Anda di halaman 1dari 21

PAPER

KURIKULUM DAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN PJOK


“Pengembangan Silabus dan Pelaksanaan Kurikulum 2013”

Disusun oleh :
ANKI PAGAMO (19086013)

Dosen Pembimbing :
Dr. DAMRAH, M.Pd
Dr. ALDO NAZA PUTRA, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021

ii
Permasalahan
Permasalahan terkait pembahasan yakni masalah dalam kurikulum pendidikan di
Indonesia, begitu banyak masalah-masalah kurikulum dan pembelajaran yang dialami
Indonesia. Masalah-masalah ini turut andil dalam dampaknya terhadap pembelajaran
dan pendidikan Indonesia. Berikut salah satu masalah kurikulum (menurut sudut
pandang penulis) yaitu kendala kesulitan guru dalam menyiapkan media pembelajaran.
Media pembelajaran menjadi salah satu aspek penting dalam pembelajaran kurikulum
2013. Seorang guru perlu memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan
berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta
dengan taraf perkembangan siswa termasuk di dalamnya memanfaatkan berbagai
sumber dan media pembelajaran

Kendala-kendala lain berkaitan dengan ketidakpahaman guru akan Kurikulum


2013. Guru bukan saja dapat menentukan tujuan dan isi pembelajaran, akan tetapi juga
dapat menentukanstrategi apa yang harus dikembangkan. Tidak dilibatkannya guru
dalam proses pengembangan kurikulum, menjadikan guru tidak terbiasa dan bingung.
Kebingungan ini dirasakan hampir semua pelaku pendidikan di Indonesia. Pemerintah
pun belum konsisten dengan dikeluarkannya Permendikbud yang berubah-ubah.
Permendikbud yang berubah-ubah dalam jangka waktu yang singkat menandakan
kekurangsiapan pemerintah dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya kesalahan, kekurangan, dan kontradiksi antara Permendikbud yang
satu dengan Permendikbud lainnya. Hal ini juga menjadi indikator adanya keinginan
yang kuat atas berlakunya kurikulum tersebut tanpa didasari kajian ilmiah atas
kelayakan pemberlakuannya

Pembahasan atau Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah yang ada dalam bagian permasalahan di atas, maka
dari itu perlu adanya koreksi terkait apa yang sangat mendasari permasalahan itu terjadi.
Yang di tangkap oleh penulis disini adalah bagaimana cara kita sebagai calon pendidik
untuk mengelola pengembangan silabus di sekolah dan memahami pelaksanaan
Kurikulum 2013/ kurikulum yang tepat dan efektif untuk diterapkan siswa/siswi kita.

1
Oleh Karena itu, penulis akan menjabarkan pemecahan masalah dari
permasalahan tersebut. Dengan menjelaskan secara rinci terlebih dahulu mengenai
Pengembangan Silabus.

1. Pengembangan Silabus
a. Pengertian Silabus
Istilah silabus dapat didevinisikan sebagai "garis besar, ringkasan, atau pokok-pokok
isi atau materi pelajaran". Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk
pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standart kompetensi dan
kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu
dipelajari siswa dalam mencapai standart kompetensi dan kemampuan dasar.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Ini juga termasuk kedalam
Berkas Administrasi Guru di Sekolah.

b. Landasan Pengembangan Silabus


 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 17 ayat (2)
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 20
 Permendiknas No.20 tahun 27 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
 Permendiknas No.41 tahun 2007 tentang Standar Proses
 Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
c. Prinsip Pengembangan Silabus
Prinsip Pengembangan Silabus diserahkan sepenuhnya kepada setiap satuan
pendidikan, khususnya bagi yang sudah mampu melakukannya. Oleh karena itu, setiap
satuan pendidikan di beri kebebasan dan keleluasaan dalam mengembangkan silabus
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Agar pengembangan silabus yang

2
dilakukan oleh setiap satuan pendidikan tetap berada dalam bingkai pengembangan
kurikulum nasional, maka perlu memerhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus,
yang meliputi :

1) Ilmiah. Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan dengan prinsip


ilmiah, yang mengandung arti bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang
menjadi muatan dalam silabus harus benar, logis dan dapat dipertanggung
jawabkan secara keilmuan.

2) Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian dalam


silabus sesuai atau ada keterkaitan dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.

3) Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional


dalam mencapai kompetensi.

4) Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator,


materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.

5) Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar


dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6) Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,


sumber belajar dan sistem penilaian memerhatikkan perkembangan ilmu,
teknologi dan seni mutakhir daalm kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

7) Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman


peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
tuntutan masyarakat.

8) Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi


(kognitif, afektif, psikomotor).

d. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus  dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah

3
Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas
Pendidikan.

 Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.

 Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan
untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus
yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.

 Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun
silabus secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu
disusun secara bersama oleh guru yang terkait.

 Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya


bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk
bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah
dalam lingkup MGMP/PKG setempat.

 Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan


membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya
masing-masing.

e. Komponen-Komponen Silabus
Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari beberapa
komponen, sebagai berikut:
 Standar Kompetensi Mata Pelajaran

Standar kompetensi mata pelajaran adalah batas dan arah kemampuan yang
harus dimiliki dan dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu, kemampuan yang dapat dilakukan atau
ditampilkan siswa untuk suatu mat pelajaran, kompetensi dalam mata pelajaran tertentu
yang harus dimiliki siswa, kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam dalam

4
suatu mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi terdapat dalam Permen Diknas
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

 Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal pada tiap mata pelajaran yang
harus dicapai siswa. Kompetensi dasar dalam silabus berfungsi untuk mengarahkan
guru mengenai target yang harus dicapai dalam pembelajaran.Misalnya, mampu
menyelesaikan diri dengan lingkungan dan sebagainya.Kompetensi Dasar terdapat
dalam Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan


pencapaian pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar. Hasil belajar dalam
silabus berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh
siswa sehubungan dengan kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi
dasar dan materi standar yang dikaji.Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan,
keterampilan,maupun sikap.

 Indikator Hasil Belajar

Indikator hasil belajar adalah ciri penanda ketercapain kompetensi


dasar.Indikator dalam silabus berfungsi sebagai tanda-tanda yang menunjukkan
terjadinya perubahan perilaku pda diri siswa.Tanda-tanda ini lebih spesifik dan lebih
dapat diamati dalam diri siswa, target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi atau
tercapai.

 Materi Pokok

Materi pokok adalah pokok-pokok materi yang harus dipelajari siswa sebagai
sarana pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai dengan menggunakan
instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator  pencapaian belajar.Secara
umum  materi pokok dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis,yaitu
fakta,konsep,prisip,dan prosedur.

5
 Kegiatan Pembelajaran 

Kegiatan pembelajaran adalah bentuk atau pola umum kegiatan pembelajaran


yang akan dilaksanakan.Strategi pembelajaran meliputi kegiatan  tatap muka dan non
tatap muka (pengalaman belajar).

 Alokasi Waktu

Alokasi waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menguasai masing-masing


kompetensi dasar.

 Adanya Penilaian

Penilaian adalah jenis, bentuk, dan instrumen yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur  keberhasilan belajar siswa.

 Sarana dan Sumber Belajar

Sarana dan sumber belajar adalah sarana dan sumber belajar yang digunakan
dalam proses belajar mengajar.

f. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus


1) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran  sebagaimana
tercantum pada Standar Isi, dengan  memperhatikan hal-hal berikut:

 urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan


materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi; 
 keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran;

 keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata


pelajaran. 

2) Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran 

Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian


kompetensi dasar dengan mempertimbangkan: potensi peserta didik, relevansi dengan

6
karakteristik daerah, tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spritual peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, struktur keilmuan, aktualitas,
kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran, relevansi dengan kebutuhan peserta
didik dan tuntutan lingkungan; dan alokasi waktu. 

3) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan,  dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar.  Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut:

 Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para


pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional.
 Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. 

 Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep


materi pembelajaran.

 Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua


unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi. 

4) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja

7
operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar
untuk menyusun alat penilaian. 

5) Penentuan Jenis Penilaian


Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk
tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya
berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,


dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan.

6) Menentukan Alokasi Waktu


Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan,
dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.  Alokasi waktu yang dicantumkan dalam
silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang
dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

7) Menentukan Sumber Belajar


Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi


dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.

2. Pelaksanaan Kurikulum 2013

8
a. Deskripsi kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan


berbasia sains yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan dengan
tujuan untuk mempersiapkan lahirnya generasi emas bangsa indonesia, dengan sistem
dimana siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Titik beratnya, kurikulum
2013 ini bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa agar lebih baik dalam
melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mempresentasikan apa yang mereka
peroleh atau mereka ketahui setelah meneerima materi pembelajaran. Adapun obyek
yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013
menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Berbeda dengan kurikulum
sebelumnya, kurikulum 2013 lebih menekankan pada ketiga aspek, yaitu menghasilkan
peserta didik berakhlak mulia (afektif), berketerampilan (psikomotorik), dan
berpengetahuan (kognitif) yang berkesinambungan. Sehingga diharapkan agar siswa
lebih kreatif, inovatif dan lebih produktif.

Dalam kurikulum 2013 juga ada strategi pengembangan pendidikan, salah satunya
adalah penambahan jam pelajaran. Rasionalitas penambahan jam pelajaran dapat
dijelaskan bahwa perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberitahu menjadi
mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan
output) memerlukan tambahan jam pelajaran.

b. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengenmangan


kurikulum berbasis kompetensiyang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang


dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.

1) Tantangan internal

2) Pemenuhan delapan standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar


pengelolaan, standar biaya, standar isi, standar sarana prasarana, standar pendidik

9
dan tenaga kependidikan, standar proses, standar penilaian, dan standar
kompetensi lulusan.

3) Perkembangan penduduk indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia


produktif.

4) Tantangan eksternal

5) Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan tekhnologi informasi.

6) Kompetensi asa depan antara lain kemampuan berkomunikasi, kemampuan


berpikir jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negera yang
bertanggungjawab, kemampuan untuk coba mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda dan memiliki kesiapan untuk belajar.

7) Persepsi masyarakatantara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban


siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.

8) Fenomena negatif antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme,


dan kecurangan dalam ujian.

c. Karakteristik Kurikulum 2013

Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya:

 Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk


Kompetensi Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.

 Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai


kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan
psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas dan mata pelajaran.

 Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik


untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk
SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
10
 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah
diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah
berimbang antara sikap dan kemampuan intelektual (kemampuan kognitif
tinggi).

 Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi


Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi dalam Kompetensi Inti.

 Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif


saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) diikat oleh
kompetensi inti.

 Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD). Dalam
silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.

 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk


mata pelajaran dan kelas tersebut.

d. Konsep Dasar Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013

Menurut Sudjana , pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan


sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan
belajar. Menurut Gulo pembelajaran adalah untuk menciptakan sistem lingkungan yang
mengoptimalkan kegiatan belajar. Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu
aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar. Yang dimaksud
lingkungan disini adalah ruang belajar, guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium
dan sebagainya yang relefan dengan kegiatan belajar siswa.3

Biggs membagi konsep pembelajaran dalam tiga pengertian, yaitu:

11
1) Pengertian kuantitatif. Penularan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru
dituntut untuk menguasai ilmu yang disampaikan kepada siswa, sehingga
memberikan hasil optimal.

2) Pengertian institusional. Penataan segala kemampuan mengajar sehingga


berjalan efisien. Guru harus selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik
mengajar.

3) Pengertian kualitatif. Upaya guru untuk memudahkan belajar siswa. Peran guru
tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam
aktivitas belajar yang efektif dan efisien. Kesimpulannya pembelajran
merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sitem
lingkunagn dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan
belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal.

e. Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013

Dalam kurikulum 2013 terdapat 2 proses pembelajaran, yaitu

1) Pembelajaran intrakulikuler

Pembelajaran intrakulikuler didsarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

 Proses pembelajaran intrakulikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan


dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan dikelas, sekolah
dan masyarakat.

 Proses belajar di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA,


san SMK/MAK berdasarkan rencana pelaksanaan pemelajaran yang
dikembangkan guru.

 Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk


menuasai KD dan KI yang memuaskan

 Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi

12
 Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmental
dilaksanakan berkesinambunganantara satu pertemuan dengan pertemuan
lainnya

 Proses pembelajaran tidak langsung terjadi pada setiap kegiatan belajar yang
terjadi di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat.

 Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif


melalui kegiatan mengamati, menanya, menganalisis, dan mengkomunikasikan.

 Pembelajaran remidial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai


kompetensi yang masih kurang.

 Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif


dan hasilnya segera diikuti dengan pelajaran remidial untuk memastikan
penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan.

2) Pembelajaran ekstrakulikuler

Pembelajaran ekstrakulikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktifitas yang


dirancang sebagai kegiatan diluar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap
minggu. Kegiatan ekstrakulikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Kegiatan
ekstrakulikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung
kegiatan ntrakulikuler.5

f. Model model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Berdasarkan permendikbud nomor 65
tentang standar proses, model pembelajaran yang yang diutamakan dalam implementasi
kurikulum 2013 adalah

1) Model inquiry learning

Langkah-langkah dalam model inkuiry yaitu: Observasi atau mengamati berbagai


fenomena alam. Mengajukan tentang fenomena yang dihadapi. Mengajukan dugaan

13
atau kemungkinan jawaban. Mengumpulkan data yang terkait dengan dugaan.
Merumuskan kesimpulan berdasarkan data yang telah dianalisis.

2) Model discovery learning

3) Stimulation (memberi stimulasi)

Guru memberikan stimulan dapat berupa bacaan, gambar, situasi, sesuai dengan materi
pembelajaran.

4) Problem statement (mengidentifikasi masalah)

Peserta didik diharuskan menemukan masalah apa saja yang dihadapi.

5) Data colllecting (mengumpulkan data)

Peserta didik diberi pengalaman mencari dan mengumpulkan data yang dapat digunakan
untuk menemukan solusi pemecahan masalah.

6) Data processing (mengolah data)

Melatih kemampuan logis dan aplikatif.

7) Verification (memferifikasi)

Mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran hasil pengolahan data serta
mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.

8) Generalization (menyimpulkan)

Peserta didik dituntut untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu


kejadian.

9) Problem based learning

Model ini bertujuan untuk merangsang peserta didik untuk belajar melalui berbagai
permasalahan nyata.

14
Langkah-langkah pembelajaran: Mengorientasi peserta didik pada masalah,
Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, Membimbing penyelidikan mandiri dan
kelompok, Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, Analisis dan evaluasi proses
pemecahan masalah.

10) Project based learning

Model ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada permasalahan


komplek yang diperlukan peserta didikdalam melakukan investigasi dan memahami
pembelajaran melalui investigasi.

g. Kelebihan dan Kelemahan kurikulum 2013

Kelebihan Kurikulum 2013

 Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah  karena berfokus


dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai
kompetensi sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta
didik merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah
dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan
transfer pengetahuan.

 Kurikulum 2013 yang berbasis karakter  dan kompetensi boleh jadi mendasari
pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan pengetahuan dan
keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat
dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.

 Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam


pengembangannya lebih cepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama
yang berkaitan dengan keterampilan.

 Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif,


pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu.

15
Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan
kesemua program studi.

 Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau
kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk
memaksimalkan potensi mereka.

 Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya  melalui
pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan
profesionalisme secara terus menerus.

Kelemahan Kurikulum 2013

 Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama
dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses
pengembangan kurikulum 2013.

 Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam
kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN)
masih diberlakukan.

16
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran
dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Ini juga termasuk kedalam
Berkas Administrasi Guru di Sekolah. Landasan Pengembangan Silabus yaitu :
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005, Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005, Permendiknas No.20 tahun 27,
Permendiknas No.41 tahun 2007, Permendiknas No. 16 tahun 2007

Prinsip-prinsip pengembangan silabus meliputi : Ilmiah, Relevan, Sistematis,


Konsisten, Memadai, Aktual dan Kontekstual, Fleksibel, Menyeluruh. Pengembangan
silabus  dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah
sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Komponen-Komponen
Silabus yaitu : Standar Kompetensi Mata Pelajaran, Kompetensi Dasar, Hasil Belajar,
Indikator Hasil Belajar, Materi Pokok, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Adanya
Penilaian, Sarana dan Sumber Belajar.

Langkah-Langkah Pengembangan Silabus yaitu : Mengkaji Standar Kompetensi


dan Kompetensi Dasar, Menentukan Sumber Belajar, Menentukan Alokasi Waktu,
Penentuan Jenis Penilaian, Merumuskan Indikator, Pencapaian Kompetensi,
Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran, Mengidentifikasi Materi
Pokok/Pembelajaran.

Kurikulum 2013 merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan


berbasia sains yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan dengan
tujuan untuk mempersiapkan lahirnya generasi emas bangsa indonesia, dengan sistem
dimana siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

17
3.2 Saran

Berdasarkan penjelasan diatas, maka akan lebih baik jika seorang


guru bersama kepala sekolah, komite sekolah, dan pengawas sekolah dapat
mengembangkan sendiri silabus untuk menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian sesuai dengan daaerahnya masing-
masing. Dengan demikian pembelajaran menjadi bermakna karena bersifat kontekstual
bagi peserta didik.
Oleh karena itu, guru harus dipersiapkan dengan matang untuk memahami
pengembangan dan penyusunan silabus yang akan diterapkan pada anak didik. Guru-
guru diharapkan agar tetap terus berinovasi mengembangkan silabus dan cara
pengajaran yang lebih efektif dan menyenangkan.
Kita sebagai mahasiswa yang akan menjadi calon pendidik juga harus bisa
memahami pengembangan silabus dan bagaimana pelaksanaan Kurikulum 2013 agar
dapat menjadi bekal kita untuk dapat mengajarkan para peserta didik dengan kurikulum
yang tepat sasaran. Kita juga diharapkan bisa untuk lebih berinovasi lagi untuk
mengembangkan pendidikan di Indonesia agar bisa menarik perhatian seluruh siswa di
sekolah dan mau ikut serta dalam pembelajaran.

Dalam penulisan makalah   ini, penulis menyadari masih jauh dari


kesempurnaan, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya,
materi dan penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran
dan masukan yang dapat membangun penulisan makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/NASuprawoto/pengembangan-silabus

https://eurekapendidikan.com/definisi-silabus-dan-tahapan

https://mudzakirfaizal.wordpress.com/2014/11/05/makalah-kurikulum-2013/

https://media.neliti.com/media/publications/82440-none-71a2ca0e.pdf

https://indomaterikuliah.blogspot.com/2015/04/makalah-pengembangan-silabus-
hasmirah.html

19

Anda mungkin juga menyukai