Oleh :
Kelompok 7
1. Triandani Fitriyah (200611100212)
2. Siti Halimatus Sakdiyah (200611100217)
3. Solihin (200611100220)
4. Yuni Sulistiawati (200611100230)
5. Berlinda Dwi Setya Vannisa (200611100239)
6. Nailah Farhanah (200611100248)
KELAS 3E
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mengkaji
Perangkat Pembelajaran dan Evaluasi Merdeka Belajar di SD”. Meskipun banyak
hambatan yang saya alami, dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Ibu Ika Dian Rahmawati,
S.Pd,M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum yang
telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Tentunya
ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini.
Karena itu kami berharap semoga makalah ini berguna bagi kita bersama.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya mohon maaf apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat tidak hanya bagi penulis namun juga para pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ 1
KATA PENGANTAR .......................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 4
1.1. Latar Belakang .................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ............................................................... 4
1.3. Tujuan ................................................................................. 4
BAB II ISI ............................................................................................ 6
2.1. Pengertian Perangkat Pembelajaran .................................... 7
2.2. Macam-Macam Perangkat pembelajaran ............................. 7
2.3. Tujuan perangkat Pembelajaran ........................................... 16
2.4 Kaitan perangkat Pembelajaran Merdeka Belajar ................ 17
2.5 Pengertian Evaluasi. ............................................................. 21
2.6 Evaluasi Merdeka Belajar di SD ......................................... 23
BAB III PENUTUP .............................................................................. 27
3.1 Kesimpulan ........................................................................... 27
3.2 Saran ..................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 28
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan pembelajaran merupakan komponen penting dari sistem
pembelajaran secara utuh (Suwarna: 2006). Berdasarkan PP 19 Tahun 2005
Pasal 20 dinyatakan bahwa: “perencanaan pembelajaran yang memuat
sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.”
4
1) Pemahaman guru dalam penyusunan RPP kurikulum 2013 masih kurang,
Materi kali ini kita akan bahas mengenai perangkat pembelajaran pada
program merdeka belajar. Perangkat pembelajaran merupakan sebuah
perencanaan dalam sebuah pembelajaran. Adanya perangkat pembelajaran ini,
membantu guru sebelum melakukan sebuah proses belajar-mengajar. Sehingga
ketika melakukan proses belajar-mengajar, ia telah memiliki sebuah rencana
yang akan ia gunakan dalam mengajar. Adapun dalam sebuah pembelajaran,
terdapat evaluasi pembelajaran. Pada kurikulum saat ini, yakni kurikulum
merdeka belajar, terdapat sebuah evaluasi merdeka belajar. Oleh karena itu
kami akan membahasnya dalam makalah ini yang berjudul “Mengkaji
Perangkat Pembelajaran dan Evaluasi Merdeka Belajar di SD”
5
2. Mengetahui Macam-Macam Perangkat Pembelajaran
3. Mengetahui Tujuan dari Perangkat Pembelajaran
4. Kaitan perangkat Pembelajaran Merdeka Belajar
5. Mengetahui Pengertian Evaluasi
6. Mengetahui Evaluasi Merdeka Belajar di SD
6
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Perangkat Pembelajaran
a. Buku Guru
Buku guru ialah buku yang digunakan oleh guru sebagai pegangan
dalam proses pembelajaran. Buku ini merupakan buku yang dipersiapkan
Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku guru ini
disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang
7
senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan
dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai
kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku (Kemendikbud,
2014). Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia (2013:7- 8), fungsi buku guru adalah sebagai berikut:
1. Sebagai petunjuk penggunaan buku siswa.
2. Sebagai acuan kegiatan pembelajaran di kelas.
3. Penjelasan tentang metode dan pendekatan pembelajaran yang digunakan
dalam proses pembelajaran.
b. Buku Siswa
Buku siswa merupakan buku yang digunakan oleh siswa sebagai
sumber belajar. Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan
siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Siswa diberanikan
untuk mencari sumber belajar dari manapun, yang tersedia dan terbentang
luas di sekitarnya. Menurut Nahel (2012: 1) buku siswa adalah
suatu buku yang berisi materi pelajaran berupa konsep dan pengertian-
pengertian yang akan dikonstruksi siswa melalui masalah- masalah yang
ada didalamnya yang disusun berdasarkan pendekatan. Adapun fungsi buku
siswa ialah :
1. Panduan bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
2. Penghubung antara guru, sekolah dan orang tua
3. Penilaian dan portopolio
4. Media komunikasi antara guru dan siswa
5. Rekam jejak belajar siswa
c. Silabus
Silabus merupakan sebuah rencana pembelajaran yang mengatur
kegiatan, pengelolaan, penilaian dan hasil belajar dari suatu mata pelajaran.
Silabus ini adalah bagian dari kurikulum yang bertujuan sebagai penjabaran
Standart Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian
Kompetensi dalam penilaian hasil belajar. Silabus merupakan produk utama
dari pengembangan kurikulum sebagai suatu rencana tertulis pada suatu
8
satuan pendidikan yang harus memiliki keterkaitan dengan pengembangan
kurikulum lainnya. Silabus dikatakan sebagai kurikulum ideal (ideal
curriculum) yakni silabus berisi sesuatu yang ideal atau sesuatu yang di cita-
citakan, sedangkan proses pembelajaran merupakan kurikulum aktual
(actual curriculum) yang artinya suatu kurikulum yang dilaksanakan dalam
proses pengajaran. Silabus sangat bermanfaat sebagai pendoman bagi
pengajar karena berisi petunjuk secara keseluruhan mengenai tujuan dan
ruang lingkup materi yang harus di pelajari oleh peserta didik. Dengan
berpedoman pada silabus diharapkan pengajar akan dapat mengajar lebih
baik, tanpa khawatir akan keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi
belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya.
9
Pengalaman belajar dikembangkan untuk mencapai KD melalui strategi
pembelajaran.
6. Materi pokok
Materi pokok merupakan bagian struktur keilmuan bahan kajian
yang berupa pengertian, konsep, gugus isi atau konteks, proses, bahan
ajar, dan keterampilan.
7. Waktu
Merupakan lama waktu dalam menit yang dibutuhkan peserta didik
mampu menguasai KD yang telah ditetapkan.
8. Sumber Putaka
Merupakan kumpulan referensi yang dirujuk atau yang dianjurkan,
sebagai sumber informasi yang harus dilakukan oleh peserta didik.
9. Penilaian
Serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan informasi, dan kemudian menggunakan informasi tersebut
untuk pengambilan keputusan.
10
pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Sebagaimana dalam
permendikbud No 22 (2016 hlm.6) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
RPP merupakan hal yang sangat diperlukan ketika pembelajaran
akan dilakukan, karena RPP sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran
yakni sebagai upaya pencapaian suatu kompetensi dasar. RPP merupakan
hal yang sangat diperlukan ketika pembelajaran akan dilakukan, karena RPP
sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran yakni sebagai upaya
pencapaian suatu kompetensi dasar.
11
Dalam hal penyampaian materi, guru sangat dibantu dengan
adanya RPP yang telah dibuat. Ini dikarenakan guru bisa
memprediksi, dalam sebuah materi itu bisa diselesaikan dalam
berapa kali tatap muka. Satu kali? Dua kali? Atau bahkan lebih dari
itu.
• Pengatur pola pembelajaran
Adanya RPP ini guru bisa merancang pola penyampaian
materi, misal di tatap muka pertama membahas tentang dasar-
dasarnya, baru di tatap muka yang kedua membahas hal yang lebih
detail dari materi tersebut
• Menghemat waktu dan tenaga
Guru tidak perlu bingung memikirkan model, metode, dan
sumber belajar yang sekiranya nanti akan digunakan oleh siswa.
Pastinya dengan adanya RPP yang sudah dibuat, guru bisa
menentukan apa-apa saja yang dibutuhkan dalam penyampaian
materi ajarnya.
e. Program Tahunan (Prota)
Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas, berisi gari-garis besar yang hendak dicapai dalam satu
tahun dan dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
Program ini perlu dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran dimulai,
karena merupakan pengembangan bagi program-program berikutnya.
Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran
untuk mencapai tujuan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)
yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh
kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh
siswa.
12
• Bagi Guru: untuk mempermudah guru dalam penyampaian materi
yang akan disampaikan sesuai dengan JP (Jam Pelajaran) yang telah
dibuat. sehingga semua materi dalam satu semester mampu
tersampaikan semua tanpa terlewatkan.
• Bagi Sekolah: terkadang terdapat kegiatan sekolah (acara tahunan)
yang mengharuskan meniadakan kegiatan pembelajaran di sekolah.
maka dari itu, adanya prota ini mampu membantu untuk
menjadwalkan kegiatan-kegiatan yang ada pada sekolah (acara
tahunan) dengan disesusaikan pada jam pelajaran yang dibutuhkan.
Jadi kegiatan sekolah tidak akan mengganggu kegiatan belajar
mengajar.
f. Program Semester
Program semester adalah program yang berisikan garis-garis besar
mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester
tersebut. Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan.
Isi dari program semester adalah tentang bulan, pokok bahasan yang hendak
disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan-keterangan.
Komponen-kompenen promes yakni, Identifikasi, Bulan, Standar
kompetensi, Materi pokok, Alokasi waktu, Keterangan.
13
• Mampu menghemat waktu, tenaga, biaya, dan alat penunjang karena
pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien.
g. Jurnal
Jurnal merupakan suatu pencatatan aktivitas belajar, baik itu guru
ataupun siswa selama proses pembelajaran. Jurnal ini bertujuan untuk
merekap aktivitas dalam sebuah pembelajaran.
h. Pemetaan KI-KD
Pemetaan KI dan KD dilakukan dengan tujuan untuk
mempermudah guru dalam membuaat rencana pembelajaran, sehingga
dapat meminimalisir kesalahan guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Adapun hal yang harus guru perhatikan dalam
melakukan pemetaan KI dan KD, bahwa setiap KD dapat dikembangkan
menjadi dua atau lebih indikator pencapaian hasil belajar, sesuai keluasan
dan kedalaman KD tersebut.
Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki peserta didik. Setiap
tingkat kelas atau program harus mengupayakan pencapaian Kompetensi
Inti sebagai landasan pengembangan Kompetensi Dasar. Kompetensi inti
merupakan terjemahan dari SKL. Kompetensi Inti berbentuk kualitas yang
harus dimiliki oleh peserta didik yang dinyatakan telah menyelesaikan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu. Kompetensi Inti mencakup
empat dimensi yang mencerminkan : (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3)
pengetahuan: (4) sikap keterampilan.
14
ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai
peserta didik.
i. Kalender Pendidikan
15
Merupakan kisi-kisi soal yang dilaksanakan saat penilaian akhir
semester atau akhir tahun.
m. KKM
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi
adalah menggunakan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk
menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan Mulanya Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh
satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di
satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki
karakteristik yang hampir sama.
2.3 Tujuan Perangkat Pembelajaran
16
2.4 Kaitan Perangkat Pembelajaran Merdeka Belajar
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran di dalam mencapai sebuah Kompetensi Dasar
(KD) yang ditetapkan dalam Kompetensi Inti (KI) dan dijabarkan dalam
silabus. Jadi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) wajib dimiliki guru
sebagai bagian dari perangkat mengajar, karena menjadi pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan.
Konsep RPP dengan format yang sudah ada selama ini dianggap bersifat
kaku. Selain itu format yang ada terlalu banyak dengan adanya 13 komponen
17
dalam satu RPP. Kemudian guru menyusun sendiri RPP per Kompetensi Dasar
(KD) sesuai bidang studi yang diampunya. Misalnya jika seorang guru
matematika mengajar di kelas VI dengan total ada 8 Kompetensi Dasar. Setiap
Kompetensi Dasar harus dibuat dengan 13 komponen lengkap dalam satu RPP,
maka setiap RPP per Kompetensi Dasar jumlah halamannya bisa lebih dari 20
lembar. Dengan kasus seperti contoh tersebut, maka akan menghabiskan waktu
guru yang sangat banyak. Apalagi ketika adanya perubahan kurikulum dengan
adanya penambahan materi sehingga harus dilakukan revisi sesuai dengan
kebutuhan. Saat itu juga suatu keharusan maka dengan berbagai cara harus
dibuat. Padahal tugas guru bukan hanya melakukan perencanaan pembelajaran
saja melainkan harus melakukan proses pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran.
18
• Efektif berarti penulisan RPP dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
• Berorientasi pada peserta didik berarti penulisan RPP dilakukan dengan
mempertimbangkan kesiapan, ketertarikan, dan kebutuhan belajar
murid di kelas.
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran ditulis dengan merujuk pada Kurikulum 2013 dan
kebutuhan belajar peserta didik. Tujuan pembelajaran menggambarkan
proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa sesuai dengan
kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan Kompetensi
Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator yang telah ditentukan.
2. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran ditulis secara efektif berupa kegiatan
yang dapat secara langsung mencapai Kompetensi Dasar. Meskipun
demikian, kegiatan pembelajaran tetap dilakukan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik. Di
dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik diajak untuk berpartisipasi aktif,
memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya.
3. Penilaian Pembelajaran (Assesment)
Prosedur penilaian pembelajaran juga dibuat secara sederhana
dengan tetap memperhatikan indikator pencapaian kompetensi dan
mengacu kepada standar penilaian.
19
membuat RPP dengan format yang mengacu pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah tetap dapat menggunakan format RPP yang
sudah dibuat sebelumnya. Guru juga dapat memodifikasi format RPP yang
sudah dibuat sesuai dengan prinsip efektif, efisien, dan berorientasi pada
peserta didik.
20
Berdasarkan Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dinyatakan bahwa, Menindaklanjuti Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan terkait dengan pelaksaaaan kurikulum 2013,
dinyatakan,
21
yang artinya: suatu proses untuk menggambarkan evaluan (orang yang
dievaluasi) dan menimbang makna dan nilainya. Sax juga berpendapat
evaluation is a proses through which a value judgement or decision is made
from a variety of observations amd from the background and training of the
evaluation yang artinya evaluasi adalah suatu proses di mana pertimbangan atau
keputusan suatu nilai dibuat dari berbagai pengamatan, latar belakang serta
pelatihan dari evaluator. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa evaluasi
pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu
pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada seriap jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan
pendidikan. Dari beberapa penjelasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa
evaluasi pendidikan adalah proses penilaian segala sesuatu gunanya untuk
mengetahui kemajuan peserta didik.
Tujuan evaluasi Menurut Anas tujuan dari evaluasi pendidikan dibagi
menjadi umum dan khusus yaitu sebagai berikut:
• Tujuan umum
Tujuan umum evaluasi koleksi yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan bukti
mengenai taraf perkembangan atau kemajuan yang dialami oleh peserta
didik. Setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam waktu
tertentu.
2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran
yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama waktu
tertentu.
• Tujuan khusus
Sedangkan tujuan khusus evaluasi yaitu sebagai berikut:
1. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan, tanpa adanya evaluasi maka tidak akan muncul motivasi atau
rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan
prestasi masing-masing.
22
2. Untuk mencari dan menentukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan
kegagalan peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran,
sehingga dapat dicari dan ditentukan jalan keluar atau cara-cara
perbaikannya.
2.6 Evaluasi Merdeka Belajar di SD
Menurut Slameto dalam Riadi (2017) secara garis besar fungsi evaluasi
ialah untuk :
(c) Mengetahui penguasaan, kekuatan dalam kelemahan siswa atas suatu unit
pelajaran
23
(g) Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan promosi siswa, pengurusan
(streaming), dan perencanaan pendidikan
Permasalahan evaluasi bahwa guru hanya menilai pada evaluasi hasil akhir,
Sawali (2015) menambahkan terkait evaluasi yang dilakukan seharusnya bukan
sebatas evaluasi hasil belajar, namun melibatkan evaluasi program, dan proses.
Dengan demikian, guru perlu menyediakan bahan kajian evaluasi dari siswa,
sehingga guru dapat berusaha mencari dan mengumpulkan data atau informasi
tentang siswa yang akan dievaluasi. Setelah itu, guru bisa memberi keputusan
sesuai tujuan evaluasi. Adanya hasil evaluasi tersebut dapat terlihat letak
kekurangan dan memperbaiki untuk pembelajaran ke depannya. Selain itu,
evaluasi juga dapat dijadikan feed back bagi guru sehingga memperbaiki dan
menyempurnkan program dan kegiatan selanjutnya di sekolah.
24
evaluasi pembelajaran. Selain itu, Guru diharapkan mampu mewujudkan
pembelajaran yang nyaman, menyenangkan, dan menarik, sehingga kegiatan
evaluasi pun berfungsi sebagaimana mestinya. Realitanya, terdapat guru yang
tidak memperdulikan hal tersebut. Pada pembelajaran yang terpenting guru
masuk kelas, mengajar, melakukan evaluasi yang monoton, mengutamakan
pada nilai akhir, melaksanakan waktu evaluasi sesuai atas kemauan dan
kemudahan guru tanpa memperdulikan konsep dasar evaluasi untuk tujuan
pendidikan. Anggapan guru yang terpenting pada akhir semester ia telah
mencapai target kurikulum. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidaksesuaian
antara evaluasi pembelajaran dengan tujuan pendidikan di era merdeka belajar.
Evaluasi seperti pengerjaan soal, penilaian ,dan ujian pun praktis juga
berubah berbeda dengan metode konvensional. Ujian Sekolah Berstandar
Nasional (USBN) 2020 diubah bentuk dan format penilaiannya. 1. Jika USBN
sebelumnya banyak melakukan restriksi atau pembatasan maka merdeka belajar
versi Kemendikbudristek era Nadiem Makarim memberikan keleluasaan bagi
sekolah untuk menentukan kelulusan, tetapi 2. Konsep "Merdeka Belajar" 1.
Tahun 2020, USBN diganti dengan ujian (asesmen) yang diselenggarakan
hanya oleh sekolah. Ujian untuk menilai kompetensi siswa dapat dilakukan
dalam bentuk tes tertulis dan/atau bentuk penilaian lain yang lebih
komprehensif, seperti portofolio dan penugasan seperti tugas kelompok, karya
tulis, dan lain sebagainya. 3. Guru dan sekolah lebih merdeka dalam menilai
hasil belajar siswa. 4. Anggaran USBN berusaha dialihkan untuk
mengembangkan kapasitas guru dan sekolah guna meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Dalam hal Ujian Nasional (UN) metode Merdeka Belajar juga terdapat
perbedaan dengan metode sebelumnya: 1. Materi UN terlalu padat sehingga
siswa dan guru cenderung menguji penguasaan konten, bukan kompetensi
penalaran UN menjadi beban bagi siswa, guru, dan orangtua karena menjadi
indikator keberhasilan siswa sebagai individu. 2. UN dalam konsep Mendikbud
Nadiem berfungsi untuk pemetaan mutu sistem pendidikan nasional, bukan
25
penilaian siswa. UN model lama dianggap Mendikbud Nadiem hanya menilai
aspek kognitif dari hasil belajar, belum menyentuh karakter siswa secara
menyeluruh.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Suska. https://repository.uin-
suska.ac.id/13410/7/7.%20BAB%20II_2018724PAI.pdf. (Diakses tanggal 23
Oktober 2021)
28
DIKAN_MERDEKA_BELAJAR_TELAAH_METODE_PEMBELAJARAN.
(Diakses tanggal 23 Oktober 2021)
Della Khoirul.2020.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/download/24525/16362.
(Diakses tanggal 23 Oktober 2021)
Aini, Zulfa.dkk.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://wahanavisi.org
/userfiles/magazine/file/Makalah_Kebijakan_Merdeka_Belajar_bagi_Anak-
Anak_Kelompok_Rentan_WVI_Mei2020.pdf&ved=2ahUKEwiqwaug6N3zAhW
Ofn0KHRSLAfgQFnoECBgQAQ&usg=AOvVaw1EOJ1vfxrNKFdnS6wwTleY.
(Diakses tanggal 23 Oktober 2021)
29