Makalah
OLEH
SULANI, S.Pd.
PENDAHULUAN
gangguan dalam proses belajar mengajar. Suatu kondisi yang optimal dapat
tercapai jika guru mampu siswa dan sarana pengajaran serta mengedalikannya
anak didik dan bahan pengajar yang menimbulkan proses belajar (Uzer Usman,
1988:6).
mengajar yang berarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Hal ini sejalan dengan
yang dikatakan oleh Syarifudin Nurdin bahwa guru sebagai salah satu komponen
1
Di samping itu pula guru bertanggung jawab memelihara lingkungan
fisik kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar dan lingkungan yang
baik adalah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar,
memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuannya (Uzer Usman,
suatu pengelolaan kelas yang baik agar tercapainya proses belajar mengajar yang
atau anak didik. Karena dorongan itulah maka perlu adanya suatu penelitian yang
mengamati tentang usaha apa yang akan dilakukan oleh guru dalam mengelola
kelas maka dalam penelitian ini penulis mencoba mengamati guru dalam
B. Rumusan Masalah
berikut :
dasar ?
2
C. Tujuan Pembahasan
sebagai berikut:
tugasnya
D. Metode Pembahasan
3
BAB II
KAJIAN TEORITIS
ialah meminpin anak ke arah kedewasaan, jadi yang kiata tuju dalam pendidikan
gambaran kedewasaan yang senan tiasa dapat dibayangkan oleh anak dalam diri
perkembangan jaman. Sehingga sampailah pada saat dewasa ini, guru bukan
merupakan satu-satunya kontrol sosaial, melainkan dalam hal ini guru mempunyai
dan pembimbing. Manusai sejak lahir sudah di anugrahi fitrah, untuk membina
dan mendidik serta melatih anak agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa. Ini ditegaskan dalam Al- Qur’an QS. Ar-Rum ayat 30.
Fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan
pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
4
1. Kode Etik Guru
masing.
kreasi anak didik agar kelak dapat menunjang masyarakat yang sedang
membangun.
didiknya masing-masing.
5
c. Guru memberi pelajaran di dalam menerapkan kurikulum tanpa membeda-
a. Komunikasi guru dan anak didik di dalam dan di luar sekolah dilandaskan
dengan orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
b. Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua murid sehingga dapat
di tempat itu.
6
c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai
1. Membaca buku-buku
3. mengikuti penataran
profesinya.
7
b. Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik
pengabdi pendidikan.
masyarakat sekitarnya
Organisasi PGRI)
8
2. Guru sebagai pembimbing, pengajar dan pendidikan
adalah rendah atau hina jika dibandingkan dengan pekerjaan kantor atau bekerja
disuatu PT. Hal ini di sebabkan pandangan masyarakat terhadap guru masih
sempit dan ficik, suatu pandangan yang umumnya yang bersifat meteriallistik,
Dari uraian dimuka telah jelas bahwa pekerjaan guru itu berat, tetapi
luhur dan mulia. Tugas guru tidak ada “mengajar”,teapi juga “mendidik”.maka
yang harus dimiliki guru jika kita menghendaki agar tugas atau pekerjaan guru
9
B. Manajemen Waktu Belajar Siswa
pengajaran. Suatu tujuan pendidikan akan senantiasa dapat tercapai dengan baik
apabila di tunjang oleh alokasi waktu yang baik,akan tetapi efektivitas waktu
alokasi waktu yang baik.hal ini berarti waktu sebagai Batasan (kontrol) proses
1. Pengertian belajar
sebagai berikut:
10
2. Kesiapan Belajar
Setiap bahan pelajaran dapat diajarkan pada anak secara epektif bila
sesuai dengan tingkat perkembangan anak tersebut ada tiga masalah penting
a. Perkembangan intelek
cara anak melihat lingkungannya dengan cara memberi arti bagi doiri sendiri.
b. Kegiatan belajar
c. Sepiral kurikulum
terbuka. Kurikulum memiliki struktur bahan ajar, yang disusun atau dibentuk
sekitarnya.
Mengenai pemusatan perhatian dan minat belajar terletak dalam sustu kontinum
11
yang bergerak dari sikap apatis atau tidak menaruh minat sampai dengan yang
sangat berminat.Minat atau perhatian ini sangat erat kaitannya dengan proses
pendek).dan ada juga yang bersifat menetap (jangka panjang). Beberapa hal yang
dapat diusahakan untuk membangkitkan belajar pada anak yaitu pemilihan bahan
pelajaran yang berarti pada anak menciptakan kegiatan belajar yang dapat
yang dapat diajakan dalam bentuk pikiran yang yang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
12
BAB III
PEMBAHASAN
merupakan, suatu proses perubahan tingkah laku indifidu melalui interaksi dengan
pendidikan
Maka dalam kesempatan ini penulis mencoba memaparkan beberapa upaya dalam
pendidikan maka dalam hal ini pendidikan memberikan stimulasi yang kuat
terhadap proses pembelajaran itu sendiri bentuk pendidikan tertentu akan sangat
memegang erat tujuan pendidikan nasional senantiasa akan mencapai tujuan itu
13
berarti ia hurus dapat menentukan diri sendiri dan tanggung jawab sendiri. Namun
pada kenyataannya di lapangan anak belum mengenal diri sendiri “Aku” baru
pada puberitas anak mulaa mengenal “Akunya”, mulai Memilih dan mengenal
nilai-nilai hidup.
merupakan dari dua sisi dari sebuah mata uang. Hawa Syaodih (2005:131).
belajar merupakan suatu upaya yang dilakukan guru agar siswa belajar. Apa bila
kita mengkaji teori-teori belajar pada bab II, hampir seluruhnya di kembangkan
1. Belajar intuitif
penguasaan anak secara verbal dan numerical. Berpikir intuitif tidak memiliki
langkah-langkah yang dapat di rumuskan secara pasti dan teliti, lebih merupakan
suatu monuver yang di dasarkan pada persepsi inplisif dari keseluruhan masalah.
2. Belajar bermakna
pengetahuan baru dalam struktur ide yang telah ada. Dalam belajar menerima
keseluruhan bahan pelajaran di sejikan kepada si pelajar dalam bentuk yang sudah
14
sempurna, pada proses pembelajaran discovery learning (mencari) karena bahan
sendiri.
Ada dua hal penting dalam konsep belajar bermakna, yaitu stuktur
kognitif dan materi pengetahuan baru. Stuktur kognitif adalah segala pengetahuan
yang telah dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan belajar yang lalu. Syarat dalam
b. Siswa harus memiliki konsep yang sesuai dengan materi yang akan
dipelajari.
yang punya makna, penuh arti, jelas nyata pembedaannya dengan yang lain.
inti. Maka merupakan isi dari stuktur kognitif,yang terjadi karena materi yang
C. Kesiapan Belajar
Bahan pelajar diajukan kepada anak semua efektif bila sesuai dengan
anak adalah memprensentasikan strutur bahan pelajaran sesuai dengan cara anak
15
suatu translation suatu dugaan umum bahwa ide atau konsep dapat di sepresikan
dengan sebenar –benarnya dan sebaik-baiknya dengan tingkat anak pada tingkat
usia tertentu. Menurut Piaget (2005:142) ada empat tingkat perkembangan anak,
yaitu
rangsangan.
hepotesis dan bukan lagi pada tingkat pengalaman atau terbatas pada apa
- Perencanaan pengajaran
a. Tujuan
b. Bahan pelajaran
16
c. Kegiatan belajar mengajar
e. sumber
hanya guru kepada siswa saja, tetapi juga interaksi timbal balik
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian di atas,maka dapat disimpulkan yaitu sebagai
berikut :
1. Profesionalisme Guru dalam mengalokasikan waktu belajar siswa didorong
oleh rasa tanggung jawab mereka sebagai tenaga pendidik yang harus
mencapai tujuan pendidikan semaksimal mungkin yang sesuai dengan GBPP
yang berlaku
2. Proses belajar mengajar yang di tunjang oleh loyalitas dan disiplin tinggi akan
menciptakan kegiatan belajar mengajar yang lancar dan kondusif. Hal itu
karena tidak lepas dari peranan yang besar dari guru-guru dalam mengelola
kelas
3. Untuk mencapai tujuan pembelajaran siswa,perlu adanya Variasi metoda
pembelajaran siswa, guna membangkitkan minat dan bakat belajar siswa
dalam kaitannya dengan pendidikan Nasional.
B. Saran
1. Hendaknya guru-guru yang mengajar lebih meningkatkan lagi peranannya
dalam pengelolaan kelas, sehingga dengan demikian akan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa
2. Hendaknya untuk kelancaran KBM, para siswa juga ikut berperan aktif dalam
KBM sehingga akan terjalin suatu hubungan yang harmonis antara siswa
dengan guru dan siswa dengan siswa lainnya.
3. Untuk kelancaran KBM hendaknya lembaga menyediakan sarana dan fasilitas
yang mendukung kegiatan belajar mengajar.
18