Anda di halaman 1dari 28

PENGEMBANGAN SILABUS

Makalah Ini Di Susun Guna Untuk Mata Kuliah


Perencanaan dan Desain Pembelajaran

Disusun Oleh :
Kelompok 11
Sigit Haryo Judanto (1830202295)
Silvia Oktaviani (1830202296)
Siska Santika (1830202297)

Dosen Pengampu :
Dr. Fitri Oviyanti, M.Ag.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2020
A. Pendahuluan
Proses belajar yang baik adalah pembelajaran yang benar-benar disiapkan
sebelum proses pembelajaran itu dimulai. Sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai dengan maksimal dan kesalahan-kesalahan dalam pembelajaran dapat di
minimalisir dengan perencanaan dan pengelolaan yang baik Salah satunya
menyiapkan silabus sebelum pembelajaran dimulai agar pembelajaran menjadi
optimal.
Silabus bersama dengan perangkat pembelajaran lainnya wajib dimiliki guru
sebagai sarana untuk memudahkan pembelajaran mencapai tujuan yang
diharapkan. Silabus menjadi pedoman dalam menyusun rencana kegiatan
pembelajaran pada setiap mata pelajaran.
Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab permasalahan
kompetensi apa yang akan dikembangkan pada siswa (terkait dengan tujuan dan
materi yang akan diajarkan), cara mengembangkannya (terkait dengan metode
dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran), dan cara mengetahui bahwa
kompetensi itu sudah dicapai oleh siswa (terkait dengan cara mengevaluasi
terhadap penguasaan materi yang telah diajarkan).
Dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan
tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi sekolah atau daerah.
Dengan demikian, sekolah atau daerah memiliki cukup kewenangan untuk
merancang dan menentukan materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan penilaian
hasil pembelajaran. 1
Dengan demikian proses pembelajaran yang diinginkan mampu menghasilkan
peserta didik sesuai dengan cita-cita bangsa dan undang-undang pendidikan agar
peserta didik yang menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab yang dimulai dari
sebuah proses pembelajaran. Maka dari inilah, penulis akan membahas mengenai
pengembangan silabus.
1
Agus Riyanto, Pengertian Silabus, Fungsi, Komponen dan Prinsip Pengembangannya,
Diakses dari http://www.amongguru.com/pengertian-silabus-fungsi-dan-prinsippengembangannya/
pada tanggal 25 April 2020 pukul 23.56 WIB

1
B. Pengertian Silabus
Secara etimologi kata silabus berasal dari bahasa Latin yaitu syllabus yang
berarti daftar, tulisan, ikhtisar, ringkasan, isi buku.2 Sedangkan secara terminologi
silabus dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar atau pokok-
pokok isi atau materi pelajaran.3
Menurut Abdul Majid, silabus adalah seperangkat rencana serta pengaturan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat
komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai kompentensi dasar.4
Sementara menurut Syafruddin dan Andriantoni, silabus juga dapat didefenisikan
sebagai rancangan pembelajaran yang berisi bahan ajar mata pelajaran tertentu
pada jenjang dan kelas tertentu sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan,
pengurutan dan peyajian materi kurikulum yang dipertimbangkan berdasarkan ciri
dan kebutuhan daerah setempat.5
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum berisikan
garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dan rancangan penilaian.
Dengan kata lain, silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup kompetensi inti,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian,
alokasi waktu dan sumber belajar.6
Dalam hal ini juga silabus dapat dikatakan sebagai suatu sub bagian kurikulum
yang menjabarkan lebih lanjut dari kompetensi inti dan kompetensi dasar menjadi
garis-garis besar program pembelajaran atau ringkasan materi pokok setiap tema
atau mata pelajaran. Sebagai rancangan program pembelajaran, isi yang
terkandung dalam silabus adalah rencana bahan ajar untuk mata pelajaran tertentu,
pada jenjang pendidikan dan kelas tertentu sebagai hasil dari pengelompokkan,

2
Komaruddin, dkk, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm.
239
3
Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Umum Pengembangan Silabus, (Jakarta:
Dirjen PSMA, 2008), hlm. 16
4
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompentensi Guru,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 38
5
Syafruddin Nurdin dan Adriantoni, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2016), hlm. 82
6
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 244

2
penguraian dan penyajian materi yang selaras dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar.7
Silabus pada dasarnya merupakan program yang bersifat makro yang harus
dijabarkan lagi ke dalam program-program pembelajaran yang lebih rinci, yaitu
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus merupakan program yang
dilaksanakan untuk jangka waktu yang cukup panjang (satu semester), menjadi
acuan dalam mengembangkan RPP yang merupakan program untuk jangka waktu
yang lebih singkat.8
Silabus merupakan suatu yang pokok dalam kegiatan pembelajaran. Sebab,
silabus digunakan sebagai bahan acuan dalam membuat dan mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas. Dengan adanya silabus, seorang
pendidik dapat mengetahui bagaimana ia akan melaksanakan pembelajaran yang
baik, efektif, dan efisien sehingga apa yang menjadi standar kompetensi kelulusan
yang ditetapkan dapat tercapai dengan maksimal9
Jadi dapat disimpulkan silabus adalah produk pengembangan kurikulum yang
menguraikan secara rinci mengenai kompetensi inti dan kompetensi dasar menjadi
garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dan rancangan penilaian.
Silabus juga pada dasarnya ialah program yang dilaksanakan untuk jangka waktu
yang cukup panjang (satu semester) dan menjadi acuan dalam mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran.

C. Tujuan, Fungsi dan Manfaat Pengembangan Silabus


Pengembangan silabus ditujukan kepada guru dan kelompok guru mata
pelajaran di sekolah atau madrasah, musyawarah guru mata pelajaran, dan dinas
pendidikan. Sejalan dengan itu, maka tujuan pengembangan silabus adalah
membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam menjabarkan kompetensi
dasar menjadi perencanaan pembelajaran.10

7
Syafruddin Nurdin dan Adriantoni, loc.cit
8
Departemen Pendidikan Nasional, Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dalam KTSP, (Jakarta: Dirjen MPTK, 2008), hlm. 6
9
Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs dan
SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2004), hlm. 135
10
Syafruddin Nurdin dan Andriantoni, op.cit., hlm. 83

3
Jadi, tujuan dari pengembangan silabus ialah membantu guru dan tenaga
kependidikan lainnya dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi perencanaan
pembelajaran.
Adapun fungsi pengembangan silabus secara umum adalah:
1. Silabus berfungsi sebagai penyusunan materi ajar.
2. Dalam hal ini silabus juga merupakan sumber pokok dalam penyusunan
rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu kompetensi inti
maupun satu kompetensi dasar.
3. Hasil pengembangan silabus dalam bentuk perangkat pembelajaran berfungsi
sebagai alat untuk aktualisasi kurikulum secara operasional pada tingkat satuan
pendidikan, sehingga memudahkan guru dalam melakukan tugas
pembelajaran.11
Jadi, pengembangan silabus dapat berfungsi sebagai penyusunan materi ajar,
sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran baik rencana
pembelajaran untuk satu kompetensi inti maupun satu kompetensi dasar, alat
untuk aktualisasi kurikulum secara operasional pada tingkat satuan pendidikan
sehingga memudahkan guru dalam melakukan tugas pembelajaran
Sedangkan manfaat pengembangan silabus ialah:
1. Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran,
seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran,
dan pengembangan sistem penilaian.
2. Silabus bermanfaatkan sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan
kegiataan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara
individual.
3. Silabus juga bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian, yang dalam
pelaksanaan pembelajaran berbasis kompentensi penilaian selalu mengaju
padakompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran yang
terdapat di dalam silabus.12

11
ibid., hlm. 84
12
Abdul Majid, op.cit., hlm. 40

4
Dari pemaparan di atas, kegunaan dari adanya pengembangan silabus dapat
sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran. Silabus juga bermanfaat
sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran. Selain
itu juga, silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian. Maka
dengan adanya pengembangan silabus, rancangan pembelajaran guru akan lebih
terarah dalam penyajian materi ajar atau pengalaman-pengalaman belajar
sehingga dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik.

D. Landasan Pengembangan Silabus


Pengembangan silabus tidak lepas dari acuan pengembangan kurikulum 2013.
Pengembangan silabus didasarkan pada sekurang-kurangnya enam peraturan,
yaitu:
1. Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang standar kompetensi lulusan
pendidikan dasar dan menengah.
2. Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang standar isi pendidikan dasar dan
menengah.
3. Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan.
4. Permendikbud No. 70 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur
kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan.
5. Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang pembelajaran pada pendidikan
dasar dan menengah.
6. Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar.13
Maka dari itu, Pengembangan silabus tidak lepas dari acuan pengembangan
kurikulum 2013 yang didasarkan pada sekurang-kurangnya enam peraturan, yaitu:
1) permendikbud No. 54 Tahun 2013, 2) permendikbud No. 64 Tahun 2013, 3)
permendikbud No. 66 Tahun 2013, 4) permendikbud No. 70 Tahun 2013, 5)
permendikbud No. 103 Tahun 2014 dan, 6) permendikbud No. 104 Tahun 2014.

13
Kukuh Bayu Prabowo dan Puput Wanarti Rusimamto, Pengembangan Berbasis
Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Dasar Sistem Komputer di SMK Negeri 1 Driyorejo, Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro, Vol. 5 No. 3, 2016, hlm. 830

5
E. Prinsip-Prinsip Pengembangan Silabus
Dalam mengembangkan silabus memiliki beberapa prinsip yang harus
diperhatikan, diantaranya:
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar, logis dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Ruang lingkup, cangkupan kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalam silabus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, misalnya
tingkatan perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual
peserta didik.
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan baik secara fungsional
dalam mencapai kompentensi.
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten dalam membentuk pribadi peserta didik
antara kompentensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian.14
5. Memadai
Cangkupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompentensi dasar yang
telah ditetapkan
6. Aktual dan kentekstual
Cangkupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan
sistem penilaian harus memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni
mutakhir dalam kehidupan yang nyata serta kondisi atau peristiwa yang terjadi.
Hal ini merupakan konsekuensi logis dalam tataran ilmu, bahwa sifat
dinamisasi ilmu menuntut substansi-substansi yang up to date supaya tidak
dikatakan ketinggalan zaman.

14
Hamzah B. Uno, dkk, Pengembangan Kurikulum Rekayasa Pedagogik dalam
Pembelajaran, (Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm. 71

6
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasikan keragaman peserta
didik, pendidik serta dinamika perubahan yang terjadi baik di sekolah ataupun
di masyarakat. Keragaman dimaksud selain dalam arti keberbedaan tingkat
pencapaian peserta didik dari sisi intelegensi, juga dari keragaman dari sisi
etnis, suku, ras, agama maupun keragaman latar belakang sosial budaya.
Dengan demikian, tidak ada lagi istilah rasialis maupun etnisitas yang
mengangkat dan mengedepankan unsur SARA dalam proses pembelajaran.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompentensi baik secara
afektif, kognitif dan psikomotorik.15
Dari pemaparan di atas, pengembangan silabus perlu dipertimbangkan dengan
beberapa prinsip. Prinsip tersebut merupakan kaidah yang akan menjiwai
pelaksanaan kurikulum. Terdapat beberapa prinsip yang harus dijadikan dasar
dalam pengembangan silabus ini, yaitu: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten,
memadai, aktual/kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh.

F. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengembangan Silabus


Selain prinsip-prinsip sebagaimana dikemukakan di atas, dalam pengembangan
silabus yang perlu diperhatikan adalah kemasan unit waktu silabus. Artinya dalam
pengembangan silabus harus terdapat sinkronisasi waktu. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain:
1. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang
disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat
satuan pendidikan. Artinya, bahwa dalam penyusun silabus harus
memperhatikan kerangka waktu pada setiap jenjang dan jenis satuan
pendidikan.
2. Penyusun silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan persemester,16
pertahun dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.

15
ibid., hlm. 72

7
3. Implementasi pembelajaran per-semester menggunakan penggalan silabus
sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran
dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Bagi SMK atau
MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi.
Untuk melaksankan sinkronisasi alokasi waktu tersebut, diperlukan adanya
suatu pemetaan materi yang terkemas dalam program tahunan, program semester,
program satuan pelajaran dan rencana pembelajaran dengan memperhatikan
tingkat kesulitan materi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Sesuai dengan prinsip kemandirian (otonomi) sekolah sebagaimana ditentukan
dalam kurikulum 2006 (KTSP), bahwa pengembangan silabus dapat dilakukan
oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau
madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG) dan Dinas Pendidikan. Beberapa
pertimbangan yang dijadikan landasan dalam melegitimasi pengembangan silabus
oleh guru atau kelompok guru adalah:
1. Disusun secara mandiri oleh kelompok guru mata pelajaran sejenis pada setiap
sekolah apabila guru-guru di sekolah yang bersangkutan mampu mengenali
karakteristik peserta didik, kondisi sekolah atau madrasah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena suatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat
mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Di SD atau MI semua guru kelas I sampai kelas IV menyusun silabus secara
bersama.
4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri,
sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP atau
PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh
sekolah dalam ruang lingkup MGMP atau PKG setempat.

16
Trianto Ibnu Badar At-Taubany dan Hadi Suseno, Desain Pengembangan Kurikulum
2013 di Madrasah, (Depok: Kencana, 2017), hlm. 238

8
5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunana silabus dengan
membentuk suatu tim yang terdiri dari para guru berpengalamn di bidangnya
masing-masing.17
Pengembangan silabus menurut kurikulum 2013 berbeda dengan
pengembangan silabus sebelumnya, yaitu kurikulum 2004 (KBK) maupun
kurikulum 2006 (KTSP), sebagaimana telah dipaparkan di atas. Menurut
kurikulum 2013 (K-13), bahwa pengembangan silabus dilakukan secara nasional
bersamaan dengan pengembangan kurikulum itu sendiri. Hal ini cukup dipahami
karena pada dasarnya silabus merupakan salah satu produk dari pengembangan
kurikulum itu sendiri. Dengan demikian, silabus yang digunakan adalah silabus
dari pusat sehingga seluruh Indonesia menggunakan silabus yang sama. Untuk
selanjutnya berdasarkan silabus tersebut guru memiliki tugas untuk
mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakannya
dalam pembelajaran di kelas.18
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan silabus yang perlu
diperhatikan adalah kemasan unit waktu silabus (sinkronisasi waktu). Pelaksanaan
sinkronisasi alokasi waktu tersebut diperlukan adanya suatu pemetaan materi yang
terkemas dalam program tahunan, program semester, program satuan pelajaran
dan rencana pembelajaran dengan memperhatikan tingkat kesulitan materi, baik
dari segi kualitas maupun kuantitas. Pengembangan silabus juga menurut
kurikulum 2013 sangat berbeda dengan pengembangan silabus sebelumnya.
Sebagaimana telah dipaparkan bahwa pengembangan silabus kurikulum 2013
dilakukan secara nasional dan berasal dari pusat sehingga seluruh Indonesia
menggunakan silabus yang sama. Sementara pengembangan silabus KTSP 2006
dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah
atau madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG) dan Dinas Pendidikan.

17
ibid., hlm. 239
18
ibid., hlm. 240

9
G. Komponen-Komponen Pengembangan Silabus
Komponen-komponen silabus adalah bagian-bagian yang terdapat dalam
silabus yang menjadi gambaran umum bentuk materi yang harus diajarkan kepada
peserta didik. Mengenai komponen silabus dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Identitas mata pelajaran
Khusus SMP atau MTS atau SMPLB atau Paket B dan SMA atau MA atau
SMALB atau SMK atau MAK atau Paket C atau Paket C Kejuruan dan tidak
dicantukan untuk TK dan SD terutama kelas rendah.
2. Identitas sekolah
Meliputi nama satuan pendidikan atau nama sekolah dan kelas.
3. Kompetensi inti
Kompetensi inti merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.19 Dalam
Permendikbud Nomor 70, kompetensi inti dibagi menjadi empat rumusan, yaitu:
a. kompetensi Inti-1 untuk kompetensi inti sikap spiritual.
b. kompetensi Inti-2 untuk kompetensi inti sikap sosial.
c. kompetensi Inti-3 untuk kompetensi inti pengetahuan.
d. kompetensi Inti-4 untuk kompetensi inti keterampilan.20
4. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran.
Kompetensi dasar dalam silabus kurikulum 2013 dikelompokkan menjadi empat
sesuai rumusan kompetensi inti yang didukungnya. Keempat kelompok itu
menjadi acuan dari kompetensi dasar yang harus dikembangkan di dalam setiap
peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan
sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect

19
ibid., hlm. 237
20
Kukuh Bayu Prabowo dan Puput Wanarti Rusimamto, op.cit., hlm. 831

10
teaching) ketika peserta didik belajar tentang pengetahuan dan penerapan
pengetahuan.21
5. Tema
Khusus SD atau MI atau SDLB atau Paket A.
6. Materi pokok atau pembelajaran
Materi pokok atau pembelajaran ialah memuat fakta, konsep, prinsip dan
prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi. Materi pembelajaran pada hakikatnya
merupakan bagian tak terpisahkan dari silabus yakni: perencanaan, prediksi dan
proyeksi tentang apa yang akan pada saat kegiatan pembelajaran.22 Secara garis
besar dapat dikemukakan bahwa materi pembelajaran adalah pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi
kompetensi yang telah ditetapkan.
Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik
dalam mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar. Prinsip-prinsip yang
dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian
(relevansi), konsistensi dan kecukupan materi pembelajaran untuk pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.23
7. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran adalah proses interaksi antar
peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.24 Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi
antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar
lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.25

21
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm. 2013
22
Amri Sofyan, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2013), hlm. 73
23
ibid., hlm. 74
24
Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 134
25
Amri Sofyan, op.cit., hlm. 72

11
Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
adalah:
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran
secara professional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hirerarki konsep
materi pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi.26
Kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Seperti yang tercantum dalam
Permendikbud No. 103, pembelajaran saintifik terdiri dari:
a. Mengamati (observing), yaitu mengamati dengan indra (membaca, mendengar,
menyimak, melihat, menonton dan sebagainya) dengan atau tanpa alat.
b. Menanya (questioning) yaitu membuat dan mengajukanpertanyaan, tanya
jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan
yang ingin diketahui atau sebagai klarifikasi.
c. Mengumpulkan informasi atau mencoba (experimenting) yaitu mengeksplorasi,
mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan
eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari
narasumber melalui angket, wawancara dan memodifikasi serta menambahi
lalu mengembangkan.
d. Menalar atau mengasosiasi (associating) yaitu mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori,mengasosiasi

26
Kukuh Bayu Prabowo dan Puput Wanarti Rusimamto, loc.cit

12
atau menghubungkan fenomena atau informasi yang terkait dalam rangka
menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.
e. Mengomunikasikan (communicating) yaitu menyajikan laporan dalam bentuk
bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis dan menyajikan laporan
meliputi proses, hasil dan kesimpulan secara lisan.27
8. Penilaian
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Teknik dan instrumen
penilaian dalam kurikulum 2013 dibagi ke dalam kelompok kompetensi intinya
yaitu:
a. Penilaian kompetensi sikap yang diperoleh melalui observasi, penilaian diri
(self assessment), penilaian teman sebaya (peer assessment), penilaian jurnal
(anecdotal record).
b. Penilaian kompetensi pengetahuan, diperoleh melalui tes tertulis, observasi
(dalam diskusi, tanya jawab dan percakapan), penugasan.
c. Penilaian kompetensi keterampilan, diperoleh melalui unjuk kerja atau kinerja
atau praktik, projek, produk, portofolio, tertulis.28
9. Alokasi waktu
Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum
untuk satu semester atau satu tahun. Alokasi waktu merupakan jumlah waktu yang
diberikan untuk setiap kompetensi yang akan dicapai. Penentuan alokasi waktu
mengacu pada jumlah minggu efektif dan jumlah jam mata pelajaran dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.29 Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rata-rata untuk menguasai
kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

27
Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Gava
Media, 2014), hlm. 60-70
28
Kukuh Bayu Prabowo dan Puput Wanarti Rusimamto, op.cit., hlm. 832
29
Fadillah, op.cit., hlm. 123

13
10. Sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa buku teks, laporan hasil
penelitian, jurnal, pakar bidang studi, profesional, standar isi, penerbitan berkala
(media cetak), internet, media audio visual, lingkungan (alam, sosial, seni budaya,
teknik, industri, ekonomi).30
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen yang
termuat di dalam silabus tersebut adalah sebagai berikut: 1) identitas mata
pelajaran, 2) identitas sekolah, 3) kompetensi inti, 4) kompetensi dasar, 5) tema,
6) materi pokok atau pembelajaran, 7) kegiatan pembelajaran, 8) penilaian, 9)
alokasi waktu dan 10) sumber belajar.

H. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus


Sebagaimana telah dinyatakan sebelumnya bahwa pengembangan silabus
dilakukan secara nasional (oleh pusat). Mekanisme pengembangan silabus sendiri
dilakukan dengan mengikuti alur dan langkah-langkah pengembangan sebagai
berikut: :
1. Mengkaji standar kompentensi dan kompetensi dasar
Mengkaji kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana
tercantum pada standar isidengan memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Urutan bardasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan atau tingkat kesulitan
materi.
b. Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran.
c. Keterkaitaan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
2. Mengidentifikasi materi pokok atau pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok atau pembelajaran yang menunjang pencapaian
kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
a. Potensi peserta didik.
b. Relevansi dengan karakteristik daerah.

30
Amri Sofyan, op.cit., hlm. 89

14
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, social dan spiritual peserta
didik.
d. Kebermanfaatan bagi peserta didik.
e. Struktur keilmuwan.
f. Aktualisasi, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran.
g. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan.
h. Alokasi waktu.31
3. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta
didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud
melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada
peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai
peserta didik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
adalah:
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep
menteri pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi.

31
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran: Inovatif, Progresif dan
Kontekstual, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 250

15
4. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata
kerja operasional yang terukur dan atau dapat diobservasi. Indikator digunakan
sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.32
5. Penentuan jenis penilaian
Penilaian pencapaian kompentensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam
bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya
berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio dan penilaian diri. Penilaian
merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian yaitu:
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dan bukan
untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis
untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum serta
untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk mentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik
yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

32
ibid., hlm. 251

16
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan
pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada
proses (keterampilan proses) contohnya teknik wawancara maupun produk atau
hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
6. Menentukan alokasi waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompentensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompentensi dasar. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk meguasai kompentensi dasar.
7. Menentukan sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan eletronik,
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber
belajar didasarkan pada standar kompentensi dan kompentensi dasar serta materi
pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.33
Jadi dapat disimpulkan bahwa mekanisme pengembangan silabus sendiri
dilakukan dengan mengikuti alur dan langkah-langkah pengembangan sebagai
berikut: 1) mengkaji kompetensi inti dan kompetensi dasar, 2) mengidentifikasi
materi pokok atau pembelajaran, 3) mengembangkan kegiatan pembelajaran, 4)
merumuskan indikator pencapaian kompetensi, 5) menentuan jenis penilaian, 6)
menentukan alokasi waktu dan, 7) menentukan sumber belajar.

I. Contoh Model Format Silabus


Dalam menyusun silabus dapat menggunakan salah satu format yang sesuai
dengan kebutuhan. Pada dasarnya ada dua jenis format silabus, yaitu jenis kolom
(format 1) dan jenis uraian (format 2). Dalam menyusun format urutan
kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran

33
ibid., hlm. 252

17
dan seterusnya ditetapkan secara nasional berdasarkan standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses dan standar penilaian.34
1. Contoh format 1
SILABUS
Satuan Pendidikan : .........................................................................
Mata Pelajaran : .........................................................................
Kelas/Semester : ........................................................................
35
Kompetensi Inti : ........................................................................

Kompetensi Materi Kegiatan Penilaian Alokasi Sumber


Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu Belajar

34
ibid., hlm. 255
35
Syafruddin Nurdin dan Andriantoni, op.cit., hlm. 91

18
2. Contoh format 2
SILABUS
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :

I. Kompetensi Inti:
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
II. Kompetensi Dasar:
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
III. Materi Pembelajaran:
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
IV. Kegiatan Pembelajaran:
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
V. Penilaian:
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
VI. Alokasi Waktu:
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
VII. Sumber Belajar:36
.....................................................................................................................

36
ibid., hlm. 92

19
J. Contoh Model Silabus Sebenarnya
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas : X (sepuluh)
Kompetensi Inti :
(K1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
(K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerja sama, cinta
damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
(K3) : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
(K4) : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.37

37
Awan Sundiawan, Silabus Kurikulum 2013 untuk SMA, Diakses dari https://awan965.wordpress.com/2013/06/30/silabus-kurikulum-2013-untuk-sma/ pada 26 April 2020 pukul 23.25 WIB
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
1.1 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Malaikat-malaikat Allah SWT.
1.2 Berpegang teguh kepada Al-Qur’an, Hadits dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam

1.3 Meyakini kebenaran hukum Islam

1.4 Berpakaian sesuai dengan syari’at Islam dalam kehidupan sehari-hari

2.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari sebagai implemantasi dari pemahaman Q.S. Al-Maidah (5): 8, Q.S. At-Taubah (9): 119 dan hadits
terkait.

2.2 Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra (17): 23 dan hadits terkait
2.3 Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan 10 serta hadits terkait38

2.4 Menunjukkan perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra’ (17): 32, dan Q.S. An-
Nur (24): 2, serta hadits terkait

2.5 Menunjukkan sikap semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. At-Taubah (9): 122 dan hadits
terkait
2.6 Menunjukkan sikap keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakkal dan perilaku adil sebagai implementasi dari pemahaman Asmaul Husna (al-
Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir)

38
ibid

21
2.7 Menunjukkan sikap tangguh dan semangat menegakkan kebenaran sebagai implementasi dari pemahaman strategi dakwah Rasulullah SAW di Mekah

2.8 Menunjukkan sikap semangat ukhuwah sebagai implementasi dari pemahaman strategi dakwah Rasulullah SAW di Madinah39

3.1 Menganalisis Q.S. Al- 1. Q.S. Al-Anfal  Mengamati  Tugas 4x3  Buku PAI
(8): 72; Q.S. - Menyimak bacaan, membaca, - Menghafal Q.S. Al-Anfal (8): Jam pelajaran. Kls X
Anfal (8) : 72); Q.S.
Al-Hujurat mengidentifikasi hukum bacaan 72; Q.S. Al-Hujurat (49):12; dan Kemdikbud
Al-Hujurat (49) : 12;
dan QS Al-Hujurat (49) (49): 12 dan (tajwid), dan mencermati Q.S. Al-Hujurat (49):10 serta  Al-Quran
10 serta hadits kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 72; hadits terkait dengan cara dan Al-
: 10; serta hadits
terkait Q.S. Al-Hujurat (49):12; dan Q.S. mengisi lis (lembar tugas Hadits
tentang kontrol diri
(mujahadah an-nafs), perilaku Al-Hujurat (49):10 serta hadits hafalan).  Buku tajwid
prasangka baik kontrol diri terkait.  Observasi  Kitab tafsir
(mujahadah - Mencermati manfaat dan hikmah - Mengamati pelaksanaan diskusi Al-Qur’an
(husnuzzhan), dan
an-nafs), kontrol diri (mujahadah an-nafs), dengan menggunakan lembar  Buku lain
persaudaraan
prasangka baik prasangka baik (husnuzzhan) dan observasi yang memuat: yang
(ukhuwah).
(husnuzzhan), persaudaraan (ukhuwah) melalui menunjang
 isi diskusi (hukum bacaan,
dan tayangan video atau media  Multimedia
kandungan ayat), manfaat dan
3.2 Memahami manfaat persaudaraan lainnya. interaktif dan
hikmah perilaku kontrol diri
dan hikmah kontrol diri (ukhuwah). dst  Menanya (mujahadah an-nafs), Internet. dst
(mujahadah an-nafs), - Menanyakan cara membaca Q.S. prasangka baik (husnuzhan),
prasangka baik Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat dan persaudaraan (ukhuwah)
(husnuzzhan) dan (49): 12 dan 10,  sikap yang ditunjukkan peserta
persaudaraan - Mengajukan pertanyaan terkait didik terkait dengan perilaku
(ukhuwah), dan hukum tajwid, asbabun nuzul, dan kontrol diri (mujahadah an-
menerapkannya dalam isi kandungan Q.S. Al-Anfal (8) : nafs), prasangka baik
72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12;

39
ibid

22
kehidupan. dan Q.S. Al-Hujurat (49) : 10, (husnuzhan), dan persaudaraan
serta hadits terkait. (ukhuwah)40
 Mengumpulkan data/eksplorasi
4.1.1 Membaca Q.S. Al-  Portofolio
- Mendiskusikan cara membaca
Anfal (8) : 72); Q.S. - Melaporkan hasil obervasi
Q.S. Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-
Al-Hujurat (49) : 12; berupa paparan tentang
Hujurat (49): 12 dan 10 sesuai
dan Q.S. Al-Hujurat kandungan Q.S. Al-Anfal (8):
dengan hukum bacaan tajwid;
(49) : 10 sesuai dengan 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan
- Menterjemahkan Q.S. Al-Anfal
kaidah tajwid dan 10 serta hadits terkait;
(8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12
makhrajul huruf. - Membuat paparan analisis dan
dan 10 serta hadits terkait; identifikasi hukum bacaan yang
- Menganalisis asbabun
4.1.2 Mendemonstrasikan ada pada Q.S. Al-Anfal (8): 72;
nuzul/wurud dan kandungan Q.S.
hafalan Q.S. Al-Anfal Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan 10;
Al-Anfal (8): 72); Q.S. Al-Hujurat
(8) : 72); Q.S. Al- - Membuat laporan perkembangan
(49):12; dan Q.S. Al-Hujurat
Hujurat (49) : 12; QS hafalan Q.S. Al-Anfal (8): 72;
(49):10 serta hadits terkait.
Al-Hujurat (49) : 10, Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan 10
serta hadis terkait.
dengan lancar. dst  Mengasosiasi
- Membuat kesimpulan dari
 Tes tulis
kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 72); - Menyalin Q.S. Al-Anfal (8):
Q.S. Al-Hujurat (49):12; dan Q.S. 72); Q.S. Al-Hujurat (49):12;
Al-Hujurat (49):10 serta hadits dan Q.S. Al-Hujurat (49):10
terkait. serta mengidentifikasi hukum
 Mengkomunikasikan: bacaan tajwidnya;
- Mendemonstrasikan bacaan - Menjawab soal-soal tentang isi
(hafalan), menyampaikan hasil kandungan Q.S. Al-Anfal (8):
diskusi tentang Q.S. Al-Anfal 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan
(8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 10 serta hadis terkait.

40
ibid

23
dan 10 serta hadits terkait secara  Tes lisan
individu maupun kelompok. dst Membaca dan menghafal Q.S.
Al-Anfal (8): 72); Q.S. Al-
Hujurat (49):12; dan Q.S. Al-
Hujurat (49):10 serta hadits
terkait.41 Dst

41
ibid

24
K. Simpulan
Silabus adalah produk pengembangan kurikulum yang menguraikan secara
rinci mengenai kompetensi inti dan kompetensi dasar menjadi garis-garis besar
materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dan rancangan penilaian. Tentunya
banyak sekali tujuan, fungsi dan manfaat kegunaan dari adanya pengembangan
silabus ialah dapat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran. Silabus
juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan
pembelajaran. Selain itu juga, silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan
sistem penilaian. Maka dengan adanya pengembangan silabus, rancangan
pembelajaran guru akan lebih terarah dalam penyajian materi ajar atau
pengalaman-pengalaman belajar sehingga dapat menumbuhkan minat dan
motivasi belajar peserta didik.
Pengembangan silabus tidak lepas dari acuan pengembangan kurikulum 2013
yang didasarkan pada sekurang-kurangnya ada enam peraturan. Pengembangan
silabus juga perlu dipertimbangkan dengan beberapa prinsip. Terdapat beberapa
prinsip yang harus dijadikan dasar dalam pengembangan silabus ini, yaitu: ilmiah,
relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual atau kontekstual, fleksibel, dan
menyeluruh. Pengembangan silabus yang perlu diperhatikan adalah kemasan unit
waktu silabus (sinkronisasi waktu).
Perbedaan mendasar pada silabus kurikulum 2013 dengan kurikulum
sebelumnya (KTSP) adalah pada komponennya. Komponen silabus Kurikulum
2013 terdiri dari kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Mekanisme
pengembangan silabus sendiri dilakukan dengan mengikuti alur dan langkah-
langkah pengembangan sebagai berikut: 1) mengkaji standar kompentensi dan
kompetensi dasar, 2) mengidentifikasi materi pokok atau pembelajaran, 3)
mengembangkan kegiatan pembelajaran, 4) merumuskan indikator pencapaian
kompetensi, 5) menentuan jenis penilaian, 6) menentukan alokasi waktu dan, 7)
menentukan sumber belajar.
Daftar Pustaka
At-Taubany, Trianto Ibnu Badar dan Hadi Suseno. 2017. Desain Pengembangan
Kurikulum 2013 di Madrasah. Depok: Kencana.

At-Taubany, Trianto Ibnu Badar. 2017. Mendesain Model Pembelajaran: Inovatif,


Progresif dan Kontekstual. Jakarta: Kencana.

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Gava Media.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan Umum Pengembangan Silabus.


Jakarta: Dirjen PSMA.

------------------------------------------. 2008. Pengembangan Silabus dan Rencana


Pelaksanaan Pembelajaran dalam KTSP. Jakarta: Dirjen MPTK.

Fadlillah. 2004. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,


SMP/MTs dan SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

------------. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Komaruddin., dkk. 2000. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi
Aksara.

Kunandar. 2011. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar


Kompentensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Nurdin, Syafruddin dan Adriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:


Raja Grafindo Persada.

Prabowo, Kukuh Bayu dan Puput Wanarti Rusimamto. 2016. Pengembangan


Berbasis Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Dasar Sistem Komputer di
SMK Negeri 1 Driyorejo. UNESA: Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 5(3),
829-835.

Sofyan, Amri. 2013. Pengembangan dan ModelPembelajaran dalam Kurikulum


2013. Jakarta: Prestasi Pustaka.

26
Uno, Hamzah B., dkk. 2018. Pengembangan Kurikulum Rekayasa Pedagogik
dalam Pembelajaran. Depok: Rajawali Pers.

Riyanto, Agus. 2019. Pengertian Silabus, Fungsi, Komponen dan Prinsip


Pengembangannya. Diakses dari http://www.amongguru.com/pengertian-
silabus-fungsi-dan-prinsippengembangannya/ pada tanggal 25 April 2020
pukul 23.56 WIB.

Sundiawan, Awan. 2013. Silabus Kurikulum 2013 untuk SMA. Diakses dari
https://awan965.wordpress.com/2013/06/30/silabus-kurikulum-2013-untuk
sma/ pada tanggal 26 April 2020 pukul 23.25 WIB.

27

Anda mungkin juga menyukai