Anda di halaman 1dari 28

PENGERTIAN SILABUS, PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS, FORMAT

SILABUS.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan juga perlu dipertimbangkan agar hasil
pendidikan nasional dapat bersaing dengan negara-negara maju. Upaya ke arah ini kini sudah
mulai diwujudkan dengan diperkenalkannya konsep pengelolaan dan penyelenggaraan
pendidikan dari sentralistik ke desentralistik.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan ini diarahkan oleh Undang-undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan, landasan hukum tersebut
mengamanatkan agar kurikulum pendidikan bagi pendidikan tingkat dasar dan tingkat
menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).
Hal ini harus diwujudkan dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang
disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengan
demikian, daerah atau sekolah memiliki kewenangan untuk merancang dan menentukan hal - hal
yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan
suatu proses belajar dan mengajar. Seiring dengan adanya upaya untuk memberdayakan peran
serta daerah dan masyarakat dalam pengelolaan pendidikan, Pemerintah telah memberlakukan
otonomi dalam bidang pendidikan yang diwujudkan dalam PP No. 25 tahun 2000 pasal 2 ayat 2
yang menyatakan bahwa pemerintah (Pusat) memiliki kewenangan dalam menyusun kurikulum
dan penilaian hasil belajar secara nasional, hal-hal yang berhubungan dengan implementasinya
dikembangkan dan dikelola oleh pelaksana di daerah terutama di daerah tingkat II dan sekolah.
Hal ini berarti daerah perlu menyusun silabus dengan cara melakukan penjabaran
terhadap stándar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam bentuk silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran, yang memuat materi setempat yang relevan, serta penyusunan
kurikulum daerah yang sesuai dengan kondisi, kebutuhan serta potensi setempat, yang kemudian
dikenal dengan istilah Kurikulum Tingklat Satuan Pendidikan (KTSP).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat kami rumuskan beberapa permasalahan,
yaitu :
1. Apa pengertian silabus?
2. Bagaimana prinsip pengembangan silabus?
3. Bagaimana format silabus?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian silabus
2. Untuk mengetahui prinsip pengembangan silabus
3. Untuk mengetahui format silabus

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SILABUS


Menurut para ahli:
 Silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi/materi pembelajaran
(salim, 1987:98)
 Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran
dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati, 2004:123)
 Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema
tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan
(Mulyasa,2010:190)
Dari beberapa definisi silabus di atas dapat disimpulkan bahwa silabus adalah seperangkat
rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok pembelajaran yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

2.2 PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS


Dalam KTSP, pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya kepada setiap satuan
pendidikan, khususnya bagi yang sudah mampu melakukannya. Oleh karena itu setiap satuan
pendidikan diberi kebebasan dan keleluasaan dalam mengembangkan silabus sesuai
dengan kondisi kebutuhan masing-masing. Agar pengembangan silabus yang dilakukan oleh
setiap satuan pendidikan tetap berada dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional (standar
nasional), maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus. Prinsip- prinsip
tersebut adalah:

1. Ilmiah
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan dengan prinsip ilmiah, yang
mengandung arti bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus
harus benar, logis, dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.

2. Relevan
Relevan dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran,
dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik yakni
tingkat perkembangan intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik. Disampig itu,
relevan mengandung arti kesesuaian atau keserasian antara silabus dengan kebutuhan dan
tuntutan kehidupan masyarakat pemakai lulusan. Dengan demikian lulusan pendidikan harus
sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja dilapangan baik secara kuantitas maupun kualitas. Relevan
juga dikaitkan dengan jenjang pendidikan yang ada di atasnya, sehingga terjadi kesinambungan
dan pengembangan silabus.
Relevan dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu relevan secara internal dan eksternal.
Relevan secara internal adalah kesesuaian antara silabus yang dikembangkan dengan komponen-
komponen kurikulum secara keseluruhan, yakni standar kompetensi, standar isi, standar proses,
dan standar penilaian. Sedangkan relevan secara eksternal adalah kesesuaian antara silabus
dengan karakteristik peserta didik,kebutuhan masyarakat dan lingkungannya.

3.Fleksibel
Pengembangan silabus KTSP harus dilakukan secara fleksibel. Fleksibel dalam silabus dapat
dikaji dari dua sudut pandang yang berbeda, yakni fleksibel sebagai suatu pemikiran pendidikan,
dan fleksibel sebagai kaidah dalam penerapan kurikulum. Fleksibel sebagai suatu pemikiran
pendidikan berkaitan dengan dimensi peserta didik dan lulusan, sedangkan fleksibel sebagai
suatu kaidah dalam penerapan kurikulum berkaitan dengan pelaksanaan silabus.
Prinsip fleksibel tersebut mengandung makna bahwa pelaksanaan program, peserta didik, dan
lulusan memiliki ruang gerak dan kebebasan dalam bertindak. Guru sebagai sarana pelaksana
silabus, tidak mutlak harus menyajikan program dengan konfigurasi seperti dalam silabus
(dokumen tertulis), tetapi dapat mengakomodasi sebagai ide baru atau memperbaiki ide-ide
sebelumnya. Demikian halnya peserta didik, mereka diberikan berbagai pengalaman belajar yang
dapat dipilih sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing. Sedangkan fleksibel
dari segi lulusan mereka memiliki kewenangan dan kemampuan yang multi arah berkaitan
dengan dunia kerja yang akan dimasukinya.

4. Kontinuitas
Kontinuitas atau kesinambungan mengandung arti bahwa setiap program pembelajaran yang
dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama lain dalam kompetensi dan pribadi peserta
didik.
Kontinuitas atau kesinambungan tersebut bisa secara vertikal, yakni dengan jenjang pendidikan
yang ada di atasnya dan bisa juga secara horizontal yakni dengan program-program lain atau
dengan silabus lain yang sejenis.

5. Konsisten
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara konsisten, artinya bahwa
antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki hubungan yang konsisten dalam membentuk
kompetensi peserta didik.

6. Memadai
Memadai dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup indikator, materi standar,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang dilaksanakan dapat mencapai
kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Di samping itu, prinsip memadai juga berkaitan dengan sarana dan prasarana yang berarti bahwa
kompetensi dasar yang dijabarkan dalam silabus, pencapaiannya ditunjang oleh sarana dan
prasarana yang memadai.

7. Aktual dan Kontekstual


Aktual dan kontekstual mengandung arti bahwa ruang lingkup kompetensi dasar, indikator,
materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang dikembangkan
memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan
nyata, dan peristiwa yang sedang terjadi dan berlangsung di masyarakat.

8. Efektif
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara efektif, yakni memperhatikan
keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran, dan tingkat pembentukan kompetensi
sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Silabus yang efektif adalah yang dapat
diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran nyata di kelas atau di lapangan, sebaliknya silabus
tersebut dapat dikatakan kurang efektif apabila banyak hal yang tidak dapat dilaksanakan.
Keefektifan silabus tersebut dapat dilihat dari kesenjangan yang terjadi antara silabus sebagai
kurikulum tertulis (written curriculum), potensial curriculum atau kurikulum yang diharapkan
(intended curriculum) dengan curriculum yang teramati (observer curriculum) atau silabus yang
dapat dilaksanakan (actual curriculum). Sehubungan dengan itu, dalam pengembangan silabus
guru atau pengembang silabus harus membayangkan situasi nyata di kelas agar kendala-kendala
yang mungkin terjadidapat diantisipasi sehingga tidak terjadi kesenjangan yang terlalu
menganga.

9. Efisien
Efisien dalam silabus berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau menghemat
penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi standar yang
ditetapkan. Efisien dalam silabus bisa dilihat dengan cara membandingkan antara
biaya,tenaga,dan waktu yang digunakan untuk pembelajaran dengan hasil yang dicapai atau
kompetensi yang dapat dibentuk oleh peserta didik. Dengan demikian, setiap guru dituntut untuk
dapat mengembangkan silabus dan perencanaan pembelajaran sehemat mungkin, tanpa
mengurangi kualitas pencapaian dan pembentukan kompetensi.

 Prosedur pengembangan Silabus


Pengembangan Silabus KTSP dalam garis besarnya mencangkup langkah-langkah sebagai
berikut:
 Mengisi kolom identitas
 Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi
 Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar
 Mengidentifikasi materi standar
 Mengembangkan pengalaman (standar proses)
 Merumuskan indikator pencapaian kompetensi
 Menentukan jenis penilaian
 Alokasi waktu
 Menentukan sumber belajar
1. Mengisi kolom identitas
Contoh : cara mengisi kolom identitas

2. Mengkaji dan Menganalisis Standar Kompetensi


Standar kompetensi merupakan seperangkat kompetensi yang dibakukan dan harus dicapai siswa
sebagai hasil belajarnya dalam setiap satuan pendidikan (SKL)
Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi mata pelajaran dilakukan dengan memperhatikan
hal-hal berikut :
a. Urutan tidak harus sesuai dengan urutan yang ada dalam Standar Isi, melainkan berdasarkan
hirarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan bahan.
b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
c. Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

3. Mengkaji dan Menentukan Kompetensi Dasar


Kompetensi dasar merupakan rincian dari standar kompetensi, berisi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang secara minimal harus dikuasai siswa
Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar mata pelajaranan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan dengan urutan yang ada dalam standar
isi.
b. Keterkaitan antara kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
c. Keterkaitan kompetensi dasar dengan standar kompetensi

4. Mengidentifikasi Materi Standar


Mengidentifikasi materi standar yang menunjang standar kompetensi dan kompetensi dasar,
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, social, dan spiritual peserta didik.
b. Kebermanfaatan bagi peserta didik.
c. Struktur keilmuan.
d. Kedalam dan keluasan materi.
e. Relevensi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan.
f. Alokasi waktu.

5. Mengembangkan Pengalaman Belajar (Standar Proses)


Pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilaskukan peserta didik dalam
proses pembentukan kompetensi, dengan berintraksi aktif dengan sumber belajar mlaui
pendekatan, metode, dan media pembelajaran yang bervariasi.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai oleh peserta didik. Rumusan
pengalaman belajar mencerminkan menajeman pengalaman belajar peserta didik.

6. Merumuskan Indikator Keberhasilasn


a. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda,
perbuatan dan respon yang dilskukan atau ditampilkan oleh peserta didik.
b. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan , potensi daerah, dan
peserta didik.
c. Indikator dirumuskan dalam kata kerja operasional yang dapat diukur dan dapat diobservasi ,
sehingga dasar dalam menyusun alat penilaian.

7. Menentukan Penilaian (Standar Penilaian)


Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator, dengan
menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap,
penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, penilaian diri.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penilaian,yaitu :
a. Penilaian dilakukan untuk mengujur pencapaian kompetensi.
b. Menggunakan acuan criteria.
c. Menggunakan system penilaian berkelanjutan.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.
e. Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan pembelajaran.

8. Alokasi Waktu
Alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar dilakukan dengan memperhatikan jumlah
minggu efektif dan alokasi mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan kedalaman,
tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingannya.
bangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan.
Alokasi waktu yang tercantum dalam silabus merupakan pemikiran waktu yang dibutuhkan oleh
rata-rata peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar.

9. Menentukan Sumber Belajar


Sumber belajar adalah rujukan, objek dan bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta
lingkungan fisik, alam, social, budaya.
Penentuan sumber belajar dilakukan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ,
indikator kompetensi serta materi pokok, dan kegiatan pembelajaran.

 Proses Pengembangan Silabus


Untuk memberi kemudahan guru dan kepala sekolah dalam mengembangkan silabus berbasis
KTSP, perlu dipahami proses pengembangannya, baik yang mencakup perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi maupun revisi.
1. Perencanaan
Dalam perencanaan ini tim pengembang harus mengumpulkan informasi dan referensi, serta
mengidentifikasi sumber belajar termasuk nara sumber yang diperlukan dalam pengembangan
silabus. Pengumpulan informasi dan referensi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat
teknologi dan informasi, seperti computer dan internet.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan menyusun silabus dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, serta menentukan materi standar yang
memuat kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, dan indicator hasil belajar.
b. Menentukan strategi, metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran.
c. Menentukan alat evaluasi berbasis kelas ( EBK) dan alat ujian berbasis sekolah atau school
based exam ( SBE) sesuai dengan visi dam misi sekolah.
Menganalisis kesesuaian silabus dengan ;pengorganisasian pengalaman belajar dan waktu yang
tersedia sesuai dengan kurikulum beserta perangkatnya.
3. Penilaian
Penilaian silabus harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan, dengan menggunakan
model-model penilaian.
4. Revisi
Draft silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui analisis kualitas silabus,
penilaian, ahli, dan uji lapangan. Berdasarkan hasil uji kelayakan kemudian dilakukan revisi.
Revisi ini pada hakikatnya perlu dilakukan secara kontiniu dan berkesinambungan, sejak awal
penyusunan draft sampai silabus tersebut dilaksanakan dalam situasi belajr yang sebenarnya.
Revisi silabus harus dilakukan setiap saat, sebagai aktualisasi dari peningkatan kualitas yang
berkelanjutan (continuous quality improvement).

 Pengembang Silabus

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok
dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali
karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan
silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok
guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara
bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh
guru yang terkait.
4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung
dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan
silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat.
5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk
sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.
 Manfaat Silabus
a. Pedoman bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut
b. Pembuatan rencana satuan pembelajaran
c. Pengelolaan kegiatan pembelajaran
d. Penyediaan sumber belajar
e. Pengembangan sistem penilaian

2.3 FORMAT SILABUS

Format silabus yaitu:


SILABUS
Mata Pelajaan :................................
Alokasi Waktu : ...............................
Kelas/Semester :..................................

No Standar Kompetensi Materi Indikator Pengalaman Evaluasi Media


Kompetensi Dasar Pokok Belajar dan
Sumber
Belajar

Contoh siabus :
SILABUS
Mata Pelajaan : Ilmu Pengetahan Sosial
Alokasi Waktu :
Kelas/Semester :

No Standar Kompetensi Materi Indikator Pengalaman Evaluasi Media dan


Kompetensi Dasar Pokok Belajar Sumber
Belajar

1.1Mengenal 1.1.1 Menjelaskan Pertemuan  Tes Pertemuan


. Mengenal pentingnya Koperasi pengertian koperasi 1 1
tulis
sumber daya koperasi
dalam 1.1.2 Menggambarkan  Mencari  Tes  Gambar
kegiatan meningkatkan simbol-simbol informasi lisan lambang
kesejahteraan koperasi tentang koperasi
ekonomi dan koperasi
masyarakat 1.1.3 Menguraikan arti  LKS
kemajuan dari simbol-simbol  Menggambar
yang ada pada simbol-  Buku Ilmu
teknologi di pengetahuan
lambang koperasi simbol
lingkungan koperasi di Sosial untuk
1.1.4 Menyebutkan SD kelas IV
buku catatan
kabupaten/kota manfaat dari semester 1
siswa
koperasi penerbit
dan provinsi  Mencermati erlangga
1.1.5 Menyebutkan
jenis-jenis koperasi gambar
lambang
koperasi
yang telah
dibuat
 Menjelaskan
arti dari
simbol-
simbol yang
ada pada
lambang
koperasi
melalui
media
gambar yang
telah
dicermati
tadi
Pertemuan
2
 Mencari
informasi
tentang Pertemuan
manfaat 2
koperasi
 LKS
 Melakukan
diskusi  Buku Ilmu
kelompok Pengetahuan
mengenai Sosial untuk
jenis-jenis SD kelas IV
koperasi semester 1
penerbit
 Presentasi Erlangga
hasil diskusi

BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Silabus adalah seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok pembelajaran
yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator,
penilaian,alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
2. Prinsip-prinsip Pengembangan silabus yaitu:
a. Ilmiah
b. Relevan
c. Sistematis
d. Konsisten
e. Memadai
f. Aktual dan kontekstual
g. Fleksibel
h. Menyeluruh

3.2 SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan yaitu :
1. Silabus merupakan seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok
pembelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
indikator, penilaian,alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan. Oleh karena itu sebagai seorang guru hendaknya dapat memahami silabus agar
nantinya dapat merencanakan pembelajaran dengan maksimal.
2. Dalam menyusun silabus, guru harus memperhatikan dan menjalankan prinsip
pengembangan silabus agar dapat menyusun silabus dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Mulysa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
http://edu-articles.com/pengembangan-silabus/
http://www.sdnleuwimunding3.sch.id/2010/10/pengertian-silabus-dan-pengembangannya.html

Diposkan oleh Putu Sutrisna di 00.23


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

2 komentar:

1.

panutan.com14 Agustus 2013 01.48

mantab gan... lengkap pisan artikelnya... sangat bermanfaat


Balas

2.

DR. Ilham Abdullah20 September 2015 16.30

Bagus dan terima kasih atas up load sylabus san RPPnya


Balas

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)
SABTU, 01 JUNI 2013

PENGERTIAN SILABUS, PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS, FORMAT


SILABUS.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan juga perlu dipertimbangkan agar hasil
pendidikan nasional dapat bersaing dengan negara-negara maju. Upaya ke arah ini kini sudah
mulai diwujudkan dengan diperkenalkannya konsep pengelolaan dan penyelenggaraan
pendidikan dari sentralistik ke desentralistik.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan ini diarahkan oleh Undang-undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan, landasan hukum tersebut
mengamanatkan agar kurikulum pendidikan bagi pendidikan tingkat dasar dan tingkat
menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).
Hal ini harus diwujudkan dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang
disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengan
demikian, daerah atau sekolah memiliki kewenangan untuk merancang dan menentukan hal - hal
yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan
suatu proses belajar dan mengajar. Seiring dengan adanya upaya untuk memberdayakan peran
serta daerah dan masyarakat dalam pengelolaan pendidikan, Pemerintah telah memberlakukan
otonomi dalam bidang pendidikan yang diwujudkan dalam PP No. 25 tahun 2000 pasal 2 ayat 2
yang menyatakan bahwa pemerintah (Pusat) memiliki kewenangan dalam menyusun kurikulum
dan penilaian hasil belajar secara nasional, hal-hal yang berhubungan dengan implementasinya
dikembangkan dan dikelola oleh pelaksana di daerah terutama di daerah tingkat II dan sekolah.
Hal ini berarti daerah perlu menyusun silabus dengan cara melakukan penjabaran
terhadap stándar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam bentuk silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran, yang memuat materi setempat yang relevan, serta penyusunan
kurikulum daerah yang sesuai dengan kondisi, kebutuhan serta potensi setempat, yang kemudian
dikenal dengan istilah Kurikulum Tingklat Satuan Pendidikan (KTSP).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat kami rumuskan beberapa permasalahan,
yaitu :
1. Apa pengertian silabus?
2. Bagaimana prinsip pengembangan silabus?
3. Bagaimana format silabus?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian silabus
2. Untuk mengetahui prinsip pengembangan silabus
3. Untuk mengetahui format silabus
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SILABUS


Menurut para ahli:
 Silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi/materi pembelajaran
(salim, 1987:98)
 Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran
dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati, 2004:123)
 Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema
tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan
(Mulyasa,2010:190)
Dari beberapa definisi silabus di atas dapat disimpulkan bahwa silabus adalah seperangkat
rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok pembelajaran yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

2.2 PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS


Dalam KTSP, pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya kepada setiap satuan
pendidikan, khususnya bagi yang sudah mampu melakukannya. Oleh karena itu setiap satuan
pendidikan diberi kebebasan dan keleluasaan dalam mengembangkan silabus sesuai
dengan kondisi kebutuhan masing-masing. Agar pengembangan silabus yang dilakukan oleh
setiap satuan pendidikan tetap berada dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional (standar
nasional), maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus. Prinsip- prinsip
tersebut adalah:

1. Ilmiah
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan dengan prinsip ilmiah, yang
mengandung arti bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus
harus benar, logis, dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.

2. Relevan
Relevan dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran,
dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik yakni
tingkat perkembangan intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik. Disampig itu,
relevan mengandung arti kesesuaian atau keserasian antara silabus dengan kebutuhan dan
tuntutan kehidupan masyarakat pemakai lulusan. Dengan demikian lulusan pendidikan harus
sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja dilapangan baik secara kuantitas maupun kualitas. Relevan
juga dikaitkan dengan jenjang pendidikan yang ada di atasnya, sehingga terjadi kesinambungan
dan pengembangan silabus.
Relevan dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu relevan secara internal dan eksternal.
Relevan secara internal adalah kesesuaian antara silabus yang dikembangkan dengan komponen-
komponen kurikulum secara keseluruhan, yakni standar kompetensi, standar isi, standar proses,
dan standar penilaian. Sedangkan relevan secara eksternal adalah kesesuaian antara silabus
dengan karakteristik peserta didik,kebutuhan masyarakat dan lingkungannya.

3.Fleksibel
Pengembangan silabus KTSP harus dilakukan secara fleksibel. Fleksibel dalam silabus dapat
dikaji dari dua sudut pandang yang berbeda, yakni fleksibel sebagai suatu pemikiran pendidikan,
dan fleksibel sebagai kaidah dalam penerapan kurikulum. Fleksibel sebagai suatu pemikiran
pendidikan berkaitan dengan dimensi peserta didik dan lulusan, sedangkan fleksibel sebagai
suatu kaidah dalam penerapan kurikulum berkaitan dengan pelaksanaan silabus.
Prinsip fleksibel tersebut mengandung makna bahwa pelaksanaan program, peserta didik, dan
lulusan memiliki ruang gerak dan kebebasan dalam bertindak. Guru sebagai sarana pelaksana
silabus, tidak mutlak harus menyajikan program dengan konfigurasi seperti dalam silabus
(dokumen tertulis), tetapi dapat mengakomodasi sebagai ide baru atau memperbaiki ide-ide
sebelumnya. Demikian halnya peserta didik, mereka diberikan berbagai pengalaman belajar yang
dapat dipilih sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing. Sedangkan fleksibel
dari segi lulusan mereka memiliki kewenangan dan kemampuan yang multi arah berkaitan
dengan dunia kerja yang akan dimasukinya.

4. Kontinuitas
Kontinuitas atau kesinambungan mengandung arti bahwa setiap program pembelajaran yang
dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama lain dalam kompetensi dan pribadi peserta
didik.
Kontinuitas atau kesinambungan tersebut bisa secara vertikal, yakni dengan jenjang pendidikan
yang ada di atasnya dan bisa juga secara horizontal yakni dengan program-program lain atau
dengan silabus lain yang sejenis.

5. Konsisten
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara konsisten, artinya bahwa
antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki hubungan yang konsisten dalam membentuk
kompetensi peserta didik.

6. Memadai
Memadai dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup indikator, materi standar,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang dilaksanakan dapat mencapai
kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Di samping itu, prinsip memadai juga berkaitan dengan sarana dan prasarana yang berarti bahwa
kompetensi dasar yang dijabarkan dalam silabus, pencapaiannya ditunjang oleh sarana dan
prasarana yang memadai.

7. Aktual dan Kontekstual


Aktual dan kontekstual mengandung arti bahwa ruang lingkup kompetensi dasar, indikator,
materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang dikembangkan
memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan
nyata, dan peristiwa yang sedang terjadi dan berlangsung di masyarakat.

8. Efektif
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara efektif, yakni memperhatikan
keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran, dan tingkat pembentukan kompetensi
sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Silabus yang efektif adalah yang dapat
diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran nyata di kelas atau di lapangan, sebaliknya silabus
tersebut dapat dikatakan kurang efektif apabila banyak hal yang tidak dapat dilaksanakan.
Keefektifan silabus tersebut dapat dilihat dari kesenjangan yang terjadi antara silabus sebagai
kurikulum tertulis (written curriculum), potensial curriculum atau kurikulum yang diharapkan
(intended curriculum) dengan curriculum yang teramati (observer curriculum) atau silabus yang
dapat dilaksanakan (actual curriculum). Sehubungan dengan itu, dalam pengembangan silabus
guru atau pengembang silabus harus membayangkan situasi nyata di kelas agar kendala-kendala
yang mungkin terjadidapat diantisipasi sehingga tidak terjadi kesenjangan yang terlalu
menganga.

9. Efisien
Efisien dalam silabus berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau menghemat
penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi standar yang
ditetapkan. Efisien dalam silabus bisa dilihat dengan cara membandingkan antara
biaya,tenaga,dan waktu yang digunakan untuk pembelajaran dengan hasil yang dicapai atau
kompetensi yang dapat dibentuk oleh peserta didik. Dengan demikian, setiap guru dituntut untuk
dapat mengembangkan silabus dan perencanaan pembelajaran sehemat mungkin, tanpa
mengurangi kualitas pencapaian dan pembentukan kompetensi.

 Prosedur pengembangan Silabus


Pengembangan Silabus KTSP dalam garis besarnya mencangkup langkah-langkah sebagai
berikut:
 Mengisi kolom identitas
 Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi
 Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar
 Mengidentifikasi materi standar
 Mengembangkan pengalaman (standar proses)
 Merumuskan indikator pencapaian kompetensi
 Menentukan jenis penilaian
 Alokasi waktu
 Menentukan sumber belajar

1. Mengisi kolom identitas


Contoh : cara mengisi kolom identitas
2. Mengkaji dan Menganalisis Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan seperangkat kompetensi yang dibakukan dan harus dicapai siswa
sebagai hasil belajarnya dalam setiap satuan pendidikan (SKL)
Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi mata pelajaran dilakukan dengan memperhatikan
hal-hal berikut :
a. Urutan tidak harus sesuai dengan urutan yang ada dalam Standar Isi, melainkan berdasarkan
hirarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan bahan.
b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
c. Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

3. Mengkaji dan Menentukan Kompetensi Dasar


Kompetensi dasar merupakan rincian dari standar kompetensi, berisi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang secara minimal harus dikuasai siswa
Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar mata pelajaranan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan dengan urutan yang ada dalam standar
isi.
b. Keterkaitan antara kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
c. Keterkaitan kompetensi dasar dengan standar kompetensi

4. Mengidentifikasi Materi Standar


Mengidentifikasi materi standar yang menunjang standar kompetensi dan kompetensi dasar,
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, social, dan spiritual peserta didik.
b. Kebermanfaatan bagi peserta didik.
c. Struktur keilmuan.
d. Kedalam dan keluasan materi.
e. Relevensi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan.
f. Alokasi waktu.
5. Mengembangkan Pengalaman Belajar (Standar Proses)
Pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilaskukan peserta didik dalam
proses pembentukan kompetensi, dengan berintraksi aktif dengan sumber belajar mlaui
pendekatan, metode, dan media pembelajaran yang bervariasi.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai oleh peserta didik. Rumusan
pengalaman belajar mencerminkan menajeman pengalaman belajar peserta didik.

6. Merumuskan Indikator Keberhasilasn


a. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda,
perbuatan dan respon yang dilskukan atau ditampilkan oleh peserta didik.
b. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan , potensi daerah, dan
peserta didik.
c. Indikator dirumuskan dalam kata kerja operasional yang dapat diukur dan dapat diobservasi ,
sehingga dasar dalam menyusun alat penilaian.

7. Menentukan Penilaian (Standar Penilaian)


Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator, dengan
menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap,
penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, penilaian diri.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penilaian,yaitu :
a. Penilaian dilakukan untuk mengujur pencapaian kompetensi.
b. Menggunakan acuan criteria.
c. Menggunakan system penilaian berkelanjutan.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.
e. Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan pembelajaran.

8. Alokasi Waktu
Alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar dilakukan dengan memperhatikan jumlah
minggu efektif dan alokasi mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan kedalaman,
tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingannya.
bangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan.
Alokasi waktu yang tercantum dalam silabus merupakan pemikiran waktu yang dibutuhkan oleh
rata-rata peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar.

9. Menentukan Sumber Belajar


Sumber belajar adalah rujukan, objek dan bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta
lingkungan fisik, alam, social, budaya.
Penentuan sumber belajar dilakukan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ,
indikator kompetensi serta materi pokok, dan kegiatan pembelajaran.

 Proses Pengembangan Silabus


Untuk memberi kemudahan guru dan kepala sekolah dalam mengembangkan silabus berbasis
KTSP, perlu dipahami proses pengembangannya, baik yang mencakup perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi maupun revisi.
1. Perencanaan
Dalam perencanaan ini tim pengembang harus mengumpulkan informasi dan referensi, serta
mengidentifikasi sumber belajar termasuk nara sumber yang diperlukan dalam pengembangan
silabus. Pengumpulan informasi dan referensi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat
teknologi dan informasi, seperti computer dan internet.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan menyusun silabus dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, serta menentukan materi standar yang
memuat kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, dan indicator hasil belajar.
b. Menentukan strategi, metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran.
c. Menentukan alat evaluasi berbasis kelas ( EBK) dan alat ujian berbasis sekolah atau school
based exam ( SBE) sesuai dengan visi dam misi sekolah.
Menganalisis kesesuaian silabus dengan ;pengorganisasian pengalaman belajar dan waktu yang
tersedia sesuai dengan kurikulum beserta perangkatnya.
3. Penilaian
Penilaian silabus harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan, dengan menggunakan
model-model penilaian.
4. Revisi
Draft silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui analisis kualitas silabus,
penilaian, ahli, dan uji lapangan. Berdasarkan hasil uji kelayakan kemudian dilakukan revisi.
Revisi ini pada hakikatnya perlu dilakukan secara kontiniu dan berkesinambungan, sejak awal
penyusunan draft sampai silabus tersebut dilaksanakan dalam situasi belajr yang sebenarnya.
Revisi silabus harus dilakukan setiap saat, sebagai aktualisasi dari peningkatan kualitas yang
berkelanjutan (continuous quality improvement).

 Pengembang Silabus

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok
dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali
karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan
silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok
guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara
bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh
guru yang terkait.
4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung
dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan
silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat.
5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk
sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.
Dalam kurikulum 2013, pengembangan silabus tidak lagi oleh guru, tetapi sudah disiapkan oelh

tim pengembang kurikulum, baik di tingkat pusat maupun wilayah, dengan demikian guru

tinggal mengembangkan RPP berdasarkan buku penduan guru, buku panduan peserta didik

dan buku sumber yang semuanya telah disiapkan. Dengan demikian, dalam kaitannya dengan

rencana pembelajaran dalam kurikulum 2013, guru tidak usah repot-repot lagi mengembangkan

perencanaan tertulis yang berbelit-belit, karena sudah ada pedoman dan pendampingan. Dalam

hal ini, yang paling penting bagi guru adalah memahami pedoman guru dan pedoman peserta

didik, kemudain menguasai dan memahami materi yang akan diajarkan. Setelah itu, kemudian

mengembangkan rencana pembelajaran tertulis secara singkat tentang apa yang akan

dilakukan dalam pembukaan, pembentukan karakter dan kompetensi peserta didik serta

penutup pembelajaran. hal baru berkaitan dengan silabus ini bahwa sebagaian besar

pembelajaran, khususnya di sekolah dasar dilakukan secara integratif. Oleh karena itu guru

harus memahaminya secara utuh berbagai hal yang berkaitan dengan silabus tematik integratif

sebelum melaksanakan pembelajaran. Pengembangan silabus untuk setiap bidang studi

dilakukan oleh tim pengembang kurikulum yang mencakup berbagai jenis lembaga pendidikan,

dengan berbegai kegiatan sebagai berikut: Mengidentifikasi dan menentukan jenis-jenis

kompetensi dan tujuan setiap bidang studi Mengembangkan kompetensi dan pokok-pokok

bahasan, serta mengelompokannya sesuai dengan ranah pengetahuan, pehamanan

(keterampilan), nilai dan sikap Mendeskripsikan kompetensi serta mengelompokannya sesuai

dengan skope dan skuensi Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi serta kriteria

pencapaianya. Untuk kurikulum nasional, penyusunan silabus mengacu pada kurikulum 2013
dan perangkat komponen-komponennya yang disusun oleh Pusat Kurikulum, Badan Penelitian

dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk kurikulum wilayah,

silabus dikembangkan oleh Tim Pengembang Kurikulum Wilayah. Namun demikian, sekolah

yang mempunyai kemampuan mandiri dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kondisi

dan kebidayaan setempat (provinsi, kabupaten/kota). Penyusunan silabus dapat dilakukan

dengan melibatkan para ahli atau instansi pemerintah, instansi swasta termasuk

perusahaan dan industri, atau perguruan tinggi. Bantuan dan bimbingan teknis untuk

penyusunan silabus sepanjang diperlukan dapat diberikan oleh Pusat Kurikulum

 Manfaat Silabus
a. Pedoman bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut
b. Pembuatan rencana satuan pembelajaran
c. Pengelolaan kegiatan pembelajaran
d. Penyediaan sumber belajar
e. Pengembangan sistem penilaian

2.3 FORMAT SILABUS

Format silabus yaitu:


SILABUS
Mata Pelajaan :................................
Alokasi Waktu : ...............................
Kelas/Semester :..................................

No Standar Kompetensi Materi Indikator Pengalaman Evaluasi Media


Kompetensi Dasar Pokok Belajar dan
Sumber
Belajar

Contoh siabus :
SILABUS
Mata Pelajaan : Ilmu Pengetahan Sosial
Alokasi Waktu :
Kelas/Semester :

No Standar Kompetensi Materi Indikator Pengalaman Evaluasi Media dan


Kompetensi Dasar Pokok Belajar Sumber
Belajar

1.1Mengenal 1.1.1 Menjelaskan Pertemuan  Tes Pertemuan


1. Mengenal pentingnya Koperasi pengertian koperasi 1 1
tulis
sumber daya koperasi
dalam 1.1.2 Menggambarkan  Mencari  Tes  Gambar
kegiatan meningkatkan simbol-simbol informasi lisan lambang
kesejahteraan koperasi tentang koperasi
ekonomi dan koperasi
masyarakat 1.1.3 Menguraikan arti  LKS
kemajuan dari simbol-simbol  Menggambar
yang ada pada simbol-  Buku Ilmu
teknologi di pengetahuan
lambang koperasi simbol
lingkungan koperasi di Sosial untuk
1.1.4 Menyebutkan SD kelas IV
buku catatan
kabupaten/kota manfaat dari semester 1
siswa
koperasi penerbit
dan provinsi  Mencermati erlangga
1.1.5 Menyebutkan
jenis-jenis koperasi gambar
lambang
koperasi
yang telah
dibuat
 Menjelaskan
arti dari
simbol-
simbol yang
ada pada
lambang
koperasi
melalui
media
gambar yang
telah
dicermati
tadi
Pertemuan
2
 Mencari
informasi
Pertemuan
tentang
2
manfaat
koperasi  LKS
 Melakukan  Buku Ilmu
diskusi Pengetahuan
kelompok Sosial untuk
mengenai SD kelas IV
jenis-jenis semester 1
koperasi penerbit
Erlangga
 Presentasi
hasil diskusi

BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Silabus adalah seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok pembelajaran
yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator,
penilaian,alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
2. Prinsip-prinsip Pengembangan silabus yaitu:
a. Ilmiah
b. Relevan
c. Sistematis
d. Konsisten
e. Memadai
f. Aktual dan kontekstual
g. Fleksibel
h. Menyeluruh

3.2 SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan yaitu :
1. Silabus merupakan seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok
pembelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
indikator, penilaian,alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan. Oleh karena itu sebagai seorang guru hendaknya dapat memahami silabus agar
nantinya dapat merencanakan pembelajaran dengan maksimal.
2. Dalam menyusun silabus, guru harus memperhatikan dan menjalankan prinsip
pengembangan silabus agar dapat menyusun silabus dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Mulysa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
http://edu-articles.com/pengembangan-silabus/
http://www.sdnleuwimunding3.sch.id/2010/10/pengertian-silabus-dan-pengembangannya.html
A. Pengertian

Silabus suatu mata kuliah adalah suatu


satuan instrumen umum pembelajaran tertulisberbentuk lembaran tempat tercantum
informasi verbal mengenai garis-garis besarisi dan prosedur belajar-mengajar satu
semester dan disusun secara prosedural danhierarkis.

B. Fungsi Silabus
Ada 3 fungsi silabus yaitu sebagai:
1. Pedoman (atau Kontrak)
Dosen-Mahasiswa:
a. Petunjuk mengenai apa pokok/ subpokok bahasan yang disajikan, apa yang sudah dan yang belum
selesai;
b. Pedoman dan kesepakatan metode PBM, peran dosen-mahasiswa, alokasi waktu dan buku sumber
yang digunakan; serta
c. Kesepakatan mengenai angka-nilai, kelulusan; dan sejumlah pengecualian.

2. Pemeliharaan dan Pengembangan


Isi dan Prosedur PBM:
a. Konsistensi, Sekuensi, dan
Relevansi PBM ybs, serta
b. Koneksitas dan Kontinyuitas
dengan matakuliah lain.

3. Penilaian PBM:
a. Acuan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa
b. Acuan penilaian unjuk kerja dosen

C. Landasan Penyusunan Silabus


Ada 3 landasan pokok penyusunan silabus (lazimnya ada dalam buku pedoman tiap fakultas):
1. Deskripsi kuliah yang memuat isi kuliah dalam 1 semester.
2. Tujuan Umum Pembelajaran kadang-kadang sudah menjadi satu (atau mengawali) rumusan
deskripsi kuliah.
3. Kompetensi profesional yang didukung.

Karena pentingnya, ketiga landasan itu menjadi unsur dari silabus matakuliah.

D. Unsur-Unsur Suatu Silabus


Ada 5 unsur suatu Silabus, yaitu:
1. Identitas Silabus Matakuliah:
a. Nama Matakuliah
b. Sandi dan SKS/JS
c. Prodi/Jurusan/Fakultas
d. Pembina/Pengajar Matakuliah
e. Semester/Tahun Kuliah

2. Deskripsi Kuliah, berisi:


a. Tujuan Umum Pembelajaran, biasanya secara implisit
b. Ruang Lingkup Isi Kuliah: ringkas, jelas, dan tegas
c. Kompetensi, biasanya secara implisit

3. Isi Inti Silabus, umumnya dibuat dalam tabel “Rancangan Penyajian Kuliah”:
a. Urutan Pertemuan
b. Pokok/Subpokok Bahasan
c. Alokasi TPL & Waktu Penyajian
d. Referensi, Rujukan Literatur
e. Metode (Tugas Dosen)
f. Peran dan Tugas Mahasiswa

4. Daftar Pustaka secara Lengkap, disusun menurut pedoman yang berlaku.

5. Pedoman Penilaian Proses dan


Hasil Belajar Mahasiswa,
dicantumkan:
a. Partisipasi aktif mahasiswa (termasuk frekuensi masuk mhs sebagai unsur penilaian, selain partisipasi
dalam diskusi kelas)
b. Tes Harian atau Kuis.
c. Tugas individual, tugas kelompok (plus tugas “remidial”)
d. UTS
e. UAS
E. Daftar Pustaka
F. Pedoman Penilaian
Perbedaan Silabus dan RPP

Ø Dalam Silabus untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih
lanjut dari standart kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai dan pokok-pokok serta uraian
materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

· Dalam silabus tidak ada langkah-langkah pembelajaran

· Silabus dibuat untuk satu semester.

Ø RPP yang menggambarkan prosedur dan managemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam isi silabus.

· Dalam RPP terdapat langkah-lamgkah pembelajaran.

· RPP dibuat dalam satu pertemuan / BAB

Ø Adapun tujuan dari silabus dan RPP, yakni :

· Agar pembelajaran yang dilakukan lebih terstruktur.

· Yang dijadikan patokan adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tersebut.

Ø Dan yang dijadikan patokannya adalah silabus karena silabus dibuat terlebih dahulu dari pada RPP.

Ø Adapun kelebihan dalam silabus dan RPP, seharusnya silabus dan RPP dibuat dengan baik dan
terperinci. Sehingga tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai