Anda di halaman 1dari 47

Pengembangan

3 Silabus 5
7

Guru merupakan komponen penting yang menunjang keberhasilan


program kegiatan sekolah. Semua komponen yang ada di sekolah tidak
dapat dimanfaatkan secara optimal bagi pengembangan proses
pembelajaran tanpa didukung oleh guru yang bekerja secara profesional.
Dalam pembelajaran memerlukan guru yang kreatif baik dalam
menyiapkan kegiatan belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi
dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar tercapai
pembelajaran seperti yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005.
Dalam pasal 19 PP No. 19 tahun 2005 dinyatakan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk


n

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,


kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Oleh karena itu guru perlu melakukan persiapan mengajar dengan


baik. Silabi adalah salah satu kelengkapan administrasi guru yang
seharusnya disusun oleh guru yang bersangkutan sebelum melaksanakan
pembelajaran. Silabus disusun sebagai acuan bagi guru dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), melaksanakan pembelajaran,
dan melakukan penilaian dalam pembelajaran.

Desentralisasi pendidikan dalam bidang kurikulum menggunakan


prinsip "Kesatuan dalam kebijakan dan keragaman dalam pelaksanaan."

Pengembangan Silabus
Kesatuan dalam kebijakan terwujud dalam ketentuan umum, standar
kompetensi bahan kajian, beserta pedoman pelaksanaannya yang
5
disusun secara nasional. Keragaman dalam pelaksanaan terwujud dalam 7
silabus yang disusun oleh daerah (Majid, 2011: 37).
Kurikulum 2004 dalam kerangka dasarnya menyatakan bahwa
pemerintah pusat bertanggung jawab dalam penyempurnaan dan
pengembangan:
Standar kompetensi siswa dan warga belajar.
Standar materi pokok.
Pembelajaran dan penilaian hasil belajar secara nasional.
Pengendalian mutu.
Pemerintah daerah bertanggung jawab dalam penjabaran dan
pelaksanaan kurikulum yang mencakup:
Pengembangan kurikulum dalam bentuk silabus.
Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum muatan lokal.
Penyusunan petunjuk teknis operasional pelaksanaan kurikulum.
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian.
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

Penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri


dan kebutuhan daerah setempat.
Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis
memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai
penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati, 2004:123).
Dalam kurikulum 2004 yang dimaksud dengan silabus adalah
Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran,
pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Komponen silabus
menjawab:
1) kompetensi apa yang akan dikembangkan pada siswa?
2) bagaimana cara mengembangkannya?
3) bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi sudah dicapai dan
dikuasi oleh siswa?

Pengembangan Silabus
Prinsip Pengembangan Silabus Dalam KTSP, pengembangan silabus
diserahkan sepenuhnya kepada setiap satuan pendidikan, khususnya bagi
5
yang sudah mampu melakukannya. Oleh karena itu, setiap satuan 7
pendidikan diberi kebebasan dan keleluasaan dalam mengembangkan
silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.
Tujuan pengembangan silabus adalah membantu guru dan tenaga
kependidikan lainnya dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi
perencanaan belajar mengajar.
Sasaran pengembangan silabus adalah guru, kelompok guru mata
pelajaran di sekolah atau madrasah kelompok guru, musyawarah guru
mata pelajaran dan dinas pendidikan (Nurhadi, 2004:141).
Sekolah bertanggung jawab dalam pelaksanaan kurikulum yang
mencakup:
Pengembangan kurikulum dalam bentuk silabus.
Perencanaan pembelajaran dan penilaian.
Pelaksanaan dan pengelolaan pembelajaran, serta pelaksanaan dan
pengelompokan penilaian hasil belajar.
be
an
aa

Pe
nc

Silabus dikembangkan oleh guru melalui forum Musyawarah Guru


ra
la
ja
m
n

Mata Pelajaran (MGMP) atau Kelompok Kerja Guru (KKG).


Pengembangan silabus dilakukan dengan memperhatikan langkah-
langkah pengembangan yang akan diuraikan berikut ini.

A. Silabus
1. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau
kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat
belajar.
Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai "Garis besar, ringkasan,
ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran" (Salim, 1987:98).
Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan
kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan
Pengembangan Silabus
kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian
materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standar kompetensi
5
dan kemampuan dasar. 7
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian (BSNP, 2006: 14).
Silabus adalah ancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan
ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil
dari seleksi, pengelompokan, pengurutan.
Dalam proses pembelajaran silabus merupakan penunjuk arah dari
proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran atau mata kuliah.
Adapun model silabus terdiri dari materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, insikator dan seterusnya dapat ditetapkan oeh masing-
masing satuan pendidikan, sejauh tidak mengurangi komponen-komponen
dalam silabus.

2. Isi Silabus
Hubungan kurikulum dengan pengajaran dalam bentuk lain ialah
dokumen kurikulum yang biasanya disebut silabus yang sifatnya lebih
terbatas daripada pedoman kurikulum. Sebagaimana dikemukakan oleh
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

Sumantri (1988: 97) bahwa dalam silabus hanya tercakup bidang studi
atau mata pelajaran yang harus diajarkan selama waktu setahun atau satu
semester. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus mencakup
unsur-unsur:
Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan.
Sasaran-sasaran mata pelajaran.
Keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran
tersebut dengan baik.
Urutan topik-topik yang diajarkan.
Aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan
pangajaran.
Berbagai teknik evaluasi yang digunakan.

Pengembangan Silabus
Ada beberapa langkah yang dapat diambil dalam pemilihan media
pembelajaran. Gagne dan pendapat Briggs dikutip oleh Mohammad Ali
5
(1984: 73) menyarankan langkah-langkah dalam memilih media instruksi 7
adalah: 1) merumuskan tujuan belajar, 2) mengelompokkan tujuan
berdasarkan domain atau jenis pembelajaran, 3) memilih acara
pengajaran yang akan berlangsung, 4) Tentukan jenis stimulus untuk
setiap acara, 5) untuk mendaftar media yang dapat digunakan pada setiap
peristiwa dalam pengajaran, 6) Memperhitungkan (berdasarkan nilai
utilitas) media yang digunakan. 7) Tentukan media yang dipilih akan
digunakan, 8) menulis penalaran (rasional) untuk memilih media, 9)
Tuliskan prosedur untuk digunakan pada setiap event, dan 10) Menulis
skrip dalam pembicaraan penggunaan.media.

3. Manfaat Silabus
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan
pembelajaran, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan
kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian. Silabus
merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik
rencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun satu
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

kompetensi dasar. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk


merencanakan pengelolaan kegiatan belajar secara klasikal, kelompok
kecil, atau pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus sangat
bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian, yang dalam
pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi sistem penilaian selalu
mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan pembelajaran
yang terdapat di dalam silabus (Majid, 2011: 40).

4. Landasan Pengembangan Silabus


a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17 Ayat (2):
Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite
madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA dan

Pengembangan Silabus
SMK, dan departemen yang menangani urusan pemerintahan di
bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.
5
7
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20:
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya
tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber
belajar, dan penilaian hasil belajar.

5. Pengembang/Penyusun Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara
mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah,
kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Dinas
Pendidikan. Dalam hal ini menyatakan:
a. Sekolah dan Komite Sekolah
Pengembang silabus adalah sekolah bersama komite sekolah.
Untuk menghasilkan silabus yang bermutu, sekolah bersama komite
sekolah dapat meminta bimbingan teknis dari perguruan tinggi, LPMP,
dan lembaga terkait seperti Balitbang Depdiknas.
b. Kelompok Sekolah
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m

Apabila guru kelas atau guru mata pelajaran karena sesuatu hal
n

belum dapat melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri,


maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok
guru kelas atau guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus
yang akan dipergunakan oleh sekolah tersebut.
c. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Beberapa sekolah dan sekolah-sekolah dalam sebuah yayasan
dapat bergabung untuk menyusun silabus. Hal ini dimungkinkan sebab
sekolah dan komite sekolah karena sesuatu hal belum dapat
melaksanakan penyusunan silabus. Kelompok sekolah ini juga dapat
meminta bimbingan teknis dari perguruan tinggi, LPMP, dan lembaga
terkait seperti Balitbang Depdiknas dalam menyusun silabus.
d. Dinas Pendidikan
Dinas pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan
silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru yang
berpengalaman di bidangnya masing-masing (Mulyati, 2008: 4).
Pengembangan Silabus
6. Prinsip Pengembangan Silabus 5
a. Ilmiah
Mengingat silabus berisikan garis-garis besar materi pembelajaran 7
yang akan dipelajari siswa, maka materi pembelajaran yang disajikan
dalam silabus harus memenuhi kebenaran ilmiah. Untuk mencapai
kebenaran ilmiah tersebut, dalam penyusunan silabus dilibatkan para
pakar di bidang keilmuan masing-masing mata pelajaran.
Sehingga keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan
dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan.
b. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian
materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
d. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m

belajar, dan sistem penilaian.


n

e. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
f. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutahir dalam kehidupan nyata dan peristiwa
g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasikan
keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang
terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(kognitif, afektif, psikomotor) (BNSP, 2006: 14).

7. Unit Waktu Silabus


Pengembangan Silabus
a. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu
yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan
5
pendidikan di tingkat satuan pendidikan. 7
b. Penyusun silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan
persemester, pertahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang
sekelompok.
c. Implementasi pembelajaran persemester menggunakan penggalan
silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada
struktur kurikulum (BSNP, 2006: 15).

8. Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara
mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa
sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau
pada Kelompok Kerja Guru (KKG), dan Dinas Pendidikan.
a. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan
mampu mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah, dan
lingkungannya.
b. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m

melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak


n

sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru


mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan
oleh sekolah tersebut.
c. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI,
menyusun silabus secara bersama.
d. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara
mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui
forum MGMP/KKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus
yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup
MGMP/KKG setempat.
e. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus
dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru
berpengalaman dalam bidangnya masing-masing (BSNP, 2006: 15).

9. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Pengembangan Silabus
Secara terinci langkah-Iangkah pengembangan silabus adalah
sebagai berikut:
5
a. Penulisan Identitas Mata Pelajaran 7
Pada bagian identitas mata pelajaran perlu dituliskan dengan jelas
nama mata pelajaran, jenjang sekolah/madrasah, kelas, dan semester.
Dengan informasi tersebut guru akan mendapatkan kejelasan ten tang
tingkat pengetahuan prasyarat, pengetahuan awal dan karakteristik
siswa yang akan diberi pelajaran (Majid, 2011: 42).

b. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Dalam (Majid, 2011: 42).Standar kompetensi mata pelajaran dapat
didefinisikan sebagai "pernyataan ten tang pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang harus dikuasai serta tingkat penguasaan yang di
harapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran" (Center (or
Civics Education, 1997). Standar kompetensi merupakan kerangka
yang menjelaskan dasar pengembangan program pembelajaran yang
terstruktur. Standar kompetensi mata pelajaran juga merupakan fokus
dari penilaian, sehingga proses pengembangan kurikulum adalah fokus
be
an
aa

Pe
nc

dari penilaian, meskipun kurikulum lebih banyak berisi tentang


ra
la
ja
m
n

dokumen pengetahuan, keterampilan dan sikap dari pada bukti-bukti


untuk menunjukkan bahwa siswa yang akan belajar telah memiliki
pengetahuan dan keterampilan awal.
Dengan demikian standar kompetensi mata pelajaran diartikan
sebagai kemampuan siswa dalam:
1) Melakukan suatu tugas atau pekerjaan berkaitan dengan mata
pelajaran tertentu.
2) Mengorganisasikan tindakan agar pekerjaan dalam mata pelajaran
tertentu dapat dilaksanakan.
3) Melakukan reaksi yang tepat bila terjadi penyimpangan dari
rancangan semula.
4) Melaksanakan tugas dan pekerjaan berkaitan dengan mata
pelajaran dalam situasi dan kondisi yang berbeda.

Pengembangan Silabus
Penentuan standar kompetensi hendaknya dilakukan dengan
cermat dan hati-hati, karena jika setiap sekolah/madrasah atau setiap
5
kelompok sekolahlmadrasah mengembangkan standar kompetensi 7
sendiri tanpa memperhatikan standar nasional, maka pemerintah pusat
akan kehilangan sistem untuk mengontrol mutu sekolah/madrasah.
Akibatnya kualitas sekolah/madrasah akan bervariasi, dan tidak dapat
dibandingkan antara kualitas sekolah/ madrasah yang satu dengan
kualitas sekolah/madrasah yang lain.
Dalam mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran, sebagaimana tercantum pada SI, kita perlu memperhatikan:
1) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada
di SI.
2) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar
dalam mata pelajaran.
3) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar
mata pelajaran (Supinah, 2008: 11).
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m

c. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran


n

Abdul Majid, (2011: 44) dalam bukunya menyatakan, Komponen


lain yang harus diperhatikan dalam menyusun silabus adalah
penentuan materi pokok. Materi pokok harus disusun sedemikian rupa
agar dapat menunjang tercapainya kompetensi. Materi pokok adalah
pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai
sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai dengan
menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator
pencapaian belajar.
Karena standar materi pokok telah ditetapkan secara nasional,
maka materi pokok tinggal disalin dari buku Standar Kompetensi Mata
Pelajaran. Sementara tugas para pengembang silabus adalah
memberikan jabaran/materi pokok tersebut ke dalam uraian materi
pokok atau biasa disebut materi pembelajaran untuk memudahkan

Pengembangan Silabus
guru, sekaligus memberikan arah serta cakupan materi
pembelajarannya.
5
Selanjutnya, materi pembelajaran atau pokok-pokok materi 7
tersebut perlu dirinci atau diuraikan kemudian diurutkan. Satu hal yang
perlu diperhatikan dalam merinci atau menguraikan materi
pembelajaran adalah menentukan jenis materi pembelajaran. Isi mata
ajar memberikan informasi yang diperlukan dalam pokok bahasan.
Pada gilirannya, informasi menumbuhkan pengetahuan yang
merupakan tata hubungan antara rincian fakta.
Memilih dan mengatur tujuan belajar memerlukan pemahaman
tentang cara menyusun isi informasi dan cara mendapatkan urutan
yang logis. Robert Gagne, seorang psikolog memberikan suatu metode
yang berguna untuk menyusun dan mengurutkan isi informasi ditinjau
dari segi hasil belajar. Lebih lanjutnya mengungkapkan bahwa tingkat
belajar paling rendah disebut informasi verbal. Tingkat ini hanya
menuntut hafalan, mengingat kembali, atau kemampuan menentukan
berbagai fakta khusus, misalnya:
Nama, lambang, label, tempat, tahun,
Definisi,
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja

Pemerian/pengelompokan tentang objek atau kejadian,


m
n

Fakta lain yang penting untuk pokok bahasan.


Pokok bahasan apa pun pasti mencakup sejumlah rincian yang
bertalian dengan satu atau beberapa kategori di atas. Berbagai rincian
ini merupakan bagian atau alat penyusunan materi ajar apa saja, 'kosa
kata' yang harus dipelajari. Gagne mengemukakan dua pola dalam
menyusun dan mengatur berbagai fakta, yaitu: 1) konsep,
menghubungkan fakta, objek atau kejadian yang memiliki ciri yang
sama dan mempunyai satu nama; 2) asas, kaidah, atau hukum. Dari
dua pola tersebut terdapat dua kategori umum yang dipakai dalam
membahas materi ajar, yaitu:
Metode deduktif - mulai dengan pola atau rampatan (konsep atau
asas) dan berkembang ke fakta, kemudian ke pengamatan,
penerapan dan pemecahan masalah.

Pengembangan Silabus
Metode induktif - mulai dengan fakta, rincian, dan pengamatan
5
berkembang ke perumusan konsep dan asas, dan akhirnya ke
penerapan dan pemecahan masalah.
7
Sedangkan Reigeluth, (1987:98) mengklasifikasi materi pelajaran
menjadi 4 jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
Fakta adalah asosiasi antara objek, peristiwa atau simbol yang
ada atau mungkin ada dalam lingkungan nyata atau imajinasi. Materi
jenis fakta adalah materi berupa namanama objek, nama tempat, nama
orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu
benda, dan lain sebagainya.
Konsep adalah sekelompok objek atau peristiwa atau simbol yang
memiliki karakteristik umum yang sarna dan diidentifikasi dengan nama
yang sarna, misalnya konsep tentang manusia, hari akhir, surga dan
neraka. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakikat inti isi.
Prinsip adalah hubungan sebab akibat antara konsep, misalnya
hubungan diperihtahkannya shalat dengan pencegahan perbuatan keji
dan munkar. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat, adagium,
paradigma.
Prosedur adalah urutan langkah untuk mencapai suatu tujuan,
be
an
aa

Pe
nc

ra

memecahkan masalah tertentu, atau membuat sesuatu. Materi jenis


la
ja
m
n

prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut,


misalnya wudhu, salat, naik haji, langkahlangkah menelpon, cara-cara
pembuatan bel listrik dsb.
Materi yang akan diajarkan perlu di identifikasi apakah termasuk
fakta, konsep, prinsip, prosedur atau gabungan lebih dari satu jenis
materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis yang harus di pelajari siswa,
maka guru akan mendapat kemudahan dalam mengajarkannya. Hal ini
disebabkan, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi
pembelajaran at au metode, media, dan sistem penilaiannya yang
berbeda-beda.' Misalnya metode mengajarkan materi fakta atau hafalan
adalah dengan menggunakan "Jembatan Keledai" sedangkan untuk
mengajarkan prosedur adalah "Demonstrasi."

Pengembangan Silabus
Dalam mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang
menunjang pencapaian kompetensi dasar, kita perlu
5
mempertimbangkan: 7
1) Potensi peserta didik;
2) Relevansi dengan karakteristik daerah;
3) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spiritual peserta didik;
4) Kebermanfaatan bagi peserta didik;
5) Struktur keilmuan;
6) Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan; dan
8) Alokasi waktu (BSNP, 2006: 15).
Dengan demikian untuk melaksanakan sebuah analisis materi
pembelajaran, diperlukan informasi yang benar dan rinci mengenai
semua aspek. Pakar adalah sumber informasi yang terbaik, karena
tidak saja mengenal rinci ten tang materi, tetapi juga berpengalaman
praktis dalam keterampilan tersebut. Sumber lain yang bisa digunakan
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

untuk melengkapi atau membenarkan pengetahuan dan keterampilan


yang dimiliki pakar adalah:
Buku teks dan buku bacaan/referensi.
Laporan hasil penelitian, jurnal (penerbitan hasil penelitian dan
pemikiran ilmiah), majalah ilmiah.
Film atau video dan bahan pandang-dengar lain tentang berkenaan
dengan materi tersebut.
Hasil kunjungan ketempat praktek kerja.
Urutan penyajian materi pembelajaran berguna untuk menentukan
urutan mempelajari atau mangajarkannya. Jika diantara beberapa
materi pembelajaran mempunyai hubungann yang bersifat prasyarat
akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya berkenaan
dengan materi dalil naqli, siswa akan mengalami kesulitan mempelajari

Pengembangan Silabus
materi tersebut jika mereka belum bisa membaca al-Qur'an.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Ajarkanlah anak-anakmu,
5
mudahkanlah mereka dan jangan kau persulit, berilah kabar gembira 7
kepada mereka, dan janganlah engkau menjadikan mereka lari
meninggalkanmu. Apabila salah seorang di antara kalian marah, maka
diamlah (HR. Bukhari, Ahmad, Ibnu 'Adiy, Qushabi, dan Ibn Syahnin).
Barang siapa yang memiliki anak yang masih kecil, maka gaulilah
mereka sesuai dengan tingkat akal mereka (H.R. Ibnu Asakirdan Ibn
Badawih dari Muawiyah) Majid, (2011: 48).

d. Penentuan Pengalaman Belajar Siswa


Pengalaman dan kegiatan belajar di sini menunjukkan aktivitas
belajar yang perlu dilakukan oleh siswa dalam mencapai pengusaan
standar kometensi, kemampuan dasar, dan materi pembelajaran.
Berbagai alternatif pengalaman dapat dipilih sesuai dengan jenis
kempetensi serta materiyang dipelajari.
Pengalaman belajar adalah kegiatan fisik maupun mental yang
perlu dilakukan oleh siswa dalam mencapai kompetansi dasar dan
materi pelajaran. Berbagai alternatif pengalaman belajar dapat dipilih
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m

sesuai dengan jenis kompetensi serta materi yang di pelajari.


n

Pengalaman belajar dapat diperoleh baik di dalam kelas maupun


di luar kelas pengalaman belajar di dalam kelas dilaksanakan dengan
jalan mengadakan interaksi antara siswa dengan sumber belajar.
Bentuk penglaman belajar di dalam kelas dapat berupa telaah buku,
telaah undang-undang, telaah hasil penelitian, mengadakan percobaan
di labolatorium, mengukur tinggi benda menggunakan kilometer, kerja
praktek di studio, dan sebagainya. Pengalaman belajar siswa juga bisa
berupa pendidikan karakter yang ditanamkan oleh guru, seperti
menanamkan sikap disiplin pada siswa,menanamkan sikap jujur dalam
ujian, dan sebagainya.
Pengalaman belajar di luar kelas dilakukan dengan mengunjungi
objek studi yang berada di luar kelas. Misalnya, mengamati jalannya
sidang perkara pidana di pengadilan, mengamati cara pengambilan
keputusan di DPRD bagi siswa yang sedang belajar PPKN; melakukan

Pengembangan Silabus
ragam observasi tumbuhan pantai dibandingkan dengan ragam
tumbuhan di pegunungan bagi siswa yang ingin mempelajari
5
keanekaragaman makhluk hidup sesuai karakteristik habitatnya dalam 7
mata pelajaran biologi; mengamati kecepatan abrasi pantai untuk dapat
memahami pengaruh ombak laut terhadap pantai dalam mata pelajaran
geografi, dan sebagainya.
Berikut disajikan strategi pengembangan pengalaman belajar
ranah kognitif, psikomotorik, dan efektif, serta pengembangan keca-
kapan hidup (life skill).
1) Pengembangan Pengalaman Belajar Ranah Kognitif, Psikomotorik,
dan Afektif
Ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, pengalaman
belajar siswa meliputi pengamalan belajar, kognitif, psikomotorik dan
afektif.
Kompetensi ranah kognitif meliputi menghafal, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mensintesakan, dan menilai
pengalaman belajar yang relevan dengan setiap tingkatan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pengalaman belajar untuk kegiatan hafalan dapat
be
an
aa

Pe
nc

ra

berupa berlatih menghafal verbal atau para prase di


la
ja
m
n

luar kepala, berlatih menemukan taktik menghafal


misalnya menggunakan jembatan ingatan
{mnemonic}. Jenis materi pembelajaran yang perlu di
hafal dapat berupa fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur.
Pengalaman belajar untuk tingkat pemahaman
dilakukan dengan membandingkan (menunjukkan
persamaan dan perbedaan), mengidentifikasi,
karakteristik, menggeneralisasi, menyimpulkan, dan
sebagainya.
Pengalaman belajar tingkatan aplikasi dilakukan
dengan jalan menerapkan rumus dalil atau prinsip
terhadap kasuskasus nyata yang terjadi di lapangan.
Pengalaman belajar tingkatan sintesis dilakukan

Pengembangan Silabus
dengan memadukan berbagai unsur atau komponen,
menyusun membentuk bangunan, mengarang,
5
melukis menggambar dan sebagainya. 7
Pengalaman belajar untuk mencapai kemampuan
dasar tingkatan penilaian dilakukan dengan
memberikan penilaian (judgement) terhadap objek
studi menggunakan kriteria tertentu.
Berkenaan dengan ranah psikomotorik, kompetensi yang di
capai meliputi tingkatan gerakan awal, semi rutin, gerakan
rutin. Baru untuk mencapai kompetensi tersebut,
pengalaman belajar yang perlu dilakukan.
Pada tingkat penguasaan gerakan awal, siswa perlu
berlatih menggerakkan sebagian anggota badan.
Pada tingkatan gerakan semi rutin, siswa perlu
berlatih, mencoba atau menirukan gerakan yang
melibatkan seluruh anggota badan.
Pada tingkat gerakan rutin siswa perlu melakukan
gerakan secara menyeluruh dengan sempurna dan
sampai pada tingkat otomatis.
be
an
aa

Pe
nc

Pengalaman belajar yang umum dilakukan untuk


ra
la
ja
m
n

mencapai tiga tingkatan tersebut adalah berlatih


dengan frekuensi tinggi dan intensif dengan drill
(latihan), menirukan, mensimulasikan,
mendemontrasikan, gerakan yang ingin dikuasai.
Misalnya siswa mensimulasikan praktek shalat,
mengkapani mayat, manasik haji, dan lain
sebagainya.
Berkenaan dengan ranah afektif, kompetensi yang in gin di
capai antara lain meliputi tingkatan pemberian respon
(responding), apresiasi (appreciating), penilaian (valuing),
dan internalisasi (internalization). Pengalaman belajar yang
relevan dengan berbagai jenis tingkatan afektif tersebut
antaralain:

Pengembangan Silabus
Berlatih memberikan respon atau reaksi terhadap
nilai-nilai yang di hadapkan kepadanya, berlatih
5
menikmati atau menerima nilai, norma, serta objek 7
yang mempunyai nilai etika dan estetika
Berlatih menilai di tinjau dari segi baik buruknya, adil
tidak adil, indah tidak indah terhadap objek studi
Berlatih menerapkan/ mempraktekkan nilai, norma,
etika dan estetika dalam perilaku kehidupan sehari-
hari.
Secara konkrit, pengalaman belajar yang perlu
dilakukan agar siswa mencapai berbagai tingkatan
kompetensi afektif tersebut antara lain dengan mengamati
dan menirukan contoh/model/panutan, mendatangai objek
studi yang dapat memupuk pertumbuhan nilai, berbuat atau
berpartisipasi aktif sesuai dengan tuntutan nilai yang
dipelajari dan sebagainya.

2) Pengembangan Kecakapan Hidup (life skill)


Pengembangan kecakapan hidup didasarkan atas pokok-pokok
pikiran bahwa hasil proses pembelajaran selain berupa penguasaan
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

siswa terhadap kompetensi, kemampuan dasar, dan materi pem-


belajaran tertentu, juga berupa kecakapan lain yang secara implisit
diperoleh melalui pengalaman belajar. Hasil samping yang positif atau
bermanfaat ini disebut juga nurturrant effects. Sebagai contoh dalam
mempelajari topik "Demokrasi" selain menguasai konsep dan proses
demokrasi, pada diri siswa juga dihasilkan sikap terhadap nilai-nilai
demokrasi dan menjadi warga negara yang aktif berpartisipasi dalam
kehidupan bermasyarakat.
Sehubungan dengan itu, dalam mengembangkan pembelajaran
perlu dipilih alternatif pengamatan belajar yang semaksimal mungkin
membantu siswa memiliki kecakapan hidup yang relevan dengan
kebutuhan siswa untuk mempertahankan, dan mengembangkan hidup
dalam masyarakat. Secara khusus, dengan kecakapan hidup yang
diperoleh melalui pengalaman belajar diharapkan siswa baik sebagai

Pengembangan Silabus
individu, maupun sebagai warga masyarakat dapat memecahkan
masalah-masalah baru dengan menggunakan pengetahuan dan
5
keterampilan yang telah dipelajari. 7
Jenis-jenis kecakapan hidup yang perlu dikembangkan melalui
pengalaman belajar antara lain meliputi:
a) Kecakapan diri (personal skill)
Penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan YME .
Motivasi berprestasi
Komitmen
Percaya Diri
Mandiri
b) Kecakapan berpikir rasional (thinking skill)
Berpikir kritis dan logis
Berpikir sistematis
Cakap menyusun rencana secara sistematis .
Cakap memecahkan masalah secara sistematis
c) Kecakapan sosial (social skill)
Kecakapan merancang, melaksanakan, dan melaporkan hasil
penelitian ilmiah.
Kecakapan membuat karya tulis ilmiah.
Kecakapan mentransfer dan mengaplikasikan hasil-hasil
penelitian untuk memecahkan masalah, baik berupa proses
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m

maupun produk.
n

d) Kecakapan akademik (academic skill)


Kecakapan merancang, melaksanakan, dan melaporkan hasil
penelitian ilmiah.
Kecakapan membuat karya tulis ilmiah
Kecakapan men transfer dan mengaplikasikan hasil-hasil
penelitian untuk memecahkan masalah, baik berupa proses
maupun produk.

e) Kecakapan vokasional (vocational skill)


Kecakapan menemukan algoritma, model, prpsedur untuk
mengerjakan suatu tugas.
Kecakapan rnelaksanakan prosedur.
Kecakapan mencipta produk dengan menggunakan konsep,
prinsip, bahan, dan alat yang telah dipelajari.

Pengembangan Silabus
Pengalaman belajar yang perlu dituliskan dalam silabus adalah
alternative kegiatan atau pengalaman belajar yang spesifik sesuai
5
dengan rumusan uraian materi pembelajarannya sehingga diharapkan 7
dapat menunjang penguasaan kemampuan dasar yang telah
ditentukan. Jangan dilupakan pula bahwa sedapat mungkin
pengalaman belajar yang diberikan bukan semata-mata
mengembangkan kemampuan dan keterampilan akademik (academic
skill) tetapi juga kecakapan hidup (life skill) yang sangat diperlukan bagi
kehidupan siswa sebagai anggota masyarakat. Seperti yang
dikemukakan oleh Rasulullah dalam sabdanya: Didiklah anakmu dalam
tiga tahap. Tujuh tahun pertama ajarkanlah ia sambil bermain, tujuh
tahun kedua ajarkanlah ia dengan disiplin, dan tujuh tahun ketiga
ajaklah ia sebagai teman (al-Hadis).

e. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui


penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat
pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang
perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah:
1) kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada
para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara profesional;
2) kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar;
3) harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran;
4) penentuan urutan kegiatan pembelajaran;

Pengembangan Silabus
5) rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan
5
pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi (BSNP, 7
2006: 15).

f. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai
dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
serta potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai
dasar untuk menyusun alat penilaian.

g. Penentuan Jenis Penilaian


Iskandar (2009: 158), dalam bukunya Psikologi Pendidikan
(Sebuah Orientasi Baru) menyatakan, Penilaian adalah proses untuk
mengetahui pakah pesrta didik sudah menguasai suatu kompetensi
atau belum. Untuk mengetahui penguasaan konpetensi tertentu saja
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m

dilihat dari tercapai atau tidaknya indicator suatu kompetensi tertentu.


n

Penilaian ini terbagi menjadi jenis tagihan dan bnetuk penilaian. Jenis
tagihan yang dapat digunakan antara lain sebagai berikut:
1) Kuis.
2) Ulangan Harian/Blok.
3) Pertanyaan Lisan.
4) Tugas Individu.
5) Tugas Kelompok.
6) Ujian Praktik.
7) Proyek Akhir.
Tagihan ini dapat kita lakukan jika kita ingin agara peserta didik
menerapakan kompetensi yang telah dicapai dalam sebuah karya akhir.
Karya ini dapat mencakup hampir semua kompetensi yang ada dalam
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Jenis instrumen penilaian yang dapat digunakan antara lain


sebagai berikut:
a) Kuis
Pengembangan Silabus
Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang
prinsip. Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, kurang lebih 5
5
-10 menit. Kuis dilakukan untuk mengetahui penguasaan pelajaran oleh 7
siswa. Tingkat berpikir yang terlibat adalah pengetahuan dan
pemahaman.

b) Pertanyaan Lisan
Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep,
prinsip, atau teorema. Tingkat berpikir yang terlibat adalah pengetahuan
dan pemahaman.

c) Ulangan Harian
Ulangan harian dilakukan secara periodik di akhir pembelajaran
satu atau dua kompetensi dasar, tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya
mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis.

d) Ulangan Blok
Ulangan blok adalah ujian yang dilakukan dengan cara
menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu.
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

Tingkat berpikir yang terlibat mulai dari pemahaman sampai dengan


evaluasi.

e) Tugas Individu
Tugas individu dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam
bentuk pembuatan klipping, makalah, dan yang sejenisnya. Tingkat
berpikir yang terlibat Sebaiknya aplikasi, analisis sampai sintesis dan
evaluasi.

f) Tugas Kelompok
Tugas kelompok digunakan untuk menilai kompetensi kerja
kelompok. Bagaimana siswa bekerjasama dengan teman kelompoknya
untuk menyelesaikan suatu masalah.Bentuk instrumen yang digunakan

Pengembangan Silabus
salah satunya adalah uraian bebas dengan tingkat berpikir tinggi yaitu
aplikasi sampai evaluasi.
5
7
g) Responsi atau Ujian Praktik
Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan
praktikumnya. Ujian respons bisa dilakukan di awal praktik atau setelah
melakukan praktik. Ujian yang dilakukan sebelum praktik bertujuan
untuk mengetahui kesiapan peserta didik melakukan praktik di
laboratorium atau tempat lain, sedangkan ujian yang dilakukan setelah
praktik, tujuannya untuk mengetahui kompetensi dasar praktik yang
telah dicapai peserta didik dan yang belum.

h) Laporan Kerja Praktik


Bentuk ini dipakai untuk mat a pelajaran yang ada kegiatan
praktikumnya, Peserta didik bisa diminta untuk mengamati suatu gejala
dan melaporkannya. Bentuk instrumen dapat dikategorikan menjadi
dua, yaitu tes dan nontes, Bentuk instrumen tes meliputi: pilihan ganda,
uraian objektif, uraian non-objektif, jawaban singkat, menjodohkan,
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

benar-salah, unjuk kerja (performans) dan portofolio, sedangkan bentuk


instrumen nontes meliputi: wawancara, inventori, dan pengamatan.
Para guru diharapkan menggunakan instrumen yang bervariasi agar
diperoleh data tentang pencapaian belajar siswa yang akurat dalam
semua ranah.

Beberapa instrumen tes yang dapat digunakan, antara lain:


a) Pilihan Ganda
Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran,
penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. Tingkat
berpikir yang terlibat bisa dari tingkat pengetahuan sampai tingkat
sintesis dan analisis.
b) Uraian Objektif
Jawaban uraian objektif sudah pasti. Uraian objektif lebih tepat
digunakan untuk bidang MIPA. Agar hasil penskorannya objektif,
Pengembangan Silabus
diperlukan pedoman penskoran. Hasil penilaian terhadap suatu
lembar jawaban akan sarna walaupun diperiksa oleh orang yang
5
berbeda. Tingkat berpikir yang diukur bisa sampai pada tingkat yang 7
tinggi.

c) Uraian Nonobjektif/Uraian Bebas


Uraian bebas dicirikan dengan adanya jawaban yang bebas.
Namun demikian, sebaiknya dibuatkan kriteria penskoran yang jelas
agar penilaiannya objektif. Tingkat berpikir yang diukur bisa tinggi.

d) Jawaban Singkat atau Isian Singkat


Bentuk ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
dan pemahaman siswa. Materi yang diuji bisa banyak, namun tingkat
berpikir yang diukur cenderung rendah.

e) Menjodohkan
Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas fakta dan
konsep.
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m

f) Performans
n

Bentuk ini eoeok untuk mengukur kompetensi siswa dalam


melakukan tugas tertentu, seperti praktik ibadah, olahraga atau
perilaku yang lain misalnya kemampuan menggunakan jangka dalam
membuat gambar geometri.

g) Portofolio
Untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja siswa, dengan
menilai kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang dikerjakan oleh
siswa. Karya-karya ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga dapat
dilihat perkembangan kemampuan siswa.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian:


1) penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi;

Pengembangan Silabus
2) penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa
yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses
5
pembelajaran dan bukan untuk menentukan posisi seseorang 7
terhadap kelompoknya;
3) sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang
berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar
yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui
kesulitan siswa;
4) hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak
lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program
remidi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di
bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta
didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan;
5) sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar
yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika
pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi
lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

(keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun


produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa
informasi yang dibutuhkan.

h) Menentukan Alokasi Waktu


Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar
didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata
pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi
dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat
kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan
dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai
kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam
(BSNP, 2006: 15).

Pengembangan Silabus
Waktu di sini adalah perkiraan berapa lama siswa mempelajari
materi yang telah ditentukan, bukan lamanya siswa mengerjakan
5
tugas di lapangan atau dalam kehidupan seharihari kelak. Alokasi 7
waktu perlu diperhatikan pada tahap pengembangan silabus dan
pereneanaan pembelajaran. Hal ini untuk memperkirakan jumlah jam
tatap muka yang diperlukan.
Dalam menentukan alokasi waktu, prinsip yang perlu
diperhatikan adalah tingkat kesukaran materi, ruang lingkup at au
cakupan materi, frekuensi penggunaan materi baik untuk belajar
maupun di lapangan, serta tingkat pentingnya materi yang dipelajari.
Semakin sukar dalam mempelajari atau mengerjakan pekerjaan
yang berhubungan dengan materi, dan semakin penting, maka perlu
diberi alokasi waktu yang lebih banyak. Materi yang tidak
memerlukan kegiatan praktik di laboratorium membutuhkan waktu
yang lebih pendek jika dibandingkan materi yang perlu didukung
pengalaman praktek laboratorium.
Dalam mengalokasikan waktu, guru perlu memperhatikan pula
alokasi waktu untuk setiap semester. Dalam satu semester
be
an
aa

Pe
nc

diperkirakan akan diperoleh 20 minggu efektif. Jika suatu mata


ra
la
ja
m
n

pelajaran dialokasikan dalam kurikulum sebanyak 3 jam per minggu,


berarti tersedia waktu 60 jam dalam satu semester.
Alokasi waktu setiap Standard Kompetensi (SK) pada struktur
kurikulum (Misalnya 100 jam) dibagi dengan jumlah komptensi dasar
dengan memperhatikan tingkat kesulitan materi dan luas cakupan
materi (per KD tidak harus memiliki alokasi waktu yang sama). Untuk
menentukan TM (Tatap Muka), PS (Praktek Sekolah) dan PI (Praktek
Industri) dapat dilihat dari kebutuhan masing-masing KD dengan
acuan (tetapi tidak harus sama seperti pola berikut) :
1 Jam TM diakui setara 1 jam PBM
1 Jam PS diakui setara 2 Jam PBM
1 Jam PI diakui setara 4 Jam PBM

h. Menentukan Sumber Belajar/Alat


Sumber belajar adalah rujukan objek dan/atau bahan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan
Pengembangan Silabus
elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan
budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
5
kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, 7
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi (BSNP,
2006: 15).
Untuk mensukseskan kurikulum 2004 berbagai cara dapat
ditempuh. Penentuan bahan ajar merupakan salah satu wujudnya.
Sumber bahan adalah rujukan, referensi atau literatur yang digunakan,
baik untuk menyusun silabus maupun buku yang digunakan oleh guru
dalam mengajar. Sumber bahan ini diperlukan agar dalam menyusun
silabus terhindar dari kesalahan konsep. Di samping itu pula, dengan
meneantumkan sumber baeaan, kita akan terhindar dari perbuatan
meniru/ menjiplak karya orang lain (plagiat).
Bagi guru, sumber utama penyusunan silabus adalah buku teks
dan buku kurikulum. Sumber-sumber lain seperti jurnal, hasil penelitian,
penerbitan berkala, dokumen negara, dan lain-Iainnya juga dapat
digunakan. Di samping buku-buku teks tersebut guru juga dikenalkan
dengan sumber pembelajaran (instructional sheet), dengan nama yang
be
an
aa

Pe
nc

bermaeam-maeam misalnya: lembar tugas (jobsheet), lembar kerja


ra
la
ja
m
n

(work sheet), lembar informasi (information sheet).


Di samping itu pula kita sering mendengar istilah sumber belajar
(learning resource). Sumber belajar dalam website bced difinisikan
sebagai: Learning resources are defined as information, represented
and stored in variety of media and format, that assists student learning
as defined by provincial and local curricula. This includes but is not
limited to, materials in print, video, and software formats, as well as
combinations of these formats intended for use by teacher and
students. (http://www.beed.gov.be.ea,1999.) Sumber belajar ditetapkan
sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk
media, yang dapat membantu siswa dalam belajar-sebagai perwujudan
dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan,
vedio, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang
dapat digunakan oleh siswa maupun guru.

Pengembangan Silabus
Berdasarkan pengertian tersebut, maka sumber belajar dapat
dikategorikan sebagai berikut:
5
a) Tempat atau lingkungan alam sekitar, dimana saja seseorang 7
dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku,
maka tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang
berarti sumber belajar, misalnya perpustakaan, pasar, museum,
sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan dan
sebagainya.
b) Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya
perubahan tingkah laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat
dijadikan sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, ka'bah
dan sebagainya.
c) Orang, yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu dimana
peserta didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan
dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya, guru, ahli
geologi, polisi dan ahli-ahli lainnya.
d) Buku, yaitu segala macam jenis buku yang dapat dibaca secara
mandiri oleh peserta didik, misalnya: buku pelajaran, buku teks,
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

kamus, ensiklopedi, fiksi dan lain sebagainya.


e) Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya: peristiwa
kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang dapat
menjadikan peristiwa itu fakta sebagai sumber belajar.
Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik
maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan
yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai
sumber belajar. Jika tidak, maka tempat atau lingkungan sekitar, benda,
orang, atau buku hanya sekadar tempat, benda, orang atau buku yang
tidak ada artinya.
Sedangkan yang dimaksud dengan bahan ajar adalah segala
bentuk bahan yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sebuah bahan ajar paling
tidak mencakup antara lain: 1) petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru);

Pengembangan Silabus
2) kompetensi yang akan dicapai; 3) informasi pendukung; 4) latihan-
Iatihan; 5) petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja (LK); dan 6)
5
evaluasi. 7
Bahan ajar disusun dengan tujuan untuk: 1) membantu siswa
dalam mempelajari sesuatu; 2) memudahkan guru dalam
melaksanakan pembelajaran; 3) agar kegiatan pembelajaran menjadi
lebih menarik; dan 4) menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar.

Secara garis besar, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi


beberapa kategori, yaitu:
a) Bahan ajar cetak (printed) yang meliputi: handout, buku, modul,
lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar.
b) Bahan ajar gambar (audio), mencakup: kaset/piringan hitam/compact
disk dan radio broadcasting.
c) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) yang meliputi: video/film,
orang/narasumber.
d) Bahan ajar interaktif yaitu multimedia yang merupakan kombinasi
dari dua atau lebih media (audio, text, grafhics, images, animation,
and video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu


presentasi.

Agar dapat memilih sumber dan bahan dengan baik, guru perlu
memiliki keterampilan menganalisis isi suatu buku. Butirbutir yang perlu
dianalisis meliputi dua hal, pertama ditinjau dari segi bahasa dan
cetakan (keterbacaan, tipografi, tampilan): kedua ditinjau dari isi atau
materi misalnya kebenaran konsep, kecukupan, aktualitas, relevansi
dengan kompetensi yang ingin diajarkan, dan sebagainya.
Salah satu cara menuliskan sumber bahan yaitu dengan
menuliskan nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku
(digarisbawahi atau dicetak miring), tempat penerbitan, dan. nama
penerbit. Urutkan sumber bahan sesuai abjad. Daftar sumber bahanat
au pustaka perlu dicantumkan sebagai pertanggungjawaban akademik.

Pengembangan Silabus
Bahwa apa yang ditulis dalam silabus yang bukan hasil penemuannya
sendiri perlu dicantumkan sumbernya.
5
Langkah-langkah Pemilihan Sumber Belajar 7
Dalam proses pemilihan sumber belajar yang efektrif dan efesien, ini dan tujuan
pembelajaran haruslah sesuai dengan karakteristik sumber belajar tertenu. Untuk
memilih berbagai jenis atau komponen sumber belajar seperti yang dikemukakan
Anderson (1987;27) dan AECT (1986:2 dan 73), yaitu menjadi 6 jenis sumber
belajar, dapat juga digunakan sebagai langkah-langkah pemilihan secara
menyeluruh, yaitu:
10. Merumuskan tujuan akan dicapai dengan penggunaan sumber belajar secara
jelas. Dalam contoh ini, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah
pembelajar dapat memahami isi pesan yang tersurat dalam bahan bacaan
media surat kabar melalui proses pembelajaran membaca pemahaman.
11. Menentukan isi pesan yang akan dipergunakan untuk mencapai tujuan.
12. Mencari bahan pembelajaran yang memuat isi pesan.
13. Menentukan apakah perlu menggunakan sumber belajar orang, seperti guru,
pakar bidang ilmu tokoh masyarakat dan sebagainya.
14. Menentukan apakah perlu menggunakan peralatan untuk mentrasnmisikan isi
pesan.
15. Memilih peralatan yang sesuai dengan kebutuhan untuk menstranmisikan isi
be
an
aa

Pe
nc

pesan.
ra
la
ja
m
n

16. Menentukan teknik penyajian pesan.


17. Menentukan latar lingkungan tempat berlangsung kegiatan penggunaan
sumber belajar.
18. Menggunakan semua sumber belajar yang telah dipilih atau ditentukan dengan
efektif efisien.
19. Mengadakan penilaian sumber belajar.

10. Pengembangan Silabus Berkelanjutan


Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti
oleh masingmasing guru. Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara
berkelanjutan dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi belajar,
evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran), dan evaluasi rencana
pembelajaran (Supinah, 2008: 12).

11. Contoh Model Silabus

Pengembangan Silabus
Contoh model silabus yang diberikan BSNP pada dasarnya ada dua, yaitu
model kolom/matrik (format-1) dan model uraian (format-2) (BSNP, 2006:
5
19). Dalam menyusun silabus, masing-masing satuan pendidikan dapat 7
menggunakan salah satu format sesuai dengan kebutuhan. Dalam
menyusun urutan KD, urutan penempatan materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, dan seterusnya dapat ditetapkan oleh
masing-masing satuan pendidikan sejauh tidak mengurangi komponen-
komponen silabus.
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

Pengembangan Silabus
a. Format 1
CONTOH SILABUS
5
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Blitar 7
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas/Semester : XI/ 3
Standar Kompetensi : Memasang Sistim Pentanahan Instalasi Listrik
Kode Kompetensi : 011.KK.013
Alokasi Waktu : 35 x 45 menit
KOMPETENSI MATERI KEGIATAN ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR
INDIKATOR PENILAIAN
DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN TM PS PI
1.1 Mendeskripsikan Jenis-jenis Jenis elektroda Menjelaskan jenis Tes tertulis 3 1 Teknik
jenis-jenis arde elektroda pentanahan elektroda Pengamata (4) pemanfaatan listrik
pentanahan pentanahan pentanahan n jilid 1
diidentifikasi Menjelaskan Portfolio Instalasi
syarat bahan listrik bangunan jilid
elektroda 1
pentanahan PUIL 2000
Jenis tanah Menjelaskan
Jenis-jenis macam tanah
tanah dan tahanan Menjelaskan
tanah diidentifikasi standar tahanan
pentanahan
1.2 Mendiskripsikan Macam-macam Sistim pentanahan Menjelaskan Pengamata 4 1 Teknik
prosedur sistim pentanahan pentanahan netral n (4) pemanfaatan listrik
be
an
aa

pemasangan
Pe
nc

dijelaskan Menjelaskan Portfolio jilid 1


ra
la
ja
m
n

sistem pentanahan Instalasi


pentanahan peralatan listrik bangunan jilid
instalasi Menjelaskan cara 1

Pengembangan Silabus
Peraturan Cara pemasangan pemasangan PUIL 2000
pemasangan hantaran hantaran
pentanahan
5
hantaran pentanahan
pentanahan Menjelaskan cara 7
dijelaskan penyambungan
hantaran
pentanahan
1.3 Mengukur Jenis-jenis Jenis-jenis Menjelaskan jenis Tes tertulis 4 5 5 Teknik
tahanan pengujian tahanan pengujian tahanan pengujian tahanan Pengamata (10) (6) pmanfaatan listrik
pentanahan pentanahan pentanahan pentanahan n jilid 1
diidentifikasi Prosedur Menguji tahanan Portfolio Instalasi
Pengukuran tahanan pengukuran pentanahan listrik bangunan jilid
pntanahan dilakukan tahanan pntanahn 1
PUIL 2000
Earth test ter
1.4 Memahami hasil Hasil pengukuran Anaisa hasi Menganalisa hasil Tes tertulis 4 5 1 Teknik
pengukuran tahan pentanahan pengukuran pengukuran Pengamata (3) (4) pemanfaatan listrik
tahanan dianalisa tahanan n jilid 1
pentanahan Hasi anaisa Penentuan hasi Membandingkan Portfolio Instalasi
disimpukan/dibandin analisa dan membuat listrik bangunan jilid
gkan dengan kesimpuan hasi 1
persyaratan tahan analisa PUIL 2000
tanah yang diijinkan pengukuran
tahanan tanah
1.5 Memasang arde Prosedur Prosedur Menjelaskan Tes tertulis 4 3 1 Teknik
pentanahan pemasangan arde pemasangan arde prosedur Pengamata (6) (4) pemanfaatan listrik
pentanahan pentanahan pemasangan arde n jilid 1
dijelaskan pentanahan Portfolio Instalasi
Pemasangan arde Melaksanakan listrik bangunan jilid
pentanahan pemasangan arde 1
be
an

PUIL 2000
aa

Pe
nc

diaksanakan pentanahan
ra
la
ja
m
n

Keterangan :
TM : Tatap Muka
PS : Praktik di Sekolah (2 jam praktik di sekolah setara dengan 1 jam tatap muka)
Pengembangan Silabus
PI : Praktik di Industri (4 jam praktik di DU/DI setara dengan 1 jam tatap muka)
5
7
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

Pengembangan Silabus
b. Format 2
Contoh Silabus
5
Nama Sekolah : .......................................................... 7
Mata Pelajaran : ..........................................................
Kelas/Semester : ..........................................................
I. Standar Kompetensi : ..........................................................
II. Kompetensi Dasar : ..........................................................
III. Materi Pokok/Pembelajaran : ..........................................................
IV. Kegiatan Pembelajaran : ..........................................................
V. Indikator : ..........................................................
VI. Penilaian : ..........................................................
VII. Alokasi Waktu : ..........................................................
VIII. Sumber Belajar : ..........................................................
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

Pengembangan Silabus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
5
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Blitar
7
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan

Kelas/Semester : XI/3

Pertemuan ke : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi : Memasang Sistim Pentanahan Instalasi Listrik

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan jenis-jenis arde pentanahan


Indikator : 1.1. Jenis-jenis elektroda pentanahan diidentifikasi

1.2. Jenis-jenis tanah dan tahanan tanah diidentifikasi


I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis elektroda pentanahan
Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis tanah dan tahanan tanah
II. Materi Ajar (Materi Pokok) :
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja

1. Pendahuluan.
m
n

2. Jenis-jenis elektroda pentanahan,


a. Elektroda Pita
b. Elektroda Batang
c. Elektroda Pelat
3. Jenis-jenis tanah dan tahanan tanah.
III. Metode Pembelajaran

Ceramah
Diskusi kelompok
Pemberian tugas

Pengembangan Silabus
IV. Strategi Pembelajaran
Skenario Kegiatan Pembelajaran: 5
7

No Kegiatan Kegiatan Guru dan Siswa Waktu


Pembelajaran
Guru Siswa
1. Ke Pembukaan Siswa 1 menit
giatan Awal (salam) dari Guru. memperhatikan dan
menjawab salam. 2 menit
Peserta
Guru didik berdoa
menyuruh siswa bersama
berdoa (penanaman
pembiasaan pada
5 menit
diri siswa bahwa
pengembangan diri
hendaknya selaras 3 menit
antara imtaq dan
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja

iptek).
m
n

Siswa
Absensi. memperhatikan dan
menjawab
panggilan absensi.
Guru Peserta
menjelaskan strategi didik menyimak
pembelajaran. penjelasan strategi
pembelajaran.

2. Ke Ceramah Siswa 15 menit


giatan Inti (penjelasan) teori dari memperhatikan dan
Pe Guru menanyakan jika
nyajian Evaluasi ada yang kurang
Materi bersama hasil dari paham (tanya
diskusi kelompok. jawab)

Ke Diskusi Berkump 2 menit


giatan Belajar kelompok dan ul dengan kelompok
Kelompok pemberian tugas, siswa masing-masing
membentuk 4 10 menit

Pengembangan Silabus
kelompok.
Membagikan 5
tugas ke tiap-tiap Setiap
kelompok untuk anggota kelompok 7
didiskusikan dengan mengerjakan tugas
anggota kelompok yang sudah
masing-masing dibagikan (Belajar
kelompok)
Evaluasi Mengontrol Presenta 16 menit
Hasil Kerja kegiatan, menilai unjuk si hasil kegiatan (@4 menit/
Kelompok kerja, kelompok kelompok)
Anggota
kelompok lain untuk
melengkapi
jawaban kelompok
yang presentasi
Soal Tes Membagikan Mengerja 5 menit
secara soal tes kepada setiap kan soal tes secara
Individu siswa individu
Mengumpulk Tidak
an lembar jawaban diperkenankan
setiap siswa untuk kerja sama
atau diskusi
Pemeriksaa Membuat 3 menit
n Hasil Tes daftar skor peningkatan
setiap individu
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja

3. Ke Memperh 10 menit
m

Evaluasi
n

giatan Akhir hasil akhir dari Guru atikan penjelasan


Penutup (kesimpulan) dan guru
memberikan balikan
informasi. 5 menit
Menyampaik Memperh
atikan guru 3 menit
an hasil penilaian.
Memberikan Memperh
5 menit
penghargaan pada atikan guru
kelompok Menanya
Memberi kan hal-hal yang
kesempatan kepada belum dipahami
siswa untuk bertanya kepada guru
kembali kepada guru
tentang hal yang terkait
dengan pembahasan 3 menit
yang belum mereka
pahami Memperh
Pemberian atikan guru
motivasi kepada
peserta didik dan
mengingatkan peserta 2 menit
didik untuk mempelajari
Pengembangan Silabus
materi pada pertemuan Menjawa
selanjutnya. b salam penutup 5
Guru dari guru
menutup pelajaran dan 7
memberi salam
penutup sebelum
meninggalkan kelas.
Total waktu 90 menit

V. Sumber Belajar
Alat : - LCD
- Laptop
Sumber Belajar : - Teknik pemanfaatan listrik jilid 1
- Instalasi listrik bangunan jilid 1
- PUIL 2000
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

VI. Penilaian
Tes tertulis
Pengamatan
Portfolio

VII. FORMAT PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


1. Penilaian Proses selama Pembelajaran
No. Nama Siswa Kriteria Perilaku Nilai

Bekerja Berinisiatif Penuh


sama Perhatian

Pengembangan Silabus
3
5
7
2. Penilaian Hasil Kuis
Kriteria penilaian adalah jawaban benar = 25, jawaban salah = 0, tidak dijawab = 0

Nilai kuis = 25 x jumlah soal

3. Penilaian Kerja Kelompok


Kelompok :

Materi :

No. Aspek yang Kriteria Penilaian


dinilai
3 2 1

1. Persiapan Pembagian Pembagian Dikerjakan


tugas, tugas, kerja oleh satu
kerjasama individu orang saja

2. Kelengkapa Jika dikerjakan Jika hanya Jika tidak


n materi semua dikerjakan dikerjakan
sebagian semua
be
an
aa

3. Pengolahan Jika semua Jika hanya Jika semua


Pe
nc

ra
la
ja
m
n

Data jawaban benar sebagian jawaban tidak


jawaban yang ada yang
benar benar

4. Presentasi Menguasai Kurang Tidak


materi menguasai materi menguasai
materi

4. Rekap Nilai
No. Nama Siswa Kriteria Perilaku

Bekerja Berinisiatif Penuh


sama Perhatian

Pengembangan Silabus
5
Malang, 27 April 2012
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran 7
Kepala Sekolah

B. Silabus dan Kisi-kisi Penilaian


Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.
Silabus dan sistem penilaian disusun berdasarkan prinsip yang berorientasi
pada pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip tersebut maka silabus dan
sistem penilaian mata pelajaran harus disusun sesuai dengan kebutuhan
daerah/sekolah. Sehingga benar-benar menjadi pedoman guru dalam mengem-
bangkan pembelajaran dan pengorganisasian seluruh komponen yang dapat
mengubah perilaku peserta didik.
Silabus dan sistem penilaian berfungsi untuk mengetahui kemajuan belajar
siswa mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik, melakukan
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

perbaikan, memotivasi guru agar mengajar lebih baik, dan memotivasi siswa untuk
belajar lebih baik. Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi adalah: valid, mendidik,
berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka berkesinambungan,
menyeluruh, dan bermakna.
Langkah-Iangkah penyusunan silabus dan sistem penilaian hampir sarna
urutannya dengan tahapan-tahapan penyusunan silabus, yaitu identifikasi mata
pelajaran; perumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar; penentuan materi
pokok; pemilihan pengalaman belajar; perkiraan waktu yang di butuhkan; dan
pemilihan sumber/bahan/alat. Dalam hal ini ditambah dengan penentuan indikator
dan penilaian yang meliputi jenis tagihan bentuk instrumen, dan contoh instrument
(Majid, 2011: 63).

Pengembangan Silabus
5
1. Penyusunan Kisi-kisi Penilaian 7
Kisi-kisi digunakan untuk acuan penyusunan instrumen, baik bentuk maupun
butir instrumen. Guru dalam penyusunan kisi-kisi perlu menelusuri dan mengacu
pada pengembangan silabus, termasuk di dalamnya pengalaman belajar siswa. Kisi-
kisi penilaian berbasis kompetensi digunakan untuk menunjukkan keterkaitan antara
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian, dan strategi
penilaiannya. Standar kompetensi memuat sejumlah kompetensi dasar yang
merupakan kompetensi minimal yang harus dikuasai siswa. Oleh karena itu, tidak
menutup kemungkinan dalam mengembangkan silabus guru dapat
menambahkannya sepanjang siswanya memiliki kemampuan yang lebih dan
didukung oleh sarana-prasarana yang memadai.
Setiap kompetensi dasar dijabarkan ke sejumlah indikator. Dalam buku
pedoman telah dirumuskan contoh indikator dan guru dapat menambah indikator
baru sepanjang masih relevan dengan kompetensi dasar. Rumusan indikator
pencapaian yang bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk kata kerja yang
operasional. Ada indikator ranah afektif yang dapat dirumuskan melekat pada
be
an

kompetensi dasar namun ada pula yang tidak. Indikator pencapaian seperti sikap
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

siswa terhadap aktivitas yang telah dikerjakan dapat dirumuskan melekat dalam
kompetensi dasarnya jika kompetensi dasar yang bersangkutan memang ada unsure
penyelenggaraan aktivitas yang dimaksud. Sementara, indikator pencapaian yang
berkait dengan kecakapan sosial, seperti kemampuan bekerjasama, sikap dalam
menerima ataupun menyampaikan pendapat, sulit dirumuskan melekat pada
kompetensi dasar, tetapi dapat dimunculkan dalam indicator.
Jadi jangan sampai karena dengan memilih strategi yang berfokus pada
pembelajaran berkelompok keterampilan sosial tersebut dapat dicapai. Hal ini
sekedar sebagai efek pengiring (nurtuant effect). Agar dapat menyusun kisi-kisi
dengan baik, diperlukan kemampuan memilih metode penilaian, menetapkan tehnik
penilaian, dan bentuk instrumen pengukuran maupun non pengukuran, dan
instrumen pengukran berupa tes dan/atau nontes disesuaikan dengan rumusan
indikator pencapaiannya.

Pengembangan Silabus
5
7

2. Pemilihan Teknik Penilaian


Teknik penilaian dibedakan menjadi:

a. Teknik penilaian yang termasuk kategori pengukuran


1) Tes
Teknik tes merupakan teknik yang digunakan melaksanakan tes berupa pertanyaan
yang harus dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi atau tugas yang harus
dilaksanakan oleh orang yang di tes. Dalam hal tes hasil belajar yang hendak diukur
adalah kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran yang disampaikan
meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan.

a) Tes formal
Tes formal adalah tes yang dilakukan dalam waktu khusus, terpisah/di luar waktu untuk
kegiatan pembelajaran.

(1) Tes tulis


be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja

Tes tertulis (paper and pencil test) adalah suatu teknik penilaian yang mana soal
m
n

dan jawaban dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak
selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk
yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.

Tes tertulis dapat digunakan pada:

ulangan harian;
ulangan tengah semester;
akhir semester dan atau ulangan kenaikan kelas.
(2) Tes lisan

Tes lisan adalah teknik penilaian hasil belajar yang pertanyaan dan jawabannya
atau pernyataan atau tanggapannya disampaikan dalam bentuk lisan dan spontan.
Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran

(3) Tes kinerja

Pengembangan Silabus
Tes kinerja berbentuk uji paper and pencil, uji identifikasi, uji simulasi, dan/atau uji
petik kerja. Peserta tes diminta melakukan suatu perbuatan tertentu sesuai 5
dengan kompetensi yang diungkap untuk mendemonstrasikan kinerjanya, 7
misalnya siswa diminta membuat desain gambar melalui tes paper and pencil,
siswa diminta menampilkan keterampilan berbicara di depan kelas atau membuat
benda tertentu di bengkel melalui uji petik kerja. Tes jenis ini memerlukan
pedoman hal-hal yang akan diamati dan cara penyekorannya.

b) Tes nonformal
Tes yang dilakukan menyatu dengan kegiatan pembelajaran atau dilaksanakan tidak
khusus dalam suasana tes.

(1) Observasi

Observasi dapat dilakukan di dalam kelas, laboratorium, atau pun lapangan.


Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data sehingga dapat diketahui siswa
yang telah menguasai suatu aspek yang dipelajari selama kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung. Observasi partisipan dilakukan oleh guru sambil
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, sedangkan observasi nonpartisipan
jika ada guru lain bertindak khusus sebagai observer.
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja

(2) Penugasan
m
n

Tes berupa penugasan ini dapat berbentuk tugas proyek, tugas portofolio, tugas
rumah, dll. Proyek adalah sejumlah kegiatan yang dapat dirancang, dilakukan, dan
diselesaikan oleh siswa di luar kelas dan harus dilaporkan secara tertulis dalam
waktu tertentu. Portofolio adalah kumpulan karya-karya terbaik siswa dalam
bidang tertentu. Tugas rumah merupakan kegiatan yang diperintahkan guru
kepada siswa yang harus diselesaikan di rumah dalam waktu tertentu, biasanya
selama satu minggu. Penugasan memerlukan pedoman penyekoran.

2) Nontes
Kegiatan nontes untuk memperoleh data yang berkait dengan aspek afektif, yang tidak
menyangkut benar-salah. Namun demikian, bila ada anak yang bersikap negatif
terhadap suatu hal yang benar guru harus memotivasi supaya ia menjadi bersikap
positif.

Pengembangan Silabus
a) Observasi
Observasi kategori non tes dilakukan secara formal atau informal terhadap perilaku 5
yang ditampilkan siswa. Observasi formal dilakukan secara sistematik dan 7
terencana, sedangkan observasi informal dilakukan tanpa perencanaan yang
sistematik.

b) Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang
wawasan, pandangan, atau aspek kepribadian dari siswa yang jawabannya
diberikan secara lisan dan spontan. Karena sifatnya pengukuran, jadei data harus
kuantitatif. Olerh karena itu, guru harus mengategorikan jawaban siswa ke dalam
skala yang telah disiapkan.

c) Inventori
Inventori merupakan skala psikologis yang dipakai untuk mengungkapkan sikap
atau minat siswa terhadap sesuatu objek psikologis. Inventori dapat berbentuk skala
Thurstone, Likert, atau deferensiasi semantik (semantic differential).

d) Self report
Self report menggunakan instrumen berbentuk kuesioner dan diberikan kepada
siswa untuk mengungkap wawasan, pandangan, atau aspek kepribadian siswa
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

yang jawabannya diberikan secara tertulis.

b. Jenis teknik penilaian yang termasuk kategori nonpengukuran


1) Observasi kelas, laboratorium, atau lapangan untuk mendeskripsikan aktivitas siswa.
Bentuk instrumen yang digunakan berupa jurnal observasi untuk mencatat berbagai
aktivitas siswa sehingga dapat dibedakan siswa yang aktif dan yang tidak aktif.
2) Observasi kelas, laboratorium, atau lapangan untuk mendeskripsikan sikap siswa.
Bentuk instrumen yang digunakan berupa jurnal observasi untuk mencatat berbagai
sikap siswa sehingga dapat dibedakan siswa yang antusias dan yang tidak antusias.
3) Wawancara/pertanyaan lesan untuk mengungkap minat siswa. Bentuk instrumen yang
digunakan berupa jurnal hasil wawancara sehingga dapat dipisahkan siswa yang
berminat terhadap suatu aktivitas tertentyu dan yang tidak berminat (Subali, 2006:10).

c. Pertimbangan Pemilihan Teknik tes

Pengembangan Silabus
Dalam melakukan pemilihan teknik tes ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan,
antara lain: 5
7
1. Mengacu pada indikator yang akan diukur
2. Dapat mengukur kompetensi yang lebih banyak
3. Memerlukan waktu yang relatif singkat
4. Rubrik lebih mudah dan jelas
5. Proses penskoran yang lebih cepat

b. Kendala-Kendala Dalam Menerapkan Teknik Tes Serta Cara Pemecahannya


Dalam melakukan suatu hal pasti akan mengalami suatu kendala, sama halnya dalam
menerapkan teknik tes, beberapa kendala yang telah ditemukan diataranya:

Hasil tes sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami bacaan/item
tes
Pemecahan: membuat item tes dengan bahasa yang sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa
Menggunakan tes lisan
Lebih banyak mengukur aspek pengetahuan (kognitif)
be
an
aa

Pemecahan: Memadukan teknik tes dengan unjuk kerja atau teknik penilaian
Pe
nc


ra
la
ja
m
n

yang lain
Kurang bersifat autentik
Menggunakan tes isian singkat atau uraian
Hanya untuk menilai produk
Memadukan tes dengan teknik penilaian yang lain

c. Pedoman penskoran
Pedoman penskoran tes objektif: setiap butir soal skornya 1 jika dijawab benar 0 jika
dijawab salah
Pedoman penskoran tes uraian dan tes lisan: bergantung pada bobot jawaban yang
diharapkan dari siswa.
skor perolehan
Nilai x100%
skor maksimal

Pengembangan Silabus
Contoh pedoman penyekoran soal uraian
Pendidikan Kewarganegaraan kelas VI/1)
5
7
Kompetensi Dasar : menjelaskan proses Pemilu dan Pilkada
Indikator : menuliskan syarat-syarat sebagai pemilih dalam Pemilu
Butir soal :
Tuliskan empat syarat sebagai pemilih dalam Pemilu!
Soal di atas jawaban yang diharapkan dari siswa adalah menyebutkan 4 syarat
pemilih dalam PEMILU.
Pedoman penyekorannya:
Jika siswa menjawab benar 4 syarat skor 4 nilainya 1,00
Jika siswa menjawab benar 3 syarat skor 3 nilainya 0,75
Jika siswa menjawab benar 2 syarat skor 2 nilainya 0,50
Jika siswa menjawab benar 1 syarat skor 1 nilainya 0,25
Jika siswa semua salah skor 0 nilainya 0
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

Pengembangan Silabus
DAFTAR PUSTAKA
5
Majid, Abdul. (2011). Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi 7
Guru). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Badan Standar Nasional Pendidikan(BSNP). (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Badan Sandar Nasional Pendidikan ( BSNP).

Subali, Bambang. (2006). Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Kurikulum Tingkat
Satuan Pelajaran untuk Mendukung Peningkatan Mutu Pendidikan SMP. Sumatera.

Hamalik, Oemar. (2008). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Cipayung-Ciputat: Gaung


Persada (GP) Press.

Mulyasa. (2008). KTSP. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Mulyati, Yeti, Hj. (2008). Perencanaan Pembelajaran: Silabus & Perencanaan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Universitas Pendidikan Indonesia.
be
an
aa

Pe
nc

ra
la
ja
m
n

Sukmadinata, Syaodih. (2008). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Supinah. (2008). Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Matematika SD dalam Rangka Pengembangan KTSP. Yogyakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Matematika.

Kelompok3. (2010). Teknik Penilaian Tes. (Online), (http://www.scribd.com/


kantu75/d/35876971-Teknik-Penilaian, diakses tanggal 27 April 2012)

Pengembangan Silabus

Anda mungkin juga menyukai