejarah dan ekonomi koperasi.
4) Pendidikan IPS terpisah-pisah yang mencakup mata pelajaran
sejarah, geografi, dan ekonomi untuk SMA, atau sejarah dan
geografi untuk SPG.

2. Kurikulum IPS tahun 1984-1990


Pendidikan IPS pada kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan
kurikulum sebelumnya yaitu pendidikan IPS pada kurikulum 1974.
Dalam kurikulum 1984 nama IPS hanya digunakan untuk menyebutkan
nama mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar MI/SD dan
MTs/SMP, sama seperti kurikulum 1974 (Rudy Gunawan, 2016:32).
Berbeda dengan pendidikan IPS pada tataran sekolah menengah atas
(SMA) yang sudah menggunakan disiplin ilmu itu sebagai penamaan
mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Pendekatan atau bentuk pengajaran yang digunakan adalah
pendekatan integratif dan pendekatan struktural untuk IPS jenjang SMP
dan pendekatan disiplin yang terpisah (separated disciplinary approach)
untuk IPS jenjang SMA (Hamid Hasan, 1996:44). Pendekatan integratif
yang dimaksud pada waktu itu adalah pembelajaran sesuai dengan
realita dilapangan atau dunia nyata dimana fenomena di dunia nyata
terjadi tanpa adanya batas-batas yang jelas. Sedangkan pada tataran
sekolah menengah atas (SMA), pendidikan IPS disajikan secara terpisah
dalam arti jelas batasan-batasan materi yang diberikan, dan memiliki
GBPP masing-masing mata pelajaran sesuai dengan disiplin ilmu yang
disajikan. Konsep IPS dalam kurikulum berkembang sampai dengan
tahun 1990an. Perkembangan pendidikan IPS pada tahun 1990an
mempunyai dua konsep yakni:
6

1) IPS yang diajarkan dalam tradisi ”citizenship transmission”


dalam bentuk mata pelajaran pendidikan pancasila,
kewarganegaraan dan sejarah nasional.
2) Pendidikan IPS yang diajarkan dalam tradisi “social science”
dalam bentuk pendidikan IPS terpisah dari SMU, yang
terkonfederasi di SLTP, dan yang terintegrasi di SD (Huriah
Rachmah,2014:44)

3. Kurikulum Ips tahun 1994


Pendidikan IPS pada kurikulum 1994 mengalami perubahan akibat
diberlakukanya undang-undang sisdiknas nomor 2 tahun 1989.
Dalamundang-undang ini dilakukan pengkajian tentang mata pelajaran
IPS terutama pada perubahan mata pelajaran Pendidikan Moral
Pancasila (PMP) menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn). Selain itu pada kurikulum ini disusun konten pendidikan IPS
yang menurut Sapriya(2017:43) memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Mata pelajaran IPS untuk SD masih tetap menggunakan
pendekatan terpadu (integrated) dan berlaku untuk kelas III s/d
VI sedangkan untuk kelas I dan II tidak secara eksplisit mata
pelajaran yang berdiri sendiri. Selian itu matapelajaran dibagi
atas dua bagian, yakni materi sejarah dan materi pengetahuan
social.
2) Mata pelajaran IPS tidak mengalami perubahan pendekatan
artinya masih bersifat terkonfederasi (corelated) yang mencakup
geografi, sejarah, dan ekonomi koperasi.
3) Mata pelajaran IPS untuk SMA menggunakan pendekatan
terpisah-pisah (separated) atas mata pelajaran sejarah nasional
dan sejarah umum.
7

Merujuk pendapat di atas dapat memberikan gambaran


bahwa pendidikan IPS pada kurikulum 1994 didesain berbeda antara
jenjang SD, SMP dan SMA. Meski demikian kalau dicermati konten
materi yang disampaikan, untuk jenjang SD dan SPM dimana
pendekatan yang digunakan adalah terintegrasi, namun masih
nampak pemisahan materi IPS dalam kurikulum. Artinya pendidikan
IPS belum sepenuhnya diberikan secara terpadu. Sedangkan untuk
jenjang SMA tetap diberikan secara terpisah.

4. Kurikulum IPS tahun 2006


Pendididikan IPS pada tahun 2006 mengalami perubahan di
beberapa konten materi IPS. Pengkajian dimulai sejak tahun sebelumya
dimana para pakar pendidikan melakukan pengkajian tentang proses
pembelajaran yang kemudianmemunculkan kopsep pembelajaran untuk
mengganti istilah mengajar. Pembelajaran mengedepankan konsep
penguasaan materi minimal yang diukur menggunakan KKM oleh siswa
yang kemudian disebut dengan pembelajaran berbasis kompetensi dan
pembelajaran tuntas (mastery learning). Hasil pemikiran tersebut
kemudian memunculkan konsep itu dalam pembentukan kurikulum
sebelumnya yang tidak bertahan lama yaitu kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) yang digagas tahun 2003, implementasi tahun 2004.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) berjalan selama dua tahun yang
kemudian dilakukan peninjauan ulang sehingga memunculkan
kurikulum 2006 yang disebut dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini diperkuat dengan dikeluarkanya
undang-undang sisdiknas baru yang disahkan yaitu undang-undang
sisdiknas nomor 20 tahun 2003. Perkembanganya kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) secara teknis didukung dengan munculnya
permen nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi. Dalam permen ini
dimuat materi yang distandarkan dengan menggunakan istilah Standar
Komptensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). SK dan KD merupakan
standar yang dibuat oleh pemerintah dimana dalam menyampaikan
8

muatan materi oleh guru kepada siswa tidak boleh dikurangi namun
dapat ditambah dan dikembangkan sesuai dengan kemampuan dan
karakteristik peserta didik di masing-masing sekolah.

Pada kurikulum ini mata pelajaran IPS jenjang SD belum mencakup


dan mengakomodasi seluruh disiplin ilmu sosial. Namun ada ketentuan
bahwa melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat
menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan
bertanggungjawab, serta warga dunia yang cinta damai (Sapriya,
2017:194). Pendidikan IPS yang disampaikan sudah mulai diberikan
sejak kelas I sampai kelas VI dengan menggunakan pendekatan
integrated yang dikaitkan dengan kehidupan nyata. Pendidikan IPS
untuk jenjang SMP diberikan secara terintegrasi namun belum
mencakup dan mengakomodasi seluruh disiplin ilmu sosial. Cakupan
pendidikan IPS di SMP disebut dengan istilah IPS terpadu, dengan
memadukan materi geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi. Meski
menggunakan istilah terpadu dan guru dibekali dengan satu buku IPS
terpadu, namun dalam pelaksanaanya proses pembelajaran belum
terpadu. Materi IPS terpadu masih disampaikan secara terpisah sesuai
dengan pembagian pada SK dan KD pada mata pelajaran IPS. Jenjang
SMA pendidikan IPS tetap diberikan secara terpisah (separated). Hal ini
berarti materi pelajaran dikembangkan dan disusun mengacu pada
beberapa disiplin ilmu sosial secara terpisah. Dalam dokumen
permendiknas (2006), IPS untuk SMA dan MA lebih Merupakan
rumpun, sedangkan nama mata pelajaran adalah nama disiplin ilmu
sosial tradisional” yakni sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan
antropologi. Sedangkan di SMK nama IPS adalah nama mata pelajaran
seperti di SD dan SMP (Sapriya, 2017:208).
9

5. Kurikulum IPS tahun 2013


Perkembangan kurikulum selanjutnya terjadi pada tahun 2013.
Pemerintah melakukan peninjauan dan kemudian menyusun kurikulum
yang bersifat keterbaruan. Perkembangan kurikulum 2013 dalam tataran
implementasi banyak dipengaruhi oleh perubahan regulasi di tataran
pemerintahan pusat yaitu pergantian Kepala Negara Indonesia dan
kelengkapan pimpinan pemerintah lainya. Hal ini berdampak pada
perbedaan pandangan terhadap pembuat kurikulum 2013 dengan
penentu kebijakan pemerintah yang baru dibentuk, sehingga kurikulum
2013 belum sepenuhnya diimplementasi sudahdilakukan revisi yaitu
dengan dikeluarkanya Permendikbud RI No. 24 tahun 2016 tentang
kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013.
Perubahan yang terjadi pada pemberian istilah yaitu standar kompetensi
menjadi kompetensi inti. Jika dilihat perbedaanya terletak pada titik
tekanya, dimana kompetensi inti ada penekanan sikap spiritual yang
harus dimiliki oleh para lulusan.
Mata pelajaran pendidikan IPS pada kurikulum 2013, sudah lebih
mengalami pengintegrasian materi terutama di sekolah dasar dan
menengah pertama. Lebih terpadu dalam proses pembelajaranya.
Menggunakan model keterpaduan integrated yang merupakan model
keterpaduan yang mana suatu tema merupakan topik-topik yang
beririsan dan tumpang tindih dari bidang-bidang keilmuan (Depdiknas,
2011). Sedangkan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) materi
pendidikan IPS masih tetap disampaikan secara terpisah atau secara
parsial yang salah satu tujuanya adalah untuk mempersiapkan dan
membekali peserta didik kejenjang berikutnya yaitu perguruan tinggi.
10

B. Sejarah Dari Perkembangan Kurikulum Yang Ada Di Dunia.


Social Studies di Amerika Serikat dikenal mulai awal tahun 1900-an
dalam bentuk Studi Sejarah, Pemerintahan, dan Geografi. Pada awal-awal
tahun tersebut terdapat keterbatasan sumber daya kurkulum dan pasokan
buku-buku teks materi ajar social studies hampir di setiap negara bagian.
Muncul dan tumbuhnya penelitian tentang pendidikan pada sekitar tahun
1950-an dan 1960-an menyebabkan para guru lebih fokus pada pengajaran
yang memberikan pemahaman tentang konsep-konsep, generalisasi dan
keterampilan intelektual bukan sekadar memberikan pelajaran yang
dirancang untuk memberikan sekumpulan pengetahuan factual (Dasar et al.,
2019). Kemudian, pertumbuhan organisasi profesi disetiap negara bagian
dan nasional juga mulai berperan dalam membangun persiapan kurikulum
dan standarisasi guru. Perubahan tersebut secara dramatis muncul pada
akhir 1980-an dan awal 1990-an.(Endayani, 2018) kurikulum sekolah
adalah di Rugby, Inggris pada tahun 1827, sekitar setengah abad setelah
revolusi industri (abad-18). Revolusi industri abad ke-18 ditandai dengan
perubahan penggunaan tenaga manusia menjadi tenaga mesin. Di Amerika
IPS secara formal dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah pada tahun 1892
di negara bagian Wisconsin. Latar belakang dimasukkannya IPS ke dalam
kurikulum sekolah di Amerika Serikat ber- beda dengan di Inggris, IPS
dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah di Amerika Serikat disebabkan
perbedaan ras yang ada di Amerika Serikat. Penduduk Amerika Serikat
terdiri dari berbagai macam ras diantaranya ras Indian yang merupakan
penduduk asli, ras kulit putih yang datang dari Eropa dan ras Negro yang
didatangkan dari Afrika untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan
negara tersebut. Pada awalnya penduduk Amerika Serikat yang multi ras
tidak menimbulkan masalah. Baru setelah berlangsung Perang Saudara
Antara utara dan selatan atau yang dikenal dengan Perang Budak yang
berlangsung tahun 1861-1865, di mana pada saat itu Amerika Serikat siap
untuk menjadi kekuatan dunia, mulai terasa adanya kesulitan, karena
penduduk yang multiras tersebut merasa sulit untuk menjadi satu bangsa.
11

Selain itu juga adanya perbedaan sosial ekonomi yang sangat tajam. Para
pakar kemasyarakatan dan pendidikan berusaha keras untuk menjadikan
pen- duduk yang multi ras tersebut menjadi merasa satu bangsa yaitu bangsa
Amerika. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memasukkan Social
Studies ke dalam kurikulum sekolah di negara bagian Wisconsin pada tahun
1892. (Endayani, 2018)

Pada tahun 1960-an setelah timbul suatu gerakan akademis yang


mendasar di Amerika Serikat, yang secara khusus dapat dipandang sebagai
suatu gerakan revolusi dalam IPS yang dipelopori oleh para sejarawan dan
ilmuwan sosial lainnya. Dalam kondisi dinamis, kelom- pok ilmuwan ini
tampaknya begitu antusias tertarik terhadap IPS. Hal ini di- tunjang oleh
pemerintah federal yang menyediakan dana memadai untuk pengembangan
proyek kurikulum baru, maka para ahli tersebut dapat bekerja sama dalam
mewujudkan gerakan pendi- dikan tersebut untuk memperoleh suatu produk
pembaruan pendidikan yang disebut dengan The New social studies.
Akar sejarah IPS di Amerika Serikat dibuktikan dengan
dipublikasikannya karya akademis oleh National Council for the Social
Studies (NCESS). Pertemuan organisasi tersebut pertama kali dilak-
sanakan pada tanggal 20-30 November 1935. Dalam pertemuan tersebut di-
sepakati bahwa kurikulum IPS pada dasar- nya bersandar pada ilmu ilmu
sosial. Dalam periode berikutnya pada tahun 1940 sampai 1950-an, IPS
seolah- olah mendapat guncangan terutama dari kelompok ilmu sejarah,
ekonomi, geog- rafi dan ahli ilmu sosial lainnya. Beberapa nama tokoh
berpengaruh seperti Bruce Frazee (seorang Profesor pendidikan pada
Universitas Trinity), James Leming (se- orang mantan presiden social
science education consortium, dan Diane Ravitch (Profesor riset pendidikan
pada univer- sitas New York), semuanya terlibat dalam kritik keras terhada
Bahkan seorang Profesor bernama Francis de Sales ingin tetap
mengembangkan keilmuan masing- masing ilmu sosial tanpa pengupayaan
korelasi, apalagi integrasi dalam suatu kurikulum pendidikan di Amerika
Serikat.p dilanjutkannya pengembangan kurikulum pembelajaran IPS di
12

sekolah-sekolah. Bahkan seorang Profesor bernama Francis de Sales ingin


tetap mengembangkan keilmuan masing- masing ilmu sosial tanpa
pengupayaan korelasi, apalagi integrasi dalam suatu kurikulum pendidikan
di Amerika Serikat.Dalam perseteruan tersebut tampak sejumlah kecemasan
dari kelompok per- tama terhadap kemungkinan-kemung- kinan anak didik
tumpul dalam penguasa- an disiplin ilmu-ilmu sosial. Selanjutnya dalam
perkembangan tahun 1970-an IPS masih belum stabil karena adanya tarik-
menarik kelompok antara dua isi IPS. Bina Putra dan darojat
mengemukakan benturan itu terjadi mengenai perlu tidaknya indoktrinasi,
tujuan pembela- jaran yang saling bertentangan dan per- tikaian mengenai
isi pembelajaran.
Gerakan yang paling kuat pemicunya adalah pemikiran Jerome
Bruner dalam bukunya "The Process of Education" yang dengan tegas
berargumentasi bahwa betapa pentingnya mengajarkan struktur ilmu di
sekolah-sekolah. Ia berangkat dari suatu pendirian bahwa pembelajaran
apapun dan topik apa pun dapat diajarkan kepada setiap anak pada tingkat
per- kembangan manapun.(Suastika, 2021)
Jika dilihat dari visi, misi, dan strateginya, menurut Barr, Barth dan Shermis,
IPS telah dikembangkan dalam tiga tradisi yaitu:
1) IPS diajarkan sebagai transmisi ke- warganegaraan: transmisi
kewarga- negaraan ialah tradisi pembelajaran IPS yang menekankan
pada pewarisan nilai-nilai kepada peserta didik agar mereka
memiliki pedoman dalam berperilaku dan menjadi warga negara
yang baik.
2) IPS diajarkan sebagai ilmu sosial: bertujuan menciptakan warga
negara yang menguasai cara berpikir para ahli ilmu sosial. Cara
berpikir tersebut berhasil melahirkan ahli-ahli riset yang mengetahui
bagaimana meng- interpretasikan dan menggunakan pengetahuan
sosial yang dapat melihat dan membedakan masalah.(Suastika,
2021)
13

3) IPS diajarkan sebagai reflektif inquiry: Inquiry merupakan tradisi


pembela- jaran IPS yang mengajak guru dan murid untuk
bekerjasama meng- identifikasi satu masalah yang cocok untuk
mereka dan masyarakat. Masalah yang dipilih sesuai dengan minat
siswa, memiliki fakta dan nilai- nilai yang relevan karena akan diuji
dalam kriteria tertentu.(Suastika, 2021)

Adapun sejarah kurikulum Ips di Dunia :

1) Sejarah IPS di Inggris


Ilmu Pengetahuan Sosial masuk pertama kali dalam
kurikulum sekolah di Inggris pada tahun 1827 yang di temukan oleh
Rubgy. Pada revolusi industri tepatnya abad ke -18 ditandai dengan
adanya perubahan penggunaan, yang tadinya menggunakan tenaga
manusia menjadi tenaga mesin. Berbeda dengan Amerika, Ilmu
Pengetahuan Sosial masuk ke dalam kurikulum sekolah pada tahun
1892 secara formal di negera bagian Wisconsin. Latar belakang
masuknya pendidikan IPS ke dalam kurikulum sekolah di Amerika
Serikat berbeda dengan yang ada di Inggris (Rudi Gunawan, 2013).
2) Sejarah Ips di Amerika
Perbedaan ras yang ada di Amerika Serikat menyebabkan
IPS dimasukkan ke kurikulum sekolah yang ada di Amerika Serikat.
Beragamnya penduduk di AS yang terdiri dari berbagai ras.
Penduduk AS yang multi ras awalnya tidak menyebabkan masalah.
Namun setelah Perang Saudara Antara utara dan selatan (Perang
Budak) pada tahun 1861-1865, yang saat itu AS sedang bersiap
menjadi kekuatan dunia, merasa kesusahan dikarenakan
penduduknya yang multiras sulit menyatu menjadi satu bangsa.
Selanjutnya, selain perbedaan ras terdapat juga perbedaan sosial-
ekonomi yang tajam. Sejumlah pakar pendidikan dan
kemasyarakatan mengupayakan agar masyarakat yang multi ras
tersebut menjadi satu bangsa, yaitu Amerika. Cara yang ditempuh
14

salah satunya yaitu menyalurkan Social Studies ke kurikulum


sekolah pada negara bagian yaitu Wisconsin pada tahun 1892.
Di Amerika Serikat, asal sejarah IPS dibuktikan dengan
diberitahukannya sebuah karya akademis oleh NCESS. Dalam
pertemuan organisasi tersebut diabsahkan bersama bahwa
kurikulum IPS berdasar pada ilmu-ilmu sosial. Tahun 1960-an,
setelah muncul suatu gerakan akademis di Amerika Serikat yang
dianggap menjadi suatu gerakan revolusi dalam IPS. Didukung oleh
pemerintah yang memberikan dana untuk mengembangkan
kurikulum baru, kemudian para ahli bekerja sama demi
melaksanakan gerakan pendidikan yang dikenal dengan The New
social studies. Kemudian pada periode berikutnya tahun 1940
sampai 1950-an, IPS menerima tekanan dari kelompok dari ilmu
ekonomi, geografi, sejarah serta ilmu sosial lainnya. Seorang
Profesor pendidikan yang cukup berpengaruh James Leming, Diane
Ravitch, dan Bruce Frazee, mereka berpartisipasi dalam kritik
diteruskannya pengembangan kurikulum IPS di sekolah-sekolah.
Selanjutnya, selain perbedaan ras terdapat juga perbedaan sosial-
ekonomi yang tajam. Sejumlah pakar pendidikan dan
kemasyarakatan mengupayakan agar masyarakat yang multi ras
tersebut menjadi satu bangsa, yaitu Amerika. Cara yang ditempuh
salah satunya yaitu menyalurkan Social Studies ke kurikulum
sekolah pada negara bagian yaitu Wisconsin pada tahun 1892.
Di Amerika Serikat, asal sejarah IPS dibuktikan dengan
diberitahukannya sebuah karya akademis oleh NCESS. Dalam
pertemuan organisasi tersebut diabsahkan bersama bahwa
kurikulum IPS berdasar pada ilmu-ilmu sosial. Tahun 1960-an,
setelah muncul suatu gerakan akademis di Amerika Serikat yang
dianggap menjadi suatu gerakan revolusi dalam IPS. Didukung oleh
pemerintah yang memberikan dana untuk mengembangkan
kurikulum baru, kemudian para ahli bekerja sama demi
15

melaksanakan gerakan pendidikan yang dikenal dengan The New


social studies.
Kemudian pada periode berikutnya tahun 1940 sampai 1950-
an, IPS menerima tekanan dari kelompok dari ilmu ekonomi,
geografi, sejarah serta ilmu sosial lainnya. Seorang Profesor
pendidikan yang cukup berpengaruh James Leming, Diane Ravitch,
dan Bruce Frazee, mereka berpartisipasi dalam kritik diteruskannya
pengembangan kurikulum IPS di sekolah-sekolah. Lalu
perkembangan IPS di tahun 1970-an masih belum setara disebabkan
tarik-menarik kelompok diantara dua isi IPS. Bentrokan itu terjadi
diakibatkan perlu atau tidaknya indoktrinasi, tujuan pembelajaran
yang berbeda dan percekcokan terhadap isi pembelajaran.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum berasal dari kata kerja currere yang artinya berpacu atau berlari.
Kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Sedangkan
dalam dunia pendidikan, kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh atau diselesaikan oleh peserta didik untuk memperoleh
ijazah. lmu Pengetahuan Sosial merupakan penyederhanaan dari disiplin ilmu-
ilmu sosial dan humaniora yang diorganisir, disajikan secara ilmiah dan
psikologis untuk mencapai tujuan pendidikan. Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan kerjasama disiplin ilmu pendidikan dengan ilmu-ilmu sosial untuk
tujuan pendidikan. Adapun sejarah perkembangan kurikulum IPS di Indonesia :
Kurikulum IPS tahun 1974-1975, Kurikulum IPS tahun 1984-1990, Kurikulum
Ips tahun 1994, Kurikulum IPS tahun 2006, Kurikulum IPS tahun 2013. Adapun
sejarah kurikulum Ips di Dunia yaitu sejarah kurikulum di Inggris dan sejarah
kurikulum di Amerika.

B. Saran
Meskipun penulis mengingingkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya, sehingga makalah
ini bermanfaat bagi banyak orang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Endayani, H. (2018). SEJARAH DAN KONSEP PENDIDIKAN IPS Henni


Endayani. Ittihad, II(2), 117–127.
Hidayat, B. (2020). Tinjauan Historis Pendidikan Ips Di Indonesia. Jurnal
Pendidikan IPS Indonesia, 4(2), 147–154.
https://doi.org/10.23887/pips.v4i2.3493.
Kahirunisa, dkk. 2022. IPS DIKDAS Kumpulan Makalah Perkuliahan Mahasiswa
S1 kelas I/D Program Studi PGMI FTIK UIN Mataram. PT. Nasya
Expanding. Jawa Tengah.
Suastika, I. N. (2021). Perbandingan Posisi IPS Pada Kurikulum Indonesia dan
Amerika Serikat. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(3), 697–
709. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP
Seran Eliana Yunitha dan Mardawani. 2021. KONSEP DASAR IPS. Grup
Penerbitan CV BUDI UTAMA. Yogyakarta.

iv

Anda mungkin juga menyukai