(20 sifat wajib,20 sifat mustahil,1 sifat jaiz bagi allah dan 4 sifat wajib,4 sifat mustahil,1 sifat
jaiz bagi allah)
Diterangkan bahwa ilmu aqoid sebagaimana diterangkan dalam kitab Bajuri dan Jam'ul
Jawami' sebagai:
العلم بالعقائد الدينية االعتقادية اليقينية المكتسب من ادلتها الشرعية
Pengetahuan yang terikat dalam masalah keyakinan keagamaan yang diambil dari dalil-
dalil syara'.
Adapun guna mempelajari ilmu aqoid adalah untuk membetulkan dan meneguhkan
iman manusia kepada Tuhan Allah Ta'ala. Iman yang benar akan mengesahkan segala amal
ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji dan lain-lannya. Dan surga menjadi pahala balasan di
akhirat nanti. Namun, jika iman seseorang tidak dalam posisi yang benar, maka semua amal
itu akan sia-sia. Dan di akhirat nanti neraka sebagai ganjarannya. Melihat posisi dan guna
ilmu aqoid yang begitu pentingnya, maka belajar ilmu aqoid hukumnya fardhu ain. Artinya
wajib bagi setiap orang yang berakal untuk mempelajarinya. Ilmu aqoid dinamakan demikian
Ilmu aqoid karena pengetahuan ini ber isikan satu bundelan (ikatan) mengenai sahnya iman
dan Islam yang jumlahnya 50 , yang terkenal dengan istilah aqoid khomsin. Dengan perincian
20 sifat wajib bagi Allah, 20 sifat mustahil bagi Allah, 1 sifat jaiz bagi Allah, 4 sifat wajib
bagi Rasul, 4 mustahil bagi Rasul dan 1 sifat jaiz bagi rosul. Semuanya itu terkandung di
dalam kalimah La Ilaha Illallah.
Ilmu aqoid juga disebut ilmu ushuluddin, yaitu ilmu mengenai pokoknya agama.
Karena itu barang siapapun orangnya beribadah siang malam, tetapi tidak memiliki
pengetahuan ilmu ini, maka ibadah itu dianggap tidak sah. Selain itu, ilmu ini juga disebut
dengan ilmu kalam (ilmu bicara), karena siapapun tidak akan dapat memahami ilmu aqoid ini
secara benar, apabila belum dibicarakan dengan panjang lebar dan penuh perhatian. Bahkan
perlu digaris bawahi bahwa memahami ilmu aqoid ini tidak cukup dengan membaca buku
saja tetapi harus melalui seorang guru (digurukan).
Wajib bagi orang mukallaf (orang yang terbebani hukum Syariat) mengetahui sifat-sifat
Allah Ta'ala:
1. Sifat Wajib yaitu tidak tergambar atau terfikirkan dalam akal seseorang tidak adanya sifat
wajib itu,
2. Sifat Mustahil bagi Allah yaitu tidak tergambar atau terfikirkan dalam akal seseorang
adanya sifat mustahil itu, dan
3. Sifat Jaiz yaitu dibenarkan dalam akal seseorang adanya dan tidak adanya sifat Allh
tersebut. Begitu pula wajib bagi seorang mukallaf mengetahui hal yang serupa sifat yang ada
pada para Rosul Alaihi Sholatu Wassalam.
Ada seorang badui ditanya tentang bukti adanya Allah. Dia menjawab : kotoran unta itu
menunjukkan adanya unta dan kotoran hewan (teletong : jawa) menunjukkan adanya hewan
keledai dan bekas kaki itu menunjukkan adanya orang yang berjalan, maka langit itu
mempunyai bintang dan bumi mempunyai jalan yang terbentang dan laut mempunyai ombak
yang bergelombang, apakah semua itu tidak menunjukkan atas adanya pencipta yang bijak,
lagi Maha Berkuasa dan Maha Mengetahui?.
2. Sifat Qidam (dahulu)
Adalah tidak ada permulaan pada wujudnya Allah Ta'ala maksudnya bahwa Allah
Ta'ala tidak mempunyai permulaannya karena Alloh Dzat yang agung, pencipta alam semesta
dan pencipta makhluk yang ada, maka sudah pasti Allah yang mendahuluinya. Hendaklah
kita meyakini bahwasanya Allah itu Maha Dahulu adaNya,yakni Allah itu ada sebelum
adanya sesuatu selainNya,dan bahwasanya Dia tidak terikat waktu dan keberadaan-Nya tanpa
awal.
Allah Ta'ala berfirman
ه َُو اأْل َ َّو ُل َواآْل ِخ ُر َوالظَّا ِه ُر َو ْالبَا ِطنُ ۖ َوه َُو بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِي ٌم
"Dialah Allah yang Awal, yang Akhir,yang Dhohir dan yang Bathin dan dia maha
mengetahui segala sesuatu". (QS. Al Hadid : 3)
3. Sifat Baqa' (kekal)
Adalah tidak ada pengakhiran pada wujudnya Allah bahwa Allah Ta'ala senantiasa ada
tanpa ada ujung dan senantiasa kekal tanpa ada akhirannya. Hendaklah meyakini bahwasanya
Allah itu Dzat yg kekal abadi dan kekekalanNya tersebut tanpa batas akhir . Dan hendaklah
meyakini bahwasanya Dia tidak pernah berubah sama sekali serta Dia tidak pernah bersifat
tiada pada waktu tertentu (kekekalan-Nya tidak terikat ruang dan waktu)
Allah Ta'ala berfirman :
ك ُذو ْال َجاَل ِل َواإْل ِ ْك َر ِام
َ ُِّكلُّ َم ْن َعلَ ْيهَا فَا ٍن َويَ ْبقَ ِّي َوجْ هُ َرب
"Semua yang ada dibumi ini akan binasa dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai
keagungan dan kemuliaan". (QS. Ar Rohman : 26-27).
Allah Ta'ala berfirman :
َك إِاَّل َوجْ هَهُ لَهُ ْال ُح ْك ُم َوإِلَ ْي ِه تُرْ َجعُون
ٌ ُِكلُّ َش ْي ٍء هَال
"Setiap sesuatu pasti binasa kecuali Allah. BagiNya sesuatu itu ditentukan dan padaNya pula
kamu semua kembali". (QS. Al Qoshos : 88)
Yakini juga bahwa sifat Allah itu berbeda dengan makhluqnya. Sifat 'ilmu
(pengetahuan) kita tidak sama dengan pengetahuan Allah, Qudrah (Kekuasaan) kita tidak
sama dengan kekuasaan Allah, Iradah (kehendak) kita tidak sama dengan kehendak Allah,
Hayah (sifat hidup) kita tidak sama dengan sifat hidupnya Allah, sifat mendengar (Sama')
kita tidak sama dengan sifat mendengar Allah, Bashar (sifat melihat) kita tidak sama dengan
pendengaran Allah dan Kalam (sifat berbicara) kita tidak sama dengan sifat kalam Allah
Hendaklah kita juga meyakini bahwasanya perbuatan Allah Subhanahu Wata'ala tidak
serupa dengan perbuatan makhluqNya, karena Dia dalam berbuat sesuatu tidak membutuhkan
perantara maupun alat
Firman Allah dalam surat yasin Ayat 82 : Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia
menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:"Jadilah!"maka terjadilah ia.
Dan hendaklah meyakini, bahwasanya Allah menciptakan sesuatu tidak berarti karena
Dia membutuhkannya. Juga kita harus meyakini bahwa Dia tidak menciptakan sesuatu
dengan sia-sia atau tanpa guna, karena Dia bersifat Maha Bijaksana.
7. Sifat Qudroh (Berkuasa)
Adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta'ala dalam menciptakan (sesuatu)
dan meniadakan (sesuatu). Hendaklah kita meyakini bahwa Allah itu memiliki sifat Maha
Kuasa dan bahwasanya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Allah Ta'ala berfirman,
ٞ ۚ إِ َّن ٱهَّلل َ َعلَ ٰى ُكلِّ َش ۡي ٖء قَ ِد
٤٥ ير
"Sesungguhnya Allah itu maha kuasa atas segala sesuatu" (QS. An Nur : 45 )
9. Sifat Ilmu (Mengetahui)
Adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta'ala dalam mengetahui segala
sesuatu. kita harus meyakini bahwasanya Allah itu memiliki sifat Maha Berpengetahuan dan
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu Mengetahui segala hal,baik yang tampak maupun yg
tidak . Dia mengetahui jumlah pasir,tetes air hujan maupun daun pepohonan. Dia Mengetahui
hal yg rahasia maupun yg jelas . Tidak ada yg bisa bersembunyi dari Nya . Dan hendaklah
kita meyakini bahwasanya pengetahuan Allah itu tidak membutuhkan usaha meraihnya,
namun pengetahuan Allah akan segala sesuatu itu telah ada sejak zaman azali sebelum
sesuatu itu ada.
10. Sifat Hayat (Hidup)
Adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Allah Ta'ala. Sifat berkuasa, berkehendak,
ilmu, mendengar, melihat dan berbicara. Maka jika Allah itu tidak hidup,maka sifat- sifat
tersebut tidak akan tetap (ada). Hendaklah juga kita meyakini bahwasanya Allah Subhaanahu
Wata'ala Maha Hidup dan bahwa kehidupan Allah tidak seperti hidup kita Karena
sesungguhnya kehidupan kita membutuhkan perantara seperti mengalirnya darah dan nafas
sedangkan kehidupan Allah tanpa memerlukan apapun . Kehidupan Allah itu bersifat dahulu
(Qodim), kekal (Baqo') dan kehidupan-Nya tiada pernah hilang maupun berubah sama sekali.
Allah Ta'ala berfirman,
ُ َوت ََو َّكلْ َعلَى ْال َح ِّي الَّ ِذي اَل يَ ُم
ِ وت َو َسبِّحْ بِ َح ْم ِد ِه ۚ َو َكفَ ٰى بِ ِه بِ ُذنُو
ب ِعبَا ِد ِه َخبِيرًا
Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah
dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa Maha Mengetahui dosa-
dosa hamba-hamba-Nya, (QS. Al- Furqon : 58 )
11. Sifat Sama' (Mendengar)
Hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah itu bersifat Maha Mendengar dan
sesungguhnya Allah mendengar segala sesuatu baik nampak atau pun yg tersembunyi .
Namun, pendengaran Allah Subhanaahu Wata'ala tidak seperti pendengaran kita , karena
pendengaran kita sebagai makhluk memerlukan alat perantara berupa telinga sedangkan
pendengaran Allah tanpa memerlukan perantara apapun.
12. Sifat Bashor (Melihat)
Hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah itu bersifat Maha Melihat, dan Dia Maha
Melihat atas segala sesuatu. Dia Maha Melihat hingga semut hitam kecil berjalan di malam
gelap gulita sekalipun, bahkan yg lebih kecil dari itu (atom). Tidak ada yg dapat bersembunyi
dari penglihatan Allah, baik yg ada di bumi maupun di luarnya, baik yg ada di langit maupun
di luarnya. Namun, penglihatan Allah berbeda dengan kita sebagai makhluk. Sesungguhnya
penglihatan kita membutuhkan perantara yakni mata, sedangkan penglihatan Allah tanpa
membutuhkan alat perantara.
sifat sama' dan bashor keduanya adalah sifat yang menetap pada Dzat Alloh Ta'ala yang
dapat menyingkap (membuka) sesuatu yang ada. Maka Alloh Ta'ala Maha Mendengar segala
sesuatu hingga mampu mendengar jalannya semut dipadang pasir yang hitam dimalam yang
gelap dan Maha Melihat segala sesuatu yang tampak secara keseluruhan yang meliputi segala
yang tampak (dapat ditemukan).
Allah Ta'ala berfirman,
َ ُقَ ْد َس ِم َع هللا قَوْ َل الَّتِي تُ َجا ِدل
ِ َك فِي زَ وْ ِجهَا َوتَ ْشتَ ِكي ِإلَى هللا َوهللا يَ ْس َم ُع تَ َحا ُو َر ُك َما ۚإِ َّن هللا َس ِمي ٌع ب
صي ٌر
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang memajukan gugatan kepada
kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal
jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS.
Al Mujadilah : 1)
Allah berfirman,
ْ َطغ َٰى فَقُواَل لَهُ قَوْ اًل لَيِّنًا لَ َعلَّهُ يَتَ َذ َّك ُر أَوْ يَ ْخ َش ٰى قَااَل َربَّنَا إِنَّنَا نَ َخافُ أَ ْن يَ ْف ُرطَ َعلَ ْينَا أَوْ أَ ْن ي
َ َطغ َٰى ق
ال َ ُْاذهَبَا إِلَ ٰى فِرْ عَوْ نَ إِنَّه
َ َ ُ َّ
اَل تَخَافَا ۖإِننِي َم َعك َما أ ْس َم ُع َوأ َر ٰى
Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-
mudahan ia ingat atau takut."Berkatalah mereka berdua:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya
kami khawatir bahwa ia segera menyiksa segera menyiksa kami atau akan bertambah
melampaui batas Allah berfirman:"Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku
beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat (QS. Thaha : 43-46).
13. Sifat Kalam (Berbicara)
Kalam adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta'ala bukan berupa huruf
atau bukan berupa suara yang menunjukkan pada seluruh maklumat. Hendaklah kita
meyakini bahwa Allah itu bersifat Maha Berbicara. Akan tetapi kalam Allah tidak sama
dengan kita sebagai makhluk Nya Sesungguhnya pembicaraan kita diciptakan dalam diri kita
dan membutuhkan alat perantara berupa mulut, lidah serta kedua bibir Sedangkan Kalam
Allah tidak seperti itu (tidak butuh alat perantara)
Allah Ta'ala berfirman,
ك ۚ َو َكلَّ َم هَّللا ُ ُمو َس ٰى تَ ْكلِي ًما
َ ك ِم ْن قَ ْب ُل َو ُر ُساًل لَ ْم نَ ْقصُصْ هُ ْم َعلَ ْي َ ََو ُر ُساًل قَ ْد ق
َ صصْ نَاهُ ْم َعلَ ْي
Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan
Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (QS. An Nisa : 164)
2. Sifat Salbiyah
Sifat Salabiyyah adalah sifat yang menolak segala sifat-sifat yang tidak layak dan patut
bagi Allah s.w.t, sebab Allah Maha sempurna dan tidak memiliki kekurangan.
Sifat salbiyah itu ada 5 yaitu :
1. Qidam
2. Baqa'
3. Mukholafatuhu Lilhawaditsi
4. Qiyamuhu binafsihi
5. Wahdaniyah.
3. Sifat Ma'ani
Sifat Ma`ani adalah sifat yang keberadaannya berdiri pada Zat Allah s.w.t yang wajib
baginya hukum.
Sifat Ma'ani itu ada 7 yaitu :
1. Sifat Berkuasa
2. Berkehendak
3. Berilmu
4. Hidup
5. Mendengar
6. Melihat
7. Berbicara.
4. Sifat Ma'nawiyyah
Sifat Ma`nawiyah adalah sifat- sifat yang melazimi dari sifat Ma`ani, dengan kata lain
sifat Ma`nawiyah adalah sifat yang wujud disebabkan adanya sifat Ma`ani, seperti Allah
memiliki sifat kuasa, maka lazimlah Allah itu keadaannya Kuasa.
Sifat Ma`nawiyah terdiri dari tujuh sifat :
1. Kaunuhu Qaadiran
2. Kaunuhu Muridan
3. Kaunuhu `Aliman
4. Kaunuhu Hayyan
5. Kaunuhu Sami`An
6. Kaunuhu Bashiran
7. Kaunuhu Mutakalliman.
Adapun hikmah menyebut sifat-sifat Ma'nawiyah yang terkandung dalam sifat ma'ani
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Aqidah diterangkan dengan cara terperinci,karena pemikiran bodoh dalam masalah aqidah
adalah masalah benar.
2. Mengcounter (menjawab) orang-orang mu'tazilah yang mengingkari sifat-sifat
ma'nawiyah.
Mereka berpendapat bahwa Allah Ta'ala Maha berkuasa dengan Dzatnya, berkehendak
dengan Dzatnya tanpa ada kekuasaan,dan kehendak dan sifat-sifat lainnya. Mereka
bermaksud mengingkari sifat-sifat itu untuk mensucikan Alloh Ta'ala.
Mereka berpendapat : Kami mensifati Allah Ta'ala dengan sifat-sifat itu baik sifat itu
hadits (baru) atau sifat-sifat itu qodim. Jika sifat-sifat itu hadits maka sifat-sifat itu
menempati Allah Ta'ala. Atau jika sifat-sifat itu Qodim maka sifat-sifat qodim itu berbilang
(banyak) maka hal itu mentiadakan sifat wahdaniyah (Esa).
Dan menjawab hal itu kami berpendapat : Sesungguhnya sifat-sifat tersebut tidak
berdiri sendiri dari DzatNya,hanya saja sifat-sifat itu mengikuti DzatNya yaitu sifat- sifat
yang ada itu menempati DzatNya.