NIM : 857206286
Ilmiah, artinya keseluruhan materi dan kegiatan yang terdapat dalam silabus
haruslah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah atau keilmuan.
Relevan, artinya cakupan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan urutan penyajian
materi dalam silabus harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spiritual siswa.
Sistematis, artinya komponen yang terdapat dalam silabus haruslah saling
berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
Konsistensi, terdapat hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
Kecukupan, artinya silabus mencakup indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
Aktual dan Kontekstual, cakupan indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
Fleksibel, di mana seluruh komponen di dalam silabus dapat mengakomodasi
keragaman siswa, guru, serta dinamika perubahan yang mungkin terjadi di sekolah
dan masyarakat.
Dalam proses penentuan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran,
hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini;
a. Tingkat kesulitan materi disusun secara hirarki beserta konsep disiplin ilmu yang
diterapkan.
b. Adanya kaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran.
c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
c. Struktur keilmuan
d. Alokasi Waktu
f. Tingkat perkembangan intelektual, fisik, emosional, spiritual dan sosial para peserta
didik.
3. Pemetaan Kompetensi
a. Disusun agar dapat menjadi alat bantu pada para tenaga pengajar agar terlaksana
proses belajar-mengajar yang profesional.
b. Kegiatan ini memuat rangkaian kegiatan yang wajib dilakukan oleh para siswa
secara runtut demi mencapai kompetensi dasar.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan ini minimal miliki dua unsur/ ciri yang dapat
mencerminkan proses pengelolaan pengalaman belajar para siswa, yakni dengan
kegiatan dan materi.
Kegiatan ini membantu para pengajar dalam mendapatkan tanda apakah kompetensi
dasar sudah tercapai atau belum. Biasanya indikator ini berupa perubahan perilaku
para peserta didik dalam ranah sikap, pengetahuan serta keterampilan.
Penentuan alokasi waktu untuk setiap kompetensi dasar merujuk pada jumlah minggu
efektif dalam alokasi waktu pelajaran per minggunya. Tentu saja dengan
pertimbangan banyaknya kompetensi dasar, kedalaman, keluasan, tingkat kepentingan
kompetensi dasar dan tingkat kesulitannya. Alokasi waktu ini wajib dicantumkan
dalam silabus.
Sumber belajar merupakan hal pokok dalam dunia pendidikan. Tanpa bahan ajar, kita
tidak tahu apa yang akan disampaikan pada peserta didik. Sangat penting memilih
bahan ajar yang sesuai dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi. Selain itu
bahan ajar kini sudah banyak variasinya, mulai bahan ajar cetak (buku, modul dan
bank soal) dan digital (e-modul, power point, video dan lainnya).
2.A. 1. Tujuan Pembelajaran
Perbedaan jenjang sekolah atau kelas umumnya memiliki tujuan yang berbeda.
Misalnya, RPP K13 kelas 2 semester 1 akan berbeda dengan RPP K13 kelas
6 semester akhir. Namun, beberapa Kompetensi Dasar bisa saja memiliki tujuan yang
sama. Khususnya jika jenjang kelasnya tidak berbeda jauh.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran
Bagian ini memuat langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan. Mulai dari
pendahuluan atau pembuka, kegiatan inti, hingga kegiatan penutup.
Akan tetapi, langkah-langkah ini dapat disesuaikan dengan materi dan kondisi
pembelajaran. Sehingga, dalam beberapa kegiatan, pembuka, kegiatan inti, dan
penutup tidak harus terlaksana seluruhnya.
3. Penilaian Pembelajaran
komponen lain :
2. Standar kompetensi
3. Kompetensi dasar
5. Tujuan pembelajaran
6. Materi ajar
7. Alokasi waktu
8. Metode pembelajaran
9. Kegiatan pembelajaran
Pembelajaran paradigma baru berpusat pada peserta didik. Karena itu, pembelajaran
ini disesuaikan dengan tahapan pencapaian dan karakteristik peserta didik. Ruang
lingkup materi pembelajaran adalah apa yang akan diajarkan oleh pendidik di kelas
atau apa yang akan dipelajari oleh peserta didik di kelas. Selanjutnya pendidik
menyesuaikan proses pembelajaran, menyesuaikan produk hasil belajar, dan
mengkondisikan lingkungan belajar.
Dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen, terdapat lima prinsip asesmen yang
hendaknya diperhatikan. Prinsip pertama adalah asesmen sebagai bagian terpadu dari
proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang
holistik sebagai umpan balik. Yang kedua adalah asesmen dirancang dan dilakukan
sesuai dengan fungsi asesmen dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan
waktu pelaksanaan asesmen. Ketiga, asesmen dirancang secara adil, proporsional,
valid, dan dapat dipercaya (reliable). Keempat laporan kemajuan belajar dan
pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif. Terakhir, hasil asesmen
digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua.
Bentuk Pelaporan hasil belajar yang efektif adalah pelaporan yang melibatkan orang
tua peserta didik, peserta didik dan pendidik sebagai partner; merefleksikan nilai-nilai
yang dianut oleh sekolah; menyeluruh, jujur, adil dan dapat dipertanggung jawabkan;
jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak.
B. 1. Tes atau ujian: alat evaluasi ini digunakan untuk mengukur pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran. Tes dapat berupa pilihan ganda, esai, atau bentuk lainnya.
2. Tugas atau proyek: guru dapat memberikan tugas atau proyek kepada siswa untuk
mengukur kemampuan mereka dalam menerapkan pengetahuan Dan keterampilan
yang telah dipelajari
3. Observasi guru dapat melakukan Kegiatan pembelajaran untuk mengamati
kemampuan mereka dalam tindakan nyata.
4. Portofolio. Guru dapat meminta siswa untuk menyusun Portofolio yang berisi
karya karya atau proyek yang mereka kerjakan selama pembelajaran. Portofolio ini
dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang kemampuan siswa.
5. Diskusi kelompok. Guru dapat mengadakan diskusi kelompok untuk mengukur
kemampuan siswa dalam berkomunikasi, berfikir kritis, dan bekerjasama dengan
orang lain
6. Penilaian diri. Guru dapat menggunakan alat penilaian diri di mana siswa
mengevaluasi kemampuan mereka sendiri dan memberikan refleksi tentang
perkembangan mereka.
Fungsi :
Pertama, me- ngubah titik berat pendidikan formal, yang artinya dengan media
pembe- lajaran yang tadinya abstrak menjadi kongkret, pembelajaran yang tadi- nya
teoritis menjadi fungsional praktis. Kedua, membangkitkan motivasi belajar, dalam
hal ini media menjadi motivasi ekstrinsik bagi pebelajar, se- bab penggunaan media
pembelajaran menjadi lebih menarik dan memusat- kan perhatian pebelajar. Ketiga,
mem- berikan kejelasan, agar pengetahuan dan pengalaman pebelajar dapat le- bih
jelas dan mudah dimengerti maka media dapat memperjelas hal itu.
Terakhir, keempat, yaitu memberikan stimulasi belajar, terutama rasa ingin tahu
pebelajar. Daya ingin tahu perlu dirangsang agar selalu timbul rasa ke- ingintahuan
yang harus penuhi mela- lui penyediaan media.
Media pembelajaran harus dipilih berdasarkan tujuan instruksional dimana akan lebih
baik jika mengacu setidaknya dua dari tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hal ini bertujuan agar media pembelajaran sesuai dengan arahan dan tidak melenceng
dari tujuan. Media pembelajaran juga bukan hanya mampu mempengaruhi aspek
intelegensi siswa, namun juga aspek lain yaitu sikap dan perbuatan.
Tepat Mendukung Materi yang Bersifat Fakta, Konsep, Prinsip, dan Generalisasi
Media pembelajaran yang dipilih tidak harus mahal dan selalu berbasis teknologi.
Pemanfaatan lingkungan dan sesuatu yang sederhana namun secara tepat guna akan
lebih efektif dibandingkan media pembelajaran yang mahal dan rumit. Simpel dan
mudah dalam penggunaan, harga terjangkau dan dapat bertahan lama serta dapat
digunakan secara terus menerus patut menjadi salah satu pertimbangan utama dalam
memilih media pembelajaran.
Apapun media yang dipilih. guru harus mampu menggunakan media tersebut. Nilai
dan manfaat media pembelajaran sangat ditentukan oleh bagaimana keterampilan
guru menggunakan media pembelajaran tersebut. Keterampilan penggunaan media
pembelajaran ini juga nantinya dapat diturunkan kepada siswa sehingga siswa juga
mampu terampil menggunakan media pembelajaran yang dipilih.
Pengelompokan Sasaran
Siswa terdiri dari banyak kelompok belajar yang heterogen. Antara kelompok satu
dengan yang lain tentu tidak akan sama. Untuk itu pemilihan media pembelajaran
tidak dapat disama ratakan, memang untuk media pembelajaran tertentu yang bersifat
universal masih dapat digunakan, namun untuk yang lebih khusus masing-masing
kelompok belajar harus dipertimbangkan pemilihan media pembelajaran untuk
masing-masing kelompok.
Mutu Teknis
Pemilihan media yang akan digunakan harum memenuhi persyaratan teknis tertentu.
Guru tidak bisa asal begitu saja menentukan media pembelajaran meskipun sudah
memenuhi kriteria sebelumnya. Tiap produk yang dijadikan media pembelajaran tentu
memiliki standar tertentu agar produk tersebut laik digunakan, jika produk tersebut
belum memiliki standar khusus guru harus mampu menentukan standar untuk produk
tersebut agar dapat digunakan untuk media pembelajaran.