Anda di halaman 1dari 68

Pengertian Silabus

Silabus merupakan produk utama dari pengembangan kurikulum sebagai suatu rencana tertulis
pada suatu satuan pendidikan yang harus memiliki keterkaitan dengan produk pengembangan kurikulum
lainya,yaitu proses pembelajaran .silabus dapat dikatakan sebagai kurikulum ideal , sedangkan proses
pembelajarana merupakan kurikulum actual

Silabus pada dasarnya merupakan program yang bersifat makro ,yang harus dijabarkan lagi ke
dalam program-program pembelajaran yang lebih rinci yaitu RPP. Silabus merupakan program yang
dilaksanakan untuk jangka waktu cukup panjang (satu semester ) menjadi acuan dalam mengembangkan
RPP yang merupakan program untuk jangka waktu yang lebih singkat .

Silabus ialah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengaan tema tertentu,
yangg mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar yangg dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Silabus
merupakan daftar rancangan yangg fokus terhadap apa yangg harus dipelajari serta penjelasan mengenai
cara memilih dan menyusun konten.

Jadi, jika seorang pengajar akan memberikan materi pembelajaran, ia harus mempersiapkan
silabus agar alur pengajaran peserta didik dapatt diketahui secara jelas dan pasti. Silabus pun menentukan
kemampuan yangg harus dicapai siswa darii materi yangg diberikan.Berdasarkan Permendiknas RI No.
41 Tahun 2007 mengenai Standar Proses, silabus merupakan acuan pengembangan RPP yangg memuat
identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi atau tema
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, serta sumber belajar.

Dalam perkembangannya, silabus mengharuskan adanya unsur pendidikan karakter serta


direncanakan untukk dimasukkan sebagai nilai-nilai perilaku yangg harus ditanamkan pada setiap siswa.
Mengapa harus nilai-nilai perilaku? Jawabannya tentu saja karena karakter berarti nilai-nilai yangg
melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, konstitusi atau hukum, adat istiadat,
serta estetika.Koesoema (2007) dalaam bukunya, Pedidikan Karakter, menyatakan bahwa karakter
dianggap sama dengaan kepribadian. Sebaliknya, kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik
atau gaya atau sifat khas darii diri seseorang yangg berasal darii bentukan-bentukan yangg ia terima darii
lingkungan, misalnya keluarga pada masa keil, serta bawaan sejak lahir.

Manfaat Silabus
Manfaat silabus agar pembelajaran yangg berlangsung lebih terarah sehingga menjadi jelas dan
pasti. Namun tak hanya itu saja manfaat silabus. Ada banyak manfaat silabus:
 Pedoman pengembangan pembelajaran, seperti untukk pembuatan rencana pembelajaran, untukk
pembuatan pengelolaan aktivitas atau kegiatan pembelajaran, dan pengembangan dalaam sistem
penilaian.
 Sumber pokok dalaam penyusunan rencana pembelajaran, seperti penyusunan rencana pembelajaran
untukk satu standar kompetensi maupun satu kompetensi dasar.
 Pedoman perencanaan pengelolaan kegiatan belajar, baik pengelolaan kegiatan belajar yangg
dilakukan secara klasikal, kelompok kecil maupun pembelajaran yangg dilakukan secara individual.
 Pedoman untukk pengembangan sistem penilaian. Ini memang menjadi salah satu peran utama
silabus. Ia menjdai pengembang sistem penilaian, jika berbasis kompetensi maka sisem penilaian
yangg dilakukan harus mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan pembelajaran yangg
termuat di dalaam silabus.

 Prinsip Pengembangan Silabus


Silabus dibuat tak lepas darii rangkaian produk untukk pengembangan kurikulum dan
pembelajaran. Karena di dalaamnya terdapatt garis-garis besar materi yangg bakal diajarkan. Maka
dalaam pengembangannya, silabus memiliki Delapan prinsip:
1.       Ilmiah . Keseluruhan materi dan kegiatan yangg menjadi muatan dalaam silabus harus benar dan
dapatt dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2.       Relevan.  Cakupan, kedalaaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalaam silabus sesuai
dengaan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
3.       Sistematis. Komponen-komponen silabus  saling berhubungan secara fungsional dalaam mencapai
kompetensi.
4.       Konsisten. Adanya hubungan yangg konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator,
materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5.       Memadai.  Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup untukk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6.       Aktual dan Kontekstual.  Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalaam kehidupan
nyata, dan peristiwa yangg terjadi.
7.       Fleksibel.  Keseluruhan komponen silabus dapatt mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik,
serta dinamika perubahan yangg terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8.       Menyeluruh.  Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor).

  Komponen Pengembang Silabus


Pengembangan silabus  dapatt dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok
dalaam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.
1.     Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yangg bersangkutan mampu mengenali karakteristik
siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
2.     Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapatt melaksanakan pengembangan silabus
secara mandiri, maka pihak sekolah dapatt mengusahakan untukk membentuk kelompok guru mata
pelajaran untukk mengembangkan silabus yangg akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3.     Di SD/MI semua guru kelas, darii kelas I sampai dengaan kelas VI, menyusun silabus secara
bersama. Di SMP/MTs untukk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru
yangg terkait.
4.     Sekolah yangg belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung
dengaan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untukk bersama-sama mengembangkan
silabus yangg akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalaam lingkup MGMP/PKG setempat.
5.     Dinas Pendidikan setempat dapatt memfasilitasi penyusunan silabus dengaan membentuk sebuah
tim yangg terdiri darii para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.

    Silabus dan Kisi-Kisi Penilaian


Di dalaam Depdiknas dijelaskan bahwa silabus dan sistem penilaian mesti disusun sesuai
dengaan prinsip yangg orientasinya untukk pencapaian kompetensi. Makanya, silabus dan sistem
penilaian dalaam suatu mata pelajaran mesti diprogram atau disusun selaras dengaan kebutuhan sekolah.
Inilah yangg menjadi pedoman utama setiap guru.
Dengaan pedoman tersebut, guru bisa mengembangkan pembelajaran dan pengorganisasian
seluruh komponen yangg diharapkan dapatt mengubah perilaku siswa. Karena hakikat belajar ialah
dapatt mengubah perilaku orang yangg belajar.
Pada titik inilah, guru bisa mengidentifikasi siswanya, apakah memiliki kemajuan belajar siswa.
Sehingga guru bisa menemukan jenis kesulitan belajar siswa dan segera mencari solusinya. Dengaan
silabus dan sistem penilaian guru bisa melihat ada tindakan umpan balik atau tidak darii materi yangg
diajarkan.

   Langkah Pengembangan Silabus


Sebagaimana telah dikemukakan dalaam uraian sebelumnya Silabus ialah rencana pembelajaran
pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yangg mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar.  Silabus  merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke
dalaam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untukk
penilaian. Mengembangkan silabus dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada
Standar Isi, dengaan  memperhatikan hal-hal berikut:
a.     Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi tidak harus
selalu sesuai dengaan urutan yangg ada di Standar Isi
b.     Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalaam mata pelajaran
c.     Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

2.    Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran


Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yangg menunjang pencapaian kompetensi dasar
dengaan mempertimbangkan:
a.     Potensi peserta didik
b.     Relevansi dengaan karakteristik daerah
c.     Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik
d.     Kebermanfaatan bagi peserta didik
e.     Struktur keilmuan
f.      Aktualitas, kedalaaman, dan keluasan materi pembelajaran
g.     Relevansi dengaan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, dan
h.     Alokasi waktu.

3.    Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang untukk memberikan pengalaman belajar yangg melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengaan guru, lingkungan,  dan
sumber belajar lainnya dalaam rangka pencapaian kompetensi dasar.  Pengalaman belajar yangg
dimaksud dapatt terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yangg bervariasi dan berpusat
pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yangg perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yangg harus diperhatikan dalaam mengembangkan kegiatan pembelajaran ialah sebagai berikut.
a.     Kegiatan pembelajaran disusun untukk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru,
agar dapatt melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b.     Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yangg harus dilakukan oleh peserta didik secara
berurutan untukk mencapai kompetensi dasar.
c.     Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengaan hierarki konsep materi pembelajaran.
d.     Rumusan pernyataan dalaam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yangg
mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

4.    Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yangg ditandai oleh perubahan
perilaku yangg dapatt diukur yangg mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengaan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalaam kata kerja operasional yangg terukur dan/atau
dapatt diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untukk menyusun alat penilaian.

5.    Penentuan Jenis Penilaian


Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.
Penilaian dilakukan dengaan menggunakan tes dan non tes dalaam bentuk tertulis maupun lisan,
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,
penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untukk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yangg dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yangg bermakna dalaam pengambilan keputusan.
Hal-hal yangg perlu diperhatikan dalaam penilaian.
a.     Penilaian diarahkan untukk mengukur pencapaian kompetensi.
b.     Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yangg bisa dilakukan peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untukk menentukan posisi seseorang terhadap
kelompoknya.
c.     Sistem yangg direncanakan ialah sistem penilaian yangg berkelanjutan. Berkelanjutan dalaam arti
semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untukk menentukan kompetensi dasar yangg
telah dimiliki dan yangg belum, serta untukk mengetahui kesulitan siswa.
d.     Hasil penilaian dianalisis untukk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses
pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yangg pencapaian kompetensinya di
bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yangg telah memenuhi kriteria
ketuntasan.
e.     Sistem penilaian harus disesuaikan dengaan pengalaman belajar yangg ditempuh dalaam proses
pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka
evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun
produk/hasil melakukan observasi lapangan yangg berupa informasi yangg dibutuhkan.

6.    Menentukan Alokasi Waktu


Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif
dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengaan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar,
keluasan, kedalaaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.  Alokasi waktu
yangg dicantumkan dalaam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untukk menguasai kompetensi
dasar yangg dibutuhkan oleh peserta didik yangg beragam.

7.    Menentukan Sumber Belajar


Sumber belajar ialah rujukan, objek dan/atau bahan yangg digunakan untukk kegiatan
pembelajaran, yangg berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial,
dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
A. Kewirausahaan

Pada hakekatnya, semua manusia terlahir sebagai wirausahawan. Hal ini bermaksud
bahwa manusia terlahir dapat berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya dan
pekerjaannya guna mencapai tujuan yang diharapkannya. Di negara berkembang,
kewirausahaan merupakan tiang penyangga dunia usaha dan industri.

Dalam menghadapi kompetisi era global, dituntut adanya sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan adaptasi dengan dunia kerja, kemampuan dan kecakapan hidup yaitu
berani menghadapi problem kehidupan dan secara proaktif dan kreatif mampu mencari solusi
untuk mengatasinya, memiliki jiwa entrepeneurship (kewirausahaan), yaitu mampu membuka
lapangan pekerjaan sendiri berdasarkan ketrampilan dan pengetahuan yang dimilikinya (DR
Marihot Manullang).
Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemaahan entrepeneur, yang
dalam bahasa Inggris terkenal dengan between taker atau go between. Istilah dalam bahasa
perancis yaitu entreprende yang berarti “bertanggungjawab”. Kewirausahaan
(entrepeneurship) adalah kemampuan dan kemauan seorang untuk berisiko dengan
menginvestasikan dan mempertaruhkan waktu, uang dan usaha untuk memulai suatu
perusahaan dan menjadikannya berhasil.

Kewirausahaan dikatakan oleh Drucker (1985) sebagai suatu semangat, kemampuan,


sikap, perilaku individu dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan
meningkatkan efesien dalam memberikan pelayanan yang baik atau memperoleh keuntungan
yang lebih besar.

Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam
berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di
dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari
kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create
new and different) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang
dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan
watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia
nyata secara kreatif.
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut
(Suryana,2003 : 13), yaitu :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil
bisnis (Acmad Sanusi,
1994).

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru


dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
(Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
(start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative),
dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara
baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki
produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen.
Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan
sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan
kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa
yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.
Wirausaha merupakan istilah yang diterjemahkan dari kata entrepreneur.
Dalam Bahasa Indonesia, pada awalnya dikenal istilah wiraswasta yang mempunyai arti
berdiri di atas kekuatan sendiri. Istilah tersebut kemudian berkembang menjadi wirausaha,
dan entrepreneurship diterjemahkan menjadi kewirausahaan. (Kamus Manajemen – LPPM).

Wirausaha adalah suatu kegiatan yang dapat memberikan nilai tambah terhadap
produk atau jasa melalui transformasi, kreatifitas, inovasi, dan kepekaan terhadap lingkungan
sekitarnya, sehingga produk atau jasa tersebut lebih dirasakan manfaatnya oleh mesyarakat
pengguna produk dan jasa (Prof. Raymond Kao, Nanyang Business Scholl, Singapore 1999).

Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) mengemukakan definisi


wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face
of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying
opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties”.

Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang
mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru
dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap
mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas
yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga
diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas
dan tanggung jawabnya.
Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola,
mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka
yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung
asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha
asal mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha

Definisi lain tentang wirausaha disampaikan oleh Say, yang menyatakan bahwa
seorang wirausaha adalah orang yang mampu melakukan koordinasi, organisasi dan
pengawasan. Seorang wirausaha adalah orang yang memiliki pengetahuan yang luas tentang
lingkungan dan membuat keputusan-keputusan tentang lingkungan usaha, mengelola
sejumlah modal dan menghadapi ketidakpastian untuk meraih keuntungan. Modal awal
untuk menjalankan bisnis atau wirausaha adalah keberanian mewujudkan mimpi.
Adapun Unsur-unsur Penting Wirausaha meliputi :
1. Unsur pengetahuan  tingkat analisis seseorang, bisa dengan pendidikan
dan bisa dengan belajar sendiri
2. Unsur Ketrampilan  dilatih melalui latihan dan pengalaman kerja
nyata.
3. Unsur Sikap mental  reaksi seseorang dalam menghadapi suatu
situasi.
Dibutuhkan sikap yang  Flesibel, sesuai dengan tuntutan, dinamis, kreatif, dan penuh
inisiatif.
Unsur Kewaspadaan  pemikiran atau rencana seseorang untuk menghadapi sesuatu
yang belum terencana.
Unsur kewaspadaan meliputi dua sikap, yaitu :
1) Sikap Defensif : wirausaha berusaha untuk menghindari masalah
2) Sikap Ofensif : wirausaha berusaha untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih dari sesuatu yang dipikirnya

Wirausahawan
Wirausahawan (entrepeneurman) adalah pribadi tertentu yang secara kualitatif lebih
dari kebanyakan manusia pada umumnya. Wirausahawan adalah inovator yang mampu
memanfaatkan dan mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat dijual atau dipasarka,
memberikan nilai tambah dengana memanfaatkan upaya, waktu, biaya dan kecapakan dengan
tujuan mendapatkan keuntungan. Wirausahawan adalah pemikir mandiri yang memiliki
keberanian untuk berbeda latar belakang dalam berbagai hal yang umum (mas’ud machfoedz)

Secara umum wirausahawan yaitu pribadi yang memiliki kemampuan untuk :


1. Berdiri atas kekuatan sendiri
2. Mengambil keputusan untuk diri sendiri
3. Menetapkan tujuan sendiri
4. Berani Mengambil resiko
5. Supel, flesibel dan bergaul
6. Kreatif dan inovatif
7. Memiliki rasa Percaya Diri
8. Tegas
9. Memiliki rasa bersaing yang kuat

Profil
wirausahawan
Seorang wirausahawan memiliki profil pribadi yang menoonjol dibanding
oranglain. Profil kepribadian wirausahawan tersebut dapat dijelaskan seperti berikut :

Seorang wirausahawan memiliki profil pribadi yang menoonjol dibanding


oranglain. Profil kepribadian wirausahawan tersebut dapat dijelaskan seperti berikut :

Profil wirausahawan Sifat kewirausahaan

Mengejar prestasi Lebih memilih bekerja dengan pakar untuk mencapai


tujuan prestasi

Berani mengambil resiko Tidak takut mengambil resiko dengan sedapat mungkin

Mempu memecahkan masalah Mampu mengidentifikasikan dan memecahkan masalah


yang dapat menjadi kendala bagi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan

Rendah hati Lebih mengutamakan misi bisnis daripada mengejar


Status

Bersemangat Bersedia bekerja keras untuk membangun usaha

Percaya diri Mengandalkan kepercayaan diri untuk mencapai


Keberhasilan

Menghindari sifat cengeng Menghindari hubungan emosional yang dapat


mengganggu keberhasilan bisnisi
Adapun karakteristik wirausahawan, dapat diuraikan sebagai berikut :

Karakter Sifat yang berbeda dengan orang pada umumnya

Pengendalian diri Menyukai pengendalian segala sesuatu yangg mereka kerjakan

Tidak suka berpangku Menyukai aktifitas yang berorientasi pada kemajuan


Tangan
Motivasi Termotiasi oleh hasrat utnuk emncapai kemajuan

Mampu menganalisa Menganalisa setipa opsi untuk menjamin keberhasilan dan


Kesempatan mengurangi resiko
Pemikir yang kreatif Selalu mencari cara yang lebih baik dalam mengerjakan

Percaya diri sesuatu


Menyadari arti kehidupan pribadi lebih penting daripada
kehidupan bisnis
Mampu memecahkan Selalu memilih alternatif terbaik untuk memecahkan persoalan
Persoalan yang timbul
Pemikir yang objektif Tidak takut mengaku jika melakukan kesalahan

Bagi Entreperneur menjalankan bisnis adalah sebagai kepuasan (Self


actualitation) dan mencari keuntungan (profit oriented). Orang yang takut
beresiko akan takut untuk memulai wirausaha.
Keputusan seseorang untuk terjun dan memilih profesi sebagai
seorang wirausaha didorong oleh beberapa kondisi. Kondisi-kondisi yang
mendorong tersebut antara lain :

1. Orang tersebut lahir dan atau dibesarkan dalam keluarga yang memiliki
tradisi yang kuat di bidang usaha (Confidence Modalities).
2. Orang tersebut berada dalam kondisi yang menekan, sehingga tidak
ada pilihan lain bagi dirinya selain menjadi wirausaha (Tension
Modalities).
3. Seseorang yang memang mempersiapkan diri untuk menjadi wirausahawan
(Emotion Modalities)
    Karakteristik Wirausaha Yang Berhasil
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke
kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. Sukses, setiap orang pasti ingin sukses,
tidak ada satupun didunia ini yang bermimpi tidak ingin sukses.
Wirausahawan yang berhasil atau sukses pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:1[10]
1.      Motif Berprestasi Tinggi
Seorang wirausahawan selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha
optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausahawan melakukan sesuatu hal
secra tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain. Nilai dan
prestasi merupakanhal yang membedakan antara hasil kryanya sebagai seorang
wirausahawan dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa berwirausaha.
2.      Perspektif ke Depan
Sukses adalah sebuah proses bukan tujuan. Apa yang kita usahakan, idam-idamkan,
impikan, inginkan, dan cita-citakan harus memnuhi syarat sebgai berikut:
a.       Specifik, artinya harus jelas dan spesifik seperti apa yang ingin kita wujudkan.
b.      Measurable, artinya harus terukur atau dapat diitung besarannya, berapa banyak dan berapa
besar.
c.       Achievable, artinya harus dapat dicapai, jangan mengangan-angankan sesuatu yang tidak
mungkin dicapai dengan kemampuan kita.
d.      Reality-based, artinya berdasarkan pada realitas yang ada, harus menyesuaikan dengan
kondisi yang ada, baik kemampuan maupuntuntutannya saat ini.
e.       Time-frame, artinya memiliki jangka waktu tertentu, misalnya berapa lama, dan kapan
harus tercapai, semua kegiatan harus ada jangka waktu samapai pencapaian waktunya.
Arah pandangan wirausahawan juga harus berorietasi ke masa depan. Keberhasila atau
kegaglan wirausahwan akan dapat dilihat dari aspek perspektif ke depan.
3.      Kreativitas Tinggi
Wirausahawan umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih tinggidaripada
nonworausahawan. Hal-hal yang belum terpikirkn oleh orang lain sudah terpikirkan olehnya
dan wirausahwan mampu membuat hasil inovasinya menjadi permintaan. Seseorang yang
memiliki kreativitas tinggi biasanya selalu berimajinasi, bermimipi bagaimana menciptkan
sesuatu yang belum ada sebelumnya.
1
4.      Perilaku Inovasi Tinggi
Seorang wirausahawan harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi
inovasi untuk mengembangkan bisnis. Inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi
sesuatu yang dapat dimplimentasikan dan memberikan nilai tambah atas sumberdaya yang
kita miliki. Jadi, untuk senantiasa dapat berinovasi, kita memerlukan kecaerdasan kreatif.
Caranya adalah dengan berlatih untuk senantiasa berpikir sehingga kita dapat menggali
sumber kreativitas dam intusi bisnis.
5.      Tanggung Jawab
Ide dan perilaku seorang wirausahawan tidak terlepas dari tuntutan dan tanggung jawab.
Indikator atau ciri-ciri orang yang bertanggung jawab adalah:
a.       Berdisiplin
b.      Penuh Komitmen
c.       Bersungguh-sungguh
d.      Tidak suka bohong (jujur)
e.       Beredikasi tinggi
f.       Konsisten
6.      Selalu Mencari Peluang
Mencari peluang tidak berarti peluang sudah ada, tetapi wirausahawan harus menciptakan
sendiri peluang, yaitu dengan menciptakan sesuatu yang berbeda dan sesuatu yang lebih
bermanfaat serta mudah digunakan.Untuk itulah, lmu pengetahuan dan teknologi senantiasa
berkembang.. Setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan adalah bagian dan proses alami
untuk membantu kita dalam belajar, berubah, dan bertumbuh ke arah yang lebih baik.2[11]

     Karakteristik Kegagalan Kewirausahaan


Kegagalan adalah awal dari kesuksesan dan apabila seseorang menyerah dari kegagalan
berarti dia tidak tahu bahwa kesuksesan sudah sangat dekat dua kalimat ini seharusnya bisa
menyadarkan kita untuk tidak pernah menyerah. Adapun Karakteristik Kegagalan
Kewirausahaan sebagai berikut :
1.      Kurangnya dana untuk modal.
Tidak semua kegagalan disebabkan karena modal yang tidak ada, akan tetapi sebagian besar
kegagalan itu ada karena kurangnya dana.
2.      Kurangnya pengalaman dalam bidang bisnis.
Berikan suatu jabatan kepada ahlinya, dengan kata lain tempatkan sesuatu pada tempatnya.
2
3.      Tidak adanya perencanaan yang tepat dan matang.
Dalam berwirausaha, merencanakan sesuatu, atau menyusun sesuatu perlu disiapkan
sebelumnya.
4.      Tidak cocoknya minat terhadap bidang usaha yang sedang digeluti (diteliti).
Terkait dengan penjelasan point b diatas, yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya,
termasuk tempatkan minat dan bakat dimana orang itu berminat dan berbakat agar usaha atau
pekerjaan yang dilakukan menjadi sahabat dan dapat ditekuni dengan baik.3[12]

Sebab-Sebab Kegagalan Dalam Menjalannkan Kewirausahaan


1.           Kurang ulet dan cepat putus asa, sedangkan kita harus dituntut untuk rajin, tekun, sabar,
dan jangan putus asa.
2.           Kurang tekun dan teliti.
3.           Kurangnya pengawasan.
4.           Kemacetan yang sering terjadi.
5.           Pelayanan yang kurang baik.
6.           Tidak jujur dan kurang cekatan.
7.           Kurang inisiatif dan kurang kreatif.
8.           Kekeliruan dalam memilih lapangan usaha.
9.           Menyamakan perusahaan sebagai badan sosial, karena salah satu ciri-ciri kalau orang
berbisnis harus kikir, kalau badan sosial, ikhlas beramal, karena apabila perusahaan jadi kikir
maka ia jelas irit.
10.       Banyak pemborosan dan penyimpangan.
11.       Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen.
12.       Sulit memisahkan antara harta pribadi dengan harta perusahaan.
13.       Mengambil kredit tanpa pertimbangan yang matang.
14.       Memulai usaha tanpa pengalaman dan modal pinjaman.
15.       Banyaknya piutang ragu-ragu.
16.       Kekeliruan menghitung harga pokok. Dalam melakukan suatu usaha penjualan harus
menghitung berapa banyak harga pokok.

Pengertian Peluang Usaha

3
    Peluang usaha adalah kesempatan atau waktu yang tepat yang seharusnya di ambil atau
dimanfaatkan bagi seseorang wirausahawan mendapat keuntungan. banyak peluang yang di
siasiakan, sehingga berlalu begitu saja karena tidak semua orang dapat melihat peluang dan
yang melihatpun belum tentu berani memanfaatkan peluang tersebut. hanya seorang
wirausahawan yang dapat berpikir kriatif serta berani mengambil risiko itulah yang dengan
tanggap dan cepat memanfaatkan peluang.Peluang usaha yang telah di ambil tentu akan
memiliki konsekuensi bagi pengambil keputusan. jika berhasil dapat dikatakan mendapat
keuntungan, namun jika gagal maka itu bagian dari resiko yang harus di hadapi. Namun
demikian, hal itu dapat dijadikan pengalaman yang sangat berharga.

ANALISIS PELUANG USAHA


1. Persiapan dan langkah-langkahnya:
Persiapan dalam melaksanankan analisis usaha :
a. Meneliti luas usaha yang dipilih
b. Bentuk usaha
c. Jenis usaha yang ditekuni
d. Mengenal informasi usaha yang diterima
e. Memiliki peta peluang usaha yang menguntungkan
Langkah-langkah peluang usaha :
a. Membuat sketsa bidang usaha yang ditekuni g. Menetapkan lokasi
b. Penyediaan modal h. Menetapkan metodelogi
c. Mengurus izin usaha i. Menetapkan teknologi usaha
d. Menyiapkan tenaga kerja j. Menetapkan manajemen
e. Menyiapkan sarana k. Mencari mitra usaha
f. Menyiapkan bahan baku
Menganalisis peluang usaha diawali melalui analisis SWOT :
S = Strenght (Kekuatan )
W = Weakness(Kelemahan)
O = Opportunity(Peluang)
T = Threat(Ancaman)
Proses analisis peluang usaha secara sistematis:
1. Menentukan tujuan usaha
2. Mengumpulkan fakta
3. Mengadakan analisis mengenai fakta-fakta,data-data informasi
4. Merumuskan secara tegas , tepat dan bertanggung jawab
5. Merumuskan berbagai alternative
6. Merumuskan rencana strategi
7. Merumuskan rencana taktis
8. menyusun anggaraan belanja

Menganalisis peluang usaha berdasarkan produk/jasa ;


a. Menganalisis bidang produk
Ada 3 kalsifikasi produk :
1. Produk primer (penggalian SDA)
2. Produk sekunder(Pengolahan /proses bahan baku)
3. Produk tersier (Peralatan dan Pelayanan Jasa )
Tujuan diadakan analisis terhadap jenis produk:
1. Memenuhi keinginan dn minat konsumen
2. Memenangkan persaingan
3. Meningkatkan jumlah penjualan
4. Mendayagunakan sumber-sumber produksi
5. Mencegah kebosanan konsumen
Menganalisis bidang jasa :
Jasa adalah hasil produksi yang tidak mempunyai bentuk.
Upaya dibidang usaha jasa dapat menarik konsumen ;
1. Memasang reklame/iklan yang mencolok dan menarik
2. Memasang lampu yang terang dan menarik
3. Menyebar pamphlet
4. Mengadakan demonstrasi
5. Memberikan potongan harga
Hal yang harus dipertimbangkan wirausahawan agar berhasil dalam bidang jasa :
1. Pengetahuan tentang selera dan minat calon konsumen
2. Mengetahui bidang jasa yangm paling laku
3. Menjaga hubungan harmonis dengan pensuplai

ANALISIS RESIKO PELUANG USAHA


Berhasil tidaknya suatu usaha, pada dasarnya tidak tergantung pada besar kecilnya
usaha, tetapi lebih dipengaruhi oleh bagaimana cara pengelolaannya. Banyak resiko yang
sering dijumpai pada usaha atau bisnis, yaitu dalam keorganisasian, keuangan, pembukuan
atau akuntansi, pemasaran, proses produksi, bahan baku, model, desain, dan sebagainya.
Wirausahawan harus memiliki kemampuan untuk menemukan dan mengevaluasi peluang
usaha yang ada, mengumpulkan dan mendayagunakan sumber daya- sumber daya yang
diperlukan untuk memperoleh keuntungan dari peluang usaha tersebut.
Para wirausahawan merupakan pengambil suatu usaha dan resiko yamg telah mereka
perhitungkan. Bayak wirausahawan yang menghindari resiko rendah karena tidak ada
tantangannya dan menjauhi resiko yang tinggi karena ingin berhasil dalam memanfaatkan
peluang usaha. Jadi, suatu usahaya yang memiliki resiko kecil dan usaha resiko tinggi selalu
dihindari karena sumber kepuasan di dalam pemanfaatan usaha ini tidak mungkin terdapat
pada masing-masing resiko tersebut.
Dengan bertambah luasnya peluang usaha dan resikonya, maka akan bertambah rumit
permasalahannya. Pertumbuhan dan perkembangan peluang usaha yang cepat akan
menanamkan rasa tidak takut dalam mengambil keputusan dan kesediaan untuk menerima
segala resikonya. Seperti kita ketahui, kebanyakan orang takut mengambil resiko karena
ingin aman dan menghindari kegagalan dalam usahanya. Jika dianalisis, peluang usaha dan
resikonya selalu berkaitan dengan kreativitas dan inivasi, serta merupakan bagian penting
dalam mengubah ide atau gagasan para wirausahawan.
Pemanfaatan peluang usaha dan resikonya selalu berkaitan dengan kepercayaan diri para
wirausahawan sebagai pemilik perusahaan. Wirausahawan harus mampu mengambil resiko
yang telah diperhitungkan dengan matang dan selanjutnya resiko-resiko usaha dapat
diatasinya

Analisis Resiko Dalam menjalankan Usaha


-Analisisa spek resiko keuangan
Untuk meminimalisir kanterjadinya resiko,perusahaan bisa melakukan sbb:
 Pembukuan yang teratur
 Pengelolaan keuangan yang baik
 Mengikuti asuransi

MEMBANGKAN IDE DAN PELUANG USAHA


Mengembangkan ide dan peluang usaha Menurut zimmerer ide-ide yang berasal dari
wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memnui kebutuhan riil dimasyarakat. Ide ide itu
menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha.

Ada beberapa langkah mengembangkan ide usaha:


1. Tetapkan dengan jelas pengembangan ide usaha tersebut.
2. Tentukan tujuan khusus dalam pengembangan ide usaha tersebut.
3. Upayakan agar setiap karyawan dalam perusahaan memahami pengembangan usaha ide
tersebut.
4. Buat dan laksanakan system pebcatatan prestasi pengembangan ide usaha.
5. Berikan penghargaan pada karyawan agar prestasi pengembangan ide menjadi obsesi
6. Upayakan agar para karyawan memahami peranannya dan berikan kesempatan untuk
teribat untuk pengembangan usaha dalam prestasi perusahaan.

Mengembangkan ide dan peluang usaha


a. Mengasah Kreativitas Dalam Mengembangkan Usaha
Dunia bisnis selalu berubah dan tidak pernah berhenti mengalami perubahan, pasang surut
lingkungan bisnis selalu terjadi. Problem dalam mengembangkan bisnis tidak saja datang dari
internal pelaku bisnis semata tetapi juga datang dari lingkungan sekitarnya. Ada berbagai
macam cara yang dilakukan orang dalam mengembangkan bisnisnya seperti pernah ditulis
pada beberapa tulisan terdahulu antara lain dengan persiapan dalam mengembangkan usaha
secara matang, melakukan inovasi bisnis, melaksanakan langkah diversifikasi usaha dan
upaya-upaya lainnya.

Apapun yang dilakukan dalam mengembangkan bisnis kunci utamanya adalah kreativitas di
dalam menentukan langkah dan upaya tersebut. Satu langkah sukses dalam mengembangkan
bisnis yang dilakukan orang lain belum tentu sesuai untuk bisnis kita jika dijiplak begitu saja
tanpa kreativitas dan modifikasi di dalamnya. kreativitas didalam mengadopsi strategi bisnis
orang lain juga penting bagi suksesnya bisnis.

Kreativitas terletak pada orangnya, terletak pada pelakunya, maka langkah agar kita bisa
kreatif dalam mengembangkan bisnis adalah mengasah kreativitas diri kita. Kreativitas
adalah sebuah keterampilan yang bisa muncul dalam diri kita dan juga bisa hilang.
Kreativitas bisa muncul dan berkembang jika diasah dan dilatih, sebaliknya bisa hilang jika
tidak pernah dilatih. Berikut adalah tips mengasah kreativitas kita yang bisa berguna untuk
mengembangkan usaha dan pengembangan pribadi.
b. Menciptakan tujuan yang jelas, agar dapat menghasilkan ide-ide yang jelas juga .
Setelah tujuan yang ditetapkan sudah jelas kemudian fokus dalam melakukan tindakan-
tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Betapapun cemerlang ide-ide kreatif yang Anda
hasilkan, nantinya tidak akan bernilai jika belum dilaksanakan atau diuji. Jadi Anda akan
menjadi lebih kreatif dengan selalu menciptakan tujuan dan kegigihan mencapai tujuan itu.

c. Mempelajari kemampuan fundamental yang diperlukan


Berusahalah menyerap ilmu pengetahuan dan pengalaman sebanyak mungkin di bidang yang
sangat Anda minati, misalnya di bidang perdagangan, motivasi, bahasa, kedokteran, tehnik,
dan lain sebagainya. Semakin banyak hal yang Anda ketahui, semakin mudah Anda ciptakan
kreativitas yang bernilai jual tinggi. Salah satu contoh adalah Soegiharto Sosrodjojo,
berpuluh tahun menggeluti dunia pertanian dan produksi teh kemudian menciptakan teh botol
dan sekarang menjadi jutawan yang memimpin Sosro Group.

d. Fokus pada satu aktivitas kreatif.


Misalnya Anda ingin kreatif dalam bidang desain pakaian, lakukan aktivitas kreatif walaupun
hanya berupa goresan sketsa sederhana atau satu bagian sulaman. Langkah itu selain
membuat Anda lebih menikmati dan terbiasa, tetapi juga meningkatkan daya kreativitas Anda
seiring bertambahnya pengalaman dan ilmu yang terus bertambah setiap hari.

e. Keluar dari zona nyaman.


Sebab pada saat itu ia terdesak untuk segera mendapatkan solusi atas masalah-masalah yang
sedang dihadapi. Cobalah mengimajinasikan suatu keadaan dimana Anda berada dalam
kondisi terdesak dan kemudian tulislah apa yang ada dalam pikiran Anda. Beberapa di antara
imajinasi tersebut mungkin dapat menjadi ide kreatif andalan. Bila kebiasaan tersebut terus
diulang, maka Anda akan terlatih atau terbiasa menciptakan aneka kreativitas.

f. Biarkan pikiran bebas berimajinasi


Imajinasi seringkali memunculkan ide-ide sederhana, tetapi unik dan bernilai tinggi. Lauren
Bacall mengatakan, “Imajinasi adalah layang-layang tertinggi yang mampu diterbangkan
manusia.”
g. Mencoba hal-hal baru untuk meningkatkan pengalaman
Lakukan setiap proses mencoba hal baru itu sebagai sebuah permainan, sehingga Anda
merasa senang melakukannya, serta lebih siap menerima kegagalan dan belajar dari
kegagalan tersebut. Perasaan senang itu merupakan kunci meningkatkan daya kreativitas.

h. Motivasi non material


Motivasi tersebut menjadikan seseorang mampu berpikir lebih jenius dan memiliki semangat
lebih besar dalam berusaha. Sebab motivasi tersebut bukan didasari keinginan untuk
mendapatkan imbalan atau karena kompetisi, melainkan motivasi untuk mendapatkan
kesenangan dan kepuasan jika mampu menakhlukkan tantangan dan berhasil menciptakan
kreativitas.
i. Memiliki ketekunan, semangat, kedisiplinan, dan kegigihan dalam melakukansesuatu
Keempat hal tersebut akan membantu Anda terus berusaha menyiasati keterbatasan, mencari
solusi bekerja dan lebih efisien hingga berhasil menciptakan karya luar biasa atau ide-ide
cemerlang.
j. Percaya bahwa Anda kreatif.
Seorang peneliti pernah melakukan survei kepada sekelompok karyawan. Beberapa karyawan
yang kreatif ternyata percaya bahwa mereka kreatif. Sedangkan sebagian lagi yang tidak
kreatif itu percaya bahwa mereka tidak kreatif. Artinya, apapun yang Anda percaya adalah
benar dandapat menjadi kenyataan, termasuk jika Anda percaya bahwa Anda kreatif.

 
BENTUK – BENTUK BADAN USAHA
Badan usaha adalah kesatuan yuridis ekonomis yang bertujuan mencari keuntungan. Adapun
perusahaan adalah satuan teknis yang bertujuan menghasilkan barang dan jasa.
1.Badan Usaha Menurut Lapangan Usahanya
a) Agraris, yaitu mengahasilkan barang dengan bantuan faktor alam. Contohnya
perkebunan.
b) Ekstratif, kegiatannya menggali, mengambil, dan mengolah kekayaan alam yang
tersedia dengan tidak mengubah atau membuat barang, misalnya pertambangan.
c) Industry, kegiatan mengubah atau mengolah bahan dasar menjadi barang setengah
jadi tau barang jadi, misalnay perusahaan kecil.
d) Perdagangan (niaga), kegiatannya membeli barang untuk disimpan beberapa lama dan
kemudian dikeluarkan lagi melalui pertukaran atau penjualan, misalnya toko
kelontong.
e) Jassa/service, kegiatannya menyediakan (member dan menyewa) jasa kepada orang
atau badan usaha lainnya, misalnya salon, atau rental mobil.

2.Badan Usaha Menurut Kepemilikan Modalnya


a) Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Seluruh modalnya merupakan modal kekayaan
Negara, kecuali jika ada ketentuan lain berdasaran undang-undang. Sifatn usahanya
adalah  public service, yaitu mengutamakan pelayanan masyarakat umum. Contoh:
Perjain (Perusahaan Jawatan), Perum (Perusahaan Umum), dan Perusahaan Perseroan.
b) Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Modalnya berasal dari perseorangan atau
sekelompok orang dan tujuanya untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-
banyaknya.
c) Badan Usaha Milik Campuran, modal nya sebagian dimiliki swasta dan sebagian
dimiliki oleh Negara.
d) Badan Usaha Milik Daerah, perusahaan yang saham-sahamnya dimilki pemerintah
daerah.

3. Badan Usaha Berdasarkan Perbandingan Tenaga Kerja dan Mesin


a) Badan usaha padat modal, kegiatannya banyak menggunakan mesin jika
dibandingkan dengan tenaga kerja manusia.
b) Badan usaha padat karya, kegiatan nya lebih banyak menggunakan tenaga kerja
manusia dibandingkan mesin.

4. Badan Usaha Berdasarkan Bentuk Hukumnya


a) Perusahaan Perseorangan. Badan usaha yang dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh
seseorang yang bertanggung jawab penuh terhadap segala risiko dan jalannya
perusahaan.
b) Perusahaan persekutuan :
 firma (Fa), persekutuan antara dua orang atau lebih yang menggabungkan
modal dan tenaganya dengan maksud bersama-sama berusaha di bawah satu
nama dan bertujuan membagi keuntungan berdasarkan pertandingan modal
yang di setorkan dalam perusahaan.
 Persekutuan Komanditer (CV, Commanditer venoschaff), persekutuan yang
terdiri atas beberapa orang yang sebagian memasukan modal, mengelola, dan
bertanggung jawab tak terbatas atas risiko perusahaan, serta sebagian yang
lain hanya memasukan modal dan bertanggung jawab atas pada modal yang
di sertakan.
c) Perseroan Terbatas (PT), persekutuan dua orang atau lebih dengan modal berasal dari
pengeluaran saham, setiap persero dapat memiliki satu atau lebih saham serta
bertanggung  jawab hanya pada modal yang di tanamkan pada perseroan.
d) Perusahaan Terbatas (PERSERO), salah satu bentuk perusahaan milik Negara yang
sebelum nya bernama perusahaan Negara (PN). Umumnya, persero terjadi dari
perusahaan Negara yang kemudian diadakan penambahan modal yang ditawarkan
kepada swasta. Tujuan perseroan adalah mencari keuntungan maksimum.
e) Koprasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang perorang atau badan hukum
yang melandaskan kegiatan ekonomi rakyat berdasarkan atas asas kekeluargaan.

 
PERINCIAN USAHA
A. Memulai Usaha
1.Kesempatan Memilih Bidang usaha ,Kesempatan memilih bidang usaha yang dilakukan
calon wirausaha karena :
a. Adanya kemampuan bersaing dalm bidang usaha dengan perusahaan orang lain
b. Kurang ada saingan dalam bidang usaha
c. Mrmbanjirnya permintaan para konsumen terhadap produk hasil usahanya
d. Teridentifikasinya kebutuhan para konsumen terhadap barang tertentu
2. Sistematika Pendirian Usaha
-Memahami pengertian dan peranan usaha
-Memahami penentuan jenis usaha yang akan dipilih
-Memahami penentuan bentuk usaha yang akan dipilih
-Memahami penentuan tenaga kerja yang dibutuhkan
-Memahami penentuan lokasi
-Memahami pengurusan pinjaman modal usaha ke bank
-Memahami akan kewajiba-kewajiban perusahaan
3. Sifat system usaha
Sistem usaha adanya keterkaitan bidang-bidang usaha dengan unsure-unsur lingkungan
masyarakat dan system politik, ekonomi, dan system hokum.
4. Pertimbangan Memilih Jenis Usaha
Ada 3 masalah pokok dalam pemilihan jenis usaha yaitu motivasi usaha, efisiensi usaha dan
jenis usaha yang dipilih.
Dalam Motivasi usaha factor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah :
a. Pengertian dan manfaat jenis usaha yang akan dijalankan
b. Maksud pendirian usaha
c. Kelompok usaha yang akan dipilih
d. Perundingan pendirian usaha
e. Kesepakatan pendirianm usaha
Faktor Efisiensi usaha yang harus dipetimbangkan oleh calon usaha;
a. Pertanggungjawaban usaha
b. Fungsi manajemen usaha
c. Permodalan usaha
d. Aspek formalitas dan fleksibilitas usaha
e. Kontrol terhadap kaegiatan usaha
Faktor jenis usaha yan g akan dipilih danmperlu pertimbangan calon wirausahawan ;
a. Jenis usaha yang cocok
b. Tanggung jawab pengelolaan usaha
c. Bentuk permodalan usaha
d. Pembagian laba usaha
e. Keanggotaan dalam usaha
f. Publikasi perkiraan tahunan
5. Minat Berwirausaha
Minaat berwirausaha ditunjang oleh keluarga, saudara, teman, pengalamn usaha, keadaan
ekonomi , keadaaan lapangan kerja dan sumber daya yang tersedia

PERENCANAAN PROSES PRODUKSI BARANG DAN JASA


A. Menetapkan Skala Proses Produksi Barang dan Jasa
a. Pengertian Produksi, Produk jasa, Produsen, dan Produktivitas
1. Produksi :
Adalah kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau faedah baru.
2. Produk
Adalah hasil dari kegiatan produksi yang berwujud barang atau jasa
3. Jasa
Adalah hasil dari kegiatan produksi yang tidak mempunyai wujud tertentu dan tidak
mempunyai sifat/fisik tertentu.
4. Produsen
Adalah orang , badan, atau lembaga-lembaga yang menghasilkan produk
5. Produktivitas
Adalah suatu perbandingan dari hasil kegiatan yang seharusnya.
Pengertian Desain Produk

Pengertian Desain

Menurut Etimologinya Desain berasal dari bahasa Inggris “Design” yang artinya
rancangan, rencana atau reka rupa. Dari kata Design timbullah kata desain yang artinya
mencipta, memikir atau merancang. Desain memiliki arti sebagai rancangan yang adalah
susunan dari garis, bentuk, ukuran, warna dan juga nilai (value) dan benda yang dibuat
menurut prinsip-prinsip desain “kata benda”. Desain bisa diartikan suatu proses
merencanakan bentuk yang bertujuan agar benda yang dirancang, memiliki fungsi atau
berguna dan juga memiliki nilai keindahan.
Pengertian lain dari desain adalah sebuah sistem yang berlaku untuk seluruh jenis
perancangan dimana titik beratnya dilaksanakan dengan melihat segala sesuau persoalan
dengan tidak terpisah atau sendiri, tetapi sebagai suatu kesatuan yang mana satu masalah
dengan lainya saling terhubung. Pada sisi lain, desain juga mempunyai arti sebagai
perencanaan dalam membuat suatu objek, sistem, komponen atau struktur

Kata desain sering di artikan sebagai sebuah rancangan, rencana atau gagasan. Pengertian
desain bisa  dilihat dari berbagai sudut pandang dan konteksnya. Desain juga dapat diartikan
sebagai suatu kreasi untuk memenuhi kebutuhan dengan cara tertentu. Desain juga dapat
merupakan pemecahan suatu masalah dengan target yang jelas. Jadi jelaslah bahwa desain
tidak semata-mata rancangan di atas kertas, tetapi juga proses secara keseluruhan sampai
sebuah rancangan, rencana atau gagasan terwujud dan memilki nilai.
Produk adalah hasil proses produksi yang dilakukan oleh produsen atau perusahaan yang
nantinya akan dijual kepada konsumen yang membutuhkan. Sebagian besar pendapatan suatu
perusahaan berasal dari produk yang dijualnya kepada para konsumen, konsumen akan
membeli produk tersebut untuk keperluannya sehari-hari, maupun untuk memenuhi
kepuasannya. Saat ini banyak sekali perusahaan yang berpendapat bahwa konsumen lebih
menyukai produk yang harganya relatif murah tapi memiliki kualitas yang baik.
Dalam kaitannya dengan sebuah produk , pengertian desain produk adalah proses kreasi
sebuah produk yang menggabungkan unsur , fungsi dan estetika , sehingga bermanfaat dan
memiliki nilai tambah dari masyarakat .
Dasar pemikiran sebuah produk dibuat adalah bertujuan untuk memberikan solusi dan
manfaat bagi kebutuhan manusia. Inovasi dan pengembangan produk dalam desain produk
akan menghasilkan sesuatu yang baru dan menjadi keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
Sehingga membuat perusahaan menjadi pelopor dan bisa memenangkan persaingan di pasar.
Pengertian Desain Produk Menurut Para Ahli
Beberapa ahli di bidangnya telah mendefiniskan tentang definisi desain produk, antara lain :
1. Yus R Hadjadinata (1995) menyatakan bahwa desain produk berkaitan dengan
bentuk dan fungsi. Disain tentang bentuk berkaitan dengan perencanaan dan
penampilan dari produk. Sedangkan desain tentang fungsi berkaitan dengan
bagaimana produk dapat digunakan.
2. Suyadi Prawirosentono (1996), desain produk adalah rancang bangun dari suatu
produk yang akan diproduksi.
3. Bagas Prastyowibowo (1999), desain produk adalah salah satu unsur untuk
memajukan industri agar produk hasil industri tersebut dapat diterima oleh
masyarakat, karena produk tersebut memilikii kualitas baik, harga terjangkau, desain
menarik, mendapatkan jaminan dan lain sebagainya.
4. Franklin G Moore dan Thomas E Hendrick (1999), desain produk merupakan hal
yang sangat penting, karena produk baru dapat menaikan dua kali atau tiga kali omset
suatu organisasi pada suatu waktu.
5. Imam Djati Widodo (2005), desain produk adalah suatu pendekatan sistematis untuk
mengintegrasikan perencanaan produk dan proses yang berpengaruh, termasuk
manufaktur dan pendukungnya.
6. Brutou & Margaret,(2006) desain produk adalah pengembangan produk (barang)
yang dirancang untuk memenuhi kepuasan konsumen.
7. Kotler dan Armstrong (2008), desain produk adalah konsep yang lebih besar dari
sekedar gaya. Gaya bisa menarik perhatian atau membosankan dan juga gaya hanya
mendeskripsikan penampilan produk. Gaya yang sensasional selain bisa menarik
perhatian juga bisa menghasilkan estetika yang indah, tetapi gaya tersebut belum tentu
bisa membuat kinerja produk menjadi lebih baik. Sedangkan desain produk bukan
hanya sekedar penampilan luar, desain produk adalah jantungnya sebuah produk.
8. Kotler dan Keller (2009) berpendapat bahwa desain produk adalah totalitas fitur
yang mempengaruhi penampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan
pelanggan.

Setiap perusahaan yang menghasilkan produk hampir selalu dihadapkan dengan persaingan
dari perusahaan lain. Agar dapat bersaing secara jangka panjang maka kualitas produk
merupakan konsep penting yang harus dipahami manajemen perusahaan dalam menjalankan
aktifitasnya. Keputusan dalam membuat desain produk berarti  juga keputusan dalam
menentukan kualitas produk seperti apa yang akan dihasilkan oleh perusahaan.

Maksud dan Tujuan Desain Produk

Berdasarkan beberapa pengertian Desain Produk tersebut diatas ternyata bahwa


desain produk mempunyai maksud dan tujuan untuk membantu perusahaan dalam
menciptakan dan mengembangkan produk baru atau untuk menjamin hasil produki yang
sesuai dengan keinginan pelanggan disatu pihak serta dipihak lain untuk menyesuaikan
dengan kemampuan perusahaan.
Maksud dari Desain Produk, antara lain :
 Untuk menghindari kegagalan – kegagalan yang mungkin terjadi dalam pembuatan
suatu produk.
 Untuk memilih metode yang paling baik dan ekonomis dalam pembuatan produk.
 Untuk menentukan standarisasi atau spesifikasi produk yang dibuat.
 Untuk menghitung biaya dan menentukan harga produk yang dibuat.
 Untuk mengetahui kelayakan produk tersebut apakah sudah memenuhi persyaratan
atau masih perlu perbaikan kembali.
Tujuan Desain Produk
Desain produk yang baik bertujuan untuk membuat pengguna merasa nyaman, aman  dan
mendapatkan manfaat saat menggunakan produk tersebut. Jadi berkaitan dengan aspek
bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan produk tersebut, apakah merasa nyaman,
aman, mudah digunakan, memberikan solusi dan manfaat atas masalah pengguna, sehingga
bisa memberi dampak positif secara emosional.
Secara umum tujuan desain produk  adalah :
 Menghasilkan produk berkualitas yang mempunyai nilai jual yang tinggi.
 Untuk menghasilkan produk yang tren pada masanya sesuai kebutuhan konsumen.
 Membuat produk seekonomis mungkin tanpa mengurangi nilai jual, kualitas dan
manfaat produk tersebut.
 Meningkatkan pangsa pasar dan menargetkan segmen pasar baru.
Setelah mengetahui tujuan dari desain produk, maka para produsen (pelaku UMKM)
benar-benar akan menghargai betapa pentingnya informasi dan data pelanggan, terutama apa
yang menjadi keinginan dan kebutuhannya. Sebab informasi tersebut akan menentukan
apakah produk baru tersebut akan berhasil di pasar atau tidak.
Keinginan pasar juga akan selalu berubah seiring perkembangan kebutuhan jaman, sehingga
produk pun harus selalu bisa menyesuaikan dengan kondisi ini, mungkin produknya tidak
berubah tetapi bentuk dan kemasaannya akan berubah. Ketika sepuluh tahun lalu produk kita
melayani generasi sebelumnya, maka saat ini ini produk kita sudah harus mampu memenuhi
kebutuhan generasi selanjutnya yang sudah pasti berbeda dengan generasi sebelumnya.
Saat penting dipertimbangkan bahwa perusahaan harus selalu fokus pada pengembangan
produk-produk baru agar perusahaan tersebut akan terus tumbuh dan berkembang seiiring
perubahan generasi

Konsep Desain Produk


Setiap perusahaan yang menghasilkan produk hampir selalu dihadapkan dengan persaingan
dari perusahaan lain. Agar dapat bersaing secara jangka panjang maka kualitas produk
merupakan konsep penting yang harus dipahami manajemen perusahaan dalam menjalankan
aktifitasnya. Keputusan dalam membuat desain produk berarti  juga keputusan dalam
menentukan kualitas produk seperti apa yang akan dihasilkan oleh perusahaan.
Konsep desain produk secara singkat adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dan pengembangan (Research & Development) : Penelitian adalah
dasar untuk pencarian pengetahuan baru. Meskipun tidak berpengaruh secara
langsung, tetapi berdasarkan penelitian, produk baru dapat dikembangkan di masa
depan. Penelitian dapat diterapkan untuk mengembangkan produk secara komersial.
2. Rekayasa terbalik : adalah proses pembongkaran suatu produk, memahami
desainnya dan mengembangkan suatu produk yang lebih baik daripada yang sudah
ada.
3. Penggunaan sistem perangkat lunak untuk mengembangkan model
terkomputerisasi dari produk baru dan menganalisis parameter desainnya.
4. Perlu pendekatan secara sistematik untuk mengintegrasikan semua proses
desain produk dan proses-proses pendukungnya. Desainer harus memperhatikan
dan mempertimbangkan semua aspek siklus hidup produk, termasuk di dalamnya
aspek kualitas, biaya, jadwal dan kebutuhan konsumen. Untuk itu perlu adanya
pengembangan konsep pasar, desain produk, pengembangan proses pembuatan,
pemilihan dan pengaturan bahan untuk desain baru yang dilakukan oleh tim berbeda
pada saat yang sama. Sehingga menghemat banyak waktu untuk mengembangkan
produk baru. Dalam praktiknya, berbagai konsep digabungkan dan diterapkan
bersama untuk merancang produk baru.
Tahapan – tahapan kegiatan Desain Produk
Seorang product designer harus melalui tahapan – tahapan dalam merencanakan suatu
produk, tahapan tersebut yaitu : 

1) Memformulasikan hasil marketing research 


Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset
pemasaran. Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product designer
dapat memperoleh data dari riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan
pelanggan. Riset ini dilakukan baik untuk produk yang betul – betul baru maupun
untuk produk yang sudah ada.

Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan atau
ide untuk membuat suatu produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang didapatkan
saat riset itu sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk baru atau pengembangan
produk yang sudah ada, perusahaan harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :
 Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari produknya
denga tidak mengabaikan penentuan harga
 Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah ada
apakah perusahaan mampu untuk membayarnya.

Untuk hal – hal tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor – faktor yang
berupa waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan berdasarkan
pengalaman. Mempertimbangkan kemampuan fasilitas perusahaan 
Untuk melaksanakan kegiatan pembuatan suatu produk, maka desainer harus
mempertimbangkan kemampuan dari perusahaan itu sendiri, diantaranya : tenaga kerja,
mesin – mesin, peralatan penunjang dan perkakas lainnya. Dalam membuat produk, desainer
harus mempertimbangkan biaya yang seekonomis mungkin. 

2) Membuat sketsa 

Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu dengan
yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan gambar kerja
( blue Print ), sketsa dari masing – masing produk walaupun sketsa ini tidak menunjukan
ukuran – ukuran yang sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala perbandingan. 

3) Membuat gambar kerja 

Pembuatan gambar kerja ini adalah merupakan tahap akhir dalam kegiatan Desain Produk,
dimana dalam gambar kerja ini dapat digambarkan bentuk dan ukuran yang sebenarnya
dengan skala yang diperkecil. Selain itu, dalam gambar kerja juga diperlihatkan bahan –
bahan yang akan dipergunakan dalam pembuatan produk tersebut. Setelah gambar kerja
tersebut selesai dirancang, kemudian diserahkan kepada pelaksana kegiatan untuk segera
dipelajari dan dikerjakan lebih lanjut cara proses produksinya.

3.4.1 Menjelaskan Faktor-faktot yang Mempengaruhi Desain Produk


Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Desain Produk
Desain produk sebagai alat bantu dalam manajemen produksi bertitik tolak penelitian dan
pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Pentingnya desain produk terletak pada
penetapan secara rinci disain produk atau jasa yang akan dibuat, serta klasifikasi agar
sesuai dengan tujuan yang dikendaki.

Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi desain produk adalah sebagai berikut :

1. Fungsi produk
2. Standar dan Spesifikasi desain
3. Tanggung jawab Produk
4. Harga dan Volume
Keempat faktor tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut :
4
Gambar Faktor – faktor yang mempengaruhi Desain Produk ( Yus R. Hardjadinata
Manajemen Produksi / Operasi ( 1995 ; 20 ) ) 

Faktor – faktor yang mempengaruhi Desain Produk :


1. Fungsi Produk
Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda,
hal ini tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa
desain produk itu berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya
memegang peranan penting dalam menentukan suatu desain produk yang pada
dasarnya untuk memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan
baik segi kualitan maupun segi kuantitas.

2. Standar dan Spesifikasi Desain


Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan terlihat dari :

- Sambungan - sambungan
Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan bagaimana menyambung bagian 
supaya tidak terlihat ada bagian yang kosong.
- Bagian
Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain disambung
dengan bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu kesatuan yang kuat
- Bentuk
Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan dengan 
Penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.
- Ukuran 
Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian produk secara
keseluruhan.
- Mutu
Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut, apabila akan
digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk tersebut harus tinggi bila
dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam jangka waktu yang pendek.
- Bahan
Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik, maka bahan
yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua yang diharapkan dapat
terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan tersendiri.
- Warna
Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang mempunyai ciri
dan kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal inilah yang harus dicermati
oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.

3. Tanggung jawab Produk


Ini adalah merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat
produk kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk
tersebut. Oleh karena itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan
oleh perusahaan pada waktu mendesain produk tersebut.

4. Harga dan Volume


Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan
dibuat berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk yang
dibuat untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih murah
sehingga desain produknya akan berbeda pula.

5. Prototype
Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini
memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan
memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu.
Dari pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan
gambaran mengenai perubahan – perubahan yang perlu dilakukan serta sebagai
informasi dalam penyusunan terakhir desain produk
Berikut tahapan prototype:

a) Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang


berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk
perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang
melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
b) Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara
keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan
konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai
dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk
menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
c) Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working
model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas
dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar
dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada
tahapan produksi.
d) Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional
dan kebutuhan rancangan sistem produksi.
e) Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan
seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi
dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan
daya tahan produk dan part-nya.
f) Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh
dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk
memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan
terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.
g) Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka
produk perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang
terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan
kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan
konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.
h) Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–
like–models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk
baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan
produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun
lingkungan user.
i) Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk
namun jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena
mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan produk akhir.

Pemasalahan Desain Produk :

1. Desain Yang Tanguh


Desain yang tangguh berarti produk dirancang sedemikian rupa sehingga ada
sedikit variasi pada produk atau perakitan tidak berdampak banyak pada produk
akhirnya. Juga desain yang dapat diproduksi sesuai persyaratan, bahkan dengan
adanya kondisi proses produksi yang tidak sempurna
2. Desain moduler
Desain moduler adalah desain dimana bagian atau komponen dari suatu
produk dibagi-bagi menjadi modul-modul yang dapat dipertukarkan dan diganti
dengan mudah
3. Computer-aided desain
Maksudnya adalah penggunaan komputer secara ineraktif untuk
mengembangkan dan mendokumentasikan produk
4. Computer-aided manufacturing
Yaitu penggunaan teknologi informasi untuk mengendalikan mesin. Adapun
manfaat CAD dan CAM adalah sebagai berikut :
a. Kualitas produk menjadi semakin baik
b. Waktu desain yang lebih singkat
c.    Pengurangan biaya produksi
d.     Ketersediaan basis data
e. Memunculkan kemampuan baru
5. Teknologi virtual reality
Bentuk komunikasi visual dimana citra-citra digunakan sebagai pengganti dari
benda aslinya, tetapi masih memungkinkan pengguna untuk meresponnya secara
interaktif
6. Analisis nilai
Suatu tinjauan atas produk yang berhasil yang dilakukan selama proses
produksi
7. Etika dan desain ramah lingkungan
Berikut tujuan desain yang etis dan ramah lingkungan:

1.      Mengembangkan produk yang lebih aman dan ramah lingkungan


2.      Meminimalkan limbah bahan baku dan energy
3.      Mengurangi kewajiban terhadap persoalan lingkungan hidup
4.      Meningkatkan efektivitas biaya dengan mematuhi peraturan lingkungan
hidup
5.      Agar dikenal sebvagai perusahaan yang baik

Pengertian Desain Jasa


Desain produk jasa
Banyak pembahasan sejauh ini memusatkan perhatian pada apa yang disebut sebagai
produk nyata, yakni barang. Di sisi lain, terdapat produk yang tidak nyata , yaitu jasa. Desain
jasa merupakan tantangan , karena umumnya mempunyai karakteristik yang unik. Satu alas
an kenapa produktivitasnya dalam jasa begitu rendah adalah karena baik desain dan
pengantaran produk jasa memasukan adanya interaksi pelanggan. Pelangan dapat
berpatrisipasi daslam desain jasa . sebagaian besar biaya dan kualitas sebuah jasa
ditentukanpada tahap desain dan sejumlah teknik dapat mengurangi biaya dan produk
Saat pelanggan  berpartisipasi dalam proses desain pemasok jasa mungkin
mempunyai daftar menu jasa di mana pelanggan dapat memilih pilihannya. Dalam hal ini,
pelanggan dapat berpartisipasi dalam desain jasa. Spesifikasi desain  berupa sebuah kontrak
atau penjelasan tertulis dengan foto (seperti pada operasi plastik atau tatanan rambut). Sama
halnya, pelanggan dapat  berperan dalam pengantaran sebuah jasa atau pada keduanya, desain
dan  pengantaran , merupakan situasi yang menambah tantangan pada desain  produk.
Walaupun demikian, seperti halnya barang, sebagian besar biaya dan kualitas sebuah
jasa diterapkan pada tahapan desain. Juga seperti  barang, sejumlah teknik dapat mengurangi
biaya dan meningkatkan  produk. Satu tekniknya adalah merancang produk sehingga
penyelarasan selera (customization) dapat ditunda sedapat mungkin. Pendekatan yang kedua
adalah produk modular, artinya customization mengambil bentuk pada perubahan modul.
Strategi ini menjadika nmodul didesain menjadi sebagai kesatuan standar yang “tetap”.
Pendekatan modular pada desain produk mempunyai dampak  pada manufaktur dan jasa.
Pendekatan ketiga desain jasa adalah membagi jasa menjadi  bagian-bagian kecil dan
mengidentifikasi bagian tersebut yang menyebabkan otomatis asi atau mengurangi interaksi
pelanggan

Jenis-Jenis Desain Produk


Jenis jenis desain produk ada dua, yaitu :
1. Membuat desain produk yang benar-benar baru dengan rancangan dan prototype baru
yang belum pernah ada sebelumnya. Berdasarkan penelitian dilakukan inovasi untuk
menghasilkan desain produk baru yang kreatif.
2. Memodifikasi atau mengembangkan desain produk yang sudah ada.
Desain baru berfungsi untuk menyelesaikan masalah terhadap desain yang ada. Ini terjadi
baik melalui produk baru atau variasi dari produk yang sudah ada.

Daur Hidup Produk


Daur hidup produk (Product Life Cycle) merupakan konsep penting dalam pemasaran yang
dapat memberikan gambaran dinamika kompetitif suatu produk yaitu tahap-tahap yang
berbeda dalam sejarah penjualannya. Tiap tahapan produk mempunyai tantangan yang
berbeda dan dapat memberikan kontribusi laba yang berbeda.

Siklus hidup produk dibagi ke dalam 4 fase yakni :


1.Perkenalan: suatu periode awal pengenalan produk ke pasar agar konsumen menyadari
keberadaannya. Tahap ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan yang lambat. Biaya promosi
dan produksi sangat tinggi melebihi tingkat pendapatan sehingga tidak ada penerimaan laba.
Produk ditentukan dengan harga tinggi jika di pasar tidak ada pesaing lain.
2.Pertumbuhan: suatu periode peningkatan pertumbuhan penjualan yang sangat cepat dan
peningkatan laba yang cukup berarti. Pesaing berusaha memasarkan produk yang hampir
sama atau bahkan dengan kualitas lebih baik karena menyadari kesuksesan produk tersebut.
3.Kedewasaan: suatu periode penurunan dalam pertumbuhan pasar karena produk telah
diterima oleh sebagian pasar potensial. Laba tidak mengalami peningkatan yang cukup berarti
atau stabil bahkan bisa saja menurun karena perusahaan melakukan upaya perlawanan
pesaing di pasar. Beberapa strategi pemasaran akan menawarkan diskon khusus dan
pembedaan pada rancangan produk yang sudah ada untuk mempertahankan pangsa pasar. 
4.Penurunan: Periode dimana tingkat penjualan dan laba mengalami penurunan yang cukup
drastis. Hal ini karena permintaan konsumen sangat berkurang dan  pesaing semakin
bertambah di pasaran.

Konsep daur hidup produk mempunyai peranan penting dalam penentuan strategi
pemasaran. Konsep tersebut membantu manajer pemasaran dalam:
1. Mengidentifikasi signifikansi tren penjualan.
2. Memperkirakan sifat persaingan, biaya, dan peluang pasar yang terus berubah.

Tahap perkenalan
Pada tahap perkenalan produsen menawarkan suatu produk baru (barang atau jasa) ke pasar.
Karena produknya masih belum dikenal oleh konsumen, pertumbuhan penjualan masih
lambat. Strategi pemasaran pada tahap perkenalan yaitu;
 Strategi peluncuran cepat (rapid-skimming strategy) merupakan peluncuran produk
baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi yang tinggi.
 Strategi peluncuran lambat (slow-skimming strategy) adalah peluncuran produk baru
dengan harga tinggi dan sedikit promosi.
 Strategi penetrasi cepat (rapid-peneration strategy) merupakan peluncuran produk
pada harga rendah dengan biaya promosi yang besar.
 Strategi penetrasi lambat (slow-peneration strategy) merupakan peluncuran produk
baru dengan harga rendah dan tingkat promosi rendah.
Tahap Pertumbuhan 
Setelah produk baru tersebut dapat diterima pasar atau konsumen, penjualan akan
meningkat dan daur hidup produk berada pada fase pertumbuhan. Tahap ini ditandai dengan
adanya pesaing baru di pasar, yang memaksa produsen menambah kegiatan produksinya
walaupun tidak segencar ketika produk pertama kali diluncurkan. Harga tidak berubah tetapi
mengalami sedikit penurunan untuk mengatasi persaingan serta penjualannya mengalami
peningkatan yang pesat. Pada tahap ini strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan
diantaranya dengan meningkatkan kualitas produk dan menambah keistimewaan produk baru,
mencari segmen baru, mencari saluran distribusi baru, serta melakukan promosi melalui iklan
untuk meyakinkan pembeli tentang kualitas produk tersebut

Tahap Kedewasaan 
Tahap kedewasaan dibagi menjadi tiga, yaitu tahap kedewasaan yang meningkat,
stabil, dan tahap kedewasaan yang menurun. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mempertahankan pangsa pasar adalah dengan modifikasi pasar, modifikasi
produk, serta modifikasi bauran pemasaran. Modifikasi pasar dapat dilakukan dengan
mencari pembeli dan segmen baru, menaikkan penggunaan, dan memperbaiki kembali posisi
merek. Modifikasi produk dilakukan dengan perbaikan kualitas, tampilan fisik (feature), dan
perbaikan style atau corak. Modifikasi bauran pemasaran misalnya dengan menurunkan harga
dan promosi yang lebih agresif. 

Tahap Penurunan  
Pada tahap ini, penjualan produk mulai menurun hingga menghilang dari pasaran.
Penurunan penjualan bisa lambat atau cepat. Penjualan dapat jatuh sampai nol atau bertahan
di tingkat rendah. Penurunan penjualan ini disebabkan antara lain oleh perkembangan
teknologi, pergeseran selera konsumen, serta meningkatnya persaingan dalam negeri dan luar
negeri.
 
Terdapat beberapa strategi yang dapat ditempuh pada tahap ini, yaitu:
 Meningkatkan investasi perusahaan (untuk mendominasi atau memperkuat posisi
persaingannya)
 Mempertahankan tingkat investasi perusahaan sampai ketidakpastian tentang industri
itu terselesaikan
 Melepaskan bisnis itu secepatnya dengan menjual asetnya sehingga mendapatkan
keuntungan. 

Perencanaan Produk

Rencana produk mengidentifikasi portofolio produk-produk yang dikembangkan dan


waktu pengenalan ke pasar. Proses perencanaan mempertimbangkan peluang-peluang
pengembangan produk, yang diidentifikasi oleh banyak sumber, mencakup usulan bagian
pemasaran, penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk dan analisis keunggulan para
pesaing.
Rencana produk perlu diperbarui secara berkala agar dapat mengakomodasi perubahan dan
perkembangan yang ada. Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataan misi
proyek perlu 5 (lima) tahapan proses:
1. Mengidentifikasi peluang
Peluang-peluang melibatkan beberapa dari 4 (empat) tipe proyek pengembangan produk,
yaitu:
a. Produk baru.
b. Turunan dari produk yang sudah ada.
c. Perbaikan produk yang sudah ada.
d. Produk yang pada dasarnya baru.
Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara:
a. Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang sudah ada.
b. Analisa keunggulan dan kelemahan produk pesaing.
c. Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis.
d. Pertimbangan implikasi terhaadap adanya kecenderungan dalam gaya idup, demografi
dan teknologi untuk kategori yang produk ada dan peluang-peluang kategori produk
baru.
2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek
Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan peluang-
peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang sudah ada adalah:
a. Strategi bersaing
Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk yang
mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini digunakan untuk memilih
peluang. Pada umumnya perusahaan melakukan diskusi pada tingkat manajemen
merupakan sebuah kompetensi strategi dan membantu dalam bersaing. Beberapa
strategi yang mungkin untuk diterapkan:
a) Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi.
b) Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya.
c) Fokus pelanggan.
d) Produk tiruan.
b. Segmentasi pasar
Pembagian pasar ke dalam segmen-segmen memungkinkan perusahaan untuk
mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan produk perusahaan
sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Pemetaan produk-produk
pesaing dan milik sendiri dalam segmen-segmen akan membantu perusahaan dalam
memperkirakan peluang produk yang menyebabkan kelemahan lini produknya dan
dan yang memanfaatkan kelemahan dari penawaran pesaing.
c. Perkembangan teknologi
Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaanyang utama
adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi dasar yang baru dalam lini
produk.
d. Perencanaan platform produk
Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan produk.
Platform yang efektif dapat memungkinkan variasi turunan produk untuk dirancang
lebih cepat dan mudah, yang setiap produk memberikan ciri-ciri dan fungsi-fungsi
yang diinginkan oleh pasar utama.
Keputusan mengenai platform produk sangat berkaitan dengan usaha pengembangan
produk dari perusahaan dan untuk memutuskan mengenai teknologi mana yang akan
digunakan untuk produk baru.
Satu teknik untuk mengkoordinasikan pengembangan teknologi dengan perencanaan
produk adalah peta jalur teknologi. Peta jalur teknologi merupakan cara untuk
menunjukkan ketersediaan yang diharapkan dan masa depan penggunaan berbagai
teknologi yang relevan untuk produk yang dipertimbangkan.
e. Evaluasi peluang produk baru secara fundamental
Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang produk baru secara fundamental
adalah:
a) Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata).
b) Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun).
c) Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatannya).
d) Pengetahuan perusahaan mengenai pasar.
e) Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi.
f) Kesesuaian dengan produk perusahaan lain.
g) Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.
f. Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan
Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio sesuai dengan
dimensi-dimensi yang berguna, sehingga manajer akan mempertimbangkan implikasi
dari keputusan perencanaan. Pendekatan pemetaan yang dikemukakan Cooper et al
(1998) melibatkan dimensi seperti resiko teknis, pengembalian finansial, daya tarik
pasar dan sebagainya.
3. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu
a. Pengelolaan sumber daya
Perencanaan agregat akan membantu perusahaan dalam penggunaan sumber daya
secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan untuk diselesaikan
berdasarkan sumber daya yang dianggarkan.
b. Penentuan waktu proyek
Penentuan waktu dan urutan proyek harus mempertimbangkan faktor-faktor:
a) Penentuan waktu pengenalan produk.
b) Kesiapan teknologi.
c) Kesiapan pasar.
d) Persaingan dalam penawaran produk.
4. Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan
Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, tetapi sebelum sumber daya penting
digunakan. Kegiatan ini melibatkan tim fungsional silang yang disebut tim inti. Pada poin
ini pernyataan kesempatan yang lebih sesegera mungkin ditulis kembali sebagai suatu
pernyataan visi produk.
Sasaran yang terdefinisi dalam pernyataan visi produk kadang sangatlah umum. Untuk
memberikan petunjuk yang jelas bagi organisasi pengembangan produk, biasanya tim
memformulasikan suatu definisi yang lebih detail dari pasar target dan asumsi-asumsi
yang mendasari operasional tim pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini
akan terdapat dalam suatu pernyataan misi.
a. Pernyataan misi
Pernyataan misi mencakup:
a) Uraian produk ringkas, mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan
namun menghindari penggunaan konsep produk secara spesifik.
b) Sasaran utama bisnis, mencakup waktu, biaya dan kualitas.
c) Pasar target untuk produk, mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua
yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan.
d) Asumsi dan batasan, untuk mengarahkan usaha pengembangan.
e) Stakeholder, untuk menjamin bahwa banyak permasalahan pengembangan
ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder dari produk.
Daftar stakeholder dimulai dari pengguna akhir dan pelanggan eksternal yang
membuat keputusan-keputusan tentang produk. Daftar stakeholder
menyediakan suatu bayangan bagi tim untuk mempertimbangakn kebutuhan
setiap konsumen.
b. Asumsi dan batasan
Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan teknis dari produk lebih terarah.
Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam menyatakan asumsi dan batasan:
a) Manufaktur, mempertimbangkan kemampuan, kapasitas, dan batasan
operasional manufaktur.
b) Pelayanan. Pelayanan pelanggan dan pendapatan pelayanan sangat
menentukan keberhasilan perusahaan, sehingga perusahaan perlu menyatakan
sasaran strategis untuk tingkat-tingkat kualitas pelayanan.
c) Lingkungan. Sasarannya adalah bahwa seluruh komponen akan dimanufaktur
kembali atau didaur ulang atau keduanya Sehingga seharusnya tidak ada
komponen yang dibuang pelanggan.
c. Penentuan staf dan kegiatan perencanaan proyek pendahuluan lain.
5. Merefleksikan hasil dengan proses
Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya menanyakan
beberapa pertanyaan untuk memperlirakan kualitas hasil dan proses.
Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu reality
check harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan. Langkah awal ini
merupakan waktu untuk perbaikan
Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan
untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk
yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Untuk membuat sebuah
produk biasanya kita akan melewati tahap-tahap sebagai berikut:
1. Market Research dan Feasibility Study Market Research
dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market research ini
bisa didapatkan produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.
2. Brainstorming
Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah pendapat,
adalah proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan keluar dari masalah yang
didiskusikan. Dari proses berdiskusi ini akan didapatkan garis besar barang yang akan dibuat,
cara kerja, komponen yang akan dipakai, dan lain sebagainya. Misalnya kita ingin membuat
mesin penghisap debu, akan terbayang untuk membuatnya dibutuhkan motor, chasing/wadah,
filter/saringan, hose/pipa, mulut pipa dan sebagainya.
3. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk
Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam merancang produk
tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. Konsumen tentu saja
menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam produk tersebut sepadan dengan biaya
yang dikeluarkannya (reasonable price). Tentu saja market research diperlukan untuk
mengetahui selera pasar. Dari menentukan tujuan dan batasan ini kita memperoleh spesifikasi
komponen-komponen dan material apa saja yang akan dipakai.
4.            Menggambar Produk
Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponen-
komponen yang sudah ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan mendapatkan ilustrasi
produk jadi. Produk bisa digambar dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya gambar 3
dimensi lebih mudah dimengerti oleh sebagian besar orang. Merancang produk dalam 3
dimensi bisa dilakukan dengan menggunakan software SolidWorks, Inventor, Catia dll.
5.            Review Produk
Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada rancangan
yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan melihat gambar
produk biasanya lebih mudah berkembang daripada hanya membayangkannya saja. Pada
tahap ini kembali dilakukan brainstorming untuk mendapatkan hasil yang optimal dan
meminimalisir masalah yang akan timbul ketika produksi masal nanti. Pada tahap ini pula
biasanya produk yang sedang dirancang perlu dibenahi disana-sini.
6.            Membuat Prototype/Sample
Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan berbagai cara. Untuk
produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping, desain body
mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah liat khusus, kardus pembungkus produk
bisa dibuat dengan tangan. Untuk produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai
membuat sample barangnya (produk-produk dari besi), namun memerlukan ketelitian dalam
menggambar dan tidak boleh ada kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal: barang reject.
7.            Uji Coba
Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini benar-
benar handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan, dijatuhkan, dan
lain-lain. Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki mesin khusus untuk menguji
ponsel-ponsel buatan mereka supaya tahan terhadap bantingan. Jika ditemukan hal-hal yang
tidak memuaskan tentu saja produk tersebut perlu didesain ulang (kembali ke tahap 3). Hal-
hal yang memuaskan tentu saja harus dilihat dari sudut pandang konsumen, bukan produsen.
Begitulah produsen-produsen besar saat ini mengkaji terus menerus produk mereka agar
nama produk yang mereka buat tetap terjaga.
8.            Poduksi Masal
Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak sampai
menerima barang yang rusak.
9.            Garansi
Garansi adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang membuat
produk tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang
tersebut. Banyak konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih mahal untuk
mendapatkan garansi dan ketenangan dalam pemakaian produk.

Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai
macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming,
maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya.
Dalam perancangan atau mendesain suatu kemasan produk dapat kita memperhatikan
beberapa aspek dasar dalam menentukan kemasan produk itu sendiri, diantaranya :

 Daya Tarik Kemasan


Daya tarik kemasan sangat penting guna tertangkapnya stimulusoleh konsumen yang
di sampaikan ke produsen sehingga diharapkan konsumen tertarik pada produk
tersebut.Menurut Wiryo (1999:10) daya tarik visual kemasan dapat digolongkan
menjadi dua yaitu: daya tarik visual dan daya tarik praktis
a. Warna
Warna adalah suatu mutu cahaya yang dapat dipantulkan darisuatu objek ke mata
manusia. Warna terbagi dalam kategori terang (mudah), sedang, gelap (tua).Fungsi
dari pemilihan warna :

 Untuk identifikasi produk sehingga berbeda dengan produkpesaing.


 Untuk menarik perhatian, warna terang atau cerah kanmemantulkan cahaya lebih jauh
dibandingkan dengan warnagelap.
 Untuk menimbulkan pengaruh, misalnya untuk meningkatkanselera konsumen
terhadap produk makanan.
 Untuk mengembangkan asosiasi tertentu terhadap produknya.
 Untuk menciptakan suatu citra dalam mengembangkanproduknya.
 Untuk menghiasi produk.
 Untuk memastikan keterbacaan yang maksimum dalampenggunaan warna kontras.
 Untuk mendorong tindakan.
 Untuk proteksi terhadap cahaya yang membahayakan.
 Untuk mengendalikan temperatur barang didalamnya.
 Untuk membangkitkan minat dalam mode.

b. Bentuk

Bentuk kemasan disesuaikan dengan produknya pertimbanganyang digunakan adalah


pertimbangan mekanis, kondisi penjualan,perkembangan penjualan, pemejangan dan cara-
cara penggunaankemasan tersebut.
 Bentuk yang sederhana lebih disukai daripada yang rumit
 Bentuk yang teratur memiliki daya tarik lebih
 Bentuk harus seimbang agar menyenangkan
 Bentuk bujur sangkar lebih disukai dari pada persegi panjang
 Bentuk cembung lebih disukai daripada bentuk cekung
 Bentuk bulat lebih disukai wanita, sedang pria lebih menyukaibentuk siku
 Bentuk harus mudah terlihat bila dipandang dari jauh
 
c. Merk / logo
Tanda-tanda identifikasi seperti merek dengan logo perusahaanadalah meningkatkan daya
tarik konsumen. Merek atau logo ini berperan sebagai Brand Image sehingga dipandang
dapat menaikkan gengsi atau status seorang pembeli.
Misalkan :
 Gambar ayam jago berkokok sering diidentikan dengan jamu
 Tulisan AQUA Terkesan Air minum Dalam Kemasan
 Kata-Kata ‘Bukan basa-basi’ Mengingatkan suatu produk merk rokok
Syarat-syarat logo yang baik adalah :
1. Mengandung keaslian
2. Mudah dibaca atau di ucapkan
3. Mudah di ingat
4. Sederhana dan ringkas
5. Tidak mengandung konotasi yang negative
6. Tidak sulit digambarkan
 
d. Ilustrasi
Merupakan alat komunikasi sebuah kemasan bahasa universalyang dapat menembus
rintangan perbedaaan bahasa. Ilustrasi initermasuk fotografi dan gambar-gambar untuk
menarik konsumen.
e. Tipografi
Tipografi adalah teks pada kemasan yang berupa pesan-pesan kitauntuk menjelaskan produk
yang di tawarkan sekaligusmenyerahkan konsumen untuk bersikap dan bertindak
sesuaidengan harapan produsen.
f. Tata letak
Tata letak adalah paduan semua unsur garfis meliputi warna,bentuk, merek ilustrasi,
topografi, menjadi suatu kesatuan baruyang disusun dan di tempatkan pada halaman
kemasan. Hal-halyang perlu di perhatikan dalam pengaturan tata letak adalah :
a. Keseimbangan
b. Titik pandang dengan menjadikan satu unsur yang palingmenarik
c. Perbandingan ukuran yang serasi
d. Tata urutan alur keterbatasan yang sesuai
sebagai syarat penggunaan pada konsumen kemasan harus dapat memberikan daya
tarik praktis dalam penggunaannya. Daya tarik praktis ini merupakan efesiensi suatu kemasan
yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor atau pengecer.
Daya tarik kemasan menurut Wirya (1999 : 15) antara lain :
 Kemasan yang menjamin dapat melindungi produk
 Kemasan yang mudah di buka atau di tutup kembali untukdisimpan
 Kemasan dengan porsi yang sesuai
 Kemasan yang dapat di gunakan kembali
 Kemasan yang mudah di bawah, di pegang dan dijinjing.
 Kemasan yang memudahkan pemakaian dalam menghabiskan dan mengisinya
kembali.
 
Desain kemasan yang baik dapat mensinergikan dan mengintegrasaikan dari beberapa
elemen desain dan fungsi kemasan, sehingga dihasilkan kemasan yang memiliki tingkat
efektifitas, efisiensi dan fungsi yang sesuai baik dalam produksi kemasan sampai kegunaan
kemasan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat desain kemasan :

a) Lakukan Survey

Lakukan survey untuk mengenal konsep desain kompetitor, seberapa pengaruh desain
kompetitor terhadap penjualan produk. Buat Panelis dan poling untuk mengetahui sebarapa
kuat kompetisi antara konsep desain produk anda dengan kompetitor. Dari hasil survey ini
desainer akan mampu menciptakan konsep desain kemasan yang bisa bersaing.

b) Buat konsepdesain kemasan dalam beberapa alternatif.

Buatlah minimal 2 konsep desain kemasan sebagai bahan perbandingan antar dua konsep
desain yang telah dibuat.Pilihan terbanyak terhadap salah satu konsep menjadi indikasi
karakter konsumen terhadap produk yang akan dikemas nantinya.

c) Ciptakan desain kemasan yang unik dan menarik dan berkarakter


Usahakan untuk menciptakan desain kemasan produk yang belum dipakai oleh produk lain.
Sehingga produk yang ditawarkan memberikan kesan lebih menarik dan lebih unik
dibandingkan produk lain dengan jenis usaha yang sama

d) Sesuaikan desain kemasan dengan isi produk

Desain kemasan yang dirancang selayaknya harus mengacu kepada jenis dan karakter produk
yang akan dikemas. Sehingga jangan sampai terjadi desain kemasan tidak memberikan corak
produknya. Misal, desain sabun mandi tentunya berbeda dengan konsep desain pelumas
mesin motor, sehingga kewajiban desainer memperkuat persepsi ini

e) Sesuaikan desain kemasan dengan karakter konsumen

Seorang desainer kemasan harus pandai menganalisa kelompok segmen produk yang akan
dikemas sehingga acuan hebatnya sebuat desain kemasan bukan hanya pada bagus atau
tidaknya dari sisi grafisnya, tapi bagaimana desain yang diciptakan tersebut selaras dengan
sasaran pasar yang dibidik, sehingga calon konsumen tidak merasa asing dengan desain
kemasan yang dibuat. Membuat desain kemasan produk sesuai dengan target pasarnya, bisa
dibedakan berdasarkan umur konsumen, maupun jenis kelamin konsumen, kelas harga
penjualan, dan budaya daerah.
Yang harus dipahami dalam merancang desain kemasan :
1. Memahami proses printing
Selayaknya sebelum membuat konsep desain terlebih dahulu mengetahui bahan kemasan apa
nantinya yang dipakai dan dicetak dengan jenis printing apa. Karena masing – masing bahan
kemasan mempunyai karakter yang berbeda terkait hasil cetak yang kita desain. Demikian
juga dengan teknologi printing apa nantinya desain kemasan kita akan dicetak, karena
masing-masng teknologi cetak mempunyai karakter dan keunggulan serta kekuarangannya
masing-masing.
Apabila sudah dipahami dengan printing apa kemasan dicetak, maka desain nantinya akan
menyesuaikan dengan kemampuan printing.
2. Mampu mensiasati biaya printing
Biaya printing termasuk salah satu kendala utama dalam mengkonsep kemasan produk UKM,
sehingga dalam mendesain kemasan sangatlah penting diperlukan kemampuan mensiasati
biaya printing agar tidak menjadi terlalu mahal.
Pengertian Produk dan Produksi

Produk adalah hasil dari suatu kegiatan produksi yang baik itu berupa barang maupun
berupa jasa yang nantinya akan di jual kepada konseumen. Namun, walaupun produk dan
jasa merupakan sama-sama hasil dari suatu produksi, kedua hal tersebut penting untuk
dibedakan.
Barang merupakan suatu hasil produksi yang memiliki sifat fisik serta wujud tertentu,
dan juga barang memiliki waktu tenggang daripada saat diproduksi dan juga saat dikonsumsi.
Beda halnya dengan jasa, jasa sendiri tidak memiliki wujud tertentu dan juga wujud fisik, jasa
juga tidak memiliki tenggang waktu baik pada saat di produksi dan juga saat dikonsumsi.
Contoh dari Produk di bedakan menjadi 2 yaitu produk konsumsi dan juga produk
industri. Contoh dati produk konsumsi adalah produk belanjaan, produk dalam kehidupan
sehari-hari dan juga produk khusus seperti barang-barang mewah. Dan contoh dari produk
industri adalah bahan baku dan suku cadang, perlengkapan serta layanan bisnis, dan juga
barang modal.

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna


suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya
dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan
mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.
Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai
kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang
mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses produksi disebut
Produsen.

Delapan Dimensi Kualitas Produk


Kedelapan Dimensi Kualitas tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Performance (Kinerja)

Performance atau Kinerja merupakan Dimensi Kualitas yang berkaitan dengan


karakteristik utama suatu  produk. Contohnya sebuah Televisi, Kinerja Utama yang kita
kehendaki adalah kualitas gambar yang dapat kita tonton dan kualitas suara yang dapat
didengar dengan jelas dan baik.

2. Features (Fitur)

Features atau Fitur merupakan karakteristik pendukung atau pelengkap dari


Karakteristik Utama suatu produk. Misalnya pada produk Kendaraan beroda empat (mobil),
Fitur-fitur pendukung yang diharapkan oleh konsumen adalah seperti DVD/CD Player,
Sensor atau Kamera Mundur serta Remote Control Mobil.

3. Reliability (Kehandalan)

Reliability atau Kehandalan adalah Dimensi Kualitas yang berhubungan dengan


kemungkinan sebuah produk dapat bekerja secara memuaskan pada waktu dan kondisi
tertentu.

4. Conformance (Kesesuaian)

Conformance adalah kesesuaian kinerja dan kualitas produk dengan standar yang
diinginkan. Pada dasarnya, setiap produk memiliki standar ataupun spesifikasi yang telah
ditentukan.

5. Durability (Ketahanan)

Durability ini berkaitan dengan ketahanan suatu produk hingga harus diganti. Durability ini
biasanya diukur dengan umur atau waktu daya tahan suatu produk.

6. Serviceability

Serviceability adalah kemudahan layanan atau perbaikan jika dibutuhkan. Hal ini sering
dikaitkan dengan layanan purna jual yang disediakan oleh produsen seperti ketersediaan suku
cadang dan kemudahan perbaikan jika terjadi  kerusakan serta adanya pusat pelayanan
perbaikan (Service Center) yang mudah dicapai oleh konsumen.

7. Aesthetics (Estetika/keindahan)
Aesthetics adalah Dimensi kualitas yang berkaitan dengan tampilan, bunyi, rasa
maupun bau suatu produk. Contohnya bentuk tampilan sebuah Ponsel yang ingin dibeli serta
suara merdu musik yang dihasilkan oleh Ponsel tersebut.

8. Perceived Quality (Kesan Kualitas)

Perceived Quality adalah Kesan Kualitas suatu produk yang dirasakan oleh
konsumen. Dimensi Kualitas ini berkaitan dengan persepsi Konsumen terhadap kualitas
sebuah produk ataupun merek. Seperti Ponsel iPhone, Mobil Toyota, Kamera Canon, Printer
Epson dan Jam Tangan Rolex yang menurut Kebanyakan konsumen merupakan produk yang
berkualitas.

MODEL PENDEKATAN KUALITAS JASA.


Salah satu pendekatan kualitas jasa yang banyak dijadikan acuan dalam riset
pemasaran adalah model SERVQUAL (Service Quality) yang dikembangkan oleh
Parasuraman, Zeithmal, dan Berry. SERVQUAL dibangun atas adanya perbandingan dua
faktor utama, yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang mereka terima  (perceived
service) dengan layanan sesungguhnya yang mereka harapkan (expected service).
Terdapat 5 (lima) dimensi SERVQUAL menurut Parasuraman (1998), yaitu:
1. Tangibles.
Tampilan atau fasilitas fisik yang dimiliki oleh service provider. Bisa berupa
perlengkapan, personel, dan material komunikasi. Kondisi tampilan fisik yang mendukung
bisa berupa fakta-fakta yang dapat dilihat. Perkiraan dimensi ini juga dapat di hubungkan
dengan service terhadap pelanggan. Contoh dari tangibles ini bisa berupa fasilitas, peralatan,
dan teknologi yang ada di suatu bank.
2. Reliability
Kemampuan perusahaan atau service provider untuk memenuhi janjinya kepada
pelanggan. Kehandalan atau performansi terhadap service yang diberikan sangatlah penting
dalam reliability ini. Hal ini menunjukkan bahwa service dapat diselesaikan tepat waktu,
dengan cara yang sama, dan tanpa kesalahan tiap waktu. Contohnya, keakuratan pembayaran
dan penyimpanan salinan data
3. Responsiveness
Keinginan provider untuk membantu customer dengan penyediaan layanan secara
tepat. Jika kegagalan sebuah service terjadi, kemampuan untuk memperbaikinya secara cepat
dan dengan keprofesionalisan dapat menciptakan persepsi positif tentang kualitas.
Contohnya, yaitu service berupa minuman dari penerbangan yang tertunda dapat
menghilangkan pengalaman pelanggan yang tidak menyenangkan,  menjadi sebuah momen
yang sangat mengasyikan.
4. Assurance
Pengetahuan dan keramahan dari para karyawan haruslah sebaik kemampuan mereka
untuk menanamkan kepercayaan kepada pelanggan. Dimensi asuransi meliputi: Kompetensi
atau jaminan untuk memberikan service terbaik, kesopanan dan respek kepada pelanggan,
komunikasi yang efektif degnan pelanggan, dan anggapan dari operator bahwa pelanggan
adalah segalanya bagi mereka.
5. Empati.
Perhatian individu terhadap pelanggan. Empati meliputi: approachbilitas, sensitivitas,
dan usaha untuk memahami keinginan pelanggan. Salah satu contoh empati adalah kasus
pelayanan perusahaan pesawat terbang yang mana customernya mengalami miskomunikasi
dan perusahaan berusaha membantu untuk bisa memecahkan masalahnya.

Standar Kualitas Produk


 Menurut Standar Internasional ISO 8402 suatu produk dapat dikatakan berkualitas
apabila memenuhi kriteria – kriteria sebagai berikut :

a. Sesuai dengan kebutuhan dan penggunaan;


b. Memuaskan keinginan pemakai ;
c. Sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan ;
d. Sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku ;
e. Ekonomis.

Dalam mencapai tujuan tentang kualitas suatu perusahaan hendaknya dapat


melakukan hal – hal sebagai berikut : 

 Mencapai dan mempertahankan kualitas barang atau jasa yang dihasilkannya


sehingga terus – menerus memenuhi kebutuhan konsumen.
 Memberikan keyakinan kepada pengelolanya sendiri ,bahwa kualitas yang
dikehendaki dicapai dan dipertahankan ;
 Memberikan kepercayaan kepada konsumen bahwa kualitas yang diinginkan akan
dicapai dalam barang atau jasa yang diberikan ;
 Untuk mencapai tujuan tersebut ,perusahaan harus dapat mengoordinasikan dirinya
sendiri sedemikian rupa agar mampu mengahsilkan produk sesuai dengan spesifikasi
yang dikehendaki dan secara konsisiten.Dalam kaitan inilah diperlukan adanya system
kualitas dalam perusahaan.

Sistem kualitas dapat didefinisikan sebagai struktur organisasi ,tanggung jawab


,prosedur ,proses, dan sumber daya untuk menerapkan manajemen kualitas.Sistem kualitas
menyangkut semua kegiatan yang berhubungan dengan kualitas barang atau jasa dan meliputi
seluruh tahapan sejak identifikasi awal sampa ke pemenuhan kepuasan dan harapan
konsumen. Tahap dan aktifitas tersebut dapat meliputi :

 Pemasaran dan riset pasar;


 Desain/ spesifikasi rekayasa dan pengembangan produk;
 Pengadaan ;
 Perencanaan dan pengembangan proses;
 Produksi;
 Inspeksi ,pengetesan dan pengujian;
 Pengemasan dan penyimpanan;
 Penjualan dan distribusi;
 Pemasangan dan operasi;
 Bantuan teknik dan perawatan ;
 Pembuangan purna pakai

Sistem kualitas dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh tujuan perusahaan ,barang atau
jasa yang dihasilkan,dan oleh kegiatan – kegiatan khas yang dihasilkan dari perusahaan itu.
Sistem kualitas dalam suatu perusahaan mempunyai dua aspek yang saling berhubungan  :

1. Keinginan dan minat perusahaan

Bagi perusahaan ,merupakan suatu keinginan busnis untuk memperoleh dan menjaga
kualitas yang diinginkan pada tingkat biaya yang rendah .Pemenuhan aspek kualitas ini
berhubungan dengan rencana dan efesiensi penggunaan teknologi ,tenaga kerja dan bahan
baku yang tersedia.

2. Keinginan dan harapan konsumen


Bagi konsumen merupakan suatu keinginan untuk percaya penuh pada kemampuan
perusahaan untuk memproduksi barang dengan kualitas yang dikehendaki secara konsisten.
Beberapa keuntungan atau manfaat standardisasi adalah sebagai berikut:

a. Dapat dikuranginya macam bahan baku maupun barang jadi yang harus ada dalam
persediaan.
b. Dengan adanya standardisasi barang-barang jadi maka pembuatannya pun menjadi
lebih mudah dalam arti tidak perlu dilakukan penghitungan atau perubahan ukuran,
sifat barang setiap mulai produksi sehingga akan menghemat waktu, tenaga dan
modal
c. Dengan dihematnya waktu pembuatan maka penyerahan barang jadi ke konsumen
akan dapat tepat waktu.
d. Pengiriman barang tidak akan salah karena barang-barang telah dikelompokkan
terlebih dulu berdasarkan standarnya masing-masing.

Perencanaan Produk

Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti


sampai produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi
cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk
atau perbaikan, distribusi, perubahan harga dan promosi.

Proses Perencanaan Produk


Rencana produk mengidentifikasi portofolio produk-produk yang dikembangkan dan
waktu pengenalan ke pasar. Proses perencanaan mempertimbangkan peluang-peluang
pengembangan produk, yang diidentifikasi oleh banyak sumber, mencakup usulan bagian
pemasaran, penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk dan analisis keunggulan para
pesaing.
Rencana produk perlu diperbarui secara berkala agar dapat mengakomodasi
perubahan dan perkembangan yang ada. Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan
pernyataan misi proyek perlu 5 (lima) tahapan proses:
1. Mengidentifikasi peluang
Peluang-peluang melibatkan beberapa dari 4 (empat) tipe proyek pengembangan produk,
yaitu:
a. Produk baru.
b. Turunan dari produk yang sudah ada.
c. Perbaikan produk yang sudah ada.
d. Produk yang pada dasarnya baru.
Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara:
a. Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang sudah ada.
b. Analisa keunggulan dan kelemahan produk pesaing.
c. Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis.
d. Pertimbangan implikasi terhaadap adanya kecenderungan dalam gaya idup, demografi dan
teknologi untuk kategori yang produk ada dan peluang-peluang kategori produk baru.
2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek
Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan
peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang sudah ada adalah:
a. Strategi bersaing
Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk yang
mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini digunakan untuk memilih
peluang. Pada umumnya perusahaan melakukan diskusi pada tingkat manajemen merupakan
sebuah kompetensi strategi dan membantu dalam bersaing. Beberapa strategi yang mungkin
untuk diterapkan:
a) Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi.
b) Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya.
c) Fokus pelanggan.
d) Produk tiruan.
b. Segmentasi pasar
Pembagian pasar ke dalam segmen-segmen memungkinkan perusahaan untuk
mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan produk perusahaan sekarang
berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Pemetaan produk-produk pesaing dan milik
sendiri dalam segmen-segmen akan membantu perusahaan dalam memperkirakan peluang
produk yang menyebabkan kelemahan lini produknya dan dan yang memanfaatkan
kelemahan dari penawaran pesaing.
c. Perkembangan teknologi
Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaanyang utama
adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi dasar yang baru dalam lini produk.
d. Perencanaan platform produk
Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan produk.
Platform yang efektif dapat memungkinkan variasi turunan produk untuk dirancang lebih
cepat dan mudah, yang setiap produk memberikan ciri-ciri dan fungsi-fungsi yang diinginkan
oleh pasar utama.
Keputusan mengenai platform produk sangat berkaitan dengan usaha pengembangan
produk dari perusahaan dan untuk memutuskan mengenai teknologi mana yang akan
digunakan untuk produk baru.
Satu teknik untuk mengkoordinasikan pengembangan teknologi dengan perencanaan
produk adalah peta jalur teknologi. Peta jalur teknologi merupakan cara untuk menunjukkan
ketersediaan yang diharapkan dan masa depan penggunaan berbagai teknologi yang relevan
untuk produk yang dipertimbangkan.
e. Evaluasi peluang produk baru secara fundamental
Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang produk baru secara fundamental adalah:
a) Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata).
b) Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun).
c) Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatannya).
d) Pengetahuan perusahaan mengenai pasar.
e) Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi.
f) Kesesuaian dengan produk perusahaan lain.
g) Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.
f. Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan
Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio sesuai dengan
dimensi-dimensi yang berguna, sehingga manajer akan mempertimbangkan implikasi dari
keputusan perencanaan. Pendekatan pemetaan yang dikemukakan Cooper et al (1998)
melibatkan dimensi seperti resiko teknis, pengembalian finansial, daya tarik pasar dan
sebagainya.
3. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu
a. Pengelolaan sumber daya
Perencanaan agregat akan membantu perusahaan dalam penggunaan sumber daya
secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan untuk diselesaikan
berdasarkan sumber daya yang dianggarkan.
b. Penentuan waktu proyek
Penentuan waktu dan urutan proyek harus mempertimbangkan faktor-faktor:
a) Penentuan waktu pengenalan produk.
b) Kesiapan teknologi.
c) Kesiapan pasar.
d) Persaingan dalam penawaran produk.
4. Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan
Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, tetapi sebelum sumber daya penting
digunakan. Kegiatan ini melibatkan tim fungsional silang yang disebut tim inti. Pada poin ini
pernyataan kesempatan yang lebih sesegera mungkin ditulis kembali sebagai suatu
pernyataan visi produk.
Sasaran yang terdefinisi dalam pernyataan visi produk kadang sangatlah umum.
Untuk memberikan petunjuk yang jelas bagi organisasi pengembangan produk, biasanya tim
memformulasikan suatu definisi yang lebih detail dari pasar target dan asumsi-asumsi yang
mendasari operasional tim pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan
terdapat dalam suatu pernyataan misi.
a. Pernyataan misi
Pernyataan misi mencakup:
a) Uraian produk ringkas, mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun
menghindari penggunaan konsep produk secara spesifik.
b) Sasaran utama bisnis, mencakup waktu, biaya dan kualitas.
c) Pasar target untuk produk, mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua yang perlu
dipertimbangkan dalam suatu pengembangan.
d) Asumsi dan batasan, untuk mengarahkan usaha pengembangan.
e) Stakeholder, untuk menjamin bahwa banyak permasalahan pengembangan ditujukan untuk
mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder dari produk. Daftar stakeholder dimulai dari
pengguna akhir dan pelanggan eksternal yang membuat keputusan-keputusan tentang produk.
Daftar stakeholder menyediakan suatu bayangan bagi tim untuk mempertimbangakn
kebutuhan setiap konsumen.
b. Asumsi dan batasan
Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan teknis dari produk lebih
terarah. Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam menyatakan asumsi dan batasan:
a) Manufaktur, mempertimbangkan kemampuan, kapasitas, dan batasan operasional
manufaktur.
b) Pelayanan. Pelayanan pelanggan dan pendapatan pelayanan sangat menentukan
keberhasilan perusahaan, sehingga perusahaan perlu menyatakan sasaran strategis untuk
tingkat-tingkat kualitas pelayanan.

c) Lingkungan. Sasarannya adalah bahwa seluruh komponenakan dimanufaktur kembali atau


didaur ulang atau keduanya Sehingga seharusnya tidak ada komponen yang dibuang
pelanggan.

c. Penentuan staf dan kegiatan perencanaan proyek pendahuluan lain.

5. Merefleksikan hasil dengan proses

Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya menanyakan
beberapa pertanyaan untuk memperlirakan kualitas hasil dan proses.

Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu reality


check harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan. Langkah awal ini merupakan
waktu untuk perbaikan.

Langkah-langkah menetapkan skala proses produksi dan jasa

Langkah-langkah dalam menetapkan skala proses produksi dan jasa, yaitu sebagai berikut. 

1. Produk apa yang akan diproduksi.


2. Bilamana kegiatan proses produksi akan dimulai.
3. Berapa jumlah produk yang akan diproduksi.
4. Berapa besarnya jumlah dana yang akan dibutuhkan.
5. Berapa banyak tenaga kerja yang diperlukan.
6. Peralatan apa yang diperlukan.
7. Berapa tingkat persediaan bahan baku yang diperlukan.

Syarat-syarat dalam penetapan skala proses produksi dan jasa, antara lain:

Penetapan skala produksi barang dan jasa harus disesuaikan dengan tujuan
usaha.Penetapan skala produksi barang dan jasa harus sederhana dan mudah
dilaksanakan. Penetapan skala produksi barang dan jasa harus dapat memberikan analisis dan
klasifikasi tentang kegiatan operasi proses produksi.
Sistem Produksi Menurut Aliran Proses Produksi

Sistem Produksi Menurut Aliran Proses Produksi 

Dalam proses produksi, dibutuhkan dua sumber daya utama yaitu sumber daya
transformasi dan sumber daya yang ditransformasikan. Sumber daya transformasi diantaranya
seperti Tenaga Kerja, Mesin produksi, peralatan kerja dan gedung/bangunan. Sedangkan
sumber daya yang ditransformasikan adalah bahan-bahan baku, bahan-bahan pendukung dan
komponen-komponen yang akan akan diubah menjadi produk akhir (produk jadi).

Ketika ingin memulai produksi, pihak manajemen perusahaan manufakturing harus


merencanakan dan memilih jenis aliran proses produksi yang akan digunakan tergantung
pada kebutuhan modal, fasilitas produksi, teknologi, tenaga kerja, bahan mentah dan sistem
informasi yang tersedia serta permintaan pelanggan terhadap jumlah dan bentuk produk yang
akan di produksi tersebut. Setiap jenis aliran proses produksi memiliki kelebihan dan
kelemahannya sehingga pihak manajemen perusahaan harus mempertimbangkannya sesuai
dengan kondisi perusahaan agar dapat memaksimalkan profit.

Jenis-jenis Aliran Proses Produksi

Pada dasarnya, aliran proses produksi dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Job
Shop, Flow Shop dan Project. Namun ketiga jenis tersebut kemudian dikembangkan dan
dimodifikasikan sehingga terdapat lagi jenis aliran proses produksi yang dikenal dengan
Batch dan Continous. Berikut dibawah ini adalah pembahasan singkat mengenai aliran proses
produksi Job shop, flow shop, project, batch dan continous.
1. Job Shop Production

Job Shop adalah jenis aliran proses produksi yang digunakan untuk produk-produk
dengan jumlah produksi yang sedikit tetapi banyak model atau variannya. Produk-produk
“custom-made” yang harus mengikuti desain unik dan spesifikasi khusus dari pelanggan
dengan waktu dan biaya yang ditentukan biasanya menggunakan jenis aliran proses produksi
ini. Tujuan dari Job Shop production ini adalah untuk memenuhi kebutuhan khusus
pelanggan. Pada umumnya, proses produksi dengan Job Shop ini tidak menggunakan Jalur
Produksi (Production Line) khusus untuk mengerjakannya.

Karakteristik dari proses produksi Job Shop Production adalah sebagai berikut :

1. Memiliki ragam produk atau Varian yang banyak dan rendah volume produksi.
2. Menggunakan fasilitas dan mesin-mesin umum (general).
3. Tenaga kerja yang sangat terampil dan yang dapat menerima tantangan pekerjaan atas
keunikan produk yang dikerjakannya.
4. Memerlukan Persediaan bahan dan peralatan yang banyak.
5. Memerlukan perencanaan yang sangat terperinci terhadap setiap permintaan dan
kebutuhan.

Contoh produk-produk yang menggunakan Job Shop Production diantaranya seperti


Percetakan yang menerima desain poster-poster tertentu dengan jumlah yang terbatas, pabrik
fabrikasi yang menerima pesanan pembuatan peralatan dengan desain khusus, pabrik pakaian
yang membuat seragam dengan desain dan jumlah yang ditentukan.

2. Flow Shop Production (Mass Production)

Flow Shop Production adalah jenis proses produksi yang digunakan untuk produk-
produk yang dirakit atau diproduksi dalam jumlah banyak dan berturut-turut (continuous). 
Sistem produksi Flow Shop ini menggunakan jalur produksi (production line) untuk
memproduksi produk-produknya. Semua produk diproduksi dengan standar dan proses yang
sama.  Flow Shop Production ini sering disebut juga dengan Mass Production atau Produksi
Massal.

Karakteristik dari Flow Shop production adalah sebagai berikut ini :

1. Memiliki Standarisasi Produk dan urutan proses.


2. Menggunakan Mesin dan peralatan kerja khusus yang memiliki kapasitas produksi
dan tingkat output yang lebih tinggi.
3. Volume produksi yang tinggi.
4. Siklus produksi yang lebih pendek.
5. Perencanaan dan Pengendalian produksi lebih mudah dilakukan.
6. Penanganan material dapat dilakukan secara otomatis.
7. Persediaan material dapat lebih cepat untuk dikonversikan menjadi penjualan (sales).

Contoh produk-produk yang menggunakan Flow shop production diantaranya seperti


pada produksi pakaian jadi ataupun pada produk elektronik komersil (Televisi, Smartphone,
DVD Player, Laptop).

3. Project (Proyek)

Project (Proyek) merupakan sistem produksi yang biasanya diaplikasikan pada


produk-produk yang agak rumit dan dibatasi oleh waktu penyelesaiannya. Fungsi-fungsi pada
organisasi seperti perencanaan, pembelian, desain, produksi dan pemasaran harus
diintegrasikan dengan baik sesuai dengan urutan tahap dan waktu penyelesaian sehingga
proyek yang bersangkutan dapat diselesaikan tepat pada waktunya dengan biaya produksi
yang telah ditetapkan. Sistem produksi Project (Proyek) juga memiliki urutan-urutan operasi
untuk menunjang pencapaian target proyek akhir.
Karakteristik dari sistem produksi Project ini adalah memiliki fleksibilitas yang tinggi
namun volume produksinya sangat rendah. Biasanya unit/produk yang diproduksi tersebut
diletakan di tempat yang tetap (tidak berpindah-pindah) dan semua sumber daya yang
diperlukan akan dibawa ke tempat tersebut.
Contoh produksi yang menggunakan sistem produksi Project diantaranya seperti
produksi Kapal, pesawat terbang, bangunan Jembatan, gedung dan Mesin-mesin besar.

4. Batch Production
Batch Production adalah sistem produksi yang termasuk repetitive production
(produksi berulang) yang berada diantara sistem produksi Job Shop dan Flow Shop.
Standarisasi produk pada Batch Production lebih baik dan Volume produksi lebih tinggi jika
dibandingkan dengan Job shop namun volume lebih rendah dan tidak selalu terstandarisasi
seperti flow shop (mass production). Metode produksinya mirip dengan proses produksi
dengan sistem Job Shop, perbedaannya terletak pada jumlah atau volume yang akan
diproduksinya yang lebih banyak dan berulang-ulang.
Dibawah ini merupakan Karakteristik dari Batch Production :

1. Waktu produksi lebih pendek.


2. Tempat dan Mesin lebih fleksibel.
3. Tempat dan Mesin diatur untuk memproduksi produk dalam bentuk batch dan diubah
lagi pengaturannya untuk batch yang berikutnya.
4. Waktu dan biaya produksi lebih rendah dibandingkan dengan Job Shop.

5. Continuous Production

Continuous Production adalah sistem produksi yang proses produksinya


berkesinambungan (continuously) terus menerus dan berulang-ulang. Fasilitas Produksi
disusun sesuai dengan urutan operasi dari proses pertamanya hingga menjadi produk jadi
dengan aliran material yang konstan. Jalur produksi (production line) biasanya dialokasikan
hanya untuk satu jenis produk saja.
Karakteristik Continuous Production adalah sebagai berikut ini :

1. Semua Tempat/Pabrik atau Mesin/peralatan kerja didedikasikan khusus untuk satu


jenis produk (tidak memiliki fleksibilitas sama sekali).
2. Material ditangani secara otomatis.
3. Proses operasi mengikuti urutan yang telah ditentukan.
4. Perencanaan dan Pengendalian dilakukan secara rutin.
5. Biaya per unit yang rendah karena volume produksi yang tinggi.

Contoh sistem produksi dengan proses Continuous Production adalah seperti industri
penyulingan minyak dan produk-produk pertambangan lainnya.
Jenis dan Kualitas Produk Barang dan Jasa

Kualitas barang dan jasa yang diproduksi haruslah menjadi perhatian utama bagi
seorang wirausahawan. Kualitas barang dan jasa menyangkut kepercayaan pelanggan,
sehingga harus benar-benar diperhatikan. Jika sampai kehilangan kepercayaan dari pelanggan
maka bisa dikatakan tamatlah rlwayat suatu usaha.

a. Jenis Produk Barang dan Jasa

Ketika seseorang akan memulai usaha, tentunya terlebih dahulu menentukan produk
atau jasa apa yang akan dibuat atau dijualnya. Hal ini sudah mulai ditentukan ketika
menentukan inspirasi yang dipilih untuk diwujudkan sebagal usaha. Ada dua macam produk
yang dapat dipilih, yaitu produk yang berwujud dan produk yang tidak berwujud.
Produk berwujud (Tangiable) adalah produk yang dapat diraba dikatakan sebagai
produk berwujud atau tangible. Produk yang berwujud berupa barang yang, nyata. Produk
semacam ini jika sudah dibeli atau pada saat barang ditawarkan maka pembeli dapat
menyentuhnya. Misalnya buku, baju, makanan, peralatan dapur, mebeler, peralatan kantor,
dan sebagainya. Jika dilihat dari konsumen yang menggunakan, maka produk semacam ini
dapat dikelompokkan menjadi barang konsumen dan produk industri.

a. Produk Konsumen (Consumer Product)


Produk konsumen adalah suatu produk yang dapat dinikmati oleh konsumen secara
langsung tanpa perlu mengolahnya lagi. Contohnya barang-barang keperluan sehari-hari,
mobil, dan perabot rumahtangga. Produk konsumen dapat dikelompokkan menjadi produk
kebutuhan sehari-hari (convenience product), produk belanja (shopping product), dan produk
khusus.

b. Produk Industri (Industrial Product)


Produk yang dibeli oleh suatu industri untuk diproses lebih lanjut atau untuk
digunakan dalam menjalankan suatu bisnis. Produk industri terdiri atas bahan dan suku
cadang serta barang-barang modal. Bahan dan suku cadang meliputi bahan mentah serta
bahan dan suku cadang manufaktur. Bahan mentah terdiri atas produk hasil pertaniann,
perikanan, serta peternakan. Sedangkan bahan dan suku cadang manufaktur terdiri atas bahan
komponen.
Produk tidak berwujud adalah suatu produk usaha yang tidak dapat dilihat dan tidak
bisa disentuh, pada saat ditawarkan pada calon pelanggan. Produk tak berwujud biasanya
berupa jasa. Contohnya jasa laundry, jasa cuci mobil, jasa antar jemput sekolah, jasa
bimbingan belajar, trevel, jasa penerjemahan dan sebagainya.
Tahap-tahap perencanaan produksi dimulai dari ide produk digambarkan sebagai berikut:

Ide   seleksi Desain prototype Desain Produksi


produk Awal Akhir Pantau

Tolak Implementasi

Ide Produk
Ide Produk disusun berdasar dorongan pasar yaitu kebutuhan konsumen,
dorongan teknologi   yaitu kemampuan perusahaan dalam riset dan pengembangan,
dan koordinasi antar fungsi manajemen yaitu keuangan, pemasaran, dan personalia.

Seleksi Ide Produk


Seleksi Ide Produk disusun berdasar atas evaluasi dari pasar tentang kebutuhan
konsumenuntuk menyerap hasil produksi, secara teknis operasional dipertimbangkan
kemampuan perusahaan   menghasilkan   produk   dengan fasilitas  yang ada dan kemampuan
memperoleh bahan baku dan bahan pembantu. Seleksi ide produk juga didasarkan pada
keadaan keuangan perusahaan, dengan mempertimbangkan hasil yang diperoleh akan
menguntungkan atau tidak.

Desain awal
Desain awal atau rancang bangun awal mempertimbangkan beberapa tujuan yaitu
manfaat produk, fungsi barang apakah fiingsi utama atau sekunder, style, seni
atau keindahan barang dengan melihat keseimbangan biaya, kualitas,
dan performance  produk.

Prototype
Pada tahap ini perusahaan mengadakan percobaan kemampuan dan kekuatan produk,
kemudian dicari kelemahan dan dianalisis keindahan bentuknya.

Testing
Hasil prototype dicoba fungsinya dalam berbagai keadaan yang mungkin
terjadi apakah memenuhi syarat atau tidak.

Desain Akhir
Pada tahap desain akhir, produk yang telah melewati tahap testing disempurnakan
sesuai dengan hasil uji yang telah dilakukan.

Implementasi
Tahap ini adalah tahap terakhir pembuatan produk.  Pada tahap ini, perusahaan
memulai proses produksi, dilihat masa depan pemasarannya (bagaimana reaksi konsumen dan
kemantapan di pasar).

TAHAPAN PEMBUATAN PROTOTYPE DAN KEMASAN PRODUK


BARANG/JASA
Tahapan prototype sebelum mendesain produk barang atau jasa ada beberapa tahapan yang
harus diperhatikan, yakni sebagai berikut:
a) Pendefenisian produk
Merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan
perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum yang melibatkan
keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
b) Working Model
Dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruahan dan di buat
pada skala yang sepelunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk, dan
menenmukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah di buat.Working model
juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototype
rekayasa.
c) Prototipe rekayasa (engineering prototype)
Dibuat seperti halnya working model, namun mengalami perubahan tingkat
kompleksitas maupun superioritas dari working  model, dibangun mencapai tingkat kualitas
teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototype produksi atau untuk dilanjutkan pada
tahap produksi. Prototype rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja opersioanal
dan kebutuhan rancangan system produksi.
d) Prototipe produksi (production prototype)
Bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan
kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan
data kinerja dan daya tahan produk dan partnya.
e) Qualifield production item
Dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal
dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun
peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada
umum.Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk
perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal:
keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear),
pelanggaran, siklus breakeven dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan
program pemasaran.
f) Model
Model merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look– like–
models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala
yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai
dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.

Proses Kerja Pembuatan Prtotype produk Barang atau JasaDiagram Alur Proses
Produksi (Production Flow Chart Diagram)
Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum
suatu proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah
pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus
dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi mutu
pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat diterima.
Artinya, melalui tes-tes pada berbagai tahapan proses produksi harus dilakukan agar bila
terjadi komponen atau barang yang cacat (defect) dapat segera diketahui untuk segera
ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri manufaktur mempunyai diagram alur proses
produksi yang berbeda satu sama lain karena produk yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan
untuk produk yang sejenis pun, diagram alur proses produksinya belum tentu persis sama
karena masing-masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri-sendiri.
Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses produksi
tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan obat-obatan
(farmasi). Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi (obat-obatan),
diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu berbentuk tablet,
sedangkan yang lain berbentuk cair.

Anda mungkin juga menyukai