Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Silabus Pembelajaran


Silabus berasal dari bahasa Latin “syllabus” yang berarti daftar, tulisan, ikhtisar,
ringkasan, isi buku (Komaruddin, 2000:239). Silabus menurut Sanjaya (2007) adalah
rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/ bahan/alat belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian. Salim (1987:98) mengatakan silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar,
atau pokok-pokok isi materi pelajaran.
Menurut BNSP (2006) silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus
menurut Muslich (2007:25) merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum dan
pembelajaran yang berisikan garis-garis besar materi pembelajaran. Menurut Aisah
(2011: 3) silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok,/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar
Silabus pada dasarnya merupakan rencana pembelajaran jangka panjang pada
suatu dan/atau kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus sebagai suatu rencana
pembelajaran diperlukan sebab proses pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam
jangka waktu yang sudah ditentukan. Selain itu, proses pembelajaran sendiri pada
hakikatnya merupakan suatu proses yang ditata dan diatur sedemikian rupa menurut
langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang
diharapkan dan kompetensi dasar dapat tercapai secara efektif.

Memperhatikan hal di atas, salah satu peran yang harus dilakukan pengawas
sekolah adalah bagaimana mengarahkan pihak pengelola sekolah, khususnya guru, agar
dalam penyusunan silabus didasarkan atas pertimbangan yang matang supaya siswa
memiliki pengalaman belajar yang bermakna. Silabus yang dikembangkan dengan tepat
dan efektif akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan pembelajaran.
Komponen- komponen dalam silabus tersebut harus disusun dan dikembangkan secara
sistematis dan sistemik, dan dalam pengembangannya harus berorientasi pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah dikembangkan oleh BSNP.

Silabus merupakan produk utama dari pengembangan kurikulum sebagai suatu


rencana tertulis pada suatu satuan pendidikan yang harus memiliki ke- terkaitan dengan
produk pengembangan kurikulum lainnya, yaitu proses pem- belajaran. Silabus dapat
dikatakan sebagai kurikulum ideal (ideal/potential curriculum), sedangkan proses
pembelajaran merupakan kurikulum aktual (actual/real curriculum).

Silabus juga merupakan hasil atau produk pengembangan disain pembela- jaran,
seperti Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar (PDKBM) dan Garis-ga- ris Besar
Program Pembelajaran (GBPP). Dalam silabus tersebut memuat komponen-komponen
minimal dari kurikulum satuan pendidikan. Untuk me- ngadakan pengkajian terhadap
kurikulum yang sedang dilaksanakan pada su- atu satuan pendidikan, bisa dilakukan
melalui penelaahan silabus yang telah dikembangkan dan diberlakukan. Dari pengkajian
terhadap silabus bisa mem- berikan berbagai informasi, di antaranya dapat dilihat apakah
kurikulum se- bagai suatu teori telah diterjemahkan dengan baik. Melalui silabus dapat
dite- laah standar kompetensi dan kompetensi yang akan dicapai, materi yang akan
dikembangkan, proses yang diharapkan terjadi, serta bagaimana cara mengu- kur
keberhasilan belajar. Dari silabus juga akan tampak apakah hubungan an- tara satu
komponen dengan komponen lainnya harmonis atau tidak. Karena itu kedudukan silabus
dalam telaah kurikulum tingkat satuan pendidikan sa- ngatlah penting.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata


pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi da- sar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajar- an, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
B. Prinsip Pengembangan Silabus

Prinsip pengembangan silabus menurut BNSP (2006)


(1) ilmiah (2) relevan (3) sistematis (4) konsisten (5) memadai (6) aktual dan
kontekstual (7) fleksibel (8) menyeluruh
Penjelasan dari prinsip-prinsip tersebut yaitu:
a. Ilmiah, maksudnya bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan
dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan se- cara keilmuan. Mengingat
silabus berisikan garis-garis besar isi/materi pembelajaran yang akan dipelajari siswa, maka
materi/isi pembelajaran tersebut harus memenuhi kebenaran ilmiah. Untuk itu, dalam
penyusunan silabus disarankan melibatkan ahli bidang keilmuan masing-masing mata
pelajaran agar materi pembelajaran tersebut memiliki validitas yang ting- gi.
b. Relevan, maksudnya bahwa cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan
penyajian materi dalam silabus harus sesuai dengan tingkat perkem- bangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
c. Sistematis, maksudnya bahwa komponen-komponen dalam silabus harus saling
berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. Sila- bus pada dasarnya
merupakan suatu sistem, oleh karena itu dalam penyu- sunannya harus dilakukan secara
sistematis.
d. Konsisten, maksudnya bahwa dalam silabus harus nampak hubungan yang konsisten
(ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi po- kok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian.
e. Memadai, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian cukup memadai untuk me- nunjang pencapaian
kompetensi dasar yang pada akhirnya mencapai stan- dar kompetensi.
f. Aktual dan Kontekstual, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi po- kok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memper- hatikan perkembangan
ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidu- pan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel, maksudnya bahwa keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
tuntutan masyarakat.
h. Menyeluruh, maksudnya bahwa komponen silabus mencakup keseluruh- an ranah
kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
Prinsip pengembangan silabus (1) disusun secara mandiri oleh guru apabila guru
yang bersangkutan mampu mengenali karakteristik peserta didik, kondisi sekolah dan
lingkungannya; (2) apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat
melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat
mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan
silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut; (3) di SD/MI semua guru kelas, dari
kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata
pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru yang terkait; (4) sekolah
yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan
sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan
silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat;
dan (5) Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan
menyediakan anggaran yang
diperlukan, narasumber yang berkaitan dengan silabus mata pelajaran yang dikembangkan,
dan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-
masing.

C. Tahapan Pengembangan Silabus

Secara teknis, langkah-langkah pengembangan silabus adalah sebagai berikut:


1.Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Dalam mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana yang
tercantum pada standar isi harus memperhatikan hal-hal berikut:
a.Urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan atau tingkat kesulitan materi.
b.Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
c.Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
2.Mengidentifikasi materi pokok
Untuk mengidentifikasi materi pokok yang menunjang pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal berikut:
a.Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik.
b.Manfaat bagi peserta didik.
c.Struktur keilmuan.
d.Kedalaman dan keluasan materi.
e.Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan.
f.Alokasi waktu.
3.Mengembangankan pengalaman belajar.
Pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilakukan peserta didik dalam
berinteraksi dengan sumber belajar melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
mengaktifkan peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu
dikuasai peserta didik
4.Merumuskan indikator keberhasilan belajar.
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda,
perbuatan dan/atau respons yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta
didik, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Selain itu, indikator juga digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian
5.Penentuan jenis penilaian.
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indicator yang
dapat dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan,
pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri
6.Menentukan alokasi waktu.
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu
efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah
kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar.
7.Menentukan sumber belajar.
Sumber belajar adalah rujukan, objek atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran seperti media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam,
sosial, dan budaya. Dalam penentuan sumber belajar harus didasarkan pada standar
kompetensi dasar serta materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.
DAFTAR PUSTAKA

BNSP .2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan

Komaruddin, dkk .2000. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslich, M. 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan: Pedoman bagi pengelola
lembaga pendidikan, pengawas sekolah, kepala sekolah, komite sekolah, dewan sekolah,
dan guru. Jakarta: Bumi Aksara

Sagala, S. (2008). Silabus Sebagai Landasan Pelaksanaan dan Pengembangan Pembelajaran Bagi
Guru Yang Profesional. Jurnal Tabularasa, 5(1), 11-22.

Sagala, H. S. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk membantu memecahkan


problematika belajar dan mengajar. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai