PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberlakuan Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi yang lebih menyeluruh,
tentunya hal ini juga menyangkut pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk
mengelola dan meningkatkan sumber daya manusia, pemerintah harus memiliki keperdulian
untuk memperbaiki perencanaan, pengeloaan, dan penyelenggraan pendidikan di wilayahnya
masing-masing.
Selain itu tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan juga perlu dipertimbangkan
agar hasil pendidikan nasional dapat bersaing dengan negara-negara maju. Upaya ke arah ini
kini sudah mulai diwujudkan dengan diperkenalkannya konsep pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan dari sentralistik ke desentralistik.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan ini diarahkan oleh Undang-undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan,
landasan hukum tersebut mengamanatkan agar kurikulum pendidikan bagi pendidikan tingkat
dasar dan tingkat menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar
Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang
disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Hal ini harus diwujudkan dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan
dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah.
Dengan demikian, daerah atau sekolah memiliki kewenangan untuk merancang dan
menentukan hal - hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar,
dan menilai keberhasilan suatu proses belajar dan mengajar. Seiring dengan adanya upaya
untuk memberdayakan peran serta daerah dan masyarakat dalam pengelolaan pendidikan,
Pemerintah telah memberlakukan otonomi dalam bidang pendidikan yang diwujudkan dalam
PP No. 25 tahun 2000 pasal 2 ayat 2 yang menyatakan bahwa pemerintah (Pusat) memiliki
kewenangan dalam menyusun kurikulum dan penilaian hasil belajar secara nasional, hal-hal
yang berhubungan dengan implementasinya dikembangkan dan dikelola oleh pelaksana di
daerah terutama di daerah tingkat II dan sekolah.
Pemerintah Pusat mengembangkan antara lain (1) Kompetensi Dasar dan materi
pelajaran pokok, (2) kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan
pedoman-pedoman pelaksanaannya. Sementara para pengelola dan pengembang di daerah
diharapkan dapat (1) mengembangkan menjabarkan kompetensi dan materi pelajaran pokok
mengacu pada standar nasional, menyusun kurikulum muatan lokal (2) menyusun dan
menetapkan petunjuk pelaksanaan kalender pendidikan dan jam belajar (3) menyusun dan
menetapkan petunjuk pelaksanaan penilaian hasil belajar yang didasarkan pada ketetapan
pemerintah secara nasional. Berdasarkan ketentuan di atas, daerah atau sekolah memiliki
ruang gerak yang luas untuk melakukan modifikasi dan mengembangkan variasi
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan keadaan, potensi, dan kebutuhan daerah serta
kondisi siswa. Kebijakan di atas juga diharapkan dapat memenuhi tuntutan masyarakat
melalui program reformasi yang menginginkan adanya perubahan mendasar dalam sistem
pendidikan, baik secara konseptual maupun aturan-aturan pelaksanaannya.
Kebijakan di atas kini telah diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah yang terbaru
dimana dari aspek kurikulum, banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh daerah, karena
sebagian besar kebijakan yang berkaitan dengan implementasi kurikulum dilakukan oleh
daerah sebagaimana tercantum dalam landasan yuridis berikut ini:
PP NO 19 TAHUN 2005 Pasal 17 Ayat (2) ;Sekolah dan komite sekolah, atau
madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah
supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD,
SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang
agama untuk MI. MTs, MA, dan MAK
PP NO 19 TAHUN 2005 Pasal 20; Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah
rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.
Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri
atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
Hal ini berarti daerah perlu menyusun silabus dengan cara melakukan penjabaran
terhadap stándar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam bentuk silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran, yang memuat materi setempat yang relevan, serta penyusunan
kurikulum daerah yang sesuai dengan kondisi, kebutuhan serta potensi setempat, yang
kemudian dikenal dengan istilah Kurikulum Tingklat Satuan Pendidikan (KTSP).
B. Deskripsi Singkat
Makalah ini membahas tentang apa dan mengapa silabus perlu dikembangkan,
bagaimana mekanisme pengembangan silabus, apa komponen dan format silabus, bagaimana
menyusun pengalaman belajar, dan mengembangkan silabus berkelanjutan berupa rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Makalah secara umum sangat bermanfaat bagi para peserta diklat untuk menambah
wawasan, pengetahuan, dan keterampilan dalam merencanakan mengimplementasi
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan memberikan penjelasan tentang prosedur dan cara
menjabarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam Standar Isi,
menjadi materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, dan penilaian, serta menentukan
sumber-sumber bahan pembelajaran.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran diklat ini, diharapkan dapat:
1. menjelaskan pengertian silabus dan RPP
2. menjelaskan prinsip pengembangan silabus dan RPP
3. menjelaskan bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus dan RPP
3. menjelaskan ragam komponen dari format silabus dan RPP
4. menyusun silabus berkelanjutan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
BAB II
PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN SILABUS DAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Pengertian Silabus
1. Ilmiah . Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spritual peserta didik.
3. Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional
dalam mencapai kompetensi.
4. Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi
dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian.
5. Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi,
dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.
8. Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor).
1. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan
untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan
pendidikan.
2. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per
tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
3. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan
alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK
menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi.
D. Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan
untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus
yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun
silabus secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu
disusun secara bersama oleh guru yang terkait.
E. Pengertian RPP
Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:
”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan
bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Prinsip-prinsip tersebut harus dijadikan landasan dalam penyusunan RPP. Selain itu,
secara praktis dalam penyusunan RPP, seorang guru harus sudah menguasai bagaimana
menjabarkan kompetensi dasar menjadi indika-tor, bagaimana dalam memilih materi
pembelajaran yang sesuai dengan kom-petensi dasar, bagaimana memilih alternatif metode
mengajar yang dianggap paling sesuai untuk mencapai kompetensi dasar, dan bagaimana
mengembang-kan evaluasi proses dan hasil belajar.
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS DAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
e. struktur keilmuan;
f. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
h. alokasi waktu.
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan
jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang
beragam.
7. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar
serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.
Materi Kegiatan
Kompetensi Penilaian Alokasi Sumber/
Pembelaja Pembelajar Indikator
Dasar Teknik Bentuk Waktu Bahan/Alat
ran an
Atau
SILABUS
Mata Pelajaan :.....................
Alokasi Waktu per Semester: ............. jam pelajaran
Kelas/Semester :..................................
Standar Kompetensi : .............................
Penilaian Alok
Materi Kegiatan Sumber/
Kompeten Indika asi
Pembelajar Pembelajar Teknik Bentuk Contoh Bahan/
si Dasar tor Wak
an an Penilaian Penilaian Instrumen Alat
tu
Ada juga bentuk silabus yang dibuat dalam narasi tidak menggunakan bentuk matriks atau
kolom seperti kedua contoh tersebut di atas.
1. Kegiatan Pendahuluan
Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi
yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik,
memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan slide
animasi dan sebagainya.
Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik
tentang materi yang akan diajarkan.
Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari
gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.
Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu
yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian
materi pelajaran secara garis besar.
Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme
pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah
pembelajaran).
2. Kegiatan Inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat
mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing.
Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik dapat
menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan
pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja
Siswa (LKS), baik yang berjenis cetak atau noncetak. Khusus untuk pembelajaran
berbasis ICT yang online dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta
didik harus dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas.
Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.
3. Kegiatan penutup
Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.
Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes
tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali
simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan
mengambil ± 25% peserta didik sebagai sampelnya.
Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar
kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
7. Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang
dipakai.
Sekolah : ………………………………………..
Mata Pelajaran : ………………………………….…....
Kelas/Semester : ………………………………….…….
Alokasi Waktu : ………. x pertemuan (@ …… menit)
Standar Kompetensi : .......................................................................................
Kompetensi Dasar : .......................................................................................
Indikator : ........................................................................................
I. Tujuan Pembelajaran
...............................................................................................................................................
...........................................................................................
II. Materi Pembelajaran
...............................................................................................................................................
...........................................................................................
III. Metode Pembelajaran
...............................................................................................................................................
...........................................................................................
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
…………………………………………………………………………
B. Kegiatan Inti
…………………………………………………………………………
C. Kegiatan Akhir
…………………………………………………………………………
V. Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
...............................................................................................................................................
...........................................................................................
VI. Penilaian
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………….
.................................... ..........................................
NIP.............................. NIP...................................
BAB IV
RANGKUMAN
Pemberlakuan Kurikulum tertentu menuntut guru untuk mampu membuat
administrasi pembelajaran yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Setelah sekolah
menetapkan Kurikulum tertentu maka guru wajib menjabarkan Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan kedalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang
saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian kompetensi dasar. Bentuk silabus
sebenarnya dapat bervariasi dan dapat dikembangkan sendiri oleh sekolah. Komponen yang
minimal harus terdapat dalam sebuah silabus ialah kompetensi dasar, hasil belajar, indikator,
materi pokok, pengalaman belajar, alokasi waktu, sumber/alat/bahan, dan penilaian. Format
silabus dapat dibuat dalam bentuk narasi maupun kolom/matriks.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan kelanjutan yang harus dibuat guru
berdasarkan silabus yang telah dibuat dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
REFERENSI
1. Permendiknas 22, 23 dan 24 Tahun 2006
2. Hasil Rakor Kasi Mapenda Depag RI Tanggal 18 s.d. 20 Nopember 2006 di Bogor
3. Materi Diklat Fasilitator Guru Mapel SD, SMP dan SMA LPMP DKI Jakarta Tanggal
20 s.d. 29 Maret 2007
4. Asep Herry Hernawan, dkk. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembela-jaran.
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
5. --------------. (2006). Pengembangan Silabus dan Satuan Pembelajaran. Ma-kalah
Pelatihan Pengembangan Kurikulum bagi Guru. Bandung.
6. Banathy, Bela H., Systems Design of Education, Educational Technology
Publications, New Jersey, 1991.
7. Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991.
8. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Contoh Silabus Berdiversifikasi dan
Penilaian Berbasis Kelas Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta.