Oleh :
1. Siti Mariah
2. Nurhayati
3. Lismawati
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, karena berkat Karunia-Nya , kami
dapat menyelesaikan salah satu tugas makalah pada mata kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran yang berjudul “KURIKULUM SMP KELAS VII”. Dalam
penulisan makalah ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah.................................................................2
1.4 Manfaat Makalah................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19
i
iBAB I
PENDAHULUAN
Berbagai hal yang menjadi alasan dalam perubahan kurikulum ini, mulai dari
terlalu banyaknya materi pembelajaran atau tidak sesuainya materi dengan tingkat
beberapa kali perubahan, mulai dari kurikulum yang diadopsi dari penjajahan
Belanda, kurikulum 1952 sampai kurikulum KTSP atau yang lebih dikenal dengan
1. Sejarah Kurikulum
dalam program pendidikan Indonesia. Salah satu konsep terpenting untuk maju
leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, atau disebut juga
daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajaran.
Pada kurikulum ini lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana
Pelajaran Terurai 1952. Adapun ciri dalam kurikulum ini adalah setiap pelajaran
mengatakan silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu
mata pelajaran. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan
Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta,
KURIKULUM 1968
1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan
apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.
KURIKULUM 1975
dan efektif. Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas
(PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap
satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan
mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibuat sibuk
menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
KURIKULUM 1984
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student
yang juga Rektor IKIP Jakarta — sekarang Universitas Negeri Jakarta — periode
1984-1992. Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di
siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak
pendekatan proses.
Perpaduan tujuan dan proses pada kurikulum ini belum berhasil. Kritik
bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional
hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-
menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti
sejumlah materi.
(KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang harus dicapai
siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi
siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan
ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak
pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman
Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak
KTSP 2006
Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses
pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah
dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini
kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap
2
BAB II
PEMBAHASAN
karena tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan hidup
suatu bangsa, maka tentu saja kurikulum yang dikembangkan juga akan
mencerminkan falsafah / pandangan hidup yang dianut oleh bangsa tersebut. Oleh
karena itu terdapat hubungan yang sangat erat antara kurikulum pendidikan di
suatu Negara dengan filsafat Negara yang dianutnya.
Sebagai contoh, Indonesia pada masa penjajahan Belanda, kurikulum yang
dianut pada masa itu sangat berorientasi pada kepentingan politik Belanda.
Demikian pula pada saat Negara kita dijajah Jepang, maka orientasi kurikulum
berpindah yaitu disesuaikan dengan kepentingan dan system nilai yang dianut oleh
Negara Matahari Terbit itu. Setelah Indonesia mencapai kemerdekaannya, dan
secara bulat dan utuh menggunakan pancasila sebagai dasar dan falsafah dalam
berbangsa dan bernegara, maka kurikulum pendidikanpun disesuaikan dengan
nilai-nilai pancasila itu sendiri.
Terkait antara kurikulum SMP yang senantiasa memiliki hubungan dan
dipengaruhi oleh perkembangan politik suatu bangsa. Becher dan Maclure (Cece
Wijaya,dkk.1988) menyebutkan 6 dimensi pendekatan nasional dalam
pengembangan kurikulum di suatu Negara, yaitu:
Kerangka acuan yang jelas tentang tujuan nasional dihubungkan dengan
program pendidikan
Hubungan yang erat antara kurikulum SMP nasional dengan reformasi
sosial politik Negara
Mekanisme pengawasan (kontrol) dari kebijakan kurikulum SMP yang
ditempuh
Mekanisme pengawasan dari aplikasi kurikulum SMP di sekolah
Metode ke arah kurikulum SMP yang disesuaikan dengan kebutuhan
1
0
Penelaahan derajat desentralisasi (degree of decentralization) dari
implementasi kurikulum di sekolah
11
memecahkan permasalahan hidup dan dapat menyesesuaikan diri dengan
lingkungan.
Selain itu, belajar ditandai dengan adanya perubahan baik yang berkaitan
dengan ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Perubahan itu Nampak
dengan adanya perubahan tingkah laku (behavior change). Artinya hasil belajar
hanya dapat diamati dengan tingkah laku, yaitu perubahan tingkah laku, dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari tidak baik menjadi
baik. Perubahan tingkah laku dihasilkan oleh latihan atau pengalaman. Latihan
atau pengalaman itu memberikan penguatan, sesuatu yang memperkuat itu akan
memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.
Oleh karena itu, kegiatan belajar yang merupakan implementasi dari adanya
kurikulum dilembaga pendidikan muntut bahwa perencanaan kurikulum harus
bersifat luwes (fleksibel) dan menyediakan suatu program yang luas guna
pengembangan berbagai pengalaman belajar. Kurikulum SMP harus
dikembangkan berdasarkan latar belakang psikologis peserta didik dan
keseluruhan lingkungannya, agar pengalaman belajar yang diperolehnya
mempunyai makna dan tujuan. Indikator kurikulum hendaknya memberikan
pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan penyesuaian diri dan pengembangan
kepribadian. Kurikulum disusun dan dilaksanakan dengan memperhatikan
kesiapan peserta didik, karena hal ini mempengaruhi proses pendidikan.
Indikator dan pelaksanaan kurikulum hendaknya memungkinkan partisipasi
aktif dan tanggungjawab peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok.
Penyusunan kurikulum hendaknya terdiri dari unit-unit yang luas dan menyeluruh,
serta memadukan pola pengalaman yang bermakna dan bertujuan. Dalam proses
penyusunan dan pelaksanaan kurikulum diberikan serangkaian pengalaman, yang
melibatkan guru dan peserta didik secara bersama, sehingga diharapkan akan
mendorong keberhasilan belajar peserta didik.
12
Psikologi atau teori belajar yang berkembang pada dasarnya dapat
dikelompokkan ke dalam tiga rumpun, yaitu :
a. Teori Disiplin mental atau Teori Daya
Rumpun teori ini mencakup tiga teori, yaitu teori Koneksionisme atau teori
Asosiasi, teori Konditioning, dan teori Reinforcement. Rumpun teori ini
berangkat dari asumsi bahwa individu tidak membawa potensi sejak lahir.
Perkembangan individu ditentukan oleh lingkungan (keluarga, sekolah,
masyarakat). Rumpun teori ini tidak mengakui sesuatu yang sifatnya mental,
perkembangan anak menyangkut hal-hal nyata yang dapat dilihat dan
diamati.
c. Teori Orgaanismik atau Teori Gestalt
13
potensi dan anugrah dasar dari al-Khaliq tuhan pencipta alam semesta. Karena itu
aspek sosial melekat pada diri individu yang perlu dikembangkan dalam perjalan
hidup peserta didik agar menjadi matang.
Proses pendidikan diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan
keselarasan hidup dalam pergaulan manusia. Untuk mewujudkan cita-cita itu,
pendidikan membutuhkan bantuan sosiologi. Yang mana konsep atau teori
sosiologi member petunjuk kepada guru tentang bagaimana seharusnya mereka
membina peserta didik agar bisa memiliki kebiasaan hidup yang harmonis,
bersahabat, dan akrab sesama teman.
Sosiologi pendidikan dipandang sebagai sosiologi khusus yang membahas
sosiologi yang terdapat pada pendidikan. Sosiologi pendidikan meliputi :
Interaksi guru dengan peserta didik
Dinamika kelompok dalam kelas dan di organisasi intra sekolah
Struktur dan fungsi pendidikan, dan
Sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan.
Sugesti, akan terjadi kalau seorang anak menerima atau tertarik pada
pandangan atau sikap orang lain yang berwibawa, berwenang, atau
mayoritas.
14
Identifikasi, yaitu berusaha atau mencoba menyamakan dirinya dengan
orang lain, baik secara sadar maupun di bawah sadar.
Simpati, adalah faktor terakhir dalam proses sosial. Simpati akan terjadi
Satu hal lagi, Emile Durkheim tokoh sosiologi yang terkenal dari prancis
sekaligus orang pertama yang menganjurkan agar dalam mempelajari pendidikan
digunakan pendekatan sosiologi. Menurut Durkheim pendidikan adalah suatu
fakta sosial (social fact), karenanya menjadi objek studi sosiologi.
1
5
2.5 Indikator Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Penting kiranya terlebih dahulu kita membahas pengertian bebearapa istilah
yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu teori, ilmu,
pengetahuan dan teknologi. Teori adalah seperangkat konstruk atau konsep,
definisi atau proposisi yang selalu berhubungan. Sedangkan fungsi teori adalah
mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksim dan memadukan.
Kata ”ilmu” berasal dari bahasa Arab „alama, yang berarti pengetahuan.
Dalam bahasa Indonesia, kata ilmu sering diidentikkan dengan sains (science)
yang berarti ilmu, bahkan sering disatukan dengan kata “pengetahuan” pada
awalnya, manusia mencari pengetahuan berdasarkan fakta yang terlepas-lepas,
tidak sistematis, dan tidak menggunakan teori yang jelas. Sesuai dengan
perkembangan kebudayaan, mulailah manusia menyusun teori tentang berbagai
hal sesuai dengan fakta yang ada. Dalam perkembangannya, fakta dan teori
tersebut digunakan juga untuk memahami fenomena lain yang didukung oleh
pengalaman. Akhirnya menjadi pengetahuan yang logis dan sistematis. Inilah
yang disebut dengan ilmu pengetahuan (science).
Teknologi pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan (technology
is application of science). Teknologi memegang peranan penting dalam kehidupan
budaya manusia. Salah satu indikator kamajuan peradaban manusia dapat diukur
dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi banyak digunakan
dalam berbagai bidang kehidupan. Dengan tujuan untuk menciptakan suatu
kondisi yang efektif, efisien, dan sinergis terhadap pola perilaku manusia. Produk
teknologi tidak selalu berbentuk fisik, seperti computer, televisi, radio dan
sebagainya. Tetapi ada juga non-fisik, seperti prosedur pembelajaran, sistem
evaluasi, teknik mengajar dan sebagainya. Produk teknologi tersebut banyak
digunakan dalam pendidikan sehingga memberikan pengaruh yang sangat
signifikan terhadap proses dan hasil pendidikan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi terbentuk karena adanya karya-karya pikir
manusia. Mengingat sifatnya yang objektif dalam menanggapi fenomena-
fenomena alam, baik mengenai benda-benda, makhluk hidup maupun mengenai
kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk informasi
1
6
mudah meresapi kebudayaan yang ada di setiap masyarakat yang terjangkau, atau
yang dapat menjangkaunya.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurikulum SMP Kelas VII merupakan inti dari bidang pendidikan dan
memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya
kurikulum dalam pendidikaan dan kehidupaan manusia, maka penyusunan
kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum
membutuhkan indikator-indikator yang kuat dan didasarkan pada hasil pemikiran
dan penelitian mendalam. Jika kurikulum disusun tidak berdasarkan indikator
-indikator kurikulum SMP seperti Indikator filosofis, psikologis, sosiologi dan
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan berakibat buruk pada system
pendidikan terutama berakibat buruk pada pengebangan kurikulum, karena
hakikatnya kurikulum dibuat agar peserta didik data terjun atau berpartisipasi
langsung dalam dunia masyarakat dan kehidupan nyata.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini tentu terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi mendekati
kesempurnaan makalah ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
Kelly. 1989. The Curriculum. Theory and Practice. London. Paul Chapman
Publishing
Tirtarahardja, Umar dan Sula, La. (2000). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
Tyler (1988)
19