Anda di halaman 1dari 29

MENGKAJI PERANGKAT PEMBELAJARAN DAN

EVALUASI MERDEKA BELAJAR DI SD


MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

Dosen Pengampu : Ika Dian Rahmawati, S.Pd,M.Pd.

Oleh :
Kelompok 7
1. Triandani Fitriyah (200611100212)
2. Siti Halimatus Sakdiyah (200611100217)
3. Solihin (200611100220)
4. Yuni Sulistiawati (200611100230)
5. Berlinda Dwi Setya Vannisa (200611100239)
6. Nailah Farhanah (200611100248)

KELAS 3E
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mengkaji
Perangkat Pembelajaran dan Evaluasi Merdeka Belajar di SD”. Meskipun banyak
hambatan yang saya alami, dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Ibu Ika Dian Rahmawati,
S.Pd,M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum yang
telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Tentunya
ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini.
Karena itu kami berharap semoga makalah ini berguna bagi kita bersama.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya mohon maaf apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat tidak hanya bagi penulis namun juga para pembaca.

Bangkalan, 20 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ 1
KATA PENGANTAR .......................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 4
1.1. Latar Belakang .................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ............................................................... 4
1.3. Tujuan ................................................................................. 4
BAB II ISI ............................................................................................ 6
2.1. Pengertian Perangkat Pembelajaran .................................... 7
2.2. Macam-Macam Perangkat pembelajaran ............................. 7
2.3. Tujuan perangkat Pembelajaran ........................................... 16
2.4 Kaitan perangkat Pembelajaran Merdeka Belajar ................ 17
2.5 Pengertian Evaluasi. ............................................................. 21
2.6 Evaluasi Merdeka Belajar di SD ......................................... 23
BAB III PENUTUP .............................................................................. 27
3.1 Kesimpulan ........................................................................... 27
3.2 Saran ..................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 28

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan pembelajaran merupakan komponen penting dari sistem
pembelajaran secara utuh (Suwarna: 2006). Berdasarkan PP 19 Tahun 2005
Pasal 20 dinyatakan bahwa: “perencanaan pembelajaran yang memuat
sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.”

Rencana pelaksanaan pembelajaran, yaitu panduan langkah-langkah yang


akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam
skenario kegiatan untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu
indikator atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. RPP
mencakup: (1) data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) materi
pokok; (3) alokasi waktu; (4) SK, KD, indikator, dan tujuan; (5) karakter; (6)
materi ajar; (7) model, strategi dan metode pembelajaran; media, alat dan
sumber belajar; (8) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; (9) penilaian.

Perencanaan pembelajaran menjadikan guru dapat mempersiapkan dan


menentukan tindakan apa yang akan dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami guru
dalam penyusunan RPP K13 meliputi:

1) Kesulitan guru dalam mengembangkan indikator pembelajaran


2) Kesulitan guru dalam merumuskan tujuan pembelajaran
3) Kesulitan guru dalam menentukan model dan metode pembelajaran
4) Kesulitan guru dalam menyusun langkah- langkah pembelajaran
5) Kesulitan guru dalam membuat dan mengembangkan penilaian autentik.
Tempo, co. Jakarta senin 12 oktober 2021 para guru masih bingung
menyusun RPP K13 dikarenakan:

4
1) Pemahaman guru dalam penyusunan RPP kurikulum 2013 masih kurang,

2) Kurangnya pelatihan penyusunan RPP kurikulum 2013,

3) Ketersediaan waktu kurang memadai. Menanggapi hal tersebut menteri


penddidikan Nadiem Makarim membuat terobosan baru di program merdeka
belajar pada point pembuatan RPP.

Di Indonesia sendiri telah beberapa kali mengalami perubahan kurikulum,


dan sekarang ini Kemendikbud mengubah perangkat yaitu RPP dirampingkan
menjadi 1 lembar. Guna mendukung “Merdeka Belajar”, penyelarasan
pembelajaran perlu dilaksanakan. Penyelarasan tersebut diupayakan melalui
penyederhanaan model RPP tanpa mengurangi hakikat dan urgenitas dari RPP.

Materi kali ini kita akan bahas mengenai perangkat pembelajaran pada
program merdeka belajar. Perangkat pembelajaran merupakan sebuah
perencanaan dalam sebuah pembelajaran. Adanya perangkat pembelajaran ini,
membantu guru sebelum melakukan sebuah proses belajar-mengajar. Sehingga
ketika melakukan proses belajar-mengajar, ia telah memiliki sebuah rencana
yang akan ia gunakan dalam mengajar. Adapun dalam sebuah pembelajaran,
terdapat evaluasi pembelajaran. Pada kurikulum saat ini, yakni kurikulum
merdeka belajar, terdapat sebuah evaluasi merdeka belajar. Oleh karena itu
kami akan membahasnya dalam makalah ini yang berjudul “Mengkaji
Perangkat Pembelajaran dan Evaluasi Merdeka Belajar di SD”

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Perangkat Pembelajaran ?
2. Apa Saja Macam-Macam Perangkat Pembelajaran ?
3. Bagaimana Tujuan dari Perangkat Pembelajaran ?
4. Bagaimana Kaitan perangkat Pembelajaran Merdeka Belajar ?
5. Apa Pengertian Evaluasi ?
6. Bagaimana Evaluasi Merdeka Belajar di SD ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Perangkat Pembelajaran

5
2. Mengetahui Macam-Macam Perangkat Pembelajaran
3. Mengetahui Tujuan dari Perangkat Pembelajaran
4. Kaitan perangkat Pembelajaran Merdeka Belajar
5. Mengetahui Pengertian Evaluasi
6. Mengetahui Evaluasi Merdeka Belajar di SD

6
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah perencanaan yang ada di dalam sebuah


pembelajaran. Kunandar (2014: 6) menjelaskan bahwa “setiap guru pada
satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran yang
lengkap, sistematis agar pembelajaran dapat berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpatisipasi aktif”. Hal ini dilakukan untuk mengelola proses belajar agar
lengkap dan membantu proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran
merupakan alat yang dibutuhkan, oleh seorang guru. Untuk menunjang proses
belajar mengajar, perlu kelengkapan perangkat pembelajaran.

Menurut Nazarudin (2007: 111) perangkat pembelajaran adalah segala sesuatu


atau beberapa persiapan yang disusun oleh guru baik secara individu maupun
berkelompok agar pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dapat dilakukan
secara sistematis dan memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Oleh karena
itu, sebelum dilakukannya sebuah pembelajaran, guru harus menyiapkan
perangkat-perangkat pembelajaran. Ketika guru telah siap dengan perencanaan
yang sudah dirancang, maka siswa akan menjalankan proses belajar dengan
sistematis, tersusun, sesuai harapan guru. Karena perangkat pembelajaran ini
memiliki pengaruh penting untuk kelangsungan sebuah pembelajaran.

2.2 Macam-Macam Perangkat Pembelajaran

Adapun macam-macam perangkat pembelajaran yakni sebagai berikut :

a. Buku Guru
Buku guru ialah buku yang digunakan oleh guru sebagai pegangan
dalam proses pembelajaran. Buku ini merupakan buku yang dipersiapkan
Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku guru ini
disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang

7
senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan
dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai
kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku (Kemendikbud,
2014). Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia (2013:7- 8), fungsi buku guru adalah sebagai berikut:
1. Sebagai petunjuk penggunaan buku siswa.
2. Sebagai acuan kegiatan pembelajaran di kelas.
3. Penjelasan tentang metode dan pendekatan pembelajaran yang digunakan
dalam proses pembelajaran.
b. Buku Siswa
Buku siswa merupakan buku yang digunakan oleh siswa sebagai
sumber belajar. Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan
siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Siswa diberanikan
untuk mencari sumber belajar dari manapun, yang tersedia dan terbentang
luas di sekitarnya. Menurut Nahel (2012: 1) buku siswa adalah
suatu buku yang berisi materi pelajaran berupa konsep dan pengertian-
pengertian yang akan dikonstruksi siswa melalui masalah- masalah yang
ada didalamnya yang disusun berdasarkan pendekatan. Adapun fungsi buku
siswa ialah :
1. Panduan bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
2. Penghubung antara guru, sekolah dan orang tua
3. Penilaian dan portopolio
4. Media komunikasi antara guru dan siswa
5. Rekam jejak belajar siswa
c. Silabus
Silabus merupakan sebuah rencana pembelajaran yang mengatur
kegiatan, pengelolaan, penilaian dan hasil belajar dari suatu mata pelajaran.
Silabus ini adalah bagian dari kurikulum yang bertujuan sebagai penjabaran
Standart Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian
Kompetensi dalam penilaian hasil belajar. Silabus merupakan produk utama
dari pengembangan kurikulum sebagai suatu rencana tertulis pada suatu

8
satuan pendidikan yang harus memiliki keterkaitan dengan pengembangan
kurikulum lainnya. Silabus dikatakan sebagai kurikulum ideal (ideal
curriculum) yakni silabus berisi sesuatu yang ideal atau sesuatu yang di cita-
citakan, sedangkan proses pembelajaran merupakan kurikulum aktual
(actual curriculum) yang artinya suatu kurikulum yang dilaksanakan dalam
proses pengajaran. Silabus sangat bermanfaat sebagai pendoman bagi
pengajar karena berisi petunjuk secara keseluruhan mengenai tujuan dan
ruang lingkup materi yang harus di pelajari oleh peserta didik. Dengan
berpedoman pada silabus diharapkan pengajar akan dapat mengajar lebih
baik, tanpa khawatir akan keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi
belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya.

Adapun komponen-komponen silabus, sebagai berikut :

1. Identitas Mata Pelajaran


Meliputi nama mata pelajaran, kode mata pelajaran, dan semester.
2. Standar Kompetensi (SK)

Standar Kompetensi merupakan seperangkat kompetensi yang


dibakukan sebagai hasil belajar materi pokok tertentu dalam satuan
Pendidikan.

3. Kompetensi Dasar (KD)


KD merupakan rincian kompetensi dalam setiap aspek materi pokok
yang harus dilatihkan kepada peserta didik sehingga kompetensi yang
diukur dapat diamati.
4. Indikator
Indikator merupakan wujud dari KD yang lebih spesifik, yang
merupakan cerminan dari kemampuan peserta didik dalam suatu
tahapan pencapaian pengalaman belajar yang dilalui.
5. Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang
dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan bahan ajar.

9
Pengalaman belajar dikembangkan untuk mencapai KD melalui strategi
pembelajaran.
6. Materi pokok
Materi pokok merupakan bagian struktur keilmuan bahan kajian
yang berupa pengertian, konsep, gugus isi atau konteks, proses, bahan
ajar, dan keterampilan.
7. Waktu
Merupakan lama waktu dalam menit yang dibutuhkan peserta didik
mampu menguasai KD yang telah ditetapkan.
8. Sumber Putaka
Merupakan kumpulan referensi yang dirujuk atau yang dianjurkan,
sebagai sumber informasi yang harus dilakukan oleh peserta didik.
9. Penilaian
Serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan informasi, dan kemudian menggunakan informasi tersebut
untuk pengambilan keputusan.

Manfaat adanya silabus ini ialah :

• Sebagai pedoman/acuan bagi pengembangan pembelajaran lebih


lanjut, yaitu dalam penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan
pembelajaran , penyediaan sumber belajar, dan pengembangan
sistem penilaian.
• Memberikan gambaran mengenai pokok-pokok program yang akan
dicapai dalam suatu mata pelajaran.
• Sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu
program pembelajaran
• Dokumentasi tertulis sebagai akuntabilitas suatu program
pembelajaran
d. RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau yang sering disebut RPP
adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian

10
pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Sebagaimana dalam
permendikbud No 22 (2016 hlm.6) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
RPP merupakan hal yang sangat diperlukan ketika pembelajaran
akan dilakukan, karena RPP sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran
yakni sebagai upaya pencapaian suatu kompetensi dasar. RPP merupakan
hal yang sangat diperlukan ketika pembelajaran akan dilakukan, karena RPP
sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran yakni sebagai upaya
pencapaian suatu kompetensi dasar.

Adapun manfaat pentingnya RPP, yakni :

• Pembelajaran lebih sistematis


Adanya RPP ini bisa mengarahkan guru agar merancang
sebuah metode pembelajaran yang disenangi siswa.
• Memudahkan analisis keberhasilan belajar siswa
RPP yang sudah disusun oleh guru, tentunya memiliki butir
penilaian yang akan diberikan kepada siswa. Butir penilaian dalam
RPP tersebut jika sudah diterapkan ke siswa dan guru bisa melihat
nilai yang didapat mereka.
• Memudahkan penyampaian materi

11
Dalam hal penyampaian materi, guru sangat dibantu dengan
adanya RPP yang telah dibuat. Ini dikarenakan guru bisa
memprediksi, dalam sebuah materi itu bisa diselesaikan dalam
berapa kali tatap muka. Satu kali? Dua kali? Atau bahkan lebih dari
itu.
• Pengatur pola pembelajaran
Adanya RPP ini guru bisa merancang pola penyampaian
materi, misal di tatap muka pertama membahas tentang dasar-
dasarnya, baru di tatap muka yang kedua membahas hal yang lebih
detail dari materi tersebut
• Menghemat waktu dan tenaga
Guru tidak perlu bingung memikirkan model, metode, dan
sumber belajar yang sekiranya nanti akan digunakan oleh siswa.
Pastinya dengan adanya RPP yang sudah dibuat, guru bisa
menentukan apa-apa saja yang dibutuhkan dalam penyampaian
materi ajarnya.
e. Program Tahunan (Prota)
Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas, berisi gari-garis besar yang hendak dicapai dalam satu
tahun dan dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
Program ini perlu dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran dimulai,
karena merupakan pengembangan bagi program-program berikutnya.
Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran
untuk mencapai tujuan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)
yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh
kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh
siswa.

Adapun Komponen program tahunan ialah, Identifikasi, Standar


kompetensi, Kompetensi dasar, Alokasi waktu, Keterangan. Manfaat
adanya program tahunan ialah :

12
• Bagi Guru: untuk mempermudah guru dalam penyampaian materi
yang akan disampaikan sesuai dengan JP (Jam Pelajaran) yang telah
dibuat. sehingga semua materi dalam satu semester mampu
tersampaikan semua tanpa terlewatkan.
• Bagi Sekolah: terkadang terdapat kegiatan sekolah (acara tahunan)
yang mengharuskan meniadakan kegiatan pembelajaran di sekolah.
maka dari itu, adanya prota ini mampu membantu untuk
menjadwalkan kegiatan-kegiatan yang ada pada sekolah (acara
tahunan) dengan disesusaikan pada jam pelajaran yang dibutuhkan.
Jadi kegiatan sekolah tidak akan mengganggu kegiatan belajar
mengajar.
f. Program Semester
Program semester adalah program yang berisikan garis-garis besar
mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester
tersebut. Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan.
Isi dari program semester adalah tentang bulan, pokok bahasan yang hendak
disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan-keterangan.
Komponen-kompenen promes yakni, Identifikasi, Bulan, Standar
kompetensi, Materi pokok, Alokasi waktu, Keterangan.

Manfaat adanya program semester ialah :

• Bisa mempermudah tugas Bapak/Ibu saat mengadakan


pembelajaran selama satu semester.
• Mampu mengarahkan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah diprogram.
• Menjadi pola dasar untuk mengatur tugas dan wewenang setiap
pihak yang ikut serta dalam pembelajaran.
• Menjadi pedoman guru dan dalam bekerja dan belajar.
• Menjadi tolok ukur efektivitas pada proses pembelajaran.
• Menjadi bahan untuk menyusun data, sehingga terbentuk
keseimbangan kerja.

13
• Mampu menghemat waktu, tenaga, biaya, dan alat penunjang karena
pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien.
g. Jurnal
Jurnal merupakan suatu pencatatan aktivitas belajar, baik itu guru
ataupun siswa selama proses pembelajaran. Jurnal ini bertujuan untuk
merekap aktivitas dalam sebuah pembelajaran.
h. Pemetaan KI-KD
Pemetaan KI dan KD dilakukan dengan tujuan untuk
mempermudah guru dalam membuaat rencana pembelajaran, sehingga
dapat meminimalisir kesalahan guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Adapun hal yang harus guru perhatikan dalam
melakukan pemetaan KI dan KD, bahwa setiap KD dapat dikembangkan
menjadi dua atau lebih indikator pencapaian hasil belajar, sesuai keluasan
dan kedalaman KD tersebut.
Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki peserta didik. Setiap
tingkat kelas atau program harus mengupayakan pencapaian Kompetensi
Inti sebagai landasan pengembangan Kompetensi Dasar. Kompetensi inti
merupakan terjemahan dari SKL. Kompetensi Inti berbentuk kualitas yang
harus dimiliki oleh peserta didik yang dinyatakan telah menyelesaikan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu. Kompetensi Inti mencakup
empat dimensi yang mencerminkan : (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3)
pengetahuan: (4) sikap keterampilan.

Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan yang harus dicapai


peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan
pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi dasar berisi
sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu, sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam
suatu pelajaran. Kompetensi Dasar ini berisi sikap, pengetahuan, dan

14
ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai
peserta didik.

i. Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu dalam kegiatan


belajar mengajar selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup
permulaan tahun ajaran baru, waktu pembelajaran efektif, minggu efektif
belajar, dan juga hari libur. Seluruh jenjang pendidikan harus menyesuaikan
kalender pendidikan sesuai dengan lingkungan di tingkat kabupaten atau
provinsi. Sebagai contoh, setiap tanggal 5 februari di Papua tercatat sebagai
tanggal libur untuk memperingati Hari Injil Masuk Papua. Dengan adanya
penyesuaian, kegiatan belajar mengajar akan lebih optimal dan efisien
waktu. Proses belajar juga lebih kondusif dan lancar sebagaimana yang
diharapkan.

j. Kisi-Kisi Soal Ulangan Harian

Kisi-Kisi adalah format atau matriks berisikan kriteria tentang


pertanyaan atau soal yang akan disusun. Dapat juga diartikan sebagai tes
cetak biru (blue print) berisi tabel spesifikasi deskripsi kompetensi dan
materi yang akan diujikan. Bentuknya adalah tabel yang berisi perincian
materi dan perilaku beserta keseimbangan / proporsi yang diinginkan oleh
penilai. Setiap kotak diisi dengan angka yang menunjukkan jumlah
pertanyaan dan skor. Tabel kisi-kisi dalam bentuk matriks yang berisi
informasi yang digunakan sebagai pedoman untuk menulis pertanyaan atau
mengumpulkan pertanyaan ke dalam tes Ulangan harian.

k. Kisi-Kisi Soal PTS


Kisi-kisi soal PTS sama hal nya dengan kisi-kisi soal ulangan harian,
namun bedanya soal PTS, merupakan soal tes yang di laksanakan saat
Penilaian Tengah Semester.
l. Kisi-Kisi Soal PAS/PAT

15
Merupakan kisi-kisi soal yang dilaksanakan saat penilaian akhir
semester atau akhir tahun.

m. KKM
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi
adalah menggunakan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk
menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan Mulanya Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh
satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di
satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki
karakteristik yang hampir sama.
2.3 Tujuan Perangkat Pembelajaran

Adapun tujuan adanya perangkat pembelajaran, yakni :

a. Perangkat pembelajaran sebagai panduan pembelajaran


Perangkat pembelajaran dapat menjadi panduan guru mengenai apa
yang harus guru lakukan dalam kelas saat melaksanakan pembelajaran.
b. Perangkat pembelajaran sebagai tolak ukur pembelajaran
Perangkat pembelajaran dapat menjadi tolok ukur keberhasilan
pembelajaran, sehingga guru dapat menilai sejauh mana perangkat tersebut
telah teraplikasi dalam kelas. Evaluasi dapat terlaksana dengan
membandingkan dari berbagai aktivitas di kelas, strategi, metode, bahkan
langkah pembelajarannya dengan data yang terdapat dalam perangkat
pembelajaran
c. Perangkat pembelajaran sebagai peningkatan profesionalisme
Perangkat pembelajaran memperbaiki semaksimal mungkin segala
sesuai yang terkait dengan proses pembelajaran yang dilakukan guru,
sehingga dapat menjadi evalusi untuk meningkatkan profesionalismenya.

16
2.4 Kaitan Perangkat Pembelajaran Merdeka Belajar
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran di dalam mencapai sebuah Kompetensi Dasar
(KD) yang ditetapkan dalam Kompetensi Inti (KI) dan dijabarkan dalam
silabus. Jadi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) wajib dimiliki guru
sebagai bagian dari perangkat mengajar, karena menjadi pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan.

Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan


Surat Edaran Mendikbud nomor 14 tahun 2019 tertanggal 13 Desember 2019
merupakan salah satu terobosan baru yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nadiem Makarim, ia menyebutkan penyederhanaan RPP ini
didedikasikan untuk para guru agar meringankan beban administrasi guru, ia
juga menambahkan selanjutnya Kemendikbud akan memberikan beberapa
contoh RPP singkat yang cukup dikerjakan dalam satu halaman.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses


Pendidikan Dasar dan Menengah, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Belasan komponen RPP ini disederhanakan menjadi tiga komponen inti yang
dapat dibuat dalam satu halaman, yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan asesmen atau penilaian pembelajaran. Sisa komponen
lainnya hanya sebagai pelengkap dan dapat dipilih secara mandiri oleh guru
sesuai dengan kebutuhan. Menurut Nadiem, hal itu bisa menjadi fokus
membangun pendidikan karakter siswa

Konsep RPP dengan format yang sudah ada selama ini dianggap bersifat
kaku. Selain itu format yang ada terlalu banyak dengan adanya 13 komponen

17
dalam satu RPP. Kemudian guru menyusun sendiri RPP per Kompetensi Dasar
(KD) sesuai bidang studi yang diampunya. Misalnya jika seorang guru
matematika mengajar di kelas VI dengan total ada 8 Kompetensi Dasar. Setiap
Kompetensi Dasar harus dibuat dengan 13 komponen lengkap dalam satu RPP,
maka setiap RPP per Kompetensi Dasar jumlah halamannya bisa lebih dari 20
lembar. Dengan kasus seperti contoh tersebut, maka akan menghabiskan waktu
guru yang sangat banyak. Apalagi ketika adanya perubahan kurikulum dengan
adanya penambahan materi sehingga harus dilakukan revisi sesuai dengan
kebutuhan. Saat itu juga suatu keharusan maka dengan berbagai cara harus
dibuat. Padahal tugas guru bukan hanya melakukan perencanaan pembelajaran
saja melainkan harus melakukan proses pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran.

Hal yang penting dalam sebuah RPP bukan tentang penulisannya,


melainkan tentang proses refleksi guru terhadap pembelajaran yang terjadi,
dengan RPP itu sendiri guru dapat melakukan refleksi terhadap pembelajaran di
kelas. Selain dapat memperbaiki kinerjanya di kemudian hari, penyusunan RPP
secara efisien dan efektif dilakukan agar guru memiliki banyak waktu untuk
mempersiapkan dan mengevaluasi proses pembelajaran. RPP bukan hanya
sekedar administrasi yang perlu dilakukan guru dengan mengisi puluhan
halaman. Namun refleksi yang dimaksud adalah apakah hal yang ingin
disampaikan sudah dengan baik tersampaikan kepada peserta didik atau belum.
Pada hakekatnya penulisan RPP dilakukan secara efektif dan efisien untuk
meningkatkan kualitas SDM anak-anak negeri.

Melalui penyederhanaan RPP ini, maka guru bebas membuat, memilih,


mengembangkan, dan menggunakan RPP sesuai dengan prinsip efisien, efektif,
dan berorientasi pada peserta didik, sesuai yang sesuai yang tercantum
dalam Surat Edaran PERMENDIKBUD No 14 Tahun 2019 Tentang
Penyederhanaan RPP.\

• Efisien berarti penulisan RPP dilakukan dengan tepat dan tidak


menghabiskan banyak waktu dan tenaga.

18
• Efektif berarti penulisan RPP dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
• Berorientasi pada peserta didik berarti penulisan RPP dilakukan dengan
mempertimbangkan kesiapan, ketertarikan, dan kebutuhan belajar
murid di kelas.

Ada 3 (tiga) komponen inti dalam penyederhanaan RPP, yaitu tujuan


pembelajaran, langkah-langkah (kegiatan) pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran (assesment), sedangkan komponen lainnya bersifat sebagai
pelengkap.

1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran ditulis dengan merujuk pada Kurikulum 2013 dan
kebutuhan belajar peserta didik. Tujuan pembelajaran menggambarkan
proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa sesuai dengan
kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan Kompetensi
Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator yang telah ditentukan.
2. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran ditulis secara efektif berupa kegiatan
yang dapat secara langsung mencapai Kompetensi Dasar. Meskipun
demikian, kegiatan pembelajaran tetap dilakukan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik. Di
dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik diajak untuk berpartisipasi aktif,
memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya.
3. Penilaian Pembelajaran (Assesment)
Prosedur penilaian pembelajaran juga dibuat secara sederhana
dengan tetap memperhatikan indikator pencapaian kompetensi dan
mengacu kepada standar penilaian.

Dengan adanya kebijakan penyederhanaan RPP ini, Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) bisa saja dibuat hanya satu halaman, karena penyederhaan
RPP tidak memerlukan persyaratan jumlah halaman. Guru yang sudah

19
membuat RPP dengan format yang mengacu pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah tetap dapat menggunakan format RPP yang
sudah dibuat sebelumnya. Guru juga dapat memodifikasi format RPP yang
sudah dibuat sesuai dengan prinsip efektif, efisien, dan berorientasi pada
peserta didik.

Format RPP Berdasarkan Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019

20
Berdasarkan Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dinyatakan bahwa, Menindaklanjuti Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan terkait dengan pelaksaaaan kurikulum 2013,
dinyatakan,

1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan dengan


prinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada murid.
2. Bahwa dari 13 (tiga belas) komponen RPP yang telah diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, yang menjadi
komponen inti adalah tujuan pembelajaran, langkah-langkah (kegiatan)
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran (assessment) yang wajib
dilaksanakan oleh guru, sedanngkan komponen lainnya bersifat pelengkap.
3. Sekolah, kelompok guru mata pelajaran sejenis dalam sekolah, Kelompok
Kerja Guru/Musyawarah Guru Matar Pelajaran (KKG/MGMP), dan
individu guru secara bebas dapat memilih, membuat, menggunakan, dan
mengembangkan format RPP secara mandiri untuk sebesar-sebesarnya
keberhasilan belajar murid.
4. Adapun RPP yang telah dibuat tetap dapat digunakan dan dapat pula
disesuaikan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka l, 2, dan
3.
Dengan demikian jelas, bahwa pada kebijakan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan yang sekarang, menyatakan dalam RPP dikenal komponen inti
RPP yakni (1) tujuan pembelajaran, (2) langkah-langkah (kegiatan)
pembelajaran, dan, (3) penilaian pembelajaran (assessment), sedangkan 10
komponen lainnya disebut komponen penunjang. Namun demikian, suatu
kebijakan tentunya akan ada penyesuaian dari waktu ke waktu.
2.5 Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengoreksi dan mengetahui hasil dari
proses yang dilaksanakan. Menurut Guba dan Lincoln mendefinisikan evaluasi
sebagai a process for describing an evaluand and judging its merit and worth,

21
yang artinya: suatu proses untuk menggambarkan evaluan (orang yang
dievaluasi) dan menimbang makna dan nilainya. Sax juga berpendapat
evaluation is a proses through which a value judgement or decision is made
from a variety of observations amd from the background and training of the
evaluation yang artinya evaluasi adalah suatu proses di mana pertimbangan atau
keputusan suatu nilai dibuat dari berbagai pengamatan, latar belakang serta
pelatihan dari evaluator. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa evaluasi
pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu
pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada seriap jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan
pendidikan. Dari beberapa penjelasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa
evaluasi pendidikan adalah proses penilaian segala sesuatu gunanya untuk
mengetahui kemajuan peserta didik.
Tujuan evaluasi Menurut Anas tujuan dari evaluasi pendidikan dibagi
menjadi umum dan khusus yaitu sebagai berikut:
• Tujuan umum
Tujuan umum evaluasi koleksi yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan bukti
mengenai taraf perkembangan atau kemajuan yang dialami oleh peserta
didik. Setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam waktu
tertentu.
2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran
yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama waktu
tertentu.
• Tujuan khusus
Sedangkan tujuan khusus evaluasi yaitu sebagai berikut:
1. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan, tanpa adanya evaluasi maka tidak akan muncul motivasi atau
rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan
prestasi masing-masing.

22
2. Untuk mencari dan menentukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan
kegagalan peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran,
sehingga dapat dicari dan ditentukan jalan keluar atau cara-cara
perbaikannya.
2.6 Evaluasi Merdeka Belajar di SD

Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan utama untuk mengetahui


sejauh mana tingkat capaian kemampuan yang dimiliki siswa. Langkah tersebut
diperlukan karena dapat dijadikan acuan dalam menetapkan suatu kebijakan
pembelajaran selanjutnya. Evaluasi memiliki makna yang berbeda dengan
penilaian dan pengukuran. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment),
sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran. Pengukuran dapat diartikan
sebagai kegiatan membandingkan hasil pengamatan atau informasi
karakteristik suatu objek. Oleh karena itu, penilaian menjadi proses terpenting
dalam menentukan hasil evaluasi pembelajaran. Riadi (2017) menyatakan
bahwa guru merupakan sumber daya utama dari pembelajaran, sehingga
evaluasi terhadap guru termasuk bagian penting dari kegiatan evaluasi
pembelajaran di sekolah. Hal ini karena guru diyakini memiliki peran penting
dalam meningkatkan keseluruhan kualitas pendidikan.

Menurut Slameto dalam Riadi (2017) secara garis besar fungsi evaluasi
ialah untuk :

(a) Mengetahui kemajuan kemampuan belajar siswa

(b) Mengetahui status akademis siswa dalam kelas

(c) Mengetahui penguasaan, kekuatan dalam kelemahan siswa atas suatu unit
pelajaran

(d) Mengetahui efisiensi metode mengajar yang digunakan guru

(e) Menunjang pelaksanaan BK di sekolah

(f) Memberi laporan kepada siswa dan orang tua

23
(g) Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan promosi siswa, pengurusan
(streaming), dan perencanaan pendidikan

(h) Merupakan feedback bagi siswa, guru, dan program pembelajaran

i) Sebagai alat motivasi brelajar mengajar

(j) Pegembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan

Melalui pemahaman evaluasi, guru dapat mengetahui apakah pembelajaran


yang selama ini dilakukan dapat berjalan efektif dan mendatangkan perubahan
yang lebih baik atau tidak. Oleh karena itu, sikap profesionalisme menjadi
tuntutan bahkan tantangan bagi guru. Menurut Riadi (2017) profesi guru
menjadi lebih berat tatkala menyangkut peningkatan kemampuan siswa.
Sementara itu, kemampuan dirinya mengalami stagnasi, sehingga guru
seharusnya juga meningkatkan kualitas dengan memperkuat kompetensi profesi
keguruan. Namun kenyataannya, pendidikan kini masih ada permasalahan
terlebih dalam ketidakberhasilan guru melakukan evaluasi pembelajaran dalam
mancapai tujuan pendidikan di era merdeka belajar.

Permasalahan evaluasi bahwa guru hanya menilai pada evaluasi hasil akhir,
Sawali (2015) menambahkan terkait evaluasi yang dilakukan seharusnya bukan
sebatas evaluasi hasil belajar, namun melibatkan evaluasi program, dan proses.
Dengan demikian, guru perlu menyediakan bahan kajian evaluasi dari siswa,
sehingga guru dapat berusaha mencari dan mengumpulkan data atau informasi
tentang siswa yang akan dievaluasi. Setelah itu, guru bisa memberi keputusan
sesuai tujuan evaluasi. Adanya hasil evaluasi tersebut dapat terlihat letak
kekurangan dan memperbaiki untuk pembelajaran ke depannya. Selain itu,
evaluasi juga dapat dijadikan feed back bagi guru sehingga memperbaiki dan
menyempurnkan program dan kegiatan selanjutnya di sekolah.

Pada era merdeka belajar mencakup kondisi merdeka dalam mencapai


tujuan, metode, materi, dan evaluasi pembelajaran. Kegiatan evaluasi inilah
yang menjadikan guru berperan sebagai perantara untuk mewujudkan tujuan
pendidikan di era merdeka belajar. Guru harus memahami tujuan dan fungsi

24
evaluasi pembelajaran. Selain itu, Guru diharapkan mampu mewujudkan
pembelajaran yang nyaman, menyenangkan, dan menarik, sehingga kegiatan
evaluasi pun berfungsi sebagaimana mestinya. Realitanya, terdapat guru yang
tidak memperdulikan hal tersebut. Pada pembelajaran yang terpenting guru
masuk kelas, mengajar, melakukan evaluasi yang monoton, mengutamakan
pada nilai akhir, melaksanakan waktu evaluasi sesuai atas kemauan dan
kemudahan guru tanpa memperdulikan konsep dasar evaluasi untuk tujuan
pendidikan. Anggapan guru yang terpenting pada akhir semester ia telah
mencapai target kurikulum. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidaksesuaian
antara evaluasi pembelajaran dengan tujuan pendidikan di era merdeka belajar.

Evaluasi seperti pengerjaan soal, penilaian ,dan ujian pun praktis juga
berubah berbeda dengan metode konvensional. Ujian Sekolah Berstandar
Nasional (USBN) 2020 diubah bentuk dan format penilaiannya. 1. Jika USBN
sebelumnya banyak melakukan restriksi atau pembatasan maka merdeka belajar
versi Kemendikbudristek era Nadiem Makarim memberikan keleluasaan bagi
sekolah untuk menentukan kelulusan, tetapi 2. Konsep "Merdeka Belajar" 1.
Tahun 2020, USBN diganti dengan ujian (asesmen) yang diselenggarakan
hanya oleh sekolah. Ujian untuk menilai kompetensi siswa dapat dilakukan
dalam bentuk tes tertulis dan/atau bentuk penilaian lain yang lebih
komprehensif, seperti portofolio dan penugasan seperti tugas kelompok, karya
tulis, dan lain sebagainya. 3. Guru dan sekolah lebih merdeka dalam menilai
hasil belajar siswa. 4. Anggaran USBN berusaha dialihkan untuk
mengembangkan kapasitas guru dan sekolah guna meningkatkan kualitas
pembelajaran.

Dalam hal Ujian Nasional (UN) metode Merdeka Belajar juga terdapat
perbedaan dengan metode sebelumnya: 1. Materi UN terlalu padat sehingga
siswa dan guru cenderung menguji penguasaan konten, bukan kompetensi
penalaran UN menjadi beban bagi siswa, guru, dan orangtua karena menjadi
indikator keberhasilan siswa sebagai individu. 2. UN dalam konsep Mendikbud
Nadiem berfungsi untuk pemetaan mutu sistem pendidikan nasional, bukan

25
penilaian siswa. UN model lama dianggap Mendikbud Nadiem hanya menilai
aspek kognitif dari hasil belajar, belum menyentuh karakter siswa secara
menyeluruh.

26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Rencana pelaksanaan pembelajaran, yaitu panduan langkah-langkah yang


akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam
skenario kegiatan untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. perangkat pembelajaran adalah
segala sesuatu atau beberapa persiapan yang disusun oleh guru baik secara
individu maupun berkelompok agar pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran
dapat dilakukan secara sistematis dan memperoleh hasil seperti yang
diharapkan. Perangkat pembelajaran ini memiliki pengaruh penting untuk
kelangsungan sebuah pembelajaran. Macam-macam perangkat pembelajaran
diantaranya ialah, silabus, RPP, promes, prota, kalender Pendidikan dsb. Selain
itu, dalam sebuah pembelajaran ada yang Namanya evaluasi pembelajaran.
Pada era merdeka belajar mencakup kondisi merdeka dalam mencapai tujuan,
metode, materi, dan evaluasi pembelajaran. Kegiatan evaluasi inilah yang
menjadikan guru berperan sebagai perantara untuk mewujudkan tujuan
pendidikan di era merdeka belajar. Guru harus memahami tujuan dan fungsi
evaluasi pembelajaran.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah di atas masih banyak sekali kesalahan


dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah ini dengan
berpedoman pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu
penukis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah.

27
DAFTAR PUSTAKA

Gina Dewi. 2014.


http://repository.upi.edu/7374/5/S_SDT_0901886_Chapter2.pdf. (Diakses tanggal
22 Oktober 2021)

Library. Uir. http://library.uir.ac.id/skripsi/pdf/126410792/bab2.pdf. (Diakses


tanggal 22 Oktober 2021)

Uny. https://eprints.uny.ac.id/37082/2/BAB%20II.pdf. (Diakses tanggal 22


Oktober 2021)

Ums. http://eprints.ums.ac.id/33377/4/BAB%20I.pdf. (Diakses tanggal 22 Oktober


2021)

Siti Amiriyati. 2020.


http://repository.ump.ac.id/7280/3/SITI%20AMIRIYATI%20BAB%20II.pdf.
(Diakses tanggal 23 Oktober 2021)

Febriyani, Shinta. 2015. https://core.ac.uk/download/pdf/148608687.pdf. (Diakses


tanggal 23 Oktober 2021)

Unpas. http://repository.unpas.ac.id/30883/6/BAB%20II.pdf. (Diakses tanggal 23


Oktober 2021)

Yuni. 2020. http://repository.unpas.ac.id/29092/5/BAB%20II%20YUNI.pdf.


(Diakses tanggal 23 Oktober 2021)

Suska. https://repository.uin-
suska.ac.id/13410/7/7.%20BAB%20II_2018724PAI.pdf. (Diakses tanggal 23
Oktober 2021)

Raden, Fatah. http://repository.radenfatah.ac.id/4815/3/3.%20BAB%20II%20-


%20Landasan%20Teori.pdf. (Diakses tanggal 23 Oktober 2021)

Syahrir, Muhammad.dkk. 2020.


https://www.researchgate.net/publication/343086621_PEMBANGUNAN_PENDI

28
DIKAN_MERDEKA_BELAJAR_TELAAH_METODE_PEMBELAJARAN.
(Diakses tanggal 23 Oktober 2021)

Della Khoirul.2020.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/download/24525/16362.
(Diakses tanggal 23 Oktober 2021)

Aini, Zulfa.dkk.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://wahanavisi.org
/userfiles/magazine/file/Makalah_Kebijakan_Merdeka_Belajar_bagi_Anak-
Anak_Kelompok_Rentan_WVI_Mei2020.pdf&ved=2ahUKEwiqwaug6N3zAhW
Ofn0KHRSLAfgQFnoECBgQAQ&usg=AOvVaw1EOJ1vfxrNKFdnS6wwTleY.
(Diakses tanggal 23 Oktober 2021)

29

Anda mungkin juga menyukai