Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AKIDAH AKHLAK

“TAWADHU”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Kelas Ix


Bidang Study Akidah Akhlak

DISUSUN OLEH :
NAMA :
NO :
KELAS :

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 4 MAGELANG


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap Ibu Istiarum Zuhara Selaku Guru Mata
Pelajaran Akidah Akhlak. sehinga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
Tugas Ujian Praktik Akidah Akhlak yang bertemakan TAWADHU Sholawat serta
salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita
harapkan syafaatnya kelak di hari kiamat.
Penyusun menyadari bahwa proses pembuatan makalah ini tidak lah
mudah dan memiliki banyak kendala. Sehingga penyusunan makalah ini
sangatlah jauh dari kesempurnaan dan tidak luput dari kekurangan-
kekurangannya. Dengan rendah hati, penyusun sangat mengharap kritik dan
saran yang bersifat membangun dan memperbaiki makalah ini sehingga menjadi
lebih baik dalam penyusunan dimasa mendatang.
Banyak bimbingan serta arahan yang diperoleh dari berbagai pihak
Akhlak demi terwujudnya makalah ini Untuk itu, saya ingin mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Penyusun berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya.semoga segala bantuan do’a dan motiasi dari berbagai pihak yang
telah membantu penyelesaian tugas ini mendapat ridho dari Allah Swt. Amiiiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Magelang 11 Februari 2020

Penyusun

i| MTsN 4 Magelang
DAFTAR ISI

Halaman Judul
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah..........................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan Makalah........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 Pengertian Tawadhu’.................................................................................3
2.2 Keutamaan Sifat Tawadhu’.........................................................................4
2.3 Jenis-Jenis Sifat Tawadhu’ Dan Contoh di Kehidupan................................5
2.4 Contoh Perilaku Tawadhu dalam Kehidupan Sehari-hari............................5
2.5 Tanda-Tanda Bertawadhu’ Dan Cara Berperilaku Tawadhu’ Dalam...........6
Kehidupan Sehari-Hari................................................................................6
2.6 Mencontoh Sifat Tawadhu’ Rasulullah Saw................................................8
2.7 Ayat yang berkaitan dengan Tawadhu’.....................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
3.1 Kesimpulan...............................................................................................12
3.2 Saran........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii | M T s N 4 M a g e l a n g
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tawadhu’ adalah rendah hati, tidak sombong. Pengertian yang lebih


dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan
hamba Allah yang lainnya. Orang yang tawadhu’ adalah orang menyadari bahwa
semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah Senang dengan
pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya
kesombongan dan merasa lebih baik dari oranglain, tidak merasa bangga
dengan potrensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah diri dan
selalu menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain
Allah. tetap menjaga keikhlasan amal ibadahnya hanya karena allah.
Sifat rendah hati akan mengubah seseoraang menjadi lebih baik lagi bahkan
rendah hati adalah kunci sifat yang paling utama
Perbincangan tentang tawadhu banyak diungkap dalam disiplin ilmu tashawuf
dan dunia ajaran spiritualitas dan akhlak yang sudah ada sejak awal sejarah para
nabi dan rosul.
Mulai dari nabi Adam a.s hingga mencapai klimaksnya pada nabi
Muhammad SAW. Bahkan misi utama tugas kerasulan Muhammad SAW adalah
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Diskursus disekitar tawadhu dalam dunia tashawuf merupakan bahasan
yang penting, sebab ia merupakan akhlak terpuji yang akan membawa
pelakunya kepada masa kebahagiaan tiada tara karena tawadhu adalah bagian
dari aspek bathiniyah yang melibatkan ranah terdalam hati manusia, ia juga
merupakan salah satu maqomat yang harus dilalui seorang sufi yang ingin
mencapai kedekatan dengan tuhannya.
Tawadhu dalam pandangan tashawuf adalah tawadhu yang erat
kaitannya dalam hubungan yang terkerucut pada aspek hubungan hamba
dengan tuhan maupun dengan sesamanya.
Dengan tawadhu ini seorang hamba menghantarkan dirinya secara tidak
langsung untuk berjalan dengan ketundukan dan kepatuhan menjalankan segala

1| MTsN 4 Magelang
yang diperintahkan oleh tuhan dengan memasrahkan diri kepadanya, adapun
tawadhu dalam aspek sosial terarah pada kerendahan hati antar sesama,
hubungan antar mereka, dan lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Tawadhu’ atau rendah hati?


2. Apa saja Keutamaan dari sifat Tawadhu’?
3. Apa saja contoh Ketawaadhuan Rasulullah Saw.?
4. Apa saja jenis-jenis sifat Tawadhu’ dan contohnya dalam kehidupan sehari-
hari?
5. Bagaimana tanda-tanda bertawadhu’ dan cara berperilaku Tawadhu’ dalam
kehidupan sehari-hari?
6. Apa Hadist dan anjuran serta nasehat para Ulama terkait degan sifat
Tawadhu’?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Untuk mengetahui pentingnya sifat Tawadhu’ atau rendah hati dalam


berkehidupan dan agar dapat mengetahui serta mencontoh sifat Tawadhu’ dari
Rasulullah saw. sesuai dengan perintah Allah swt. dalam al-quran dan anjuran
para ulama serta sahabat yang sesuai dengan hadist.
1.4 Manfaat Penulisan Makalah

 Manfaat bagi penulis


Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat
karya ilmiah dan menambah wawasan khususnya tentang sifat Tawadhu’ dan
agar dapat mencontoh sifat Tawadhu’ sesuai yang dicontohkan oleh
Rasulullah saw.
 Manfaat bagi pembaca
Menjadi bahan masukan dalam menambah ilmu pengetahuan terutama
mengenai keutamaan sifat Tawadhu’ yang merupakan perilaku terpuji.

2| MTsN 4 Magelang
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tawadhu’

Tawadhu artinya rendah hati atau tidak sombong. Jadi, tawadhu adalah
ketundukan kepada kebenaran dan menerimanya dari siapa pun datangnya, baik
dalam keadaan suka maupun tidak suka. Lawan dari sifat tawadhu adalah
takabur (sombong). Sifat takabur adalah sifat yang dibenci Allah dan rasul-Nya.
Sebagaimana hadis Nabi dari Abdullah bin Mas’ud; bahwa Nabi Muhammad
saw. bersabda: “Sombong adalah menolak kebenaran dan menganggap remeh
orang lain.” (H.R. Muslim).

Firman Allah swt:

 “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang


mengikutimu.” (Surah Asy-Syu’ara’ [26]:215). 

3| MTsN 4 Magelang
Secara istilah tawadhu' adalah sikap merendahkan hati, baik di hadapan
Allah SWT maupun sesama manusia. Manusia yang sadar akan hakikat kejadian
dirinya tidak akan pernah mempumyai alasan untuk merasa lebih baik antara
yang satu dan yang lainnya. 

Sebagaimana firman Allah di dalam Al-qur'an surat Al-Furqon ayat 63, 

َ ُ‫ ا ِهل‬K‫اط َب ُه ُم ْال َج‬


‫الُوا‬KK‫ون َق‬ ِ ْ‫ون َع َلى اأْل َر‬
َ K‫ا َوإِ َذا َخ‬KK‫ض َه ْو ًن‬ َ ‫رَّ حْ ٰ َم ِن الَّذ‬KK‫ا ُد ال‬KK‫َوعِ َب‬
ُ ْ‫ِين َيم‬
َ K‫ش‬
‫َساَل ًم‬

yang artinya: "Dan hamba-hamba Tuhan yang maha penyayang itu (adalah)


orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-
orang jahil menyapa, mereka mengucapkan kata-kata yang baik." (QS. 26:63)

Makna kandungan ayat di atas, Allah memerintahkan umatnya untuk


merendahkan hati terhadap sesama dengan cara mengucapkan kata-kata yang
cik dan lemah lembut. 

Rasulullah Saw juga menjelaskan bahwa orang yang tawadhu' akan diangkat
derajatnya oleh Allah swt. Sabda Rasulullah yang artinya : "Sesungguhnya
Rasulullah saw bersabda, barang siapa yang merendahkan diri dihadapan Allah,
maka Allah akan mengangkat derajatnya pada tempat yang tinggi. Dan barang
siapa yang takabur kepada Allah, maka Allah akan menghinakannya sampai ke
tempat serendah-rendahnya." (HR. Ahmad).

Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki
nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang tawadhu’ adalah
orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari
Allah SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit
sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain,
tidak merasa bangga dengan potrensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia
tetap rendah diri dan selalu menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari
segala sesuatu selain Allah. Tetap menjaga keikhlasan amal ibadahnya hanya
karena Allah. Tawadhu ialah bersikap tenang, sederhana dan sungguh-sungguh

4| MTsN 4 Magelang
menjauhi perbuatan takabbur (sombong), ataupun sum’ah ingin diketahui orang
lain amal kebaikan kita.

Tawadhu merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia, jadi sudah
selayaknya kita sebagai umat muslim bersikap tawadhu, karena tawadhu
merupakan salah satu akhlak terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap umat islam.
Perhatikan sabda Nabi SAW berikut ini : Rasulullah SAW bersabda: yang artinya
"Tiada berkurang harta karena sedekah, dan Allah tiada menambah pada
seseorang yang memaafkan melainkan kemuliaan. Dan tiada seseorang yang
bertawadhu kepada Allah, melainkan dimuliakan (mendapat izzah) oleh Allah”
(HR. Muslim). Iyadh bin Himar ra. berkata: Bersabda Rasulullah SAW:
"Sesungguhnya Allah SWT telah mewahyukan kepadaku: "Bertawadhu lah
hingga seseorang tidak menyombongkan diri terhadap lainnya dan seseorang
tidak menganiaya terhadap lainnya”.(HR. Muslim).
2.2 Keutamaan Sifat Tawadhu’

1. Diangkat Derajatnya
Allah SWT akan memuliakan dan mengangkat derajat orang-orang yang
tawadhu sehingga manusia pun menghormatinya.Dalam sebuah sebuah hadits
yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang
bertawadhu yang ditunjukkan semata-mata karena Allah SWT, melainkan Allah
Azza wa Jalla akan mengangkat derajatnya."

2. Tawadhu Menghasilkan Keselamatan


Tawadhu dapat memberikan kita keselamatan, mendatangkan
persahabatan, menghapuskan dendam dan menghilangkan pertentangan.
Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bertawadhu, sehingga
seseorang tidak merasa bangga lagi sombong terhadap orang lain dan tidak pula
berlaku aniaya kepada orang lain." HR Muslim (XVII/200 dalam Syarh Shahiih
Muslim, Imam an-Nawawi) dan selainnya, dari hadits 'Iyadh bin Hamad.
3. Menghindarkan Diri dari Sifat Sombong

5| MTsN 4 Magelang
Begitu spesialnya tawadhu, sehingga Allah mengistimewakan mereka
yang memiliki sifat tawadhu. Allah akan mengangkat derajat mereka yang
memiliki sifat tawadhu, dan akan membenamkan mereka yang bersifat sombong.
Dengan bertawadhu, kita senantiasa akan dihindarkan dari sikap sombong.

2.3 Jenis-Jenis Sifat Tawadhu’ Dan Contoh di Kehidupan

 Adapun jenis-jenis dari pada orang yang tawadhu' terbagi dua yaitu :

1. Tawadhu' yang terpuji, yaitu tawadhu yang memiliki sikap rendah diri baik
dihadapan Allah yaitu melaksanakan ketaatan tanpa disertai perasaan bagga
dan riya' serta merendahkan diri kepada Allah
2. Tawadhu' yang tercela, adalah orang yang merendahkan dirinya dihadapan
orang yang kaya dengan harapan ingin mendapatkan sesuatu dari orang kaya
tersebut. 
3. Tawadhu yang terpuji yaitu tunduk kepada Allah dan tidak meremehkan dan
merendahkan hamba-hamba Allah, sedangkan yang tercela yaitu seorang
bertawadhu kepada orang yang memiliki dunia karena meninginkan
duniannya.
2.4 Contoh Perilaku Tawadhu dalam Kehidupan Sehari-hari

Orang yang bertawadhu akan tampak dari sikap dan perbuatannya dalam
kehidupan sehari-hari. Ciri sikap tawadhu terbagi dua.

a. Tawadhu yang Terpuji

Tawadhu yang terpuji adalah ketawadhuan seseorang kepada Allah dan


tidak mengangkat diri di hadapan hamba-hamba Allah swt. Contoh perilaku
tawadhu ini, antara lain:

(1) tidak berlebihan, baik dalam perhiasan, makanan, dan minuman;

(2) sopan santun dalam bertindak dan bersikap;

(3) merendahkan nada suaranya;

6| MTsN 4 Magelang
(4) gemar menolong orang yang membutuhkan pertolongan.

b. Tawadhu yang Dibenci

Tawadhu yang dibenci adalah tawadhunya seseorang kepada Allah karena


menginginkan dunia ada di sisinya. Contoh perilaku tawa«u ini, antara lain:

(1) bersikap sopan santun karena memiliki maksud yang tidak baik;

(2) tidak berlebihan memakai harta karena takut dicuri atau dimintai zakat;

(3) menolong orang yang membutuhkan pertolongan dengan maksud ada


imbalan dari yang ditolongnya.

2.5 Tanda-Tanda Bertawadhu’ Dan Cara Berperilaku Tawadhu’ Dalam


Kehidupan Sehari-Hari
Tanda-Tanda Bertawadhu’
Diantara tanda-tanda tawadhu yaitu:

1. Selalu tunduk kepada Allah SWT

2. Merendahkan dan menghinakan diri hanya kepada Allah SWT

3. Senantiasa mengaplikasikan aspek Al amru dan an nahyu yang


diperintahkan oleh Allah dan Rosulnya

4. Menjaga hubungan social dengan sesama makhluk

5. Menyadari bahwa ia sebagai makhluk social dan bukan individual.

6. Tidak sombong dan lain-lain


Bagaimana Cara Berperilaku Bertawadhu’ dalam Kehidupan Sehari-hari?

Pada hakekatnya tawadhu ialah dimulai dari sesuatu yang terkecil,sekarang,


dan diri sendiri. Sifat tawadhu’ tidak dapat diperoleh secara spontan(langsung)

7| MTsN 4 Magelang
tetapi harus diupayakan secara bertahap, serius dan berkesinambungan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh sifat tawadhu’ adalah:

1. Mengenal Allah

Setiap manusia akan bersikap tawadhu’ seukuran dengan pengenalanya


terhadap Robbnya. Orang yang mengenal Allah dengan ebenar-benarnya akan
menyadari ahwa Allah Yang Maha Kuasa, Maha Kaya, dan Maha Perkasa yang
tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya. Karena, bila mendapatkan
kebaikan maka ia memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya, sebab pada
hakikatnya ia tidak mampu mendatangkan kebaikan kepada dirinya kecuali atas
izin-Nya. Orang yang mengenal Allah akan mengakui bahwa dirinya kecil dan
lemah, sehingga ia akan tawadhu’ dan merasa tidak pantas untuk berlaku
sombong.

2. Memikirkan tentang asal manusia.

Seseorang apabila ia melihat asal-usulnya maka ia akan merasa bahwa ia


adalah makhlukyang palinghina. Cukuplah ia melihat asal diciptakannya manusia
yaitu berasal dari sperma (air mani) yang hina yang selalu dibasuh jika terkena
pakaian dan badan, kemudian manusia lahir kedunia dalam keadaan tanpa daya
dan tidakmengetahui apapun. Allah telah mengatakan dalam firman-Nya:

َ ْ‫ ٍة ِمن‬K ‫ ُه ُن ْط َف‬K ‫ َّد َرهُ َخ َل َق‬K ‫َف َق‬


ْ‫يْ ٍء أَيِّ ِمن‬K ‫ ُه َش‬K ‫خ َل َق‬, yang artinya: ”Dari apakah Allah
menciptakannya?Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya”.
(Q.S ‘Abasa(80):18-19)

Ibnu Hibban mengatakan : “Bagaimana mungkin seseorang tidak bersikap


tawadhu’ padahal ia diciptakan dari setetes mani yang bau kemudian akan
kembali menjadi bangkai yang bau busuk sedangkan ia diantara kedunya
sedang membawa kotoran”.

1. Mengenal aib (cacat/kekurangan) diri.

8| MTsN 4 Magelang
Seseorang dapat terjebak kepada kesombongan bila ia tidak menyadari
kekurangan dan aib yang ada pada dirinya. Boleh jadi seseorang mengira bahwa
dirinya tela banyak melakukan kebaikan padahal ia justru telah melakukan
kerusakan dan kezhaliman. Allah telah berfirman:

َ ‫اًل َو َي ْد ُع اإْل ِ ْن َسانُ ِبال َّشرِّ ُد َعا َءهُ ِب ْال َخي ِْر َو َك‬
‫ان اإْل ِ ْن َسانُ َعجُو‬

Yang artinya: “Dan bila dikatakan kepada mereka :Janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi , mereka menjawab: sesungguhnya kami orang-orang
yang mengadakan perbaikan”. (Q.S al-Isra’(17):11)

Oleh karena itu, setiap muslim harus selalu melakukan intropeksi diri
sebelum melakukan, saat melakukan dan setelah melakukan sesuatu sebelum ia
dihisab oleh Allah kelak. Hal itu juga agar ia menyadari kekurangan dan aib
dirinya sejak dini, sehingga ia akan bersikap tawadhu’ dan tidak akan sombong
terhadap orang lain. Allah berfirman:

ُ ‫ا َل‬KK‫غ ْال ِج َب‬K


‫واًل‬KK‫ط‬ َ ْ‫ك َلنْ َت ْخ ِر َق اأْل َر‬
َ Kُ‫ض َو َلنْ َت ْبل‬ ِ ْ‫مْش فِي اأْل َر‬
َ ‫ض َم َرحً ا إِ َّن‬ ِ ‫ َواَل َت‬Yang
artinya: ”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong,
karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-
kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (Q.S al-Isra’(17):37).

.
2.6 Mencontoh Sifat Tawadhu’ Rasulullah Saw.

Seorang yang mutawadhi yaitu seorang yang tumbuh dalam dirinya


kerendahan dan ketinggian semata-mata keimanannya pada Allah SWT yang
sama sekali tidak terpengaruh oleh kekuatan harga diri, harta, potensi yang
dimilikinya atau orang lain. Sebab kemuliaan dan kehinaannya semata-mata
karena pengetahuannya yang luas tentang hubungan dirinya dan seluruh
makhluk kepada Allah yang maha tinggi lagi maha agung. “Dan dia adalah maha
kuasa diatas semua hambanya.” (QS Al An’am 18).

9| MTsN 4 Magelang
Maka seorang mutawadhi ia sangat menyadari kebutuhannya dan
kefakirannya kepada Allah SWT yang membutuhkan pengampunannya, dan ia
pun menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah
SWT. Sehingga karena semua pemahamannya tersebut maka tidak pernah
terbersit sedikitpun dalam hatinya sikap sombong, dan mereka lebih, karena
telah meresapnya keyakinan yang menghujam ke dalam hatinya sehingga sang
pemilih memujinya. Maka jika ia ditegur dan dikoreksi oleh orang-orang jahil
maka selama itu gemar ia senantiasa tunduk dan menerima hakekatnya
kebenarannya itu.

Berkata ibnu Masud r.a. : bersabda nabi SAW: “tidak akan masuk surga
orang yang didalam hatinya dan seberat biji sawi dari keseimbangan juga telah
bersabda SAW, maukah kalian aku kabarkan tentang ahli neraka? Yaitu orang-
orang yang pencela, kerasa hati dan sombog. Teladan yang tinggi dari sifat
tawadhu”

Beliau SAW adalah orang yang sangat rendah hati, lembut peraganya,
dermawan, indah perilakunya selalu berseri-seri wajahnya murah senyum pada
siapa saja, sangat tawadhu tapi tidak menghinakan diri, penyayang dan lain-lain.
Bahkan ketika kekuasaan SAW telah meliputi jazirah Arabia yang besar, datang
seirang badai menghadap beliau SAW dengan gemetar seluruh tubuhnya maka
beliau SAW yang mulia segera menghampiri orang tersebut dan berkata:
“Tenanglah-tenanglah saya ini bukan raja, saya hanyalah anak seorang wanita
Qwaisy yang biasa makan daging kering.”

Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫ُول هَّللا ِ أُسْ َوةٌ َح َس َن ٌة لِ َمنْ َك‬


َ ‫ان َيرْ جُو هَّللا َ َو ْال َي ْو َم اآْل َخ َِر َو َذ َك َر هَّللا‬ ِ ‫ان َل ُك ْم فِي َرس‬
َ ‫َل َق ْد َك‬
‫َك ِثيرً ا‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab(33): 21) 

10 | M T s N 4 M a g e l a n g
Lihatlah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masih memberi salam pada anak
kecil dan yang lebih rendah kedudukan di bawah beliau. Anas berkata, “Sungguh
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berkunjung ke orang-orang Anshor.
Lantas beliau memberi salam kepada anak kecil mereka dan mengusap kepala
mereka.” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya no. 459. Sanad hadits ini
shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth) Subhanallah ... Ini sifat yang sungguh
mulia yang jarang kita temukan saat ini. Sangat sedikit orang yang mau
memberi salam kepada orang yang lebih rendah derajatnya dari dirinya. Boleh
jadi orang tersebut lebih mulia di sisi Allah karena takwa yang ia miliki.

Coba lihat lagi bagaimana keseharian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di


rumahnya. Beliau membantu istrinya. Bahkan jika sendalnya putus atau bajunya
sobek, beliau menjahit dan memperbaikinya sendiri. Ini beliau lakukan di balik
kesibukan beliau untuk berdakwah dan mengurus umat.

Urwah bertanya kepada ‘Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang


dikerjakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala bersamamu (di
rumahmu)?” Aisyah menjawab, “Beliau melakukan seperti apa yang dilakukan
salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya. Beliau mengesol
sandalnya, menjahit bajunya dan mengangkat air di ember.” (HR. Ahmad 6: 167
dan Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya no. 5676. Sanad hadits ini shahih kata
Syaikh Syu’aib Al Arnauth). Lihatlah beda dengan kita yang lebih senang
menunggu istri untuk memperbaiki atau memerintahkan pembantu untuk
mengerjakannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa rasa malu
membantu pekerjaan istrinya. ‘Aisyah pernah ditanya tentang apa yang
dikerjakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di rumah. Lalu ‘Aisyah
menjawab, “Beliau selalu membantu pekerjaan keluarganya, dan jika datang
waktu shalat maka beliau keluar untuk melaksanakan shalat.” (HR. Bukhari no.
676). Berbeda dengan kita yang mungkin agak sungkan membersihkan popok
anak, menemani anak ketika istri sibuk di dapur, atau mungkin membantu
mencuci pakaian.

11 | M T s N 4 M a g e l a n g
2.7 Ayat yang Berkaitan tentang Tawadhu

1. QS AL ARAF:199

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf, serta
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.

2. QS AL HIJR:88

Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan


hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka
(orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan
berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.

3. QS AL ISRA:37

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena
sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu
tidak akan sampai setinggi gunung.

4. QS AL HAJJ:34

12 | M T s N 4 M a g e l a n g
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya
mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan
Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu
berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-
orang yang tunduk patuh (kepada Allah),

5. QS AL FURQAN:63

Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.

6. QS ASY SYUARA:215

dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-


orang yang beriman.

7. QS LUQMAN:18

13 | M T s N 4 M a g e l a n g
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

8. QS LUQMAN:19

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.


Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keleda

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tawadhu’ adalah sifat yang amat mulia, namun sedikit orang yang
memilikinya. Ketika orang sudah memiliki gelar yang mentereng, berilmu tinggi,
memiliki harta yang mulia, sedikit yang memiliki sifat kerendahan hati, alias
tawadhu’. Padahal kita seharusnya seperti ilmu padi, yaitu “kian berisi, kian
merunduk”. Tawadhu' secara bahasa berarti "Rendah Hati". Orang yang
tawadhu' adalah orang yang tidak menampakkan kemampuan yang di miliki.
Sedangkan menurut istilah adalah tunduk dan patuh kepada kebenaran, serta
bersedia menerima semua kebenaran, juga merendahkan diri, santun terhadap
sesama manusia dan tidak membandingkan dirinya dengan orang lain. Sikap

14 | M T s N 4 M a g e l a n g
tawadhu' sangat disukai dalam pergaulan sehingga menimbulkan rasa simpatik
orang lain. Sedangkan bagi pelaku tawadhu' tidak akan menurunkan martabat
harga dirinya, bahkan diangkat derajatnya oleh Allah swt. Sebaliknya sikap
takabbur sangat dibenci oleh Allah, dan tidak disukai dalam pergaulan, karena
orang yang punya sikap takabbur adalah orang yang selalu menginginkan dirinya
dihormati, namun harapan tersebut justru sebaliknya yang ia dapatkan dari orang
lain, karena simpatik orang akan jauh bahkan hilang dengan adanya sifat
tersebut.

Sikap tawadhu’ sangat penting artinya dalam pergaulan sehari-hari kepada


orang lain. Islam memberikan tuntunan kepada umatnya untuk selalu bersikap
tawadhu' dan menjauhi sikap takabbur kepada siapapun.
3.2 Saran

Kita harus memahami dengan seksama pengertian dari sifat Tawadhu’,


sehingga dapat diketahui keutamaan serta pentingnya memiliki sifat Tawadhu’
dalam diri serta agar dapat mencontoh perilaku tersebut dalam kehidupan sehari-
hari sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan sesuao yang
diperintahkan Allah swt. yang terdapat didalam Al-quran.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hayy, Al-Farmawi. Dr. Abd. 1994. Metode Tafsir Maudhuiy. Jakarta Utara:
PT. Raja Grafindo Persada.
Shaleh, Q. K.H, dkk. 2000. Asbaabun Nuzuul. Bandung: CV. Penerbit
Diponegoro.
Al-Qur-an Digital
Academia.edu. Makalah Tawadhu’. Diperoleh pada tanggal 13 Oktober 2019,
dari https://www.academia.edu/9700364/MAKALAH_TAWADHU

15 | M T s N 4 M a g e l a n g
Dunia islami kami. (2 Mei 2013). Perilaku Terpuji: Tawadhu atau Rendah
Hati. Diperoleh pada tanggal 13 Oktober 2019, dari
https://duniaislamkami.blogspot.com/2013/05/perilaku-terpuji-tawadhu-atau-
rendah.html
Tongkrongan islami.net. Pengertian Konsep Tawadhu Rendah Hati dalam Al-
Quran dan Hadis. Diperoleh pada tanggal 13 Oktober 2019, dari
https://www.tongkronganislami.net/pengertian-konsep-tawadhu-rendah-hati/
JUN’S_BLG. (3 Januari 2016). Pengertian dan Contoh Tawadhu | Perilaku
Tawadhu (Arti Tawadhu). Diperoleh pada tanggal 13 Oktober 2019, dari
https://walpaperhd99.blogspot.com/2016/01/pengertian-dan-contoh-tawadhu-
perilaku.html
Gudang Ilmu. (Desember 2016). Pengertian Tawadhu', Perintah Bersikap
Tawadhu, Bentuk Dan Jenisnya Serta Dampaknya. Diperoleh pada tanggal 13
Oktober 2019, dari https://www.ilmusaudara.com/2016/12/pengertian-tawadhu-
perintah-bersikap.html
Rumaysho.com. (15 Desember 2011). Memiliki Sifat Tawadhu’. Diperoleh
pada tanggal 13 Oktober 2019, dari https://rumaysho.com/2056-memiliki-sifat-
tawadhu.html
Islam kajian. (5 April 2019). Membuka Cakrawala Baru | Page 2. Diperoleh
pada tanggal 13 Oktober 2019, dari https://islamkajian.wordpress.com/page/2/

16 | M T s N 4 M a g e l a n g

Anda mungkin juga menyukai