Anda di halaman 1dari 11

KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN

Nama : Rani Nuraini


NIM : 170214606504
Prodi : S1 Ilmu Perpustakaan
Offering : KA

TUGAS PARTISIPASI PENDIDIKAN


 Komponen-komponen pendikan terdiri dari: peserta didik, guru (pendidik), tenaga
kependidikan (pustakawan), pemerintah, orang tua dan anggota
masyarakat.Saudara inditifikasi/sebutkan partisipasi masing-masing koponen
pendidikan tersebut!
A. PERAN PESERTA DIDIK

Untuk mencapai sebuah keberhasilan pendidikan diperlukan kerja sama antara pendidik
dan pesrta didik (siswa). Walau bagaimanapun pendidik berusaha menanamkan pengaruhnya
kepada perserta didik, apabila tidak ada kesediaan dan kesiapan dari peserta didik sendiri untuk
mencapai tujuan, maka pendidikan sulit dibayangkan dapat berhasil. Imam Al-Ghazali
mengemukan tugas-tugas peserta didik sebagai berikut :
1. Menyucikan diri dari akhlak dan sifat tercela.
2. Mengurangi berbagai kesibukan duniawi, atau berkonsenmtrasi kepada belajar.
3. Tidak sombong pada guru dan ilmu.
4. Murid pemula hendaknya menghindarkan pandangan-pandangan khilafiah
(Kontroversial).
5. Tidak meninggalkan satu pun di antara ilmu-ilmu terpuji.
6. Tidak mempelajari suatu ilmu secara mendalam sekaligus.
7. Ilmu-ilmu tersusun secara sistematis.
8. Mengetahui norma untuk menyusun hirarki ilmu.
9. Belajar hendaknya bertujuan.
10. Mengetahui kedudukan ilmu terhadap tujuan agar tidak mendahulukan ilmu yang
tidak penting atas ilmu yang penting.
Al-Kanani mengemukakan hal-hal yang hendaknya diperhatikan oleh murid :
1. Yang berhubungan dengan diri murid :
a. Menyucikan hati dari sifat-sifat tercela.
b. Niat ikhlas dalam menuntut ilmu.
c. Belajar ketika masih muda.
d. Lapang dada (Qana’ah) terhadap apa yang telah dicapai.
e. Mengatur waktu belajar.
f. Bersikap wara’.
g. Menghindarkan makanan yang membahayakan badan.
h. Tidak banyak tidur, dan
i. Pandai memilih teman.
2. Yang berhubungan dengan guru :
a. Patuh kepada guru dalam segala hal.
b. Bersedekah dan berdo’a.
c. Menghormati hak guru.
d. Bersabar terhadap guru yang keras.
e. Banyak berterima kasih kepada guru.
f. Menjaga sopan santun terhadap guru.
g. Memelihara tata karma dalam belajar.
h. Lemah lembut dalam bertanya dan menjawab, dan
i. Tidak mendahului guru dalam menjawab.
3. Yang berkenaan dengan pelajaran :
j. Memulai pelajaran dengan mempelajari Al-qur’an.
k. Menghindari pendapat-pendapat khilafiah pada permulaan belajar.
l. Memperhatikan kebenaran naskah (pelajaran) sebelum dihafal.
m. Mempelajari ilmu hadits, dasar-dasar dan cabang-cabangnya.
n. Membuat catatan-catatan.
o. Rajin menghadiri majlis (tempat menuntut ilmu).
p. Memelihara etika dalam kelas.
q. Tidak malu bertany, dan
r. Memperhatikan kebenaran pelajaran.
Petunjuk Al-Ghazali dan Al-Kanani tampak masih dijunjung tinggi oleh ulama
kontemporer seperti Al-Abrasyi. Dia mengemukakan kewajiban-kewajiban yang hendaknya
senanrtiasa diperhatikan oleh setiap peserta didik :
1. Sebelum memulai pelajaran, peserta didik hendaknya terlebih dahulu
membersihkan hatinya dari segala sifat buruk, karena belajar dan mengajar merupakan
ibadah.
2. Dengan belajar, peserta didik hendaknya bertujuan mengisi jiwanya dengan
fadhilah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3. Siap menuntut ilmu.
4. Jangan terlalu sering menukar guru.
5. Hendaknya menghormati dan memuliakan guru karena Allah SWT.
6. Berupaya menyenangkan hati guru.
7. Tidak memojokkan guru dengan berbagai pertnyaan, sehingga guru merasa letih
untuk menjawab.
8. Tidak berbuat ghibah kepada guru.
9. Bersunguh-sungguh dalam belajar.
10. Bertekad untuk belajar hingga akhir hayat.
Pada garis besarnya, petunjuk-petunjuk para ulama diatas dapat dikelompokkan dalam
petunjuk tentang sifat ilmu yang dipelajari dan petunjuk tentang penciptaan situasi yang
mendukung proses belajar.

B. PERAN GURU
Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.”
Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang harus
dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young
(1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran tersebut
adalah sebagai berikut :

1. Guru Sebagai Pendidik


Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik,
dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.

2. Guru Sebagai Pengajar


Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi,
kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan,
rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi,
maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha
membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran, yaitu :
Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon,
Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi,
Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran,
Memberikan nada perasaan. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-
guru harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang
telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.

3. Guru Sebagai Pembimbing


Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan
pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah
perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional,
kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.

4. Guru Sebagai Pelatih


Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual
maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini lebih
ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan tidak
akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar dan tidak akan mahir dalam
berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar.

5. Guru Sebagai Penasehat


Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka
tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat
berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan
untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat
menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam, ia
harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.

6. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)


Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi
peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu
dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak
daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada
jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam
pendidikan. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini
kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai
jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru
harus menjadi pribadi yang terdidik.

7. Guru Sebagai Model dan Teladan


Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang
menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap
bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja
pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di
sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru.

8. Guru Sebagai Pribadi


Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Ungkapan yang
sering dikemukakan adalah bahwa “guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa
pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya
bisa ditiru atau diteladani. Jika ada nilai yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya,
maka dengan cara yang tepat disikapi sehingga tidak terjadi benturan nilai antara guru dan
masyarakat yang berakibat terganggunya proses pendidikan bagi peserta didik. Guru perlu
juga memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya,
antara lain melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan.

9. Guru Sebagai Peneliti

Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-


penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang
didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau peneliti.

C. PERAN TENAGA PENDIDIKAN (PUSTAKAWAN)


Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang Penyelenggaraan Pendidikan. Yang termasuk ke dalam tenaga
kependidikan adalah: kepala satuan pendidikan; pendidik; dan tenaga kependidikan lainnya.
Kepala Satuan Pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk
memimpin satuan pendidikan tersebut. Istilah lain untuk Kepala Satuan Pendidikan adalah:
Kepala Sekolah, Rektor, Direktur, serta istilah lainnya.

Sedangkan pendidik di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah tenaga


kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas
khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya
yaitu: Guru, Dosen, Konselor, Pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
Ustadz, dan sebutan lainnya.

Tenaga Kependidikan lainnya ialah orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan


pendidikan di satuan pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses
pendidikan, diantaranya:

a. Wakil-wakil/Kepala urusan umumnya pendidik yang mempunyai tugas tambahan


dalam bidang yang khusus, untuk membantu Kepala Satuan Pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan pada institusi tersebut. Contoh: Kepala Urusan Kurikulum.

b. Tata usaha, adalah Tenaga Kependidikan yang bertugas dalam bidang administrasi
instansi tersebut. Bidang administrasi yang dikelola diantaranya; Administrasi surat
menyurat dan pengarsipan, Administrasi Kepegawaian, Administrasi Peserta Didik,
Administrasi Keuangan, Administrasi Inventaris dan lain-lain.

c. Laboran, adalah petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat dan bahan di
Laboratorium.

d. Pustakawan, Pelatih ekstrakurikuler, Petugas keamanan (penjaga sekolah), Petugas


kebersihan, dan lainnya.

Peran Pustakawan

Menfasilitasi dalam penyediaan sumber belajar bagi:

 Peserta didik

 Pendidik

 Tenaga Kependidikan
o Masyarakat

D. PERAN PEMERINTAH
Peran pemerintah sangat penting dalam dunia pendidikan. Pemerintah menata pendidikan
menuju otonomi daerah dengan cara menata profesionalisme guru, permasalahan
profesionalisme guru, memperbaiki kualitas dan gaji guru, perbaikan fasilitas pendidikan
serta membangun siswa yang berkualitas.
a. Menata profesionalisme guru
Pengembangan sumber daya manusia saat ini sedang digiatkan oleh berbagai pihak, baik
lembaga-lembaga non pemerintahan maupun masyarakat luas. Tentu, ketika membicarakan
SDM tidak bisa dipisahkan dari tenaga-tenaga yang menghasilkan SDM itu sendiri yakni
guru.
b. Menyelesaikan permasalahan profesionalisme guru
Citra profesi guru masih tersisih dibandingkan profesi lain seperti dokter, insinyur, pegawai
swasta. Karena gaji guru paling rendah dibandingkan gaji profesi lainnya. Permasalahan
rendahnya gaji guru dan berbagai persoalan yang membuntutinya dipastikan berakibat pada
lamban dan tidak profesionalnya kinerja guru. Banyak saja guru yang pagi hari mengajar
sore atau malam hari dilakukan untuk kerja sampingan. Profesionalisme guru yang
demikian akan berdampak negative kepada suasana proses belajar mengajar yang tidak
kondusif. Padahal peran guru sangat berperan serta dalam mempersiapkan sumber daya
manusia (SDM) untuk masa depan Indonesia.
c. Memperbaiki kualitas dan gaji guru
Citra profesi guru haruslah diperbaiki, guru harus mampu mengembangkan SDM karena
guru sebagai seseorang yang digugu dan ditiru, didengar dan dicontoh. Guru harus
mempunyai keleluasan untuk memberikan materi yang akan diberikan harus sesuai dengan
kemampuan peserta didik dan tuntutan masyarakat. Guru juga harus mampu menciptakan
suasana pembelajaran yang interaktif dan hiduf. Penataan system menejemen guru yang
paling substansial adalah berkaitan dengan pembinaan karir professional guru dan
perbaikan system imbalan atau kesejahteraan. Sebagai seorang yang professional, guru dan
tenaga kependidikan lainnya harus dijamin kesejahteraan hidupnya dengan cara
memperbaiki system imbalan dan pengaturan pemenuhan kebutuhan lainnya sampai tingkat
kecukupan yang wajar.

d. Perbaikan fasilitas pendidikan


Sarana fisik sekolah seperti yang kita ketahui bersama banyak sekolah dasar khususnya
dipelosok-pelosok yang tidak terurus dan tidak tertata serta tidak memiliki sarana yang
memadai. Padahal sekolah merupakan tempat untuk menimba ilmu guna menghadapi masa
depan. Sekolah juga dipercaya sebagai dasar yang baik bagi pengembangan manusia.
Pemerintah memperhatikan fasilitas pendidikan seperti rehabilitasi gedung-gedung sekolah
yang rusak dan pembangunan gedung baru yang permanen. Begitu juga ruang belajar dibuat
agar anak didik bisa merasa nyaman dalam belajar.
e. Membangun siswa yang berkualitas
Pemberdayaan peserta didik diarahkan dalam rangka melahirkan siswa ideal yakni siswa
yang kreatif, inovatif dan mandiri. Beasiswa pendidikan ini hendaknya diprioritaskan
kepada para siswa ekonomi lemah (miskin) namun berpotensi dan cerdas. Beasiswa
pendidikan juga bermakna pemerataan dan perluasan kesempatan belajar karena masih
banyak resistensi sebagian masyarakat untuk memasukkan anaknya pada lembaga-lembaga
pendidikan dasar karena alas an ekonomi, belum semua masyarakat mendapat layanan
pendidikan dasar secara optimal, khususnya di daerah terpencil, terisolir, kumuh, dan
kawasan konflik.
Upaya pemerintah dalam memberdayakan peserta didiknya, baik melalui perbaikan sarana
fisik sekolah, peningkatan mutu pembelajaran dan beasiswa. Peran serta pemerintah sangat
besar terhadap dunia pendidikan karena pemerintah sedang menginvestasikan anak-anak
kita untuk menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, dan inovatif yang akan mampu membawa
kemajuan bagi bangsanya kelak dikemudian hari

E. PERAN ORANGTUA
Dukungan orangtua sangat penting dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan buah
hatinya. Sekolah itu sebagai pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga, sebab
pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarganya.
Peranan orang tua bagi pendidikan anak menurut Idris dan Jamal (1992), adalah
memberikan dasar pendidikan , sikap dan keterampilan dasar seperti, pendidikan agama,
budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi
peraturan-peraturan, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan.

Beberapa peran orangtua tersebut, diantaranya:

A. Memilihkan sekolah sesuai dengan minat anak


Kesesuaian minat anak dengan sekolah akan memudahkan dalam hal mengembangkan
potensi anak. Selain itu, anak akan merasa senang bersekolah sesuai dengan
minatnya.
B. Memenuhi kebutuhan sekolah anak
Sudah menjadi tanggung jawab dan kewajiban setiap orangtua untuk memenuhi
kebutuhan sekolah anaknya. Kebutuhan sekolah anak, mencakup peralatan sekolah dan
biaya sekolah. Peralatan sekolah seperti buku-buku sekolah, tas, pensil, buku gambar,
dan lain-lain. Kebutuhan sekolah anak, baik biaya dan peralatan sekolah tak bisa
dikatakan murah. Beberapa orangtua menyiapkan biaya pendidikan untuk anak-
anaknya dengan asuransi pendidikan bahkan sebelum anaknya bersekolah.
C. Mendampingi anak belajar di rumah.
Anak terkadang tidak langsung memahami materi pelajaran tertentu yang ia dapat di
sekolah. Anda, sebagai orangtuanya, diharapkan dapat membantunya menuntaskan
masalah tersebut. Saat di rumah, dampingi anak belajar dan bantu anak untuk
memahami materi pelajaran yang tidak dikuasainya.
D. Motivasi anak untuk meraih cita-citanya melalui pendidikan.
Pendidikan formal sangat penting bagi anak dalam meraih cita-citanya. Anda harus
memotivasi anak supaya rajin belajar dan bersekolah untuk meraih cita-cita yang
diinginkannya. Contoh: “Adek katanya ingin jadi dokter ya? Kalau ingin jadi dokter,
harus rajin belajar dan sekolah, supaya pintar dan cita-cita Adek tercapai”
E. Menciptakan suasana nyaman dalam belajar.
Ciptakan suasana rumah yang nyaman dan tenang sehingga anak dapat berkonsentrasi
saat belajar, seperti: kecilkan volume televisi atau matikan televisi, dan cahaya yang
cukup untuk belajar.
F. Perhatian dan kasih sayang.
Perhatian dan kasih sayang orangtua kepada anaknya sangat berperan dalam
mendukung keberhasilan pendidikan anak. Misalnya, saat anak kesulitan dalam
belajar, orangtua segera mencari solusi untuk mengatasinya, saat anak mendapatkan
masalah dengan teman-temannya orangtua juga dengan perhatian dan kasih sayangnya
membantu menghadapi masalahnya.
G. Menanamkan budi pekerti.
Menanamkan budi pekerti tak dapat dilepaskan dari peran orangtua. Banyak nilai-nilai
budi pekerti yang harus diajarkan kepada anak, seperti sopan dalam berkata, tidak
berkata jorok, menyapa orang lain, menghormati dan/atau menghargai orang lain, dan
lain-lain. Hal ini penting ditanamkan pada diri anak sejak dini sehingga mereka bukan
hanya menjadi anak yang cerdas di sekolah, tetapi juga cerdas dalam bersikap dan
bersopan santun.

F. PERAN ANGGOTA MASYARAKAT


Peran serta masyarakat dalam pendidikan memang sangat erat sekali berkait dengan
pengubahan cara pandang masyarakat terhadap pendidikan .
Jenis jenis peran serta masyarakat dalam pendidikan
Ada bermacam-macam tingkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan.
Yang biasa diklasifikasikan dalam, dimulai dari tingkat terendah ke tingkat lebih
tinggi,yaitu;
• Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Jenis ini adalah jenis
tingkatan yang paling umum, pada tingkatan ini masyarakat hanya memanfaatkan jasa
sekolah untuk pendidikan anak.
• Peran serta secara fasif. Artinya, menyetujui dan menerima apa yang diputuskan lembaga
pendidikan lain , kemudian menerima keputusan lembaga tersebut dan mematuhinya.
• Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada jenis ini,
masyarakat berpartisipasi dalam perawatan dan pembangunan fisik sarana dan prasaranan
pendidikan dengan menyumbangkan dana, barang atau tenaga
• Peran serta dalam pelayanan. Masyarakat terlibat dalam kegiatan belajar mengajar,
misalnya membantu sekolah dalam bidang studi tertentu.
• Peran serta sebagai pelaksana kegiatan yang didelegasikan/dilimpahkan. Misalnya,
sekolah meminta masyarakat untuk memberikan penyuluhan pentingnya pendidikan, dll.
• Peran serta dalam pengambilan keputusan. Masyarakat terlibat dalam pembahasan
masalah pendidikan anak , baik akademis maupun non akademis. Dan ikut dalam proses
pengambilan keputusan dalam rencana pengembangan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai