Anda di halaman 1dari 2

SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

Dosen pengampu : Sugiharto, M.A

Nama : Rahmawati
Semester : 1 (satu)
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Mata Kuliah : Sistem Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Sugiharto, M.A
Rangkuman. Sabtu, 19 November 2022

PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM


 Makna Pendidik dalam perspektif islam
pendidik adalah orang yang mendidik. Dalam pengertian lazim pendidik adalah orang dewasa yang
bertanggung jawab memberikan pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya,
mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT.
Dalam Islam, pendidik memiliki beberapa istilah seperti muallim, muaddib, murabbi dan ustad:
1) Muallim: Istilah ini lebih menekankan posisi pendidik sebagai pengajar dan penyampai pengetahuan dan
ilmu
2) Muaddib: istilah ini lebih menekankan pendidik sebagai Pembina moralitas dan akhlak peserta didik
dengan keteladanan
3) Murabbi: istilah ini lebih menekankan pengembangan dan pemeliharaan baik dalam aspek jasmaniah
maupun ruhaniah
4) Ustad: istilah ini merupakan istilah umum yang sering dipakai dan memiliki cakupan makna yang luas
yang sering disebut sebagai guru.
 Fungsi dan tugas pendididik dalam Pendidikan islam
1) Sebagai pengajar (instruksional), yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakam
program ynag telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan
(evaluasi).
2) Sebagai pendidik (educator), yang mengarahkan peserta didik pada tingkatan kedewasaan dan
berkepribadiaan kamil (sempurna)seiring dengan tujuan Allah SWT yang menciptakannya.
3) Sebagai pemimpin (managerial), yang memimpin, mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan
masyarakat yang terkait , terhadap berbagai masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan,
pengorganisasian, pengontrol, dan partisipasi atas program pendidikan yang dilakukan.
 Syarat-syarat Pendidik
a) Seorang pendidik harus orang dewasa, sebab hubungan anak dengan orang yang belum dewasa tidak
dapat menciptakan situasi pendidik dalam arti yang sebenarnya.
b) Identifikasi Norma, artinya menjadi satu dengan norma yang disampaikan dengan anak.
c) Identifikasi dengan anak, artinya pendidik dapat menempatkan diri dalam kehidupan anak hingga usaha
pendidik tidak bertentangan dengan kudrat anak.
d) Knowledge, mempunyai pengetahuan yang cukup perihal pendidikan.
e) Skill, mempunyai keterampilan mendidik
f) Attitude, mempunyai sikap jiwa positif terhadap pendidikan.
 Kompetensi Pendidik dalam Perspektif Islam
Kompetensi adalah suatu tugas yang memadai atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang. Kompetensi pendidik dalam Pendidikan islam :
1) Kompetensi Personal-Religius
Kemampuan dasar (kompetensi) yang pertama bagi pendidik adalah menyangkut kepribadian agamis,
artinya pada dirinya melekat nilai-nilai lebih yang akan diinternalisasikan kepada peserta didiknya.
2) Kompetensi Sosial-Religius
Kemampuan dasar kedua bagi pendidik adalah menyangkut kepeduliannya terhadap masalah-masalah
social selaras dengan ajaran Islam. Sikap gotong royong, tolong menolong, egalitarian (persamaan derajat
antara sesama manusia), sikap toleransi dan sebagainya juga perlu dimiliki oleh pendidik untuk selanjutnya
diciptakan dlam suasana pendidikan Islam dalam rangka transinternalisasi sosial atau transaksi sosial antara
pendidik dan anak didik.
3) Kompetensi Profesional-Religius
Kemampuan dasar yang ketiga ini menyangkut kemampuan untuk menjalankan tugasnya secara
professional dalam arti mampu membuat keputusan keahlian atas beragamnya kasus serta mampu
mempertanggung jawabkan berdasarkan teori dan wawasan keahliannya dalam perspektif Islam.
 Kode etik Pendidik dalam Perspektif Islam
seorang pendidik harus memiliki sifat-sifat tertenru agar ia dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik,
yaitu:
1. Memiliki sifat Zuhud, dalam artian tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari ridha
Allah.
2. Seorang Guru harus jauh dari dosa besar.
3. Ikhlas dalam pekerjaan.
4. Bersifat pemaaf.
5. Harus mencintai peserta didiknya.
• Dalam kutipan Al-Abrasy menjelaskan tugas dan kewajiban pendidik sebagai berikut :
1. Sayang kepada murid sebagaimana sayangnya kepada anaknya sendiri dan berusah memberi pelajaran
yang dapat membebaskannya dari api neraka.
2. Mengikuti akhlak dan keteladanan Nabi Muhamad SAW.
3. Membimbing murid secara penuh, baik dalam cara belajar maupun dalam menentukan urutan pelajaran.
4. Menasehati murid agar senantiasa berakhlak baik.
5. Menghindarkan diri dari sikap merendahkan ilmuilmu lain di hadapan anak.
6. Menjaga agar materi yang diajarkanya sesuai dengan tingkat kematangan dan daya tangkap muridnya.
7. Memilihkan mata pelajaran yang sesuai untuk anakanak yang kurang pandai atau bodoh.
8. Mengamalkan ilmunya, serta perkataannya tidak boleh berlawanan dengan realitas zhahir perbuatannya.
Kode Etik Pendidik
1) Menerima segala problem peserta didik dengan hati dan sikap yang terbuka dan tabah
2) Bersikap penyanun dan penyayang
3) Menjaga kewibawaan dan kehormatan
4) Menghindari dan menghilangkan sikap angkuh terhadap sesame
5) Bersifat rendah hati ketika berada di sekelompok masyarakat
6) Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia
7) Bersifat lemah lembut dalaam menghadapi peserta didiknya yang tingkat IQnya rendah, serta
membinanya sampai pada tingkat maksimal
8) Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi problem peserta didiknya
9) Memperbaiki sikap peserta didiknya, dan bersikap lemah lembut terhadap peserta didik yang
kurang lancar bicaranya
10)Meninggalkan sifat yang menakutkan bagi peserta didiknya, terutama kepada peserta didik yang
belum mengerti dan mengetahui
11)Berusaha memerhatikan pertanyaan-pertanyaan peserta didiknya, walaupun pertanyaan itu tidak
bermutu dan tidak sesuai dengan masalah yang diajarkan
12)Menerima kebenaran yang diajukan oleh peserta didiknya
13)Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan, walaupun kebenaran itu
datangnya dari peserta didik
14)Mencegah dan mengontrol peserta didik mempelajari ilmu yang membahayakan
15)Menanamkan sifat ikhas pada peserta didiknya
16)Mencegah peserta didik mempelajari ilmu Fardlu kifayah (kewajiban kolektif, seperti
mempelajari ilmu fardlu ‘ain (kewajiban individual, seperti akidah, syariah, dan akhlak).
17)Mengaktualisasikan informasi yang diajarkan pada peserta didik

Anda mungkin juga menyukai