Anda di halaman 1dari 18

Makalah Matakuliah Perencanaan Pembelajaran Fisika

Pengembangan Silabus

Oleh:

Fani Aldilah Rosyadi (140210102086)

Dosen Pengampu:
Sri Wahyuni, S.Pd. M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2016
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.3 Tujuan.................................................................................................................... 2
BAB 2. PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
2.1 Pengembangan Silabus ....................................................................................... 3
2.2 Komponen Silabus ............................................................................................... 4
2.3 Aspek Pengembangan Kata Kerja Operasional ............................................... 8
2.4 Prosedur Pengembangan Silabus ....................................................................... 9
2.5 Instrumen Pengembangan Silabus ................................................................... 10
2.6 Prinsip Pengembangan Silabus ........................................................................ 11
BAB 3. PENUTUP...................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 14
3.2 Saran .................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 15
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap kurikulum senantiasa dikembangkan berlandaskan pada filsafat
pendidikan tertentu. Filsafat pendidikan itu akan menentukan tujuan
pendidikan yang dicanangkan pada masa kini dan akan dicapai dalam masa
mendatang. Dari filosofi kemudian dikembangkanlah teori-teori pembelajaran
dan teori itulah yang digunakan untuk mengoperasikan praktik belajar.

Kurikulum di era 2000-an yakni KBK (Kurikulum Berbasis


Kompetensi) 2004, KTSP dan Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang
berbasis kompetensi dengan pembelajaran yang konstruktivistik.
Keterlaksanaan kurikulum competency based sangat ditentukan oleh
kemampuan guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran, yakni
pengembangan silabus, buku ajar, sumber dan media pembelajaran, model
pembelajaran, instrumen assesmen, dan RPP. Perangkat pembelajran tersebut
perlu diimplementasikan dalam praktik pembelajaran sehari-hari di satuan
pendidikan.

Namun guru sering telat dan menundah-nundah dalam menyerahkan


dokumen silabus dan RPP ke satuan pendidikan. Hal ini menunjukkan
perkembangan komitmen dan kompetensi guru dalam menyusun dokumen
silabus dan RPP masih tergolong rendah. Setidaknya ada 3 sebab yang
menyebabkan guru enggan membuat silabus dan RPP, yaitu guru belum
memiliki kecakapan dan keterampilan menyusun perangkat pembelajaran,
guru enggan untuk membuatnya, atau guru tidak punya cukup waktu untuk
membuatnya (Titik, 2014).

Atas dasar untuk meningkatkan kualitas guru dalam mencapai standart


kompetensi yang ditetapkan oleh satuan pendidikan di Indonesia, maka
melalui makalah ini akan dipaparkan cara-cara yang sistematis dan benar
dalam menyusun perangkat pembelajaran khususnya silabus. Diharapkan
setelah membaca makalah ini dapat menambah wawasan pembaca dalam
membuat silabus pembelajaran dan dapat memotivasi pembaca dalam
melakukan pengembangan silabus.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, dapat dinyatakan
permasalahan sebagai berikut:
1.2.1 Apa pengertian dari silabus?
1.2.2 Apa yang termasuk komponen-komponen silabus?
1.2.3 Bagaimana prosedur pengembangan silabus?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui pembuatan makalah ini adalah:
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian silabus.
1.3.2 Untuk mengetahui komponen-komponen silabus.
1.3.3 Untuk mengetahui prosedur pengembangan silabus
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 PENGEMBANGAN SILABUS

1. SILABUS

Berdasarkan Pasal 19 Ayat 3 dan Pasal 20 Standar Nasional


Pendidikan, setiap satuan pendidikan wajib melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya
proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan proses
pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (Jumadi,
2014).

Silabus pada dasarnya merupakan garis besar program pembelajaran.


Departemen Pendidikan Nasional (2008: 16) mendefinisikan silabus
adalah rencana pembelajaran pada satu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Siapakah atau pihak manakah yang berwenang menyusun dan


mengembangkan silabus? Penyusunan atau pengembangan silabus sangat
tergantung sistem pendidikan yang berlaku. pada sistem pengelolaan
pendidikan yang tersentralisasi seperti di Indonesia, penyusunan silabus
pada umumnya dilakukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini departemen
yang mengurusi pendidikan. Pada sistem pengelolaan pendidikan yang
desentralistik penyusunan silabus dilakukan oleh sekolah atau para guru
yang mengajar di sekolah tertentu. Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (2006), pengembangan silabus, pembelajaran, dan penilaian
diserahkan kepada satuan pendidikan atau guru-guru lah yang
mengembangkan silabus, pembelajaran, dan penilaian di sekolah tempat
mereka mengajar. Kurikulum (2013) yang juga berbasis pada kompetensi
penyusunan silabus (minimal) sangat mungkin disusun pemerintah pusat,
namun pengembangannya perlu disesuaikan dengan kondisi lingkungan
belajar daerah atau satuan pendidikan setempat.

Panduan Implementasi Standar Proses untuk Satuan Pendidikan


Dasar dan Menengah (2009) menyatakan bahwa silabus sebagai acuan
pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran,
standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), materi pelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan standar isi, standar kelulusan, serta panduan
penyusunan KTSP. Dalam pelaksanaannya silabus dapat dikembangkan
oleh guru secara mandiri atau berkelompok dalam sekolah/madrasah atau
beberapa sekolah, MGMP, PKG (Pusat Kerja Guru) dan Dinas Pendidikan.
KTSP menuntut guru mampu untuk mengembangkan silabus sesuai
dengan kondisi sekolah, karakteristik siswa, dan keadaan masyarakat
setempat agar tercipta lingkungan belajar yang kondusif. Kebijakan ini
menuntut guru untuk menyusun pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Penyusunan silabus oleh guru harus memperhatikan prinsip dan acuan
operasional KTSP (Kendarti, 2011). Dengan demikian apapun
kurikulumnya, sekolah dan guru guru di sekolah tertentu perlu
meningkatkan kemampuan dalam penyusunan dan pengembangan silabus
dan perencanaan pembelajaran.

2.2 KOMPONEN SILABUS

1. IDENTITAS MATA PELAJARAN

Identitas mata pelajaran berisi nama sekolah, mata pelajaran/tema,


kelas/semester.

2. STANDAR KOMPETENSI

Standar kompetensi (Chamsiatin, 2008) adalah kualifikasi


kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai tingkat dan/semester. Standar
kompetensi terdiri sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang
harus dicapai dan berlaku secara nasional. Standar kompetensi merupakan
seperangkat kompetensi yang dibakukan secara nasional, diwujudkan
dengan hasil belajar peserta didik secara minimal. Pengembang silabus
dapat mengambil begitu saja dari standar isi yang sudah disusun oleh
pemerintah pusat (Kemendiknas).

3. KOMPETENSI DASAR

Kompetensi dasar (Chamsiatin, 2008) adalah sejumlah kemampuan


yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.
Kompetensi dasar dijabarkan dari standar kompetensi. Pengembangan
silabus dapat mengambil nya begitu saja dari standar isi yang sudah
disusun oleh pemerintah pusat (Kemendiknas).

4. MATERI POKOK

Materi pokok adalah materi pelajaran yang harus dipelajari dan


dibangun oleh peserta didik sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar.
Materi pokok mencakup nilai, pengetahuan, sikap, fakta, konsep, prinsip,
teori, hukum, dan prosedur yang dibangun dengan pola urutan prosedur,
hierarkis, atau kombinasi. Materi pelajaran dapat dikembangkan sesuai
substansi SK, KD, dan indikator yang bisa digali, dielaborasi, dan
dikonfirmasi dari berbagai sumber belajar-misalnya dari buku pelajaran,
narasumber, internet, peristiwa, lingkungan belajar, dan lainnya. Materi
pembelajaran juga bisa diangkat melalui pengalaman belajar siswa dalam
model pembelajaran yang dijalankan selama proses pembelajaran,
termasuk dibangun melalui media pembelajaran.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan materi


pokok adalah akurasi kebenarannya teruji benar-benar dibutuhkan peserta
didik bermanfaat untuk kepentingan pengembangan kemampuan akademis
dan nonakademis kelayakan dan menarik peserta didik untuk mempelajari
lebih lanjut.

5. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM)

Substansi KBM sesungguhnya adalah pengalaman belajar peserta


didik. Dalam proses pembelajaran, ia belajar apa? Pengalaman belajar
(Chamsiatin, 2008) dirancang untuk melibatkan proses mental dan fisik
peserta didik dengan sesamanya, guru, sumber dan media, juga lingkungan
belajar lain demi pencapaian kompetensi. Pemanfaatan strategi,
pendekatan, model, metode, teknik, dan taktik pembelajaran sangat
menentukan pengalaman belajar peserta didik. Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam KBM adalah rangkaian kegiatan belajar secara
berurutan untuk mencapai kompetensi dasar, bersifat hierarkis dalam
penyajian materi pelajaran, tercermin dalam kegiatan belajar peserta didik.

6. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Indikator pencapaian kompetensi adalah penanda perubahan nilai,


pengetahuan, sikap, keterampilan, dan perilaku yang dapat diukur.
Indikator digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan tujuan
pembelajaran, substansi materi, sumber dan media, serta alat penilaian.
Lise Chamsiatin (2008) menyebutkan pengembangan indikator dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Setiap KD dapat dikembangkan
menjadi beberapa indikator; (2) Perumusan indikator menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diukur dan/atau diobservasi; (3) Tingkat kata
kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam KD;
(4) menggunakan prinsip urgensi, kontinuitas, relevansi, dan kontekstual;
dan (5) Seluruh indikator KD merupakan tanda untuk menilai pencapaian
kompetensi dasar yakni terinternalisasi kan nilai, sikap, kemampuan
berpikir, dan bertindak secara konsisten.

7. TAKSONOMI BLOOM SEBAGAI RUJUKAN PENGEMBANGAN


INDIKATOR DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Untuk menjabarkan KD menjadi indikator, pengembang dapat


menggunakan perujukan taksonomi belum untuk mencari dan
merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran taksonomi dimaksud
disajikan sebagai berikut:

Bloom ranah pedidikan menjadi kognitif, afekif, dan pisikomotor,


secara bertingkat-tingkat dari rendah ke tingkat tinggi sebagai berikut.

Ranah kognitif Ranah efektif Ranah pisikomotor


(dari rendah ke tinggi) (dari rendah ke tinggi) (dari rendah ke tinggi)
Pengetahuan Pembelajaran Persepsi (kemampuan
(kemamouan menilai memilah-milah dan
berdasarkan norma, kepekaan berbagai hal.)
menilai mutu karangan,
dan lain-lain)

Pemahaman Penerimaan Kesimpulan (bersiap diri


(kemampuan (kemampuan menjadi secara fisik.)
menjelaskan dengan peka tentang suatu hal
kata-kata sendiri: dan menerima apa
menerjemahkan: adanya.)
menafsirkan,
memperkirakan,
memahami isi,
mengartikan tabel, dan
lain-lain)

Penerapan (kemampuan Partisipasi (kerelaan Gerakan terbimbing


memecahkan masalah, memperhatikan dan (kemampuan meniru
membuat bagan, partisipasi dalam suatu contoh.)
menggunakan kaidah, kegiatan)
prinsip prosedur, meode,
dan lain-lain)

Analisis (kemampuan Penilaian dan Gerakan terbiasa


memisahkan, penentuan sikap (keterampilan yang
membedakan, merinci (kemampuan menilai berpegang pada pola.)
bagian-bagian, hubungan dan menentukan sikap.)
antar bagian, dan lain-
lain.)

Sintetis (kemampuan Organisasi Gerakan kompleks


menyusun- misalnya (kemampuan (berkemampuan luwes,
karangan, rencana, membentuk sistem nilai sesit, lincah.)
program kerja, dan lain- sebagai pola hidup.)
lain)

Evaluasi (kemampuan Pembentukan pola Penyesuaian


menilai berdasarkan hidup (kemampuan (kemampuan mengubah
norma, misalnya menilai menghayati nilai dan mengatur kembali)
mutu karangan, dan sebagai pegangan
sebagainya) hidup.)

Kreativitas (kemampuan
menciptakan pola baru)

Berikut ini disajikan kata kerja operasional berdasarkan taksonomi Bloom


baik pada ranah kognitif, efektif, maupun pisikomotor, dalam berbagai kata
seperti berikut:

Domain Kognitif Kata Kerja Operasional


Pengetahuan Mengidentifikasi; memilih; menyebut nama;
membuat daftar.
Pemahaman Membedakan; menjelaskan; menyimpulkan;
merangkum; memperkirakan.
Penerapan Menghitung; menggunakan; menerapkan;
memodifikasi; mentransfer.
Analisis Membuat diagram; membedakan; menghubungkan;
menjabarkan ke dalam bagian-bagian.
Sintesis Menciptakan; mendessain; memformulasikan;
membuat prediksi.
Evaluasi Membuat kritik; membuat penilaian;
membandingkan; membuat evaluasi.
Domain Afektif Kata Kerja Operasional
Penerimaan Mendengarkan; menghadiri; melihat;
memperhatikan.
Partisipasi Mengikuti; mendiskusikan; berlatih; berpartisispasi;
mematuhi.
Penilaian penentuan Memilih; meyakinkan; bertindak; mengemukakan;
sikap argumentasi.
Organisasi Memilih; memutuskan; memformulasikan;
membandingkan; membuat sistematisasi.
Pembentukan pola Menunjukkan sikap; menolak; mendemonstrasikan;
hidup/ pengamalan menghindari.

Domain Psikomotor Kata Kerja Operasional


Persepsi Memilah-milah.
Kesiapan Melakukan gerakan start.
Gerakan terbimbing Menjiplak; meniru.
Gerakan terbiasa Terbiasa; berpola.
Gerakan kompleks Lincah; gesit; cekatan.
Penyesuaian Mengubah; mengatur kembali; menata.
Kreativitas Mencipta; menambah.

8. KATA KERJA OPERASIONAL

Rambu-rambu pengembangan indikator berisi kata kerja operasional


berikut ini dikutip dari IHT Kurikulum SMA 73 di Jakarta (Noorsyam,
2006) dapat membantu merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran,
yaitu:

 Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indikator (lebih dari


dua).

 Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur


dan atau diobservasi.

 Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan
kata kerja dalam KD maupun SK.

 Prinsip pengembangan indikator adalah urgensi, kontinuitas,


relevansi, dan kontekstual.
 Seluruh indikator dalam satu KD merupakan tanda, perilaku, dan
lain-lain untuk mencapai kompetensi kemampuan bersikap,
berpikir dan bertindak secara konsisten.

2.3 ASPEK PENGEMBANGAN KATA KERJA OPERASIONAL

Pengembangan silabus dapat mengambil dan/atau mengembangkan sendiri


kata kerja operasional sebagaimana disajikan tadi. Usahakan kata kerja
operasional tersebut mencakup baik ranah kognitif, afektif, maupun
psikomotor.

1. Penilaian
Penilaian (chamsiatin, 2008) merupakan serangkaian kegiatan
untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data diri peserta
didik, dilakukan secara sistemis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi bermakna dalam pengambilan keputusan, penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes, mencangkup aspek
kognitif, afektif, dan pisikomotor, dilakukan secara formal dan
informal bertolak dari tujuan, mendorong kemampuan penalaran dan
berfikir keritis, menunjukkan kompetensi siswa, dan adil.
2. Alokasi waktu
Alokasi waktu pada setiap KD didasarkan jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata pembelajaran perminggu dengan
mempertimbangkan jumlah KD. Keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan kepentingan KD, dan memperhatikan keberagaman
3. Sumber/bahan/alat belajar
Sumber belajar dapat berupa buku-buku rujukan, objek,subjek,
atau bahan dan alat untuk kegiatan pembelajaran, sumber pembelajaran
dapat berupa bahan cetak dan elektronik, nara sumber, peristiwa,
lingkungan, dan lainya yang relefan. Mengacu pada uraian dan
pengembangan silabus tersebut, dapat disajikan salah satu alternatif
format silabus sebagai berikut:
4. SILABUS
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
S K Mater KB Indikato Penilaia Alokas Sumbe
K D i M r n i r
Waktu Belajar

2.4 PROSEDUR PENGEMBANGAN SILABUS

Chamsiatin (2008) menyatakan bahwa pengembangan silabus dapat


dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengisi kolom identifikasi

b. Mengkaji standar kompetensi perlu memperhatikan: (1) hierarki


konsep disiplin ilmu atau tingkat kesulitan materi (2) keterkaitan
standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

c. Mengkaji kompetensi dasar

d. Mengidentifikasi materi pokok.

Mengkaji materi pokok perlu memperhatikan: (1) tingkat


perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual
peserta didik; (2) kebermanfaatan bagi peserta didik; (3) struktur
keilmuan; (4) kedalaman dan keluasan materi; (5) relevansi dengan
kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan (6) alokasi
waktu.

e. Mengembangkan pengalaman belajar.

Pengalaman belajar berisi skenario pembelajaran yang lebih


menonjolkan pengalaman belajar peserta didik, memberi kesempatan
siswa mengonstruksi pengetahuan sendiri, mengembangkan seluruh
kecakapan hidup peserta didik, dan bermakna bagi kehidupan mereka.
Ketepatan pilihan pada pendekatan, model, metode, teknik, dan taktik
pembelajaran sangat menentukan pengalaman belajar peserta didik.

f. Merumuskan indikator

Indikator merupakan penjabaran KD yang menunjukkan tanda-tanda


perbuatan atau respon dari peserta didik. Pengembangan indikator
hendaknya memperhatikan karakteristik daerah, satuan pendidikan,
dan peserta didik, menggunakan kata kerja operasional yang terukur
dan dapat diobservasi. Pilihan pada kata kerja operasional dapat
dirumuskan sendiri oleh guru, dan digunakan sebagai dasar untuk
menyusun alat penilaian.

g. Menentukan jenis penilaian

Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam


bentuk tertulis maupun lisan, kinerja, produk, sikap, proyek, portofolio,
laporan diri, dan lainnya yang relevan.

h. Menentukan alokasi waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah


Minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman,
tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar,
diperkirakan sesuai kebutuhan peserta didik untuk menguasai
kompetensi dasar.

i. Menentukan sumber belajar

Sumber belajar dapat menggunakan buku rujukan, objek, bahan, benda,


narasumber, peristiwa, lingkungan, fisik-sosial-psikologis-budaya, dan
lainnya yang relevan. Sumber belajar hendaknya bersesuaian dengan
SK, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran.

2.5 INSTRUMEN PENGEMBANGAN SILABUS

Setelah mempelajari landasan teoritik pengembangan silabus


lakukanlah pengembangan silabus dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

1. Kajilah satu standar kompetensi tertentu pada mata pelajaran tertentu.


2. kajilah kompetensi dasar dari standar kompetensi yang dikaji.

3. merumuskan indikator ketercapaian kompetensi sesuai kompetensi


dasar yang menjadi fokus kajian.

4. Identifikasilah materi pokok yang relevan dengan kompetensi dasar


dan indikator yang menjadi fokus kajian.

5. kembangkan pengalaman belajar peserta didik sesuai indikator dan


kompetensi dasar yang menga menjadi fokus kajian.

6. Tentukan jenis penilaian baik, penilaian proses maupun hasil


belajarnya melalui berbagai teknik penilaian yang relevan.

7. Tentukan alokasi waktunya.

8. Tentukan sumber/media/dan peralatan pembelajarannya.

Penilaian
Alokasi Waktu :
Sumber Belajar :

Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
S K Mater KB Indikato Penilaia Alokas Sumbe
K D i M r n i r
Waktu Belajar

2.6 PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS

KTSP memberi kewenangan kepada satuan pendidikan dan guru


untuk mengembangkan silabus “Silabus minimal” dalam Kurikulum
2013 juga sangat mungkin dikembangkan lebih lanjut oleh satuan
pendidikan dan guru disesuaikan situasi dan kondisi masing-masing
daerah dan satuan pendidikan setempat.

Para guru dan calon guru memahami prinsip-prinsip


pengembangan silabus sebagaimana yang ditentukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional (2008: 16) sebagai berikut:

 Prinsip relevansi

Prinsip relevansi memberikan arahan bahwa silabus hendaknya


mempertimbangkan cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan
urutan penyajian materi, disesuaikan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. Prinsip
relevansi ini juga mendasari pemilihan materi, strategi dan
pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penetapan waktu,
pertimbangan pemilihan sumber dan media pembelajaran, dan
strategi penilaian hasil pembelajaran.

 Prinsip sistematis

Prinsip sistematis memberikan arahan bahwa penyusunan silabus


hendaknya bersifat sistemik dan sistematik. Jika silabus dipandang
sebagai sistem garis besar program pembelajaran bersifat sistemik,
komponen silabus hendaknya bersifat sinergis dalam pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk itu, standar
kompetensi dan kompetensi dasar anaknya menjadi acuan dalam
mengembangkan indikator, materi standar, kegiatan belajar,
penentuan waktu, pemilihan sumber, dan media pembelajaran, dan
standar penilaian.

 Prinsip konsistensi

Prinsip konsistensi ini memberi arahan bahwa dalam


pengembangan silabus terjadi hubungan yang konsisten (ajek dan
taat asas) antara KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan Instrumen penilaian bersifat
searah dalam rangka pencapaian standar kompetensi.

 Prinsip memadai

Prinsip ini memberi arahan bahwa cakupan indikator, materi


pembelajaran, pengalaman belajar, sumber dan media
pembelajaran, dan penilaian cukup memadai untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar.

 Prinsip aktual dan kontekstual

Prinsip ini memberi arahan bahwa cakupan indikator, materi


pembelajaran, pengalaman belajar, dan sistem penilaian nggaknya
memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang terwujud dalam realitas kehidupan. Ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang pesat di tengah masyarakat. Silabus anaknya
yang tertinggal oleh perkembangan masyarakat dan IPTEK.
Kontekstual berarti pengembangan silabus Sundanya sesuai dengan
konteks zaman dan kehidupan peserta didik. Pengalaman belajar
yang dirancang dalam silabus hendaknya menggunakan situasi
kehidupan pria yang sedang terjadi di tengah-tengah kehidupan
peserta didik.

 Prinsip fleksibilitas

Prinsip ini memberi arahan bahwa seluruh komponen silabus


hendaknya dapat mengakomodasi keragaman peserta didik,
pendidik, lingkungan belajar, dan dinamika perubahan yang terjadi
di masyarakat dan satuan pendidikan setempat. Silabus hendaknya
disusun fleksibel sesuai kondisi dan kebutuhan peserta didik dan
masyarakat.

 Menyeluruh

Prinsip ini memberi arahan bahwa pengembangan indikator silabus


hendaknya mencakup seluruh ranah kompetensi, baik kognitif,
afektif, dan psikomotor. Selain itu idealnya sesuai juga dengan
pengembangan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
penilaian pembelajaran. Prinsip menyeluruh ini perlu diletakkan
dalam pencapaian kompetensi-sebagai pencerminan pengetahuan,
nilai, sikap, dan perbuatan dan terwujud dalam berbagai kecakapan
hidup.
BAB 3. PENUTUP

1.1 Kesimpulan
1.1.1 Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar.
1.1.2 Komponen-komponen silabus diantaranya identitas mata pelajaran,
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan
belajar mengajar, indikator pencapaian kompetensi, taksonomi
bloom, dan kata kerja operasional.
1.1.3 Chamsiatin (2008) menyatakan bahwa pengembangan silabus dapat
dilakukan dengan langkah-langkah diantaranya dimulai dari
mengisi kolom identitas sampai dengan menentukan sumber belajar.

1.2 Saran
Demikianlah, makalah ini penulis susun sedemikian singkat.
Mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca. Untuk mengakhiri tulisan ini, penulis sangat mengharapkan
kritik dan sarannya yang bersifat membangun, bila dalam makalah ini
terdapat kesalahan dan kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA

Jumadi. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Susan


Loucks-Horsley. Jurnal Kependidikan. 44 (1): 15-25.
Kendarti. 2011. Pendampingan Pengawasan Sekolah Untuk Meningkatkan
Kemampuan Guru Menyusun Silabus. Jurnal Ilmiah Guru “COPE”. 2: 9-
16
Sa’dun. 2015. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Titik. 2014. Supervisi Akademik Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Guru
Menyusun Perangkat Persiapan Pembelajaran. Jurnal Penelitian Tindakan
Sekolah dan Kepengawasan. 1 (2): 57-62.

Anda mungkin juga menyukai