Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDEKATAN KURIKULUM

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kurikulum Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Dosen pengampu : Fitri Jamilah, M.Pd

Disusun oleh :

Refita Ratna Hidayah (19144800001)

Tania Rizky (19144800016)

Indah Puspitasari (19144800023)

Hasna Khairunnisa (19144800026)

Nisa Nurul Okti Kartika (19144800036)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2020

1
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik serta tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentulah kami tidak bisa menyelesaikan makalah ini. Puji syukur atas nikmat yang diberikan
oleh Allah SWT atas nikmat sehat baik jasmani dan rohani sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pendekatan Kurikulum” guna memenuhi tugas mata
kuliah Kurikulum Bahan Ajar Bahasa Indonesia.
Tidak lupa kami sampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
senantiasa memberikan doa dan sarannya dalam penyusunan makalah ini. Tanpa bantuan dari
mereka tentu makalah ini tidak bisa tercipta dengan baik.
Terlepas dari itu semua kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, sehingga
kedepannya kami bisa memberikan makalah yang lebih baik lagi. Semoga malakalah ini dapat
bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Yogyakarta, 16 September 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

BAB I ......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 4

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 4

C. TUJUAN ......................................................................................................................... 5

BAB II........................................................................................................................................ 6

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6

A. PENGERTIAN PENDEKATAN KURIKULUM .......................................................... 6

B. MACAM-MACAM PENDEKATAN KURIKULUM ................................................... 6

1. Pendekatan Subjek atau Disiplin Ilmu ........................................................................ 6

2. Pendekatan Interdisipliner ........................................................................................... 7

3. Pendekatan Rekonstruksionisme ................................................................................. 8

4. Pendekatan Humanistik ............................................................................................. 10

5. Pendekatan Accountability........................................................................................ 13

6. Pendekatan Pembangunan Nasional ......................................................................... 13

BAB III .................................................................................................................................... 15

PENUTUP................................................................................................................................ 15

A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam proses pelaksanaan pendidikan di Indonesia dengan tujuan pendidikan


yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa di masa depan maka diperlukannya suatu
rancangan pendidikan yang sering kita sebut dengan kurikulum pendidikan. Kurikulum
pendidikan digunakan sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan
Pengembangan kurikulum tersebut mempunyai berbagai model dalam
pendekatannya yang digunakan sebagai proses atau langkah untuk mengembangkan
kurikulum yang telah diterapkan agar kurikulum terebut dapat berjalan sesuai dengan
rencana awal. Karena suatu kurikulum yang ditentukan akan mempengaruhi hasil
pendidikan di masa yang akan datang. Dengan begitu pendekatan-pendekatan inilah
yang nantiya akan diterapkan oleh pemerintah dalam mengembangkan kurikulum
pendidikan yang ada di Indonesia ini sesuai dengan tujuan awal diterapkannya
kurikulum.
Para ahli kurikulum selama ini telah mendapatkan sejumlah pendekatan umum
dalam pengembangan kurikulum masing-masing berdasarkan fokus tertentu. Cara
penggolongan oleh para ahli itu sedikit berbeda, namun apa yang dikemukakan telah
mencakup pendekatan utama yang meliputi enam pendekatan yaitu pendekatan
subjek/disiplin ilmu, pendekatan interdisipliner, pendekatan rekonstruksionisme,
pendekatan humanistik, pendekatan accontability, dan pendekatan pengembangan
nasional.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan subjek atau disiplin ilmu?


2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan interdisipliner?
3. Apa yang dimaksud dengan pendekatan rekonstruksionisme?
4. Apa yang dimaksud dengan pendekatan humanitik?
5. Apa yang dimaksud dengan pendekatan accontability?
6. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembangunan nasional?

4
C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan subjek atau disiplin ilmu


2. Untuk mengetahui pengertian pendekatan interdisipliner
3. Untuk mengetahui pengertian pendekatan rekonstruksionisme
4. Untuk mengetahui pengertian pendekatan humanitik
5. Untuk mengetahui pengertian pendekatan accontability
6. Untuk mengetahui pengertian pendekatan pengembangan nasional

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDEKATAN KURIKULUM

Pendekatan merupakan sebuah titik tolak atau sudut pandang terhadap suatu
proses tertentu. Jika dikatikan dengan kurikulum maka dapar diartikan bahwa
pendekatatan kurikulum merpakan sebuah titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pengembangan kurikulum. Pendekatan kurikulum sebagai cara kerja dengan
merapkan strategi-strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah
pengembangan yang sistematis agar memperoleh kurikulum yang sesuai dengan yang
diharapkan untuk menjadi lebih baik. Pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk
pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan
kurikulum.

B. MACAM-MACAM PENDEKATAN KURIKULUM

1. Pendekatan Subjek atau Disiplin Ilmu

Pada pendekatan ini menggunakan bidang studi atau mata pelajaran sebagai
dasar organisasi kurikulum. Misalnya pelajaran matematika,sejarah,IPA,IPS, dan
sebagainya seperti yang biasa kita temukan dalam sistem pendidikan kita sekarang
disemua sekolah.
Yang diutamakan dalam pendekatan ini ialah penguasaan bahan dan proses disiplin
ilmu tertentu. Pendekatan ini paling mudah dibandingkan dengan pendekatan
lainnya oleh sebab disiplin ilmu telah jelas batasannya dan karena itu lebih mudah
apa yang diajarkan.
Pengembangan kurikulum subjek atau disiplin ilmu ini dilakukan dengan cara
menetapkan terlebih dahulu mata pelajaran apa yang harus dipelajari oleh peserta
didik, yang diperlukan untuk persiapan pengembangan disiplin. Jadi pendekatan
subjek adalah pendekatan kurikulum yang menitikberatkan pada struktur ilmu dan
sistematisasinya. Intinya yaitu mengembangkan kurikulum dengan terlebih dahulu
menetapkan mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik.
Tujuan kurikulum subjek ini adalah pemberian pengetahuan serta melatih para
siswa menggunakan ide-ide dan proses penelitian. Dengan berpengetahuan dalam

6
berbagai disiplin ilmu, peserta didik diharapkan memiliki konsep-konsep dengan
cara-cara yang dapat terus dikembangkan dalam masyarakat luas.

2. Pendekatan Interdisipliner

Pendekatan Interdisipliner mencoba untuk menggabungkan beberapa mata pelajaran


atau didiplin ilmu, dengan memperhatikan masalah-masalah sosial di dalam
kehidupan nyata atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat sebagai
bentuk pertimbangan dalam menyusun sebuah kurikulum.

Bentuk-bentuk pendekatan kurikulum dengan cara pendekatan interdisipliner dalam


pengembangan kurikulum :

a. Pendekatan Broad -field


Pendekatan ini berusaha untuk mengintregasikan beberapa bentuk disiplin atau mata
pelajaran yang saling memilik keterkaitan, agar para peserta didik dapat memahami
ilmu pengetahuan tidak hanya berada dalam vakum atau kehampaan akan tetapi
merupakan bagian integral bagian dari kehidupan manusia.
Pendekatan Broad -field juga dapat digunakan oleh para peserta didik guna
memahami hubungan yang kompleks antara kejadian-kejadian di dunia. Contohnya
kejadian perang antara Vietnam dengan Korea dengan kebangkitan ekonomi Jepang,
kejadian perang antara Iran dengan Irak mengenai persoalan harga minyak bumi di
Indonesia, kejadian revolusi Perancis, kemudian mengenai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi atau IPTEK dengan segala aspek yang dapat berpengaruh
pada seluruh kehidupan manusia.
Pendekatan Broad-field lebih mengarah pada idealisme namun banyak mengandung
unsur-unsur dari bentuk realisme.
b. Pendektan Kurikulum Inti (Core Curiculum)
Pendekatan ini hampir sama dengan pendekatan broad-field, sebab pendekatan inti
(core curiculum) juga menggabungkan berbagai disiplin ilmu. Pendekatan
kurikulum ini diberikan berdasarkan adanya suatu masalah sosial ataupun masalah
personal. Disiplin ilmu dalam pendekatan kurikulum inti (core curiculum) berperan
untuk memecahkan permasalahan yang ada. Konsep dari kurikulum inti ini adalah
memberikan tekanan pada keperluan sosial terutama pada persoalan dan fungsi
sosial (society centered), terdapat ciri-ciri akan hal tersebut, yaitu :

7
1) Penekanan pada nilai-nilai sosial.
2) Struktur kurikulum inti ditentukan oleh problem sosial dan per-kehidupan sosial.
3) Pelajaran umum diperuntukan bagi seluruh siswa yang ada.
4) Aktivitas direncanakan oleh guru dengan siswa secara kooperatif.

Selain pada masalah sosial, pendekatan inti ini juga didasari untuk masalah personal
peserta didik, agar peserta didik dapat menerapkan secara fungsional pengetahuan
dan keterampilan yang diperolehnya, dari berbagai disiplin ilmu untuk kembali
memecahkan masalah sosial personal masa kini.

c. Pendekatan Kurikulum Inti di Perguruan Tinggi


Perguruan tinggi juga menggunakan istilah inti (core), istilah tersebut digunakan
dalam kurikulum. Dengan “core” dimaksud pengetahuann inti yang pokok yang
diambil dari seluruh disiplin ilmu yang dianggap esensial mengenai kebudayaan dan
ilmu pengetahuan yang dianggap layak untuk dimiliki oleh setiap orang terdidik dan
terpelaar. Pengetahuan umum tersebut layak dimiliki oleh setiap mahasiswa terlepas
dari jurusan yang telah dipilihnya. Mahasiswa sendiri tidak diwajibkan mengikuti
mata kuliah tertentu, akan tetapi bersama dengan pembmbing atau penasihatnya
berhak untuk memilih mata kuliah yang memenuhi syarat dan sesuai dengan
kebutuhan serta minat dari masing-masing mahasiswa tersebut.
d. Pendekatan Kurikullum Fusi
Pendekatan kurikulum ini men men-fusi-kan atau menyatukan dua (atau lebih)
bentuk disiplin tradisional sehingga tercipta bidang studi baru. Misalnya :
Biologi dengan kimia akan menjadi biokimia atau biogenetika.
Biologi dengan fisika akan menjadi biofisika.

3. Pendekatan Rekonstruksionisme

Pendekatan ini disebut Rekonstuksi sosial. Kurikulum rekonstruksi sosial sangat


memperhatikan hubungan kurikulum dengan sosial masyarakat dan politik
perkembangan ekonomi. Banyak prinsip kelompok ini yang konsisten dengan cita-
cita tertinggi, contohnya masalah hak asasi kaum minoritas, keyakinan dalam
intelektual masyarakat umumnya, dan kemampuan menentukan nasib sendiri sesuai
arahan yang mereka inginkan.

8
Pengajaran kurikulum rekonstruksi sosial banyak dilaksanakan di daerah-daerah
yang tergolong belum maju dan tingkat ekonominya juga belum tinggi. Pelaksanaan
pengajaran ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi kehidupan mereka. Sesuai
dengan potensi yang ada dalam masyarakat, sekolah mempelajari potensi-potensi
tersebut, dengan bantuan biaya dari pemerintah sekolah berusaha mengembangna
potensi tersebut. Di daerah pertanian misalnya maka sekolah harus mengembangkan
bidang pertanian, sementara kalau daerah industry maka yang harus dikembangkan
oleh sekolah adalah bidang industri. Sehingga kurikulum tersebut dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat daerah tersebut.
Kurikulum rekonstruksi sosial bertujuan untuk menghadapkan peserta didik
pada berbagai permasalahan manusia dan kemanusian. Para pendukung kurikulum
ini yakin, bahwa permasalahan yang muncul tidak harus diperhatikan oleh
“pengetahuan sosial” saja, tetapi oleh setiap disiplin ilmu.
Dalam gerakan Rekonstruksionisme, terdapat dua kelompok utama yang sangat
berbeda pandangannya tentang kurikulum, yakni rekonstruksionisme konservatif
dan rekonstruksionisme radikal.
a. Rekonstruksionisme konservatif
Aliran ini menginginkan agar pendidikan ditujukan kepada peningkatan mutu
kehidupan individu maupun masyarakat dengan mencari penyelesaian-penyelesaian
masalah-masalah yang paling mendesak yang dihadapi masyarakat.
b. Rekonstruksionisme radikal
Pendekatan ini berpendapat bahwa banyka negara mengadakan pembangunan
dengan merugikan rakyat kecil yang miskin yang merupakan mayiritas masyarakat.
Golongan radikal menganjurkan agar pendidik formal maupun non formal
mengabdikan diri demi tercapainya orde sosial baru berdasarkan pebagian
kekuasaan dan kekayaan yang lebih adil dan merata.

Kedua gerakan tersebut walaupun bertentangan dengan masing-masing


pendapatnya, namun terdapat kesamaan diantara keduanya. Terdapat sisi kesamaan
bahwa misi sekolah adalah untuk mengubah dan memperbaiki masyarakat.

9
4. Pendekatan Humanistik

Pendidikan humanistik merupakan model pendidikan yang berorientasi dan


memandang manusia sebagai manusia (humanisasi), yakni makhluk ciptaan Tuhan
dengan fitrahnya. Maka manusia sebagai makhluk hidup, ia harus mampu
melangsungkan, mempertahankan, dan mengembangkan hidupnya. Maka posisi
pendidikan dapat membangun proses humanisasi, artinya menghargai hak-hak asasi
manusia, seperti hak untuk berlaku dan diperlakukan dengan adil, hak untuk
menyuarakan kebenaran, hak untuk berbuat kasih sayang, dan lain sebagainya.

Pendidikan humanistik, diharapkan dapat mengembalikan peran dan fungsi


manusia yaitu mengembalikan manusia kepada fitrahnya sebagai sebaik-baik
makhluk (khairu ummah). Maka, manusia “yang manusiawi” yang dihasilkan oleh
pendidikan yang humanistik diharapkan dapat mengembangkan dan membentuk
manusia berpikir, berasa dan berkemauan dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai
luhur kemanusiaan yang dapat mengganti sifat individualistik, egoistik, egosentrik
dengan sifat kasih sayang kepada sesama manusia, sifat menghormati dan dihormati,
sifat ingin memberi dan menerima, sifat saling menolong, sifat ingin mencari
kesamaan, sifat menghargai hak-hak asasi manusia, sifat menghargai perbedaan dan
sebagainya.

Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa kurikulum humanistik berawal dari
aliran pendidikan empiristik kemudian lahirlah pendidikan humanis dan lahir pula
kurikulum humanistik, sehingga kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli
pendidikan humanis, yang mana kurikulum ini berdasarkan konsep aliran
pendidikan pribadi ( Personalized Education ) yaitu Jhon Dewey ( Progressive
Education ) dan J.J. Rousseau ( Romantic Education ) .

a. Fungsi Pendekatan Kurikulum Humanistik


Kurikulum humanistik dipercayai sebagai fungsi kurikulum yang memberikan
pengalaman kepada siswa untuk menunjang secara intrinsik tercapainya
perkembangan dan kemerdekaan pribadi. Mereka memandang bahwa tujuan
pendidikan sebagai proses perkembangan pribadi yang dinamis dan diarahkan
kepada pertumbuhan, integrasi, otonomi kepribadian, sikap sehat kepada diri
sendiri,orang lain dan belajar.
b. Konsep Pendekatan Kurikulum Humanistik

10
Konsep kurikulum humanistik memandang kurikulum sebagai alat untuk
mengembangkan diri setiap individu siswa. Siswa diberi kesempatan untuk
mewujudkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Setiap individu pun
mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi muali dari yang mendasar menuju yang
lebih tinggi. Konsep ini melahirkan bentuk kurikulum yang berpusat pada anak didik
atau child centered curriculum . Setiap siswa berkesempatan untuk belajar sesuai
minat dan kebutuhannya masing-masing. Substansinya berupa rencana belajar yang
disusun bersama antara anak didik dan guru. Adapun tujuan kurikulum humanistik
menekankan pada segi perkembangan pribadi, integrasi dan otonomi individu.
Tujuan ini dipanang dapat menjadi sarana mewujudkan diri.
c. Karateristik Pendekatan Kurikulum Humanistik
1) Adanya hubungan yang harmonis antara guru dan siswa
Untuk membangun suasana belajar yang baik, hubungan antara guru dan siswa harus
dibangun seharmonis mungkin, sehingga guru tidak terkesan menakutkan, karena
pengaruh psikis sangat mempengaruhi daya tangkap siswa dalam belajar
Integralistik
2) Integralistik
Maksudnya adalah dalam kurikulum humanistik menekankan kesatuan perilaku
bukan saja yang bersifat intelektual ( Kognitif) tetapi juga emosional dan tindakan,
ini merupakan komitment dari pendidikan humanis yang mana berupaya untuk
mengembalikan pendidikan kepada realitas sosial.
3) Totalitas
Totalitas maksudnya adalah kurikulum humanistik harus mampu memberikan
pengalaman yang menyeluruh ( totalitas ) , bukan terpenggal- penggal.
4) Model Evaluasi tidak ada kriteria pencapaian
Model Evaluasi tidak ada kriteria pencapaian. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa
kurikulum menekankan totalitas, oleh karena itu dalam model evaluasi yang
dilakukan tidak ada kriteria pencapaian, karena kurikulum ini lebih menekankan
proses bukan hasil, jika kita melihat fenomena UNAS dalam pendidikan kita di
Indonesia, kriteria pencapaian yang diformat dalam UNAS sangat tidak humanis,
karena hanya menitik beratkan kepada aspek kognitif sehingga keberhasilan
pendidikan hanya di nilai dari angka bukan sikap, walaupun dalam KTSP format
penilaian menggunakan aspek sikap. Tentunnya hal ini bertentangan dengan
pendidikan humanis yang berorientasi terhadap pengembangan potensi manusia.
11
d. Penerapan Teori Humanistik Dalam Kurikulum Pendidikan

Menurut Have dan Berlindung beberapa prinsip dasar dari pendekatan humanistik
yang dapat mengembangkan kurikulum pendidikan adalah :

Murid akan belajar dengan baik apa yang mereka mau dan perlu ketahui. Saat
mereka telah mengembangkan kemampuan untuk menganalisa apa dan mengapa
sesuatu penting untuk mereka sesuai dengan kemampuan untuk mengarahkan
perilaku untuk mencapai yang dibutuhkan dan diinginkan, mereka akan belajar
dengan lebih mudah dan lebih cepat.

Mengetahui bagaimana cara belajar lebih penting daripada membutuhkan banyak


pengetahuan. Dalam kelompok sosial, dewasa ini dimana pengetahuan berganti
dengan sangat cepat , pandangan ini banyak dibagi di antara kalangan pengajar,
terutama mereka yang datang dari sudut pandang kognitif.

Evaluasi diri adalah satu satunya evaluasi yang berarti untuk pekerjaan murid.
Penekanan di sini adalah pada perkembangan internal dan regulasi diri. Sementara
banyak pengajar akan setuju bahwa ini adalah hal yang penting, mereka juga akan
mengusung sebuah kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan murid untuk
berhadapan dengan kemauan eksternal.

e. Pendekatan humanistik dalam kurikulum didasarkan atas asumsi - asumsi sebagai


berikut :
1) Siswa akan lebih giat belajar dan bekerja bila harga dirinya dikembangkan
sepenuhnya.
2) Siswa yang diturut - sertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pelajaran akan
merasa bertanggung jawab atas keberhasilannya.
3) Hasil belajar akan meningkat dalam suasana belajar yang disertai oleh rasa saling
mempercayai guru yang perperan sebagai fasilitator belajar memberi tanggung
jawab kepada siswa atas kegiatannya belajar.
4) Kepedulian siswa akan pelajaran memegang peranan penting dalam penguasaan
bahan pelajaran itu.

12
5. Pendekatan Accountability

Pendekatan accountability berpusat pada tugas-tugas yang dilaksanakan


oleh lembaga pendidikan agar lebih memperhatikan pengukuran efektifitas
pendidikan berdasarkan standar akademis yang ditetapkan terlebih dahulu secara
cermat dengan mempertimbangkan sumber yang tersedia. Suatu sistem yang
akuntabel menentukan standar dan tujuan spesifik yang jelas serta mengatur
efektifitasnya berdasarkan taraf keberhasilan siswa untuk mencapai standar itu.
Agar memenuhi tuntutan itu, para pengembang kurikulum terpaksa
menspesifikasikan tujuan pelajaran agar dapat mengukur prestasi belajar.
Pendekatan ini terdapat dua sistem yang bersifat tertutup dan sistem terbuka.

6. Pendekatan Pembangunan Nasional

Hingga batas tertentu kurikulum ini terdapat di semua sekolah. Pendekatan ini
mengandung tiga unsur yaitu :
a. Pendidikan Kewarganegaraan
Berorientasi pada sistem politik negar yang menentukan peranan, hak dan kewajiban
tiap warga negara. Dalam masyarakat demokratis, warga negara dapat dimasukkan
dalam tiga kategori yaitu :
1) Warga negara yang apatis
Yang acuh tak acuh dan tak berpartisipasi dalam proses politik
2) Warga negara yang pasif
Yang partisipasinya minimal ( misalnya, hanya turut dalam pemilihan umum)
3) Warga negara yang aktif
Yang turut aktif merumuskan kebijaksaan, memilih wakil, memperbaiki undang -
undang dan mengubah peraturan yang tidak adil.
b. Pendidikan sebagai alat pembangunan nasional
Tujuan pendidikan ini adalah mempersiapkan tenaga kerja yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Untuk itu harus diadakan proyeksi
kebutuhan tenaga kerja yang cermat. Para pakar tenaga kerja harus
memperhitungkan dengan eksak jumlah guru. Ahli kimia, insinyur pertanian, ahli
bedah, dan sebagainya diperlukan tiap tahun. Sistem pendidikan diatur sedemikian

13
rupa sehingga mampu menghasilkan tenaga kerja menurut spesifikasi yang telah
diproyeksikan dalam batas kemampuan keuangan negara. Para Pengembang
kurikulum bertugas untuk mendesain program yag sesuai dengan analisis jabatan
yang akan diduduki. Suatu sistem testing yang komprehensif harus disusun untuk
menjaring mereka yang memperlihatkan bakat yang sesuai dengan program tertentu.
c. Pendidikan Keterampilan untuk keterampilan Praktis
Keterampilan yang diperlukan bagi kehidupan sehari- hari dapat dibagi dalam
beberapa kategori yang tidak hanya bercorak keterampilan akan tetapi juga
mengandung aspek pengetahuan dan sikap, yaitu :
1) Keterampilan untuk mencari nafkah dalam rangka sistim ekonomi suatu negara.
2) Keterampilan untuk mengembangkan masyarakat.
3) Keterampilan untuk menyumbang kepada kesejahteraan umum.
4) Keterampilan sebagai warga negara yang baik

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendekatan kurikulum merupakan susut pandang atau titik tolak yang


digunakan dalam proses penembangan kurikulum. Pendekatan kurikulum
menekankan pada sebuah usaha dan penerapan langkah-langkah atau cara kerja
dengan menerapkan suatu strategi dan metode-metode yang tepat dengan langkah
yang sistematis agar dicapai tujuan kurikulum yang lebih baik. Terdapat beberapa
golongan pendekatan kurikulum yaitu 1) Pendekatan subjek atau disiplin ilmu, 2)
Pendekatan interdidipliner, 3) Pendekatan reskonstruksionisme, 4) pendekatan
humanistik, 5) Pendekatan accountability, 6) Pendekatan pembangunan nasional.
Pendekatan subjek atau didiplin ilmu menggunakan bidang studi atau mata
pelajaran sebagai dasar organisasi kurikulum. Pendekatan Interdisipliner
menggabungkan beberapa mata pelajaran atau didiplin ilmu, dengan memperhatikan
masalah-masalah sosial di dalam kehidupan nyata. Pendekatan rekonstruksionisme
memperhatikan hubungan kurikulum dengan sosial masyarakat dan politik
perkembangan ekonomi. Pendidikan humanistik sebagai model pendidikan yang
berorientasi dan memandang manusia sebagai manusia (humanisasi).
Pendekatan accountability berpusat pada tugas-tugas yang dilaksanakan oleh
lembaga pendidikan agar lebih memperhatikan pengukuran efektifitas pendidikan
berdasarkan standar akademis. Sedangkan pendekatan pembangunan nasional
memiliki tiga pernan yaitu pendidikan kewarganegaraan, alat pembangunan nasional
keterampilan untuk keterampilan praktis.

15
DAFTAR PUSTAKA

Nasuition, S. 2006. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Khusna, Ulyalafi. 2011. “Pendekatan-pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum”.


https://www.academia.edu/30267516/_Pendekatan_pendekatan_dalam_pengembangan_kurik
ulum_dox. Diakses pada 21 September 2020 pukul 11.19

Jamaluddin, Dery. 2011. “Kurikulum Humanistik”. https://deryjamaluddin.page.tl/kurikulum-


humanistik.htm. Diakses pada 20 September 2020 pukul 10.44

FR.Rendra. 2018. “Pendekatan dalam Pembangan Kurikulum”.


https://www.rendrafr.com/2028/08/pendekatan-dalam-pengembangan-kurikulum.html.
Diakses pada 17 September 2020

16

Anda mungkin juga menyukai