Mata Kuliah
Dosen Pengampu:
Drs.Yaslindo,M.S.
Disusun Oleh:
Kelompok 7
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang sudah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyusun dan mengerjakan makalah “Kurikulum dan
Perencanaan Pembelajaran PJOK”ini dengan baik serta tepat waktu.
Oleh sebab itu,kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan guna
kesempurnaan makalah ini.kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Drs. Yaslindo M.S.
dan bapak Dr.Aldo Naza Putra,M.Pd selaku dosen pada mata kuliah Kurikulum dan Perencanaan
Pembelajaran PJOK.kepada pihak yang sudah turut menolong dalam penyelesaian makalah
ini.ataas perhatian serta waktunya kami ucapkan terimakasih.
Kelompok 7
ii
Daftar Isi
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A).Latar Belakang
Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum
merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman
dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Kurikulum harus
sesuai dengan falsafah dan dasar negara, yaitu Pancasila dan UUD 1945 yang menggambarkan
pandangan hidup suatu bangsa. Tujuan dan pola kehidupan suatu negara banyak ditentukan oleh
sistem kurikulum yang digunakannya, mulai dari kurikulum Taman kanak-kanak sampai dengan
kurikulum perguruan tinggi. Jika terjadi perubahan sistem ketatanegaraan, maka dapat berakibat
pada perubahan sistem pemerintahan dan sistem pendidikan, bahkan terhadap sistem kurikulum
yang berlaku.
Istilah pengembangan menunjuk pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara
baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap alat atau cara
tersebut terus dilakukan. Bila setelah mengalami penyempurnaan-penyempurnaan akhirnya alat
atau cara tersebut dipandang cukup mantap untuk digunakan seterusnya, maka berakhirlah
kegiatan pengembangan tersebut. Kegiatan pengembangan kurikulum mencakup penyusunan
kurikulum itu sendiri, pelaksanaan di sekolah-sekolah yang disertai dengan penilaian intensif.
Di dalam makalah ini yang berhubungan dengan perkembangan kurikulum, maka peran
guru di dalam pengembangannya sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan secara kurikulum yang bersifat sentral maupun desentral, keduanya memerlukan
penerapan dan perkembangan dari peran guru tersebut.serta pengembangan kurikulum menurut
BNSP,komponen Kurikulum KTSP,pengembangan silabus,sera pelaksanaan KTSP.
B).Rumusan Masalah
2
C).Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1).Pengembangan Silabus
a).Pengertian Silabus
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan dan strategi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat
belajar. Silabus sebagai landasan pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran bersifat dinamis,
karena guru yang profesional harus mampu melakukan pengembangan silabus mengacu pada
prinsip pengembangan silabus dengan menggunakan langkah-langkah yang tepat dalam
pengembangan silabus.
Silabus berasal dari bahasa Latin “syllabus” yang berarti daftar, tulisan, ikhtisar, ringkasan,
isi buku (Komaruddin, 2000). Silabus dapat didefiniskan sebagai “Garis besar, ringkasan,
ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran” (Salim, 1987). Silabus digunakan untuk
menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar
kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang
perlu dipelajari peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Silabus
dibuat untuk jangka waktu satu semester atau satu tahun. Dengan demikian, silabus merupakan
garis besar program pembelajaran untuk satu semester/satu tahun.
Terdapat beberapa prinsip yang harus dijadikan dasar dalam pengembangan silabus ini, yaitu:
ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai/adequate, aktual/kontekstual, fleksibel, dan
menyeluruh, sebagaimana yang ditentukan oleh Departemen Nasional (2008:16):
Ilmiah Bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Mengingat silabus berisikan
4
garis-garis besar isi/materi pembelajaran yang akan dipelajari peserta didik, maka
materi/isi pembelajaran tersebut harus memenuhi kebenaran ilmiah. Untuk itu, dalam
penyusunan silabus disarankan melibatkan ahli bidang keilmuan masing-masing mata
pelajaran agar materi pembelajaran tersebut memiliki validitas yang tinggi.
Prinsip relevansi
Prinsip relevansi memberikan arahan bahwa cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan
urutan penyajian materi dalam silabus harus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik. Prinsip relevansi ini juga mendasari
pemilihan materi, strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penetapan waktu,
pertimbangan pemilihan sumber dan media pembelajaran, dan strategi penialian hasil
pembelajaran.
Prinsip Sistematis
Prinsip Konsistensi
Prinsip Memadai
Prinsip ini memberi arahan bahwa cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian cukup memadai untuk menunjang pencapaian kompetensi
dasar.
Prinsip ini memberi arahan bahwa cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi yang
terwujud dalam realitas kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat di tengah
perkembangan masyarakat dan IPTEK. Kontekstual berarti pengembangan silabus hendaknya
5
sesuai dengan konteks zaman dan kehidupan peserta didik. pengalaman belajar yang dirancang
dalam silabus hendaknya menggunakan situasi kehidupan riil yang sedang terjadi ditengah-
tengah kehidupan peserta didik.
Prinsip Fleksibelitas
Prinsip ini memberi arahan bahwa keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik, lingkungan belajar, dan dinamika perubahan yang terjadi di
masyarakat dan satuan pendidikan setempat. Silabus hendaknya disusun fleksibel sesuai kondisi
dan kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
Prinsip Menyeluruh
Prinsip Desentralistik
Perencanaan
Tim yang ditugaskaan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan
informasi dan mempersiapkan kepustakan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan
silabus. Pencarian informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan
informasi seperti multi media dan internet.
Pelaksanaan
6
Perbaikan
Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Pengkajian dapat melibatkan para spesialis kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli didaktik-
metodik, ahli penilaian, psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf profesional
dinas pendidikan, perwakilan orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.
Pemantapan
Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki
buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan cukup baik dapat segera disampaikan
kepada Kepala Dinas Pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Penilaian silabus
Dalam kurikulum 2013, pengembangan silabus tidak lagi oleh guru, tetapi sudah disiapkan
oleh tim pengembang kurikulum, baik di tingkat pusat maupun wilayah, dengan demikian guru
tinggal mengembangkan RPP berdasarkan buku penduan guru, buku panduan peserta didik dan
buku sumber yang semuanya telah disiapkan.
Dengan demikian, dalam kaitannya dengan rencana pembelajaran dalam kurikulum 2013,
guru tidak usah repot-repot lagi mengembangkan perencanaan tertulis yang berbelit-belit, karena
sudah ada pedoman dan pendampingan. Dalam hal ini, yang paling penting bagi guru adalah
memahami pedoman guru dan pedoman peserta didik, kemudain menguasai dan memahami
materi yang akan diajarkan. Setelah itu, kemudian mengembangkan rencana pembelajaran
tertulis secara singkat tentang apa yang akan dilakukan dalam pembukaan, pembentukan karakter
dan kompetensi peserta didik serta penutup pembelajaran. hal baru berkaitan dengan silabus ini
bahwa sebagaian besar pembelajaran, khususnya di sekolah dasar dilakukan secara integratif.
Oleh karena itu guru harus memahaminya secara utuh berbagai hal yang berkaitan dengan
silabus tematik integratif sebelum melaksanakan pembelajaran. Pengembangan silabus untuk
setiap bidang studi dilakukan oleh tim pengembang kurikulum yang mencakup berbagai jenis
lembaga pendidikan, dengan berbagai kegiatan sebagai berikut:
Mengidentifikasi dan menentukan jenis-jenis kompetensi dan tujuan setiap bidang studi
Mengembangkan kompetensi dan pokok-pokok bahasan, serta mengelompokannya sesuai
dengan ranah pengetahuan, pehamanan (keterampilan), nilai dan sikap
Mendeskripsikan kompetensi serta mengelompokannya sesuai dengan skope dan skuensi
Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi serta kriteria pencapaianya.
Untuk kurikulum nasional, penyusunan silabus mengacu pada kurikulum 2013 dan
perangkat komponen-komponennya yang disusun oleh Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan
7
Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk kurikulum wilayah, silabus
dikembangkan oleh Tim Pengembang Kurikulum Wilayah. Namun demikian, sekolah yang
mempunyai kemampuan mandiri dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kondisi dan
kebidayaan setempat (provinsi, kabupaten/kota). Penyusunan silabus dapat dilakukan dengan
melibatkan para ahli atau instansi pemerintah, instansi swasta termasuk perusahaan dan industri,
atau perguruan tinggi. Bantuan dan bimbingan teknis untuk penyusunan silabus sepanjang
diperlukan dapat diberikan oleh Pusat Kurikulum.
2).Pelaksanaan K13
Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 (K13), guru dituntut lebih kreatif dalam proses belajar
mengajar.termasuk mengajarkan pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif,
keseimbangan soft skills dan hard skills, serta kewirausahaan. Dengan berbagai kelebihan dalam
program K13 tersebut, memang guru dituntut lebih ekstra dalam mengajar. Tetapi hal tersebut
disebutkan tidak menjadi masalah. Karena, setiap guru di masing-masing sekolah telah mendapat
pelatihan tentang K13.
8
pembelajaran di kelas. Akan tetapi, pihak sekolah atau peserta didik juga dapat menggunakan
buku-buku lain di luar buku yang disediakan tersebut sebagai buku penunjang. Bahkan sangat
dianjurkan agar siswa dapat memperoleh akses untuk menggunakan buku-buku yang beragam
karena mereka harus memperoleh beragam sumber informasi. Perlu pula diperhatikan proporsi
buku pegangan siswa sesuai dengan jumlah siswa di kelas tersebut.
Saat proses pembelajaran, guru harus memperhatikan bagaimana setting tempat duduk siswa
di dalam kelas sehingga bersesuaian dengan pendekatan atau model pembelajaran yang dipilih,
juga tujuan pembelajaran dan karakteristik proses pembelajaran itu sendiri.
b).Suara Guru
Setiap kelas bisa jadi memiliki dinamika yang berbeda. Setiap kelas dengan siswa-siswa yang
berbeda tentu mempunyai kecepatan belajar yang berbeda. Penting bagi guru untuk
menyesuaikan kecepatan pelaksanaan pembelajarannya dengan kecepatan kemampuan belajar ini
sehingga kompetensi yang dibelajarkan kepada mereka dapat dikuasai dengan baik, begitu
dengan kedalaman materi ajar yang disampaikan.
9
e).Umpan Balik
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan kemudian membuat seluruh siswa di dalam
beaktivitas dengan baik perlu mendapatkan umpan balik dari guru. Umpan balik yang diberikan
dapat bermacam-macam bentuknya, seperti penguatan-jika siswa atau peserta didik telah
melakukan hal yang diharapkan dengan baik, koreksi-jika siswa masih belum dapat melakukan
hal yang diinginkan dengan baik. Proses dan hasil belajar peserta didik harus diberikan respon
untuk meng-umpan balik kepada mereka, dengan demikian peserta didik mendapatkan gambaran
tentang proses dan hasil belajar mereka saat itu juga.
f).Pertanyaan-Pertanyaan
Pelaksanaan pembelajaran yang baik menurut Kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang
penuh dengan pertanyaan-pertanyaan bermutu dari peserta didik. Hal ini mungkin awalnya relatif
sulit karena kebanyakan kultur sekolah belum mendukung ini. Ketika bertanya menjadi suatu
budaya di kelas, maka pelaksanaan pembelajaran seperti itulah yang diinginkan oleh Kurikulum
2013. Selain bertanya, siswa juga harus belajar dan diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk
memberikan pendapat, menyampaikan persepsi dan pandangannya akan suatu, dan sejenisnya.
g).Penampilan Guru
Setiap guru yang mengajar, maka dalam segi penampilan juga harus menunjukkan pribadi
yang dapat menjadi contoh langsung tentang bagaimana berpakaian yang baik. Guru harus
menggunakan pakaian yang pantas sesuai dengan profesinya sebagai guru, bersih dan sopan.
Penting bagi guru untuk mengerjakan sebuah tugas penting pada saat pertama kali masuk
melaksanakan pembelajaran di kelasnya pada awal-awal semester, yaitu menyampaikan silabus,
teknik-teknik pembelajaran yang akan digunakan hingga penilaian.
i).Disiplin Waktu
Efektivitas pembelajaran menurut Kurikulum 2013 dapat dilihat juga dari aspek waktu, di
mana paling gampang melihatnya dari sisi apakah guru telah memulai dan mengakhiri proses
pembelajaran tepat sesuai waktu yang dialokasikan.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengembangan silabus dan pelaksanaan K13 di buat berdasarkan banyak pertimbangan guna
untuk pendidikan yang lebih baik kedepannya. Di dalam silabus telah mencakup besar program
pembelajaran untuk satu semester/satu tahun.silabus merupakan seperangkat rencana serta
pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat
komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.
Dengan menggunakan program K1, sistem belajar mengajar di satuan pendidikan Kotim
dapat menjadi lebih baik dan meningkatkan kualitas SDM para pelajar.K13 memberikan banyak
kesempatan pada siswa untuk berpendapat sesuai dengan potensi yang ada dalam diri mereka,
sehingga tentunya akan dapat membuat mereka lebih kritis dan tanggap terhadap pelajar maupun
isu yang berkembang saat ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, zainal (2013). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia
Permata.
Sagala, Syaiful. "Silabus sebagai landasan pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran bagi
guru yang profesional." Jurnal Tabularasa 5.1 (2008): 11-22.
http://novehasanah.blogspot.com/2016/02/pelaksanaan-pembelajaran-kurikulum-2013.html
12