Anda di halaman 1dari 4

GURU SEBAGAI JABATAN KARIR DAN PROFESI PERSPEKTIF PENDIDIKAN

ISLAM
Muhammad Zulkarnain Mubhar

5 konsep dan deskripsinya yang Anda temukan di dalam Bahan Ajar.


1. Jabatan Karir. karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan
pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan
rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan. Dengan demikian karir seorang
individu melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai macam kesempatan. Jabatan
karier dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: a) Jabatan Struktural, yaitu jabatan yang
secara tegas ada dalam struktur organisasi seperti Sekretaris Jenderal, Direktur
Jenderal, Kepala Biro, dan Staf Ahli. b)Sedangkan Jabatan Fungsional, yaitu jabatan
teknis yang tidak tercantum dalam struktur organisasi, tetapi dari sudut pandang
fungsinya sangat diperlukan dalam pelaksansaan tugas-tugas pokok organisasi,
misalnya: auditor (Jabatan Fungsional Auditor atau JFA), guru, dosen, dokter, dll.
Dengan demikian dapat kita simpulkan Jabatan Karir Guru termauk jabatan
Fungsional.
2. Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau
keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan
pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua
pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para
pemangkunya. Profesi guru adalah pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh
sembarang guru dengan suatu persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang
dikembangkan khusus.
3. Kompetensi profesional, yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses
pembelajaran. Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru
berkenaan dengan aspek:
a. Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas sebagai
sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses pembelajaran.
b. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, keaktifan siswa harus selalu
diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi mengajar
yang tepat
c. Guru harus memperhatikan prinsipprinsip didaktik metodik sebagai ilmu
keguruan.
d. Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik guru harus dapat melaksanakan
sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang digunakan untuk
mengukur hasil belajar harus benar dan tepat.
Dengan demikian kriteria kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut: a)
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan mendukung mata
pelajaran yang diampu. b) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. c) Mengembangkan materi pelajaran
yang diampu secara kreatif. d) Memanfaatkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan melakukan tindakan reflektif. e) Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri
4. guru dalam pendidikan Islam hendaklah memiliki sifat zuhud, bersih, ikhlas, pemaaf,
berperilaku kasih sayang terhadap murid layaknya orang tua kepada anak,
mengetahui watak murid, dan menguasai pelajaran. guru adalah spiritual father atau
bapak-rohani bagi murid. Gurulah yang memberi santapan jiwa dengan ilmu. guru
agama Islam dituntut untuk memiliki sifat-sifat utama (fadhilah) dan karakter positif
sebagai pendidik (akhlak al karimah). Seterusnya, guru agama Islam menuntut ilmu
tidak sekedar thalabu al ‘ilmi li dzat al ‘ilmi atau science for science, melainkan
thalabu al ‘ilmi mardhatillah.
5. guru yang ideal (professional) memiliki karakteristik yang dicontoh dari nabi adalah:
a. Menerima segala problem anak didik dengan hati dan sikap yang terbuka lagi
tabah, bersikap penyantun dan penyayang
b. Tidak angkuh terhadap sesame
c. Tawadhu
d. Taqarrub
e. Menghindari akivitas yang sia-sia
f. Lemah lembut pada anak
g. Tidak pemarah
h. Tidak menakutkan bagi anak
i. Memperhatikan Pertanyaan dan Menerima kebenaran dari anak yang
membantahnya
j. Mencegah anak mempelajari ilmu berbahaya
k. Mengaktualisasikan ilmu yang dipelajari.
Evaluasi dan refleksi atas pemaparan materi pada Bahan Ajar.
Jabatan Krier dan profesi guru merupakan sebuah tanggung jawab yang mulia, kemampuan
untuk menjalankan jabatan dengan baik, meningkatkan jenjang karier juga penting dan
menjadi guur yang professional adalah hal yang paling utama, hal ini dikarenakan berkaitan
dengan kemampuan guru dalam menunjukkan kemampuannya melaksanakan tugas sebagai
guru yang professional. Diantaranya, merencanakan pemebelajaran, emlakasanakan
pembelajaran, mengembangkan aktifitas pembelajaran menguasi materi ajar, melakukan
evaluasi pembelajaran, dan tidak ahanya itu sebagai pendidik ia bertugas mengembangkan
seluruh potensi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Adapaun guru agama islam dalam profesinya harus mampu mengusai materi ajar Agama
islam, metode startegi, evaluasi pembelajaran dan seluruh aspek pembelajaran, dalam
menjalankan tugasnya. Selain itu keprofesionalan guru agama hendaknya mengikut karakter
baik pada dirinya, berprilaku baik ber-akhlak mulia dan menjadi uswatun hasanah. Adapun
Contoh utama baginya adlah Rasulullah Saw. Sebagai NAbi dan Rasul serta pemimpin umat
islam yang mengajarkan dnegan Akhlak dan dengan sifat mulia. Sebagai bapak rohani
(spiritual Father) yang menenamkan Nilai-nilai ajaran agama kepada peserta didik disekolah,
tetu keprofsionalanya perlu di perhatikan dan ditingkatkan agar mengikuti perkebangan
peserta didik dan zaman serta tidak salah dalam menyampaikan agart tidak terjadi slah
arahnya peserta didik dalam beragama.

kelebihan dan kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada Bahan Ajar
Kelebihan pada jurnal ini adalah menjabarkan dengan baik sperti apa guru professional dalam
perspektif islam.
Kekurangannya sedikit sekali penguatan profesi guru dari dalail-dali yang berkaitan dengan
Guru sebagai seorang ‘Alim, Ulama, dan sebutan lainnya dalam islam yang mana sebagian dari
nama-nama itu adalah professional dalam bidangnya, serta keutamaan guru dalam islam juga
sedikit sekali pembahasannya.

Kaitan Bahan Ajar dengan nilai moderasi beragama.


Adpun nilai moderasi Bergama alam hal ini adalah bagaimana kita sebagai seorang guru
memahami hakikat guru dalam padnangan islam, menghadirkan karakter kuat dalam diri, dan
mengembangkan keprofesionalan guru dengan cara Ishlah mngembangkan kreatifitas dan
inovasi dalam meningkatkan profesionalisme seorang guru Agama.
KOMPETENSI GURU ABAD 21 SEBAGAI TUNTUTAN GENERASI Z
BP PAUD dan DIKMAS Lampung

5 konsep dan deskripsinya yang Anda temukan di dalam Bahan Ajar.


1. Tantangan guru abad 21 adalah perkembangan information, communication and
technlogi (ICT) yang berkembang dengan pesat dan serba cangging (sophistuicated)
yang membuat dunia ini seakan lebih smepit, dimana semuanya dapat diakses dalam
waku capat singkat dan menghemat waktu, dapat dilakukan siapapun, kapanpundan
dimanapun.
2. Terdapat 7 tantangan guru di abad 21, yaitu :
a. Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki beragam
budaya dengan kompetensi multi bahasa.
b. Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk mengkonstruksi makna
(konsep).
c. Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif. KATEGORI
TULISAN Berita ▶ Galeri ▶ Layanan ▶ BERITA LAINYA • Maklumat Pelayanan
• Tolak Ukur Keberhasilan Kurikulum Merdeka Hadirnya Keceriaan dan Perilaku
Positif Anak di Jenjang PAUD Hingga PT • Kapasitas E-Learning Pengasuhan Anak
dan Pusat Pembelajaran Keluarga Dioptimalisasi
d. Teaching and technology, mengajar dan teknologi.
e. Teaching with new view about abilities, mengajar dengan pandangan baru mengenai
kemampuan.
f. Teaching and choice, mengajar dan pilihan.
g. Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas.
3. Orientasi Guru Abad 21 yang dicanangkan oleh UNESCO ada 4 yaitu :
o Learning to know (belajar untuk mengetahui) Learning to know, yaitu proses belajar
untuk mengetahui, memahami, dan menghayati cara-cara pemerolehan pengetahuan
dan pendidikan yang memberikan kepada peserta didik bekal-bekal ilmu
pengetahuan.
o Learning to do (belajar melakukan atau mengerjakan) Learning to do, yaitu proses
belajar melakukan atau mengerjakan sesuatu. Belajar berbuat dan melakukan
(Learning by doing) sesuatu secara aktif ini bermakna pendidikan seharusnya
memberikan bekal-bekal kemampuan atau keterampilan.
o Learning to live together (belajar untuk hidup bersama) Learning to live together,
yaitu pendidikan seharusnya memberikan bekal kemampuan untuk dapat hidup
bersama dalam masyarakat yang majemuk sehingga tercipta kedamaian hidup dan
sikap toleransi antar sesama manusia.
o Learning to be (belajar untuk menjadi/mengembangkan diri sendiri). Learning to be,
yaitu pendidikan seharusnya memberikan bekal kemampuan untuk mengembangkan
diri.
Keempat konsep ini merupakan cara untuk mengupayakan peserta didikmemahami
dirinya sebagai pembelajar sepanjang hayat, Long life education. Dalam islam dikenal
dengan istilah ” Uthlubul ‘ilma minal mah di ilal lahdi”. Tuntutlah ilmu dari buaian
hingga liang lahat.
4. Untuk peningkatan kompetensi guru dalam menghadapai tantangan guru pada abad 21
dan mengahdapi generasi Z ini dilakukanlah berbagai kegiatan salahsatunya UKG yaitu
Uji kompetensi guru, uji ini dilaksanakan untuk engukur kompetensi dasar guru dalam
menjalankan tugasnya sebagi guru. Tujuan memperkuat peran guur dalam melaksanakan
tugas pendidikan dan meamjukan pendidikan nasional.
5. Setelah dilaksanakannya sebuah Uji kompetensi Guru selanjutnya tentu ada
pendampingan atau pembimbingan yang dilakukan pembimbingan ini dilaksnaakan
untuk meningkatkan kapasitas kompetensi guru. Pembimbingan dapat dilakukan secara
individual dengan melaksanakan PPG misalnya, atau bebasis komunitas disekolah,
pembimbingan juga efektif mengembangkan kepemimpinan guru dan budaya
pembelajaran profesional di sekolah. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam
penetapan struktur organisasi pembimbingan ini adalah tahap perkembangan guru –
tahap-tahap kognitif, ego, dan moral, dan juga tahap karir mereka.
Evaluasi dan refleksi atas pemaparan materi pada Bahan Ajar.
Perkembanagan Teknologi informasi dan komunikasi adalah tantangan besar saat ini yang
akan dihadapi pada abad 21 ini, generasi milenial akan tergeser oleh generasi Z yang akan
menguasai perkembangan ICT ini, namun pendapat penulis terkait artikel ini perlu adanya
pembahasan terkait dnegan tangtangan mental dan moral yang juga perlu perhatian, memang
teknologi terus berkembang namun tantangn sikapnya juga harus jadi perhatian.
kelebihan dan kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada Bahan Ajar
kelebihan jurnal ini adalah kita mendapat inofrmasi tantang guru abad 21, informasi
yang diberikan sangat penting untuk saat ini bagi guru.
Kekurngannya adlaah sedikit sekali penjabaran terkait dnegan generasi Z, hal yang
harus dilakukan guru, serta cara peningkatan komptensi guru dengan lebih rinci lagi
hendaknya.
Kaitan Bahan Ajar dengan nilai moderasi beragama.
Adapun nilai moderasi dalam jurnal ini adalah perlunya kepeloporan dalam pembahasana dan
peningkatan kompetensi guru dalam mengahadapi tantang abad 21 dan generasi Z yang akan
menjalankan arah perkemabnagn zaman abad 21 ini.kepeloporan ini dimaksud adalah, adanya
agen-agen pergerakan atau pemerintah untuk melakukan persiapan dan melaksanakan
pembimbingan bagi guru dalam mengemabngkan kapasitasnya dan komptesninya untuk
persiapan diri. Dan guru sebagai pelaksana perubahan juga harus mempelopori didir untuk
mengembangkan kompetensi dalam mengahadapi tantang abad 21 dan generasi Z. sperti
pelatihan PPG, UKIN, Komutas belajar, Guru Penggerak dan Workshop ITC yang bergua
baginya untuk melaksanakan tugas sebagai guru.

Anda mungkin juga menyukai